Disusun Oleh : Mahasiswa Reguler III Universitas MH.Thamrin Tahun 2014
Expert : Drs. Pardjono, AMK
OUTBOUND TRAINING AND TEAM BUILDING (khusus untuk lansia) A. ABSTRAK Outbound training pada saat ini menjadi trend dan issue yang tumbuh kembang dengan pesatbagaikan cendawan yang tumbuh dimusim hujan, dan hari-bulan-tahun semakin banyak diminati oleh perusahaan-perusahaan sekolahan atau diberbagai perguruan tinggi lingkungana Satpam, Abri, dan Polri. Yang ingin mengembangkan SDMnya mulai tertarik outbound training, mereka diajak untuk belajar pada alam tertutup dan alam yang terbuka baik yang dipegunungan, laut dan pantai. Berkaitan cengan hal tersebut diatas tidaklah heran saat ini sudah menjamur yaitu para penyedia (provider) outbound, ada yang mempunyai bescamp atau mengadakan tempat pelatihan sendiri lengkap dengan fasilitas dan penginapannya atau menyewa lokasi pelatihan sesuai dengan permintaan dan kemauan pelanggan. Outbound dijadikan ajang asih asah asuh dengan segala daya upaya untuk keluar dari kesulitan atau persoalan dengan kata lain dapat menjadikan berjiwa dassolient dan mematahkan sikap NATO. Oleh karenanya outbound mempunyai internal melief yang sangat signifikan yang telah merasuk pada intergritas personality baik jika, piker maupun ukir. Kemampuan sumber daya manusia yang meliputi 3 unsur yaitu : FIGHTER DASSOLIENT = Body of knowledge (aspek kognitif) : 20 % Body of values (apektif) - innerbeauty (attitude), Internal Melliev : 30 % Body of skill (psikomotor) : 50 % B. SEKILAS OUTBOUND Pada awalnya Outbound sudah ada sejak zaman zaman Yunani kuno, pada saat itu dilihat melalui kegiatan alam terbuka untuk mengenal tuhan YME. Pada tahun 1821 round Hill School saat didirikannya, secara sistematik pendidikan melalui diklat outbound pertama di bangun oleh seorang pendidik berkebangsaan Jerman bernama Kurt Hann bekerjasama dengan pedagang inggris bernama Laurence Holt, kedua orang ini membangun pendidikan berdasarkan petualangan (Adventure Based Education) dalam kegiatan pendidikan tersebut petualanagan dengan menggunakan kapal layar kecil yang disertai penyelamat untuk mendidik para pemuda pada azaman perang. 1. Menumbuhkan kesadaran di kalangan pemuda, bahwa kesadaran mereka membawa konsekuensi (sebab akibat). 2. Menumbuhkan rasa kebersamaan yang berdasarkan altristik. Kesuksesan lembaga tersebut dapat dilihat para pemuda tadi membuat banyak lembaga menirunya. C. PENGERTIAN OUTBOUND - Out = Keluar - Bound = Meloncat, menghindar, dan melambung Arti Sempit = Keluar dari kesulitan/ ancaman/ godaan Arti Luas = Mampu melakukan problem solving dan patahkan itu jiwa NATO, mengartikan persoalan/ tantangan yang dihadapi. D. MANFAAT DAN TUJUAN PELATIHAN OUTBOUND PALIATIF PADA LANSIA 1. Manfaat antara lain : Permainan dan simulasi yang diarahkan pada pemberian pengalaman-pengalaman yang berguna dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari/ ADL seperti; a. Terbentuknya tim kerja yang tangguh dan solid dalam perusahaan guna peningkatan kinerja dalam rangka pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. b. Mampu menumbuh kembangkan sikap saling tenggang rasa (empati) yang dalam. c. Menambah rasa percaya diri dalam melaksanakan tugas yang diberikan. d. Memahami peran dan fungsi serta tanggung jawab masing-masing dalam pekerjaan. e. Menjadikan individu dalam perusahaan lebih siap terhadap perubahan dan perkembangan individu. f. Mengenali karakteristik kepribadian diri sendiri dalam berinteraksi pada kontek team work. 2. Tujuan untuk WBS a. Tujuan Instrusional Umum Setelah mengikuti TAK melalui outbound gerontik diharapkan WBS mampu melakukannya dengan benar b. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kegiatan TAK outbound paliatif di harapkan WBS dan instruktur bisa saling asah, asih dan asuh : 1. Mematahkan jiwa NATO. 2. Dapat menyelesaikan tugas bersama bekerja sebuah tim dan saling mengembangkan individu-individu dalam tim. 3. Peserta akan dapat lebih memahami arti yang sebenarnya dari sebuah tantangan. 4. Peserta akan dapat belajar pentingnya memiliki jiwa yang tidak mengenal putus asa. 5. Peserta akan mendapatkan pemahaman yang sebenarnya tentang dorongan dan motivasi kerjasama dan kepemimpinan. 6. Peserta akan lebih arif dalam melihat potensi diri. 7. Peserta akan mampu memaknai dengan benar arti sesungguhnya dari kata komunikasi secara efektif dan efisien. 8. Peserta akan mendapatkan kesegaran baik secara jasmani maupun rokhani. 3. Fasilitas pelatihan yang dapat dipergunakan antara lain: (sesuai dengan sikon) a. Konsumsi dan akomodasi (tenda Hotel Resort) selama kegiatan berlangsung. b. Perlengkapan dan peralatan pelatihan out door dengan internasional standard c. Dokter lapangan dan medis, obat-obat, alat kesehatan, ambulance. d. Team psikolog, yang akan memberikan laporan potret individu selama kegiatan berlangsung. e. Rescue team, team evakuasi yang berpengalaman. f. Profesional fasilitator dan intruktur g. T-Shirt dan Bandana. h. Live music additional i. Asuransi jiwa (bila ada). 4. Fasilitator pelatih Menurut ahli outbound (Dale carenegris) mengatakan bahwa ; a. Jangan mengkritik, mencerca, dan mengeluh b. Berikan penghargaan yang jujur dan tulus c. Membuat orang lain melakukan sesuatu namun dirinya tidak merasa di perintah d. To leave a legacy (mewariskan sesuatu kepada yang dicintainya). e. Berjiwa / bersifat Hasta Bratha Program ini akan dipandu secara professional oleh para trainerfasilitator yang telah berpengalaman dalam manajement indoor/ outdoor pelatihan, dalam bentuk transfer attitude (body of values), knowledge dan skills (psikomotor). Dimana setiap kegiatan yang dilaksanakan mengasah sensor kecerdasan inteleqtual, emosional dan spiritual. 5. Waktu dan tempat pelatihan (disesuaikan sikon) Terapi aktifitas kelompok ini dilaksanakan pada : Hari/Tanggal : Kamis / 24 April 2014 Waktu : pukul 08.00 WIB s.d selesai Tempat : Area Panti Werdha Budi Mulia 3
6. Tujuan untuk instruktur a. Menanamkan benih manajerial yang berjiwa passolient sebagai daya ungkit kecerdasan emosi (EQ-nya). b. Memiliki sikap positif sehingga mampu menghilangkan personal block maupun inter personal block dalam berhubungan dengan rekan sekerja. c. Dalam pekerjaan sehari-hari, diharapkan dapat menciptakan suasana akrab, sikap kerjasama dan tenggang rasa. d. Meningkatkan sportifitas yang tinggi dengan harapan akan diterapkan juga di dalam suasana kerja sehari-hari. e. Mempersiapkan peserta untk menerapkan asas-asas kerjasama kelompok dan budaya baru (Encounter Culture) dalam unit organisasi masing-masing. f. Mengetahui faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dan dievaluasi dalam pembentukan tim yang solid, pemilihan personal dan mengatasi hambatan yang biasanya terjadi dalam tim. g. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara efektif dan menimbulkan rasa kebersamaan da kepercayaan sehingga terjalin sinergi. h. Meningkatkan keterampilan interpersonal tentang berbagai isu yang berkembang diperusahaan dan memberikan umpan balik (feed Back) positif untuk meningkatkan prokdufitas kerja. i. Mengenal emosi diri sendiri dan orang lain j. Mengelola emosi diri sendiri (self evaluation) k. Semakin tinggi kemampuannya, semakin tinggi mula keinginannya
E. JENIS /MACAM OUT BOUND 1. Warming Up Dancing senam semi poco-poco dan pemilihan ketua dengan menggunakan botol diatas kertas dengan kriteria cepat-tepat-selamat 2. Maling dan Polisi, dimana saling kejar mengejar, yang tertangkap diceburi ke empang 3. Pralon ukuran 4 in dengan panjang minimal 2 meter yang telah dibolongi secara acak/tidak beraturan, yang diisi air ember yang bocor/berlubang untuk mengeluarkan bola plastik kecil yang ada didalam pralon tersebut harus dikeluarkan dengan menggunakan dorongan air yang ditumpahkan. Tidak dibenarkan menggunakan tangan 4. Stigma Manouver 5. Leg Manouver 6. Audio Listening 7. Rotasi Ulahupe ( abcd ) 8. Balancing Umbrella 9. Spiderman 10. Stuport Andragrogy 11. Tousled Rope ( peserta tangan kanannya masing-masing mengambil tali, kemudian tangan kirinya mengambil ujung tali lagi kemudian ditarik buatlah sebuah lingkaran dengan dihubungkan tali demi tali 12. Animals Proud. ( Hewan Kebanggaan ) Setiap kelompok membuat figure seekor hewan yang dibanggakan atau diagung- agungkan atau dipamerkan, dalam hal ini dipersentasikan dan boleh diperdebatkan atau saling mengolok-olokkan, atau boleh disanggah oleh kelompok lain 13. Sejumlah kelompok membentuk lingkaran rapat, kemudian diinstruksikan untuk duduk dengan tidak saling berpegangan ( saling berpangkuan ) 14. Ice Breaking Pada sesi ini, peserta diharapkan dapat saling mengenal satu sama lainnya secara efektif dapat menghilangkan hambatan serta personal block dan inter personal block dalam menumbuhkan kedekatan dan saling merasa percaya 15. Water splite Dengan cara memindahkan gelas plastik yang telah diisi air dengan menggunakan kain berukuran 50 cm persegi yang dibawakan oleh peserta dari start ke finish ( selama perjalanan usahakan ada haling rintang menggunakan tali rafia dengan tidak menginjak/menyentuh tali tersebut 16. Membuat hubungan terpanjang dengan berbagi macam cara ( tidak dibenarkan menggunakan alat-alat yang ada disekitarnya, yang boleh hanya alat yang ada dibadan ) 17. Crazy Wheel ( Roda gila ) Sebuah lingkaran yang terbuat dari karet ban mobil bagian dalam dengan ukuran lebar : 30 cm dan luas lingkaran berdiameter bermuatan sepuluh, berjalan harus menginjak ban tersebut terus melangkah/berjalan dari start menuju finish 18. Building Trust Melalui sesi ini, peserta dilatih untuk mengembangkan keberanian, keyakinan, dan kepasrahan total serta membangun kepercayaan terhadap tanggung jawab yang dibebankan. Selain itu juga bisa membangkitkan sikap yakin dan percaya pada kemampuan diri sehingga seni self respect meningkat pula yang dibebankan. Selain itu juga bisa membangkitkan sikap yakin dan percaya pada kemampuan diri. Sehingga segi self-respect meningkat pula 19. Extafet Comunication ( 12 K ) Membina hubungan antara sesama rekan kerja yang dapat diperoleh secara efektif dengan cara berkomunikasi secara efektif. Melalui materi ini peserta dilatih untuk dapat mengungkapkan gagasannya dan juga bisa menerima gagasan dari luar 20. Team Building Pada sesi ini diharapkan peserta dapat meningkatkan kemampuan dalam menjalankan aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pelaksanaan kegiatan dimana hal ini sangat dipengaruhi oleh kerjasama tim yang sinergis dan sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing 21. Competition Games Pada sesi ini diharapkan peserta dapat memberikan kontribusi kepada kelompoknya dalam menghadapi sebuah dimana dalam sesi ini peserta mendapatkan simulasi tentang bagaimana menghadapi suatu ajang kompetisi yang sportif 22. Personal Challenge Pada sesi ini diharapkan peserta mempunyai kemampuan dalam pengelolaan diri, tidak kehilangan control emosi dalam menghadapi tantangan, tidak menarik diri bila menghadapi kesulitan dan tantangan serta tegar dalam menghadapi situasi panik 23. Executif Marine Out Bound Training Program ini dirancang khusus untuk outbound yang dilakukan dengan menggunakan matara laut, program ini cukup menantang tetapi sekaligus memberikan tantangan dan nuansa kesegaran Khas laut. Sangat cocok bagi para executive yang selalu ingin maju dan berkembang 24. Outbound di Darat juga tidak kalah menariknya dibandingkan dengan dilaut 25. Global Executife Out Bound Training Program ini hampir sama dengan program diatas hanya saja mengambil matra darat, tentunya daya tarik 26. One Team One Dream Out Bound Training Program ini dirancang khusus bagi perusahaan yang menginginkan sebuah team yang hebat. Nilai-nilai yang team work dan leadershif akan terasa sekali dari mulai awal program hingga akhir program 27. Number 1 Supervisory Outbound Training Program ini diciptakan hanya untuk supervisor. Program ini sengaja diciptakan karena kami menyadari bahwa peran seorang supervisor dalam sebuah perusahaan sangat penting dan menentukan kita tahu bahwa jabatan supervisor adalah merupakan jabatan ujung tombak bagi setiap perusahaan 28. Out Bound Training For Studen Program ini dirancang khusus untuk pelajar SMA dan Mahasiswa (khususnya S1). Dalam program ini para peserta sudah mulai dikenalkan dengan bagaimana cara membuat visi dan misi pribadi dan bagaimana cara paling mudah untuk mampu merealisasikan visi dan misi tersebut, dalam program ini juga diberikan materi tentang dampak negatif dari penggunaan obat-obat terlarang.
Catatan : Mengingat keterbatasan seorang lansia maka kami mengambil 4 jenis permainan outbound paliatif sesuai dengan kemampuan dan tingkat keselamatan lansia, di antaranya : 1. Tousled 2. Ring estafet 3. Umbrella 4. Stick manuver
Berdasarkan metode pelatihan diatas, program pelatihan ini kami susun secara bertahap meliputi: 1. Perkenalan dan peregangan (streching) 2. Ice breaking 3. Penjelasan program 4. Perencanaan (planning) 5. Refleksi (reflection) dan evaluasi (evaluation) 6. Pelaporan (reporting).
F. Aktivitas 1. Out door Pada pelatihan ini pada setiap games satu dan yang lainnya berkaitan yang semuanya terstruktur. a. Skenario program yang tersusun. b. Aturan main, sanksi, dan penghargaan. c. Penghitungan prestasi. 2. In door a. Ceramah b. Diskusi
G. Persiapan Peserta Persiapan peserta sebelum melakukan aktivitas ini meliputi fisik, mental, dan perlengkapan pribadi. Untuk persiapan fisik sebaiknya senam peregangan sebelum melakukan aktivitas karena sering kali otot yang kita gunakan selama kegiatan ini berbeda dengan keseharian kita. Sedangkan untuk mental perlu adanya komitmen yang kuat untuk mengikuti kegiatan ini sampai selesai, karena kegiatan yang dirancang khusus ini bisa saja sangat tidak berarti apabila hanya di ikuti sebagian saja.Untuk perlengkapan berupa celana panjang lapangan, atau celana panjang olahraga, t-shirt beserta pakaian ganti, topi atau bandana, sepatu kats atau sepatu joging dan obat-obatan pribadi.
Jumlah Klien Dan Nama Ruangan 1. Ruang Cendrawasih ( 32 orang ) 2. Ruang Garuda ( 27 orang ) 3. Ruang Anggrek ( 28 orang ) 4. Ruang Mawar ( 28 orang ) 5. Ruang Melati ( 32 orang )
H. Out Bound Bertahan Hidup Di Alam Secara efektif, kegiatan ini melatih mental berupa kepekaan dan empati terhadap sesama, lingkungan, dan masyarakat. Kegiatan Out Bound adalah salah satu kegiatan yang sudah banyak dikenal dikalangan siswa dan mahasiswa sebagai bagian dari dunia pendidikan. Out Bound banyak memiliki manfaat positif bagi pengembangan aspek pendidikan yang ada, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Salah satu kegiatan out bound yang banyak dikenal dikalangan mahasiswa secara reguler adalah kuliah kerja nyata, dikampus UPN dan idquo, Veteran, dan rdquo; jawa timur selain mata kuliah KKN, masih ada lagi mata kuliah yang kewajiban kegiatan out bound bagi seluruh mahasiswa yang mengambil mata kuliah tersebut, yaitu Widya Mwat Yasa. Mata kuliah ini adalah mata kuliah khas UPN. Konsep dalam Widya Mwat Yasa adalah aspek bela negara dan ketahanan nasional. Sekilas memang mirip dengan mata kuliah kewiraan, tetapi memiliki bobot berbeda. Pemberatnya adalah pengenalan visi dan misi serta yayasan kejuangan Panglima Besar Soedirman yang lebih terarah. Out Bound menjadi pamungkas mata kuliah tersebut. Secara kognitif dalam kegiatan out bound melaith ketangkasan dalam berolah fikir lewat pemecahan langsung terhadap fenomena alam disekitarnya serta terhadap masyarakat setempat. Secara afektif kegiatan kegiatan ini melaith mental berupa kepekaan dan empati terhadap sesama, lingkungan, dan masyarakat, mendidik disiplin dan tanggung jawab internal dan eksternal dalam diri pribadi dan sesamanya. Siswa setelah lulus dari bangku SMA, seringkali masih membawa sikap kekanak- kanakan dan semaunya, emosional yang tinggi, kurang memiliki rasa tanggung jawab, dan kadang-kadang bersifat destruktif. Secara psikomotor, kegiatan out bound menumbuhkan dan mengambangkan keterampilan dan ketangguhan fisik. Pada proses ini konsep bertahan hidup mulai dikembangkan walaupun masih dalam ruang lingkup terbatas. Para mahasiswa menjadikan kegiatan out bound ini sebagai sarana untuk mengenal alam dan masyarakat lebih jauh, memupuk persahabatan yang tulus dengan rekan dari jurusan yang berbeda serta kecintaan terhadap almamater, bangsa dan negara, lewat berbagai kehidupan dengan masyarakat disekitarnya selama beberapa hari, meskipun demikian kami tidak menutp kemungkinan untuk mengatur dan memenuhi semua kebutuhan peserta secara Taylor Made Costing (Base On Request). 1. Instruktur dan Fasilitator Para trainer yang berkompetensi dalam bidang pelatihan baik in door maupun out door dan telah berpengalaman. 2. Psikolog Para psikolog berkompetensi dalam bidang pelatihan baik in door maupun out door dan telah berpengalaman dalam bidangnya 3. Logistic Training Support Tim yang menyiapkan segala macam peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan selama pelatihan. Serta tim High Ropes Cours yang mempunyai pengalaman serta dengan peralatan dan perlengkapan standar internasional. 4. Dokter dan Tenaga Medis (Para Medis) Tersedianya dokter dan tenaga medis yang berpengalaman dalam setiap kegitan pelatihan.
I. Keamanan Dalam Pelatihan Bagi gaya Indonesia, safety adalah melaksanakan seluruh tindakan-tindakan penting untuk menjaga suasana kegiatan agar aman bagi peserta untuk bermain dan belajar. Terdapat 2 hal penting yang mengenai safety: a. Physical Safety Kegiatan dengan media alam terbuka memiliki risko keselamatan pada peserta, dan kami pihak penyelenggaran selalu mengutamakan keselamatan peserta dalam setiap setting aktivitas kegiatan dengan mempergunakan peralatan yang telah teruji secara internasional dan dipasang oleh orang-orang yang telah berpengalaman. Namun demikian, masih terdapat risiko uncontrollable, seperti kurang kehati-hatian peserta sendiri, karena itu juga diperlukan kerja sama dengan peserta dengan memperkecil risiko terjadinya risiko yang tidak di inginkan. b. Psicological Safety Dalam hal ini, kami menyusun dan mendorong disepakatinya aturan main untuk tidak menimbulkan sakit hati peserta yang disebabkan oleh tindakan, perkataan dari sesama peserta, ataupun fasilitator. Dengan suasana aman seperti itu, diman tidak ada orang yang takut salah, takut dicemooh, takut dikomentari, maka suasana kegiatan menjadi kondusif untuk seluruh peserta. J. Sukses Kiat Out Bound Beranikah anda menghadapi masalah....? Orang sukses adalah orang yang harus mencoba dan mencoba meskipun telah mengalami banyak kegagalan (Trial and Error) dengan memandang kehidupan sebagai peluang untuk mencapai kesuksesan, itulah kira-kira kesimpulan dari penelitian selama 40 tahun terhadap orang-orang sukses. Yang coba ditemukan dari mereka adalah bagaimana dan mengapa mereka tergerak untuk menjadi teratas dibidang masing-masing, dan olahraga, pendidikan, hingga pasar model.
Apa yang sebenarnya merka ketahui dan lakukan untuk menjadi sukses ... ? berikut ada tujuh (7 hal) yang dilakukan mereka dalam meraih sukses: a. Orang sukses mau dengan gigih mengambil risiko (semangat juang yang tinggi), merka berupaya untuk mencapai target, melakukan penghematan, membangun relasi dengan banyak orang, dan gesit mencoba sesuatu yang baru guna mengikuti perkembangan zaman. David C. dan Mc Clelland, seorang guru besar yang mendalami perjalanan orang-orang sukses serta telah melakukan perjalanan kebanyak negara dan melatih pengusaha kecil, menyatakan cara menjadi pengusaha kecil sukses adalah dengan menjadi pengambil risiko moderat. Yang mau terus mengmbil risiko untuk meraih sukses.
b. Sebagian besar orang hanya merasa bisa namum belom bisa merasakan..PD...? So pasti, orang sukses percaya diri dan merasakan bahwa mereka berbuat sesuatu untuk Dunia. Mereka memandang sebuah peranan penting didalamnya. Mereka tetap bekerja sesuai dengan keterampilan mereka (Psikomotor), sambil tetap menyadari bahwa keterampilan inti memberi nilai kepada keterampilan lainnya. Mereka juga sadar, karya terbaik akan menghasilkan kompensasi bagi mereka.
K. Enjoy in the moode internal millew Orang sukses menikmati apa yang sedang mereka lakukan. Mereka mampu melihat pekerjaaan sebagai kesenangan : mereka memilih bekerja dimana mereka dapat unggul, orang sukses menyukai tantangan : mereka menikmati pencapaian puncak permainan mereka, apakah dipekerjakan, lapangan tennis/golf.
L. Long live education Orang sukses adalah pelajar seumur hidup. Mereka menyadari pendidikan tak pernah berakhir tapi dimulai setiap tingkatan kehidupan dan terus berlanjut hingga akhir kehidupan. Pendidikan tidak terbatas diruang kelas : artinya mau mencoba hidup baru, membaca buku, surat kabar, majalah, belajar dari kegagalan dan kiat sukses orang lain dan belajar internet merupakan bentuk pendidikan pula. Karena itu, tetaplah mengalir sesuai perubahan ketertarikan dan kemampuan anda, dan nikmati perubahan, ini akan membantu dan tumbuh kembang dan merasakan lebih percaya diri.
M. Berjiwa Dassolient and Positif Thingking ..... OK ....? Orang sukses berpandangan positif terhadap apa yang dapat mereka kerjakan, dan ini meluas pada hal-hal lain, mereka percaya gelas itu setengah penuh bukan setengah kosong, mereka menanamkan semangat pada diri sendiri dan dapat membayangkan diri bagaimana mereka berhasil menyelesaikan suatu tugas sulit atau mencapai penghargaan tertinggi. Orang suskses berbuat bagaikan pelatih orang lain, dengan menuguhkan pesan- pesan positif dalam kehidupan sehari hari. Mereka senang melihat orang lain membuat tonggak sejarah dalam kehidupan mereka.
N. Pepatah mengatakan Banyak jalan menuju Roma Benarkah itu ....? Orang sukses punya banyak cara untuk memotivasi diri sendiri sehingga dapat terus berkarya lebih baik dari yang lain. Ada yang dengan cara melakukan beberapa pekerjaan setiap hari pada bidang berbeda.
O. Benarkah kita harus : sabar tahab, tekun, ulet dan tidak pernah lelah...? Orang sukses menyelesaikan tugas tidak dengan setengah-setengah, dan mereka menggunakan cara seni dan kreatif dalam meraih sukses, meskipun mungkin membutuhkan waktu lebih lama, yang akhirnya mereka melampaui garis finish, mereka memanfaatkan waktu dengan baik dalam mensinergikkan kemampuan fisik dan mental untuk mencapai sukses yang didasari dengan aspek a. Body Of Knowledge ( Domain Koqnitif ) b. Body Of Values ( Domain Afektif ) c. Body Of Skill ( Domain Psikomotor )
Rasanya anda juga bisa mencoba siapa tau andapun mampu mengikuti jejak mereka.
BERIKANLAH ANAK ITU SEEKOR IKAN MAKA IA AKAN HIDUP HARI INI LALU AJARKAN BAGAIMANA CARA MENGAILNYA
LAO TZE
P. INOVATION DASSOLIENT ( Dalam Konteks Proses Berubah ) ( Oleh : Drs. PARDJONO AMK )
Lari dari status Quo............ Patahkan Sikap NATO........... Berjiwa Dassolient
1. Setiap ada aksi pasti ada reaksi 2. Setiap ada pembaharuan pasti ada yang menantang 3. Perubahan atau pembeharuan semakin besar semakin besar pula resiko yang menentang DUNCAN ( 1978 ) mengatakan bahwa bentuk proses berubah itu : a. Perubahan yang kacau / serampangan. b. Perubahan yang berencana. SAMPSON ( 1971 ) a. Pembaharuan / proses berubah akan dapat tumbuh dan berkembang b. Perubahan secara spontan c. Perubahan yang berencana Berubah / perubahan : a. Menyatu dengan kehidupan manusia dan alam semesta. b. Proses berkelanjutan akan menghasilkan tumbuh dan kembang sehingga menghasilkan pembaharuan dan perkembangan. c. Tanggapan ( Respon ) bergantung pada bagaimana mengkonseptualisasikan Berubah itu... BERUBAH : dapat berarti : a. Beranjak dari keadaan status Quo b. Tumbuh, berkembang, modifikasi, transformasi, Goal.
TEORI TENTANG BERUBAH Hirarki KURT LEWIN ( 1951 ) Tahap atau tingkatan : a. Pencairan ( unfreezing ) b. Bergerak menuju tahap baru c. Pembekuan kembali *KEKUATAN YANG MEMPENGARUHI ( gbr 2..)
Pembaharuan 7cm mnentang
Moving ( Kearah yang dikehendaki ) Penghambat
Pendorong
Status Kou
Analisa kekuatan medan/lapangan (FFA) File process analisis Cari teman 1:7 ntuk menerapkan pembaharuan dan siapa orang yang seide dengan dia.
Gambar. 3
Refreshing (pembekuan kembali) a. dorongan dan motivasi b. dukungan
Moving (arah yang dikehendaki) a. informasi/pengetahuan b. Action plane/kekuatan c. pendorong
Unfressing (pencarian) a. Motivasi b. Analisa kekuatan medan
Rodger. E (1962) gunakan tahap AIETA a. Awarenes (kesadaran/pengetahuan baru) b. Interest (minat) c. Evaluation (evaluasi) d. Trial (uji coba) e. Adoptrion (penerimaan)
LIPPIT (1973) Tahapannya meliputi : a. Mendiagnosa masalah (system prioritas) b. Asemen motivasi dan kemampuan untuk berubah c. Asemen motivasi unsur pembaharu dan sistem sumber d. Menetapkan tujuan dan sasaran berubah e. Menetapkan peran dan fungsi yang sesuia bagi unsur pembaharu f. Mempertahankan perubahan g. Mengakhiri bantuan yang diberikan
Q. STRATEGI BERUBAH Chin dan Benne (1976) : A. Empirical rational strategy (perubahan dilaksanakan atas dasar riset) B. Asumsi dasar manusia adalah rasional *seleksi karyawan, penggantian, basic resert, seleksi ilmu pengetahuan, konsultasi dan staff, system analisis, riset terapan, hubungan sistem sumber.
Normatif Reeducatif Strategi : perubahan yang terjai melalui proses pendidikan yang terprogram/terorganisir, dalam hal ini didukung oleh : a. Norma Social Kultural (Role model) b. Komitmen terhada norma Menurut konsepnya William. D. Hiths untuk perubahan norma dalam proses Outbound Andragogy terdapat tiga komponen yaitu : Adanya sikap Nilai Keterampilan Relevansinya
Dalam hal ini berhubungan dengan Aproaces Coersive Power : pendekatan mengadakan perubahan dengan menggunakan kekuasaan dan kekuatan hal ini terlihat lebih menonjol pada sistem Militerisasi : a. Strategi of non violence : menggunakan strategi tanpa kekerasan (Swadesi dan Mahatma Gandhi dari India) b. Use of political institution: misalnya anda mau jadi Presiden/Bupati harus masuk anggota atau salah satu partai besar c. Through recomposition and manipulation of powerelitas : menggunakan power elit untuk menggerakan suatu perubahan
Merubah diri dan orang lain menurut Hersey and Blanchard (1977) : a. Participative change : mengadakan perubahan dengan menggunakan partisipasi orang lain untuk menggerakan (keep personal); penyediaan informasi, mempunyai sikap positif terhadap informasi untuk dijadikan komitmen. b. Cowrced change total organitation: kalau ingin pembaharauan ganti SDM secara keseluruhan termasuk jalur-jalur demokrasinya c. Tingkat berubah ada empat (4 ranah) : 1) Ilmu pengetahuan (body of knowledge) aspek kognitiv 2) Sikap (attitude) : body of values afektifnya lebih dominan 3) Sifat perilaku (behavior) bersifat individualistic 4) Performance group : paling sulit untuk penampilan group untuk menjadi berubah
Asumsi tingkat kesukaran dalam teori berubah :
1. Perilaku kelompok Tinggi
2. Perilaku individu
3. Sikap
4. Pengetahuan Rendah
Kesukaran
Singkat .. Waktu.. Lama
Reaksi individu terhadap perubahan/berubah dilihat dari siklus emosional : Harus berjiwa : 1. Dalang (Wudal Piwulang), yaitu tidak pelit, harus royal dengan ilmu pengetahuan yang diberikan kepada orang lain yang berdasarkan asah, asih, dan asuh. 2. Cengkir (kecenging piker) untuk mencapai tujuan yang di cita-citakan harus kencang dalam pola berpikir berdasarkan akal, nalar sebab-akibat, faham akan hokum Probability dan Hukum Postulat 3. Menguasai Ilmu Hasta Bratha : a. Air : bersifat menyirami dunia, tanda pilih kasih sebagai sumber kehidupan alam seisinya bersifat merata karena air tidak cekung (berlubang) atau cembung (menonjol). b. Api : bersikap tutwuri handayani ing madyo mangun karso ing ngarso sung tulodo, berani menghukum kepada siapapun dan berani memberikan hadiah bagi orang yang pantas mendapatkan hadiah.
4. Siklus Emosional : a. Uninformed optimism (certainty): Memprioritaskan ketentuan dan memastikan b. Informed Pessimism (Doubt) : Meragukan, keragu-raguan, ketidak pastian c. Hopefull Realism (hope) : penuh dengan pengharapan d. Informedoptimism (confidence) :kepercayaan yang signifikan e. Rewording Completion : menikmat, mensyukuri kepuasan
Singkat.. Waktu.. Lama
(a b c d e)
c
b d
a e
R. JENIS AKTIFITAS DAN INDIKASI 1. Jenis Aktifitas : Outbound Paliatif 2. Indikasi : Klien yang mempunyai indikasi TAK adalah
S. SETTING TEMPAT Sesuai kondisi dan tempat yang tersedia
T. METODE Outbound Paliatif
U. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN Terapi aktifitas kelompok ini dilaksanakan pada : Hari/Tanggal : Kamis / 24 April 2014 Waktu : pukul 08.00 WIB s.d selesai Tempat : Area Panti Werdha Budi Mulia 3
V. MEDIA DAN ALAT 1. Pengeras suara (Toa) 2. Tali (Rapia dan tambang) 3. Stick 4. Hola hop 5. Botol aqua berisi air 6. Piala
W. SUSUNAN PANITIA Susunan TAK : 1. Leader (Bagus Ade Nugraha) Tugas : Menyusun rencana terapi aktifitas kelompok Mengarahkan kelompok sesuai tujuan Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok Memotivasi anggota untuk aktif selama kegiatan terapi aktifitas kelompok Menetralisir masalah yang mungkin timbul pada saat pelaksanaan 2. Co. Leader (Angga Risriady) Membantu leader mengorganisasikan kelompok Menyampaikan informasi dari fasilitator atau sebaliknya Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang 3. Fasilitator (Meldawati, Siti Rohana, Rita Octavia N, Slamet Riyadi, M. Fahrurriza, Sumarni A, Ririn Indah L, Ade Yulia P, Harun Zein, ) Memfasilitasi media ataupun alat dalam kegiatan terapi aktifitas kelompok Mengatur jalannya aktifitas kelompok Membantu kelompok berperan aktif Berperan sebagai role model bagi kelompok selama proses aktifitas kelompok Mengantisipasi masalah yang terjadi 4. Observer (Tim Akademis) Mengobservasi respon Mencatat perilaku ataupun sikap WBS dalam dinamika kelompok Mencatat semua proses yang terjadi dan melaporkannya Rencana Evaluasi a. Evaluasi Input 1. Tim berjumlah 13 orang yang terdiri atas 1 orang leader, 1 orang co-leader, 6 orang fasilitator, 5 orang observer 2. Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik 3. Peralatan berfungsi dangan baik 4. Klien, tidak mada kesulitan memilih yang sesuai dengan kriteria dan karakteristik klien untuk melakukan terapi aktifitas kelompok b. Evaluasi Proses 1. Leader menjelaskan aturan main dengan jelas 2. Fasilitator menempatkan diri di antara klien/kelompok 3. Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan mengawasi jalannya permainan 4. 100% klien/anggota kelompok yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal sampai selesai c. Evaluasi Output Setelah mengadakan terapi aktifitas kelompok dengan semua WBS yang di amati, hasil yang diharapkan sebagai berikut : 1. 100% klien/anggota kelompok mengikuti permainan dengan aktif dari awal sampai selesai 2. 100% klien/anggota kelompok dapat meningkatkan kemampuan akan kegiatan kelompok 3. Klien/anggota kelompok dapat mengungkapkan ataupun meningkatkan komunikasi verbal maupun nonverbal
X. LANGKAH KEGIATAN 1. Tahap Persiapan a. Memilih klien sesuai indikasi, yaitu klien yang mampu melakukan aktifitas sendiri b. Membuat kontrak dengan klien c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan atau permainan 2. Tahap Orientasi Pada tahap ini terapis melakukan : a. Salam terapeutik Salam dari terapis keapda klien b. Evaluasi / Validasi Menanyakan perasaan klien saat ini c. Kontrak 1. Instruktur menjelaskan tujuan kegiatan 2. Instruktur menjelaskan aturan main sebagai berikut : Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada terapis Lama kegiatan kurang lebih Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai 3. Tahap Kerja a. Mengarahkan klien untuk berkumpul b. 4. Tahap Terminasi a. Evaluasi Instruktur menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK dan memberikan pujian ataupun penghargaan atas keberhasilan kelompok 5. Rencana Tindak Lanjut Rencana tindak lanjut untuk TAK Outbound yaitu Spider nevi, Leg Manouver, Audio Listening 6. Kontrak yang akan datang Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang yaitu ( Spider nevi, Leg Manouver, Audio Listening ) dan menyepakati waktu serta tempat.
Y. KRITERIA EVALUASI Dari hasil kegiatan TAK outbound yang telah dilakukan para WBS dan Instruktur dapat : 1. menjalin tali emosional satu sama lain 2. memberi dukungan untuk mendapatkan potensi diri dalam menyelesaikan semua permainan dalam TAK outbound. 3. Percaya diri dalam kegiatan ini juga termasuk tujuan yang ingin dicapai, karena dari kepercayaan diri para WBS dan instruktur dapat saling membantu dalam permainan. 4. Menjalin komunikasi yang efektif dan efisien serta membuat para WBS dan instruktur melatih jasmani dan rohaninya. Z. DAFTAR PUSTAKA 1. Parjhono. Manajement Out Bound.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita