LENTI"IRUS SE#AGAI "EKTOR UNTUK TERAPI GEN Disusun O$e%: Na&ra'i$o(a Sep'iana )*+,-.,**+P/U+00-1 PROGRA/ STUDI #IOTEKNOLOGI SEKOLA2 PAS3A SAR4ANA UNI"ERSITAS GAD4A2 /ADA 5OG5AKARTA ,))6 LENTI"IRUS SE#AGAI "EKTOR UNTUK TERAPI GEN Pen7a%u$uan Setelah era mikrobiologi dan sintesa zat aktif untuk pengobatan penyakit, kini giliran pengembangan biologi molekuler untuk mendapatkan terapi bagi penyakit-penyakit yang belum bisa diatasi dengan antibiotik, obat-obatan berbahan sintesa kimia maupun hasil pemurnian bahan alami. Para ahli di pelbagai pusat penelitian kini giat mengembangkan sel tunas, transplantasi organ binatang serta terapi gen. Salah satu peneliti yang mengembangkan terapi gen adalah Prof dr Swan N Thung, pakar patologi, terapi gen dan kedokteran molekuler dari Mount Sinai School of Medicine, New ork !www.pmila.com"teknologi"Terapi#en$. Terapi gen pada prinsipnya adalah menyisipkan materi genetik ke dalam sel tubuh untuk mengganti atau memperbaiki gen yang rusak dalam rangka pengobatan penyakit. Materi genetik atau gen yang berupa kumpulan asam amino disintesa di laboratorium. %ntuk memasukkan gen ke tubuh digunakan pelbagai bahan pembawa !&ektor$. 'ahan itu antara lain protein yang sesuai dengan sel organ yang ditu(u. Materi genetik ditempelkan ke protein kemudian dimasukkan tubuh lewat mulut, in(eksi maupun inhalasi !dihirup$. )alam tubuh protein akan menempel ke reseptor sel organ sehingga )N* bisa masuk ke dalam sel. +ara inhalasi digunakan untuk mengatasi cystic fibrosis, suatu kelainan di paru yang diturunkan. ,at pembawa lain adalah liposom. Tapi yang paling populer adalah &irus karena dianggap paling efektif. -enis yang digunakan antara lain adeno associated virus !**.$, gutless adeno&irus !selubung adeno&irus$, lentivirus, retrovirus, dan herpes virus. Selain mengganti gen yang rusak agar bisa memproduksi protein yang dibutuhkan tubuh, terapi gen digunakan untuk membasmi sel kanker. #en yang disisipkan selain mematikan sel kanker (uga berfungsi mengaktifkan sistem kekebalan tubuh sehingga tidak ada lagi sel-sel yang tumbuh tak terkendali !www.pmila.com"teknologi"Terapi#en$. Sebagai contoh salah satu &irus yang digunakan sebagai &ector untuk terapi gen yaitu dari (enis lenti&irus. /enti&irus termasuk dalam famili retro&irus, dan salah satu contoh &irus yang termasuk dalam lenti&irus adalah &irus 01.. Lentivirus seperti 01. ditemukan dalam lingkup luas primata non- manusia. Lentivirus yang lain, diketahui secara kolektif sebagai &irus monyet yang dikenal dengan S1. !simian immunodeficiency virus). Setiap &irus imunodefisiensi manusia !01.$ merupakan bagian dari subkelompok lenti&irus. 'erbagai pengobatan telah diterapkan bagi orang yang terinfeksi 01.. ang banyak dipraktikkan sampai saat ini adalah pengobatan dengan obat kimia !chemotherapy$. Namun, cara pengobatan dengan pemakaian obat-obatan dengan adanya kombinasi satu sama lainnya masih belum efektif karena tidak menyembuhkan secara total bahkan bisa memicu munculnya &irus yang resisten terhadap obat tersebut, sehingga metode terapi gen banyak dikembangkan saat ini !2artikeyan, et al. 3445$. %ntuk keperluan terapi gen, dibutuhkan sistem pengiriman gen yang efisien yang akan membawa gen hanya kepada sel yang telah dan akan diinfeksi oleh 01.. Selain itu, sistem harus bisa mengekspresikan gen yang dimasukkan !gen asing$ dan tidak mengakibatkan efek yang berasal dari &irus itu sendiri. %ntuk memenuhi syarat ini, 01. itu sendiri pen(adi pilihan utama. Pemikiran untuk memanfaatkan &irus 01. sebagai &ektor dalam proses transfer gen asing ini diwu(udkan pertama kali pada tahun 6776 oleh Poznansky dan kawan-kawan dari )ana-8arber +ancer 1nstitute *merika. Setelah itu penelitian tentang penggunaan 01. sebagai &ektor untuk terapi gen berkembang pesat !%tama. 3447$. a. S'ru8'ur "irus 2I" 01. termasuk dalam subfamili lentivirus. .irus ini berbentuk lon(ong, diameter 644 um, terdiri dari inti dan kapsul. Materi genetiknya berupa sepasang asam ribonukleat !9N*$ rantai tunggal yang identik dengan suatu enzim yang disebut reverse transcriptase. .irion 01. terdiri dari tiga bagian utama, yaitu envelope yang merupakan lapisan luar, capsid yang meliputi isi &irion dan yang ketiga adalah core yang merupakan isi &irion. Envelope adalah lapisan lemak ganda yang terbentuk dari sel pen(amu dan mengandung protein pen(amu. Pada lapisan ini tertanam glikoprotein &irus yang disebut gp:6. Pada bagian luar protein ini terikat gp634, molekul ini akan berikatan dengan reseptor +): pada saat menginfeksi limfosit T: dan sel lainnya yang mempunyai reseptor tersebut. +apsid berbentuk iko-sahedral dan merupakan lapisan protein yang dikenal sebagai p65. Pada bagian core terdapat sepasang 9N* tunggal, enzim-enzim seperti reverse transcriptase, endonuclease dan protease serta protein-protein struktural terutama p3: !*mado and +hen, 6777$.
#ambar 6. Struktur .irus 01. ! www. biology.kenyon.edu $ b. Genom "irus 2I" #enom &irus 01. berbentuk dimeric, tidak bersegmen dan mengandung molekul tunggal yang linier !meman(ang$. #enomnya adalah 9T, dan memiliki positif-sense, 9N* beruntai tunggal. #enom yang lengkap terdiri dari satu monomer yang pan(angnya 7344 nukleotida. #enomnya (uga merupakan terminally redundant sequences yang memiliki daerah /T9 !long terminal repeats$ sekitar ;44 nt. %(ung <= dari genom mengandung methylated nucleotide cap> dimana tipe se?uence cap nya yaitu tipe 6 m5#<ppp<@#mpNp. %(ung A= nya masing-masing terdapat daerah poly-*. %(ung A= seperti struktur t9N*. Masing-masing &irion mengandung dua cetakan genom yang bentuknya dimeric B dua cetakan tiap partikel !*mado and +hen, 6777$. #ambar 3. Peta #enom /enti&irus !+. 'Cchen-DsmondE -. Fhitehead, 3443$ 9. Si8$us 2i7up "irus 2I" 01. merupakan suatu &irus yang material genetiknya adalah 9N* !asam ribonukleat$ yang dibungkus oleh suatu matriks yang sebagian besar terdiri atas protein. %ntuk masuk ke dalam sel, &irus ini berikatan dengan reseptor !+):$ yang ada di permukaan sel. *rtinya, &irus ini hanya akan menginfeksi sel yang memiliki reseptor +): pada permukaannya. 2arena biasanya yang diserang adalah sel T lymphosit !sel yang berperan dalam sistem imun tubuh$, maka sel yang diinfeksi oleh 01. adalah sel T yang mengekspresikan +): di permukaannya !+):G T cell$. Setelah berikatan dengan reseptor, &irus berfusi dengan sel !fusion$ dan kemudian melepaskan genomnya ke dalam sel. )i dalam sel, 9N* mengalami proses reverse transcription, yaitu proses perubahan 9N* men(adi )N*. Proses ini dilakukan oleh enzim re&erse transcriptase. Proses sampai step ini hampir sama dengan beberapa &irus 9N* lainnya. ang men(adi ciri khas dari &irus ini adalah )N* yang terbentuk kemudian bergabung dengan )N* genom dari sel yang diinfeksinya. Proses ini dinamakan integrasi !integration$. Proses ini dilakukan oleh enzim integrase yang dimiliki oleh &irus itu sendiri. )N* &irus yang terintegrasi ke dalam genom sel dinamakan pro&irus. )alam kondisi pro&irus, genom &irus akan stabil dan mengalami proses replikasi sebagaimana )N* sel itu sendiri. *kibatnya, setiap )N* sel men(alankan proses replikasi secara otomatis genom &irus akan ikut bereplikasi. dan selan(utnya mengalami proses yang akhirnya akan menghasilkan protein. Protein-protein yang dihasilkan kemudian akan membentuk &irus-&irus baru !8leHner. 677I$. Reverse transcriptase membantu proses pengubahan 9N* men(adi )N*. -ika proses pembentukan )N* dihambat, maka proses pembentukan protein (uga men(adi terhambat. Dleh karena itu, pembentukan &irus-&irus yang baru men(adi ber(alan dengan lambat. -adi, penggunaan obat-obatan penghambat enzim re&erse transcriptase tidak secara tuntas menghancurkan &irus yang terdapat di dalam tubuh. Penggunaan obat-obatan (enis ini hanya menghambat proses pembentukan &irus baru, dan proses penghambatan ini pun tidak dapat menghentikan proses pembentukan &irus baru secara total. Spesifikasi 01. terhadap +):G T cell ini membuat &irus ini bisa digunakan sebagai &ektor untuk pengobatan gen !gene therapy$ yang efisien bagi pasien 01."*1)S. Soalnya, &ektor 01. yang membawa gen anti-01. hanya akan masuk ke dalam sel yang sudah dan akan diinfeksi oleh &irus 01. itu sendiri !Patrick and Potts. 677I$.
#ambar A. )aur 0idup .irus 01. !www.duniakampus.co.cc$ 7. S'ra'egi Pembua'an "e8'or Terapi gen pada prinsipnya adalah menyisipkan materi genetik ke dalam sel tubuh untuk mengganti atau memperbaiki gen yang rusak dalam rangka pengobatan penyakit. %ntuk memasukkan gen ke tubuh digunakan pelbagai bahan pembawa !&ektor$. Pada kasus orang yang terinfeksi &irus 01., maka saat ini pengobatan dengan pendekatan terapi gen makin dikembangkan. *rtinya, pengobatan dilakukan dengan mengintroduksikan gen anti-01. ke dalam sel yang terinfeksi 01.. #en ini bisa berupa antisense dari dari salah satu enzim yang diperlukan untuk replikasi &irus tersebut atau ribozyme yang berupa antisense 9N* dengan kemampuan untuk menguraikan 9N* target !*dler, #ifford, and Sumner> Schmidt, The 01. Page). *ntisense yang diintroduksikan dengan &ektor akan men(alani proses transkripsi men(adi 9N* bersamaan dengan messenger 9N* &irus !m9N*$. Setelah itu, 9N* antisense ini akan berinteraksi dengan m9N* dari enzim tersebut dan mengganggu translasi m9N* sehingga tidak men(adi protein. 2arena enzim yang diperlukan untuk replikasi tidak berhasil diproduksi, otomatis 01. tidak akan berkembang biak di dalam sel. Sama halnya dengan antisense, ribozyme (uga menghalangi produksi suatu protein tapi dengan cara menguraikan m9N*-nya !*dler, #ifford, and Sumner> Schmidt, The 01. Page). Pendekatan yang dilakukan dengan fokus 9N* ini (uga bagus dilihat dari segi imunologi karena tidak mengakibatkan respons imun yang tidak diinginkan. 0al ini berbeda dengan pendekatan melalui protein yang menyebabkan timbulnya respons imun di dalam tubuh. %ntuk keperluan terapi gen seperti ini, dibutuhkan sistem pengiriman gen yang efisien yang akan membawa gen hanya kepada sel yang telah dan akan diinfeksi oleh 01.. Selain itu, sistem harus bisa mengekspresikan gen yang dimasukkan !gen asing$ dan tidak mengakibatkan efek yang berasal dari &irus itu sendiri. %ntuk memenuhi syarat ini, 01. itu sendiri men(adi pilihan utama !*mado and +hen, 6777$. Pemikiran untuk memanfaatkan &irus 01. sebagai &ektor dalam proses transfer gen asing ini diwu(udkan pertama kali pada tahun 6776 oleh Poznansky dan kawan-kawan dari )ana-8arber +ancer 1nstitute *merika. Setelah itu penelitian tentang penggunaan 01. sebagai &ektor untuk terapi gen berkembang pesat.Fenzhe 0o dari The +hildren 0ospital of Philadelphia beker(a sama dengan -ulianna /isziewicz dari National +ancer 1nstitute berhasil menghambat replikasi 01. di dalam sel dengan menggunakan anti-tat, yaitu antisense tat protein !enzim yang esensial untuk replikasi 01.$. Sementara itu, beberapa grup (uga berhasil menghambat perkembangbiakan 01. dengan menggunakan ribozyme !%tama. 3447$.
#ambar :. 01. sebagai &ektor dalam terapi gen !+. 'Cchen-Dsmond and -. Fhitehead, 3443$ 0al yang penting lagi dalam sistem ini adalah tingkat ekspresi gen yang stabil. )ari hasil percobaan dengan tikus, sampai saat ini telah berhasil dibuat &ektor yang bisa mengekspresikan gen asing dengan stabil dalam (angka waktu yang lama pada organ, seperti otak, retina, hati, dan otot. Falaupun belum sampai pada aplikasi secara klinis, aplikasi &ektor 01. untuk terapi gen bisa diharapkan. 0al ini lebih didukung lagi dengan penemuan small interfering 9N* !si9N*$ yang berfungsi menghambat ekspresi gen secara spesifik. Prinsipnya sama dengan antisense dan ribozyme, tapi si9N* lebih spesifik dan hanya diperlukan sekitar 34 bp !base pair$ sehingga lebih mudah digunakan. 'aru-baru ini )a&id 'altimore dari %ni&ersity of +alifornia /os *ngeles !%+/*$ berhasil menekan infeksi 01. terhadap human T cell dengan menggunakan si9N* terhadap protein ++9< yang merupakan co-receptor 01.. )alam penelitian ini, 01. digunakan sebagai sistem pengiriman gen !%tama. 3447$. *dapun keuntungan menggunakan &irus 01. sebagai &ektor dalam pengembangan terapi gen yaitu tingkat ekspresi gen yang stabil, mudah dibuat &ektornya, serta tingkat ekspresi yang tinggi di sel host. Sedangkan kerugiannya yaitu &irus 01. mudah mengalami mutasi sehingga muncul banyak modifikasi !tingkat keamanan perlu diperhatikan$, membangkitkan respon imun baik respon imun seluler ataupun humoral !*dler, #ifford, and Sumner> Schmidt, The 01. Page). DA:TAR PUSTAKA *dler, 2., -. #ifford, and 9. Sumner. HI as a ector in !ene "herapy. JDnline.K httpB""wwwpp.uwrf.edu"L5Mkk44"hi&&ector"hi&&ector.htm. J6<-4A- 3447, last date accessed.K *mado, 9. #. and 1. S. +hen. 6777. Lentiviral ectors-the #romise of !ene "herapy. Science. 3I<. 8leHner, +. 677I. HI- #rotease Inhibitor. N. Mngl. -.Med. AAIB63I6-637A Patrick, *.2. E Potts, 2.M. 677I$ #rotease Inhibitors as %ntiviral %gents. +lin. Microbiol. 9e&. 66B ;6:-;35. S. 2artikeyan, 9.N. 'harmal, 9.P. Tiwari, P.S 'isen. 3445. HI and %I&'( )asic Elements and #riorities Section Dne. Springer Netherlands %tama, *ndi. 3447. *rtikel *engobati %I&' dengan irus HI. 'ioteknologi- /1P1. 1ndonesia. !www.pmila.com"teknologi"Terapi#en$ +,--./-0..1, last date accessed2$ !www. biology.kenyon.edu $ J6:-4A-3447, last date accessedK$ !www.duniakampus.co.cc$ J6--./-0..1, last date accessed2$