Anda di halaman 1dari 6

Tatalaksana Nyeri

Gambar 3.1. WHO Three Step Analgesic Ladder


Praktik dalam tatalaksana nyeri, secara garis besar stategi farmakologi mengikuti WHO Three
Step Analgesic Ladder yaitu :
1

1. Tahap pertama dengan menggunakan abat analgetik nonopiat seperti NSAID atau COX2
spesific inhibitors.
2. Tahap kedua, dilakukan jika pasien masih mengeluh nyeri. Maka diberikan obat-obat seperti
pada tahap 1 ditambah opiat secara intermiten.
3. Tahap ketiga, dengan memberikan obat pada tahap 2 ditambah opiat yang lebih kuat.
Penanganan nyeri berdasarkan patofisiologi nyeri paada proses transduksi dapat diberikan
anestesik lokal dan atau obat anti radang non steroid, pada transmisi inpuls saraf dapat diberikan
obat-obatan anestetik lokal, pada proses modulasi diberikan kombinasi anestetik lokal, narkotik,
dan atau klonidin, dan pada persepsi diberikan anestetik umum, narkotik, atau parasetamol

Gambar 3.1. Tangga dosis obat analgetik
Dari gambar tangga dosis di atas, dapat disimpulkan bahwa terapi inisial dilakukan pada dosis
yang lebih tinggi, dan kemudian diturunkan pelan-pelan hingga sesuai dosis analgesia yang tepat.
Saraf Spinal
Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna bertebra tempat munculnya
saraf tersebut.
Saraf serviks ; 8 pasang, C1 C8
Saraf toraks ; 12 pasang, T1 T12
Saraf lumbal ; 5 pasang, L1 L5
Saraf sacral ; 5 pasang, S1 S5.
Saraf koksigis, 1 pasang.


Macam-macam saraf spinal :
a. Saraf Serviks
o Membentuk pleksus (jarring-jaring serabut saraf terbentuk dari ramus ventral
saraf spinal)
1. Pleksus Serviks
Terbentuk dari ramus ventral C1-C4 dan sebagian C5
Menginervasi otot leher, kulit kepala serta dada
Saraf terpenting yang berawal pada pleksus ini adalah saraf frenik yang
menginervasi diafragma
2. Pleksus Brakial
Terbentuk dari ramus ventral C5-C8 dengan bantuan T1-T2
Menginervasi ekstremitas atas
b. Saraf Thoraks
o T1 dan T2 ikut serta membentuk pleksus brakial
o T3-T12 tidak membentuk pleksus tetapi keluar dari ruang interkostal dan
menginervasi otot-otot abdomen, kulit dada dan kulit abdomen
c. Saraf Lumbal
Saraf lumbal adalah salah satu dari saraf spinal yang berjumlah 5 pasang yang
biasanya ditulis dengan symbol L1, L2, L3, L4, dan L5. Saraf lumbal juga
sebenarnya merupakan gabungan dari saraf sacralis yang nantinya akan disebut
dengan plexus lumbosacralis.
Ciri-ciri vertebrae lumbal :
1. Corpus besar dan berbentuk ginjal
2. Pediculus kuat mengarah ke belakang
3. Lamina tebal
4. Foramene vertebrae berbentuk segitiga
5. Processus transversus panjang dan langsing
6. Processus spinousus pendek, rata, dan berbentuk segiempat dan mengarah ke
belakang
7. Facius articularis processus articularis superior menghadapi ke medial dan
facies articularis processus articularis inferior menghadap ke lateral
d. Saraf Sakral
o Membentuk pleksus sakral yang :
Terbentuk dari ramus ventral S1, S2, S3 dengan kontribusi L4, L5 dan S5
Menginervasi ektremitas bawah, pantat dan regia perineal
e. Saraf Koksiks
o Membentuk pleksus koksiks yang :
Dibentuk oleh saraf koksiks dan S5 dengan bantuan S4
Merupakan awal saraf koksiks yang mensuplai region koksiks

Contoh Obat NSAID
COX 1
Indoles and Related Compounds
Contoh Obatnya : Indomethacin (Indocin)merupakan derifat indol. Walaupun lebih toksik dari aspirin,
tetapi efektivitasnya juga lebih tinggi. Ia juga penghambat sintesis prostaglandin. Metabolisme di hati.
Waktu paro serum 2 jam. Obat ini lebih efektif daripada aspirin, merupakan obat penghambat
prostaglandin terkuat. Efek samping menimbulkan efek terhadap saluran cerna seperti nyeri abdomen,
diare, pendarahan saluran cerna, dan pankreatitis. Serta menimbulkan nyeri kepala, dan jarang terjadi
kelainan hati.
Proses di dalam tubuh
Absorpsi di dalam tubuh cepat dan lengkap, metabolisme sebagian berada di hati, yang
dieksresikan di dalam urine dan feses, waktu paruhnya 2-3 jam, memiliki anti inflamasi dan efek
antipiretic yang merupakan obat penghilang sakit yang disebabkan oleh keradangan, dapat
menyembuhkan rematik akut, gangguan pada tulang belakang dan asteoatristis.
Efek samping
Untuk reaksi gastrointrestianal: anorexia (kehilangan nafsu makan), vomting (mual), sakit
abdominal, diare.
Alergi: reaksi yang umumnya adalah alergi pada kulit dan
Asam Mefenamat
Juga derivat fenamat, mempunyai efek analgesik, tapi sebagai antiinflamasi kurang kuat disbanding
aspirin serta lebih toksik. Obat ini tidak boleh di berikan berturut-turut lebih dari 1 minggu dan tidak
diindikasikan untuk anak-anak. Dosis awal 500mg 9dewasa), selanjutnya 250 mg. Asam mefenamat
digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat sangat kuat terikat pada protein plasma, sehingga
interaksi dengan obat antikoagulan harus diperhatikan. Efek samping terhadap saluran cerna sering
timbul misalnya dispepsia dan gejala iritasi lain terhadap mukosa lambung.

Arylpropionic Acid Derivatives

Contoh Obatnya : Ibuprofen (Advil), Tersedia bebas dalam dosis rendah dengan berbagai nama dagang.
Obat ini dikontraindikasikan pada mereka yang menderita polip hidung, angioedema, dan reaktivitas
bronkospastik terhadap aspirin. Efek samping, gejala saluran cerna.Ibupropen merupakan devirat asam
propionat yang diperkenalkan banyak negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang
tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya sama dengan aspirin.Ibu hamil dan menyusui tidak di anjurkan
meminim obat ini.

Salicylates

Contoh Obatnya: Aspirin, mempunyai kemampuan menghambat biosintesis prostaglandin. Kerjanya
menghambat enzim siklooksigenase secara ireversibel, pada dosis yang tepat, obat ini akan menurunkan
pembentukan prostaglandin maupun tromboksan A2, pada dosis yang biasa efek sampingnya adalah
gangguan lambung (intoleransi). Efek ini dapat diperkecil dengan penyangga yang cocok (minum aspirin
bersama makanan yang diikuti oleh segelas air atau antasid). Untuk meringankan rasa sakit, terutama
sakit kepala dan pusing, sakit gigi dan nyeri otot serta menurunkan demam.


COX 2
Nimesulide
Jenis baru dari NSAID, penghambat COX-2 yang selektif, memiliki efek anti inflamasi yang kuat dan
sedikit efek samping
Meloxicam
Merupakan generasi baru NSAID. Suatu penghambat sikloogsigenase-2 selektif (COX-2). Banyak study
menunjukkan bahwa meloxicam mempunyai efek samping pada saluran gastrointestinal lebih renfdah di
banding dengan NSAID yang lain, dengan kekuatan antiinflamasi, analgetik dan antipiretik. Pemakaian
meloxicam 15 mg tidak memperlihatkan perbedaan dalam hal efek sampingnya terhadap saluran
gastrointestinal yang dinilai sebelum dan sesudah pengobatan.
Acetic Acid Derivatives

Contoh Obatnya : Diclofenac (Voltaren), obat ini adalah penghambat siklooksigenase yang kuat dengan
efek antiinflamasi, analgetik, dan antipiretik. Waktu parunya pendek. Dianjurkan untuk pengobatan
artristis rmatoid, dan berbagai kelainan otot rangka. Efek sampingnya distres saluran cerna,
perdarahan saluran cerna, dan tukak lambung.

COX 3
Paracetamol/acetaminophen
Merupakan devirat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan
antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik, parasetamol sebaiknya tidak
digunakan terlalu lama karena dapat menimbulkan nefropati analgesik. Jika dosis terapi tidak memberi
manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Dalam sediaannya sering dikombinasikan dengan
cofein yang berfungsi meningkatkan efektinitasnya tanpa perlu meningkatkan dosisnya.

Anda mungkin juga menyukai