LO.1.1. Anatomi Makroskopik Prostat Prostat merupakan kelenjar berbentuk konus terbalik yang dilapisi oleh kapsul fibromuskuler, yang terletak di sebelah inferior vesika urinaria, mengelilingi bagian proksimal uretra (uretra pars prostatika) dan berada disebelah anterior rektum. Bentuknya sebesar buah kenari dengan berat normal pada orang dewasa kurang lebih 20 gram, dengan jarak basis ke ape kurang lebih ! "m, lebar yang paling jauh # "m dengan tebal 2,$ "m. Gambar 1.1.1 prostat %elenjar prostat terbagi menjadi $ lobus, yaitu & 'obus medius 'obus lateralis (2 lobus) 'obus anterior 'obus posterior Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 1| ((nonim, )**+) ,elama perkembangannya lobus medius, lobus anterior, lobus posterior akan menjadi satu dan disebut lobus medius saja. Pada penampang, lobus medius kadang-kadang tak tampak karena terlalu ke"il dan lobus lain tampak homogen berwarna abu-abu, dengan kista ke"il berisi "airan seperti susu, kista ini disebut kelenjar prostat. ." /eal ()*+0) membagi kelenjar prostat dalam beberapa 1ona, antara lain 1ona perifer, 1ona sentral, 1ona transisional, 1ona fibromuskuler anterior, dan 1ona periuretral. ,ebagian besar hiperplasia prostat terdapat pada 1ona transisional yang letaknya proksimal dari sfin"ter eksternus di kedua sisi dari verumontanum dan di 1ona periuretral. %edua 1ona tersebut hanya merupakan 22 dari seluruh volume prostat. ,edangkan pertumbuhan karsinoma prostat berasal dari 1ona perifer. (B.P. Purnomo, 20003 4. 5ahardjo, )**!) Prostat mempunyai kurang lebih 20 duktus yang bermuara di kanan dari verumontanum dibagian posterior dari uretra pars prostatika. 4i sebelah depan didapatkan ligamentum pubo prostatika, di sebelah bawah ligamentum triangulare inferior dan di sebelah belakang didapatkan fas"ia denonvilliers. 6as"ia denonvilliers terdiri dari 2 lembar, lembar depan melekat erat dengan prostat dan vesika seminalis, sedangkan lembar belakang melekat se"ara longgar dengan fas"ia pelvis dan memisahkan prostat dengan rektum. (ntara fas"ia endopelvi" dan kapsul sebenarnya dari prostat didapatkan jaringan peri prostat yang berisi pleksus prostatovesikal. Pada potongan melintang kelenjar prostat terdiri dari & 1. Kapsul Anatomis ,ebagai jaringan ikat yang mengandung otot polos yang membungkus kelenjar prostat. 2. Jaringan Stroma 7erdiri dari jaringan fibrosa dan jaringan muskuler. 3. Jaringan Kelenjar 7erbagi atas ! kelompok bagian& a. Bagian luar disebut glandula prin"ipalis atau kelenjar prostat sebenarnya yang menghasilkan bahan baku sekret. b. Bagian tengah disebut kelenjar submukosa, lapisan ini disebut juga sebagai adenomatous 1one. ". 4i sekitar uretra disebut periurethral gland atau glandula mukosa yang merupakan bagian terke"il. Bagian ini sering membesar atau mengalami hipertrofi pada usia lanjut. Pada BP8, kapsul pada prostat terdiri dari ! lapis & 1. Kapsul anatomis 2. Kapsul chirurgicum, ini terjadi akibat terjepitnya kelenjar prostat yang sebenarnya (outer 1one) sehingga terbentuk kapsul 3. Kapsul yang terbentuk dari jaringan fibromuskuler antara bagian dalam (inner 1one) dan bagian luar (outer 1one) dari kelenjar prostat BP8 sering terjadi pada lobus lateralis dan lobus medialis karena mengandung banyak jaringan kelenjar, tetapi tidak mengalami pembesaran pada bagian posterior daripada lobus medius (lobus posterior) yang merupakan bagian tersering terjadinya perkembangan suatu keganasan prostat. ,edangkan lobus anterior kurang mengalami hiperplasi karena sedikit mengandung jaringan kelenjar. ((nonim, )**+) ,e"ara histologis, prostat terdiri atas kelenjar-kelenjar yang dilapisi epitel thoraks selapis dan di bagian basal terdapat juga sel-sel kuboid, sehingga keseluruhan epitel tampak menyerupai epitel berlapis. Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 2| Vaskularisasi 9askularisasi kelenjar prostat yanng utama berasal dari a. vesikalis inferior ("abang dari a. ilia"a interna), a. hemoroidalis media ("abang dari a. mesenterium inferior), dan a. pudenda interna ("abang dari a. ilia"a interna). :abang-"abang dari arteri tersebut masuk lewat basis prostat di 9esi"o Prostati" ;un"tion. Penyebaran arteri di dalam prostat dibagi menjadi 2 kelompok , yaitu& ). %elompok arteri urethra, menembus kapsul di postero lateral dari vesi"o prostati" jun"tion dan memberi perdarahan pada leher buli-buli dan kelompok kelenjar periurethral. 2. %elompok arteri kapsule, menembus sebelah lateral dan memberi beberapa "abang yang memvaskularisasi kelenjar bagian perifer (kelompok kelenjar paraurethral). ((.7.%. :o"kett dan %. %oshiba, )*+*3 ,nell, )**2) Aliran Limfe (liran limfe dari kelenjar prostat membentuk pleus di peri prostat yang kemudian bersatu untuk membentuk beberapa pembuluh utama, yang menuju ke kelenjar limfe ilia"a interna , ilia"a eksterna, obturatoria dan sakral. ((.7.%. :o"kett dan %. %oshiba, )*+*3 ,nell, )**2) Persarafan ,ekresi dan motor yang mensarafi prostat berasal dari pleus simpatikus dari 8ipogastri"us dan medula sakral <<<-<9 dari pleus sakralis. (,nell, )**2) LO.1.2. Anatomi Mikroskopik .enurut konsep terbaru kelenjar prostat merupakan suatu organ "ampuran terdiri atas berbagai unsur glandular dan non glandular. 7elah ditemukan lima daerah= 1ona tertentu yang berbeda se"ara histologi maupun biologi, yaitu& ). >ona (nterior atau 9entral ,esuai dengan lobus anterior, tidak punya kelenjar, terdiri atas stroma fibromuskular. >ona ini meliputi sepertiga kelenjar prostat. 2. >ona Perifer ,esuai dengan lobus lateral dan posterior, meliputi +02 massa kelenjar prostat. >ona ini rentan terhadap inflamasi dan merupakan tempat asal karsinoma terbanyak. !. >ona ,entralis. 'okasi terletak antara kedua duktus ejakulatorius, sesuai dengan lobus tengah meliputi 2$2 massa glandular prostat. >ona ini resisten terhadap inflamasi. #. >ona 7ransisional. >ona ini bersama-sama dengan kelenjar periuretra disebut juga sebagai kelenjar preprostatik. .erupakan bagian terke"il dari prostat, yaitu kurang lebih $2 tetapi dapat melebar bersama jaringan stroma fibromuskular anterior menjadi benign prostati" hyperpiasia (BP8). $. %elenjar-%elenjar Periuretra Bagian ini terdiri dan duktus-duktus ke"il dan susunan sel-sel asinar abortif tersebar sepanjang segmen uretra proksimal. Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 3| Prostat terdiri atas !0-$0 kelenjar tubulo alveolar yang men"urahkan sekretnya ke dalam )$-2$ saluran keluar yang terpisah. ,aluran ini bermuara ke uretra pada kedua sisi kolikulus seminalis. ?tot membentuk masa padat dan dibungkus oleh kapsula yang tipis dan kuat serta melekat erat pada stroma. (lveoli dan tubuli kelenjar sangat tidak teratur dan sangat beragam bentuk ukurannya, alveoli dan tubuli ber"abang berkali-kali dan keduanya mempunyai lumen yang lebar, lamina basal kurang jelas dan epitel sangat berlipat-lipat. ,itoplasma mengandung sekret yang berbutir-butir halus, lisosom dan butir lipid. /ukleus biasanya satu, bulat dan biasanya terletak basal. /ukleoli biasanya terlihat di tengah, bulat, dan ke"il P5?,7(7@ A'(/4 Gambar 1.2.1. Keterangan: Diwarnai dengan hematoksilin dan eosin 1 - utama kelenjar prostat 2 - stroma terdiri dari sel-sel otot polos dan jaringan ikat 3 - stroma terdiri dari sel-sel otot polos dan jaringan ikat 4 - kapsul F!"#-elastis $ - prostat bagian dari uretra Pada kelenjar prostat, asini sekretorisnya merupakan bagian kelenjar tubuloasinar dengan banyak "abang ke"il yang tidak teratur3 ukuran asini ini berma"am-ma"am. (sini yang lebih besar memiliki lumen lebar yang tidak teratur dan epitel yang bervariasi. %elenjar itu terbenam didalam stroma fibromuskular khas dengan berkas otot polos, serat-serat kolagen dan elastin yang terorientasi di berbagai arah. .eskipun epitel kelenjar umumnya selapis atau bertingkat atau bertingkat silindris dan sel-selnya pu"at dibagian distal, namun dapat sangat bervariasi. Pada daerah tertentu, epitel ini dapat berbentuk gepeng atau kuboid tergantung pada status endokrin dan kegiatan kelenjar. P5?,7(7@ A'(/4 Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 4| Gambar 1.2.2. Keterangan : epitel transisi dari bagian prostat dari uretra Diwarnai dengan hematoksilin dan eosin 1 - epitel transisi 2 - tunika propria dari mukosa prostat bagian dari uretra (@ros"henko,200!) LI.2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Prostat %elenjar prostat menyekresi "airan en"er, seperti susu, yang mengandung ion sitrat, kalsium, dan ion fosfat, en1im pembeku, dan profibrinolisis. ,elama pengisian, sampai kelenjar prostat berkontraksi sejalan dengan kontraksi vas deferens sehingga "airan en"er seperti susu yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat menambah lebih banyak lagi jumlah semen. ,ifat yang sedikit basa dari "airan prostat mungkin penting untuk suatu keberhasilan fertilisasi ovum, karena "airan vas deferens relatif asam akibat adanya asam sitrat dan hasil akhir metabolisme sperma, dan sebagai akibatnya, akan menghambar fertilisasi sperma. ,ekret vagina juga bersifat asam (ph !.$ B #). ,perma tidak dapat bergerak optumal sampai p8 sekitarnya meningkat kira B kira 0 B 0.$. sehingga merupakan suatu kemungkinan bahwa "airan prostat menetralkan sifat asam dari "airan lainnya setelah ejakulasi dan juga meningkatkan moyilitas dan fertilisasi sperma. %elenjar prostat se"ara relatif tetap ke"il sepanjang masa kanak B kanak dan mulai tumbuh pada masa pubertas di bawah rangsangan testosteron. %elenjar ini men"apai ukuran hampir tetap pada usia 20 tahun dan tetap dalam ukuran itu sampai pada usia kira B kira $0 tahun. Pada waktu tersebut, beberapa kelenjarnya mulai berinvolusi, bersamaan dengan penurunan pembentukan testosteron oleh testis. ,ekali kelenjar prostat terjadi, sel B sel karsinogen biasanya dirangsang untuk tumbuh lebih "epat oleh testosteron, dan diambat dengan pengangkatan testis, sehingga testosteron tidak dapat dibentuk lagi. LI.3. Memahami dan Menjelaskan Hiperplasia Prostat Benigna (BPH Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 5| LO.3.1. !e"inisi Hiperplasia Prostat Benigna (BPH BP8 adalah pertumbuhan jinak bersifat non kanker dari sel-sel dalam kelenjar prostat ((C(, 200!). ,e"ara histopatologis yaitu terdapat hiperplasia sel-sel stroma dan sel-sel epitel kelenjar prostat (http&==iaui.or.id). 8iperplasia prostat adalah hiperplasia kelenjar periuretral yang mendesak jaringan prostat yang arah ke perifer dan menjadi simpai bedah (,yamsuhidrajat,)**+) LO.2.2. #pidemiologi Hiperplasia Prostat Benigna (BPH 8iperplasia prostat benigna ini dapat dialami oleh sekitar +02 pria di atas usia 00 tahun. (ngka ini akan meningkat hingga *02 pada pria berusia di atas D0 tahun. Pembesaran prostat dianggap sebagai bagian dari proses pertambahan usia, seperti halnya rambut yang memutih. ?leh karena itulah dengan meningkatnya usia harapan hidup, meningkat pula prevalensi BP8. ?ffi"e of 8ealth @"onomi" <nggris telah mengeluarkan proyeksi prevalensi BP8 bergejala di <nggris dan Eales beberapa tahun ke depan. Pasien BP8 bergejala yang berjumlah sekitar D0.000 pada tahun )**), diperkirakan akan meningkat menjadi satu setengah kalinya pada tahun 20!). Bukti histologis adanya benign prostati" hyperplasia (BP8) dapat diketemukan pada sebagian besar pria, bila mereka dapat hidup "ukup lama. /amun demikian, tidak semua pasien BP8 berkembang menjadi BP8 yang bergejala (symptomati" BP8). Prevalensi BP8 yang bergejala pada pria berusia #0-#* tahun men"apai hampir )$2. (ngka ini meningkat dengan bertambahnya usia, sehingga pada usia $0-$* tahun prevalensinya men"apai hampir 2$2, dan pada usia 00 yahun men"apai angka sekitar #!2. (ngka kejadian BP8 di <ndonesia yang pasti belum pernah diteliti, tetapi sebagai gambaran hospital prevalen"e di dua rumah sakit besar di ;akarta yaitu 5,:. dan ,umberwaras selama ! tahun ()**#-)**+) terdapat )0#0 kasus. LO.3.3. #tiologi Hiperplasia Prostat Benigna (BPH Penyebab pasti BP8 ini masih belum diketahui, penilitian sampai tingkat biologi molekuler belum dapat mengugkapkan dengan jelas etiologi terjadinya BP8. 4ianggap adanya ketidak seimbangan hormonal oleh karena proses ketuaan. ,alah satu teori ialah teori 7estosteron (7) yaitu 7 bebas yang dirubah menjadi 4ehydrotestosteron (487) oleh en1im $ a reduktase yang merupakan bentuk testosteron yang aktif yang dapat ditangkap oleh reseptor 487 didalam sitoplasma sel prostat yang kemudian bergabung dengan reseptor inti sehingga dapat masuk kedalam inti untuk mengadakan inskripsi pada 5/( sehingga akan merangsang sintesis protein. 7eori yang disebut diatas menjadi dasar pengobatan BP8 dengan inhibitor $a reduktase (5ahardjo,)**+). 6aktor predisposisi terjadinya BP8 adalah hormon, usia, ras, riwayat keluarga, obesitas, pola diet, aktivitas seksual, merokok, alkohol, diabetes melitus dan olah raga. 7erdapat pula beberapa hipotesis yang diduga menyebabkan timbulnya hiperplasia prostat, yaitu& 7eori 8ormonal (7eori ketidakseimbangan @strogen dan 7estosteron) Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 6| ,emakin tua testosteron menurun (produktivitas nya berkurang) yang menyebabkan terjadinya konversi testosteron menjadi estrogen yang dibantu oleh en1im aromatase di jaringan adiposis di daerah perifer. @strogen dapat menyebabkan& ). 8iperplasia stroma, sehingga testosteron diperlukan untuk inisiasi terjadinya proliferasi sel kelenjar prostat tetapi kuman F sensitivitas sel prostat terhdap rangsangan hormon androgen 2. F jumlah = konsentrasi relatif testosteron = esterogen menyebabkan produksi dan potensiasi !. 6aktor pertumbuhan lain menyebabkan terjadinya pembesaran prostat #. F jumlah reseptor androgen $. G jumlah kematian sel prostat = apoptosis sehingga sel prostat memiliki umur lebih panjang sehingga prostat lebih besar 7eori Pepti" Arowth 6a"tor (faktor pertumbuhan) Basi" transforming growth fa"tor Basi" transforming B) Basi" transforming B2 @pidermal growth fa"tor 7eori Peningkatan 'ama 8idup ,el-sel Prostat karena Berkurangnya ,el yang .ati Berkurangnya jumlah sel-sel prostat yang mengalami apoptosis sehingga jumlah sel-sel prostat meningkat dan massa menjadi positif. 6aktor-faktor yang menghambat apoptosis & ). 8ormon androgen menghambat proses kematian sel 2. @strogen memperpanjang usia sel prostat 7eori ,el (,tem :ell 8ypothesis) %eadaan normal kelenjar periuretral apoptosis (mati) H sel yang baru (tumbuh) (steadystate). ,el yang baru tumbuh dari sel stem yang mempunyai kemampuan berproliferasi sangat efektif. 4isebabkan oleh& usia, gangguan kesehatan hormonal, faktor pen"etus lain maka sel stem tersebut berpoliferasi lebih "epat dan terjadi hiperplasia kelenjar periuretral 7eori 4ihidro 7estosteron (487) 487 adalah metabolit androgen penting untuk pertumbuhan sel-sel kelenjar prostat. 4ibentuk dari testosteron di dalam sel prostat yang dibantu oleh en1im $ I reduktase dan /(4P8 yang diubah menjadi /(4P lalu membentuk dehidrotestosteron Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 7| 487 berikatan dengan reseptor anadrogen (5() di dalam sitoplasma sel prostat lalu membentuk 487-5eseptor %ompleks dan kemudian masuk ke dalam di inti sel dan akan mempengaruhi (5/() setelah itu terjadi sintesis protein growth fa"tor dan akhirnya terjadi stimulasi pertumbuhan sel (proliferasi sel). 7eori 5eawakening ;aringan kembali seperti perkembangan pada masa tingkat embriologik, sehingga jaringan periuretral dapat tumbuh lebih "epat dari jaringan sekitarnya. ." /eal )*+D membagi prostat menjadi ! 1ona yaitu & ). >ona sentral 2. >ona periferal !. >ona peralihan LI.3.$. %lasi"ikasi Hipeplasia Prostat Benigna (BPH 7ingkat keparahan penderita BP8 dapat diukur dengan skor <P,, (<nternasional Prostate ,ymptom ,"ore) diklasifikasi dengan skore 0-+ penderita ringan, D-)* penderita sedang dan 20-!$ penderita berat (5ahardjo,)**+). (da juga yang membagi berdasarkan derajat penderita hiperplasi prostat berdasarkan gambaran klinis& (,jamsuhidajat,)**+) 4erajat <& 4ari "olok dubur ditemukan penonjolan prostat, batas atas mudah diraba, dan sisa volume urin J$0 ml 4erajat << & 4ari "olok dubur ditemukan penonjolan prostat jelas, batas atas dapat di"apai, dan sisa volume urin $0-)00 ml 4erajat <<<& 4ari "olok dubur ditemukan batas atas prostat tidak dapat diraba, dan sisa volume urin K)00 ml 4erajat <9& 7erjadi retensi urin total. .enurut 5umahorbo (2000& +)), terdapat empat derajat pembesaran kelenjar prostat, yaitu& a. 4erajat 5ektal 4erajat rektal dipergunakan sebagai ukuran dari pembesaran kelenjar prostat ke arah rektum. 5e"tal tou"her dikatakan normal jika batas atas teraba konsistensi elastis, dapat digerakan, tidak ada nyeri bila ditekan dan permukaannya rata. 7etapi re"tal tou"her pada hipertropi prostat di dapatkan batas atas teraba menonjol lebih dari ) "m dan berat prostat diatas !$ gram. Ckuran dari pembesaran kelenjar prostat dapat menentukan derajat re"tal yaitu& )) 4erajat ?& Ckuran pembesaran prostat 0-) "m 2) 4erajat <& Ckuran pembesaran prostat )-2 "m Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 8| !) 4erajat <<& Ckuran pembesaran prostat 2-! "m #) 4erajat <<<& Ckuran pembesaran prostat !-# "m $) 4erajat <9& Ckuran pembesaran prostat lebih dari # "m Aejala BP8 tidak selalu sesuai dengan derajat re"tal, kadang-kadang dengan re"tal tou"her tidak teraba menonjol tetapi telah ada gejala, hal ini dapat terjadi bila bagian yang membesar adalah lobus medialis dan lobus lateralis. Pada derajat ini klien mengeluh jika B(% tidak sampai tuntas dan puas, pan"aran urine lemah, harus mengedan saat B(%, no"turia tetapi belum ditemukannya sisa urin pada pasien. b. 4erajat %linik 4erajat klinik berdasarkan kepada residual urine yang terjadi. %lien disuruh B(% sampai selesai dan puas, kemudian dilakukan katerisasi. Crine yang keluar dari kateter disebut sisa urine atau residual urine. 5esidual urine dibagi beberapa derajat yaitu sebagai berikut & )) /ormal sisa urine adalah nol 2) 4erajat < sisa urine 0-$0 ml !) 4erajat << sisa urine $0-)00 ml #) 4erajat <<< sisa urine )00-)$0 ml 4erajat <9 telah terjadi retensi total atau klien tidak dapat B(% sama sekali. Bila kandung kemih telah penuh dan klien merasa kesakitan, maka urine akan keluar se"ara menetes dan periodik, hal ini disebut ?ver 6low <n"ontinen"ia. Pada derajat ini telah terdapat sisa urine sehingga dapat terjadi infeksi atau "ystitis, no"turia semakin bertambah dan kadang-kadang terjadi hematuria. ". 4erajat <ntra 9esikal 4erajat ini dapat ditentukan dengan mempergunakan foto rontgen atau "ystogram, panendos"opy. Bila lobus medialis melewati muara uretra, berarti telah sampai pada stadium tida derajat intra vesikal. Aejala yang timbul pada stadium ini adalah sisa urine sudah men"apai $0-)$0 ml, kemungkinan terjadi infeksi semakin hebat ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, menggigil dan nyeri di daerah pinggang serta kemungkinan telah terjadi pyelitis dan trabekulasi bertambah. d. 4erajat <ntra Cretral Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 9| 4erajat ini dapat ditentukan dengan menggunakan panendos"opy untuk melihat sampai seberapa jauh lobus lateralis menonjol keluar lumen uretra. Pada stadium ini telah terjadi retensio urine total. LO.3.&. Pato"isiologi Hiperplasia Prostat Benigna (BPH Pembesaran prostat menyebabkan penyempitan lumen uretra pars prostatika dan akan menghambat aliran urine. %eadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan intravesikal. Cntuk dapat mengeluarkan urin, buli-buli harus berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan itu. %ontraksi yang terus-menerus ini menyebabkan perubahan anatomik dari buli-buli berupa hipertrofi otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divertikel buli-buli. 6ase penebalan otot detrusor ini disebut fase kompensasi. Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai keluhan pada saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary tra"t symptom ('C7,) yang dahulu dikenal dengan gejala-gejala prostatismus. 4engan semakin meningkatnya resistensi uretra, otot detrusor masuk ke dalam fase dekompensasi dan akhirnya tidak mampu lagi untuk berkontraksi sehingga terjadi retensi urin. 7ekanan intravesikal yang semakin tinggi akan diteruskan ke seluruh bagian buli-buli tidak terke"uali pada kedua muara ureter. 7ekanan pada kedua muara ureter ini dapat menimbulkan aliran balik urin dari buli-buli ke ureter atau terjadi refluks vesi"o-ureter. %eadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis, bahkan akhirnya dapat jatuh ke dalam gagal ginjal. 8iperplasi prostat G Penyempitan lumen uretra posterior G 7ekanan intravesikal F G Buli-buli Ainjal dan Creter G 8ipertrofi otot detrusor - 5efluks vesiko-ureter 7rabekulasi - 8idroureter ,elula - 8idronefrosis 4ivertikel buli-buli - Pionefrosis Pilonefritis G ... Aagal ginjal Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 10| Pada BP8 terdapat dua komponen yang berpengaruh untuk terjadinya gejala yaitu komponen mekanik dan komponen dinamik. %omponen mekanik ini berhubungan dengan adanya pembesaran kelenjar periuretra yang akan mendesak uretra pars prostatika sehingga terjadi gangguan aliran urine (obstruksi infra vesikal) sedangkan komponen dinamik meliputi tonus otot polos prostat dan kapsulnya, yang merupakan alpha adrenergik reseptor. ,timulasi pada alpha adrenergik reseptor akan menghasilkan kontraksi otot polos prostat ataupun kenaikan tonus. %omponen dinamik ini tergantung dari stimulasi syaraf simpatis, yang juga tergantung dari beratnya obstruksi oleh komponen mekanik. LO.3.'. Mani"estasi Hiperplasia Prostat Benigna (BPH Aejala hiperplasia prostat menurut Boyarsky dkk pada tahun )*++ dibagi atas& Aejala obstruktif disebabkan oleh karena penyempitan uretara pars prostatika karena didesak oleh prostat yang membesar dan kegagalan otot detrusor untuk berkontraksi "ukup kuat dan atau "ukup lama saehingga kontraksi terputus-putus. Aejalanya ialah & ). 8arus menunggu pada permulaan miksi (8esisten"y) 2. Pan"aran miksi yang lemah (Poor stream) !. .iksi terputus (<ntermitten"y) #. .enetes pada akhir miksi (7erminal dribbling) 5asa belum puas sehabis miksi (,ensation of in"omplete bladder emptying) Gambar 3.%.1. &ani'estasi !() Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 11| *abel 3.%.2. &ani'estasi !#) .anifestasi klinis berupa obstruksi pada penderita hipeplasia prostat masih tergantung tiga faktor yaitu & ). 9olume kelenjar periuretral 2. @lastisitas leher vesika, otot polos prostat dan kapsul prostat !. %ekuatan kontraksi otot detrusor 7idak semua prostat yang membesar akan menimbulkan gejala obstruksi, sehingga meskipun volume kelenjar periuretal sudah membesar dan elastisitas leher vesika, otot polos prostat dan kapsul prostat menurun, tetapi apabila masih dikompensasi dengan kenaikan daya kontraksi otot detrusor maka gejala obstruksi belum dirasakan. Pemeriksaan derajat beratnya obstruksi prostat dapat diperkirakan dengan "ara mengukur & a. 5esidual urine yaitu jumlah sisa urin setelah penderita miksi spontan. ,isa urin ini dapat dihitung dengan pengukuran langsung yaitu dengan "ara melakukan kateterisasi setelah miksi spontan atau ditentukan dengan pemeriksaan ultrasonografi setelah miksi, dapat pula dilakukan dengan membuat foto post voiding pada waktu membuat <9P. Pada orang normal sisa urin biasanya kosong, sedang pada retensi urin total sisa urin dapat melebihi kapasitas normal vesika. ,isa urin lebih dari )00 "" biasanya dianggap sebagai batas indikasi untuk melakukan intervensi pada penderita prostat hipertrofi. b. Pan"aran urin atau flow rate dapat dihitung se"ara sederhana yaitu dengan menghitung jumlah urin dibagi dengan lamanya miksi berlangsung (ml=detik) atau dengan alat uroflowmetri yang menyajikan gambaran grafik pan"aran urin. Cntuk dapat melakukan pemeriksaan uroflow dengan baik diperlukan jumlah urin minimal di dalam vesika )2$ sampai )$0 ml. (ngka normal untuk flow rata-rata (average flow rate) )0 sampai )2 ml=detik dan flow maksimal sampai sekitar 20 ml=detik. Pada obstruksi ringan flow rate dapat menurun sampai average flow antara 0-D ml=detik, sedang maksimal flow menjadi )$ mm=detik atau kurang. 4engan pengukuran flow rate tidak dapat dibedakan antara kelemahan detrusor dengan obstruksi infravesikal. ?bstruksi uretra menyebabkan bendungan saluran kemih sehingga mengganggu faal ginjal karena hidronefrosis, menyebabkan infeksi dan urolithiasis. 7indakan untuk menentukan Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 12| diagnosis penyebab obstruksi maupun menentukan kemungkinan penyulit harus dilakukan se"ara teratur. Aejala iritatif disebabkan oleh karena pengosongan vesi"a urinaris yang tidak sempurna pada saat miksi atau disebabkan oleh karena hipersensitifitas otot detrusor karena pembesaran prostat menyebabkan rangsangan pada vesi"a, sehingga vesi"a sering berkontraksi meskipun belum penuh. Aejalanya ialah & ). Bertambahnya frekuensi miksi (6reLuen"y) 2. /okturia !. .iksi sulit ditahan (Crgen"y) #. 4isuria (/yeri pada waktu miksi) (P=C<) Aejala-gejala tersebut diatas sering disebut sindroma prostatismus. ,e"ara klinis derajat berat gejala prostatismus itu dibagi menjadi & Arade < & Aejala prostatismus M sisa ken"ing J $0 ml Arade << & Aejala prostatismus M sisa ken"ing K $0 ml Arade <<< & 5etensi urin dengan sudah ada gangguan saluran kemih bagian atas M sisa urin K )$0 ml + 4erajat berat gejala klinik prostat hiperplasia ini dipakai untuk menentukan derajat berat keluhan subyektif, yang ternyata tidak selalu sesuai dengan besarnya volume prostat. Aejala iritatif yang sering dijumpai ialah bertambahnya frekuensi miksi yang biasanya lebih dirasakan pada malam hari. ,ering miksi pada malam hari disebut no"turia, hal ini disebabkan oleh menurunnya hambatan kortikal selama tidur dan juga menurunnya tonus spingter dan uretra. ,imptom obstruksi biasanya lebih disebabkan oleh karena prostat dengan volume besar. (pabila vesi"a menjadi dekompensasi maka akan terjadi retensi urin sehingga pada akhir miksi masih ditemukan sisa urin didalam vesi"a, hal ini menyebabkan rasa tidak bebas pada akhir miksi. ;ika keadaan ini berlanjut pada suatu saat akan terjadi kema"etan total, sehingga penderita tidak mampu lagi miksi. ?leh karena produksi urin akan terus terjadi maka pada suatu saat vesi"a tidak mampu lagi menampung urin sehingga tekanan intravesi"a akan naik terus dan apabila tekanan vesi"a menjadi lebih tinggi daripada tekanan spingter akan terjadi inkontinensia paradoks (over flow in"ontinen"e). 5etensi kronik dapat menyebabkan terjadinya refluk vesi"o uretra dan meyebabkan dilatasi ureter dan sistem pelviokalises ginjal dan akibat tekanan intravesi"al yang diteruskam ke ureter dari ginjal maka ginjal akan rusak dan terjadi gagal ginjal. Proses kerusakan ginjal dapat diper"epat bila ada infeksi. 4isamping kerusakan tra"tus urinarius bagian atas akibat dari obstruksi kronik penderita harus selalu mengedan pada waktu miksi, maka tekanan intra abdomen dapat menjadi meningkat dan lama kelamaan akan menyebabkan terjadinya hernia, hemoroid. ?leh karena selalu terdapat sisa urin dalam vesi"a maka dapat terbentuk batu endapan didalam vesi"a dan batu ini dapat menambah keluhan iritasi dan menimbulkan hematuri. 4isamping pembentukan batu, retensi kronik dapat pula menyebabkan terjadinya infeksi sehingga terjadi systitis dan apabila terjadi refluk dapat terjadi juga pielonefritis. Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 13| Gambar 3.%.3. *abel (enanganan +,mptoms LO.3.(. !iagnosis dan !iagnosis Banding Hiperplasia Prostat Benigna (BPH a Anamnesis Pada anamnesis, pasien akan mengeluhkan gejala-gejala seperti yang telah disebutkan dalam manifestasi klinis, yaitu hesitansi (susah untuk B(%, harus diawali dengan NngedenO), kekuatan pan"aran urin menurun, rasa tidak puas, dan menetes setelah miksi, serta frekuensinya menjadi lebih sering, nokturia (pipis di malam hari), urgensi (pipis tidak bias ditahan), dan disuria. ) Pemeriksaan Fisik (kan didapatkan buli-buli terisi penuh dan teraba massa kistus di daerah supra simfisis akibat retensi urin. ,elain itu, pemeriksaan "olok dubur juga penting untuk dilakukan. Pada pemeriksaan ini perhatikan keadaan & - tonus spingter ani= reflek bulbo "avernosus, untuk menyingkirkan adanya kelainan buli-buli neurogeni"3 - mukosa re"tum3 - keadaan prostat, kemungkinan adanya nodul, krepitasi,konsistensi prostat, simetri antar lobus, dan batas prostat. Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 14| :olok dubur pada hyperplasia prostat menunjukkan konsistensi prostat kenyal seperti meraba ujung hidung, lobus kanan dan kiri simetris dan tidak didapatkan nodul. Gambar 3.-.1. .olok Dubur Pemeriksaan fisik apabila sudah terjadi kelainan pada traktus urinaria bagian atas kadang- kadang ginjal dapat teraba dan apabila sudah terjadi pnielonefritis akan disertai sakit pinggang dan nyeri ketok pada pinggang. 9esi"a urinaria dapat teraba apabila sudah terjadi retensi total, daerah inguinal harus mulai diperhatikan untuk mengetahui adanya hernia. Aenitalia eksterna harus pula diperiksa untuk melihat adanya kemungkinan sebab yang lain yang dapat menyebabkan gangguan miksi seperti batu di fossa navikularis atau uretra anterior, fibrosis daerah uretra, fimosis, "ondiloma di daerah meatus. * Pemeriksaan La)oratori+m 1. ,rin -edimen +rin, untuk men"ari kemungkinan adanya proses infeksi= inflamasi pada saluran kemih. %+lt+r +rin, untuk men"ari jenis kuman penyebab infeksi dan menentukan sensitivitas terhadap beberapa antimikroba. 2. !arah Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 15| .+la darah, untuk men"ari kemungkinan adanya 4. yang dapat menimbulkan kelainan persarafan pada buli-buli. P-A (Prostate -pesi"i* Antigen, merupakan suatu glikoprotein protease yang diproduksi dan disekresi oleh sel epitel prostat, yang merupakan tanda paling efektif untuk mengetahui adanya kanker prostat dan keadaanya meningkat pada BP8. Peningkatan P,( juga dapat terjadi sebagai akibat dari "olok dubur (45@ H 4igital 5e"tal @amination), pemasangan kateter, sistoskopi, biospsi jarum, ultrasonografi trasnre"tal 7ransre"tal Cltrasound), reseksi prostat transuretra (7C5P, 7ransurethral 5ese"tion of the Prostate), bertambahnya umur dan retensi urin serta besarnya volume. !. Faal .injal, untuk men"ari penyulit yang mengenai saluran kemih atas. d Pen*itraan ). Foto Polos Per+t, untuk men"ari kemungkinan adanya batu opaL di saluran kemih, batu= kalkulosa prostat, dan menunjukkan bayangan buli-buli yang penuh berisi urin. ,elain itu, dapat juga diperoleh keterangan mengenai penyakit ikutan, misalnya batu saluran kemih, hidronefrosis, atau divertikel kandung kemih juga dapat untuk menghetahui adanya metastasis ke tulang dari "arsinoma prostat. 2. I/P, dilakukan untuk melihat adanya & - kelainan pada ginjal maupun ureter, berupa hidronefrosis= hidroureter3 - memperkirakan besarnya kelenjar prostat yang ditunjukkan oleh adanya indentasi prostat (pendesakan buli-buli oleh kelenjar prostar), ureter berbentuk seperti mata kail/ hooked 'ish)3 - penyulit yang terjadi pada buli-buli, seperti trabekulasi, divertikel, atau sakulasi buli-buli. ,ebelum melakukan <9P dilakukan persiapan, yaitu & - .alam sebelum pemeriksaan diberi pen"ahar untuk membersihakan kolon dari feses yang menutupi daerah ginjal. - Pasien tidak diberi "airan mulai dari jam )0 sebelum pemeriksaan, untuk mendapatkan kondisi dehidrasi. - %eesokan hari pasien diminta untuk berpuasa. Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 16| - ,ebelum pasien disuntukian urografin 00 mg2, terlebih dahulu dilakukan penngujian subkutan atau intravena kontras ("onray= meglumineiothalamat 002) jika pasien alergi terhadap kontras, maka <9P dibatalkan. /amun, sekarang pemeriksaan ini tidak direkomendasikan untuk BP8. Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 17| Gambar 3.-.2. (emeriksaan 0( !. ,-., dapat dilakukan se"ara & - 0rans A)dominal ,ltra -onograph1 (0A,- 4ari pemeriksaan ini, diharapkan mendapat informasi mengenai ()) perkiraan vol besar prostat, (2) panjang prostusi prostat ke buli-buli atau intra prostati1 protrusion (<PP), (!) mungkin didapatkan kelainan pada buli-buli, berupa massa, batu, atau bekuan darah, (#) menghitung sisa= residu urin pas"a miksi, ($) hidronefrosis atau kerusakan ginjal akibat obstruksi prostat. - 0rans ,retral ,ltra -onograph1 (02,- Cntuk men"ari kemungkinan adanya fo"us keganasan prostat berupa area hipoekoik. e Pemeriksaan Lainn1a Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 18| 1. ,ro"lo3metri Cntuk mengukur laju pan"aran urin miksi. 'aju pan"aran urin ditentukan oleh& - daya kontraksi otot detrusor - tekanan intravesi"a - resistensi uretra (ngka normal laju pan"aran urin ialah )2 ml=detik dengan pun"ak laju pan"aran mendekati 20 ml=detik. Pada obstruksi ringan, laju pan"aran melemah menjadi 0 B D ml=detik dengan pun"aknya sekitar )) B )$ ml=detik. ,emakin berat derajat obstruksi semakin lemah pan"aran urin yang dihasilkan. 2. Pemeriksaan 0ekanan Pan*aran (Press+re Flo3 -t+dies Pan"aran urin melemah yang diperoleh atas dasar pemeriksaan uroflowmetri tidak dapat membedakan apakah penyebabnya adalah obstruksi atau daya kontraksi otot detrusor yang melemah. Cntuk membedakan kedua hal tersebut dilakukan pemeriksaan tekanan pan"aran dengan menggunakan (brams-Ariffiths /omogram. 4engan "ara ini maka sekaligus tekanan intravesi"a dan laju pan"aran urin dapat diukur. 3. Pemeriksaan /ol+me 2esid+ ,rin 9olume residu urin setelah miksi spontan dapat ditentukan dengan "ara sangat sederhana dengan memasang kateter uretra dan mengukur berapa volume urin yang masih tinggal. Pemeriksaan sisa urin dapat juga diperiksa (meskipun kurang akurat) dengan membuat foto post voiding atau C,A. !iagnosis Banding a. %elemahan 4etrusor %andung %emih %elainan medula spinalis /europatia diabetes mellitus Pas"a bedah radikal di pelvis 6armakologik b. %andung %emih /europati, disebabkan oleh & %elainan neurologi" /europati perifer Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 19| 4iabetes mellitus (lkoholisme 6armakologik (obat penenang, penghambat alfa dan parasimpatolitik) ". ?bstruksi 6ungsional 4issinergi detrusor-sfingter terganggunya koordinasi antara kontraksi detrusor dengan relaksasi sfingter %etidakstabilan detrusor d. %ekakuan 'eher %andung %emih 6ibrosis e. 5esistensi Crethra yang .eningkat, disebabkan oleh & 8iperplasia prostat jinak atau ganas %elainan yang menyumbatkan uretra Cretralitiasis Cretritis akut atau kronik ,triktur uretra Prostatitis akut atau kronis LO.3.4. Penatalaksanaan Hiperplasia Prostat Benigna (BPH 8iperplasi prostat yang telah memberikan keluhan klinik biasanya akan menyebabkan penderita datang kepada dokter. 4erajat berat gejala klinik dibagi menjadi empat gradasi berdasarkan penemuan pada "olok dubur dan sisa volume urin. !erajat 5olok !+)+r -isa /ol+me ,rin < Penonjolan prostat, batas atas mudah diraba J $0 ml << Penonjolan prostat jelas, batas atas dapat di"apai $0- )00 ml <<< Batas atas prostat tidak dapat diraba K)00 ml Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 20| <9 5etensi urin total *abel 3.%.1 derajat gejala klinik !() ?rganisasi kesehatan dunia (E8?) menganjurkan klasifikasi untuk menentukan berat gangguan miksi yang disebut E8? P,, (E8? prostate symptom s"ore). *abel 3.%.2. 2)# (++ ;umlah skor& 0 H baik sekali ) H baik 2 H kurang baik ! H kurang # H buruk $ H buruk sekali Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 21| ,kor ini berdasarkan jawaban penderita atas delapan pertanyaan mengenai miksi. 7erapi non bedah dianjurkan bila E8? P,, tetap dibawah )$. Cntuk itu dianjurkan melakukan kontrol dengan menentukan E8? P,,. 7erapi bedah dianjurkan bila E8? P,, 2$ ke atas atau bila timbul obstruksi. 4i dalam praktek pembagian derajat beratnya hiperplasia prostat derajat <-<9 digunakan untuk menentukan "ara penanganan. Pada penderita dengan derajat satu biasanya belum memerlukan tindakan operatif, melainkan dapat diberikan pengobatan se"ara konservatif. Pada penderita dengan derajat dua sebenarnya sudah ada indikasi untuk melakukan intervensi operatif, dan yang sampai sekarang masih dianggap sebagai "ara terpilih ialah trans uretral rese"tion (7C5). %adang-kadang derajat dua penderita masih belum mau dilakukan operasi, dalam keadaan seperti ini masih bisa di"oba dengan pengobatan konservatif. Pada derajat tiga, 7C5 masih dapat dikerjakan oleh ahli urologi yang "ukup berpengalaman melakukan 7C5 oleh karena biasanya pada derajat tiga ini besar prostat sudah lebih dari 00 gram. (pabila diperkirakan prostat sudah "ukup besar sehingga reseksi tidak akan selesai dalam satu jam maka sebaiknya dilakukan operasi terbuka. Pada hiperplasia prostat derajat empat tindakan pertama yang harus segera dikerjakan ialah membebaskan penderita dari retensi urin total, dengan jalan memasang kateter atau memasang sistostomi setelah itu baru dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk melengkapi diagnostik, kemudian terapi definitif dapat dengan 7C5 P atau operasi terbuka. 7erapi sedini mungkin sangat dianjurkan untuk mengurangi gejala, meningkatkan kualitas hidup dan menghindari komplikasi akibat obstruksi yang berkepanjangan. 7indakan bedah masih merupakan terapi utama untuk hiperplasia prostat (lebih dari *02 kasus). .eskipun demikian pada dekade terakhir dikembangkan pula beberapa terapi non-bedah yang mempunyai keunggulan kurang invasif dibandingkan dengan terapi bedah. .engingat gejala klinik hiperplasia prostat disebabkan oleh ! faktor yaitu pembesaran kelenjar periuretral, menurunnya elastisitas leher vesika, dan berkurangnya kekuatan detrusor, maka pengobatan gejala klinik ditujukan untuk & .enghilangkan atau mengurangi volume prostat .engurangi tonus leher vesika, otot polos prostat dan kapsul prostat .elebarkan uretra pars prostatika, menambah kekuatan detrusor 7erdapat beberapa pilihan tindakan terapi didalam penatalaksanaan hiperplasia prostat Benigna yang dapat dibagi kedalam # ma"am golongan tindakan, yaitu & 1. O)ser6asi (7at*h"+l 3aiting 7idak semua pasien hiperplasia prostat perlu menjalani tindakan medik. %adang- kadang mereka yang mengeluh pada saluran kemih bagian bawah ('C7,) ringan dapat sembuh sendiri dengan observasi ketat tanpa mendapatkan terapi apapun. 7etapi diantara mereka akhirnya ada yang membutuhkan terapi medikamentosa atau tindakan medik yang lain karena keluhannya semakin parah. 2. Medikamentosa (. Penghambat adrenergik I Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 22| ,eperti kita ketahui persyarafan trigonum leher vesika, otot polos prostat dan kapsul prostat terutama oleh serabut-serabut saraf simpatis, terutama mengandung reseptor alpha, jadi dengan pemberian obat golongan alpha adrenergik bloker, terutama alpha ) adrenergik bloker maka tonus leher vesika, otot polos prostat dan kapsul prostat akan berkurang, sehingga sehingga menghasilkan peningkatan laju pan"aran urin dan memperbaiki gejala miksi. Bila serangan prostatismus memun"ak menjurus kepada retensio urin ini adalah pertanda bahwa tonus otot polos prostat meningkat atau berkontraksi sehingga pemberian obat ini adalah sangat rasional. @pisode serangan biasanya "epat teratasi. :ontoh obat yang dipakai& 6enoksiben1amin (I- bloker non selektif) Farmokodinamik & karena sifat hambatan yang praktis irreversibel. 6enoksiben1amin dapat dianggap bekerja dengan "ara mengurangi jumlah adrenoreseptor I yang tersedia untuk dirangsang. 6enoksiben1amin memblok reseptor I ) maupun I 2 pada otot polos arteriol dan vena sehingga menimbulkan vasodilatasi dan venodilatasi. Farmakokinetik & absorpsi dari saluran "erna hanya 20-!02. Eaktu paruhnya kurang dari 2# jam, tetapi lama kerjanya bergantung juga pada ke"epatan sintesis reseptor I. ntoksikasi dan e'ek samping & yang utama adalah hipotensi ortostatik. 8ambatan ejakulasi yang reversibel dapat terjadi akibat hambatan kontraksi otot polos vas deferens dan saluran ejakulasi. (enggunaan terapi & sebagai kompensasi berkurangnya produksi testoteron, dibentuk lebih banyak en1im $ B I reduktase yang mereduksi testoteron menjadi dihidrotestoteron (487) yang lebih aktif. 7etapi 487 merangsang pertumbuhan prostat. ?bat ini dapat memperbaiki aliran urin dan mengurangi gejala-gejala akibat obstruksi prostat. 4osis 2)0 mg=hari. Pengobatan ini efektif untuk BP8 tetapi karena efek samping yang ditimbulkan obat ini tidak lagi digunakan. Pra1osine, 7era1osin, 7am1ulosin dan 4oa1osin (I ) - bloker selektif) Farmakodinamik & efeknya yang utama adalah hasil hambatan reseptor I ) pada otot polos arteriol dan vena, yang menimbulkan vaso- dan venodilatasi sehingga menurunkan resistensi perifer dan alir balik vena. %elompok obat ini "enderung mempunyai efek yang baik terhadap lipid serum pada manusia, menurunkan kolesterol '4' dan trigliserid serta meningkatkan kadar kolesterol 84'. Farmakokinetik & diabsorpsi dengan baik pada pemberian oral, terikat kuat pada protein plasma (terutama I ) -glikoprotein), mengalami metabolisme yang ekstensif di hati, dan hanya sedikit yang dieksresi utuh melalui ginjal. ?bat Eaktu paruh Eaktu diberikan Pra1osine 2-! jam 2-! =hari 7era1osin )2 jam )-2 =hari 4oa1osin 20-22 jam )=hari 7am1ulosin $-)0 jam Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 23| 3'ek samping & yang utama adalah fenomena dosis pertama, yakni hipotensi posturnal yang hebat dan sinkop yang terjadi !0-*0 menit setelah pemberian dosis pertama. @fek samping yang paling sering berupa pusing (hipotensi postural), sakit kepala, ngantuk, palpitasi, edema perifer dan mual. (enggunaan terapi & pemberian obat ini menyebabkan relaksasi otot-otot trigon dan sfingter di leher kandung kemih serta otot polos kelenjar prostat yang membesar, sehingga memperbaiki aliran urin serta gejala-gejala lain yang menyertai obstruksi prostat tersebut adalah )-$ mg=hari. (Aunawan,200+) B. 6itoterapi %elompok kemoterapi pada umumnya telah mempunyai informasi farmakokinetik dan farmakodinamik terstandar se"ara konvensional dan universal. %elompok obat ini juga disebut dengan Nobat modernO. 7idak semua penyakit dapat diobati se"ara tuntas dengan kemoterapi ini. Banyak penyakit kronis, degeneratif, gangguan metabolisme, dan penuaan yang belum ada obatnya seperti& kanker, hepatitis, 8<9, demensia, dll. Banyak pula yang belum bisa dituntaskan pengobatannya. 7ermasuk ini adalah& BP8, 4., hipertensi, rematik, dll. ,ehingga diperlukan terapi komplementer atau alternatif. %elompok terapi ini disebut 6itoterapi. 4isebut demikian karena berasal dari tumbuhan. Bahan aktifnya belum diketahui dengan pasti, masih memerlukan penelitian yang panjang. /amun se"ara empirik, manfaat sudah lama ter"atat dan semakin diakui. 4iantara sekian banyak fitoterapi yang sudah masuk pasaran, diantaranya yang terkenal adalah ,erenoa repens atau ,aw Palmetto dan Pumpkin seeds yang digunakan untuk pengobatan BP8. %eduanya, terutama ,erenoa repens semakin diterima pemakaiannya dalam upaya pengendalian prosatisme BP8 dalam kontek Nwat"hfull waiting strategyO. 4i ;erman *02 kasus BP8 di terapi dengan ,erenoa repens tunggal atau kombinasi, dan di negara-negara @ropa dan (merika pemakaiannya terus meningkat dengan "epat. ,aw Palmetto Berry (,PB) yang disebut juga ,erenoa repens adalah suatu obat tradisional <ndian. :atatan empiriknya tentang manfaat tumbuhan ini untuk gangguan urologis sudah ada sejak tahun )*00. <su ba"k to nature memberikan iklim yang kondusif bagi pemakaian obat ini. Bukti-bukti empirik lapangan dan empirik uji klinik semakin banyak men"atat efektifitas dan keamanannya. 4alam :urrent .edi"al 4iagnosis and 7reatment (200)) dinyatakan bahwa ,aw Palmetto Berry (,PB) ini didalam )D 5:7 (5andomi1ed :lini"al 7rial) dengan 2*!* subyek adalah superior terhadap pla"ebo dan efektifitasnya sama dengan finasteride. @fek samping obat berupa disfungsi ereksi H ),)2 sedangkan finasteride H #,*2. 4alam 'ife @tension Cpdate dimuat, dari sebanyak !2 publikasi studi terdapat "atatan bahwa etra"t dari ,PB ini se"ara signifikan menunjukan perbaikan klinis dalam hal & - 6rekuensi nokturia P berkurang - (liran ken"ing P bertambah lan"ar - 9olume residu dikandung ken"ing P berkurang - Aejala kurang enak dalam mekanisme urinoir P berkurang Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 24| .ekanisme kerja obat ini belum dapat dipastikan tetapi diduga kuat ia & - .enghambat aktifitas en1im $ alpha reduktase dan memblokir reseptor androgen - Bersifat anti inflamasi dan anti udem dengan "ara menghambat aktifitasen1im "y"loygenase dan $ lipoygenase. Pumpkin seeds (:u"urbitae peponis semen) 7estimoni empirik tradisional bahan ini telah digunakan di ;erman dan (ustria sejak abad )0 untuk gangguan NurinoirO dan belakangan ini ekstraknya dipakai untuk mengatasi gejala yang berhubungan dengan BP8 didalam konteks farmakoterapi maupun uji klinis kombinasi dengan ekstraks serenoa repens. Penelitian di ;erman melakukan studi terhadap preparat yang mengandung komponen utama beta-sitosterol dengan sedikit "ampuran "ampesterot dan stigmasterol untuk mengobati hiperplasia prostat. 8asilnya, terjadi perbaikan seperti halnya terapi menggunakan penghambat reseptor alpha dan $-alpha reduktase, tetapi dengan efek samping yang lebih minimal. Ealaupun mekanisme kerja dari preparat "ampuran fitosterol ini belum dapat dibuktikan, penelitian terus dikembangkan untuk keperluan di masa depan. 8ormonal Pada tingkat supra hypofisis dengan obat-obat '8-58 (super) agonist yaitu obat yang menjadi kompetitor '8-58 mempunyai afinitas yang lebih besar dengan reseptor bagi '8-58, sehingga obat ini akan NmenghabiskanO reseptor dengan membentuk '8-58 super agonist reseptor kompleks. ,ehingga mula-mula oleh karena banyaknya '8-58 super agonist yang menangkap reseptor, pada permulaan justru akan terjadi kenaikan produksi '8 oleh hypofisis. 7etapi setelah reseptor NhabisOmaka '8-58 tidak dapat lagi men"ari reseptor , maka '8 akan menurun. :ontoh obat adalah Buserelin, dengan dosis minggu < !dd $00 mg s.". (+ hari) dan minggu << intra nasal spray 200 mg, ! kali sehari. Pemberian obat-obat anti androgen yang dapat mulai pada tingkat hipofisis misalnya dengan pemberian An-58 analogue sehingga menekan produksi '8, yang menyebabkan produksi testosteron oleh sel leydig berkurang. :ara ini tentu saja menyebabkan penurunan libido oleh karena penurunan kadar testosteron darah. Pada tingkat infra hipofisis pemberian estrogen dapat memberikan umpan balik dengan menekan produksi 6,8 dan '8, sehingga produksi testosteron juga menurun. :ontoh preparatnya ialah 4iaethyl ,tilbestrol (4@,) dosis satu kali )-$ mg sehari. Pada tingkat testikular, or"hie"tomi untuk pengobatan pembesaran prostat jinak hanya dikenal pada sejarah, sekarang "ara pengobatan ini untuk hiperplasia prostat telah ditinggalkan. Cntuk karsinoma prostat tentu saja or"hie"tomi masih dikerjakan oleh karena pertimbangan kemungkinan penyebaran "a prostat dan juga biasanya penderita telah tua. Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 25| Pada tingkat yang lebih rendah dapat pula diberikan obat anti androgen yang mekanisme kerjanya men"egah hidrolise testosteron menjadi 487 dengan "ara menghambat $ alpha reduktase, suatu en1im yang diperlukan untuk mengubah testosteron menjadi dehidrotestosteron (487), suatu hormon androgen yang mempengaruhi pertumbuhan kelenjar prostat, sehingga jumlah 487 berkurang tetapi jumlah testosteron tidak berkurang, sehingga libido juga tidak menurun. Penurunan kadar 1at aktif dehidrotestosteron ini menyebabkan menge"ilnya ukuran prostat. :ontoh obat tersebut ialah 6inesteride, Pros"ar dengan dosis $ mg=hari dalam jangka waktu lebih dari ! bulan, 6inasteride mengurangi volume prostat sampai !02. Penelitian lain di %anada menyatakan bahwa 6inasteride mengurangi volume prostat pada 0)! pria dengan angka rata-rata 2)2, mengurangi gejala dan memperbaiki laju pan"aran urin sampai )22. ?bat ini mempunyai toleransi baik dan tidak mempunyai efek samping yang bermakna. ?bat anti androgen lain yang juga bekerja pada tingkat prostat ialah obat yang mempunyai mekanisme kerja sebagai inhibitor kompetitif terhadap reseptor 487 sehingga 487 tidak dapat membentuk kompleks 487- 5eseptor. :ontoh obatnya ialah & - :yproterone a"etate )00 mg 2 kali=hari - 6lutamide - medrogestone )$ mg2 kali=hari - (nandron ?bat ini juga tidak menurunkan kadar testosteron pada darah, sehingga libido tidak menurun. Aolongan gestagen dan ketokona1ole, obat-obat ini mempunyai khasiat & -mengurangi en1im dehidrogenase dan isomerase yang berguna untuk metabolisme steroid - menekan '8 dan 6,8, -menjadi saingan testosteron untuk $ alpha reduktase sehingga 487 tidak terbentuk. :ontoh obatnya adalah .egestrol a"etat )00 mg empat kali sehari dan .P( !00-$00 mg=hari. %esulitan pengobatan konservatif ini adalah menentukan berapa lama obat harus diberikan dan efek samping dari obat. . Operati" a) Prostatektomi terbuka - 5etropubi" infravesika (7eren"e millin) Keuntungan : 7idak ada indikasi absolut, baik untuk adenoma yang besar pada subservikal .ortaliti rate rendah 'angsung melihat fossa prostat 4apat untuk memperbaiki segala jenis obstruksi leher buli Perdarahan lebih mudah dirawat 7anpa membuka vesika sehingga pemasangan kateter tidak perlu selama bila membuka vesika Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 26| Kerugian : o 4apat memotong pleksus santorini o .udah berdarah o 4apat terjadi osteitis pubis o 7idak bisa untuk BP8 dengan penyulit intravesikal o 7idak dapat dipakai kalau diperlukan tindakan lain yang harus dikerjakan dari dalam vesika Komplikasi : Perdarahan <nfeksi ?steitis pubis 7rombosis - ,uprapubi" transvesi"a=79P (6reyer) Keuntungan : Baik untuk kelenjar besar Banyak dikerjakan untuk semua jenis pembesaran prostat ?perasi banyak dipergunakan pada hiperplasia prostat dengan penyulit & Batu buli Batu ureter distal 4ivertikel Cretrokel (danya sistsostomi 5etropubik sulit karena kelainan os pubis %erusakan spingter eksterna minimal Kerugian : o .emerlukan pemakain kateter lebih lama sampai luka pada dinding vesi"a sembuh o ,ulit pada orang gemuk o ,ulit untuk kontrol perdarahan o .erusak mukosa kulit o .ortality rate ) -$ 2 Komplikasi : ,triktura post operasi (uretra anterior 2 B $ 2, bladder ne"k stenosis #2) <nkontinensia (J)2) Perdarahan @pididimo or"hitis 5e"urent ()0 B 202) :ar"inoma Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 27| @jakulasi retrograde <mpotensi 6imosis 4eep venous trombosis - 7ransperineal Keuntungan : o 4apat langssung pada fossa prostat o Pembuluh darah tampak lebih jelas o .udah untuk pinggul sempit o 'angsung biopsi untuk karsinoma Kerugian : <mpotensi <nkontinensia Bisa terkena rektum Perdarahan hebat .erusak diagframa urogenital b) @ndourologi - 7rans urethral rese"tion (7C5) Qaitu reseksi endoskopik malalui uretra. ;aringan yang direseksi hampir seluruhnya terdiri dari jaringan kelenjar sentralis. ;aringan perifer ditinggalkan bersama kapsulnya. .etode ini "ukup aman, efektif dan berhasil guna, bisa terjadi ejakulasi retrograd dan pada sebagaian ke"il dapat mengalami impotensi. 8asil terbaik diperoleh pasien yang sungguh membutuhkan tindakan bedah. Cntuk keperluan tersebut, evaluasi urodinamik sangat berguna untuk membedakan pasien dengan obstruksi dari pasien non-obstruksi. @valuasi ini berperan selektif dalam penentuan perlu tidaknya dilakukan 7C5. ,uatu penelitian menyebutkan bahwa hasil obyektif 7C5 meningkat dari +22 menjadi DD2 dengan mengikutsertakan evaluasi urodinamik pada penilaian pra-bedah dari )$2 pasien. .ortalitas 7C5 sekitar )2 dan morbiditas sekitar D2. ,aat ini tindakan 7C5 P merupakan tindakan operasi paling banyak dikerjakan di seluruh dunia. 5eseksi kelenjar prostat dilakukan trans- uretra dengan mempergunakan "airan irigan (pembilas) agar supaya daerah yang akan direseksi tetap terang dan tidak tertutup oleh darah. :airan yang dipergunakan adalah berupa larutan non ionik, yang dimaksudkan agar tidak terjadi hantaran listrik pada saat operasi. :airan yang sering dipakai dan harganya "ukup murah adalah 82? steril (aLuades). ,alah satu kerugian dari aLuades adalah sifatnya yang hipotonik sehingga "airan ini dapat masuk ke sirkulasi sistemik melalui pembuluh darah vena yang terbuka pada saat reseksi. %elebihan air dapat menyebabkan terjadinya hiponatremia relatif atau gejala intoksikasi air atau dikenal dengan sindroma 7C5 P. ,indroma ini ditandai dengan pasien yang mulai gelisah, kesadaran somnolen, tekanan darah meningkat, dan terdapat bradikardi. Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 28| ;ika tidak segera diatasi, pasien akan mengalami edema otak yang akhirnya jatuh dalam keadaan koma dan meninggal. (ngka mortalitas sindroma 7C5 P ini adalah sebesar 0,**2. %arena itu untuk mengurangi timbulnya sindroma 7C5 P dipakai "airan non ionik yang lain tetapi harganya lebih mahal daripada aLuades, antara lain adalah "airan glisin , membatasi jangka waktu operasi tidak melebihi ) jam, dan memasang sistostomi suprapubik untuk mengurangi tekanan air pada buli-buli selama reseksi prostat. Keuntungan : o 'uka in"isi tidak ada o 'ama perawatan lebih pendek o .orbiditas dan mortalitas rendah o Prostat fibrous mudah diangkat o Perdarahan mudah dilihat dan dikontrol Kerugian : 7ehnik sulit 5esiko merusak uretra <ntoksikasi "airan 7rauma spingter eksterna dan trigonum 7idak dianjurkan untuk BP8 yang besar (lat mahal %etrampilan khusus - 7rans urethral in"ision of prostate (7C<P) .etode ini di indikasikan untuk pasien dengan gejala obstruktif, tetapi ukuran prostatnya mendekati normal. Pada hiperplasia prostat yang tidak begitu besar dan pada pasien yang umurnya masih muda umumnya dilakukan metode tersebut atau in"isi leher buli-buli atau bladder ne"k in"ision (B/<) pada jam $ dan +. 7erapi ini juga dilakukan se"ara endoskopik yaitu dengan menyayat memakai alat seperti yangg dipakai pada 7C5 P tetapi memakai alat pemotong yang menyerupai alat penggaruk, sayatan dimulai dari dekat muara ureter sampai dekat ke verumontanum dan harus "ukup dalam sampai tampak kapsul prostat. %elebihan dari metode ini adalah lebih "epat daripada 7C5 dan menurunnya kejadian ejakulasi retrograde dibandingkan dengan "ara 7C5. - Pembedahan dengan laser ('aser Prostate"tomy) 7rans urethral ultrasound guided laser indu"ed prostate"tomy (7C'<P) Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 29| 7rans urethral evaporation of prostate (7C@P) 7eknik koagulasi Keuntungan bedah laser ialah : 7idak menyebabkan perdarahan sehingga tidak mungkin terjadi retensi akibat bekuan darah dan tidak memerlukan transfusi 7eknik lebih sederhana Eaktu operasi lebih "epat 'ama tinggal di rumah sakit lebih singkat 7idak memerlukan terapi antikoagulan 5esiko impotensi tidak ada 5esiko ejakulasi retrograd minimal Kerugian : Penggunaan laser ini masih memerlukan anestesi (regional) !. In6asi" minimal a) 7rans urethral mi"rowave thermotherapy (7C.7) :ara memanaskan prostat sampai ##,$R: B #+R: ini mulai diperkenalkan dalam tiga tahun terakhir ini. 4ikatakan dengan memanaskan kelenjar periuretral yang membesar ini dengan gelombang mikro (mi"rowave) yaitu dengan gelombang ultarasonik atau gelombang radio kapasitif akan terjadi vakuolisasi dan nekrosis jaringan prostat, selain itu juga akan menurunkan tonus otot polos dan kapsul prostat sehingga tekanan uretra menurun sehingga obstruksi berkurang. Prinsip "ara ini ialah memasang kateter sema"am 6oley dimana proimal dari balon dipasang antene pemanas yang baru dipanaskan dengan gelombang mikro melalui kabel ke"il yang berada didalam kateter. Pemanasan dilakukan antara )-! jam. 4engan "ara pengobatan ini dengan mempergunakan alat 78@5.@S << diperoleh hasil perbaikan kira-kira +0-D02 pada symptom obyektif dan kira-kira $0- 002 perbaikan pada flow rate maksimal. .ekanisme yang pasti mengenai efek pemanasan prostat ini belum semuanya jelas, salah satu teori yang masih harus dibuktikan ialah bahwa dengan pemanasan akan terjadi perusakan pada reseptor alpha yang berada pada leher vesika dan prostat. 4i ;akarta telah tersedia dua ma"am alat yaitu Prostatron yang menggunakan gelombang mikro dan dipanaskan selama satu jam. :ara ini disebut dengan 7rans Crethral .i"rowave 7reatment (7C.7). ,edangkan alat yang lain menggunakan radio "apa"itive freLuen"y yang dapat memanaskan prostat sampai ##,$R: B #+R: selama ! jam (7C56). Pengobatan di 5,. Pondok <ndah pada ))2 kasus yang diobati dengan "ara ini didapatkan hasil & perbaikan Nsymptom s"oreO pada +* penderita (+$2) dan perbaikan pada sisa ken"ing pada 02 penderita (002) tetapi perbaikan pada maimal flow rate hanya ditemukan pada $$ penderita ($02). :ara pengobatan hypertermia ini masih Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 30| memerlukan penelitian lebih lanjut mengenai "ara kerja dasar klinikal, efektifitasnya serta side efek yang mungkin timbul. :ara kerja 7C.7 ialah antene yang berada pada kateter dapat meman"arkan mi"rowave kedalam jaringan prostat. ?leh karena temperatur pada antene akan tinggi maka perlu dilengkapi dengan surfa"e "osting agar tidak merusak mu"osa ureter. 4engan proses pendindingan ini memang mu"osa tidak rusak tetapi penetrasi juga berkurang. :ara 7C56 (trans Cretral 5adio :apa"itive 6reLuen"y) meman"arkan gelombang Nradio freLuen"yO yang panjang gelombangnya lebih besar daripada tebalnya prostat juga arah dari gelombang radio freLuen"y dapat diarahkan oleh elektrode yang ditempel diluar (pada pangkal paha) sehingga efek panasnya dapat menetrasi sampai lapisan yang dalam. %euntungan lain oleh karena kateter yang ada alat pemanasnya mempunyai lumen sehingga pemanasan bisa lebih lama, dan selama pemanasan urine tetap dapat mengalir keluar b) 7rans urethral ballon dilatation (7CB4) 4ilatasi uretra pars prostatika dengan balon ini mula-mula dikerjakan dengan jalan melakukan "ommisurotomi prostat pada jam )2.00 dengan jalan melalui operasi terbuka (transvesikal). Pertama kali dikerjakan oleh 8ollingworth )*)0 dan 6ran"k )*!0. %emudian 4eisting )*$0 melakukan dengan dilator transuretral. 7etapi sebenarnya pelopor penggunaan balon adalah 8.;oa"hus Burhenne yang mula-mula men"oba pada anjing dan "adaver, akhirnya di"oba di klinik. :astaneda bersama-sama 5eddy dan 8ulbert kemudian menyempurnakan tehnik Burhenne tersebut. %onsep dilatasi dengan balon ini ialah mengusahakan agar uretra pars prostatika menjadi lebar melalui mekanisme& Prostat di tekan menjadi dehidrasi sehingga lumen uretra melebar %apsul prostat diregangkan 7onus otot polos prostat dihilangkan dengan penekanan tersebut 5eseptor alpha adrenergi" pada leher vesika dan uretra pars prostatika dirusak Prosedur ini meskipun bisa dilakukan dengan anestesi topikal, sebaiknya dilakukan dengan narkose. Balon mempunyai diameter !0 mm kemudian dengan alat dikembangkan sampai # atm yang sama dengan $D,D psi atau !0#0 mm8g dan kaliber uretra menjadi !0 mm atau *0 6. %emudian setelah balon dikempeskan kembali kateter dilepaskan dengan menggunakan guide wire dan kateter dilepas memutar kebalikan dari arah jarum jam sementara dapat dipasang Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 31| "ystostomi dengan tro"ard. 7CB4 ini biasanya memberikan perbaikan yang bersifat sementara. ") 7rans urethral needle ablation (7C/() Qaitu dengan menggunakan gelombang radio frekuensi tinggi untuk menghasilkan ablasi termal pada prostat. :ara ini mempunyai prospek yang baik guna men"apai tujuan untuk menghasilkan prosedur dengan perdarahan minimal, tidak invasif dan mekanisme ejakulasi dapat dipertahankan. d) ,tent urethra dengan prosta"ath Pada hakekatnya "ara ini sama dengan memasang kateter uretra, hanya saja kateter tersebut dipasang pada uretra pars prostatika. Bentuk stent ada yang spiral dibuat dari logam ber"ampur emas yang dipasang diujung kateter (Prosta"ath). ,tents ini digunakan sebagai protesis indwelling permanen yang ditempatkan dengan bantuan endoskopi atau bimbingan pen"itraan. Cntuk memasangnya, panjang uretra pars prostatika diukur dengan C,A dan kemudian dipilih alat yang panjangnya sesuai, lalu alat tersebut dimasukkan dengan kateter pendorong dan bila letak sudah benar di uretra pars prostatika maka spiral tersebut dapat dilepas dari kateter pendorong. Pemasangan stent ini merupakan "ara mengatasi obstruksi infravesikal yang juga kurang invasif, yang merupakan alternatif sementara apabila kondisi penderita belum memungkinkan untuk mendapatkan terapi yang lebih invasif. (khir-akhir ini dikembangkan juga stent yang dapat dipertahankan lebih lama, misalnya Porges Crospiral (Parker dkk.) atau Eallstent (/ording, (.'. Paulsen). Bentuk lain ialah adanya mesh dari logam yang juga dipasang di uretra pars prostatika dengan kateter pendorong dan kemudian didilatasi dengan balon sampai mesh logam tersebut melekat pada dinding uretra. Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 32| . LO.3.8. %omlikasi Hiperplasia Prostat Benigna (BPH 4ekompresi prostat & retensi urin sehingga pada akhir miksi ditemukan sisa urin di dalam kandung kemih dan timbul rasa tak tuntas pada akhir miksi 5efluks vesiko-ureter , hidroureter, hidronefrosis dan gagal ginjal & akibat retensi kronik <nfeksi 8ernia atau hemoroid & karena penderita harus selalu mengedan Bahu endapan di kandung kemih & karena terdapat sisa urin. .enambah keluhan iritasi dan menimbulkan hematuria, dapat pula menyebabkan sistitis dan bila terjadi refluks dapat terjadi pielonefritis. Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 33| (,jamsuhidayat, 200$) LO.3.19. Prognosis Hiperplasia Prostat Benigna (BPH .enurut Birowo dan 5ahardjo prognosis BP8& ). 7ergantung dari lokasi, lama dan kerapatan retensi. 2. %eparahan obstruksi yang lamanya + hari dapat menyebabkan kerusakan ginjal. ;ika keparahan obstruksi diperiksa dalam dua minggu, maka akan diketahui sejauh mana tingkat keparahannya. ;ika obstruksi keparahannya lebih dari tiga minggu maka akan lebih dari $02 fungsi ginjal hilang. !. Prognosis yang lebih buruk ketika obstruksi komplikasi disertai dengan infeksi. #. Cmumnya prognosis lebih bagus dengan pengobatan untuk retensi urine Pada hiperplasia nodular yang paling penting ialah ke"enderungan terjadinya obstruksi uretra, tidak lebih dari )02 pria dengan keluhan ini memerlukan tindakan pembedahan untuk mengurangi obstruksi. 4iperkirakan penderita dengan hiperplasia nodular memiliki ke"enderungan besar untuk timbulnya kanker dikemudian hari walaupun kini tidak dapat dibenarkan bahwa hiperplasia nodular prostat sebagai suatu lesi praganas. LO.3.11. Pen*egahan Hiperplasia Prostat Benigna (BPH .emperbanyak konsumsi vitamin (,:, dan @ antioksidan yang berperan penting bagi prostat .engurangi makananan kaya akan lemak hewani Berolahraga se"ara rutin ;angan menahan-nahn bila ingin buang air ke"il .emeriksakan prostat se"ara rutin LI.$. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam 0entang Pemeriksaan 5olok !+)+r pada Pasien Laki:laki <slam menentukan bahwa setiap manusia harus menghormati manusia yang lainnya, karena (llah sebagai khalik sendiri menghormati manusia, sebagai mana di jelaskan (llah dalam surat (l <sraT &+0. .aka dokter maupun paramedis haruslah tidak memaksakan sesuatu kepada pasien, segala tindakan yang harus mereka kerjakan haruslah dengan suka rela dan atas keyakinan. Cntuk pemeriksaan dokter dalam menegakkan diagnosa penyakit, maka dokter berkhalwat, melihat aurat, malah memeriksa luar dalam pasien dibolehkan hanya didasarkan pada keadaan darurat, sebagai yang dijelaskan oleh Laidah ushul fiLh yang berbunyi& 1ang dar+rat dapat mem)olehkan 1ang dilarang. <slam memang mengenal darurat yang akan meringankan suatu hukum. (da kaidah d4aa dhoogal Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 34| amr ittasi5 (jika kondisi sulit, maka <slam memberikan kemudahan dan kelonggaran). Bahkan %aedah lain menyebutkan& UKondisi darurat menjadikan sesuatu ,ang haram menjadi mubah5. (kan lebih baik lagi jika pasien diperiksa oleh dokter sejenis, pasien perempuan diperiksa oleh dokter perempuan dan pasien laki-laki diperiksa oleh dokter laki-laki. %arena dalam dunia kedokteran sendiri banyak "erita-"erita bertebaran di seluruh dunia, di mana terjadi praktek asusila baik yang tak sejenis hetero seksual, maupun yang sejenis homoseksual antara dokter dan pasien. 4alam batas-batas tertentu, mayoritas ulama memperbolehakan berobat kepada lawan jenis jika sekiranya yang sejenis tidak ada, dengan syarat ditunggui oleh mahram atau orang yang sejenis. (lasannya, karena berobat hukumnya hanya sunnah dan bersikap pasrah (tawakkal) dinilai sebagai suatu keutamaan (fadlilah). Clama sepakat bahawa pembolehan yang diharamkan dalam keadaan darurat, termasuk pembolehan melihat aurat orang lain,ada batasnya yang se"ara umum ditegaskan dalam al-LurTan ( V., (l-baLarah & )+!3 (l-anTam &)#$ 3(n-nahl & ))$) dengan menjauhi ke1aliman dan lewat batas. 4alam pengobatan, kebolehan hanya pada bagian tubuh yang sangat diperlukan, karena itu, bagian tubuh yang lain yang tidak terkait langsung tetap berlaku ketentuan umum tidak boleh melihatnya. /amun, untuk meminimalisir batasan darurat dalam pemeriksaan oleh lawan jenis sebagai upaya sadd al-41ariTat (menutup jalan untuk terlaksananya kejahatan), disarankan disertai mahram dan prioritas diobati oleh yang sejenis. Pembolehan dan batasan kebolehanya dalam keadaan darurat juga banyak disampaikan oleh tokoh mad1hab. (hmad ibn 8anbal, tokoh utama ma1hab hanbali menyatakan boleh bagi dokter= tabib laki-laki melihat aurat pasien lain jenis yang bukan mahram khusus pada bagian tubuh yang menuntut untuk itu termasuk aurat vitalnya, demikian pula sebaliknya, dokter wanita boleh melihat aurat pasien laki-laki yang bukan mahramnya dengan alasan tuntutan. 4i <ndonesia, dalam fatwa .P%, disebutkan, tidak dilarang melihat aurat perempuan sakit oleh seorang dokter laki-laki untuk keperluan memeriksa dan mengobati penyakitnya. ,eluruh tubuhnya boleh diperiksa oleh dokter laki-laki, bahkan hingga genetalianya, tetapi jika pemeriksaan dan pengobatan itu telah mengenai genitalian dan sekiatarnya maka perlu ditemani oleh seorang anggota keluarga laki-laki yang terdekat atau suaminya. ;adi, kebolehan berobat kepada lain jenis dipersyaratkan jika yang sejenis tidak ada. 4alam hal demikian, dianjurakan bagi pasien untuk menutup bagian tubuh yang tidak diobati. 4emikian pula dokter atau yang sejenisnya harus membatasi diri tidak melihat organ pasien yang tidak berkaitan langsung. Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 35| !AF0A2 P,-0A%A (nonim.()**+) Kumpilan Kuliah lmu !edah Khusus, ;akarta & (ksara .edisina. @ros"henko 9i"tor P.(200!).6tlas )istologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional. ;akarta.@A: Aunawan ,,A.(200+).Farmakologi dan *erapi, @disi $. ;akarta & 4epartement 6armakologi dan 7erapeutik 6%C< %at1ung, Bertram A.()**+).Farmakologi Dasar dan Klinik edisi 9<, ;akarta & @A: ,jamsuhidajat 5, de ;ong E.(200+). !uku 6jar lmu !edah.@disi 2, ;akarta & @A:. ,nell, 5i"hard.,.()**2). (natomi Klinik untuk &ahasiswa Kedokteran, edisi 0. ;akarta & @A: ,E, 8arward., :unha, A5. 2000. *he (rostate : De7elopment and ph,siolog, Purnomo B.P.(2000). !uku Kuliah Dasar 8 Dasar 9rologi, ;akarta & :9.,agung ,eto Skenario 3 Susah Buang Air Kecil 36|