AKSEPTOR KB TENTANG PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS BUNGUS KOTA PADANG TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma II I Kebidanan Akademi Kebidanan Mitra Husada Padang
Oleh : Miranti Mega Puspita 0910418106028
AKADEMI KEBIDANAN MITRA HUSADA PADANG TAHUN 2012 2
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN AKBID MITRA HUSADA PADANG Karya Tulis Ilmiah, September 2012
MIRANTI MEGA PUSPITA
Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Motivasi Akseptor KB Tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD di Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2012 vii + 37 halaman + 4 tabel + 2 gambar + 9 lampiran
ABSTRAK Masalah utama yang dihadapi Indonesia dibidang kependudukan yaitu masih tingginya pertumbuhan penduduk. Salah satu solusinya adalah dengan adanya program Keluarga Berencana Nasional dengan penggunaan Intra Uterine Devices (IUD). Sebagai kontrasepsi, IUD memiliki efektifitas yang tinggi 0,6 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama(1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan). Namun di Indonesia metode ini kurang diminati karena hanya digunakan oleh 1.11 % akseptor KB. Di Kota Padang, penggunaan IUD terendah berada di Puskesmas Bungus (0 %). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran tingkat pengetahuan dan motivasi akseptor KB tentang penggunaan IUD di Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2012. Penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi dalam penelitian adalah seluruh akseptor KB yang berkunjung ke Puskesmas Bungus Kota Padang pada tanggal 28 Agustus 4 September 2012 sebanyak 54 orang. Seluruh populasi dijadikan subjek dalam penelitian. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari sampai dengan September 2012 dimana pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner, pengolahan data dilakukan secara manual menggunakan analisa univariat. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden berpengetahuan rendah (75.9 %), lebih dari separuh responden yang memiliki motivasi rendah (59.3 %) dan tidak satupun responden yang menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi pilihannya (0 %). Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar akseptor KB di Puskesmas Bungus Kota Padang memiliki pengetahuan rendah, lebih dari separuh akseptor KB memiliki motivasi rendah untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD dan tidak satupun akseptor KB yang menggunakan IUD sebagai kontrasepsi pilihannya. Untuk itu bagi kepala Puskesmas perlu meningkatkan lagi upaya pengembangan program KB khususnya IUD dalam upaya mensukseskan program IUD. Daftar pustaka : 15 (2005-2012) 3
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah berjudul Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Motovasi Akseptor KB Tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Di Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2012 ini telah disetujui, diperiksa untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Seminar Karya Tulis Ilmiah D III Kebidanan Akademi Kebidanan Mitra Husada Padang.
Padang, September 2012 Pembimbing
M. Husni Thamrin, S.TP MP
Direktur Akademi Kebidanan Mitra Husada Padang
Elpi Sri Rahayu, S.ST
4
PERNYATAAN PENGUJI Karya Tulis Ilmiah berjudul Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Akseptor KB Tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Di Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2012 ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Seminar Karya Tulis Ilmiah D III Kebidanan Akademi Kebidanan Mitra Husada Padang.
Padang, September 2012 Tim Penguji Pembimbing,
M. Husni Thamrin, S.TP MP Penguji I
Hj. Reflita, S.Kp M.Kep Penguji II
Irma Eva Yani, S.KM M.Si
5
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Miranti Mega Puspita Tempat/ Tgl Lahir : Jakarta/ 03 Agustus 1991 Status : Belum Menikah Agama : Islam Jumlah Saudara : 2 orang Negeri Asal : Payakumbuh Alamat : Jorong Tabing, Kec. Luak, Kab. Lima Puluh Kota, Kota Payakumbuh No HP : 082170924272 Nama Orang Tua Ayah : Masril Baikuni Ibu : Pristiwanti Alamat : Jorong Tabing, Kec. Luak, Kab. Lima Puluh Kota, Kota Payakumbuh Judul KTI : Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Motivasi Akseptor KB Tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Di Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2012 Riwayat Pendidikan No Pendidikan Akademik Tahun 1 TK Kartika Padang Mengatas 1996-1997 2 SD N O7 Tabing Sei. Kamuyang 1997-2003 3 PPM Al-Kautsar Tanjung Pati 2003-2006 4 SMA N 01 Kec. Lareh Sago Halaban 2006-2009 5 Akbid Mitra Husada Padang 2009-2012 i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dam karunia-Nya kepada kita semua sehingga peneliti telah dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Akseptor KB Tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD di Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2012. Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan Mitra Husada Padang. Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti banyak menemukan kesulitan- kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak maka peneliti dapat menyelesaikan tugas ini. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi yaitu : 1. Bapak M. Husni Thamrin, S.TP MP selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, memberikan petunjuk, bimbingan, nasehat dan arahan selama penyusunan karya tulis ilmiah ini. 2. Ibu Elpi Sri Rahayu S.ST Direktur Akademi Kebidanan Mitra Husada Padang. 3. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf D-III Akademi Kebidanan Mitra Husada Padang yang telah membantu peneliti dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. i ii
4. Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian di Puskesmas Bungus. 5. Kepala Puskesmas Bungus yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian di Puskesmas Bungus. 6. Teristimewa untuk kedua orang tua, abang dan adik, serta keluarga yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan, semangat, doa dan nasehatnya yang selalu menjadi semangat dalam setiap langkah. 7. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah memberikan motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu peneliti dengan senang hati menerima kritik, saran dan tanggapan yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata kepada-Nya jualah peneliti berserah diri dengan harapan semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Padang, September 2012
Peneliti
ii iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGUJI KATA PENGANTAR ................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................ iii DAFTAR TABEL ........................................................................................ v DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 4 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 5 1.5 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ................................................................................. 7 2.2 Kerangka Teori .................................................................................. 25 2.3 Kerangka Konsep .............................................................................. 26 2.4 Defenisi Operasional ......................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 28 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 28 3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................ 28 3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 28 3.5 Teknik Pengolahan Data .................................................................. 29 3.6 Analisa Data ..................................................................................... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ................................................................................ 31 4.2 Pembahasan ...................................................................................... 32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 37 5.2 Saran ................................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
iii iv
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman 2.3 Defenisi Operasional Variabel........................................................... 27 4.1 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan akseptor KB tentang alat kontrasepsi AKDR/IUD di Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2012.................................................... 31
4.2 Distribusi frekuensi motivasi akseptor KB tentang alat kontrasepsi AKDR/IUD di Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2012.................................................... 32
4.3 Distribusi frekuensi penggunaan alat kontrasepsi AKDR/IUD di Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2012.............................. 32
iv v
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian............................................................... 25 Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian........................................................... 26
v vi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Jadwal Kegiatan Proposal Penelitian 2. Permohonan Menjadi Responden 3. Format Persetujuan Menjadi Responden (Inform Consent) 4. Kisi-kisi Kuisioner 5. Kuisioner Penelitian 6. Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Pembimbing Proposal/KTI Tahun Akademik 2011/2012 7. Surat Izin Pengambilan Data Dari Kampus 8. Surat Izin Pengambilan Data Dari Dinas Kesehatan Kota Padang Ke Puskesmas Bungus 9. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Dari Puskesmas Bungus Kota Padang 10. Lembaran Konsultasi Proposal dengan Pembimbing
vi 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah dibidang kependudukan yang masih tingginya pertumbuhan penduduk. Keadaan penduduk yang demikian telah mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin besar usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kesejahteraan rakyat. Gerakan KB Nasional selama ini telah berhasil mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam membangun keluarga kecil yang makin mandiri. Keberhasilan ini mutlak harus diperhatikan bahkan terus ditingkatkan karena pencapaian tersebut belum merata. Sementara ini kegiatan Keluarga Berencana masih kurangnya dalam penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Bila dilihat dari cara pemakaian alat kontrasepsi dapat dikatakan bahwa 51.21% akseptor KB memilih Suntikan sebagai alat kontrasepsi, 40.02% memilih Pil, 4.93% memilih Implant, 2.72% memilih IUD dan lainnya 1.11%. Pada umumnya masyarakat memilih metode non MKJP. Sehingga metode KB MKJP seperti Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intra Uterine Devices (IUD), Implant, Medis Operatif Pria (MOP) dan Medis Operatif Wanita (MOW) kurang diminati (www.bkkbn.go.id, 2005). Alat kontrasepsi yang memiliki efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan adalah kontrasepsi yang bersifat jangka panjang (MKJP) yang terdiri dari IUD, implan, MOP, dan MOW. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) 1 2
merupakan pilihan kontrasepsi yang efektif, aman dan nyaman bagi banyak wanita (Sulistyawati, 2011). Keuntungan dari IUD adalah hanya memerlukan satu kali motivasi dan satu kali pemasangan; tidak menimbulkan efek sistemik; dapat mencegah kehamilan dalam jangka lama; sederhana, mudah, dan ekonomis; cocok untuk penggunaan secara massal; efektifitas tinggi; kegagalan pasien (patients failure) hampir tidak ada; tidak membutuhkan inteligensia yang tinggi pada pemakaian reversibel; untuk beberapa jenis AKDR, dapat dipakai untuk jangka lama (bertahun-tahun) (Erfandi, 2008). Sedangkan kerugiannya adalah pemasangan dalam dan penyaringan infeksi saluran genitalia diperlukan sebelum pemasangan IUD; dapat meningkatkan risiko Penyakit Radang Panggul (PRP); memerlukan prosedur pencegahan infeksi sewaktu memasang dan mencabutnya; bertambahnya darah haid dan rasa sakit selama beberapa bulan pertama pada sebagian pemakai IUD; pasien tidak dapat mencabut sendiri IUD nya; tidak dapat terlindungi terhadap PMS, HIV/AIDS; IUD dapat keluar dari rahim melalui kanalis servikalis hingga keluar ke vagina; dan bertambahnya risiko mendapat PRP pada pemakai IUD yang dahulu pernah menderita penyakit menular seksual (PMS) atau mereka yang mempunyai mitra seks banyak (Erfandi, 2008). Menurut Becker dan Maiman (1975) dalam penelitian Reza (2009), menyebutkan ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap seseorang dalam memilih metode kontrasepsi diantaranya faktor sosiodemografi yang meliputi : pengetahuan, umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak hidup/paritas sedangkan faktor pengganggu/penghalang PUS : pendapatan, sosial budaya, agama, 3
sarana/prasarana, Sumber Daya Manusia (SDM)/petugas, efek samping, motivasi. Kurangnya pengetahuan pada calon akseptor sangat berpengaruh terhadap pemakaian kontrasepsi IUD. Dari beberapa temuan fakta memberikan implikasi program, yaitu manakala pengetahuan dari wanita kurang maka penggunaan kontrasepsi terutama IUD juga menurun (Evereet, 2008). Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) selama periode 1991 s/d 2007 pola penggunaan kontrasepsi di Indonesia masih didominasi oleh kontrasepsi hormonal dan bersifat jangka pendek. MKJP seperti IUD cenderung mengalami penurunan, yakni 13,3 persen (SDKI 1991 10,3 persen (SDKI 1997), turun menjadi 6,2 persen (SDKI 2002-2003), dan turun lagi menjadi 4,9 persen (SDKI 2007) Sehubungan dengan hal tersebut, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) beberapa tahun ini memprioritaskan peningkatan kesertaan KB jangka panjang. Khusus pada tahun 2011, BKKBN mengembangkan kebijakan dan strategi dalam peningkatan penggunaan IUD melalui dukungan penyediaan alat kontrasepsi IUD yang memadai, serta dukungan tenaga medis yang dilatih insersi IUD (BKKBN 2011). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis di Puskesmas Bungus Kota Padang melalui wawancara dari 10 responden yang ditemui, ternyata tidak seorang pun (0%) yang ikut menjadi akseptor IUD. Dari 10 responden tersebut, ternyata pengetahuan akseptor KB masih rendah (50%) tentang penggunaan IUD dan 8 orang mempunyai motivasi rendah untuk menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi karena berbagai alasan seperti beranggapan bahwa IUD itu sangat berbahaya, dilarang suami, malu dan takut dalam pemasangan IUD dan lain-lain. 4
Menurut data Pencapaian Peserta KB Baru pada Bulan Desember 2011 yang diperoleh dari BKKBN Kota Padang, terdapat 1.074 pasangan usia subur yang menggunakan IUD di Kota Padang, dengan rinciannya : Padang Selatan 82 PUS, Padang Timur 226 PUS, Padang Barat 103 PUS, Padang Utara 63 PUS, Koto Tangah 198 PUS, Nanggalo 93 PUS, Kuranji 53 PUS, Pauh 65 PUS, Lubuk Kilangan 64 PUS, Lubuk Begalung 122 PUS dan Bungus 5 PUS. Menurut data Register Hasil Pelayanan KB di Klinik KB Puskesmas Bungus Kota Padang pada Tahun 2011 tidak satupun akseptor KB yang menggunakan IUD sebagai kontrasepsi pilihannya. Pemaparan data di atas menunjukkan masih sangat rendahnya Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi, oleh sebab itu peneliti telah melakukan penelitian untuk mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Motivasi Akseptor KB tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD di Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2012.
1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran tingkat pengetahuan dan motivasi akseptor KB tentang penggunaan alat kontrasepsi IUD di Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2012.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Motivasi Akseptor KB Tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD di Puskesmas Bungus Tahun 2012.
5
1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2.1 Diketahuinya distribusi frekuensi tingkat pengetahuan akseptor KB tentang alat kontrasepsi IUD di Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2012. 1.3.2.2 Diketahuinya distribusi frekuensi motivasi akseptor KB dalam penggunaan alat kontrasepsi IUD di Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2012. 1.3.2.3 Diketahuinya distribusi frekuensi penggunaan alat kontrasepsi IUD di Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2012.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti Bermanfaat sebagai bahan pengembangan diri, kemampuan dan menambah wawasan, ilmu pengetahuan serta pengalaman peneliti dalam mengumpulkan, menganalisa dan menginformasikan data temuan serta untuk menerapkan kemampuan ilmiah yang telah didapatkan di bangku kuliah dan mengaplikasikannya di lapangan. 1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan khususnya bagi mahasiswa D III Kebidanan Mitra Husada Padang sebagai calon bidan di desa, pusat kesehatan masyarakat maupun rumah sakit. 1.4.3 Bagi Puskesmas Sebagai bahan masukan dan pedoman bagi pimpinan Puskesmas dan tenaga terkait dalam pengembangan program KB dimasa yang akan datang terutama program IUD.
6
1.5 Ruang Lingkup Peneliti melakukan penelitian tentang gambaran tingkat pengetahuan dan motivasi akseptor KB tentang penggunaan alat kontrasepsi IUD yang akan dilakukan pada bulan Februari Agustus Tahun 2012 di Puskesmas Bungus Kota padang. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Variabel independen yaitu tingkat pengetahuan dan motivasi akseptor KB dan variabel dependen yaitu penggunaan alat kontrasepsi IUD.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 I ntra Uterine Device(IUD) 2.1.1.1 Pengertian Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut (Anonim, 2002). Intra Uterine Device (IUD) / Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah salah satu alat kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa(baik bentuk, ukuran, bahan, dan masa aktif fungsi kontrasepsinya),diletakkan dalam kavum uteri sebagai usaha kontrasepsi, menghalangi fertilisasi, dan menyulitkan telur berimplantasi dalam uterus (Hidayati, 2009 : 29). IUD adalah alat kontrasepsi yang dumasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik (polyethyline). Ada yang dililit tembaga (Cu), ada pula yang tidak, ada pula yang dililit tembaga bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula yang di batangnya berisi hormon progesterone (Suratun, 2008 : 87). IUD adalah bahan inert sintetik (dengan atau tanpa unsur tambahan untuk sinergi efektifitas) dengan berbagai bentuk, yang dipasangkan ke dalam rahim 7 8
untuk menghasilkan efek kontraseptif (http://hilalahmar.com/artikel/alat- kontrasepsi-dalam-rahim-akdr-atau-intra-uterine-devices-iud). 2.1.1.2 Tipe-tipe IUD 1) Tipe yang secara kimiawi bersifat lengai (tidak menimbulkan reaksi kimia apapun) terbuat dari baha yang tidak bisa diserap, yakni paling sering terbuat dari polyethylene yang diimpregnasi oleh barium sulfat untuk memberikan radiopasitas (contohnya, spiral/lippes loop). 2) Tipe yang kurang lebih akan mengahasilkan elusi dari alat dengan substansi kimia yang aktif, seperti alat yang mengandung unsur tembaga atau preparat progestasional (contoh progestasert berbentuk huruf T yang melepaskan kurang lebih 65 g progesteron per hari melalui batang vertikal yang terbuat dari kopolimer vinil asetat, seperti Copper T). (Hidayati, 2009 : 30) 2.1.1.3 Mekanisme kerja IUD Sampai saat ini mekanisme kerja IUD belim diketahui secara pasti. Kini pendapat yang terbanyak menyatakan bahwa IUD dalam kavum uteri menimbulkan reaksi peradangan setempat (endometrium) yang disertai dengan sebukan leukosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma. Pemeriksaan cairan uterus pada akseptor IUD seringkali dijumpai pula sel-sel makrofag (fagosit) yang mengandung spermatozoa (Hidayati, 2009 : 31). Sifat-sifat dan isi cairan uterus mengalami perubahan-perubahan pada akseptor IUD, yang menyebabkan blastokista tidak dapat hidup dalam uterus, walaupun sebelumnya terjadi nidasi. Sering ditemukan terjadinya kontraksi uterus pada pemakai IUD, sehingga dapat mengahalangi proses nidasi, 9
kontraksi ini terjadi diduga karena adanya peningkatan kadar prostaglandin dalam uterus wanita tersebut (Hidayati, 2009 : 32). Pendapat lain mengatakan bahwa IUD bioaktif mekanisme kerjanya selain menimbulkan peradangan seperti pada IUD biasa, juga dapat menimbulkan pengaruh terhadap sperma (ion logam atau bahan lain pada IUD berpengaruh terhadap sperma). Logam-logam tertentu, khususnya tembaga, sangat meningkatkan kerja kontrasepsi. Menurut Alvarez, et al. (1998), sebagian IUD juga dapat mencegah terjadinya fertilisasi (Hidayati, 2009 : 32). Menurut penyelidikan, ion logam yang paling efektif adalah ion logam tembaga (Cu). Tembaga (Cu) juga menghambat khasiat anhidrase karbon dan fosfatase alkali, memblok bersatunya sperma-ovum, mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba falopii, dan menginaktifkan sperma (Hidayati, 2009 :32). Mekanisme kerja IUD secara kimiawi belum dapat ditentukan dengan tepat. Intra Uterine Device (IUD) yang mengeluarkan hormon juga menebalkan lendir serviks hingga menghalangi pergerakan ssperma untuk masuk melewati serviks (Hidayati, 2009 :33). Kesimpulannya, secara umum mekanisme kerja IUD adalah dengan menghambat implantasi blastokista dalam endometrium dan ini tampaknya merupakan mekanisme kerja yang paling menonjol dari jenis kontrasepsi ini, hambatan nidasi tersebut terjadi karena adanya respon inflamasi setempat (pada area terdapatnya IUD, endometrium) yang selanjutnya mengakibatkan terpacunya kerja lisosom pada blastokista dan mungkin pula fagositosis spermatozoa (Hidayati, 2009 : 33). 10
Keberadaan alat dalam rongga uterus memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus, menjadikan sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi (Hidayati, 2009 : 33). 2.1.1.4 Jenis-jenis IUD yang beredar 1) IUD Generasi pertama : disebut Lippesloop, berbentuk spiral atau huruf S ganda, terbuat dari plastik (poyethyline). 2) IUD Generasi kedua (1) Cu T 200 B; berbentuk T yang batangnya dililit tembaga (Cu) dengan kandungan tembaga. (2) Cu 7; berbentuk angka 7 yang batangnya dililit tembaga. (3) ML Cu 250; berbentuk 3/3 lingkaran elips yang bergerigi yang batangnya dililit tembaga. (Suratun, 2008 : 87) 3) IUD Generasi ketiga (1) Cu T 380 A: berbentuk huruf T dengan lilitan tembaga yang lebih banyak dan perak. (2) Ml Cu 375 : batangnya dililit tembaga berlapis perak. (3) Nova T.Cu 200 A; batang dan lengannya dililit tembaga. 4) IUD Generasi keempat Ginefix, merupakan AKDR tanpa rangka, terdiri dari benang polipropilen monofilamen dengan enam butir tembaga. 2.1.1.5 Keuntungan dan Kerugian IUD 1) Keuntungan (1) Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi. 11
Sangat efektif 0,6 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama(1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan). (2) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan. (3) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti) (4) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat. (5) Tidak mempengaruhi hubungan seksual. (6) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil. (7) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A). (8) Tidak memepengaruhi kualitas dan volume ASI. (9) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi). (10) Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir). (11) Tidak ada interaksi dengan obat-obatan. (12) Membantu mencegah kehamilan ektopik. (Saifuddin, 2006 : MK-75) 2) Kerugian 1) Efek samping yang umum terjadi : (1) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan). (2) Haid lebih lama dan banyak. (3) Perdarahan (spotting) antarmenstruasi. (4) Saat haid lebih sakit. 12
2) Komplikasi lain : (1) Merasakan sakit dan kejang setelah selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan. (2) Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia. (3) Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar). 3) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS. 4) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan. 5) Penyakit Rdang Panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR. PRP dapat memicu infertilitas. 6) Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan AKDR. Seringkali perempuan takut selama pemasangan. 7) Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 2 hari. 8) Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan terlatih yang harus melepaskan AKDR. 9) Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR dipasang segera sesudah melahirkan). 10) Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegha kehamilan normal. 11) Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan ini. 13
(saifuddin, 2006 : MK-75) 2.1.1.6 Akseptor KB 1) Pengertian Akseptor KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang salah seorang dari padanya menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi dengan tujuan untuk pencegahan kehamilan baik melalui program maupun non program. Sedangkan menurut kamus besar bahasa indonesia (2001) dal Setiawan dan Saryono (2010) akseptor adalah orang yang menerima serta mengikuti dan melaksanakan program keluarga berencana. 2) Jenis-jenis Akseptor KB Menurut Handayani (2010) jenis akseptor Kb sebagai berikut : (1) Akseptor KB Baru Akseptor KB Baru adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang pertama kali menggunakan kontrasepsi setelah mengalami kehamilan yang berakhir dengan keguguran atau kelahiran. (2) Akseptor KB Lama Akseptor KB Lama adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang melakukan kunjungan ulang termasuk pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi kemudian pindah atau ganti ke cara atau ke alat yang lain atau mereka yang pindah klinik baik mnggunakan cara yang sama atau cara (alat) yang berbeda. (3) Akseptor KB Aktif Akseptor KB Aktif adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang pada saat ini masih menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi.
14
(4) Akseptor KB Aktif Kembali Akseptor KB Aktif Kembali adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang telah berhenti menggunakan selama tiga bulan atau lebih yang tidak diselingi oleh suatu kehalmilan dan kembali menggunakan alat kontrasepsi baik dengan cara yang sama maupun berganti cara setelah berhenti atau istirahat paling kurang tiga bulan berturut-turut dan bukan karena hamil. 2.1.1.7 Akseptor yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi IUD 1) Usia reproduktif. 2) Keadaan nulipara. 3) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang. 3) Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi. 4) Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya. 5) Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi. 6) Risiko rendah dari IMS. 7) Tidak menghendaki metode hormonal. 8) Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari. 9) Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari sanggama (Saifuddin, 2006 : MK-76) Pandapat lain untuk akseptor yang dapat menggunakan kontrasepsi IUD diantaranya : 1) Perokok. 2) Pascaabortus. 3) Sedang memakai obat antibiotik dan antikejang. 4) Pasien obesitas/kurus. 15
5) Sedang menyusui. 6) Penderita tumor jinak payudara. 7) Penderita Ca payudara. 8) Pusing-ousing/nyeri kepala. 9) Varises kaki dan vulva. 10) Pernah menderita penyakit seperti stroke, DM, liver, dan empedu. 11) Menderita hipertensi, jantung, malaria, skistosomiasis (tanpa anemia), penyakit tiroid, epilepsi atau TBC nonpelvis. 12) Pasca KET. 13) Pasca pembedahan pelvis. (Hidayati, 2009 : 37) 2.1.1.8 Kontraindikasi Pemasangan IUD 1) Kontraindikasi Mutlak (1) Hamil (2) Infeksi aktif traktus genitalia (3) Tumor traktus genitalia (4) Metroragia (5) Penyakit trofoblas ganas (6) TBC pelvis 2) Kontraindikasi Relatif (1) Kelainan uterus (mioma, polip, jaringan parut bekas SC) (2) Insufisiensi serviks (3) Tumor ovarium (4) Gonore (5) Dismenore 16
(6) Stenosis kanalis servikalis (7) TFU < 6,5 (Indonesia < 5 cm) (Hidayati, 2009 : 38) 2.1.1.9 Hal-hal yang harus diketahui akseptor KB 1) Waktu pemasangan IUD (1) Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil. (2) Hari pertama sampai ke-7 siklus haid. (3) Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pascapersalinan; setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea laktasi (MAL). Perlu diingat, angka ekspulsi tinggi pada pemasangan segera atau selama 48 jam pascapersalinan. (4) Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi. (5) Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi. (Saifuddin, 2006 : MK-80) 2) Petunjuk bagi akseptor IUD (1) Kontrol kembali 4-6 minggu pascapemasangan AKDR/IUD. (2) Selama bulan pertama pemakaian IUD, periksalah benang IUD secara rutin terutama setelah menstruasi. (3) Setelah bulan pertama pemasangan, pemeriksaan benang hanya perlu dilakukan pascamenstruasi saja. (4) Jika pasien mengalami kram/kejang perut suprapubis, spotting per vaginam diantara menstruasi atau pascakoitus, nyeri senggama atau 17
pasangan mengeluhkan ketidaknyamanan selama aktifitas seksual, segera hubungi petugas kesehatan (bidan/dokter/Sp.OG). (5) Pada IUD jenis Copper T380A, alat perlu dilepas dalam 10 tahun pemasangan dan menggantinya dengan yang baru. (Hidayati, 2009 : 40) 3) Informasi Umum (1) IUD bekerja langsung efektif segera setelah pemasangan. (2) IUD dapat keluar dari uterus secara spontan, khususnya selama beberapa bulan pertama. (3) Kemungkinan terjadi perdarahan atau spotting beberapa hari setelah pemasangan. (4) Perdarahan menstruasi biasanya akan lebih lama dan lebih banyak. (5) IUD mungkin dilepas setiap saat atas kehendak klien. (6) Jelaskan pada klien jenis IUD apa yang digunakan, kapan akan dilepas dan berikan kartu tentang semua informasi ini. (7) IUD tidak melindungi diri terhadap IMS termasuk virus AIDS. Apabila pemasangannya beresiko, mereka harus menggunakan kondom seperti halnya IUD. (Saifuddin, 2006 : MK-80) 2.1.2 Tingkat Pengetahuan 2.1.2.1 Pengertian Menurut Notoatmodjo 2003 dalam (Wawan dan Dewi, 2011) Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, 18
pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai mengahasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap sesorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akn menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO (World Health Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri. 2.1.2.2 Tingkatan Pengetahuan Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu : (Notoatmodjo, 2003) 19
1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya. 2) Memahami (Comprehention) Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atas penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuanuntuk menyatakan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sma lain. 20
5) Sintesis (syntesis) Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemmpuan untuk melaksankan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pengetahuan tentang keadaan sehat dan sakit adalah pengalaman seseorang tentang keadaan sehat dan sakitnya seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut bertindak untuk mengatasi masalah sakitnya dan bertindak untuk mempertahankan kesehatannya atau bahkan meningkatkan status kesehatannya. Rasa sakit akan menyebabkan seseorang bertindak pasif dan atau aktif dengan tahapan-tahapannya. 2.1.2.3 Proses Adopsi Pengetahuan Menjadi Perilaku Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notatmodjo (2003), perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati lansung dari maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Sedangkan sebelum mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni : 1) Awarenes (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek). 21
2) Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian dan tertarik pada stimulus. 3) Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. 4) Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru. 5) Adaption, dan sikapnya terhadap stimulus. Pada penelitian selanjutnya, Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), menyimpulkan bahwa pengadopsian perilaku yang melalui proses seperti di atas dan didasari oleh pengetahuan, kesadaran yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (ling lasting) namun sebaliknya jika perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut bersifat sementara atau tidak akan berlangsung lama. Perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan sosial yang secara terinci merupakan refleksi dari berbagai gejolak kejiwaan seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya yang ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan, saran fisik dan sosial budaya. Kurangnya pengetahuan pada calon akseptor sangat berpengaruh terhadap pemakaian kontrasepsi IUD. Dari beberapa temuan fakta memberikan implikasi program, yaitu manakala pengetahuan dari wanita kurang maka penggunaan kontrasepsi terutama IUD juga menurun. Jika hanya sasaran para wanita saja yang selalu diberi informasi, sementara para suami kurang pembinaan dan pendekatan, suami kadang melarang istrinya karena faktor ketidaktahuan dan tidak ada komunikasi untuk saling memberikan 22
pengetahuan (Evereet, 2008) dalam (http://dr-suparyanto. blogspot. com/ 2012/02/konsep-iud.html). 2.1.2.4 Pengukuran Pengetahuan Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu : 1) Tinggi : Hasil Presentase 76 % 2) Rendah : Hasil presentase < 76 % 2.1.3 Motivasi 2.1.3.1 Pengertian Motivasi Kata motif, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuki melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak. Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting : 1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia. 23
2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. 3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergantung dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. 2.1.2.2 Pembagian Motivasi 1) Motivasi intrinsik Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. 2) Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. 2.1.3.2 Teori Motivasi 1) Teori kepuasan Teori ini mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada 24
faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilakunya. 2) Teori proses Teori motivasi proses ini pada dasarnya berusaha untuk menjawab pertanyaan bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara dan menghentikan perilaku individu. 2.1.3.3 Pengukuran Pengukuran variabel motivasi diukur dengan kuisioner, dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Untuk mengukur motivasi seseorang dapat digunakan skala pengukuran sikap, salah satunya yaitu skala Guttman. Skalu Guttman yaitu skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas dan tegas. Setiap jawaban duhubungkan dalam bentuk pernyataan setuju atau tidak setuju. Jawaban motivasi terdiri dari dua alternatif, masing-masing diberi nilai : 1) Untuk pernyataan positif Setuju nilai : 1 Tidak setuju nilai : 0 2) Untuk pernyataan negatif Tidak setuju nilai : 1 Setuju nilai : 0 Untuk mengkategorikan motivasi, semua skor jawaban responden dijumlahkan dan digunakan skor rata-rata untuk mengkategorikannya : Tinggi apabila mean Rendah apabila < mean (Alimul, 2007) 25
2.2 Kerangka Teori
(Notoadmodjo, 2007 : 178) Gambar 2.1 Model perilaku menurut Lawrence Green tentang perilaku kesehatan
Faktor Sosiodemografi : Pengetahuan Umur Pendidikan pekerjaan paritas Faktor Pengganggu / penghalang: Pendapatan Sosial budaya Agama Sarana dan prasarana SDM Efek samping motivasi Penggunaan alat kontrasepsi IUD 26
2.3 Kerangka Konsep Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.2 Gambaran tingkat pengetahuan dan motivasi akseptor KB tentang penggunaan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2012
Tingkat Pengetahuan Motivasi Penggunaan alat kontrasepsi IUD 27
2.4 Defenisi Operasional No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1 Tingkat pengetahu an Segala sesuatu yang diketahui akseptor KB tentang kontrasepsi IUD meliputi : pengertian, mekanisme kerja, jenis, keuntungan dan kerugian, indikasi dan kontraindikasi, serta hal-hal yang harus diketahui akseptor KB. Kuisioner Angket Tinggi : hasil presentase 76 % Rendah : hasil presentase < 76 % (Arikunto , 2006) Ordinal 2 Motivasi Daya upaya yang mendorong akseptor KB untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD. Kuisioner Angket Motivasi tinggi jika mean (2.44) Motivasi rendah jika < mean (2.44) Ordinal 3 Pengguna an alat kontrasep si IUD Ibu PUS yang menjadi akseptor KB jenis IUD di Puskesmas Bungus Kota Padang Kuisioner Angket Ya : jika mengguna kan AKDR Tidak : jika mengguna kan selain AKDR Ordinal
Tabel 2.3 Defenisi Operasional
28
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan motivasi akseptor KB tentang penggunaan alat kontrasepsi IUD di Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2012.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Bungus Kota Padang dan waktu penelitian pada Bulan Februari sampai dengan September 2012.
3.3 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian adalah seluruh akseptor KB yang berkunjung ke Puskesmas Bungus Kota Padang pada tanggal 28 Agustus 4 September 2012 sebanyak 54 orang. Seluruh populasi dijadikan subjek dalam penelitian.
3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer Data yang diperoleh peneliti langsung dari responden dengan cara angket menggunakan kuisioner pada variabel independen yaitu tingkat pengetahuan dan motivasi, variabel dependen yaitu penggunaan alat kontrasepsi IUD. 3.4.2 Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari BKKBN Padang, Dinas Kesehatan Kota Padang, Puskesmas Bungus yang meliputi data cakupan pelayanan kontrasepsi IUD di Bungus. 28 29
3.5 Teknik Pengolahan Data Data diolah secara manual dengan menggunakan analisa statistik. Dalam pengolahan data dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 3.5.1 Pemeriksaan Data (Editing) Setelah kuisioner diisi dan dikembalikan oleh responden, kemudian diperiksa untuk memastikan data yang diperoleh adalah data yang benar, bersih dan terisi lengkap. 3.5.2 Pengkodean Data (Coding) Memberikan kode pada tiap-tiap yang termasuk dalam kategori yang sama berupa angka seperti : memberikan kode pada setiap pertanyaan dan pernyataan kuisioner. Untuk pertanyaan pada variabel tingkat pengetahuan diberi kode 1 pada jawaban yang benar dan kode 0 pada jawaban yang salah. Untuk pernyataan pada variabel motivasi, kode 1 untuk setuju dan kode 0 untuk tidak setuju pada pernyataan positif, kode 1 untuk tidak setuju dan kode 0 untuk setuju pada pernyataan negatif. Untuk keterangan penggunaan IUD, kode 1 untuk penggunaan IUD dan kode 0 untuk selain IUD. 3.5.3 Memasukkan Data (Entry) Memasukkan data yang telah diberi kode ke dalam master tabel yang telah disiapkan. 3.5.4 Pembersihan Data (Cleaning) Data yang diperoleh diperiksa kembali sehingga benar-benar bersih dari kesalahan untuk kemudian proses pengolahan data dilakukan.
30
3.6 Analisis Data 3.6.1 Analisis Univariat Analisa univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi variabel independen dan dependen dengan menggunakan rumus :
% 100 x N f P
Keterangan : P = nilai presentase responden F = frekuensi N = jumlah seluruh responden
31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakuakan di Puskesmas Bungus Kota Padang yang terletak di Kecamatan Bungus Teluk Kabung pada Bulan Februari sampai dengan September 2012 dengan jumlah responden sebanyak 54 orang yang diambil pada tanggal 28 Agustus sampai dengan 4 September 2012. Hasil penelitian ini telah dianalisis dengan analisis univariat untuk melihat gambaran masing-masing variabel dengan hasil penelitian sebagai berikut : 4.1.1 Tingkat Pengetahuan Tabel 4.1 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan akseptor KB tentang alat kontrasepsi IUD di Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2012
Tingkat Pengetahuan f % Rendah Tinggi 41 13 75.9 24.1 Jumlah 54 100
Berdasarkan tabel 4.1. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (75.9 %) berpengetahuan rendah.
31 32
4.1.2 Motivasi Tabel 4.2 Distribusi frekuensi motivasi akseptor KB tentang penggunaan alat kontrasepsi IUD di Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2012
Motivasi f % Rendah Tinggi 32 22 59.3 40.7 Jumlah 54 100
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa lebih dari separuh responden (59.3%) memiliki motovasi yang rendah. 4.1.3 Penggunaan Alat Kontrasepsi AKDR/IUD Tabel 4.3 Distribusi frekuensi penggunaan alat kontrasepsi IUD di Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2012
Penggunakan IUD f % Menggunakan IUD Tidak menggunakan IUD 0 54 0 100 Jumlah 54 100
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa tidak satupun akseptor KB (0%) yang menggunakan IUD.
4.2 Pembahasan 4.2.1 Tingkat Pengetahuan Dari penelitian yg dilakukan terhadap 54 orang akseptor KB, sebagian besar akseptor KB memiliki pengetahuan rendah (75.9 %). Hasil yang sama juga didapatkan pada penelitian Reza (2009) di Puskesmas Kampung Baru Padusunan Kota Pariaman, dimana menunjukkan pengetahuan responden masih rendah (71.2 %) tentang alat kontrasepsi IUD. Kurangnya pengetahuan pada calon akseptor sangat berpengaruh terhadap pemakaian kontrasepsi IUD. Dari beberapa temuan fakta 33
memberikan implikasi program, yaitu manakala pengetahuan dari wanita kurang maka penggunaan kontrasepsi terutama IUD juga menurun (Evereet, 2008). Berdasarkan analisis peneliti dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang rendah. Rendahnya pengetahuan akseptor KB mengenai penggunaan IUD dapat dilihat dari jawaban akseptor KB pada kuisioner tentang kategori pengetahuan, dimana masih banyaknya akseptor KB yang tidak dapat menjawab dengan benar pertanyaan nomor 1 yaitu pengertian AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) (75.9%), selanjutnya pertanyaan nomor 9 yaitu apakah IUD masih bisa menyebabkan kehamilan? (75.9%). Dalam menyikapai hal tersebut, sebaiknya tenaga kesehatan Puskesmas Bungus meningkatkan penyuluhan dan informasi tentang metode kontrasepsi efektif IUD. 4.2.2 Motivasi Dari penelitian yang dilakukan terhadap 54 akseptor KB, lebih dari separuh responden yang memiliki motivasi rendah (59.3 %). Hasil yang sama juga didapatkan pada penelitian Reza (2009) di Puskesmas Kampung Baru Padusunan Kota Pariaman, dimana menunjukkan motivasi responden masih rendah (71.2 %) untuk menggunakan alat kontrasepsi AKDR/IUD. Kata motif, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai 34
suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Berdasarkan analisis peneliti dapat disimpulkan bahwa lebih dari separuh responden yang memiliki motivasi rendah untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD. Rendahnya motivasi akseptor KB menggunakan alat kontrasepsi IUD dapat dilihat dari jawaban akseptor KB pada kuisioner tentang pernyataan kategori motivasi, dimana masih banyaknya akseptor KB yang tidak dapat menyatakan kesetujuannya dengan benar pada pernyataan nomor 6 yaitu saya tidak menggunakan IUD karena disekitar lingkungan tempat tinggal saya menganggap IUD itu sangat berbahaya (96.3%). Belum terbiasanya masyarakat setempat dalam penggunaan kontrasepsi IUD bisa terjadi akibat salah persepsi atau pandangan-pandangan subyektif seperti IUD dapat mempengaruhi kenyamanan dalam hubungan seksual. Pada pernyataan nomor 2 yaitu saya tidak akan menggunakan IUD karena tidak sesuai dengan kepercayaan yang saya anut (92.6%). Pandangan dari agama-agama tertentu yang melarang atau mengharamkan penggunaan IUD. Ada beberapa orang yang menganggap bahwa metode KB IUD termasuk yang dilarang dalam ajaran agama, karena beberapa produk IUD saat ini terbuat dari bahan yang tidak kondusif bagi zygote sehingga bisa membunuhnya dan proses kehamilan tidak terjadi. Kemudian Pada pernyataan nomor 4 yaitu saya tidak akan menggunakan IUD karena tidak diizinkan suami (92.6%). Jika hanya sasaran para wanita saja yang selalu diberi informasi, sementara para suami kurang pembinaan dan pendekatan, suami kadang melarang istrinya karena faktor ketidaktahuan dan tidak ada komunikasi untuk saling memberikan pengetahuan. Pada pernyataan nomor 10 saya tidak akan 35
memakai IUD karena memasang dan membukanya harus dilakukan oleh petugas kesehatan (88.9%). Selanjutnya pada pernyataan nomor 8 yaitu saya akan menggunakan IUD karena banyak teman saya yang menggunakannya (87%). Pengaruh dari cerita atau pengalaman mantan pengguna atau akseptor IUD tentang ketidaknyamanan yang dirasakan akan mengurungkan niat calon akseptor untuk menggunakan metode IUD. Mereka akan memilih metode yang dianggapnya lebih aman, mudah, dan sedikit efek samping. Orang yang pernah memakai metode KB IUD, kemudian mengalami efek samping yang dirasa mengganggu atau menyebabkan rasa tidak enak/kurang menyenangkan maka kemungkinan akan mengalihkan metode kontrasepsi IUD yang digunakan ke metode KB lainnya. Pada pernyataan nomor 3 yaitu saya akan menggunakan IUD jika disuruh oleh petugas kesehatan (79.6%), terakhir pada pernyataan nomor 7 yaitu saya tertarik menggunakan IUD karena sangat efektif (70.4%) akseptor yang salah menyatakan kesetujuannya. 4.2.3 Penggunaan alat kontrasepsi AKDR/IUD Dari penelitian yang dilakukan terhadap 54 akseptor KB, tidak satupun akseptor KB (0%) yang menggunakan AKDR/IUD. Hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian Reza (2009) di Puskesmas Kampung Baru Padusunan Kota Pariaman, dimana penggunaan AKDR/IUD juga sangat rendah (6.8 %), sedangkan yang tidak menggunakan AKDR/IUD (93.2 %). Menurut WHO (2006), menyatakan bahwa dalam memutuskan metode mana yang akan digunakan, klien dipengaruhi oleh kepentingan pribadi (umur, paritas, usia anak terkecil, tujuan reproduksi, frekuensi 36
hubungan kelamin, hubungan dengan pasangan, pengaruh orang lain dalam mengambil keputusan, pentingnya kenyamanan metode), pertimbangan kesehatan, biaya, aksebilitas, dan lingkungan kebudayaan mereka. Dalam hal ini menurut analisis peneliti, dapat disimpulkan bahwa tidak satupun akseptor KB yang menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi pilihannya. Tingkat pengetahuan dan motivasi yang rendah dapat menyebabkan akseptor KB tidak memilih IUD sabagai kontrasepsi pilihannya. Dua variabel tersebut dapat dijadikan sasaran utama bagi tenaga kesehatan Puskesmas Bungus dalam meningkatkan penyuluhan dan informasi kepada akseptor KB mengenai metode kontrasepsi efektif IUD.
37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 5.1.1 Sebagian besar akseptor KB di Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2012 memiliki pengetahuan rendah tentang penggunaan alat kontrasepsi IUD. 5.1.2. Lebih dari separuh akseptor KB di Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2012 memiliki motivasi rendah untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD. 5.1.3. Tidak satupun akseptor KB di Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2012 yang menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi pilihannya.
5.2 Saran 5.2.1 Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan bagi peneliti selanjutnya melihat faktor-faktor lain yang berhubungan dengan penggunaan IUD, seperti faktor paritas, sikap tentang penggunaan IUD, tingkat pendidikan dan sebagainya. 5.2.3. Bagi Puskesmas Bagi kepala Puskesmas diharapkan hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengembangan program KB khsususnya penggunaan IUD dengan lebih menekankan pada informasi tentang IUD sebagai kontrasepsi efektif untuk lebih meningkatkan pengetahuan akseptor KB.
37 38
DAFTAR PUSTAKA Alimul, A. 2007 Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta : Penerbit Salemba Medika BKKBN, 2011. Kajian Implementasi Kebijakan Penggunaan Kontrasepsi IUD. Diakses: 15 Februari 2012: http://www.bkkbn.go. id/litbang/pusna/Data/PB_b%20Diah_edit. pdf Hasanah, I. 2010. Defenisi Pengetahuan. Diakses : 15 Februari 2012 : http://mimamami-mima. blogspot. com/2010/12/definisi-pengetahuan.html Hartanto, H. 2010 Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan Hidayati, R. 2009 Metode dan Teknik Penggunaan Alat Kontrasepsi. Jakarta : Penerbit Salemba Medika Notoatmodjo, S. 2005 Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi) . Jakarta : Penerbit Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2007 Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2010 Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta Nova, D. 2012. Pengertian Keluarga Berencana (KB). Diakses : 10 Februari 2012 : http://dedew-nova. blogspot. com/2012/01/pengertian-keluarga-berencana-kb. html Sadirman A.M. 2011 Interaksi & Motivasi. Jakarta : Penerbit Rajawali Pers Saifuddin, A. 2006 Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Sulistyawati, A. 2011 Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Penerbit Salemba Medika
39
Suparyanto, 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan IUD. Diakses : 10 Februari 2012 : http://dr-suparyanto. blogspot. com/2012/02/konsep-iud. html Suratun, dkk. 2008 Pelayanan Keluarga Berencana & Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Penerbit Trans Info Media Wawan dan Dewi, 2010. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Penerbit Nahu Medika
40
41
LAMPIRAN II PERMOHONAN KEPADA RESPONDEN Kepada Yth : Saudara Responden ..................................... Dengan hormat, Saya mahasiswi prodi D III Kebidanan Mitra Husada Padang yang sedang melakukan penelitian dengan judul Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Akseptor KB Tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Di Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2012. Untuk itu saya minta kesediaan saudara untuk menjadi responden dalam penelitian yang akan dilakukan ini. Penelitian ini semata-mata bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan tidak akan merugikan bagi responden. Kerahasian tentang semua informasi akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan peneliti. Saya sangat menghargai kesediaan saudara untuk meluangkan waktu dalam pengisian kuisioner ini dan menandatangani lembar persetujuan. Atas kesediaan dan kerjasama saudara sebagai responden, saya ucapkan terima kasih. Padang, Agustus 2012 Peneliti, Miranti Mega Puspita
42
LAMPIRAN III FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN Setelah dijelaskan maksud penelitian ini saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh saudari Miranti Mega Puspita Mahasiswi Prodi DIII Kebidanan Mitra Husada Padang dengan judul Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Akseptor KB Tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Di Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2012. Demikian Surat Persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela tanpa paksaan dari siapapun.
Padang, Agustus 2012 Responden
( )
43
LAMPIRAN IV KISI-KISI KUISIONER Variabel Aspek yang diukur Nomor Item Jumlah Item Tingkat Pengetahuan 1. Pengertian IUD 2. Tujuan penggunaan 3. Jenis 4. Indikasi/kontraindikasi 5. Lama penggunaan 6. Keuntungan penggunaan 7. Efek samping 8. Efektivitas 9. Waktu pemasangan 1 2 3 4,5 6 7 8 9 10 10 Motivasi 1. Pernyataan positif 2. Pernyataan negatif 1, 3, 5, 7, 9 2, 4, 6, 8, 10 10
44
LAMPIRAN V KUESIONER Kuesioner Pengumpulan Data Mengenai Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Akseptor KB Tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD di Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2012 Petunjuk pengisian :
Identitas responden No responden : Nama Responden :
Jenis alat kontrasepsi yang dipakai sekarang a. Pil b. Suntik KB c. Susuk/Implant d. Kondom e. Kontap/sterilisasi f. IUD 1. Bacalah setiap item pertanyaan dan alternatif jawaban dengan seksama 2. Silangilah jawaban yang saudara anggap benar 3. Isilah semua item pertanyaan 4. Mohon diperiksa kembali setiap jawaban yang telah saudara buat 5. Kuesioner yang telah diisi lengkap mohon dikembalikan kepada peneliti 45
A. Pengetahuan Responden Mengenai Alat Kontrasepsi IUD Pilihlah jawaban yang ibu/saudara anggap paling benar !
1. Intra Uterine Devices (IUD) atau yang biasa dikenal dengan Spiral adalah ... a. Alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam perut (0) b. Alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim (0) c. Salah satu alat kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa,diletakkan dalam kavum uteri sebagai usaha kontrasepsi, menghalangi fertilisasi, dan menyulitkan telur berimplantasi dalam uterus (1) d. Tidak tahu (0) 2. Tujuan dari penggunaan IUD adalah ... a. Untuk menimbulkan kehamilan (0) b. Untuk mengakhiri kehamilan (0) c. Untuk mencegah terjadinya kehamilan (1) d. Tidak tahu (0) 3. Jenis IUD ada bermacam-macam yaitu ... a. Jenis terbuka dan jenis tertutup (0) b. Jenis logam dan plastik (0) c. Berbentuk huruf T, angka 7, berbentuk spiral dan berbentuk sayap yang fleksibel (1) d. Tidak tahu (0) 4. Ibu-ibu Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak boleh menggunakan IUD adalah ... 46
a. Ibu yang ingin menjarangkan kehamilannya (0) b. Ibu yang menyusui (0) c. Ibu yang sedang hamil (1) d. Tidak tahu (0) 5. Sedangkan Ibu PUS yang boleh menggunakanIUD adalah ... a. Sedang menyusui dan menginginkan kontrasepsi (1) b. Ibu yang sedang hamil (0) c. Ibu yang memiliki kelainan pada rahim (0) d. Tidak tahu (0) 6. Berapa lama IUD bertahan dalam rahim ? a. 5 tahun (0) b. 7 tahun (0) c. 10 tahun (1) d. Tidak tahu (0) 7. Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan IUD adalah ... a. Efektif segera setelah pemasangan (1) b. Metodenya jangka pendek (0) c. Menstruasi menjadi tidak teratur (0) d. Bersifat ekonomis, praktis, sederhana, aman dan tidak mempengaruhi ASI (0 8. Permasalahan umum yang terjadi dalam penggunaan IUD adalah ... a. Tidak ada (0) b. Haid yang teratur (0) c. Perdarahan (spotting) antar menstruasi (1) d. Tidak tahu (0) 47
9. Apakah penggunaan IUD masih bisa menyebabkan kehamilan ? a. Tidak bisa (0) b. Ragu-ragu (0) c. Bisa (1) d. Tidk tahu (0) 10. Kapan ibu pasangan usia subur (PUS) boleh menggunakan IUD ? a. Setiap waktu selama bukan dalam siklus haid (0) b. Saat melahirkan (0) c. Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi/setelah melahirkan (1) d. Tidak tahu (0)
B. Pernyataan Motivasi Petunjuk pengisian : di bawah ini mohon dijawab dengan memberikan tanda cheek list ( ) pada setiap kolom yang tersedia Keterangan : S : Setuju TS : Tidak Setuju No Pernyataan S TS 1 Saya akan menggunakan IUD jika sudah mengetahui secara jelas tentang IUD
2 Saya tidak menggunakan IUD karena tidak sesuai dengan kepercayaan yang saya anut
3 Saya akan menggunakan IUD jika disuruh oleh 48
petugas kesehatan 4 Saya tidak menggunakan IUD karena tidak diizinkan suami
5 Saya akan menggunakan IUD karena efek sampingnya tidak berbahaya
6 Saya tidak menggunakan IUD karena disekitar lingkungan tempat tinggal saya menganggap AKDR itu sangat berbahaya
7 Saya tertarik menggunakan IUD karena sangat efektif
8 Saya akan menggunakan IUD karena banyak teman saya yang menggunakannya
9 Saya memakai IUD karena tidak perlu mengingat dan tidak perlu kawatir terjadi kehamilan
10 Saya tidak akan memakai IUD karena memasang dan membukanya harus dilakukan oleh petugas kesehatan
49
50
LEMBARAN KONSULTASI / BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH
Nama mahasiswa : Miranti Mega Puspita NPM : 0910418106028 Pembimbing : M. Husni Thamrin S.TP MP Judul Proposal : Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Motivasi Akseptor KB Tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD di Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2012 No Hari/Tanggal Materi Konsultasi Tanda Tangan Pembimbing 1 Selasa / 16 Januari 2012 Konsul Judul
2 Jumat / 20 Januari 2012 Konsul BAB I
3 Kamis / 15 Maret 2012 Konsul BAB I, II dan III
4 Senin / 30 April 2012 Konsul perbaikan BAB I, II dan III
5 Kamis / 03 Mei 2012 Konsul Perbaikan BAB I, II dan III serta kuisioner
51
6 Jumat / 04 Mei 2012 ACC Ujian Proposal
7 Kamis / 07 Sep 2012 Konsul BAB I sampai dengan BAB V
8 Senin / 10 Sep 2012 Konsul perbaikan BAB I BAB V
9 Selasa / 11 Sep 2012 Konsul Perbaikan BAB I BAB V