Anda di halaman 1dari 5

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI USIA 3-5 BULAN

YANG DIPIJAT DAN TIDAK DIPIJAT


(Di Kelurahan Tawanganom Kecamatan Magetan Tahun 2013)

Amelia Yuliana, M.Kes.,Agung Suharto, APP., S.Pd., M.Kes., Tinuk Esti Handayani, SST.

ABSTRAK

Pijat bayi merupakan stimulasi taktil yang memiliki keuntungan dalam proses tumbuh kembang bayi.
Hasil studi pendahuluan di Kelurahan Tawanganom, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan tahun 2013 pada
10 ibu yang memiliki bayi usia 3-5 bulan terdapat 60% bayi yang sudah pernah dipijat, 40% bayi yang belum
pernah dipijat ke ahli fisioterapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan berat badan bayi usia 3-5
bulan yang dipijat dan tidak dipijat.
Jenis penelitian ini adalah analitik dengan rancangan Quasy Experimental Design berupa Non
equivalent control group design dengan populasi 20 bayi yang dipijat dan tidak dipijat. Penelitian ini
menggunakan sampel total populasi. Variabel independent adalah pijat bayi, sedangkan variabel dependent
adalah berat badan bayi, menggunakan skala rasio. Instrumen pengumpulan data menggunakan timbangan
berat badan bayi dalam satuan gram. Uji statistik yang digunakan independent Samplet T-Test dengan
probabilitas p=0,05. Kriteria penolakan H
0
jika p<0,05.
Hasil penelitian menunjukkan nilai rerata berat badan bayi yang dipijat mengalami peningkatan yang
lebih besar dari pada berat badan bayi yang tidak dipijat. Nilai rerata berat badan bayi sebelum dipijat 5840 g
dan sesudah dipijat 6460 g, nilai rerata berat badan bayi awal 4 minggu yang tidak dipijat 5810 g dan akhir 4
minggu 6080 g. Hasil analisis statistik Independent T-Test didapat nilai p=0,000 (< 0,05), maka H
0
ditolak dan
H
1
diterima, artinya ada perbedaan berat badan bayi usia 3-5 bulan yang dipijat dan tidak dipijat.
Kesimpulan penelitian ini adalah ada perbedaan berat badan bayi usia 3-5 bulan yang dipijat dan tidak
dipijat. Disarankan untuk para orangtua dan ibu yang memiliki bayi dapat memijat bayinya sendiri sehingga
tumbuh kembang bayi bisa optimal. Bagi peneliti lain diharapkan menggunakan populasi yang lebih luas dan
metode pijat bayi yang lebih baik.

Kata kunci: Pijat bayi, berat badan bayi

PENDAHULUAN
Salah satu tujuan MDGs yaitu menurunkan
angka kematian balita sebesar dua pertiga dari
tahun 1990 sampai dengan tahun 2015. Indikator
Angka Kematian Balita yang paling penting adalah
Angka Kematian Bayi (AKB). AKB merupakan salah
satu tolak ukur untuk menilai sejauh mana
ketercapaian kesejahterahan rakyat sebagai hasil
dari pelaksanann pembangunan bidang kesehatan.
Departemen Kesehatan telah mematok target
penurunan angka kematian bayi di Indonesia dari
rata-rata 36 menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup di
tahun 2015. Dengan memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan terjangkau dapat
membantu penurunan angka kematian bayi. Salah
satu cara tradisional yang sering dilakukan
masyarakat Indonesia untuk memelihara kesehatan
bayi yaitu dengan terapi sentuhan. Terapi ini cukup
efektif, efisien, ekonomis, dan aman. Apalagi kalau
yang melakukan orang tua si bayi sendiri, karena
merawat bayi sendiri merupakan kebahagian yang
tidak ternilai.
Sentuhan adalah bahasa pertama bagi ibu
dan bayi. Sebagai alat komunikasi utama, sentuhan
memainkan peran penting dalam pembentukan
hubungan awal orangtua dan anak. Sentuhan dalam
bentuk pijatan lembut mengungkapkan rasa kasih
sayang ibu dan mampu memenuhi kebutuhan bayi
akan kontak fisik. Setiap perubahan emosional
menimbulkan reaksi otot. Dengan mengurangi
ketegangan otot, pijat bayi menenangkan emosi dan
membantu meringankan beberapa trauma dan
kecemasan yang berhubungan dengan masa
kelahiran, lingkungan yang baru, dan masa
penyapihan. Kulit memasok informasi terus-menerus
ke sistem saraf pusat tentang lingkungan sekitar
tubuh, melalui sentuhan kulit yang berdampak luar
biasa pada perkembangan fisik, emosi, dan tumbuh
kembang anak (Walker, 2011: 1-2).
Pijat merupakan stimulasi taktil yang
memberikan efek biokimia dan efek fisiologi pada
berbagai organ tubuh. Pijat yang dilakukan secara
benar dan teratur pada bayi diduga memiliki
berbagai keuntungan dalam proses tumbuh
kembang bayi. Pijat pada bayi oleh orangtua dapat
meningkatkan hubungan emosional antara orangtua
dan bayi, juga diduga dapat meningkatkan berat
badan bayi (Rosalina, 2007:23).
Berbagai penelitian telah banyak dilakukan
untuk membuktikan keuntunggan pijat bayi.
Penelitian yang dilakukan oleh Dieter et al. (2003)
meneliti efek pijat yang dilakukan sebanyak 3 kali 15
menit tiap harinya selama 5 hari pada bayi kurang
bulan. Hasilnya adalah terdapat rerata peningkatan
berat badan perhari 53% lebih besar pada kelompok
yang dipijat dibandingkan kelompok kontrol.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan di
Kelurahan Tawanganom, Kecamatan Magetan tahun
2013 pada 10 ibu yang memiliki bayi usia 3-5 bulan
ditemukan 4 bayi (40%) yang belum pernah dipijat
salah satu diantaranya by R berusia 5 bulan yang
berada di RW 03 Kelurahan Tawanganom, pada
bulan Februari 2013 dilakukan penimbangan di
posyandu dengan berat badan 8600 gram dan pada
bulan Maret 2013 di timbang mengalami
peningkatan 200 gram menjadi 8800 gram,
sedangkan 6 bayi (60%) yang sudah pernah dipijat
ke ahli fisioterapi, salah satu diantaranya by N
berusia 5 bulan yang berada di RW 03 Kelurahan
Tawanganom, pada bulan Februari 2013 dilakukan
penimbangan di posyandu dengan berat badan 7900
gram dan pada bulan Maret 2013 di timbang
mengalami peningkatan 300 garam menjadi 8200
gram. Pada 10 bayi (0%) tersebut belum pernah
dilakukan pijat bayi oleh orangtuanya.
Untuk mendukung terlaksananya pijat bayi
diharapkan bidan praktek mandiri mengajarkan
pada ibu pijat bayi untuk dipraktekkan di rumah.
Untuk para mahasiswa kebidanan diajarkan
mengenai pijat bayi sehingga sebagai calon tenaga
kesehatan dapat memberikan penyuluhan dan
pengertian yang mendalam mengenai manfaat dan
dampak yang terjadi setelah dilakukan pemijatan,
dan dihasilkan bayi yang tumbuh dan berkembang
secara optimal.
Salah satu manfaat pijat bayi yaitu dapat
meningkatkan berat badan bayi, mengenai
perbedaan berat badan bayi yang dipijat dan tidak
dipijat belum banyak diidentifikasi, oleh karena itu
penting dilakukan penelitian ini untuk mengetahui
perbedaan berat badan bayi usia 3 sampai 5 bulan
yang dipijat dan tidak dipijat di Kelurahan
Tawanganom Kecamatan Magetan tahun 2013.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas,
maka peneliti merumuskan masalah penelitian
Apakah ada perbedan berat badan bayi usia 3-5
bulan yang dipijat dan tidak dipijat di Kelurahan
Tawanganom Kecamatan Magetan Kabupaten
Magetan tahun 2013.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui adanya perbedan berat
badan bayi usia 3-5 bulan yang dipijat dan tidak
dipijat di Kelurahan Tawanganom Kecamatan
Magetan Kabupaten Magetan tahun 2013.

TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Pijat Bayi
Pijat bayi bisa disebut dengan stimulus
touch dapat diartikan sebagai sentuhan komunikasi
yang nyaman antara ibu dan bayi. Pijat yang
diberikan pada bayi diawali dengan sentuhan.
Sentuhan ini secara bertahap ditingkatkan
tekanannya sesuai dengan usia bayi (Roesli,
2011:2).
Manfaat Pijat Bayi
Mempertahankan keseimbangan dan postur
tubuh, meningkatkan koordinasi dan kelenturan otot
serta mengatasi kaku otot dan sendi, menghilangkan
otot yang kaku atau tegang dan menyesuaikan
persendian, meningkatkan kelenturan tulang
belakang dan menguatkan otot-ptot pendukungnya,
membantu pencernaan dan menenangkan tubuh
dengan mempermudah relaksasi perut,
memaksimalkan volume pernapasan. peningkatan
suplai oksigen dan sirkulasi yang baik akan
membantu bayi berkembang, memantapkan
kesatuan dan posisi persendian utama dan
keselarasan otot-otot yang mengendalikan
persendian tersebut, membersihkan kulit dan
membuatnya terpapar cahaya dan oksigen Walker
(2011:18).
Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam
Melakukan Pemijatan
Menurut Roesli (2001:15-16) selama pemijatan
dianjurkan melakukan hal-hal berikut:
1. Memandang mata bayi, disertai pancaran kasih
sayang selama pemijatan berlangsung.
2. Bernyanyilah atau putarkanlah lagu-lagu yang
tenang atau lembut, guna membantu
menciptakan suasana tenang selama pemijatan
berlangsung.
3. Awalilah pemijatan dengan melakukan sentuhan
ringan, kemudian secara bertahap tambahkanlah
tekanan pada sentuhan yang dilakukan,
khususnya apabila anda sudah merasa yakin
bahwa bayi mulai terbiasa dengan pijatan yang
sedang dilakukan.
4. Sebelum melakukan pemijatan, lumurkan baby
oil atau lotion yang lembut sesering mungkin
dengan memastikan bayi tidak alergi terhadap
minyak yang digunakan.
5. Sebaiknya, pemijatan dimulai dari kaki bayi
karena umumnya bayi lebih menerima apabila
dipijat pada daerah kaki. Dengan demikian, akan
memberi kesempatan pada bayi untuk
membiasakan dipijat sebelum bagian lain dari
badannya disentuh. Karenanya, urutan
pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari bagian
kaki, perut, dada, tangan, muka, dan diakhiri
pada bagian punggung.
6. Tanggaplah pada isyarat yang diberikan oleh
bayi. Jika bayi menangis, cobalah untuk
menenangkannya sebelum melanjutkan
pemijatan. Jika bayi menangis lebih keras,
hentikanlah pemijatan karena mungkin bayi
mengharapkan untuk digendong, disusui, atau
sudah mengantuk dan sangat ingin tidur.
7. Memandikan bayi segera setelah pemijatan
berakhir agar bayi merasa segar dan bersih
setelah terlumur minyak bayi (baby oil). Namun,
kalau pemijatan dilakukan pada malam hari, bayi
cukup diseka dengan air hangat agar bersih dari
minyak bayi.
8. Lakukan konsultasi pada dokter atau perawat
untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut
tentang pemijatan bayi.
9. Hindarkan mata bayi dari baby oil.
Konsep Berat Badan Bayi
Berat badan merupakan salah satu tolak
ukur untuk menentukan tingkat kesehatan anak.
Oleh karena itu, setiap bayi yang lahir pasti akan
ditimbang. Berat badan akan menggambarkan
komposisi tubuh bayi secara keseluruhan mulai dari
kepala, leher, dada, perut, tangan, dan kaki. Berat
badan bayi yang rendah sejak lahir menunjukan
kondisi bayi yang kurang sehat. Sebaliknya, jika
berat badan bayi menunjukan kisaran pola standar,
dapat dipastikan bayi dalam keadan sehat
(Widyastuti, 2008:15).
Pengukuran Berat Badan
Berat badan diukur dengan timbangan yang
sesuai, yang mengukur berat badan sampai nilai
yang terdekat dengan 10 gr atau 15 gr untuk bayi.
Sebelum bayi ditimbang, timbangan diatur pada
angka nol dan jarum timbangan tepat berada di
bagian tengah tanda. Jika ujung jarum timbangan
masih bergerak maka berta badan dapat lebih berat
atau lebih ringan dari semestinya. Beberapa
timbangan dirancang agar tidak perlu dikalibrasi,
namun ada juga yang perlu dikalibrasi ulang oleh
pabriknya. Timbangan yang bervariasi dalam hal
keakuratanya; timbangan bayi cenderung lebih
akurat daripada timbangan orang dewasa, dan
timbangan baru cenderung lebih akurat daripada
timbangan lama, khususnya pada penimbangan
yang lebih berat. Lakukan pengukuran dalam
ruangan yang hangat dan nyaman (Wong,
2009:182).
Hubungan Antara Pijat Bayi dengan Kenaikan
Berat Badan
1. Aktivitas Nervus Vagus mempengaruhi
mekanisme penyerapan makanan
Penelitian Field dan Schanberg (1986)
menunjukan bahwa pada bayi yang dipijat
mengalami peningkatan tonus nervus vagus
(saraf otak ke-10) yang akan menyebabkan
peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin
dan insulin. Dengan demikian, penyerapan
makanan akan menjadi lebih baik yang dipijat
meningkat lebih banyak daripada yang tidak
dipijat (Roesli, 2011:11).
2. Aktifitas Nervus Vagus meningkatkan ASI
Penyerapan makanan menjadi lebih baik
karena peningkatan aktivitas nervus vagus
menyebabkan bayi cepat lapar sehingga akan
lebih sring menyusu pada ibunya. Akibatnya,
ASI akan lebih banyak diproduksi. Seperti
diketahui, ASI akan semakin banyak diproduksi
jika semakin banyak diminta. Selain itu, ibu
yang memijat bayinya akan merasa lebih
tenang dan hal ini berdampak positif pada
peningkatan volume ASI (Roesli, 2011:11).

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah analitik dengan
rancangan Quasy Experimental Design berupa Non
equivalent control group design. Penelitian diadakan
di Kelurahan Tawanganom Kecamatan Magetan
Kabupaten Magetan. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh bayi usia 3 sampai 5 bulan di
Kelurahan Tawanganom. Besar populasi adalah 20
bayi yang di bagi menjadi 2 kelompok yang dipijat
orang dan tidak dipijat. Penelitian ini menggunakan
total populasi. Pada penelitian ini mengunakan
teknik non probability (Non Random). Pada
penelitian ini variabel independen adalah pijat bayi.
Pada penelitian ini variabel dependen adalah berat
badan bayi usia 3-5 bulan. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan
berat badan bayi dalam satuan gram. Metode
pengumpulan data pada penelitian ini melakukan
penimbangan/mengukur berat badan bayi yang
dipijat dan tidak dipijat setelah 8x pemijatan.
statistik yang digunakan adalah Independent
Samplet T-Test.

HASIL PENELITIAN
Perbedaan berat badan bayi usia 3-5 bulan
yang dipijat dan tidak dipijat dapat diketahui
dengan uji perbedaan antara sebelum dan sesudah
dengan diawali uji homogenitas untuk mengetahui
apakah beberapa varian populasi sama atau tidak,
Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis
Independent Sample T-Test.
Sebelum dilakukan uji Independent T-Test
dilakukan uji kesamaan varian (homogenitas)
dengan hasil uji F test nilai signifikansi equal
variance assumed adalah 0,018 < 0,05, maka H
0

ditolak dan H
1
diterima, jadi dapat diasumsikan
bahwa kedua varian berbeda. Dengan ini
penggujian uji t menggunakan equal variance not
assumed.
Dari tabel Independent T-Test nilai t hitung
equal variance not assumed adalah 5,330. Kemudia
pada t tabel diperoleh data sebesar 2,101, Oleh
karena t hitung > t tabel (5,330 > 2,101) dan
signifikansi 0,000 < 0,05, maka H
0
ditolak dan H
1

diterima artinya ada perbedaan antara rerata berat
badan bayi yang dipijat dan tidak dipijat.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian berat badan
bayi usia 3-5 bulan yang dipijat dan tidak dipijat,
dapat diketahui rerata berat badan bayi yang dipijat
dan tidak dipijat. Dalam hal ini, berat badan bayi
yang dipijat menunjukkan hasil berat badan bayi
lebih tinggi dibanding berat badan bayi yang tidak
dipijat 620:270, sedangkan hasil analisa statistik
dengan Independent T-Test didapat nilai signifikansi
0,000 lebih kecil dari 0,05, maka H
0
ditolak dan H
1

diterima. Kesimpulan dari hipotesis yaitu ada
perbedaan berat badan bayi usia 3-5 bulan yang
dipijat dan tidak dipijat.
Meningkatnya berat badan bayi pada bayi
yang dipijat sesuai dengan teori tentang Aktivitas
Nervus Vagus mempengaruhi mekanisme
penyerapan makanan. Penelitian Field dan
Schanberg (1986) menunjukkan bahwa pada bayi
yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus
vagus (saraf otak ke-10) yang akan menyebabkan
peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan
insulin. Dengan demikian, penyerapan makanan
akan menjadi lebih baik yang dipijat meningkat
lebih banyak daripada yang tidak dipijat (Roesli,
2011:11).
Aktifitas Nervus Vagus meningkatkan ASI,
Penyerapan makanan menjadi lebih baik karena
peningkatan aktivitas nervus vagus menyebabkan
bayi cepat lapar, sehingga akan lebih sering
menyusu pada ibunya. Akibatnya, ASI akan lebih
banyak diproduksi. Seperti diketahui, ASI akan
semakin banyak diproduksi jika semakin banyak
diminta. Selain itu, ibu yang memijat bayinya akan
merasa lebih tenang dan hal ini berdampak positif
pada peningkatan volume ASI (Roesli, 2011:11).
Dari teori dan kenyataan yang diperoleh
dari hasil penelitian dapat di ketahui bahwa pijat
bayi yang dilakukan secara rutin memiliki pengaruh
yang berbeda terhadap peningkatan berat badan
bayi. Bayi yang dipijat selama 4 minggu memiliki
peningkatan lebih besar dibandingkan dengan bayi
yang tidak dipijat, dikarenakan hormon stress pada
bayi menurun, maka bayi dapat menghisap ASI
lebih banyak, sehingga reproduksi ASI dan berat
badan bayi akan meningkat.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian perbedaan
berat badan bayi yang dipijat dan tidak dipijat di
Kelurahan Tawanganom Kecamatan Magetan
Kabupaten Magetan dapat ditarik beberapa
kesimpulan, yaitu :
1. Rerata berat badan bayi usia 3-5 bulan
sebelum dipijat 5840 g dan sesudah dipijat
6460 g.
2. Rerata berat badan bayi usia 3-5 bulan awal 4
minggu yang tidak dipijat 5810 g dan akhir 4
minggu yang tidak dipijat 6080 g.
3. Ada perbedaan berat badan bayi usia 3-5
bulan sebelum dan sesudah dipijat.
4. Ada perbedaan berat badan bayi usia 3-5
bulan awal 4 minggu dan akhir 4 minggu yang
tidak dipijat.
5. Ada perbedaan berat badan bayi usia 3-5
bulan yang dipijat dan tidak dipijat.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti
ingin memberikan saran kepada berbagai pihak
yang terkait sebagai berikut:
1. Bagi masyarakat
Diharapkan bagi masyarakat untuk
melanjutkan pijat bayi secara rutin sampai bayi
usia 2 tahun, karena pijat bayi terbukti
memberikan efek yang baik bagi pertumbuhan
bayi dan juga dapan menjaga kekebalan tubuh
bayi.
2. 6.2.2 Bagi institusi pendidikan
Diharapkan pendidik dapat memberikan
demontrasi gerakan-gerakan pijat bayi kepada
mahasiswa sehingga mahasiswa dapat
mengaplikasikannya di lahan praktek.
3. 6.2.3 Bagi Bidan
Diharapkan bidan membekali ibu-ibu hamil
untuk mengisi waktu luang tentang pijat bayi
pada saat ANC, sehingga ibu dapat
mengaplikasikannya setelah bayi lahir.
4. Bagi peneliti berikutnya
Diharapkan dilaksanakan penelitian lanjutan
tentang pijat bayi yang lebih berkualitas,
misalnya dengan mengunakan desain yang
lebih baik berupa true exsperiment design,
menggunakan populasi yang lebih luas dan
sample yang lebih representatif, dengan
metode pijat bayi yang lebih baik dan faktor-
faktor lain yang belum sempat diteliti karena
keterbatasan peneliti, mengingat pijat bayi
sangat bermanfaat di bidang kesehatan yang
terbukti dapat meningkatkan berat badan bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Apa itu MDGs.
http://mdgsindonesia.org/official/. (diakses
4 April 2013)
Anonim. Memnatau Berta badan Bayi.
http://www.jurnalkesehatan.info. (diakses
4 April 2013)

Arikunto. 2005. Manageman Penelitian. Jakarta:
Rineka Cipta

Dewi, N.Nyoman. 2011. Pengaruh Stimulasi Pijat
Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan
Pada Bayi Lahir Cukup Bulan.
http://etd.ugm.ac.id (diakses 11 Maret
2013).

Hidayat, A. Aziz Alinul. 2010. Metode Penelitian
Kebidanan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika.

____________________. 2008. Pengantar Ilmu
Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Maharani, Sabrina. 2009. Pijat dan Senam Sehat
Untuk Bayi. Jogjakarta: Kata Hati.

Muscari, Mary E. 2005. Keperawatan Pediatrik.
Jakarta: EGC

Nasar, Sri. 2005. Makanan Bayi & Ibu Menyusui.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Notoatmojdo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodelogi
Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman
Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Piyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar
SPSS.Yogyakarta: Mediakom.

Prasetyono, D.S. 2009. Teknik-Teknik Tepat
Memijat Bayi Sendiri. Jogjakarta: DIVA
Press

Riksani, Ria. 2012. Cara Mudah & Aman Pijat Bayi.
Jakarta: Dunia Sehat

Roesli, Utami. 2011. Pedoman Pijat Bayi. Edisi Revisi
XIII. Jakarta: Trubulus Agriwidya

Rosalina. 2007. Fisiologi Pijat Bayi. Jakarta: Trisakti
Multi Media Johnson & Johnson Indonesia.

Santi, Enidya. 2012. Buku Pintar Pijat Bayi Untuk
Tumbuh Kembang Optimal Sehat & Cerdas.
Yogyakarta: Pinang Merah Publisher.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak.
Jakarta: EGC.
Subakti, Yazid dan Deri Rizki Anggraini. 2009.
Keajaiban Pijat Bayi dan Balita. Jakarta: PT
Wahyu Media

Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian.
Bandung: ALFABETA.

Sukmadinata. 2010. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Suparyanto. 2010. Konsep Berat Badan Bayi.
http://dr-suparyanto.blogspot.com. (diakses
30 Maret 2013)

Suryanah. 1996. Keperawatan Anak Untuk Siswa
SPK. Jakarta: EGC

Walker, Peter. 2011. Panduan Lengkap Pijat Bayi.
Jakarta: Puspa Swara.

Widyastuti, D, dan Widyani, R. 2008. Panduan
Perkembangan Anak 0 Sampai 1 Tahun.
Jakarta: Puspa Swara.

Wong, L.Donna., dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan
Pediatrik Wong. Edisi 6. Vol.1. Jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai