Anda di halaman 1dari 2

TERSENYUM BERSAMA KARYA kerap bertanya, menggambar, serta mencari

ANDREA HIRATA sosok Tegar hingga berjumpa setelah dewasa,


Sabari yang terobsesi setengah mati pada
15 Tahun mengembara Marlena yang tak bisa mengendalikan diri
dunia dan tersenyum sendiri. Karier sebagai badut yang dirintis Hob
bersama karya-karya dari nol hingga puncak kejayaannya; tampil di
Andrea Hirata Novel depan ayahnya yang menonton pertunjukkan
Laskar Pelangi edisi dengan kebak penuh perasaan kagum dan
ke-50. Dengan gembira bangga di dada.
menyambut cetakan ke-
50 novel Laskar
KELEBIHAN
pelangi. Melalui karya-
Pada isi novel tersebut memiliki peribasa yang
karya asli ini kita dapat
tak biasa. Alur cerita sama sekali tidak kuno,
melihat gaya penulisan Andrea Hirata yang
tidak kolot, dan tidak konvensional. Pembaca
sesungguhnya, serta dapat menjadikan karya-
disuguhi serpihan-serpihan cerita yang pada
karya itu sebgaia koleksi literatur. Novel Ayah
banyak bagian tidak bersambungan. Seperti
dan Sirkus Pohon ini adalah edisi asli novel
potongan puzzle yang berserakan. Pabrik
Ayah dan kisah-kisah dalam novel Sirkus
timah, bengkel sepeda, surat-menyurat, radio
pohon yang sebelumnya di terbitkan secara
kuno, benda-benda lama dan peristiwa-
terpisah.
peristiwa yang hanya bisa terjadi seputar era
Orde Baru, menunjukkan cerita berlatar
-Cetakan Pertama, Februari 2020. belakang masa lalu. Tidak hanya sekedar
-Cetakan Kedua, Januari 2021. menceritakan, tetapi juga menyajikan cerita
-Cetakan Ketiga, Agustus 2021 secara berseni tinggi bagai puisi. Bernas,
filosofis, bergaya bahasa perbandingan-
SINOPSIS personifikasi-perumpamaan, dan rima.
pengarang ini melontarkan kritik pada dunia
Dari kata Ayah, ia adalah sosok yang
politik. Tepatnya para pelaku politik,
memberikan contoh, bagaimana untuk selalu
menyentil perilaku legislatif maupun
kuat dan tegar dalam menjalani kehidupan,
eksekutif. Seperti menjentik perilaku penguasa
untuk kata Sirkus Pohon sendiri adalah
yang rakus kekuasaan, bertindak semena-mena
rombongan sirkus milik Ibu Bos yang jatuh
pada pihak yang berseberangan, korup, lupa
bangun diterpa kemalangan, begitu juga
daratan, dan amoral.
kemalangan tersebut menerpa pada pekerja di
rombongan sirkusnya.
KEKURANGAN
JALAN CERITA Sayangnya, cerita terlalu cepat berakhir.
Pusaran cerita ada pada tokoh aku, Sobirin. Banyak sisa adegan yang dibiarkan kosong
Gara-gara kawanku Sanusi yang setiap melompong sehingga menimbulkan beberapa
melafalkan S menjadi H, kerap kemudian tanya di benak. Di awal cerita juga masih
dipanggil Hobirin. Populer dengan kesusahan untuk membayangkan banyaknya
nickname Hob. Cerita bermula dengan aktor dengan nama-nama dan kondisi yang
keluarga Hob: ayah, adik, dan kakaknya. hampir mirip. Dan di setiap slide berganti
Selanjutnya selingkung kawan-kawannya. jalan dan alura cerita. Dibagian akhir, kembali
Kemudian berganti-ganti mengenai pasangan kebingunan, terutama dibagaian penutup.
yang dimabuk cinta, termasuk cinta bertepuk Dengan segala kekurangannya, buku ini masih
sebelah tangan. Hob yang selalu membawa sangat menarik dan memancing tawa.
oleh-oleh delima untuk Dinda, Tara yang
REKOMENDASI KUTIPAN
Menurut saya, Ayah dan Sirkus Aku tak lagi menulis apa yang ingin kutulis,
Pohon adalah novel yang sangat di namun apa yang harus kutulis, untuk keadilan
rekomendasikan untuk di baca. Di kemas pendidikan Indonesia.
dengan kisah antara ayah dan anak.
Mengkritisi kondisi sosial masyarakat Identitas Novel
Indonesia dengan gaya yang kocak dan
Judul Buku : Ayah dan Sirkus
memikat. Gaya bertutur pengarang kaya akan
Pohon
humor. Kaya dengan kelucuan hampir tersebar
Penulis : Andrea Hirata
di setiap halaman. Banyaknya lelucon yang di
buat Andrea Hirata, yang dibumbui kata-kata Tebal Buku : 196
mutiara atau peribahasa lama, bahkan petuah Penerbit : Bentang Pustaka
lama. Dengan di bumbui kesnyuman dan Tahun Terbit : 2020
kesedihan.

PENUTUP
Beberapa karya sastra memang di takdirkan
untuk menjadi abadi, menjadi warisan literatur
dunia. Keindahan dan pengaruhnya terus
hidup dari generasi ke generasi, di belahan
dunia mana pun, tak lekang oleh waktu.
Selamat membaca, Selamat berkarya.

Anda mungkin juga menyukai