Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH BUDIDAYA DOMBA


Dosen pembimbing :
M. Baihaqi, S.Pt, M.Sc
Ir. Maman Duldjaman, M.Si
Dr. Ir Daisy Tambajong, M.P
Faris Am Kurniawan, S.Pt


HANDLING, PENENTUAN UMUR, DAN PENGUKURAN
KANDANG TERNAK DOMBA


Oleh :
Weni Wardani
J3I113041



PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TERNAK
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
BAB I
PENDAHAULUAN
A. Latar Belakang
Domba yang biasanya dibudidayakan oleh masyarakat pada umumnya
adalah domba yang mempunyai potensi tinggi untuk menghasilkan suatu
komoditas produk yang baik. Misalnya domba-domba tipe pedaging yang sering
digunakan produksinya dalam pembuatan kuliner seperti satai dan gulai. Namun,
dalam hal pemeliharaan juga dipengaruhi oleh manajemen pemberian pakan dan
perlakuan peternak terhadap domba itu sendiri. Oleh sebab itu, perlu adanya
pengetahuan yang luas dan praktik yang benar. Apabila pada saat pemeliharaan
tidak dilakukan dengan prosedur yang benar, maka kualitas produknya pun akan
kurang.
Dalam melakukan budidaya, perlu mempersiapkan kandang yang baik dan
sesuai untuk digunakan sebagai tempat tinggal domba tersebut. Kandang
merupakan hal yang mutlak pengadaannya. Sebab, kandang inilah yang nantinya
menjadi tempat tinggal dan tempat domba banyak menghabiskan waktunya
sehari-hari terutama pada domba yang dibudidaya dengan system pemeliharaan
secara intensif maupun semi-intensif.
.
B. Tujuan
Penulisan ini bertujuan untuk melaporkan hasil serta membahas materi
praktikum yang telah dipraktikkan sebelumnya. Praktikum ini sendiri memiliki
tujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa akan cara meng-
handling domba yang baik dan benar, melakukan pendugaan umur sesuai gigi,
serta melakukan pengukuran kandang.


BAB II
METODE
A. Waktu dan Tempat
Pelaksaan praktikum ini dilakukan berdasarkan jadwal praktikum yang telah
ditentukan oleh pihak Diploma IPB. Penjabaran waktu praktikum dilakukan
selama 2 pertemuan, antara lain sebagai berikut :
1. Pelaksanaan praktikum handling domba
Hari/ tanggal : Kamis, 06 Maret 2014
Waktu : 07.00 11.00 WIB
2. Pelaksanaan praktikum pendugaan umur dan pengukuran kandang domba
Hari/ tanggal : Kamis, 20 Maret 2014
Waktu : 07.00 11.00 WIB

B. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan antara lain meteran. Meteran sendiri dibedakakan
menjadi meteran pita, meteran gulung dan meteran besi. Selain meteran,
diperlukan juga kandang yang akan diukur.


C. Prosedur
Melakukan handling sesuai prosedur yang telah diajarkan. Perlakuan
handling yang dilakukan antara lain menggendong domba, mendudukkan domba,
dan merebahkan/ menidurkan domba. Kemudian melakukan pendugaan umur.
Yang terakhir yaitu mulai melakukan pengukuran kandang. Dalam pengukuran
ini, kandang yang digunakan adalah kandang kambing dan domba Kampus GG
Diploma IPB.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Hasil praktikum penanganan/ handling domba adalah sebagai berikut :
Nama domba : Jasper
No. Kalung : 08
a. Cara mengangkat/ menggendong domba :
- Pertama, tenangkan domba terledih dahulu. Bila domba dalam keadaan
bergerak, posisi badan berada dibelakang domba (area tidak terlihat).
Pegang kaki kiri belakang bagian atas domba dengan tangan kiri untuk
menghentikan gerak domba (bila posisi disebelah kiri domba).
- Kedua, lingkarkan tangan ke sebelah kaki kanan belakang domba (posisi
di kiri). Lengan berada dibawah ekor domba.
- Ketiga, posisikan tangan kiri melingkar dibagian dada. Usahakan agar
domba tidak tercekik atau terbatuk. Domba siap diangkat.
b. Cara mendudukkan domba :
- Pertama, posisi berada di sebelah kiri domba.
- Kedua, tangan kanan memegang kaki belakang bagian dalam. Artinya
posisi lengan setengah melingkari badan domba.
- Ketiga, tangan kiri memegang kedua kaki depan.
- Keempat, angkat dan posisikan domba duduk dengan posisi kaki
belakangnya tidak menyentuh tanah.
c. Cara merebahkan/ menidurkan domba :
- Pertama, posisi berada di sebelah kiri domba.
- Kedua, tangan kanan memegang kaki belakang bagian dalam (seperti
mendudukkan domba).
- Ketiga, tangan kiri memegang kaki depan bagian dalam (kebalikan
dari tahap ke-2).
- Keempat, angkat domba kemudian tidurkan.
- Kelima, pegang kedua kaki depan dengan tangan kiri serta pegang
kedua kaki belakang dengan tangan kanan agar domba tidak
bergerak lagi.
2. Hasil pendugaan umur domba dapat dilihat pada tabel berikut :
No
Kalung
Bangsa
Domba
Sex Pendugaan Umur Keterangan
Jantan Betina Anak Muda Dewasa
56 Ekor
Gemuk
- - 2-2 th
Ekor
Gemuk
< 1th - - Baru lahir
11 Ekor
Gemuk
- 1-1th -
Ekor
Gemuk
- - 2-2 th
Ekor Tipis - 1-1th -
Pendugaan umur domba dilakukan pada empat domba yang berada di tiga
kandang domba koloni dan induk+anakan kampus GG Diploma IPB.
3. Hasil pengukuran kandang domba antara lain :
Jenis Ternak Karakteristik
Kandang
Panjang
(cm)
Lebar
(cm)
Tinggi
(cm)
Kandang
keseluruhan
235
Bawah panggung 46
Ventilasi 105
Domba ekor
gemuk dan
domba ekor
tipis
Kandang koloni
(induk + anakan)
390 141 120
Tempat
pakan
146 48 47.5
~ Kandang Individu 115 56 120
Tempat
pakan
65 50 40
Domba
Wonosobo
Kandang koloni
(induk + anakan)
390 141 120
Tempat
pakan
146 48 47.5
Kambing Kandang koloni 390 141 120
Tempat
pakan
146 48 47.5
Jumlah kandang domba adalah 16 buah kandang individu domba dan 2 buah
kandang domba yang disapih. Jarak bangunan antar kandang kurang lebih
sama lebar bangunan kandang dengan lebar drainase 30 cm di sepanjang sisi
depan bangunan kandang.

B. Pembahasan

1. Handling Domba
(Purnomoadi, 2003). Penguasaan terhadap ternak (handling) dalam usaha
peternakan, terutama ditujukan untuk keperluan-keperluan sebagai berikut :
a) Mempermudah penanganan ternak, baik dilapangan maupun dikandang.
b) Menghindarkan kerugian yang disebabkan oleh ternak, disamping itu untuk
menjamin keamanan bagi ternak itu sendiri.
c) Mempermudah penanganan sehari-hari, seperti pemotongan kuku, ekor,
tanduk, pencukuran bulu, kastrasi, dan lain sebagainya.
Ada beberapa cara untuk menguasai kambing dan domba. Adapun cara-cara
tersebut yaitu :
a. Menangkap kambing/ domba
Dekati dengan hati-hati, dan tunggu hingga kambing/ domba menjadi
tenang dan diam. Kalau kambing/ domba mencoba lari bergeraklah
segera kea rah larinya, kedua tangan direntangkan untuk menutupi
bidang geraknya.
Letakkan satu tangan di leher dan tengadahkan kea rah rahangny,
sedangkan tangan yang lain diletakkan di belakang kepala sehingga
kepala dapat terpegang dengan posisi seperti akan mencekik.
Cara lain yaitu satu tangan di depan leher, sedangkan tangan yang lain
dibelakang leher. Tangan yang didepan leher ditujukan untuk mencegah
kambing/ domba bergerak maju, sedangkan yang dibelakang ekor untuk
mencegah kembing/ domba bergerak mundur.
Jika tenaga kita cukup kuat, dekati kambing/ domba dari arah belakang
dengan diam-diam, lalu dengan gerak cepat pegang kedua kaki pada sisi
yang sama. Sesegera mungkin raihlah lehernya dengan satu tangan dan
tangan yang lainnya memegang bagian belakang leher.
Jika kambing/ domba bertali leher, pegang tali lehernya dengan cepat,
kemudian pegang lehernya, seperti pada perlakuan diatas.
b. Memegang kambing/ domba
Pegang kaki depan dan belakang kanan dengan tangan kanan, dan kaki
depan belakang kiri dengan tangan kiri. Kepala dan dada menghadap ke
atas (posisi kita berdiri), kambing/ domba kita angkat punggungnya kita
tempelkan pada dada kita.
Kemudian kita berusaha untuk duduk dan tempatkan punggungnya pada
posisi diantara kedua paha kita, selanjutnya kita dapat menjepitkan kaki
kita pada iga atau leher anak kambung/ domba. Setelah itu kita bias
melakukan kastrasi, pemotongan ekor, atau memberi minum obat.
c. Mendudukkan kambing/ domba
Tempatkan diri pada sisi kiri, pegang leher bagian bawah dengan tangan
kiri dan bagian belakang ekor dengan tangan kanan.
Letakkan ibu jari disekeliling moncong atau di dalam mulut dibelakang
gigi seri, pada waktu yang bersamaan pindahkan tangan kanan ke atas
lutut kaki belakang sebelah kanan.
Dengan tangan kiri, tengokkan kepala ternak kebelakang di atas bahunya,
sehingga ternak bias melihat punggungnya sendiri.
Tekan bagian belakang kaki dengan tangan kanan sehingga ternak jatuh
ke belakang.
Mundur setengah langkah sehingga ternak meluncur dan duduk di tanah.
Lepaskan tangan dileher dan raihlah kedua kaki depan melalui belakang
tubuhnya, kemudian jepit kepalanya diantara kaki kita, hingga ternak bias
duduk.
Dalam posisi ini dapat dilakukan potong kuku atau cukur bulu.
d. Merebahkan kambing/ domba
Lakukan prosedur 1 sampai 5 pada proses mendudukkan kambing/
domba sehingga ternak sampai dalam posisi duduk.
Lepaskan leher dan pegang kedua kaki depan, kemudian letakkanlah
kepalanya di atas tanah.
Sebaiknya ada seorang yang membantu memegang lutut kaki belakang.
Pegang leher dan paha depan hingga kepalanya terletak diatas tanah.
Ikat kedua kaki depan dan belakang.
Pada posisi demikian dapat dilakukan pemotongan tanduk.

2. Pendugaan Umur
Sebenarnya, penentuan umur yang paling tepat adalah menggunakan metode
recording atau pencatatan yang sesungguhnya kapan kambing/ domba tersebut
lahir. Namun, di Indonesia sendiri jarang digunakan bahkan bias dikatakan tidak
ada. Hanya domba tipe tertentu saja yang dimungkinkan adanya data recording
terkait dengan kegunaannya. Misalnya pada domba garut yang biasa dipakai untuk
domba aduan.
Umur ternak dapat diperkirakan dari jumlah gigi susu (incisivus/ gigi seri
sementara) yang berganti menjadi gigi permanen (incisivus tetap). Apabila gigi
ukuran kecil dan permukaan terlihat kerucut (segitiga) maka disebut gigi susu,
pada saat ini diperkirakan umur kurang dari satu tahun, sedangkan apabila terjadi
pergantian menjadi gigi permanen demulai dari bagian tengah, pergantian gigi
disenut poel (Adiwimarta, 2007).
Poel satu berarti berganti 1 bagian depan dapat dari sisi kiri atau kanan. Untuk
lebih jelasnya, berikut merupakan tabel cara penentuan umur.
No. Poel
(ganti gigi)
Perkiraan Umur
(minimal)
Keterangan
1 0 Kurang dari 1
tahun
Gigi susu belum berganti
gigi tetap
2 1 1 tahun 2 bulan
1 tahun 4 bulan
Gigi susu berganti gigi tetap
sebanyak 1
3 2 1 tahun 5 bulan
1 tahun 8 bulan
Gigi susu berganti gigi tetap
sebanyak 1
4 2 1 tahun 8 bulan
2 tahun
Gigi susu berganti gigi tetap
sebanyak 2 dan berganti gigi
tengah tetap sebanyak
5 4 2 tahun 8 bulan Gigi susu berganti gigi tetap
sebanyak 4
6 5 3 tahun 2 bulan Gigi susu berganti gigi tetap
sebanyak 5
7 6 3 tahun 4 bulan Gigi susu berganti gigi tetap
sebanyak 6
8 8 3 tahun 10 bulan Gigi susu berganti gigi tetap
sebanyak 8
Biasanya domba yang dibididaya dengan system intensif atau semi intensif dalam
berganti gigi lebih lama, karena gigi kambing/ domba tersebut jarang digunakan
untuk merenggut rumput pada saat grassing. Hal ini menyebabkan penentuan
umur berdasarkan gigi jadi diragukan kebenarannya.
3. Pengukuran Kandang
Kambing/ domba jantan dan betina sebaiknya dipisah dalam kandang yang
berbeda. Begitu pula dengan anak-anaknya setelah lepas sapih yaitu berumur 2-4
bulan. Kandang anak lepas sapih ini dibuatkan dengan ukuran 100 cm x 125 cm x
175 cm per ekor. Kandang untuk pejantan dibuat khusus dengan ukuran 125 cm x
150 cm per ekor atau minimal 150 cm luas kandang. Kandang untuk betina yang
belum beranak dibuat dengan ukuran 100 cm x 125 cm per ekor. Jika dipelihara
secara berkelompok, misalnya 4 ekor, sebaiknya kandang dibuat dengan ukuran
300 cm x 150 cm dan tinggi 175-225 cm. untuk induk betina yang sedang bunting
tua atau siap melahirkan anak, sebaiknya ditempatkan di kandang khusus yang
berukuran 125 cm x 150 cm x 175 cm per ekor (Sarwono, 2008).
Keadaan Ternak Luas Kandang
(m)
Jumlah Populasi
1. Jantan dewasa (1 tahun) 1.25 x 1.50 1 ekor
2. Betina dewasa (1 tahun) 1.00 x 1.25 1 ekor
3. Betina dewasa (1 tahun) 3.00 x 1.50 4 ekor
4. Betina bunting/menyusui 1.25 x 1.50 1 ekor + anak
5. Anak lepas sapih (2-4 bln) 1.00 x 1.25 1 ekor

Bentuk kandang yang disarankan untuk ternak kambing/ domba adalah
panggung. Lantai antau panggung berjarak 50-75 cm dari permukaan tanah dan
menghadap ke timur, sehingga sinar matahari pagi dapat masuk ke dalam kandang
(Adiwimarta, 2007).
Kandang domba harus kuat sehingga dapat dipakai dalam waktu yang lama,
ukuran sesuan dengan jumlah ternak, bersih, memperoleh sinar matahari pagi,
ventilasi kandang harus cukup dan terletak lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya
agar tidak kebanjiran (Ramadhan, 2013).


BAB IV
KESIMPULAN
Pada kandang yang terdapat di kampus GG Diploma IPB sudah baik
dalam pengkontruksian bangunannya. Namun, pada pendirian kandang panggung
kurang tinggi. Apabila panggung dibuat lebih tinggi (maksimal 1 meter), maka
sirkulasi udara di dalam maupun di bawah kandang akan berjalan dengan baik
sehingga kandang tidak terlalu lembab/ basah. Seharusnya lantai bawah panggung
dibuat agak miring ke saluran drainase agar limbah feces dan urin dapat langsung
mengalir ke saluran drainase. Selain itu, dapat mempermudah proses sanitasi dan
kebersihan kandang.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Adiwimarta, Kustantinah I. S. 2007. Beternak Kambing. Yogyakarta : PT. Citra
Aji Parama.
Purnomoadi, Agung. 2003. Petunjuk Praktikum ILMU TERNAK POTONG DAN
KERJA. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro.
Ramadhan, Devan. 2013. Teknik Jitu Penggemukan Domba. Yogyakarta : Trans
Idea Publishing.
Sarwono, B. 2008. Beternak Kambing Unggul. Depok : Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai