Kegiatan : Pengendalian Banjir pada Daerah Tangkapan Air dan Badan-Badan Sungai Pekerjaan : Pengamanan Tebing Sungai Rambangaru Lokasi : Kecamatan haharu
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
A. Pelaksanaan Pekerjaan meliputi : Pekerjaan Pembersihan/Perataan Lokasi Sekeliling Bangunan /Bongkaran. Lokasi proyek dibersihkan, pohon/ semak-semak ditebas, tunggul-tunggul dan akar-akar kayu dicabut dan dibuang ke luar lokasi pekerjaan. Peralatan yang digunakan seperti parang, cangkul sabit dll. Bangsal Kerja/Gudang untuk tempat persiapan dan penyimpanan peralatan dalam menunjang kelancaran kegiatan di lapangan dibuat untuk sementara yang dapat melindungi pekerja dari panas dan hujan. Bangsal kerja dibuat dari konstruksi kayu bulat dengan lantai dan dinding dari papan kayu serta memakai penutup atap tenda. Pengukuran/Pasang Bouwplank Papan bouwplank wajib dipasang pada jarak yang memungkinkan untuk menarik benang level lantai bawah dan level permukaan atas bending/mercu. Patok tersebut diikat ketinggiannya dengan patok yang sudah ada atau terhadap tinggi patok setempat yang disetujui oleh Direksi/Pengawas Kegiatan. Dipasang kokoh dan permukaan atasnya rata (waterpass). Bahan yang digunakan kayu ukuran 5/5 dan papan, dipaku dengan kuat dan ditanam dalam tanah. Pemasangan Papan Nama Proyek Untuk papan nama kegiatan di gunakan tiang dari kayu 5/5 cm dan plywood 3 mm ukuran 120 cm x 100 cm di cat putih, alat kerja selengkapnya. Papan Nama Kegiatan sekurang-kurangnya memuat : Program, Kegiatan, Sub Kegiatan, Pemilik Kegiatan/ Penanggung Jawab Kegiatan, Nomor Kontrak, Lokasi, Nilai Biaya (Kontrak), Nama Pelaksana (kontraktor), Jangka Waktu di mulai dan berakhir tanggal, bulan, tahun. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat : Excavator, Dump Truck dan Pedestrian Roller Mobilisasi peralatan dari dan menuju lapangan pekerjaan harus dilakukan pada saat lalu lintas cukup sepi.
B. Pemeriksaan Lapangan Dalam pekerjaan persiapan ini, meminta ijin dahulu kepada Pihak Direksi/Pengawas Lapangan atau membuat surat pemberitahuan mulai pelaksanaan pekerjaan. Setelah itu melaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: - Memperhatikan akses keluar-masuk kendaraan proyek - Memperhatikan faktor keselamatan dan lingkungan kerja. - Pembersihan area pekerjaan. - Perlunya penataan lokasi untuk tempat pembuangan sementara baik puing atau sampah agar rutinitas atau kegiatan proyek tidak terganggu oleh penumpukan-penumpukan yang tidak beraturan II. PEKERJAAN SALURAN PEMBUANG DAN TALUT JALAN
A. Pelaksanaan Pekerjaan meliputi : Galian tanah Galian tanah dilaksanakan memakai tenaga manual dan mekanis dengan memperhitungkan level pondasi dinding penahan, ukuran menyesuaikan gambar desain. Sebelum galian dimulai harus dilakukan pengukuran dengan memasang patok dan bowplank minimal tiap jarak 20 m. Sebelum pondasi batu dipasang, terlebih dahulu harus dibersihkan dari tunggul-tunggul dan akar-akar kayu dicabut dan dibuang ke luar lokasi pekerjaan. Setelah galian pekerjaan utama dilanjutkan secara parallel bersamaan dengan pekerjaan pondasi.
Pekerjaan Timbunan & Pemadatan Tanah (mekanis) Pekerjaan timbunan tanah untuk tanggul dilakukan dengan peralatan mekanis untuk mempersingkat waktu dan efisiensi pekerjaan, pelaksanaan timbunan dilakukan secara lapis demi lapis dengan ketebalan 20 - 30 cm dihampar kemudian dipadatkan, agar tidak turun hal ini mengantisipasi adanya pergerakan tanah dikemudian hari dan selama dalam pemadatan tanah perlu disiram dengan air supaya pori-pori tanah terisi dan monolit secara struktur tanah atau mencapai kepadatan titik jenuh air. Secara visual kepadatan tanah bisa diperhatikan bila air sudah tidak bisa meresap lagi dan tanah tidak lengket di mesin pemadat maka tanah tersebut sudah padat baru bisa dilanjutkan ke pekerjaan timbunan di atasnya.
Pekerjaan Cor Beton Bertulang camp. 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl, kerikil yang digunakan berukuran 2/3 atau . - Beton diangkut dalam ember yang bersih dan tidak tembus air atau gerobak dorong. - Untuk seluruh pekerjaan begesting dipergunakan kayu hutan klas III yang berkualitas baik, tebal 2 cm dan papan begesting tidak boleh dipergunakan 3 (tiga) kali (berulang-ulang). - Untuk penunjangnya/perancah digunakan kayu bulat.dengan 5-8 cm atau kayu 5/5 dan mempunyai kelurusan yang cukup, sehingga tidak menyulitkan dalam pelaksanaan - Bekisting harus kuat dan kokoh, pengecekan vertikal dalam pelaksanaan pemasangan bekisting perlu dilaksanakan dari dua arah, untuk menghindarkan terjadinya puntiran. - Didalam pembesian yang perlu diperhatikan adalah sambungan dan tekukan atau sambungan oleh para pelaksana lapangan tidak kurang dari 1 m. Kemudian untuk ukuran dimensi disesuai dengan gambar detail. Untuk jumlah besi dan diameter besi yang akan dipakai menyesuaikan dengan gambar rencana/detail, sedangkan selimut beton minimal 3 cm. - Untuk mendapatkan beton yang bermutu, pekerjaan pengecoran harus diketok agar sempurna kalau perlu dengan penggetar, pengadukan memakai mollen. - Penyiraman beton perlu dilakukan selama 7 hari berturut-turut pagi dan sore untuk menjaga kelembaban beton supaya tidak ekstrim dalam penyusutan yang menyebabkan retak rambut ataupun kebocoran-kebocoran lainnya. Bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akan dikonsultasikan dengan direksi lapangan untuk mendapatkan arahan yang efektif dan efisien. - Pembongkaran bekisting dilakukan bertahap setelah 2 hari bekisting-bekisting vertical bisa di lepas, setelah 7 hari perancah sebagian bisa dibuka kecuali perancah yang menahan beban langsung / di atas balok, setelah 14 hari dimana kekuatan beton telah mencapai 75% perancah bisa dibuka kecuali area di bawah balok utama / memikul beban utama. Umur 21 hari baru keseluruhan bisa di buka.
Plesteran, Acian/Ondrongan & Benangan Adukan plesteran pada wadah yang bersih, digunakan camp. 1PC : 3Ps dengan ketebalan rata- rata 1,5 ~ 2 cm pada adukan plesteran. Pembuatan plesteran rapi dan merata ketebalannya dengan menggunakan bilah perata kayu untuk meratakan plesteran. Sistem pelaksanaan plasteran dari atas ke bawah. Sebelum diaplikasikan bagian yang hendak diplester disiram dengan air terlebih dahulu untuk mendapatkan kelembaban sehingga plesteran akan menyatu dengan baik. Acian menggunakan kuas agar hasil lebih merata dan rapi.
B. Persyaratan Bahan Bahan bahan yang dipergunakan untuk pekerjaan pembangunan menggunakan bahan yang tersedia di lokasi terdekat, seperti pasir dan tanah timbunan. Air kerja dapat dilakukan dengan penampungan, untuk penampungan air kerja di siapkan drum penampung. Namun untuk bahan batu belah, kerikil, besi tulangan dan semen harus didatangkan dari luar daerah. Untuk bahan bangunan/material bangunan yang didatangkan oleh pemasok ke lokasi pekerjaan, sebelum diterima Pelaksana Lapangan, Kontraktor bersama-sama dengan Pengawas Direksi/Konsultan Pengawas dan Manajemen menyortir ukuran, jenis dan mutu bahan, cacat cacat dsb.
III. PEKERJAAN GORONG-GORONG JALAN
C. Pelaksanaan Pekerjaan meliputi : Galian tanah Galian tanah dilaksanakan memakai tenaga manual dan mekanis dengan memperhitungkan level pondasi dinding penahan, ukuran menyesuaikan gambar desain. Sebelum galian dimulai harus dilakukan pengukuran dengan memasang patok dan bowplank minimal tiap jarak 20 m. Sebelum pondasi batu dipasang, terlebih dahulu harus dibersihkan dari tunggul-tunggul dan akar-akar kayu dicabut dan dibuang ke luar lokasi pekerjaan. Setelah galian pekerjaan utama dilanjutkan secara parallel bersamaan dengan pekerjaan pondasi.
Pekerjaan Timbunan & Pemadatan Tanah (mekanis) Pekerjaan timbunan tanah untuk tanggul dilakukan dengan peralatan mekanis untuk mempersingkat waktu dan efisiensi pekerjaan, pelaksanaan timbunan dilakukan secara lapis demi lapis dengan ketebalan 20 - 30 cm dihampar kemudian dipadatkan, agar tidak turun hal ini mengantisipasi adanya pergerakan tanah dikemudian hari dan selama dalam pemadatan tanah perlu disiram dengan air supaya pori-pori tanah terisi dan monolit secara struktur tanah atau mencapai kepadatan titik jenuh air. Secara visual kepadatan tanah bisa diperhatikan bila air sudah tidak bisa meresap lagi dan tanah tidak lengket di mesin pemadat maka tanah tersebut sudah padat baru bisa dilanjutkan ke pekerjaan timbunan di atasnya.
Pekerjaan Cor Beton Bertulang camp. 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl, kerikil yang digunakan berukuran 2/3 atau . - Beton diangkut dalam ember yang bersih dan tidak tembus air atau gerobak dorong. - Untuk seluruh pekerjaan begesting dipergunakan kayu hutan klas III yang berkualitas baik, tebal 2 cm dan papan begesting tidak boleh dipergunakan 3 (tiga) kali (berulang-ulang). - Untuk penunjangnya/perancah digunakan kayu bulat.dengan 5-8 cm atau kayu 5/5 dan mempunyai kelurusan yang cukup, sehingga tidak menyulitkan dalam pelaksanaan - Bekisting harus kuat dan kokoh, pengecekan vertikal dalam pelaksanaan pemasangan bekisting perlu dilaksanakan dari dua arah, untuk menghindarkan terjadinya puntiran. - Didalam pembesian yang perlu diperhatikan adalah sambungan dan tekukan atau sambungan oleh para pelaksana lapangan tidak kurang dari 1 m. Kemudian untuk ukuran dimensi disesuai dengan gambar detail. Untuk jumlah besi dan diameter besi yang akan dipakai menyesuaikan dengan gambar rencana/detail, sedangkan selimut beton minimal 3 cm. - Untuk mendapatkan beton yang bermutu, pekerjaan pengecoran harus diketok agar sempurna kalau perlu dengan penggetar, pengadukan memakai mollen. - Penyiraman beton perlu dilakukan selama 7 hari berturut-turut pagi dan sore untuk menjaga kelembaban beton supaya tidak ekstrim dalam penyusutan yang menyebabkan retak rambut ataupun kebocoran-kebocoran lainnya. Bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akan dikonsultasikan dengan direksi lapangan untuk mendapatkan arahan yang efektif dan efisien. - Pembongkaran bekisting dilakukan bertahap setelah 2 hari bekisting-bekisting vertical bisa di lepas, setelah 7 hari perancah sebagian bisa dibuka kecuali perancah yang menahan beban langsung / di atas balok, setelah 14 hari dimana kekuatan beton telah mencapai 75% perancah bisa dibuka kecuali area di bawah balok utama / memikul beban utama. Umur 21 hari baru keseluruhan bisa di buka.
Plesteran, Acian/Ondrongan & Benangan Adukan plesteran pada wadah yang bersih, digunakan camp. 1PC : 3Ps dengan ketebalan rata- rata 1,5 ~ 2 cm pada adukan plesteran. Pembuatan plesteran rapi dan merata ketebalannya dengan menggunakan bilah perata kayu untuk meratakan plesteran. Sistem pelaksanaan plasteran dari atas ke bawah. Sebelum diaplikasikan bagian yang hendak diplester disiram dengan air terlebih dahulu untuk mendapatkan kelembaban sehingga plesteran akan menyatu dengan baik. Acian menggunakan kuas agar hasil lebih merata dan rapi.
D. Persyaratan Bahan Bahan bahan yang dipergunakan untuk pekerjaan pembangunan menggunakan bahan yang tersedia di lokasi terdekat, seperti pasir dan tanah timbunan. Air kerja dapat dilakukan dengan penampungan, untuk penampungan air kerja di siapkan drum penampung. Namun untuk bahan batu belah, kerikil, besi tulangan dan semen harus didatangkan dari luar daerah. Untuk bahan bangunan/material bangunan yang didatangkan oleh pemasok ke lokasi pekerjaan, sebelum diterima Pelaksana Lapangan, Kontraktor bersama-sama dengan Pengawas Direksi/Konsultan Pengawas dan Manajemen menyortir ukuran, jenis dan mutu bahan, cacat cacat dsb.
IV. PEKERJAAN BRONJONG DAN PEMASANGAN DOLKEN
1. Yang termasuk dalam pekerjaan bronjong adalah pekerjaan yang dibutuhkan untuk pengamanan lereng atau tanggul dan tebing sungai yang rawan terhadap pergerakan tanah disekitarnya.
2. Bahan/material yang digunakan :
- Bronjong ; Bronjong yang dipakai adalah bronjong kotak pabrikasi dengan ukuran 2,00 m x 1,00 m x 0,50 m dengan diameter kawat 3 mm. Untuk tulangan bronjong diameter kawatnya 4 mm. Anyaman berbentuk seglenam, kawatnya harus digalvanisir - Kawat Ikat diameter 2 mm sebagai pengikat antara bronjong yang satu dengan bronjong yang lainnya. - Batu gunung / batu kali sebagai pengisi bronjong pabrikasi berdiameter 15 cm. Batu gunung yang dipakai adalah batu gunung yang keras, tidak rapuh serta tidak mengandung kapur. Jenis batu dengan ukuran ini adalah jenis batu yang wajib diisi ppada bronjong pabrikasi. - Batu gunung yang diameternya kurang dari 15 cm merupakan batu yang digunakan untuk mengisi bagian yang berongga pada pasangan bronjong pabrikasi. - Dolken; dari jenis kayu yang tahan air dan tidak mudah lapuk, dengan diameter kayu dan panjang kayu dolken disesuaikan dengan gambar rencana atau atas petunjuk direksi teknis.
3. Persyaratan dalam pekerjaan bronjong : - Pastikan lubang galian untuk dasar bronjong sudah sesuai dengan ukuran yang terdapat dalam gambar bestek/rencana baik untuk lebar, kedalaman maupun panjangnya. Letakkan bronjong pabrikasi pada lubang galian kemudian tancap dolken pada bronjong tersebut yakni pada bagian alasnya, sampai dolken tersebut menancap ke lapisan tanah yang keras. Dolken dibiarkan sedikit keluar dari tanah setinggi bronjong. - Ikat bronjong pabrikasi kepada dolken agar bagian dasar bronjong tetap kokoh dan tidak mudah bergeser. Letakkan batu gunung dalam bronjong. Batu gunung tersebut diatur dengan baik dan rapi serta padat. - Setelah pengaturan batu dalam kotak bronjong selesai, bronjong sebelah atas ditutup dan diikat dengan kawat ikat. Demikian halnya hubungan antara bronjong yang satu dengan bronjong yang lain diikat dengan kawat ikat sehingga membentuk konstruksi yang homogen dan merupakan kesatuan yang saling mengikat. Demikian seterusnya cara pemasangan bronjong dari bagian dasar sampai pada lapisan paling atas. Persyaratan dalam pelaksanaan pekerjaan bronjong atas persetujuan direksi pekerjaan/direksi teknis. Pembayaran pekerjaan pasangan bronjong dihitung dalam satuan meter kubik bronjong terpasang menurut gambar rencana. V. PEKERJAAN LAIN - LAIN Segala bentuk pekerjaan lain - lain yang tidak termuat dalam spesifikasi teknis ini tetapi ada dalam Daftar Kuantitas dan Harga serta Gambar Rencana/Bestek harus dikerjakan oleh penyedia jasa atas petunjuk dan persetujuan dari direksi pekerjaan/direksi teknis.
VI. FASILITAS, PERALATAN DAN PERSONIL Penyedia Jasa harus memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.