OLEH
KELOMPOK 2 :
YAYASAN PERINTIS
PADANG
2017
I. PENDAHULUAN
merupakan hasil karsa dan karya manusia yang dihasilkan dengan akalnya. Kemajuan pesat
dalam bidang molekuler telah melahirkan beberapa alternatif baru dalam usaha pengobatan dan
memberikan harapan baru bagi para penderita, bahkan untuk beberapa penyakit yang di masa
lampau mustahil untuk diobati, misalnya penyakit keturunan. Terapi gen merupakan kemajuan
Penyakit-penyakit metabolik bawaan biasanya akibat tidak adanya gen atau adanya
kerusakan pada gen tertentu. Pengobatan yang paling radikal adalah memberikan gen yang tepat,
agar tubuh mampu membuat enzim atau protein yang diperlukan, dengan demikian akar
penyebab penyakit dapat dihilangkan. Sejak ditemukan bahwa informasi genetik pada semua
makhluk hidup ternyata terdapat pada DNA, maka pengetahuan genetika dan biologi molecular
tumbuh dengan sangat pesat. Secara genetika sejumlah penyakit keturunan telah diidentifikasi
dan diharapkan gen penyebab dapat diklon dan dikarakterisasi. Dunia pengobatan merasakan
keuntungan dengan perkembangan biologi molekular melalui penemuan cara diagnosis dan
penemuan obat. Dengan cara memasukan gene terapetik kedalam sel pasien, maka fungsi gen
Terapi gen adalah teknik memperbaiki gen yang rusak atau cacat yang bertanggungjawab
atas timbulnya penyakit tertentu. Seorang ahli menyatakan bahwa terapi gen merupakan
teknologi masa kini yang membolehkan gen-gen yang rusak diganti dengan gen-gen normal
dimana kita menggunakan vektor untuk menyisipkan DNA yang diingini ke dalam sel dan
disuntikkan ke dalam tubuh. Terapi ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1990. Selama ini
pendekatan terapi gen yang berkembang adalah menambahkan gen-gen normal ke dalam sel
yang mengalami ketidaknormalan. Pendekatan lain adalah melenyapkan gen abnormal dengan
melakukan rekombinasi homolog. Pendekatan ketiga adalah mereparasi gen abnormal dengan
cara mutasi balik selektif, sedemikian rupa sehingga akan mengembalikan fungsi gen tersebut.
Selain pendekatan-pendekatan tersebut, ada pendekatan lain untuk terapi gen yaitu
Perkembangan terapi gen yang terkini untuk penyakit-penyakit adalah lebih ke arah
gagasan mencegah diekspresikannya gen-gen yang jelek atau abnormal, atau dikenal dengan
gene silencing. Untuk tujuan gene silencing atau membungkam ekspresi gen tersebut, maka
penggunaan RNA jika dibandingkan dengan DNA lebih dimungkinkan, sehingga dikenal istilah
RNA therapeutic. Gagasan terapi gen dengan mereparasi mRNA (messenger RNA) daripada
mengganti gen yang cacat berarti menggunakan mekanisme regulasi sel itu sendiri, sehingga
efek samping yang merugikan lebih dapat ditekan Setelah adanya laporan-laporan penelitian,
maka dimulailah booming dalam bisnis perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan riset
RNA, maupun perusahaan-perusahaan farmasi yang berharap RNA therapeutic ini segera dapat
diluncurkan sebagai sediaan obat. Namun, para pakar memperkirakan masih sekitar tujuh sampai
Terapi gen (Gene therapy) adalah suatu proses terapi untuk mengobati penyakit tententu
dengan cara menginsersikan gen yang telah diperbaiki atau gen tertentu kedalam genom sel-sel
atau jaringan individu untuk menggantikan gen yang abnormal yang menyebabkan
homolog.
3. Mereparasi gen abnormal dengan cara mutasi balik selektif, sedemikian rupa sehingga
4. Mengendalikan regulasi ekspresi gen abnormal tersebut, lebih kea rah gagasan
mencegah diekspresikannya gen-gen yang jelek atau abnormal, dikenal dengan istilah
gene silencing. Gene silencing adalah satu proses membungkam ekspresi gen yang pada
melawan virus.
Terapi gen atau gen therapy merupakan modifikasi materi genetik (DNA) dari sel untuk
tujuan pengobatan. Berbeda dengan pengobatan umumnya saat ini, pengobatan ini dilakukan
dengan cara mengubah struktur gen yang kemudian disisipkan ke DNA target (Anonima. 2010).
Dengan menggunakan sistem tersebut, klinik percobaan terapi gen menunjukan bahwa
terapi gen mampu mengobati beberapa jenis penyakit diantaranya : penyakit kanker, peredaran
darah, monogenik dan beberapa jenis penyakit lainnya. Terapi gen merupakan pendekatan baru
dalam pengobatan kanker, yang saat ini masih bersifat eksperimental. Sejak mengetahui bahwa
kanker merupakan penyakit akibat mutasi gen, para ahli mulai berpikir bahwa terapi gen tentu
efektif untuk mengobatinya. Apalagi kanker jauh lebih banyak penderitanya dibandingkan
dengan penyakit keturunan akibat kelainan genetis yang selama ini diobati dengan terapi gen
(Anonima. 2010).
1) Terapi gen sel somatik (somatic-cell gene therapy) atau gene therapy non hereditable.
Pada terapi gen sel somatik, gen yang normal atau telah dimodifikasi ditransfer ke dalam
sel-selsomatik pasien. Terapi gen ini hanya dapat mengatasi penyakit atau kelainan pada pasien
yang bersangkutan. Gen yang telah diperbaiki atau dimodifikasi ini tidak dapat diturunkan
kepadagenerasi selanjutnya, karena gen yang telah diperbaiki ini hanya ada pada sel-sel somatik
sajadan tidak ada pada sel-sel germinal.Terapi gen somatik (somatic cell gene therapy) mirp
dengan transplantasi sel, jaringan atauorgan. Pada transplantasi organ ketubuh resipien, organ
yang ditransplantasikan itu mengandunggen-gen yang berbeda dengan pasien. Pada terapi gen ini
pasiennya. Hal ini menyebabkan terapi gen selsomatik tidak serumit dan tidak seberbahaya
transplantasi organ.
Pada terapi gen sel germinal, gen yang mengalami defek pada sel-sel germinal akan
diperbaikidengan cara menginsersikan dan mengintegrasikan gen yang normal atau gen yang
telahdimodifikasi kedalam genom sel-sel germinal. Gen yang telah diinsersikan ini kemudian
akanditurunkan ke generasi berikutnya. Terapi gen sel germinal sangat bermanfaat untuk
mengatasi penyakit-penyakit genetik dan penyakit-penyakit yang bersifat herediter. Akan tetapi
terapi gensel germinal hingga kini masih sulit dilakukan karena alasan tehnis dan etik. Bila gen
yangmengalami defek pada sel-sel germinal ini diperbaiki dan diturunkan berarti kita telah
mengubahgenetik seseorang. Hal inilah yang menjadi kendala untuk melakukan terapi gen sel
germinal
1. Transfer gen yang telah dimodifikasi atau gen normal kedalam sel-sel sasaran pada
2. Transfer gen yang telah dimodifikasi atau gen yang normal kedalam sel-sel sasaran
pada pasien dengan menggunakan cara non virus. Beberapa cara non virus yang dapat
Transfer gen merupakan langkah penting dalam proses terapi gen. Gen yang akan
digunakan mula-mula diisolasi dan kemudian di transformasikan ke sel target dengan cara di
Strategi utama dalam transfer gen somatik manusia dibedakan dalam dua kelompok, yaitu
: Ex vivo dan in vivo. Pada ex vivo, gen dibungkus vektor kemudian dikenalkan ke sel yang
diambil dari pasien (sel target) dan dikembangkan secara invitro dan kemudian di transformasi
ke sel yang diinjeksi kembali. Pada invivo pengiriman gen dilakukan secara langsung ke sel
Pada ex-vivo terdapat juga cara transfer gen nonviral yaitu pengiriman gen tanpa
menggunakan bakteri atau virus. Pengiriman gen dilakukan dengan cara injeksi langsung, gen
gun dan liposom. Injeksi secara langsung dilakukan dengan mengirimkan DNA ke tempat ekstra
seluler yang memiliki perbedaan hipertonik solution salinitas dan sukrosa. Gen gun digunakan
dengan cara memanfaatkan ledakan kecil helium yang membawa potongan DNA patogen yang
berukuran sangat kecil sehingga mampu masuk ke nukleus kulit dan sel otot. Teknik liposom
dilakukan dengan cara memanfaatkan virus yang mampu menginjeksi DNA nya ke dalam
nukleus sel target. Viral vektor yang digunakan dalam teknik ini adalah Adenovirus, Adeno-
associated Virus, Lentivirus dan Retrovirus. Tipe virus tersebut digunakan dengan alasan mampu
menginfeksi banyak varietas tipe sel, mudah dimanipulasi, dan sebagainya (Mohammad, 2008).
Salah satu vektor dalam terapi gen adalah Sleeping beauty (SB). Sleeping beauty (SB)
merupakan gen yang dapat meloncat yang diisolasi dari ikan. Loncatan dari gen ini dimanfaatkan
dalam terapi gen karena mampu melakukan mutasi pada transpos penerjemahan gen. Gen SB ini
akan terpotong jika bertemu dengan enzim transposase, kedua ujungnya selanjutnya akan
berikatan dengan enzim tersebut dan bersama-sama berpindah ke rantai DNA yang lain.
Transposase akan memotong rantai DNA tersebut dan menyambungnya dengan gen SB. Apabila
dalam gen SB ini ditambahkan gen yang kita inginkan, gen tersebut juga akan ikut melompat
bersama dengan gen SB ke rantai DNA pasien, sehingga gen tersebut dapat diekspresikanm dan
Berdasarkan sel target yang digunakan, terapi gen dibedakan dalam dua tipe utama, yaitu
Somatik dan Germ-line. Modifikasi gen yang tidak melewati keturunan disebut dengan terapi
gen somatik sedangkan modifikasi gen yang mencakup sel reproduksi adalah terapi gen Germ-
line. Sel target dari terapi gen somatik adalah sel stem, fibroblas dan sel stem lainnya. Target dari
terapi gen germ-line adalah sperma atau sel telur (Anonima. 2010).
3. Gene Transfer Agents (Agen Pembawa Gen)
yang dapat menjadi agen pembawa gen dalam proses terapi untuk penyembuhan penyakit
genetik. Proyek penelitian yang dinamakan EUREKA project E! 3371 Gene Transfer Agents
telah berhasil mengembangkan senyawa turunan dari kation amfifilik 1,4-dihidropiridin atau 1,4-
DHP (cationic amphiphilic 1,4-dihydropyridine) untuk menjadi pengantar gen normal ke dalam
inti sel dan mengganti gen sebelumnya yang rusak (Anonimb. 2010).
Kelebihan derivat 1,4-DHP sebagai pembawa gen ini adalah kesiapan untuk diproduksi
dalam skala besar, lebih efektif dibanding senyawa organik lain, dan karena bukan virus maka
resistensi kekebalan tubuh penerimanya dapat dihindari. Saat ini agen pembawa yang dianggap
paling efektif dalam terapi gen adalah virus yang telah dilemahkan (Anonimb. 2010).
makromolekul organik. Contohnya adalah pemberian hormon insulin untuk penderita diabetes
atau pemberian faktor pembekuan darah bagi pengidap hemofilia. Kelemahan cara ini yaitu,
substansi tersebut mudah terurai dalam darah dan adanya ketergantungan penderita terhadap
Pengidap kanker dan penyakit kronis lain memperoleh pemberian obat beropium untuk
meredakan rasa sakit yang hebat. Efek samping obat beropium adalah rasa kantuk berlebihan,
Aspek revolusioner dari terapi gen adalah terbukanya kemungkinan bahwa penderita
endogen (diproduksi tubuh sendiri). Hal ini tentu lebih murah dibandingkan penyuntikkan
senyawa terapeutik secara berkala yang mahal biayanya. Selain itu penderita juga terlepas dari
Pemetaan dan pengamatan genome manusia secara lengkap memberi banyak manfaat
dalam penelusuran penyakit genetik. Lokasi gen yang mengalami kelainan dapat dilacak
Setelah lokasi gen pemicu masalah diketahui, langkah selanjutnya adalah membawa gen
normal pengganti gen rusak di dalam inti sel. Untuk melaksanakan tugas ini diperlukan suatu
agen pembawa atau pengantar gen (gene transfer agents) yang dapat melakukannya secara
efektif, tepat sasaran, dan tanpa efek samping. Dewasa ini cara untuk melakukan penggantian
gen rusak yaitu dengan memanfaatkan agen virus yang telah dilemahkan, senyawa kimia
Penggunaan virus sebagai agen pembawa gen disebut metode viral. Metode ini memiliki
keuntungan efektivitas yang tinggi. Metode ini dapat memanfaatkan sifat serangan virus pada
jaringan tertentu yang khas. Sebagai contoh, retrovirus penyerang sel-sel yang membelah cepat,
mungkin cocok sebagai agen pembawa gen terapeutik untuk penyakit tumor. Adenovirus
penyerang sel dinding paru-paru mungkin cocok untuk mengirim duplikat gen cystic fibrosis
Metode viral cukup dapat diandalkan dari segi efektivitas. Kelemahannya adalah
pembiakkanya dalam skala besar memiliki potensi bahaya yang serius. Bagaimanapun juga virus
tetaplah virus yang mempunyai kemampuan mutagenik dan karakteristik yang sukar diramalkan.
Selain itu, tubuh manusia juga memiliki sistem kekebalan terhadap virus sehingga dapat
Penggunaan senyawa kimia organik sebagai agen pengantar gen dapat mengatasi masalah
resistensi dari sistem kekebalan tubuh penerima. Senyawa kimia juga memiliki kemudahan
dalam produksi, baik dalam skala kecil maupun skala besar. Hanya saja efektivitas metode ini
sangat rendah apabila dibandingkan dengan metode viral. Saat ini agen senyawa kimia standar
yang digunakan secara luas yaitu DOTAP (dioleoyl trimethylammonium propane) dan PEI 25
Penemuan derivat 1,4-DHP sebagai senyawa organik pembawa gen memiliki keunggulan
gabungan metode viral dan metode kimiawi. Derivat-derivat 1,4-DHP saat ini masih dalam tahap
pengembangan, namun efektivitasnya lebih tinggi dibanding senyawa organik lain yaitu DOTAP
dan PEI 25. Sebagai senyawa kimia organik tentu saja 1,4-DHP akan lebih siap dan mudah
Prinsip-prinsip terapi gen adalah gen yang akan dipindahkan itu harus diletakkan ke
dalam sel yang akan berfungsi normal dan efektif. Untuk hemofilia gen harus diletakkan ke
dalam sel yang akan menghantarkan protein faktor VIII atau faktor IX ke dalam peredaran darah.
Saat ditransfer, gen tersebut harus berfungsi dalam sel dalam jangka waktu yang lama, demikian
pula sel baru yang disebut transduced cell, harus pula bertahan lama. Program terapi gen terbagi
dalam dua jenis. Pertama, pemindahan gen dilakukan di dalam tubuh pasien (in vivo transfer).
Kedua, pemindahan gen dilakukan di luar tubuh pasien (ex vivo transfer). Terapi gen in vivo
transfer bersandarkan pada kemampuan sel-sel untuk menyerap DNA. Peneliti berharap dapat
memetakan gen yang berfungsi normal sehingga memungkinkan sel-sel menerimanya sesegera
mungkin, misalnya melalui penyuntikan. Sedangkan ex vivo transfer, gen yang berfungsi normal
disisipkan ke dalam sel di dalam laboratorium. Kemudian sel yang telah ditransferkan ke gen
baru tadi di letakkan ke dalam tubuh pasien. Sel penderita dapat digunakan untuk pemindahan
gen ini. Tentu kedua cara ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan in vivo transfer
adalah sangat sedikit membutuhkan manipulasi laboratorium dan dapat digunakan dalam skala
besar. Sedangkan ex vivo lebih sarat dengan operasi pembedahan, seperti bagaimana
mengangkat dan meletakkan kembali sel, karena meletakkan gen baru ke tubuh pasien tidaklah
segampang menelan pil atau semudah menyuntikkannya ke dalam darah (Farida, 2007).
Terapi Gen Untuk Penyakit Jantung Bawaan Sebuah penelitian baru membuktikan bahwa
KCNQ1 adalah gen utama yang menyandi fungsi jantung. Mutasi yang terjadi pada gen tersebut
akan menyebabkan penyakit jantung bawaan padaratusan ribu anak dan akan menimbulkan
gangguan rhytm atau irama jantung dengan penderitaanseumur hidup. Kondisi ini pada akhirnya
bisa menyebabkan gagal jantung atauCardiac suddentdan kematian. Kami bersama Tim peneliti
lainnya di Cardiac Research Center, NiigataUniversity Hospital, Jepang telah melakukan uji gene
screening pada lebih dari seratus keluargadengan penderita penyakit jantung bawaan. Penemuan
menderita kelainan jantung bawaan, ditemukan adanyamutasi genetik pada semua penderita.
Tepatnya pada gen KCNQ1 dengan lokasi mutant-nya pada residue 313, dan ternyata residue
I313K ini merupakan pusat dari kanal Potassium yangtentunya merupakan molekul utama yang
sangat dibutuhkan untuk kontraksi otot-otot jantung.Jadi dengan terjadinya mutasi tersebut
penderita penyakit ini akan mengalami gangguankontraksi otot jantung.Pengujian selanjutnya,
penyakit herediter ini, membuktikan bahwa terdapat perbedaan bermakna penurunan fungsi sel-
Ada beberapa faktor yang menghambat efektivitas penggunaan terapi gen dalam
a. Masa hidup alami terapi gen yang pendek (Short-lived nature of gene therapy). Agar
terapigen menjadi efektif , gen yang dimasukkan kedalam sel-sel target harus dapat berfungsi
dan sel-sel yang mengandung gen terapi ini harus dapat hidup lama dan stabil.
responsimunologik yang dapat menurunkan efektivitas terapi gen tentu sangat merugikan. Lebih
jauhadanya respon imunologik ini juga akan menyulitkan pengulangan terapi gen pada pasien
kendaraan pembawa gen yang telah diperbaiki adalah toksisitas, reaksi imunologik dan
menyebabkan penyakit pada manusiad. Kelainan gen yang multipel. Terapi gen sulit digunakan
mengalami kerusakan, misalnya pada penyakit jantung, tekanan darah tinggi, Alzheimer, artritis
dan diabetes.
Potensi untuk timbulnya tumor.Bila DNA diintergrasikan pada tempat yang salah di
dalam genom, misalnya pada daerah tumor suppressor gene, hal ini dapat menyebabkan
timbulnya tumor. Hal ini pernah terjadi pada percobaan klinis pada pasien dengan X-linked
(Hematopoietic stem cells yang diinfeksi oleh retrovirusyang mengandung transgen. Tiga dari 20
Untuk melakukan terapi gen ada persyaratan yang harus dipenuhi yang dikembangkan
oleh National Institute of Health (NIH). Beberapa prasyarat yang harus dipenuhi agar prosedur
a. Gen harus di klon dan diketahui karakteristiknya, sehingga harus tersedia dalam
bentuk murni.
b. Harus ada metoda efektif yang digunakan untuk memasukkan trasngen ke dalam
e. Harus ada data penelitian pendahuluan dengan hewan model atau sel manusia dan
A. KESIMPULAN
Terapi gen adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperbaiki gen-gen mutan
Pada awalnya, terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang terjadi
karena mutasi pada satu gen, seperti penyakit fibrosis sistik. Penggunaan terapi gen pada
penyakit tersebut dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang
Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi karena mutasi
di banyak gen, seperti kanker. Selain memasukkan gen normal ke dalam sel mutan, mekanisme
terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan rekombinasi homolog untuk
melenyapkan gen abnormal dengan gen normal, mencegah ekspresi gen abnormal melalui teknik
peredaman gen, dan melakukan mutasi balik selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi
normal kembali.
B. SARAN
ekologi lingkungan.