Anda di halaman 1dari 9

BAB II.

CEKAMAN LINGKUNGAN
Cekaman lingkungan dapat bersifat fisik (abiotik)
seperti keadaan tanah yang bermasalah, & bersifat
biotik seperti gangguan oleh hama, penyakit, gulma,
kompetisi pada croping patern.

Stress = dapat disepadankan dengan tekanan /
cekaman.

Batasan cekaman lingkungan = semua faktor
lingkungan yang potensial tidak menguntung-kan
bagi kehidupan tanaman atau organisme (jasad
hidup) pada umumnya.


Tanggapan tanaman terhadap keganasan
lingkungannya (severities of their environment) telah
diperhatikan sejak belum adanya biologi pada
umumnya dan ilmu pertanian khususnya, terutama
ilmu pemuliaan tanaman yang relatif juga baru.
Namun petani sudah melakukan seleksi terhadap
tanaman (genotipe) yang mampu bertahan di antara
populasi yang sebagian besar tidak mampu bertahan
terhadap keganasan lingkungannya tersebut (seleksi
in situ).
tanaman yang mampu bertahan terhadap
lingkungan ganas : HARDY (kuat, tahan)
tanaman yang TIDAK mampu bertahan : TENDER
(lemah)


Batasan Ketahanan terhadap Cekaman
Ukuran tersebut sangat kualitatif, hanya berdasarkan
visual, penilaian terhadap fenotipe. Oleh karena itu,
diperlukan terminologi yang mampu melakukan/
mengukur hardiness & tenderness tersebut secara
kuantitatif yang selanjutnya disebut : stress resistance
(ketahanan terhadap stress).

Batasan stress resistance (tahan cekaman)
kemampuan tanaman untuk dapat bertahan terhadap
faktor lingkungan yang tidak menguntungkan, dan
dapat hidup, tumbuh (tidak hanya bertahan) dalam
keberadaan cekaman lingkungan tersebut dan
menghasilkan.

Stress dan Strain di Bidang Biologis

Hal yang membedakan stress mekanis dan stress biologis :
STRESS BIOLOGIS :
Tanaman mampu membangun rintangan (barrier) antara
bagian tubuhnya yang masih hidup dengan stress
lingkungan. Oleh karena itu stress biologis tidak diukur
dalam unit gaya per satuan luas bagian benda yang
bersinggungan, tetapi dengan unit energi
Terminologi stress pada biologi selalu mempunyai konotasi
kerusakan yang mungkin terjadi : strain irreversible atau
strain plastis. Oleh karena itu, stress biologis dapat
didefinisikan sebagai faktor lingkungan yang mampu
menginduksi strain yang potensial menimbulkan
kerusakan pada tanaman/ organisme.

Karena stress biologis TIDAK memerlukan
gaya, maka strain biologis juga TIDAK
memerlukan perubahan dimensi, tetapi benda
hidup dapat menunjukkan strain fisik atau
perubahan fisik seperti : berhentinya aliran
sitoplasma, atau strain kimiawi berupa
perubahan metabolisme.

Bila salah satu strain fisik atau kimiawi tersebut
cukup berat, benda hidup dapat menderita yang
permanen yang berupa kerusakan atau bahkan
mati.

Seperti benda mati (fisik), organisme tertentu bila
menjadi sasaran stress tertentu akan mengalami
strain tertentu pula. Benda hidup mempunyai
modul elastisitas khusus yang berbeda dengan
modul elastisitas benda hidup lainnya.


Modul elastisitas benda hidup = ketahanan
terhadap perubahan fisik atau kimiawi.
ketahanan elastis (analog dengan
ketahanan terhadap penyakit) lebih sesuai
daripada modul elastisitas.
Modul elastisitas benda hidup = ketahanan
elastis

Dalam sistem biologis, yang lebih umum
diukur adalah ketahanan plastis BUKAN
ketahanan elastis (seperti pada benda
mati), karena yang sering atau dapat
dilihat adalah kerusakan atau perubahan
fisik & kimiawi.
Karena strain plastis dapat bergantung
pada waktu (lamanya pemaparan stress),
maka dalam sistem biologis bila ingin
menentukan ketahanan plastisnya, faktor
waktu harus diperhatikan.

Anda mungkin juga menyukai