MODUL PPH PASAL 21
MODUL PPH PASAL 21
MODUL
PPh PASAL 21/26 &
eSPT PPh Pasal 21
SERI PERPAJAKAN
Ivan Christian K, S.E., M.M.
2010
JL.
JUPITER UTAMA NO
. 10
BANDUNG
40286
MODUL
November
23, 2010
WP OP DALAM NEGERI
TERMASUK BUT
PPh PASAL 21
STATUS
WP OP LUAR NEGERI
SELAIN BUT
PPh PASAL 26
MODUL
November
23, 2010
DASAR HUKUM
NO.
JENIS PERATURAN
I.
UNDANG-UNDANG
UU. No. 36 Tahun 2008
II.
TENTANG
UNDANGUNDANG
PENGHASILAN
PAJAK
PETUNJUK
PELAKSANAAN
PEMOTONGAN
PAJAK
ATAS
PENGHASILAN
SEHUBUNGAN
DENGAN PEKERJAAN, JASA, DAN
KEGIATAN ORANG PRIBADI
BESARNYA BIAYA JABATAN ATAU
BIAYA PENSIUN YANG DAPAT
DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN
BRUTO PEGAWAI TETAP ATAU
PENSIUNAN
PENETAPAN BAGIAN PENGHASILAN
SEHUBUNCAN DENGAN PEKERJAAN
DARI
PEGAWAI HARIAN DAN MINGGUAN
SERTA PEGAWAI TIDAK TETAP
LAINNYA YANG TIDAK DIKENAKAN
PEMOTONGAN
PAJAK
PENGHASILAN
BEASISWA YANG DIKECUALIKAN DARI
OBJEK PAJAK PENGHASILAN
PMK No.
III
1.
MODUL
b.
c.
d.
e.
November
23, 2010
nama dan dalam bentuk apapun, sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai;
bendahara atau pemegang kas pemerintah termasuk bendahara atau pemegang kas kepada
Pemerintah Pusat termasuk institusi TNI/POLRI, Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga
pemerintah, lembaga-lembaga negara lainnya, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar negeri,
yang membayarkan gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam
bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan;
dana pensiun, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja, dan badan-badan lain yang
membayar uang pensiun dan tunjangan hari tua atau jaminan hari tua;
orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta badan yang membayar :
1. honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa dan/atau kegiatan
yang dilakukan oleh orang pribadi dengan status Subjek Pajak dalam negeri, termasuk jasa tenaga
ahli yang melakukan pekerjaan bebas dan bertindak untuk dan atas namanya sendiri, bukan untuk
dan atas nama persekutuannya.
2. honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan dan jasa yang
dilakukan oleh orang pribadi dengan status Subjek Pajak luar negeri;
3. honorarium atau imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatihan, dan magang;
penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi yang bersifat nasional dan
internasional, perkumpulan, orang pribadi serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan,
yang membayar honorarium, hadiah, atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada Wajib pajak
orang pribadi dalam negeri berkenaan dengan suatu kegiatan.
MODUL
November
23, 2010
3. Perubahan tanggungan keluarga pegawai, penerima pensiun berkala dan bukan pegawai, wajib
membuat surat pernyataan baru dan menyerahkannya kepada Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh
Pasal 26 paling lama sebelum mulai tahun kalender berikutnya.
4. Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 wajib menghitung, memotong, menyetorkan dan
melaporkan PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 yang terutang untuk setiap bulan kalender.
5. Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh 26 wajib membuat catatan atau kertas kerja perhitungan PPh
Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 untuk masing-masing penerima penghasilan, yang menjadi dasar
pelaporan PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 yang terutang untuk setiap masa pajak dan wajib
menyimpan catatan atau kertas kerja perhitungan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6. Ketentuan mengenai kewajiban untuk melaporkan pemotongan PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26
untuk setiap bulan kalender tetap berlaku, dalam hal jumlah pajak yang dipotong pada bulan yang
bersangkutan nihil.
7. Dalam hal dalam suatu bulan terjadi kelebihan penyetoran pajak atas PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal
26 yang terutang, kelebihan penyetoran tersebut dapat diperhitungkan dengan PPh Pasal 21 dan/atau
PPh Pasal 26 yang terutang pada bulan berikutnya melalui Surat Pemberitahuan Masa PPh Pasal 21
dan/atau PPh Pasal 26.
8. Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 wajib membuat bukti pemotongan PPh Pasal 21
dan/atau PPh Pasal 26 dan memberikan bukti pemotongan tersebut kepada penerima penghasilan
yang dipotong pajak.
9. Bentuk formulir pemotongan PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 ditetapkan dengan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak.
MODUL
November
23, 2010
9. pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara;
10. petugas penjaja barang dagangan;
11. petugas dinas luar asuransi;
12. distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya;
d. peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan keikutsertaannya
dalam suatu kegiatan, antara lain meliputi :
1. peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan olahraga, seni,
2. ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi dan perlombaan lainnya;
3. Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, atau kunjungan kerja;
4. peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggara kegiatan tertentu;
5. peserta pendidikan, pelatihan, dan magang;
6. peserta kegiatan lainnya.
MODUL
November
23, 2010
Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 sebagaimana dimaksud diatas termasuk pula
penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan lainnya dengan nama dan dalam bentuk apapun yang
diberikan oleh:
a. bukan Wajib pajak;
b. Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final; atau
c. Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan norma penghitungan khusus (deemed
profit).
Penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri merupakan penghasilan
yang dipotong PPh Pasal 21. Apabila diterima atau diperoleh orang pribadi Subjek Pajak luar negeri merupakan
penghasilan yang dipotong PPh Pasal 26.
Penghitungan PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 atas penghasilan berupa penerimaan dalam bentuk natura
dan/atau kenikmatan lainnya sebagaimana ..didasarkan pada harga pasar atas barang yang diberikan
atau nilai wajar atas pemberian kenikmatan yang diberikan.
Dalam hal penghasilan sebagaimana diterima atau diperoleh dalam mata uang asing, penghitungan PPh Pasal
21 dan atau PPh Pasal 26 didasarkan pada nilai tukar (kurs) yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang
berlaku pada saat pembayaran penghasilan tersebut atau pada saat dibebankan sebagai biaya.
MODUL
November
23, 2010
Komisaris;
Direksi; atau
Pengurus,
6. Pajak Penghasilan yang ditanggung oleh pemberi kerja, termasuk yang ditanggung oleh Pemerintah,
merupakan penerimaan dalam bentuk kenikmatan.
MODUL
November
23, 2010
MODUL
November
23, 2010
CARA
Cara perhitungan PPh pasal 21 pada dasarnya sama dengan cara perhitungan Pajak Penghasilan pada
umumnya. Namun, dalam menghitung PajakPenghasilanPasal 21 bagi penerima penerima penghasilan
tertentu WP dalam negeri ada pengurang seperti PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) juga diberikan
10
MODUL
November
23, 2010
pengurang penghasilan lainnya berupa biaya pensiun, dan iuran pensiun.Selain itu tariff yang
diterapkan tariff yang diterapkan juga bervariasi yaitu tariff sesuai dengan Pasal 17 Undang-undang
Pajak Penghasilan atau tarif yang ditetapkan dalam perauran Pemerintah atau aturan pelaksanaan
lainnya.
Besarnya PTKP
Sebulan
1.320.000,110.000,110.000,-
Setahun
15.840.000,1.320.000,1.320.000,-
Maksimal
Sebulan
500.000,200.000,-
Setahun
6.000.000,2.400.000,-
Iuran yang terkait pada gaji kepada dana pension yang disetujui oleh Menteri Keuangan dan penyelenggara
Taspen serta iuran THT kepada badan penyelenggara Jamsostek kecuali penyelenggara Taspen yang dibayar oleh
pegawai.
11
MODUL
November
23, 2010
6. Untuk memperoleh jumlah PPh pasal 21 sebulan atas penghasilan kurang dari 12 bulan,
jumlah PPh pasal 21 setahun dibagi dengan banyaknya bulan pegawai yang bersangkutan
bekerja.
PENERIMA PENGHASILAN
PEGAWAI TETAP
PENERIMA PENSIUN
PENGURANG
PTKP
12
MODUL
November
23, 2010
Bagan Format
Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pengawai Tetap
Penghasilan Brudo:
1. Gaji Sebulan ............................................................................................
2. Tunjangan-tunjangan, termasuk tunjangan PPh ......................................
3. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja yang dibayar pemberi kerja ...............
4. Premi Jaminan Kematian yang dibayar pemberi kerja ............................
5. Penghasilan lainnya yang boleh diakui, misalnya uang pengganti
natura, dan natura yang diberikan oleh Bukan Pemotong Pajak .............
Jumlah penghasilan bruto sebulan .................................................................
Pengurangan:
1. Biaya jabatan: 5% (lima persen) dan Penghasilan Bruto,
maksimum Rp 500.000,00 sebulan..........................................................
2. Iuran pensiun kepada dana pensiun .........................................................
3. Iurang THT/JHT : x % (x persen) dati Gaji .............................................
Jumlah pengurangan terhadap penghasilan bruto ..........................................
Jumlah penghasilan neto sebulan ...................................................................
Penghasilan neto setahun : PN sebulan x 12 ..................................................
Dikurangi PTKP setahun ...............................................................................
Penghasilan Kena Pajak (PKP) ......................................................................
PPh Terutang Setahun:
Tarif umum PPh Pasal 17 x PKP setahun................................................
PPh Pasal 21 Sebulan:
PPh terutang setahun: 12 .........................................................................
xxx
xxx
xxx
xxx
(+)
xxx
xxx
xxx
xxx (+)
xxx
(-)
xxx
xxx
xxx
(-)
xxx
xxx
xxx
13
MODUL
November
23, 2010
= Rp. 4.000.000,00
= Rp. 1.500.000,00
= Rp.
60.000,00
= Rp.
40.000,00
+
= Rp. 5.600.000,00
+
= Rp
470.00000
+
Penghasilan Neto Sebulan .................................................................... = Rp 5.130.000,00
Penghasilan Neto Setahun: 12 x Rp5.130.000,00 ................................ = Rp 61.560.000,00
4. PTKP Setahun (K/3):
Untuk Wajib Pajak .................................... = Rp 15.840.000,00
Tambahan WP Kawin ............................... = Rp 1.320.000,00
Tanggungan 3 orang .................................. = Rp 3.960.000,00
= Rp 21.120.000,00
Penghasilan Kena Pajak Setahun ......................................................... = Rp. 40.440.000.00
PPh Pasal 21 Terutang: 5% x Rp40.440.000,00 .................................. = Rp. 2.022.000,00
PPh Pasal 21 Sebulan: Rp. 2.022.000,00: 12 ...................................... = Rp. 168.500,00
14
MODUL
November
23, 2010
= Rp.
= Rp.
= Rp
= Rp.
5.000.000,00
60.000,00
40.000,00
+
5.100.000,00
+
= Rp.
481.500,00
+
= Rp.
4.618.500,00
= Rp. 55.422.000,00
= Rp. 15.840.000,00
+
= Rp. 39.582.000,00
= Rp.
1.979.100,00
= Rp.
164.925,00
15
MODUL
November
23, 2010
Contoh:
Rina karyawati PT. Angin Gumuruh sudah kawin dan mempunyai anak 1, tetapi suaminya tidak bekerja
dan mempunyai penghasilan dibuktikan dengan surat keterangan dari camat rancasawo tempat dia
berdomisili. Rina menerima gaji pokok dari PT. Angin Gumuruh setiap bulannya Rp. 5.600.000,Tunjangan berupa premi JKK Rp. 60.000,- dan jaminan Kematian Rp. 40.000,- , Sedangkan, potongan
gaji oleh pemberi kerja Rp. 150.000,- iuran pension dan iuran THT 1,5 % dari penghasilan bruto.
Bagan Perhitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai
Karyawati Kawin dan Suami Tidak Bekerja
ada Surat Keterangan dari Pemerintah
Gaji Sebulan ...............................................................................
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja ...............................................
Premi Jaminan Kematian ............................................................
Jumlah Penghasilan Bruto ..........................................................
PENGURANGAN:
1. Biaya Jabatan: 5%x Rp5.700.000,00
= Rp
285.000,00
2. Iuran pensiun ..................................... = Rp
150.000,00
3. THT: 1,5% x Rp5.600.000,00 ............ = Rp
84.000,00
Penghasilan Neto Sebulan ..........................................................
Penghasilan Neto Setahun: 12 x Rp5.181.000,00 .......................
4. PTKP Setahun (K/1) ...............................................................
Penghasilan Kena Pajak Setahun ................................................
PPh Pasal 21 Terutang: 5%x Rp 43.692.000,00 .........................
PPh Pasal 21 Sebulan: Rp2.186600,00: 12 .................................
= Rp.
= Rp.
= Rp
= Rp.
5.600.000,00
60.000,00
40.000,00
+
5.700.000,00
+
= Rp.
519.000,00
+
= Rp.
5.181.000,00
= Rp. 62.172.000,00
= Rp. 18.480.000,00
+
= Rp. 43.692.000,00
= Rp.
2.184.600,00
= Rp.
182.050,00
16
MODUL
November
23, 2010
Contoh :
Bapak Riyadi bekerja pada perusahaan textile PT. Angin Ribut menerima penghasilan perminggu
Rp.1.375.000,- Di minggu keempat perusahaan membayarkan Tunjangan Premi Asuransi Kecelakaan
Kerja Rp. 60.000,- dan Asuransi Kematian Rp.40.000,- dan memototong Iuran pension sebesar
Rp.150.000,- dan iuran JHT yang dibayar Bapak Riyadi sebesar 1% dari total Penghasilan Bruto
Gaji Sebulan: 4 x Rp l .375.000,00 . ..............................................
Iuran Asuransi Kecelakaan Kerja .................................................
Iuran Asuransi Kematian ..............................................................
Penghasilan Bruto .........................................................................
= Rp
= Rp
= Rp
= Rp
PENGURANGAN:
1. Biaya jabatan:
5% x Rp5.600.000,00 ............................. = Rp 280.000,00
2. Iuran pensiun .......................................... = Rp 150.000,00
3. Iuran JHT: 1%x Rp 5.500.000,00 .......... = Rp 55.000,00 +
= Rp
Penghasilan Neto Sebulan ............................................................ = Rp
Penghasilan Neto Setahun: 12 x Rp5.1 15.000,00 ........................ = Rp
4. PTKP Setahun (K/3):
Untuk Waib Pajak .........................................= Rp 15.840.000,00
Tambahan WP Kawin ...................................= Rp 1.320.000,00
Tanggungan 3 orang .....................................= Rp 3.960.00000
+
= Rp
Penghasilan Kena Pajak Setahun .................................................. = Rp
PPh Pasal 21 Terutang: 5% x Rp 40.260.000,00 ........................ = Rp
PPh Pasal 21 Sebulan: Rp2.013.000,00: 12 .................................. = Rp
PPh Pasal 21 Seminggu: Rp167.750,00: 4 ................................... = Rp
5.500.000,00
60.000,00
40.000,00
5.600.000,00
485.000,00
5.115.000,00
61.380.000,00
21.120.000,00
40.260.000,00
2.0l3.000,00
167.750,00
41.937,50
17
MODUL
November
23, 2010
4.836.000,00
40.000,00
20.000,00
(+)
4.896.000,00
341.160,00
(+)
4.554.840,00
54.658.080,00
18.480.000,00
(-)
36.178.080,00
1.808.900,00
150.742,00
5.798,00
18
MODUL
November
23, 2010
= Rp
= Rp
= Rp
= Rp
(+)
= Rp
Penghasilan Neto Sebulan ............................................................ = Rp
Penghasilan Neto Setahun: 12 x Rp 4.836.000,00 ....................... = Rp
4. PTKP Setahun (K/1):
Untuk Waib Pajak .........................................= Rp 15.840.000,00
Tambahan WP Kawin ...................................= Rp 1.320.000,00
Tanggungan 3 orang .....................................= Rp 3.960.00000
(+)
= Rp
Penghasilan Kena Pajak Setahun .................................................. = Rp
PPh Pasal 21 Terutang: 5% x Rp 40.260.000,00 ........................ = Rp
PPh Pasal 21 Sebulan: Rp2.013.000,00: 12 .................................. = Rp
PPh Pasal 21 Seminggu: Rp167.750,00: 4 ................................... = Rp
4.836.000,00
40.000,00
20.000,00
(+)
4.896.000,00
341.160,00
(+)
4.554.840,00
54.658.080,00
18.480.000,00
(-)
36.178.080,00
1.808.900,00
150.742,00
5.798,00
19
MODUL
November
23, 2010
4.836.000,00
(+)
= Rp.
Penghasilan Neto Sebulan ............................................................ = Rp
Penghasilan Neto Setahun:
12 x Rp 4.836.000,00 ................................................................... = Rp
4. PTKP Setahun (K/2): ................................................................. = Rp.
Penghasilan Kena Pajak Setahun .................................................. = Rp
PPh Pasal 21 Terutang: 5% x Rp 18. 060.000,00 ....................... = Rp
PPh Pasal 21 Sebulan: Rp 903.000,00 : 12 ................................... = Rp
345.000,00
(-)
3.155.000,00
37.860.000,00
19.800.000,00
(-)
18.060.000,00
903.000,00
75.250,00
Penghitungan PPh
Pasal 21 Bagi Pegawai
Atas Gaji Setelah
Gaji Sebulan .................................................................................. = Rp
PENGURANGAN:
1. Biaya jabatan:
5% x Rp 3.500.000,00 ........................... = Rp 275.000,00
2. Iuran pensiun .......................................... = Rp 100.000,00
3. JHT: 2%x Rp 3.500.000,00 .................... = Rp 110.000,00
(+)
5.500.000,00
= Rp.
Penghasilan Neto Sebulan ............................................................ = Rp
Penghasilan Neto Setahun:
12 x Rp 5.015.000,00 ................................................................... = Rp
4. PTKP Setahun (K/2): ................................................................. = Rp.
Penghasilan Kena Pajak Setahun .................................................. = Rp
PPh Pasal 21 Terutang: 5% x Rp 40. 380.000,00 ....................... = Rp
PPh Pasal 21 Sebulan: Rp 2.019.000,00 : 12 ................................ = Rp
485.000,00
(-)
5.015.000,00
60.180.000,00
19.800.000,00
40.380.000,00
2.019.000,00
168.250,00
(
)
20
MODUL
November
23, 2010
5.500.000,00
376.250,00
(-)
465.000,00
(
)
= Rp. 45.600.000,00
= Rp. 720.000,00
= Rp. 480.000,00
(+)
= Rp. 46.800.000,00
= Rp. 50.000.000,00
(+)
= Rp 6.640.000,00
(-)
Penghasilan Neto Setahun ................................................................... = Rp 90.160.000,00
3. PTKP Setahun (TK/-)::
Untuk WP Sendiri ......................................................................... = Rp. 15.840.000,00
(+)
Penghasilan Kena Pajak Setahun ......................................................... = Rp. 74.320.000,00
PPh Pasal 21 Terutang :
5% x Rp 50.000.000,00 .......................... = Rp. 2.500.000,00
15% x Rp 24.320.000,00 ........................ = Rp. 3.648.000,00
(+)
PPh atas Gaji dan Bonus ...................................................................... = Rp. 6.148.000,00
21
MODUL
November
23, 2010
= Rp. 45.600.000,00
= Rp. 720.000,00
= Rp. 480.000,00
(+)
= Rp. 46.800.000,00
(+)
= Rp 4.140.000,00
(-)
Penghasilan Neto Setahun ................................................................... = Rp 42.660.000,00
3. PTKP Setahun (TK/-)::
Untuk WP Sendiri ......................................................................... = Rp. 15.840.000,00
(+)
Penghasilan Kena Pajak Setahun ......................................................... = Rp. 26.820.000,00
PPh Pasal 21 Terutang :
5% x Rp 26.820.000.000,00 ............................................................. = Rp. 1.341.000,00
22
MODUL
November
23, 2010
23
MODUL
November
23, 2010
DIKURANGI
PENGHASILAN NETO YANG DITERIMA PEGAWAI DALAM
TAHUN BERJALAN
TIDAK DISETAHUNKAN
DISETAHUNKAN
DIKURANGI PTKP
24
MODUL
November
23, 2010
DISETAHUNKAN
TIDAK DISETAHUNKAN
DIKURANGI PTKP
DIKURANGI PTKP
DIKURANGI
PPh PASAL 21 YANG
KURANG POTONG / DISETOR
DIKURANGI
PPh PASAL 21 DIPOTONG / DISETOR OLEH:
-
25
MODUL
November
23, 2010
3.500.000,00
275.000,00
(-)
3.225.000,00
38.700.000,00
15.840.000,00
(-)
22.860.000,00
1.143.000,00
95.250,00
476.250,00
476.250,00
(-)
NIHIL
Pengisian Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 (Form 1721 A1) Di Kantor Pusat
Gaji (Januari s/d Mei 2009) : 5 x 3.500.000,00 ........................... = Rp
PENGURANGAN:
1. Biaya jabatan:
5% x Rp 17.500.000,00 .......................... = Rp 875.000,00
2. Iuran pensiun 5 x Rp. Rp. 100.000,00 .....= Rp
100.000,00
(+)
= Rp
Penghasilan Neto 5 bulan ............................................................. = Rp
Penghasilan Neto disetahunkan:
12/5 x Rp 16.125.000,00 ........................................................ = Rp
PTKP Setahun (K/-):
- Untuk diri WP ........................................................................... = Rp.
Penghasilan Kena Pajak Setahun .................................................. = Rp.
PPh Pasal 21 Terutang Setahun :
5% x Rp. 22.860.000,00 .......................................................... = Rp.
PPh Pasal 21 Terutang Januari s/d Mei 2009:
5/12 x Rp. 1.143.000,00 .......................................................... = Rp.
PPh Pasal 21 yang Telah Dipotong Januari s/d
Mei 2009 : 5 Rp. 95.250,00..................................................... = Rp.
PPh Pasal 21 kurang (lebih) dipotong ........................................... = Rp.
17.500.000,00
1.375.000,00
(-)
16.125.000,00
38.700.000,00
15.840.000,00
(-)
22.860.000,00
1.143.000,00
476.250,00
476.250,00
(-)
NIHIL
26
MODUL
November
23, 2010
14.000.000,00
1.100.000,00
(-)
12.900.000,00
= Rp
= Rp.
16.125.000,00
29.025.000,00
= Rp.
38.700.000,00
= Rp.
= Rp.
15.840.000,00
(-)
22.860.000,00
= Rp.
1.143.000,00
= Rp.
95.250,00
= Rp.
857.250,00
= Rp.
476.250,00
(-)
= Rp.
381.000,00
(-)
=
NIHIL
27
MODUL
November
23, 2010
Pengisian Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 (Form 1721 A1) di Kantor Cabang
Yogyakarta
Penghasilan neto di Yogyakarta:
Gaji 4 bulan (Juni s/d September): 4 x Rp3.500.000,00 ........ = Rp 14.000.000,00
PENGURANGAN:
1. Biaya Jabatan:
5% x Rp14.000.000,00 .................... = Rp 700.000,00
2. Iuran Pensiun: 4 x Rpl 00.000,00 .... = Rp 400.000,00
(+)
= Rp
1.100.000,00
(-)
Penghasilan neto di Yogyakarta ............................................. = Rp 12.900.000,00
Penghasilan neto di Jakarta .................................................... = Rp 16.125.000,00
(-)
Jumlah Penghasilan Neto 9 bulan .......................................... = Rp. 29.025.000,00
Penghasilan neto disetahunkan:
12/9 x Rp29.025.000,00 ..................................................... = Rp. 38.700.000,00
PTKP Setahun: (TK/-)
- Untuk diri WP .................................................................. = Rp. 15.840.000,00
(-)
Penghasilan Kena Pajak disetahunkan ................................... = Rp. 22.860.000,00
PPh Pasal 21 disetahunkan:
5% x Rp22.860.000,00 ...................................................... = Rp.
1.143.000,00
PPh Pasal 21 terutang:
9/12 x Rp. l.143.000,00 .................................................. = Rp.
857.250,00
PPh Pasal 21 telah dipotong dan dilunasi :
Di Jakarta sesuai dengan Form 1721-A1 .......................... = Rp.
476.250,00
(-)
Di Yogyakarta (4x Rp. 92.250,00) ................................... = Rp.
381.000,00
PPh Pasal 21 kurang (lebih) dipotong ..................................... =
NIHIL
28
MODUL
November
23, 2010
10.500.000,00
= Rp.
825.000,00
(-)
9.675.000,00
16.125.000,00
12.900.000,00
(-)
38.700.000,00
= Rp.
= Rp.
15.840.000,00
(-)
22.860.000,00
= Rp.
1.143.000,00
= Rp.
= Rp.
= Rp.
857.250,00
285.750,00
NIHIL
= Rp.
95.250,00
(-)
29
MODUL
November
23, 2010
Pengisian Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 (Form 1721 A1) Di Kantor Cabang Semarang
a. Penghasilan neto di Semarang:
Gaji 3 bulan (Oktober s/d Desember): 3 x Rp 3.500.000,00 .. = Rp
PENGURANGAN:
1. Biaya Jabatan:
5% x Rp. 10.500.000,00 .................. = Rp 525.000,00
2. Iuran Pensiun: 3 x Rp. l00.000,00 .... = Rp 300.000,00
(+)
= Rp
Penghasilan neto di Semarang ................................................ = Rp
b. Penghasilan neto di Jakarta ..................................................... = Rp
c. Penghasilan neto di Yogjakarta .............................................. = Rp.
Jumlah Penghasilan Neto Setahun ..........................................
PTKP Setahun: (TK/-)
- Untuk diri WP ..................................................................
Penghasilan Kena Pajak disetahunkan ....................................
PPh Pasal 21 disetahunkan:
5% x Rp 22.860.000,00 .....................................................
PPh Pasal 21 terutang di Jakarta dan Yogyakarta sesuai
Form 1721 A1 ..................................................................
PPh Pasal 21 terutang Semarang ............................................
PPh Pasal 21 yang harus dipotong (3 x Rp 95.250,00)............
PPh Pasal 21 Kurang (lebih) dipotong ...................................
10.500.000,00
= Rp.
825.000,00
(-)
9.675.000,00
16.125.000,00
12.900.000,00
(-)
38.700.000,00
= Rp.
= Rp.
15.840.000,00
(-)
22.860.000,00
= Rp.
= Rp.
= Rp.
= Rp.
=
1.143.000,00
857.250,00
(-)
285.750,00
285.750,00
NIHIL
30
MODUL
November
23, 2010
= Rp.
= Rp.
6.000.000,00
450.000,00
(-)
5.550.000,00
31
MODUL
November
23, 2010
20.000.000,00
PENGURANGAN:
1.000.000,00
500.000,00
19.500.000,00
78.000.000,00
(-)
(+)
= Rp.
21.120.000,00
(+)
= Rp.
26.932.000,00
2.244.333,00
(-)
32
MODUL
November
23, 2010
17.500.000,00
1.375.000,00
(-)
16.125.000,00
38.700.000,00
15.840.000,00
(-)
22.860.000,00
1.143.000,00
476.250,00
476.250,00
(-)
NIHIL
33
MODUL
November
23, 2010
34
MODUL
November
23, 2010
Perhitungan ini diterapkan sampai dengan jumlah kumulatif upah yang diterima Sukarna dalam bulan
takwim mencapai Rp. 1.500.000,B. PERHITUNGAN PPH PASAL 21 TERUTANG SAMPAI DENGAN HARI KE-11 DAN
SETERUSNYA JUMLAH KUMULATIF UPAH DALAM SEBULAN TELAH MELEBIHI RP.
1.500.000,Upah 12 hari kerja (12 x Rp. 150.000,-)
PTKP 12 Hari : 12 x (Rp. 15.840.000,- : 360)
= Rp. 1.300.000,00
35