Anda di halaman 1dari 35

HASIL WORKSHOP PTK MGMP BAHASA JAWA-SMP KAB BATANG

UPAYA PENINGKATAN KEBERANIAN DAN KEMAMPUAN MEMBACA GEGURITAN MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL BAGI PESERTA DIDIK KELAS VIIIA SMP NEGERI 2 BANDAR PADA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh Sukarni, S.Pd. NIP. 19690420 199103 2 009

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BATANG SMP NEGERI 2 BANDAR DESA TOSO KEC. BANDAR KAB. BATANG PROV. JAWA TENGAH 2012

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIP Instansi Pangkat/Gol. Jabatan : Sukarni, S.Pd. : 19690420 199103 2 009 : SMP Negeri 2 Bandar : Pembina , IV/a : Guru Pembina

Telah melakukan penelitian dengan judul : Upaya Peningkatan Keberanian dan Kemampuan Membaca Geguritan melalui Media Audio Visual bagi Peserta Didik Kelas VIIIA SMP Negeri 2 Bandar pada Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013

Bandar, Peneliti

September 2012

Sukarni, S.Pd. Disahkan oleh: Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Bandar Petugas Perpustakaan SMP Negeri 2 Bandar

Agus Chalim NIP. 19590817 198803 1 006

Any Sihtriani NIP. 19820712 200801 2 009

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah Robbul izzati yang tiada pernah berhenti memberikan kenikmatan kepada hamba-Nya, karena Allah juga penulis bisa menyelesaikan laporan PTK ini dengan lancar.

Laporan PTK ini disusun guna memenuhi syarat dalam program pengembangan karir PTK Dikdas Direktorat P2TK Diknas Kemendikbud tahun 2012 untuk MGMP Bahasa Jawa SMP Kabupaten Batang Jawa Tengah. Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian laporan PTK ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Direktorat P2TK Diknas, Kemendiknas tahun 2012 sebagai penyelenggara program bantuan dana pengembangan karir PTK 2. Bapak Drs. Sabino Suwondo, MM selaku Kepala Disdikpora Kabupaten Batang 3. Bapak Agus Chalim selaku kepala SMP Negeri 2 Bandar yang telah membantu dalam proses perizinan guna mengadakan penelitian 4. Bapak Drs. Arju Rahmanto, M.Ag. selaku pembimbing dari LPMP Jawa Tengah yang dengan tekun dan teliti membimbing hingga terselesaikannya laporan PTK ini 5. Bapak dan Ibu guru yang tergabung dalam MGMP Bahasa Jawa Kabupaten Batang yang dengan penuh semangat memberi motivasi hingga terselesaikannya laporan PTK ini 6. Bapak Ridwan, S.Pd. selaku kolabolator yang telah membantu selama penelitian 7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan PTK ini Penulis menyadari bahwa dalam laporan PTK ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan PTK ini. Harapan penulis semoga laporan PTK ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya.

Bandar, September 2012

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

LEMBAR PENGESAHAN . ii KATA PENGANTAR . iii DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... v vii

DAFTAR GAMBAR ... viii DAFTAR LAMPIRAN ... ABSTRAK .. BAB I PENDAHULUAN ... ix x 1 1 5 6 6 7 7 9 9

A. Latar Belakang Masalah .. B. Identifikasi Masalah C. Pembatasan Masalah ... D. Rumusan Masalah ... E. Tujuan Penelitian . F. Manfaat Penelitian ... BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ..

A. Kajian Teori .

B. Penelitian yang Relevan .. C. Kerangka Berfikir D. Hipotesis Tindakan ..

16 16 19

BAB III PROSEDUR PENELITIAN .. 20 A. Setting Penelitian . B. Subyek Penelitian C. Sumber Data D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data E. Validasi Data ... F. Analisis Data ... G. Indikator Kinerja . H. Prosedur Tindakan ... BAB IV 20 23 25 25 27 27 28 28

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ... 35 35 38 47 56 63 64 64 65 66 67 68

A. Deskripsi Kondisi Awal .. B. Deskripsi Hasil Siklus I ... C. Deskripsi Hasil Siklus II .. D. Pembahasan/Diskusi E. Hasil Tindakan . BAB V PENUTUP ...

A. Simpulan .. B. Implikasi .. C. Saran .... DAFTAR PUSTAKA . LAMPIRAN LAMPIRAN ...

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Alokasi Waktu Penelitian 2. Data Peserta Didik Kelas VIIIA .. 3. Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal (Pratindakan) 4. Hasil Observasi Tingkat Keberanian Membaca Geguritan Kondisi Awal (Pratindakan) 5. Hasil Observasi Tingkat Keberanian Membaca Geguritan Siklus I 6. Nilai Ulangan Harian Akhir Siklus I ... 7. Hasil Refleksi Siklus I . 8. Hasil Observasi Tingkat Keberanian Membaca Geguritan Siklus II .. 9. Nilai Ulangan Harian Akhir Siklus II . 10. Hasil Refleksi Siklus II ... 11. Tindakan, Hasil Pengamatan, dan Hasil Refleksi dari Kondisi Awal ke Siklus II (Kondisi Akhir) 12. Hasil Observasi Tingkat Keberanian Membaca Geguritan dari Kondisi Awal ke Siklus II (Kondisi Akhir) 60 57 37 42 43 44 51 53 54 21 23 36

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir 2. Pelaksanaan Tindakan dalam Dua Siklus 17 29

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian 2. Surat Pemberian Izin Penelitian .. 3. Lembar Angket 4. Hasil Angket Tingkat Keberanian dan Kemampuan Membaca Geguritan Kondisi Awal (Pratindakan) ... 5. Kriteria Kemampuan Membaca Geguritan . 6. Hasil Ulangan Harian Membaca Geguritan Kondisi Awal (Pratindakan) 72 73 69 70 71

... 7. Hasil Observasi Tingkat Keberanian Membaca Geguritan Kondisi Awal (Pratindakan) . 8. Rekap Hasil Observasi Tingkat Keberanian Membaca Geguritan Kondisi Awal (Pratindakan) 9. Hasil Observasi Tingkat Keberanian Membaca Geguritan Siklus I.. 10. Rekap Hasil Observasi Tingkat Keberanian Membaca Geguritan Siklus I . 11. Hasil Ulangan Harian Membaca Geguritan Siklus I .. 12. RPP Siklus I 13. Teks Geguritan 14. Hasil Observasi Tingkat Keberanian Membaca Geguritan Siklus II (Kondisi Akhir) 15. Rekap Hasil Observasi Tingkat Keberanian Membaca Geguritan Siklus II (Kondisi Akhir) 16. Hasil Ulangan Harian Membaca Geguritan Siklus II . 17. RPP Siklus II .. 18. Rekap Hasil Ulangan Harian Membaca Geguritan Kondisi Awal, Siklus I, Kondisi Akhir 19. Foto-Foto Kegiatan Penelitian .

74

75

77 78

80 81 82 86

87

89 90 91

94 95

ABSTRAK
Upaya Peningkatan Keberanian dan Kemampuan Membaca Geguritan melalui Media Audio Visual Bagi Peserta Didik Kelas VIIIA SMP Negeri 2 Bandar pada Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 Oleh Sukarni, S.Pd.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keberanian dan kemampuan membaca geguritan bagi peserta didik kelas VIIIA SMP Negeri 2 Bandar pada semester I tahun pelajaran 2012/2013 melalui pemanfaatan media audio visual. Penelitian ini mengambil setting di SMP Negeri 2 Bandar Kabupaten Batang. Peserta didik kelas VIIIA SMP Negeri 2 Bandar pada semester I tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 26 orang terdiri dari laki-laki 11 orang dan perempuan15 orang sebagai subyek penelitiannya. Keberanian dan kemampuan membaca geguritan dari peserta didik kelas VIIIA rata-rata masih rendah dibandingkan dengan kelas lainnya. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan, yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Data penelitian diambil dari sumber data primer yang berbentuk tes dan data sekunder yang berbentuk nontes. Teknik pengumpulan data berbentuk tes dan nontes (observasi, dokumentasi, angket). Alat pengumpulan data berbentuk butir soal tes, pedoman observasi, dan lembar angket. Data divalidasi dengan menggunakan content validity kisi-kisi untuk data tes dan triangulasi sumber/kolaborasi untuk data nontes. Analisis data menggunakan analisis deskriptif komparatif untuk data kuantitatif dan deskriptif kualitatif untuk data kualitatif. Pemanfaatan media audio visual dalam pembelajaran membaca geguritan pada peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 2 Bandar semester I tahun pelajaran 2012/2013 selalu mengalami peningkatan setiap siklusnya. Kondisi awal (pratindakan) sedikit (50,77%), siklus I agak banyak (68,47), dan siklus II/kondisi akhir menjadi banyak (76,15%). Sedangkan kemampuannya juga mengalami peningkatan. Dari hasil UH kondisi awal ke siklus I meningkat sebesar 7,76% dari nilai rerata 64,42 menjadi 69,42. Dari siklus I ke siklus II (kondisi akhir) juga meningkat sebesar 4,71% dari 69,42 menjadi 72,69. Sedangkan untuk kondisi awal ke siklus II (kondisi akhir) mengalami peningkatan sebesar 12,84% dari nilai rerata 64,42 menjadi 72,69. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keberanian dan kemampuan peserta didik dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan media audio visual.

Kata Kunci : Keberanian, Kemampuan, Membaca Geguritan, Media Audio Visual

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (pasal 3 UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003). Berbagai upaya dalam pendidikan telah dilaksanakan antara lain kajian-kajian guna pengembangan dan penyempurnaan kurikulum, meningkatkan kompetensi guru, meningkatkan sarana prasarana, meningkatkan kreativitas penggunaaan metode dan media, dan lain-lain. Di Indonesia upaya pengembangan tersebut dilakukan secara bertahap, fungsional, terarah, konsisten, dan disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan atau teknologi. Peningkatan mutu pendidikan perlu adanya pengembangan dan pembaharuan di bidang pendidikan. Salah satu pilar upaya peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan melalui peningkatan kualitas pembelajaran yang salah satunya adalah penggunaan multi media. Media dikatakan relevan apabila mampu mengantarkan peserta didik mencapai tujuan pendidikan melalui pengajaran. Mata pelajaran Bahasa Jawa termasuk dalam kelompok mata pelajaran muatan lokal yang wajib diajarkan dari jenjang pendidikan dasar sampai menengah di lingkup provinsi Jawa Tengah. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Jawa mencakup empat komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek :

mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tadi tidak diajarkan secara terpisah tetapi secara terpadu (intergrated). Dalam satu pembelajaran boleh memberikan dua, tiga, bahkan empat aspek tersebut. Namun, harus ada satu aspek yang diprioritaskan. Pembelajaran bahasa Jawa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Jawa dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan dan budaya Jawa. Dalam standar kompetensi aspek membaca untuk kelas VIII semester I disebutkan bahwa peserta didik mampu membaca bacaan sastra, nonsastra dalam berbagai teknik membaca, dan bacaan berhuruf Jawa. Standar kompetensi tadi dijabarkan ke dalam kompetensi dasar yang salah satunya adalah membaca indah geguritan. Ini berarti peserta didik harus mampu membaca indah geguritan. Namun, kenyataan yang ada di lapangan masih banyak peserta didik di SMP Negeri 2 Bandar Kabupaten Batang yang kurang senang membaca geguritan. Ketidaksenangan tadi berdampak pada ketidakberanian dalam membaca geguritan. Kalaupun peserta didik dipaksa untuk membaca, dalam membacanya hanya sekedar membaca seperti membaca teks bacaan. Pembacaannya jauh dari norma membaca geguritan yang baik karena pembacaannya tanpa memperhatikan aspek lafal, intonasi, ekspresi, maupun penjiwaan. Dengan demikian bisa dikatakan peserta didik SMP Negeri 2 Bandar kemampuan membaca geguritan masih tergolong rendah. Hasil angket yang dilakukan terhadap 20 (duapuluh) peserta didik secara acak untuk mengetahui tingkat keberanian dan kemampuan membaca geguritan menunjukkan hasil bahwa 14 (empatbelas) peserta didik menyatakan keberaniannya membaca geguritan sedang dan 6 (enam) peserta didik menyatakan rendah. Sedangkan untuk tingkat kemampuan membaca geguritan menunjukkan 8 (delapan) peserta didik menyatakan kemampuannya dalam membaca geguritan sedang dan 12 (duabelas) peserta didik menyatakan rendah. Tidak ada seorang pun yang menyatakan keberanian maupun kemampuan dalam membaca geguritan tinggi.

Demikian juga keberanian dan kemampuan membaca geguritan peserta didik kelas VIIIA SMP Negeri 2 Bandar Kabupaten Batang masih tergolong rendah. Berdasarkan hasil ulangan harian kondisi awal (pratindakan) menunjukkan bahwa 11 (sebelas) atau 42,31% peserta didik yang dinilai sedang untuk kemampuannya dalam membaca geguritan. Sedangkan yang 15 (limabelas) atau 57,69% dinilai rendah. Nilai tertinggi 75, nilai terendah 55, dan nilai rerata hanya 64,42 yang berarti masih belum tuntas secara klasikal karena KKM-nya 65. Dan tingkat keberanian membaca geguritan masih rendah yaitu 50,77%. Tingkat keberanian dan kemampuan peserta didik yang rendah dalam membaca geguritan itu juga disebabkan guru yang belum menggunakan media audio visual dalam pembelajarannya. Guru masih hanya memberikan contoh membaca geguritan kepada peserta didik. Setelah itu peserta didik berlatih dan diadakan penilaian. Mengingat keadaan di atas maka perlu diadakan penelitian untuk meningkatkan keberanian dan kemampuan membaca geguritan dengan memanfaatkan media audio visual. Penelitian mengambil subyek kelas VIIIA karena kelas VIIIA keberanian dan kemampuan membaca geguritan paling rendah dibanding kelas lain. Pembelajaran dengan memanfaatkan media audio visual di kelas VIIIA diharapkan kemampuan peserta didik dalam membaca geguritan bisa meningkat. Peningkatannya ditunjukkan dengan hasil nilai rata-rata dari 64,42 menjadi minimal 68 dengan KKM 65. Dan guru dapat memperbaiki proses pembelajaran dengan

memanfaatkan media audio visual karena dengan media audio visual perhatian peserta didik lebih terpusat dan lebih menarik. Dari uraian kondisi awal dan kondisi akhir di atas terjadi kesenjangan yang berupa : (1) masalah keberanian dan kemampuan membaca geguritan peserta didik yang kenyataannya (kondisi awal) rendah dan harapannya (kondisi akhir) meningkat, (2) masalah guru yang kenyataannya (kondisi awal) belum memanfaatkan media audio visual dalam pembelajaran membaca geguritan dan harapannya memanfaatkan media audio visual. (kondisi akhir) guru sudah

Untuk mengatasi permasalahan antara kondisi awal dengan harapan perlu adanya solusi. Peneliti (guru) perlu melakukan tindakan : (1) tindakan pertama dengan

memanfaatkan media audio visual yang mana peserta didik hanya mengamati secara klasikal dilanjutkan berlatih sendiri, (2) tindakan kedua dengan memanfaatkan media audio visual secara kelompok dilanjutkan peserta didik menirukan baris demi baris dari geguritan yang diamati.

B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah di atas muncul beberapa permasalahan yang akan diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Mengapa keberanian dan kemampuan membaca geguritan rendah? 2. Mengapa keberanian dan kemampuan membaca geguritan perlu ditingkatkan? 3. Faktor-faktor apa yang menyebabkan keberanian dan kemampuan membaca geguritan rendah? 4. Bagaimana caranya agar keberanian dan kemampuan membaca geguritan meningkat? 5. Apa yang harus dilakukan guru agar keberanian dan kemampuan membaca geguritan dapat meningkat?

C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini yang diteliti adalah keberanian dan kemampuan membaca geguritan bagi peserta didik kelas VIIIA SMP Negeri 2 Bandar pada semester I tahun pelajaran 2012/2013 dengan pemanfaatan media audio visual.

D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah melalui pemanfaatan media audio visual kegiatan belajar mengajar (KBM) dapat berlangsung dengan lancar?

2.

Apakah melalui pemanfaatan media audio visual peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif?

3. Apakah melalui pemanfaatan media audio visual dapat meningkatkan keberanian membaca geguritan bagi peserta didik kelas VIIIA SMP Negeri 2 Bandar pada semester I tahun pelajaran 2012/2013? 4. Apakah melalui pemanfaatan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan membaca geguritan bagi peserta didik kelas VIIIA SMP Negeri 2 Bandar pada semester I tahun pelajaran 2012/2013?

E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum a. Untuk meningkatkan keberanian membaca geguritan bagi peserta didik

b. Untuk meningkatkan kemampuan membaca geguritan bagi peserta didik 2. Tujuan khusus a. Untuk meningkatkan keberanian membaca geguritan bagi peserta didik kelas VIIIA SMP Negeri 2 Bandar pada semester I tahun pelajaran 2012/2013 melalui pemanfaatan media audio visual. b. Untuk meningkatkan kemampuan membaca geguritan bagi peserta didik kelas VIIIA SMP Negeri 2 Bandar pada semester I tahun pelajaran 2012/2013 melalui pemanfaatan media audio visual.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi siswa a. Meningkatkan keberanian membaca geguritan.

b. Meningkatan kemampuan membaca geguritan.

2. Manfaat bagi guru a. Menyelenggarakan pembelajaran yang inovatif dan kreatif.

b. Membantu guru dalam meningkatkan keberanian dan kemampuan membaca geguritan. c. Menambah kreativitas dalam usaha pembenahan pembelajaran.

3. Manfaat bagi perpustakaan sekolah a. Menambah variasi koleksi perpustakaan.

4. Manfaat bagi sekolah a. Rekomendasi kepala sekolah kepada guru lain agar memanfaatkan media audio visual dalam pembelajaran. b. Meningkatkan prestasi sekolah

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori 1. Keberanian membaca geguritan a. Pengertian geguritan Geguritan merupakan seni mengungkapkan ide dari pengarang dengan mengumpulkan kata-kata untuk menjelmakan perasaan yang bergelora dalam kalbu (Azmazaki,1993:7). Bahasa menjadi indah karena ada geguritan di dalamnya. Geguritan disampaikan melalui kata-kata karena geguritan adalah keindahan yang menjelma dalam kata-kata. Di dalam pernyataan tersebut tersirat hakekat geguritan, yaitu geguritan bukanlah susunan kata-kata yang membentuk baris dan bait, melainkan sesuatu yang terkadang di dalam kata,, baris, dan bait tersebut. Tegasnya, geguritan adalah keindahan dan suasana tertentu yang terkandung di dalam kata-kata. Geguritan merupakan karya sastra tulis hasil perenungan seorang penyair atas suatu keadaan alam peristiwa yang diamati, dihayati atau dialami oleh seorang penyair (Pratiwi,2011:1). Cetusan ide yang berasal dari peristiwa yang dialami tersebut dikemas oleh seorang penyair dalam bahasa yang padat dan indah. Pembaca atau penikmatnya lalu merasakannya sebagai sebuah karya tulis yang mengandung keindahan dan pesan. Geguritan dapat dinikmati melalui membaca atau mendengarkannya. Menurut Nurlatifah (2009:2) geguritan dibuat sesuai dengan rasa yang tengah berkecamuk dalam hati sang penulis. Ia mewakili bahasa hati dari sang penulisnya, bisa tentang perasaan hati, fenomena alam atau apa pun yang membuatnya ingin menuangkannya dalam sebentuk geguritan. Geguritan adalah media ekspresi yang tepat dalam mengungkapkan pikiran dan perasaan kita. Melalui geguritan, segala yang ada dalam kepala dan hati dapat terwakili dengan kata-kata. Geguritan dapat menjadi media kita dalam menyampaikan pesan kepada pembaca (Pratiwi,2011:40) b. Membaca geguritan

Menurut Aminuddin ( 1987 : 19 ) membaca geguritan memiliki sifat redeskriptif. Dalam redeskriptif itu bunyi syair tidak muncul secara sewenang wenang, tetapi harus mampu menggambarkan isi serta suasana yang semula dipaparkan secara tertulis. Membaca geguritan juga dapat dikaitkan dengan membaca teknik. Membaca geguritan memiliki kesamaan teknis dengan membaca teknis. Membaca teknik adalah membaca yang dilaksanakan secara bersuara sesuai dengan aksentuasi, intonasi, dan irama yang harus selaras dengan gagasan serta suasana penuturan dalam teks yang dibaca. Membaca geguritan berarti menyelami diri penyair tersebut sangat tergantung dari kemampuan si pembaca dalam mengartikan geguritan yang dibacanya. Pembaca berusaha memasuki diri penyair untuk merasakan dirinya seolah olah untuk menjadi pencipta geguritan. Tujuan membaca geguritan adalah untuk menikmati geguritan. Menikmati geguritan pada hakikatnya menghayati suatu pengalaman secara intens, secara mendalam. Membaca geguritan tidak sekadar melisankan huruf yang tertulis dalam sajak, tetapi lebih dari itu, kita menempatkan diri sebagai pencipta geguritan (Aftarudin,1983:190) c. Keberanian membaca geguritan Dari teori-teori para ahli mengenai pengertian geguritan dan membaca geguritan dapat penulis simpulkan tentang keberanian membaca geguritan. Keberanian membaca geguritan merupakan sikap untuk menyelami diri sang penyair lewat hasil tulisannya tanpa dibayangi rasa ketakutan dengan memperhatikan teknik membaca indah. Pembacaan geguritan yang indah harus memperhatikan aspek-aspek lafal, intonasi, ekspresi, dan penjiwaan. 2. Kemampuan membaca geguritan a. Pengertian kemampuan Menurut Chaplin (1997:34) kemampuan merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan. Kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek (Robbins,2000:46).

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakannya. Lebih lanjut Robbins (2000:46-48) menyatakan bahwa kemampuan terdiri dari 2 faktor, yaitu : (1) kemampuan intelektual, merupakan kemampuan melakukan aktivitas secara mental; (2) kemampuan fisik, merupakan kemampuan melakukan aktivitas

berdasarkan stamina, kekuatan, dan karakteristik fisik. b. Kemampuan membaca geguritan Kemampuan membaca geguritan dapat diartikan kecakapan atau potensi untuk menyelami diri sang penyair lewat hasil tulisannya dengan memperhatikan teknik membaca indah. Dalam hal ini si pembaca harus mengerti dan menghayati maksud dari geguritan yang dibacanya. Si pembaca harus menempatkan dirinya sebagai penyair. 3. Pemanfaatan media audio visual a. Pengertian media audio visual Secara etimologi kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar, maksudnya sebagai perantara atau alat menyampaikan sesuatu (Salahudin,1986:3). Sejalan dengan pendapat Salahudin di atas, AECF (Association For Education Communication Technology) mengartikan bahwa media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk menyalurkan pesan informasi (Arsyad,2002:11). Audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar (Rohani,1997:97-98). Media audio visual merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Media audio visual adalah media yang penyampaian pesannya dapat diterima oleh indera pendengaran dan indera penglihatan. b. Bentuk-bentuk media audio visual Menurut Soedjarwono (1997:175) media audio visual dapat diklasifikasikan menjadi delapan, yaitu : 1) Media audio gerak, contohnya televisi, video tape, film, piringan, kaset program. 2) Media audio visual diam, contohnya komik dengan suara, slide bersuara. 3) Media audio semi gerak, contohnya mose, media board. 4) Media visual gerak, contohnya film bisu. 5) Media visual diam, contohnya gambar, bagan, peta. 6) Media seni gerak. 7) Media audio, contohnya radio, tape, disk, telepon. 8) Media cetak, contohnya televisi. c. Ciri-ciri media audio visual Teknologi audio visual merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Cirri-ciri teknologi media audio visual : 1) Bersifat linear. 2) Menyajikan visualisasi yang dinamis. 3) Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang atau pembuatannya. 4) Merupakan representasi fisik dari gagasan riil atau gagasan abstrak. d. Kelebihan dan kekurangan media audio visual dalam pembelajaran 1) Kelebihan media audio visual dalam pembelajaran antara lain : a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis. b) Mengatasi perbatasan ruang, waktu, dan daya indera. c) Media audio visual dapat berperan dalam pembelajaran tutorial. 2) Kekurangan media audio visual antara lain :

a) Terlalu menekankan penguasaan materi dari pada proses pengembangannya. b) Media audio visual cenderung menggunakan model komunikasi satu arah. c) Media audio visual tidak dapat digunakan di mana saja dan kapan saja karena media audio visual cenderung tetap di tempat. e. Pemanfaatan media audio visual dalam pembelajaran Guru dalam memanfaatkan media audio visual sebagai sumber belajar harus disesuaikan dengan karakteritik peserta didik, tujuan pembelajaran, potensi guru, dan mampu memotivasi minat belajar peserta didik. Alangkah baiknya lagi kalau guru mau dan mampu membuat media pembelajaran sendiri. Menurut Basyiruddin (2002:15) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kriteria pemilihan media pengajaran antara lain tujuan pengajaran yang ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa, ketersediaan perangkat keras dan perangkat lunak, mutu teknis, dan biaya.

B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang berhubungan dengan peningkatan kemampuan membaca geguritan dengan media audio visual telah dilakukan oleh beberapa penelti antara lain : 1. Risana Febriawati dalam penelitiaannya berjudul : Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi dengan Media Audio Visual pada Siswa Kelas VIIC SMP Negeri 3 Pracimantoro Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011. Hasil penelitiannya menggambarkan bahwa dengan menggunakan media audio visual, terjadi peningkatan keaktivan, minat, dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran membaca puisi.

C. Kerangka Berfikir Proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik apabila proses itu direncanakan dengan baik. Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi dengan baik. Perencanaan ini meliputi pembuatan rencana pembelajaran yang akan diterapkan. Berdasarkan kajian teori yang disampaikan di atas, pemanfaatan media audio visual diharapkan dapat meningkatkan keberanian dan kemampuan membaca geguritan. Kerangka berfikir dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1 : Skema Kerangka Berfikir

Pemanfaatan mediaaudio visual dalam pembelajaran membaca geguritan

SIKLUS I Memanfaatkan media audio visual dengan pengamatan klasikal dilanjutkanlatihan sendiri

Diduga melalui pemanfaatan media audio visual dapat meningkatkankeberanian dan kemampuan membaca geguritan bagi peserta didik kelas VIIIASMP Negeri 2 Bandar pada semester I tahun pelajaran 2012/2013

Deskripsi kerangka berfikir: 1. Kondisi Awal : Guru belum memanfaatkan media audio visual dalam pembelajaran membaca geguritan sehingga keberanian dan kemampuan membaca geguritan peserta didik masih rendah. 2. Tindakan :

Agar keberanian dan kemampuan membaca geguritan bagi peserta didik meningkat, maka perlu adanya action atau tindakan yang dilakukan oleh guru/peneliti yaitu dengan memanfaatkan media audio visual. 3. Siklus I : Pada siklus I, pembelajaran membaca geguritan dengan memanfaatkan media audio visual dengan pengamatan klasikal dilanjutkan peserta didik berlatih sendiri. 4. Siklus II : Pada siklus II, pembelajaran membaca geguritan dengan memanfaatkan media audio visual secara kelompok dilanjutkan peserta didik menirukan baris demi baris dari geguritan yang diamati. Dari tindakan siklus I ke siklus II diharapkan adanya peningkatan kemampuan membaca geguritan bagi peserta didik. 5. Kondisi Akhir : Diduga melalui pemanfaatan media audio visual dapat meningkatkan keberanian dan kemampuan membaca geguritan bagi peserta didik kelas VIIIA SMP Negeri 2 Bandar pada semester I tahun pelajaran 2012/2013. D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir seperti uraian di atas, diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut : 1. Melalui pemanfaatan media audio visual dapat meningkatkan keberanian membaca geguritan bagi peserta didik kelas VIIIA SMP Negeri 2 Bandar pada semester I tahun pelajaran 2012/2013. 2. Melalui pemanfaatan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan membaca geguritan bagi peserta didik kelas VIIIA SMP Negeri 2 Bandar pada semester I tahun pelajaran 2012/2013. keberanian dan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

A. Setting Penelitian 1. Waktu penelitian a. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yang dimulai pada minggu ke-3 bulan Juni 2012 sampai dengan minggu ke-4 bulan September 2012, seperti terperinci sebagai berikut : 1) Menyusun proposal PTK dilaksanakan pada minggu ke-3 dan 4 bulan Juni 2012. 2) Menyusun instrumen penelitian dilaksanakan pada minggu ke-1 dan 2 bulan Juli 2012. 3) Pengumpulan data dengan melakukan tindakan : Siklus I dilaksanakan pada minggu ke-3 dan 4 bulan Juli 2012 sampai dengan minggu ke-1 bulan agustus 2012. Siklus II dilaksanakan pada minggu ke-2, 3, dan 4 bulan Agustus 2012. 4) Analisis data dilaksanakan pada minggu ke-1 bulan September 2012. 5) Pembahasan/diskusi dilaksanakan pada minggu ke- 2 bulan September 2012.

6) Menyusun laporan hasil penelitian dilaksanakan pada minggu ke-3 dan 4 bulan September 2012. Dari deskripsi setting waktu penelitian di atas dapat disajikan bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 1 : Alokasi Waktu Penelitian No. 1 Uraian Kegiatan Menyusun proposal PTK Menyusun instrument 2 penelitian Pengumpulan data dengan melakukan tindakan : 3 a. Siklus I vv v vvv v v vv Juni vv Juli Agst. Sept.

b. Siklus II 4 5 Analisis data Pembahasan/diskusi Menyusun laporan hasil 6 penelitian

vv

b. Kegiatan pengumpulan data dan pelaksanaan tindakan dilakukan pada minggu ke-3 bulan Juli 2012 sampai dengan minggu ke-4 bulan Agustus 2012 karena : 1) Tahun pelajaran 2012/2013 dimulai minggu ke-3 bulan Juli 2012 yaitu tanggal 16 Juli 2012. 2) Apabila dilaksanakan sebelum minggu ke-3 bulan Juli 2012 jelas tidak mungkin karena masih masa libur sekolah. 3) Pengumpulan data dan pelaksanaan tindakan memerlukan 2 siklus dan setiap siklusnya ada 3 kali pertemuan (putaran). Berarti dalam kegiatan ini memerlukan 6 kali pertemuan atau 6 minggu karena jam tatap muka mata pelajaran Bahasa Jawa hanya 2 jam per minggunya. 2. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandar Kabupaten Batang yang berlokasi di Desa Toso, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang. Sedangkan kelas yang diambil untuk penelitian adalah kelas VIIIA. Peneliti mengambil tempat SMP Negeri 2 Bandar karena peneliti sebagai guru Bahasa Jawa di SMP Negeri 2 Bandar. Selain itu, SMP Negeri 2 Bandar memiliki jumlah peserta didik yang representatif untuk diteliti. SMP Negeri 2 Bandar belum termasuk sekolah unggulan tetapi dilihat dari kualitasnya sudah baik. Peneliti mengambil kelas VIIIA karena dari hasil pengamatan, kelas VIIIA yang paling rendah tingkat keberanian dan kemampuannya dalam pembelajaran membaca geguritan.

B. Subyek Penelitian Dalam penelitian ini peserta didik kelas VIIIA SMP Negeri 2 Bandar sebagai subyek penelitian yang menerima tindakan. Kelas VIIIA berjumlah 26 (duapuluh enam) orang yang terdiri dari 11 (sebelas) putra dan 15 (limabelas) putri. Keberanian dan kemampuan membaca geguritan dari peserta didik kelas VIIIA rata-rata masih rendah. Keadaan sosial ekonomi orang tuanya rata-rata menengah ke bawah. Tempat tinggal peserta didik kebanyakan dari desa yang jauh dari perkotaan dan umumnya orang tuanya bekerja sebagai petani dan buruh. Dari uraian keadaan subyek penelitian di atas dapat disajikan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 2 : Data Peserta Didik Kelas VIIIA Jenis No. Nama Peserta Didik Kelamin Tinggal Ekonomi Pekerjaan Tempat Keadaan Orang Tua

Jenis No. Nama Peserta Didik Kelamin 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Ahmad Burhanudin Ahmad Saidun Dita Novitasari Eni Suryaningsih Ernawati Eva Khusna Lisma Yanti Harsono Heri Susanto Indra Lukmana Khutrotul Azi Kila Nur Anjani Meliyana Muhammad Dimyanti Muhamad Mahfud Munawaroh NinaYanti Nur Chamidah Nur Khotimah Qhoirul Hafid Hermawan Qurata Ayun Sholehatun Khasanah Siti Mukaromah Siti Syaripah Wandi Arifin Zainal Arifin L L P P P P L L L P P P L L P P P P L P P P P L L

Tempat Tinggal Kluwih Kluwih Kluwih Toso Kluwih Toso Kluwih Kluwih Kluwih Toso Toso Toso Kluwih Toso Kluwih Kluwih Kluwih Toso Kluwih Toso Kluwih Kluwih Kluwih Kluwih Kluwih

Keadaan Orang Tua Ekonomi Rendah Rendah Sedang Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Sedang Rendah Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Pekerjaan Petani Petani Petani Penjahit Buruh Buruh Petani Petani Nelayan Buruh Petani Petani T. Kayu Wiraswasta Penjahit Wiraswasta Buruh Petani Buruh Pedagang Buruh Buruh Petani Petani Wiraswasta

Jenis No. Nama Peserta Didik Kelamin 26 Mohamad Safei L

Tempat Tinggal Pretek

Keadaan Orang Tua Ekonomi Sedang Pekerjaan Petani

C. Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber, yaitu : 1. Data primer Data primer berbentuk tes. Tes ini diperoleh dari nilai ulangan harian membaca geguritan. 2. Data sekunder Data sekunder berbentuk non tes. Data ini diperoleh melalui pengamatan, angket, hasil observasi, dan tanggapan dari kolaborator.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik pengumpulan data Dalam memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbentuk : a. Tes Tes yang digunakan adalah tes perbuatan yang dilakukan peserta didik waktu proses pembelajaran membaca geguritan. b. Non tes 1) Observasi Pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui pengamatan oleh peneliti dan kolabolator. Berkaitan dengan observasi, Ety Syarifah dan Mukh Doyin (2008:20) menjelaskan sebagai berikut :

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun, termasuk pengamatan secara cermat terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. 2) Dokumentasi Dokumentasi berasal dari pengambilan foto pada waktu proses pembelajaran, dan berbentuk daftar nilai ulangan harian. 3) Angket Angket di sini digunakan untuk mengetahui tingkat keberanian peserta didik dalam membaca geguritan sebelum diadakan tindakan (pratindakan) 2. Alat pengumpulan data Alat pengumpulan data ini berhubungan erat dengan teknik pengumpulan data yang digunakan. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk : a. Butir soal tes

b. Pedoman observasi c. Lembar angket

E. Validasi Data Untuk memperoleh pemantapan dan kebenaran data atau kevalidan data yang telah digali, dikumpulkan, dan dicatat dalam kegiatan penelitian ini, maka dipilih dan ditentukan cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Dalam kegiatan validasi data ini akan digunakan content validity kisi-kisi untuk data tes dan triangulasi sumber/kolaborasi untuk data observasi.

F. Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif komparatif dan deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif komparatif untuk menganalisis data bentuk

kuantitaif. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah nilai hasil ulangan harian membaca geguritan. Data nilai harian yang berbentuk kuantitatif tersebut dianalisis dengan teknik deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai data awal (pratindakan) dan nilai setelah tindakan siklus I dan siklus II. Setelah dianalisis dilanjutkan refleksi dengan menarik simpulan berdasarkan deskriptif komparatif, membuat ulasan berdasar simpulan, dan menentukan action plan/tindak lanjut. Sedangkan analisis deskriptif kualitatif untuk menganalisis data bentuk kualitatif. Dalam penelitian ini data kualitatif diperoleh dari hasil observasi, angket, dan refleksi tiap-tiap siklus dengan membandingkan proses pembelajaran pratindakan dengan siklus I, siklus I dengan siklus II, dan pratindakan dengan siklus II (kondisi akhir). Setelah dianalisis dilanjutkan refleksi dengan menarik simpulan berdasarkan deskriptif kualitatif, membuat ulasan berdasar simpulan, dan menentukan action plan/tindak lanjut.

G. Indikator Kinerja Sebagai dasar untuk mengetahui keberhasilan dalam penelitian ini maka perlu adanya indikator kinerja. Indikator yang ditetapkan sebagai berikut : 1. Nilai rata-rata ulangan harian dalam pembelajaran membaca geguritan pada pratindakan (sebelum menggunakan media audio visual) adalah 64,42 dengan KKM 65 menjadi 68 dengan menggunakan media audio visual dengan KKM yang sama. 2. Tingkat keberanian peserta didik dalam membaca geguritan yang pada tahap pratindakan hanya 50,77% meningkat menjadi 75%.

H. Prosedur Tindakan Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pusat penekanan pada upaya penyempurnaan dan peningkatan kualitas pembelajaran. Penelitian ini lebih mefokuskan pada pemanfaatan media audio visual sebagai upaya meningkatkan keberanian dan kemampuan membaca geguritan bagi peserta

didik kelas VIIIA SMP Negeri 2 Bandar Kabupaten Batang pada semester I tahun pelajaran 2012/2013. Prosedur penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Setiap siklusnya yang akan dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari empat tahapan kegiatan pokok yang terdiri dari: 1. Perencanaan tindakan (planning) 2. Pelaksanaan tindakan (acting) 3. Pengamatan (observing) 4. Refleksi (reflecting) Keempat tahapan kegiatan pokok tersebut pada pelaksanaannya saling terkait dan berlangsung secara terus-menerus dengan diselipkan modifikasi pada komponen perencanaan berupa perbaikan perencanaan. Pelaksanaan keempat tahapan kegiatan pokok dalam penelitian tindakan kelas ini dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Gambar

Pelaksanaan

Tindakan

dalam

Dua

Siklus

Siklus I

Siklus II

Adapun proses penelitian dijelaskan sebagai berikut: Perencanaan tindakan (planning) Perencanaan tindakan yang dilaksanakan peneliti dalam pembelajaran untuk mengantisipasi permasalahan keberanian dan kemampuan peserta didik dalam membaca geguritan dilakukan berdasarkan kesepakatan kolaborator. Adapun perencanaan tindakan pembelajarannya adalah: a. Siklus I

1) Kegiatan pendahuluan atau apersepsi a) Mengkondisikan peserta didik siap belajar b) Menyampaikan tujuan pembelajaran c) Memberi gambaran tentang keindahan membaca geguritan d) Membangkitkan keingintahuan peserta didik untuk membaca geguritan 2) Kegiatan inti a) Menyampaikan materi pembelajaran dengan pemanfaatan media audio visual b) Peserta didik mengamati secara klasikal pembacaan geguritan yang ditampilkan lewat audio visual c) Peserta didik berlatih sendiri membaca geguritan yang telah disediakan d) Peserta didik membaca geguritan dengan memperhatikan aspek lafal, intonasi, ekspresi, dan penjiwaan 3) Kegiatan penutup a) Mengadakan refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan b) Pemberian penguatan (pujian) terhadap peserta didik yang terbaik dalam membaca geguritan c) Menugasi peserta didik untuk mencari sebuah geguritan di media massa b. Siklus II 1) Kegiatan pendahuluan atau apersepsi

a) Mengkondisikan peserta didik siap belajar b) Menyampaikan tujuan pembelajaran c) Memberi gambaran tentang keindahan membaca geguritan d) Membangkitkan keingintahuan peserta didik untuk membaca geguritan 2) Kegiatan inti a) Menyampaikan materi pembelajaran dengan pemanfaatan media audio visual b) Membentuk kelompok tiap kelompok terdiri dari 5 6 peserta didik c) Peserta didik mengamati secara kelompok pembacaan geguritan yang ditampilkan lewat audio visual d) Peserta didik menirukan baris demi baris pembacaan geguritan yang diamati e) Kelompok memilih salah satu geguritan yang telah dibawanya f) g) Peserta didik berlatih secara kelompok membaca geguritan yang telah dipilih Peserta didik membaca geguritan dengan memperhatikan aspek lafal, intonasi, ekspresi, dan penjiwaan 3) Kegiatan penutup a) Mengadakan refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan b) Pemberian penguatan (pujian) terhadap peserta didik yang terbaik dalam membaca geguritan Pelaksanaan tindakan (acting) Pelaksanaan tindakan berdasarkan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Namun, tindakan tidak mutlak dikendalikan oleh perencanaan. Oleh karena itu, rencana tindakan harus fleksibel, sementara, dan sifatnya dapat diubah sesuai dengan keadaan yang ada sebagai usaha menuju arah perbaikan pembelajaran. Pada tahap ini dilaksanakan tindakan melalui dua siklus. Adapun tindakan kedua siklus tersebut adalah sebagai berikut: a. Siklus I

1)

Melaksanakan proses pembelajaran sebanyak 3 pertemuan dengan menggunakan alokasi waktu 2 X 40 menit setiap pertemuannya. Pertemuan sesuai dengan rencana pembelajaran tentang membaca geguritan.

2)

Pada saat proses pembelajaran dilaksanakan observasi oleh observer sesuai dengan pedoman observasi yang telah ditetapkan.

3)

Selesai pembelajaran setiap pertemuan siklus I dilakukan refleksi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari apa yang telah dilakukan, kemudian menyusun perbaikan khususnya pada perangkat pembelajaran sejalan dengan hasil refleksi untuk digunakan pada siklus II.

4) Melaksanakan tes kemampuan siswa yang pertama sebagai evaluasi siklus I. b. Siklus II 1) Melaksanakan proses pembelajaran sebanyak 3 pertemuan dengan menggunakan alokasi waktu 2 X 40 menit setiap pertemuannya. Pertemuan sesuai dengan rencana pembelajaran tentang membaca geguritan. 2) Pada saat proses pembelajaran dilaksanakan observasi oleh observer sesuai dengan pedoman observasi yang telah ditetapkan. 3) Selesai pembelajaran setiap pertemuan siklus I dilakukan refleksi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari apa yang telah dilakukan, kemudian menyusun perbaikan khususnya pada perangkat pembelajaran sejalan dengan hasil refleksi untuk digunakan pada siklus II. 4) Melaksanakan tes kemampuan siswa yang kedua sebagai evaluasi siklus II. Pengamatan (observing) Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas tindakan kelas ini dilakukan, maka diperlukan pedoman pengamatan dan evaluasi yang terinci sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur keberhasilan. Data diperoleh melalui observasi dan tes. Cara pengamatan dilaksanakan oleh observer dan peneliti. Dari pengamatan ini diharapkan diperoleh

hasil data pengamatan yang berupa hasil belajar dan proses pembelajaran. Refleksi (reflecting)

Refleksi adalah upaya mengkaji apa yang belum terjadi, apa yang dihasilkan, mengapa hal tersebut terjadi demikian, dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Melalui diskusi, refleksi penelitian ini ditujukan sebagai rekonstruksi situasi pembelajaran dan memberikan dasar terhadap perbaikan pembelajaran. Refleksi mendorong peneliti untuk menimbang dan menilai apakah persoalan yang timbul telah sesuai dengan tujuan dilakukannya tindakan apa belum. Selain itu proses refleksi dapat memberi pondasi untuk melanjutkan tindakan berupa perbaikan pembelajaran di kelas.

Anda mungkin juga menyukai