Anda di halaman 1dari 13

Identifikasi Ekspresi Gen

Aplikasi Dalam Evaluasi Efek Obat Terhadap


Ekspresi Gen DAN Microarry

Kelompok 4
Kelompok 4
01 Nurhaliza ully 2048201037

02 Rachmatia fitri 2048201041

03 Sarah syaputri 2048201046

04 Sely maria 2048202048


Perkembangan bioteknologi modern telah sampai pada pemanfaatan organisme pada level molekuler nya dan terkait
dengan rekayasa genetika. Rekayasa genetika melibatkan manipulasi manipulasi gen pada organisme sehingga
dapat dimanfaatkan baik di bidang pertanian. kesehatan, lingkungan, industri, dan lainnya. (Smith, 2009).
Perkembangan bioteknologi di bidang kesehatan mendukung pula perkembangan terapi gen sebagai salah satu
alternatif solusi masalah kesehatan. Terapi gen dapat digunakan untuk terapi penyakit, baik yang bersifat
genetis maupun yang bukan. Adanya terapi gen memberikan pilihan lain bagi penderita penyakit tertentu untuk
memilih metode pengobatan.

farmakogenetik merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang pengaruh faktor genetika


terhadap respon suatu obat dalam tubuh atau dengan kata lain ilmu yang
mengidentifikasi interaksi antara obat dan gen manusia. Farmakogenetik didasarkan
pada perbedaan respon tubuh seseorang bila mengonsumsi suatu obat. Tinjauan akan
dilakukan dengan melihat dari efek yang ditimbulkan, apakah obat yang dikonsumsi
tersebut dapat meningkatkan atau justru menurunkan efek pada tubuh. Pada dasarnya
semua obat yang Anda minum itu memiliki reseptor yang berbeda di dalam tubuh. Jadi,
jika Anda minum obat A misalnya, obat tersebut nantinya akan berineraksi pada
reseptor A dalam tubuh begitupun dengan obat lainya. Jika dikaitkan dengan respon
tubuh Anda maka akan berbeda ketika meminum obat, hal ini bisa saja terjadi karena
faktor lingkungan juga. Faktor lingkungan yang dimaksud seperti faktor
nutrisi, faktor obat-obat lain yang digunakan bersama, faktor penyakit, dan faktor
gaya hidup, seperti merokok atau konsumsi alkohol dan lain-lain. Nah faktor-faktor
inilah yang nantinya akan berinteraksi dengan faktor genetik yang akan memberikan
kode berbagai protein penentu nasib obat dalam tubuh dan efek obat; seperti reseptor,
kanal ion, dan enzim pemetabolisme obat.
Apa itu ekspresi gen?
• Ekspresi gen adalah rangkaian proses penggunaan informasi dari suatu gen untuk sintetis produk gen
fungsional. Produk-produk tersebut dapat berupa protein, juga gen penyandi non-protein seperti transfer
RNA
• Ekspresi gen melibatkan unteraksi protein pengikat “DNA binding protein” spesifik dengan berbagai
sekuens DNA disekitar daerah awal mula transkripsi
• Fungsi ekspresi gen untuk menjalankan metabolisme (protein dan enzim), perkembangan, diferensiasi,
adaptasi.
• Proses pengendalian metabolisme oleh gen disebut regulasi ekspresi gen
• Pengobatan dengan terapi gen telah berkembang dengan pesat sejak clinical trial
yang merupakan terapi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1990 (Roberts,2004).
Terapi gen adalah teknik untuk mengoreksi gen-gen yang cacat yang bertanggung jawab
terhadap suatu penyakit.
Contoh pengobatan/terapi yang sering digunakan
Terapi gen merupakan metode pengobatan terbaru yang dilakukan dengan mentransfer
atau menyisipkan gen fungsional tertentu yang dapat menggantikan fungsi gen abnormal
yang terkait dengan penyakit target. Penyakit-penyakit yang selama ini belum
ditemukan obat maupun vaksinnya dapat dicoba untuk diobati dengan terapi gen. terapi
gen dapat mengatasi penyakit dengan mengidentifikasi gen terkait terlebih dahulu.
Terapi gen dapat dilakukan secara in vivo maupun ex vivo baik menggunakan sel
embrional maupun sel somatik

• Terapi gen sel embrional (germ line gene therapy) Pada terapi gen sel kelamin
ini, digunakan sel kelamin jantan (sperma) maupun sel kelamin betina (ovum) yang
dimodifikasi dengan adanya penyisipan gen fungsional yang terintegrasi dengan
genomnya.
• Terapi gen sel tubuh (somatic gene therapy) Pada terapi gen sel tubuh ini,
dilakukan transfer gen fungsional ke dalam sel tubuh pasien sehingga malfungsi
pada organ dapat diperbaiki. Singh et al. (2016) menyatakan bahwa terapi gen sel
tubuh spesifik untuk setiap pasien dan tidak diturunkan ke generasi berikutnya.
Terapi gen secara in vivo
Terapi gen secara in vivo tetap meng gunakan bantuan vektor untuk
mentransfer gen target ke dalam jaringan atau organ pasien penderita
penyakit tertentu. Pada Gambar 3 terlihat adanya vektor transfer gen berupa
virus yang dimodifikasi menjadi virus rekombinan dengan menyisipkan DNA
dengan gen target untuk terapi melalui metode teknologi DNA rekombinan.
Vektor virus yang telah mengandung gen target tersebut kemudian
diinjeksikan ke dalam tubuh pasien secara langsung menuju jaringan atau
organ target di mana gen untuk terapi tersebut dibutuhkan atau
diekspresikan. Terapi gen secara in vivo melibatkan proses transduksi
secara langsung di dalam tubuh, lebih mudah dilaksanakan dan dikembangkan
dalam skala tertentu, dan tidak membutuhkan fasilitas khusus karena injeksi
atau transfer gen bisa dilakukan dengan metode umum maupun menggunakan
biolistic gene gun. Namun, Wang et al. (2016) menyatakan bahwa terapi gen
secara in vivo memiliki spesifitas dan efisiensi yang lebih rendah
dibandingkan terapi gen secara ex vivo.
Metode terapi gen secara
ex vivo
1. Isolasi sel yang memiliki gen abnormal daripasien penderita penyakit tertentu.
2. Sel hasil isolasi ditumbuhkan pada media kultur tertentu yang sesuai dengan
karakteristik sel
3. Sel target yang telah dikultur kemudiandiinfeksi dengan retrovirus yang mengandung
rekombinan gen dalam bentuk gennormal untuk menggantikan gen abnormalpada sel
4. Produksi rDNA dari RNA rekombinan (jika vektor virus merupakan virus dengan materi
genetik berupa RNA) dengan transkripsi balik (reverse transcription)
5. Translasi gen normal pada sitoplasma selmenghasilkan protein yang bertanggungjawab
pada gen yang mengalami kerusakan(terjadi integrasi antara gen target untukterapi
dengan gen pada sel yang dikultur
6. Seleksi, perbanyakan, dan pengujian sel yang telah ditransfeksi untuk mendapatkan
sel normal yang gen abnormalnya telah berhasil digantikan oleh gen baru
7. Injeksi kembali sel yang telah berhasil direkayasa dengan terapi gen ke dalam
jaringan atau organ pasien.
Terapi gen dengan vektor aav
(adeno-associated virus)

pada umumnya digunakan dalam terapi in situ karena gen terintegrasi


yang terdapat pada AAV rekombinan dapat langsung diinfeksikan pada
sel inang. Pada sel inang target, gen rekombinan dari vektor akan
dirilis untuk kemudian diekspresikan menjadi protein fungsional
tertentu yang dapat mensubstitusi gen yang abnormal pada sel
tersebut. Dengan adanya ekspresi gen fungsional yang telah
disisipkan dengan vektor AAV . penyakit akibat ketidak normalan gen
dapat diobati.Metode transfer gen melalui vektor virus memang sudah
banyak dilakukan, namundalam terapi gen, metode ini masih memiliki
beberapa kelemahan. Vektor berupa virus lebih efektif dibanding
senyawa organik lain.
MICROARRAY
● microarray merupakan suatu metode baru dalam dunia teknologi yang membantu proses analisis
tingkat ekspresi jutaan gen pada suatu waktu. Melalui ekspresi gen ini, diagnosis penyakit,
identifikasi tumor, serta deteksi mutasi dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
● DNA microarray adalah teknologi yang digunakan untuk melihat urutan sekuens asam nukleat yang
berada pada lokasi tertentu dan dapat digunakan untuk menganalisis beribu ribu sampel pada
waktu yang bersamaan. Prinsipnya adalah mengandalkan kemampuan DNA sampel yang telah dilabel
dengan zat fluorescent untuk melakukan rekombinasi dengan probe yang telah ada pada chip
microarray (Stekel 2003).
● Aplikasi microarray banyak digunakan dalam deteksi kanker, dimana sen kanker mengalami
abnormalitas dalam mengekspresikan gennya. Teknologi ini juga memungkinkan untuk mengetahui
tahapan perkembangan sel kanker dengan melihat level ekspresinya terhadap probe spesifik yang
telah terdapat pada chip microarray.
● Dalam analisis ini digunakan sampel DNA normal dan DNA kanker atau tumor. Kedua jenis DNA ini
kemudian diamplifikasi dan masing-masing diberi pewarna fluorescent yang berbeda satu sama
lain. Pada contoh yang ditampilkan, DNA normal diberi warna hijau, dan DNA tumor memiliki
warna merah. Setelah proses hibridisasi, tiap DNA akan memancarkan cahaya sesuai dengan zat
warna yang dibawa masing-masing. Bila DNA membawa ekspresi normal dan tumor, maka akan muncul
wana lain, seperti kuning. Namun bila tidak ada DNA yang mampu melakukan hibridisasi dengan
probe, pewarna tidak terekspresi dan terlihat berwarna hitam. Warna tersebut kemudian dibaca
oleh detektor dan diubah menjadi data grafik sehingga dapat dianalisis secara kuantitatif.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai