Anda di halaman 1dari 78

STANDAR MINIMUM FARMASIS DI

RUMAH SAKIT TERKAIT


PELAYANAN INFORMASI OBAT
Dra. Sri Hartini Msi ,Apt
S2 Farmasi Klinik dan RS
2013
Pendahuluan
Farmasis di Rumah Sakit merupakan profesi yang
sarat dengan kolaborasi antar profesi kesehatan
lain, maka dalam penerapan Pharmaceutical Care
diperlukan standar praktek farmasi klinik
Elemen program farmasi klinik untuk meningkatkan
performance
1. Leadership & practice management
2. Informasi obat dan edukasi
3. Distribusi obat
4. Terapi obat yg rasional
5. Fasilitas
6. Berperan dalam penelitian

Leadership & practice
management
Praktek farmasi klinik merupakan suatu
kegiatan per individu yg mengukur
kemampuan, pengalaman klinis dan
penyampaian informasi (komunikasi)
Filosofi praktek kefarmasian
A late day and a dollar short for both profession
and the patient serves
Tanggung jawab farmasis
Penatalaksanaan pharmakoterapi pasien
mencari solusi problem obat (Drug Related
Problem)yg terjadi atau akan terjadi
Maka diperlukan suatu pemahaman
manajemen resiko terhadap pasien
1. Kejadian tidak diinginkan
2. Kejadian kematian

Pharmaceutical
care
1. Manajemen resiko
2. Advokasi pasien
3. Manajemen penyakit
4. Pemasaran praktek farmasi
5. Manajemen bisnis
Medication Therapy
Management
Manajemen resiko
1. Pengumpulan data
2. Mempertimbangkan evaluasi penggunaan
obat
3. Mempelajari dokumen intervensi dan
aktivitas
4. Pengambilan sejarah konsumsi obat pasien
5. Kalkulasi dosis dengan indek terapi sempit
6. Mempelajari dokumen efek samping obat,
kejadian interaksi obat katagori mayor

Advokasi pasien
1. Menghilangkan barier pasien secara sosial,
ekonomi dan psikologi terhadap terapi obat
2. Konseling pasien untuk terapi obat baru atau
mengulang
3. Empati pada pasien agar merasa lebih baik
dan mempunyai hubungan yg bersahabat
4. Membina komunikasi jika ada order per
tilfon atau obat yg tidak diambil
Manajemen penyakit
1. Farmasis harus menguasai
a. Pedoman diagnosis & terapi
b. Guideline yg dikeluarkan asosiasi nasional/
internasional
Contoh : Perkeni , American Diabetic association
Multiple Sclerosis Society dll
c. Farmakoterapi, patofisiologi dll
2. Monitoring hasil dari pengobatan
3. Memperhatikan penggunaan sediaan khusus (
inhaler, nebulizer, monitor glukosa dll)
4. Memberikan informasi pada pasien atau
kelompok
Pemasaran pelayanan
1. Pertemuan berkala dengan profesi lain pada
acara pertemuan tim farmasi terapi, diskusi
klinik, visite, Joint case
2. Menjadi anggota yg aktif dg profesional yg
mendukung konsep Pharmaceutical Care
3. Mempunyai tempat pribadi yg memadai
untuk menerima konsultasi pasien
4. Jika memungkinkan ada software untuk
memfasilitasi Patient Care

Manajemen Bisnis
Farmasis harus dapat bekerja sama dengan
tenaga teknis kefarmasian untuk
mendapatkan waktu dalam praktek farmasi
Alasan adanya PIO

1. Kemajuan terapetik
New product
New presentations
New brand
2. Penyakit iatrogenik
Penyakit baru yg disebabkan oleh pemakaian
obat yg tidak tepat
3. Banyaknya informasi
4. Meningkatnya biaya kesehatan
5. Globalisasi
6. Tuntutan kualitas pelayanan
Pentingnya pengelolaan

1. Informasi harus dievaluasi terlebih
dahulu, untuk memastikan keamanan
dan efektivitas
2. Merupakan sumber acuan bagi dokter
dalam terapi obat pasien
3. Jawaban pertanyaan informasi obat
memerlukan proses seleksi,
interpretasi dan evaluasi




Istilah lama : Drug information

Sekarang Medication Information

Informasi obat
Concept Medication
Information
1. Pusat informasi obat menjadi pusat praktek
kefarmasian
2. Informasi obat dilakukan oleh individual
apoteker
3. Diperlukan skill
Mengakses informasi
Pencarian informasi sistematis
Menjawab pertanyaan
Komunikasi


Aktivitas informasi
pengobatan
1. Mendukung pelayanan klinik
2. Menjawab pertanyaan
3. Mendukung kegiatan Tim Farmasi Terapi
4. Publikasi
5. Edukasi
6. Evaluasi penggunaan obat
7. Obat investigasi
8. Pelaporan efek samping obat
9. Informasi keracunan
Lanjutan
10. Menjaga keberadaan formularium RS
berdasarkan :
Bukti ilmiah
Kemanjuran dan keamanan ( Safety and
efficacy)
Biaya
11. Pendidikan mahasiswa
12. Penelitian mahasiswa
13. Pengembangan mahasiswa
Drug Safety in increased focus
around the world
Increasing number of drug withdrawals because
of harmful effects (recently: Prepulsid, Posicor,
Hismanal, Rezulin, Lipobay, etc).
Scientific report on epidemic proportions of
serious ADRs in hospitalized patients.
(Lazarou, JAMA 1998)
Medical mistakes (45.000 deaths/annually) and
medication errors (28%) are reported, including
under-utilization of proven drug therapies. (US
Institute of Medicine, 2001)
Efficacy
Dalam menilai suatu efektifitas suatu obat maka
akan dipertimbangkan suatu kajian ilmiah ( Audit
penggunaan obat)
Audit penggunaan obat :
1. Pola penggunaan
2. Kualitas
drug of choice, dose, interaksi dan efek samping
Karakter obat
Karakter penulis resep ( spesialisasi, pendidikan
keputusan penulisan)
Biaya


Faktor yang mempengaruhi PIO
1. Adanya Pharmacovigilance
Adverse drug reaction (ADRs )
Adverse drug event (ADEs )
2. Perkembangan teknologi informasi
3. Perubahan pandangan yg berfokus pada
Evidance Base Medicine
4. Terapi obat sophisticated
5. Pengetahuan pasien yg lebih baik

Pertimbangan pemberian
informasi
Medical Related
Problem




Drug Related
Problem




Versus
Tugas : cari contoh
Pharmacovilance
Institute of medicine (IOM) th 1999 melaporkan
dampak dari ADEs pada pasien secara
ekonomi. Estimasi hasil analisa peresepan
dari 7000 kasus kematian di USA dan
menghabiskan biaya 77 US/tahun.
Yang termasuk ADEs :
Medication error
ADRs


Contoh Efek samping obat
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
Krim
Pemutih
Krim
Malam
Salep
Pemutih
Sabun
Pembersih
Muka
Krim Jamu Lotion Sabun
Mandi
J
u
m
l
a
h

E
S
O

Diduga Penyebab Efek Samping
Contoh efek samping kosmetik
Krim Pemutih
Krim Malam
Salep Pemutih
Sabun Pembersih Muka
Krim
Jamu
Lotion
Sabun Mandi
Contoh
Rovecoxib(Vioxx) obat di approved FDA 1999
sbg NSAID bagi pasien nyeri geriatri. Obat di
tarik 1 Oktober 2004 karena withdrawal heart
attack and stroke
Polifarmasi
Polifarmasi adalah penggunaan obat yang
banyak untuk terapi pasien sesuai dengan
kondisi medis.
Dapat juga dikatakan bahwa penggunaan obat
yang banyak melebihi indikasi klinik.
Jumlah obat yang banyak.......
Penerima resiko polifarmasi
1. Usia lanjut
2. Pasien dengan multi penyakit
3. Pasien yang sedang dirawat di rumah sakit
dan diterapi oleh beberapa dokter
4. Pasien membeli obat dari berbagai tempat
Pasien dengan multi penyakit akan menerima obat
dengan jumlah banyak sebenarnya bukan suatu
masalah, tergantung pada kondisi pasien .
Contoh : seorang pasien DM tipe 2 dengan
penyakit jantung koroner dan dilakukan
tindakan pemasangan stent untuk infark
miokard. Pasien akan menerima 6-9 obat jangka
panjang untuk mengurangi resiko komplikasi
DM dan MI ulang, hal tersebut tidak rasional.
Polifarmasi akan menjadi masalah apabila terjadi
hasil akhir (out come ) negatif.
Akibat polifarmasi
1. Meningkatkan resiko interaksi obat
2. Meningkatkan resiko ADRS
Apakah obat diperlukan ?
Kasus :
Wanita 85 th mendapat terapi Amitriptilin 50 mg saat
akan tidur untuk insomnia. Terapi tersebut terdapat
efek samping konstipasi, Incontinence , lemah, mulut
kering, dan air mata kering.
Untuk terapi efek samping
Konstipasi : dokusat atau senna
Incontinence : oxybutinin
Tetes mata
Pada akhirnya pasien tersebut mendapatkan terapi 5
obat

Tabel contoh penyebab obat
polifarmasi
Efek samping Nama obat penyebab Nama obat untuk efek
samping
Konstipasi Trisiklik antidepresan
Antihistamin gen 1
Verapamil/diltiazem
Analgetik opiat
Suplemen kalsium
Psilium
Dokusat/senna
Laktulosa
Insomnia Prednison, pseudoefedrin
Stimulan, antidepresan
Theophillin
Antihistamin gen 1
Benzodiazepin
Zolpidem,zaleplon
Diare Metformin
Antidepresan
PPI
Antibiotik
Loperamid
Diphenoksilat
Perkembangan teknologi
informasi
Penelusuran sumber informasi menjadi hal
terpenting dalam tatalaksana pelayanan
informasi obat oleh apoteker. Banyaknya
sumber informasi dan ketrampilan evaluasi
sangat diperlukan.
Telaah jurnal sebagai sumber informasi primer
akan dikaitkan dengan siklus Evidance Base
Medicine (EBM)
Aspek yg dapat dipertanggung
jawabkan
Informasi yang diberikan merupakan hasil dari
penelusuran yang terbaik
1. Pustaka primer
2. Sekunder
3. Tersier
Texbook
Selalu up date


The Knowledge Filter
(H.H. Bauer, 1995)
Primary literature
How much is incorrect?
Correction of
errors
Much of it is correct
(adapted)
Evidence Based Medicine (EBM)
Merupakan pertimbangan bukti ilmiah
(evidence) yang dapat dipercaya untuk
menentukan pengobatan pasien
Merupakan hasil dari penelitian yang
terpercaya
Merupakan bukti ilmiah setelah obat
dipasarkan
Siklus EBM
Menemukan
kasus
Mengembangkan
pertanyaan
Mencari
rujukan
Menelaah
rujukan
Menjawab
pertanyaan
Hirarki EBM untuk pencarian
informasi
Level of evidence
Level 1 a. Randomized controlled trial
1b. Meta-analysis
Level 2 Retrospective analysis (case-control studies)
Prospective follow-up (cohort studies)
Cross-sectional population (prevalence studies)
Previous reviews (position statements)
Clinical interventions (non-randomized)


Contoh menjawab pertanyaan
Apakah ranitidin penyebab trombositopenia???
Contoh :
Pasien di duga menderita Cushing sindrom.
Pasien telah dirawat selama 8 hari, diberikan cimetidin
setelah diperiksa darah terjadi penurunan hitung platelet
Dokter menggantinya dengan ranitidin

Evaluasi
1. Latar belakang data pasien
Sejarah penyakit
Sosial
Alergi & terapi sekarang
2. Pencarian sumber informasi
Review MEDLINE,EMBASE
3. Analisis
Naranjo algoritme : probable, possible dan
unlikely
4. Rekomendasi
Trombositopeni ranitidin terjadi setelah 30 hari

Aspek legal
Pelayanan informasi obat dapat membantu
praktisi dalam pelayanan setiap hari,
perlindungan untuk pemberi informasi dan
penerima informasi
Pemberi pelayanan harus sesuai dengan
kompetensinya ,terdapat perbedaan antara
apoteker (Pharmacist) dan apoteker khusus (DI
specialist) terhadap penerima informasi
Apoteker : memberikan informasi obat pada
pasien
Apoteker spesialis : memberikan informasi pada
profesional kesehatan lain
lanjutan
Standar pelaksanaan :
1. Undang undang kesehatan No 36/2009
2. Undang undang rumah sakit No 44/2009
3. Standar pelayanan Farmasi RS
4. Pedoman pelayanan konseling
Mencegah kelalaian &
Malpraktek
Beberapa hal yg dapat mencegah kelalaian
1. Menghilangkan situasi yg dapat menyebabkan
kelailaian
2. Penjelasan (Informed consent)
3. Kebijakan untuk farmasi (Pharmacy by Law)

Alasan kenapa terjadi
kelalaian & Mallpraktek

1. Mungkin tidak ada ilmu yang dapat
diketahui
2. Ilmu ada tapi tidak diketahui praktisi
3. Ilmu ada tapi tidak mudah untuk diterapkan
pada keadaan klinis yang dihadapi
4. Ilmu diketahui tetapi keliru atau salah dalam
penerapannya
Pengelolaan Pelayanan
Informasi Obat (PIO) di RS
Visi dan Misi
Dalam pengelolaan harus terdapat misi dan visi
agar dalam pelaksanaan terdapat arahan yg
jelas
Prinsip utama bahwa obat bekerja pada pasien
dengan kondisi terbaik al :
1. Efektivitas penggunaan obat
Terapi obat
Biaya
2. Keamanan
3. Rasional
Tanggung jawab secara ilmiah, dengan indikator obat
yg diberikan pada pasien memenuhi kriteria 9 tepat

Komponen Pelayanan Informasi
Obat

1. Sumber daya manusia
2. Sarana prasarana
3. Fasilitas


Sumberdaya manusia

Apoteker
Apoteker spesialis
Tenaga administrasi
Jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan
Rumah Sakit


Apoteker spesialis
Merupakan apoteker yang telah
mengambilan keahlian khusus untuk
informasi obat
Apoteker versus apoteker spesialis
Pasien Dokter
Standar apoteker spesialis
Standar apoteker spesialis
1. American Society of Health System Pharmacist
(ASHP)
2. Join Commission on Accreditation of Health Care
Organisation (JCAHO)
3. Tanggung jawab farmasis tertuang dalam
Omnibus Budget Reconciliation Act of 1990
(OBRA90)

Fungsi apoteker spesialis
1. Pencarian sumber informasi secara on line
2. Monitoring dan rekomendasi terapi obat (Drug
therapy)
3. Konseling pasien
4. Partisipasi dalam penelitian (Clinical Trial)
5. Terlibat dalam PFT
6. Evaluasi penggunaan obat
7. Identifikasi, monitoring dan pelaporan efek
samping obat
8. Pendidikan
Sarana prasarana

Sarana yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan
Jumlah pelayanan
Kapasitas kegiatan
Target yg ingin dicapai
Secara umum
Ruang yg memadai
Jaringan internet
Rak/meja/set komputer/scaner/fotokopi
Alat bantu konseling
Tata letak
1. Ruangan PIO
Mudah terjangkau oleh penerima informasi
Tidak tercampur dengan kegiatan lain
Terdiri atas :
Ruang kerja apoteker/apoteker spesialis
Ruang perpustakaan
Ruang administrasi/dokumentasi
Ruang kuliah/diskusi untuk mahasiswa praktek
2. Ruang pelayanan konseling
Lanjutan
2. Ruang pelayanan konseling
Ruang tertutup dan tidak banyak orang melintas
sehingga privasi pasien terjaga
Tersedia meja dan kursi sesuai dengan konselor
dan pasien
Penerangan dan sirkulasi yg cukup
Letak ruang konseling tidak jauh dari
pengambilan obat
Jika jumlah pasien banyak sebaiknya ada
beberapa ruang konseling
Alat bantu konseling

1. Panduan konseling, check list poin penting untuk
pengingat apoteker
2. Kartu pasien berisi identitas pasien dan daftar
kunjungan
3. Literatur pendukung
4. Brosur tentang obat tertentu dan memberi
kesempatan pasien untuk membaca kembali
5. Alat peraga (audio visual, gambar,poster ataupun
sediaan yg berisi plasebo)
6. Alat komunikasi jika diperlukan untuk mengingatkan
pasien
Alat bantu yang diberikan pd
pasien

1. Kartu pengingat pengobatan
Kartu ini diberikan pada pasien untuk memantau penggunaan
obat. Pasien dapat memberikan tanda setiap hari sesuai
dengan dosis yg diterima, isi kartu memuat nama pasien,
nama obat, jam minum obat,tanggal pasien harus datang
lagi untuk kontrol
2. Pemberian label
Label diperlukan sebagai alat bantu membaca instruksi konsumsi
obat, misal label hijau untuk pagi, merah untuk siang dan
biru untuk malam
3. Medication Chart
Berupa bagan minum obat, dibuat untuk pasien dengan rejimen
yg komplek atau pasien sulit memahami rejimen tersebut
Lanjutan
4. Pil dispenser
Pil dispenser akan membantu pasien mengingat
jadwal konsumsi obat dan menghindari kelupaan
jika melakukan perjalanan jauh dari rumah.
Wadah pil bisa untuk persediaan harian ataupun
mingguan
5. Kemasan penggunaan obat
Penggunaan kemasan obat per unit dosis
membutuhkan peralatan yg mahal, dapat
terlaksana jika merupakan suatu program
pemerintah
Pelanggan
Dokter
Perawat
Apoteker
Profesi lain
Pasien dan keluarga
Masyarakat
Kebutuhan dokter
1. Segera atau tidak
2. Dapat dipertanggung jawabkan
3. Merupakan pilihan terbaik untuk kondisi
pasien
4. Maksimum efek terapi dan minimum efek
samping
5. Aspek ketersediaan obat
6. Cost
Kebutuhan perawat
1. Kesetaraan generik & terapi
2. Pengenceran
3. Incompatibilitas
4. Kestabilan
5. Efeksamping
6. Pembuatan sediaan larutan
Kebutuhan pasien
1. Nama obat
2. Kegunaan
3. Kapan dikonsumsi
4. Bagaimana cara konsumsi
5. Hal yg harus diperhatikan ( DRPs)
REFERENSI TERSIER YANG SEBAIKNYA
TERSEDIA
1. AHFS Drug Information.
2. BNF
3. Martindale: The Extra Pharmacopoeia.
4. Handbook on Injectable Drugs.
5. Drug Facts and Comparisons.
6. Drug Interactions.
7. Medical Toxicology.
8. Harrisons : Principles of Internal Medicine.
9. Pharmacotherapy


Lanjutan
10. Meylers : Side Effects of Drugs
11. Herbal Medicine.
12. Pediatric Drug Handbook.
13. Geriatric Dosage Handbook.
14. Drugs in Pregnancy and Lactation.
15. Drug Information Handbook.
16. Infectious Diseases Handbook.
17. Drug Information Handbook for Oncology.



Lanjutan
18. USP DI: Volume I. Drug Information for
Health Care Profesional, Volume II.
Advice for the Patient, Volume III. Approved
Drug Products and Legal requirements.
19. Therapeutic Guidelines, Antibiotic Guidelines,
Drug Formulary etc.
20. Medication Teaching Manuals.
21. ISO dan MIMS dll.
Contoh dokumentasi
pengelolaan PIO
Contoh Pertanyaan Dokter Bedah
No Pertanyaan Jawaban
1 Regimen FAC Fluorouracil, Adriamycin,cyclophasfamide
2 Frekuensi pemberian meloxicam Sediaan 7,5mg 2 x 1 tab.
Sediaan 15 mg 1 x 1 tab.
3 Penggunaan lipofenus, sentral atau
perifer
Lipofenus diberikan perifer
4 Frekuensi pemberian seftriakson Single dose atau BID
5 Apakah Albapur 20% dapat
disimpan 12 jam dlm suhu kamar
Sesuai brosur, dapat disimpan dalam
suhu kamar selama 12 jam
6 Dosis kumulatif Doxorubisin &
Epirubisin
Doxo 600 mg dam Epirubisin 900 mg
7 Frekuensi pemberian infus
levofloxacin
Pemberian Cukup 1 x 500 mg
8 Kekuatan sediaan Acitretin 25 mg per kapsul
9 Pengaturan konsumsi Ciprofloxacin
dan Multivitamin
Jika multivitamin dg valensi 2 atau 3
lebih dulu jarak 4 jam, jika cipro dulu
jarak 2 jam
10 Kandungan dari Floxid tablet Ciprofloxacin
Contoh Pertanyaan Dokter
Kebidanan & Penyakit Kandungan
No Pertanyaan Jawaban
1 Stabilitas cisplatin jika telah
diencerkan
20 jam pada suhu kamar
2 Batuk tidak sembuh walau sudah
konsumsi Amox, cefadroxil
Pilihan golongan makrolida :
azitromycin
3 Perhitungan untuk dosis Karboplatin Disesuaikan dg klirens ginjal pasien
4 Harga paket kemoterapi PVB Sekitar 2 jt
5 Protokol terapi untuk doxetaxel Dibuat protokol tertulis
6 Kandungan obat Rejuvit Suplemen vitamin
7 Kenapa cisplatin harus ditambah KCl
& Mg So4
Efek samping menurunkan kadar
elektrolit tsb
8 Dosis klindamysin untuk bayi 15 mg/Kg berat badan/hari terbagi 3x
dosis
9 Fraxiparine dituliskan untuk pasien
akan operasi
Resiko perdarahan
10 Ketersediaan obat Cek gudang farmasi
CONTOH EVALUASI HASIL PELAKSANAAN DRP
Persentase Jml Kasus yang Masuk berdasarkan Golongan Obat dalam
Pelaksanaan DRP
Golongan Obat %
Antibiotik 41,39
Analgesik Antiinflamasi 11,77
Vitamin, Mineral, Multivitamin 10,97
Obat Saluran Cerna 8,21
Obat Sistem Kardiovaskular 7,85
Obat Sistem Saraf Pusat 7,23
Obat Saluran Pernapasan 4,37
Obat Sitotoksik 6,15
Antidiabetik Oral 1,34
Lain-lain 0,71
Contoh evaluasi DRPs
Kasus Dosis Obat Lebih pada Penanganan Penderita ESO (Selama Dirawat)
Nama Obat Indikasi/Diagnosa Dosis Diberikan Dosis Seharusnya
Amlodipin Hipertensi Awal: 30 mg/hari Awal: 5-10 mg/hari
Asam Valproat Kejang Awal (anak): 666
mg/hari
Awal (anak) : 300 mg/hari
Desloratadine Alergi 5 mg/hari (Kerusakan
ginjal)
5 mg/48 jam (kerusakan
ginjal)
Hidroklortiazid Hipertensi Geriatri (awal): 37,5
mg/hari
Geriatri (awal):
12,5 mg/hari

Contoh evaluasi DRPs
Kasus Dosis Obat Kurang pada Penanganan Penderita ESO (Selama
Dirawat)
Nama Obat Dosis Diberikan Dosis Seharusnya
Gentamisin 40 mg/hari 136-340 mg/hari
Silostazol 100 mg/hari 200 mg/hari
Lorazepam Gangguan emosi:
0,5 mg/hari
Gangguan emosi:
2-3 mg/hari

Amitriptilin Awal: 12,5 mg/hari Awal: 25-100 mg/hari
CONTOH EVALUASI
Bentuk Pelayanan Jenis
Pelayanan informasi obat kepada pasien 1. Aturan pakai
2. Pasien pulang
3. Pemberian obat baru
4. Waktu konsumsi, dosis, harga
5. Cara konsumsi, efek samping
Pelayanan informasi obat kepada dokter 1. Dosis, cara pemberian, harga, isi
sediaan, regimen obat
2. Standar obat untuk bedah
3. Regimen kemoterapi
4. Analgetik, antifungi
5. Perubahan terapi, jenis sediaan,
ketersediaan BMHP Askes
Pelayanan informasi obat kepada
perawat
1. Prosedur pemberian obat, kandungan
sediaan
2. Cara pengenceran dan menyuntik
obat kemoterapi
3. Informsi BMHP Askes
CONTOH EVALUASI
Bentuk Pelayanan Jenis
Pelayanan informasi obat visite dengan
dokter
1. Regimen kemoterapi
2. Kandungan sediaan farmasi
Pelayanan informasi obat visite tanpa
dokter
1. Info obat yg baru diterima
2. Pemantauan terapi
3. Cek sisa obat
4. Cek obat yg dibawa dari rumah
5. Kepatuhan pasien dalam konsumsi
obat

Data Klasifikasi Informasi
13
9
42
5
4
1
75
80
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Series1 13 9 42 5 4 1 75 80
Keters
atukan
/Stabili
Peraci
kan/Fo
rmulas
Obat
Pilihan
/Terta
Metod
e
Pembe
Interak
si
Obat
Farma
kokine
tik
Dosis
Lain-
lain
Data Penerima Informasi Obat
84%
8%
2%
1%
3%
2%
0%
Dokter
Perawat
Apoteker
Penderita
Co-Ass
Ass. Apoteker
Siswa Perawat
Data Informasi 8 Kelompok Obat
Terbanyak
Kelompok Jumlah
Antiinfeksi 66
Sitostatik/Antineoplastik 51
Jantung/Hipertensi/Antikoagul
asi
35
Vitamin/Mineral 24
Neuromuskular 23
Cairan, Elektrolit & Nutrisi 21
Hormon 17
Sistem Gastrointestinal 16
Proposal pendirian PIO
1. Mini Workshop
2. Analisa kebutuhan
3. Pembuatan proposal
4. Tindak lanjut (presentasi)
Tugas
Mini Workshop
Tujuan
Mengetahui kebutuhan yg mendasar

Peserta
Semua profesi kesehatan di rumah sakit terwakili

Hasil
Diharapkan outcome positif
DAFTAR PUSTAKA
1. Cipolle RJ, Strand LM, Morley PC, Pharmaceutical care Practice,
Mc Graw-Hill, 1998
2. Charles, JP Siregar, Prof, Dr, MSc., Farmasi Klinik, Teori Dan
Penerapan, Cetakan I, EGC, 2004
3. Boh Larry E.,Pharmacy Practice Manual A Guide to Clinical
Experience 2 nd ed.,Lippincot and William, Philadelphia 2001
4. Lacy Charles F, Drug Information Handbook .,15
th
ed.,
LexiComp.,Ohio.,2007
5. Malone,Patrick et al, Drug information a guide for pharmacists,
3 ed, The MC Graw Hill Company,North America,2006
6. Shane P.D,David P.Z, Pharmacy Management Essentials for All
Practice SettingsMcGraw-Hill, 2009


Selamat belajar

Anda mungkin juga menyukai