Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I
PENDAHULUAN



Praktek Industri (PI) mempunyai arti penting bagi penulis selain untuk
menambah pengalaman juga untuk memenuhi persyaratan Evaluasi Belajar Tahap
Akhir (EBTA) pada SMK Antasari Barabai Tahun Ajaran 2010/2011. Dengan
berdasarkan program yang ada pada setiap sekolah kejuruan penulis mulai
melaksanakan Praktek Industri (PI) pada sebuah bengkel dan sekaligus
rnengurnpulkan data-data yang merupakan sebagai bukti dalam pernbuatan laporan,
seperti halnya tahun-tahun yang telah laIu :

A. Tujuan Kegiatan Praktek Industri (PI)
1. Meningkatkan, memperluas dan menetapkan keterampilan yang membentuk
kemampuan siswa sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai
dengan program study yang dipilihnya.
2. Menumbuh, mengembangkan dan memantapkan sifat profesional yang
diperlukan siswa untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan bidangnya
3. Meningkatkan pengalaman siswa pada pengenalan aspek-aspek usaha yang
potensial dalam lapangan kerja antara lain : Struktur Organisasi, Usaha,
Asosiasi Usaha, Jenjang Karir, Manajemen Usaha dan Asosiasi Kerja
4. Untuk memperoleh pengalaman kerja dari dunia kerja antara lain terjun
langsung ke lapangan.
5. Memberikan kesernpatan kepada siswa untuk memasyarakatkan diri pada
suasana/iklim lingkungan kerja yang sebenarnya, baik sebagai pekerja
mandiri (enter penour) terutama yang berkenaan dengan disiplin kerja
6. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses pengarahan tehnologi
barn dari lapangan kerja ke sekolah dan sebaliknya
7. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan
mengernbangkan kesesuaian pendidikan kejuruan.
8. Mernberi peluang masuk kesempatan tamatan dan kerja siswa
9. Sebagai persiapan guna menyelesaikan salah satu syarat mengikuti Evaluasi
Belajar Tahap Akhir (EBTA).



2
B. Tujuan Pembuatan Laporan
Setelah melaksanakan Praktek Industri (PI) siswa diwajibkan membuat
hasil laporan Praktek Industri tersebut dengan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk melaksanakan salah satu syarat pernbuatan karya tulis laporan Praktek
Industri (PI).
2. Untuk melaporkan bahwa Praktek Industri sudah dapat dilaksanakan dengan
baik, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh dewan guru dan staf
3. Siswa mampu memahami, memantapkan dan mengembangkan pelajaran
yang disekolah dan penerapannya langsung di dunia usaha
4. Mendorong para siswa agar nantinya dapat berwiraswasta di dalam
masyarakat.
5. Siswa mampu mencari altematif pemecahan masalah kejuruan sesuai dengan
program study dunia usaha yang dipilih secara lebih luas dan mendalam yang
tertuang/terungkap dari karya tulis yang disusun.
6. Menambah perbendaharaan perpustakaan sekolah dan menunjang
peningkatan pengetahuan siswa angkatan selanjutnya

C. Metode Pengumpulan Data
Dalam rangka Praktek Industri (PI) penulis mengumpulkan data-data
melalui
1. Metode Observasi
Yaitu mengadakan pengamatan, serta terjun ke lapangan secara langsung
seperti halnya karyawan pada bengkel "WASPADA' Barabai.
2. Metode Interview
Yaitu mengadakan tanya jawab secara langsung dengan para karyawan
bengkel "WASPADA' Barabai.
3. Bekerja langsung adalah bekerja. pada bengkel, pada pembuatan pintu
pengairan, pagar besi dan perbaikan mesin-mesin yang rusak
Dengan menggunakan alat/keperluan bengkel seperti mesin bubut, mesin
gerinda, mesin gergaji, mesin bor, dan alat-alat pengelasan dari karbit dan
listrik.
4. Hasil pengumpulan data ini penulis ambil dari membaea buku-buku
perpustakaan yang bersifat tehnik, yang ada hubungannya dengan masalah
pekerjaan.



3
D. Kerangka Laporan
Dalam penulisan ke stas kertas karya ini, penulis menguraikan sebanyak 4
(empat) BAB yang terdiri antara lain :

BAB I : PENDAHULUAN
#. Tujuan Praktek Industri
#. Tujuan Pembuatan Laporan
#. Metode Pengumpulan Data
#. Kerangka Laporan
BAB II : URAIAN UMUM
#. Sejarah Berdirinya Bengkel
#. Struktur Organisasi
#. Lay Out
#. Kepegawaian
#. Disiplin Kerja
#. Pemeliharaan dan Perbaikan Peralatan
BAB III : URAIAN KHUSUS
#. Uraian Teori
#. Uraian Persiapan Kerja
#. Uraian Proses Kerja
#. Gambar Kerja
#. Pengendalian Mutu
#. Pembahasan
BAB IV : PENUTUP
#. Kesimpulan
#. Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA










4
BAB II
URAIAN UMUM
PANDANGAN UMUM TENTANG BENGKEL "WASPADA"


A. Sejarah Berdirinya Bengkel "WASPADA"
Mengingat untuk menciptakan masyarakat adil den makmur berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945, maka pemerintah telah memberikan kepada
masyarakat untuk mendirikan suatu usaha yang sesuai dengan bidangnya
masing-masing dan disini terutama mengenai bengkel "WASPADA" yang
terletak di Jalan Brigjen H. Hasan Baseri Barabai.
Bengkel "Waspada" ini berdiri pada tahun 1976 yang diprakersai oleh
seorang pemimpin bengkel yang sekarang sudah berdiri. Jadi sekarang ini
dspimpin oleh Saudara Muchran. Belian memang sudah berpengalaman banyak
tentang perbengkelan, perbaikan mesin-mesin dan lain-lain. Dengan bobot
keterampilan yang ada, belian selalu berusaha untuk meningkatkan pelayanan
masyarakat dibidang :
a) Service mesin-mesin diesel
b) Las listrik dan karbit
c) Membubut
d) Membuat pagar besi
e) Membuat pintu-pintu pengairan
Sekarang bengkel "Waspada" sudah cukup maju dibidang perbengkelan
ini dibanding waktu dulunya, ini berkat keuletan/ketekunan pemimpin dan
karyawannya yang berinisiatif sendiri ingin menjadikan pemsahaan bengkel
untuk maju
Pada tahun 1977 bengkel "Waspada" menerima Saudara Muhyar yang
cakup diandalkan dalam bakat profesionalnya dibidang service mesin-mesin
diesel dan keterampilan yang lain.
Adapun surat izin perusahaan bengkel "Waspada" ini seperti dari :
a) Pemda HST
b) Perindustrian
c) Depnaker




5
Dan mempunyai Surat Izin Industri berdasarkan SK Menteri Perindustrian :
- Nomor 175/M/4/1982.
- Nomor 90/IK/4102.00.00/3813/HST/88.

Kode perusahann bengkel "Waspada" sebagai berikut :
- IK = 4102.00.00
- ISlK = 3813 / KLUI = 38131
Surat izin perbengkelan:
- No. 503/11 - / EK.

Dengan demikian perusahann bengkel "Waspada" sudah diakui oleh
Pemerintah Daerah dan masyarakat umumnya, khususnya di Barabai serta
daerah lainnya.


B. Lay Out
1. Lay Out Peralatan
Layout rnaksudnya tata letak. Oleh karena itu layout peralatan berarti
pengaturan tata letak alat-alat mesin dan juga bangunan dimana alat-alat tersebut
diletakkan,
Tujuan pengaturan layout peralatan ini adalah
1. Untuk mernperoleh efisiensi kerja yang tinggi.
2. Untuk memperbesar gairah dan semangat kerja para pegawai.
3. Untuk menjamin keselamatan kerja, baik bagi karyawan maupun bagi
peralatannya sendiri.
4. Untuk menghindari pemborosan, karena sembrautnya tara kerja dalam
perusahaan.

Dalam buku administrasi disebutkan bahwa azas pengaturan lay out
peraIatan maupun ruangan kerja ada 4 macam :
1. Azas rnengenai jarak terpendek
2. Azas mengenai rangkaian kerja
3. Azas mengenai penggunaan ruangan
4. Azas mengenai perubahan susunan tempat kerja

6
Pengaturan dan tata ruang dengan menerapkan azas mengenai jarak
terpendek berarti pertimbangan dalam pengaturan layout adalah proses
penyelesaian suatu pekerjaan jarak yang terpendek.
Azas mengenai penggunaan segenap ruangan, maksudnya adalah bahwa
layout peraIatan hendaknya diatur sepenuhnya daya ruang, Artinya bahwa setiap
ruangan produksi harus dimanfaatkan seoptimaI mungkin.
Adapun mengenai perubahan susunan tempat kerja, artinya bahwa
pengaturan lay out peralatan hendaknya fleksibel, yakni tata letak mudah
disesuaikan dengan kebutuhan sesuatu pekerjaan baru, tanpa memerlukan waktu
yan terialu lama dan biaya yang besar.


2. Lay Out Bengkel
Adapun gambar lay out lokasi bengkel "Waspada" adalah sebagai
berikut :






















7
Keterangan
1. Tempat Kerja
2. Mesin Bubut
3. Tempat Landasan
4. Lemari Alat-Alat Kerja
5. Mesin Bor
6. Mesin Bor
7. Gerinda Listrik
8. Mesin Bubut
9. Tempat Peralatan Kerja
10. Las Listrik
11. Instalasi Listrik
12. Kompreser
13. Mesin Bubut


C. Kepegawaian
Kepegawaian/tenaga kerja adalah merupakan faktor yang penting dalam
kegiatan suatu badan usaha baik dikantor maupun dilapangan, begitu pula
dengan perusahaan bengkel "Waspada" Barabai.
Tanpa adanya tenaga kerja tidak akan menjadi maju dan lancarnya suatu
perusahaan. Untuk memberikan pelayanan terhadap masyarakat dibidangnya
masing-masing. Yang dimaksud tenaga kerja disini adalah orang yang sanggup
dm bersedia bekerja pada suatu badan usaha dimana mereka sudah mempunyai
keterampilan kecerdasan dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan
dimana ia bekerja serta mempunyai cukup persyaratan yang diminta oleh
perusahaan tersebut.

D. Pemeliharaan dan Perbaikan Peralatan
Untuk menunjang atau memperpanjang umur suatu bengkel maka hal
tersebut terutama sekali harus adanya suatu pemeliharaan dan perbaikan
peralatan dan tidak menggunakan peralatan yang sembrono atau tanpa ada
pekerjaan yang semestinya memakai alat yang semestinya dan jangan sekali-kali
mempergunakan ubing untuk mengoungkil sesustu benda kerja yang berat, juga
tidak menggunakan kunci untuk memukul atau yang sejenisnya yang dapat
mencelakakan diri sendiri.
8
Tetapi disini penulis selama praktek dibengkel "Waspada" ini, penulis
tidak pernah melihat pekerjaan yang memakai alat-alat kerja yang kurang baik
bahkan disini para pekerja sangat memperhatikan hal-hal yang akan merugikan
bengkel dan para pekerja di bengkel "Waspada" ini sangat menghargai peraturan
yang telah ditetapkan pimpinan. Setelah sehabis bekerja para pekerjanya
membersihkan alat-alat kerja dan menaruhnya ditempat atau ditempat kotak alat
yang telah disediakan sebelumnya. Mengenai kebersihan lingkungan khususnya
tempat dimana alat-alat herat diletakkan sangatlah bersih dibengkel ini. Hal ini
dikarenakan, karena kebersihan adalah merupakan faktor penunjang lancarnya
pekerjaan dan pelayanan yang tepat.



























9
BAB III
URAIAN KHUSUS



Selama beberapa bulan mengikuti Praktek Industri (PI), kegiatan yang sering
kami lakukan diantaranya :
- Membubut
- Menyenai
- Mengetap
- Mengelas
- Mengebor
- Menggerinda


A. Uraian Teori
1. Mesin Bubut
Adalah salah satu mesin perkakas logam yang paling tua dan paling penting
yang beketja stas dasar benda kerjanya diputarkan, sedang pahat (toal) menyayat
sepanjang benda bubutan.
Bentuk dan ukuran mesin bubut bermacam-macam, tetapi cara ketjanya
adalah sama. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian mesin bubut,
yaitu :
- Penerangan ruangan yang baik dan memadai
- Pelumasan yang cukup
- Penggunaan alat-alat keselamatan kerja

Tingkat peketjaan yang dapat dilakukan pada mesin bubut, antara lain :
1. Membubut rata memanjang bagian luar dan datam
2. Membubut sisi/depan, bagian luar/dalam
3. Membubut konis/morse/miring, bagian luar/dalam
4. Membubut ulir (segitiga, trapesium, segiempat) bagian luar/dalam
5. Membubut bentuk luar/dalam
6. Dapat juga padanya dilakukan pengeboran termasuk menyenai



10
Bagian yang terpenting dari mesin bubut, adalah :
1. Kepala tetap
2. Kepala lepas
3. Alas
4. Eretan
5. Poros handle
6. Poros pemakanan
7. Kelistrikan
8. Transmisi : - roda gigi
- Variabel vully
9. Box roda-roda gigi pengganti
10. Saklar (tombol) dan rem
11. Poros transpotteur
Perlengkapan mesin bubut, yaitu :
- Cekam rnhang tiga stan cekam rahang empat
- Cekam rata, pembawa dan polat pembawa
- Senter dan kollet
- Penyangga tetap dan penyangga jalan
- Pahat bubut

2. Snei
Snei adalah pembuat ulir pada batang yang bulat. Bentuknya bulat dan
mempunyai gigi-gigi pemotong ditengahnya. Gigi Snei terbaik terbuat dari
HSS sehingga dapat membuat ulir pada bahan yang keras.
Bagian Snei yaitu : rumah-rumah, dua bush bush blok gigi pemotong ulir
dan penutup blok gigi.

3. Tap
Tap adalah pembuat ulir pada lubang, khususnya membuat ulir pada
lubang yang kecil. Satu set tap terdiri atas 3 buah, yaitu tap nomor 1 (taper),
nomor 2 (plug), nomor 3 (bottoming).

4. Las Listrik
Mengelas dengan las listrik ialah suatu cara menyambung dua buah logam
dengan menggunakan panas yang dihasilkan dari busur api arus listrik, antara
elektroda las dengan benda kerja.

11
Besarnya arus untuk mengelas, tidak dapat ditentukan dengan tepat,
biasanya berbeda-beda untuk tiap macam elektroda yang dibuat pabrik.

Posisi pengelasan, yaitu :
1) Posisi bawah tangan
2) Posisi mendatar
3) Posisi tegak
4) Posisi atas kepala

Langkah kawat las :
1) Langkah ditarik
2) Langkah didorong

Jenis elektroda :
1) Pembakaran cepat
2) Pengisian cepat
3) Baja sukar dilas

Mengelas dengan cara dituangkan
Mengelas dengan cara ini adalah ujung-uinng logam yang akan di las,
setelah bersama-sama dipanaskan mencapai suhu adonan. Dituangkan cairan
logam yang sama itu hingga temperatur naik mencapai suhu las, maka terjadilah
pengelasan.

Kampuh las
Banyak kampuh las, akan tetapi yang terpenting adalah sebagai berikut :
a) Kampuh Tumpul
Dimana bagian yang akan disambung terletak segaris. Las pinggir dipakni
untuk plat tipis, pengelasannya dengan otogen. Kegunaannya sering untuk
pembuatan tangki-tangki atau bejana tipis.
b) Kampuh sudut
Pada pokoknya kampuh sudut ada tiga macam, ysitu :
1. Kampuh sudut dalam
2. Kampuh sudut luar
3. Kampuh sudut ganda


12
Selain itu juga ada : a. Gabungan kampuh
b. Kampuh sudut parit
c. Kampuh berimpit ganda
Las-las sudut tidak begitu baik untuk muatan Dinamis. Kampuh berimpit,
las sudut semacam ini sangat banyak dipakai pada konstruksi baja seperti
jembatan, hubungan atap untuk gedung dan lain-lain.

Kampuh las ketel
Tangki atau pipa-pipa untuk tekanan yang agak tinggi, ada juga diberikan
bilah Hohn yang ditemukan oleh insinyur Swiss yaitu bernama Hohn. Keburukan
dari bilah Hohn ini dapat terjadi tegangan penyusutan yang tidak sedikit.
Sebaiknya tidak perlu dipakai.

Memuai. menyusut
Yang dimaksud memuai, menyusut ialah tegangan dan perubahan bentuk.
Mengenai faktor ini adalah sangat penting untuk Vaklas. Pemnaian ketika panas
dipanaskan dapat terjadi dua cara.
Bagian yang harus disambungkan dapat bergerak bebas terhadap satu sama
Inin staupun dihalang-halangi dalam geraknya, oleh karena benda tersebut berada
dalam keadaan ditegangkan.

B. URAIAN PERSIAPAN KERJA
Pada umumnya jikalau kita akan mengerjakan sesuatu maka terlebih dahulu
kita menyiapkan se gala peralatannys, hal ini kita lakukan untuk memudahkan
waktu pengerjaan-kita, jika telah bekerja kita tidak perlu lagi kesana kemari
mencari peralatan yang akan dipakai, hal yang demikinn dapat mengganggu
pekerjaan serta menunda-nunda waktu saja, hal ini perlu kita hindari.
Karena hal tersebut dapat mengganggu pekerjaan dan konsentrasi kerja
bahkan waktu kerja yang semestinya dapat terselessikan dengan cepat tetapi
kenyatnannya tidak, maka dalam uraian ini penulis menyarankan, sebelum
melakukan pekerjaan maka persiapkanlah dahulu segal a peralatan yang lengkap
di tempatnya Juga dalam hal penempataniperalatan yang kita gunakan waktu
bekerja haruslah diperhatikan agar tidak tercecer.
Untuk menghindari hal-hal yang semaeam itu, maka pada bengkel manapun
terlaksananya Praktek Industri (PI) ini pada umumnya kebutuhan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan sudah terpenuhi.
13
Hal demikian kiranya dapat membantu suatu pekerjaan atau dengan mudah
dan eepat pula terselesaikan untuk menunjang suatu pekerjaan agar terlaksana
dengan sebaik-baiknya
Demikian persiapan kerja yang harus selalu diperhatikan dan semoga
pernbaca dapat memahaminya,

C. URAIAN PROSES KERJA LAPANGAN
Proses Kerja Pembuatan Pintu-Pintu Untuk Pengairan
Dalam proses kerja ini penulis mencoba menguraikan sedikit dari
kegunaan/hasil kerja pembuatan pintu untuk pengairan yang penulis buat
berdasarkan pengalaman kerja selama berpraktek di bengkel "Waspada", Proses
kerja ini penulis bagi dalam beberapa bagian antara lain :

1. Bahan pintu pengairan yang dipakai
Bahan pintu diambil dari besi plat dengan ukuran tebal 1,5 em, besi tersebut
dipotong dengan menggunakan las karbit, kemudian dibentuk empat persegi
panjang dengan ukuran lebar 1,5 em dan panjang 2,5 meter. Dari besi plat itu
dibuat sebanyak 5 buah.

2. Letak pintu yang sudah jadi
Pintu yang sudah jadi tersebut diberi lobang dibagian sisinya dengan maksud
sebagai penempatan baut untuk pengikat rangkaian besi yang lainnya

3. Kegunaan pintu
Pintu ini digunakan untuk menahan air atau meneruskan aliran air, melalui
sebuah pintu sorong yang terpasang, inilah penghambatnya dari arus air/irigasi.
Agar tanah tidak mudah longsor akibat pengikisan air maka dipasang sebuah
pondasi batu beton. Dari sisi kiri, kanan dan bawah antara plat dan dinding
beton. Dipasang pelapis dari besi plat untuk me nahan gesekan keras plat
sorong tadi dan sekaligus sebagai penjepit.

4. Sistem kerja pintu
Pada sisi kiri kanan pintu dipasang masing-masing sebuah poros ulir besar
yang berkekuatan tinggi sebagai pengangkat plat besi sarong tersebut, Dari atas
poros ulir terpasang 2 buah roda gigi payung yang bergerak berputar,
perputaran ini berfungsi untuk mengangkat paras ulir bersamaan dengan besi
plat sorong penahan air tersebut.
14
D. GAMBAR KERJA
Dari penjelasan diatas maim sebagai pelengkap, penulis melampirkan
gambar kerja dan gambar kerja itu hanyalah merupakan rencana irigasi dari sistem
sorong kayu yang akan diubah menjadi pintu sorong besi.
Dengan demikian maka jelaslah sudah uraian proses kerja penulis selama
ini berpraktek dibengkel "Waspada" ini. Segala kekurangan dan kesalahan penulis
dalam uraian ini penulis minta maaf kepada pembaca laporan kerja lapangan ini.






























15





































16





































17





































18





































19
E. PENGENDALIAN MUTU
Mengenai mutu perbaikan mesin-mesin seperti merk Kobuta, Yanmar, dan
Mitsubishi tidaklah banyak menyusahkan bagi pekerja bengkel di "Waspada" ini
karena adanya seorang ahli yang berpengalaman dalam bidang service mesin-
mesin motor bakar ini.
Mengenai perbubutan, pengelasan dan pembuatan pintu atau pagar-pagar
besi, semuanya dikerjakan dengan hati-hati sehingga hasilnya memuaskan yang
membuat langganan merasa senang.
Selama penulis berpraktek dibengkel "Waspada' penuIis melihat banyak
sekali kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dibengkel "Waspada", sehingga
pelanggan terus berdatangan untuk minta dilayani dalam perbaikan dan lain-lain.

F. PEMBAHASAN
Setelah beberapa bulan lamanya, penulis Praktek Industri (PI) di bengkel
"Waspada" jalan H.Hasan Baseri Barabai Selatan, maka disini penulis akan
mengemukakan pembahasan sebagai berikut :
1. Setelah bekerja hendaknya alat-alat yang telah dipakai, maka dikembalikan
lagi pada tempat semula,
2. Hendaknya tempat kerja harus dijaga dari kebecekan.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan hendaknya jangan menggunakan alat yang
tidak selain fungsinya.
4. Pada setiap hari kerja hendaknya supaya aktif untuk bekerja
5. Pada setiap hari kerja para pekerja harus diawasi dengan baik untuk menjaga
nama baik perusahaan/bengkel.
6. Selama penulis Praktek Industri ini hendaknya pengawas lapangan
mengawasi lebih dari satu kali untuk melihat perkembangan siswa











20
BAB IV
PENUTUP


A. Kesimpulan
Setelah kami melaksanakan tugas Praktek Industri (PI) pada perusahaan
bengkel "WASPADA" selama kurang lebih 4 bulan, maka penulis mencoba
mengambil beberapa kesimpulan, serta pandangan tentang hasil kerja adalah
sebagai berikut :
1. Bengkel "WASPADA" adalah sebuah bengkel perbaikan dan
pembuatan berbagai macam alar-alar keperluan rumah tangga.
2. Modal bengkel "WASPADA" ini berasal dari pimpinan sendiri sebesar
Rp.4.889.000,-
3. Sistem upah dibayar perminggu dan borongan.
4. Dengan adanya ekstra praktek sistem' ini sedikit banyaknya pengalaman kami
sebagai penulis dan sebagai peserta Praktek Industri (PI), akan bertambah dan
mengerti tentang metode service dan produksi pembuatan barang.
5. Setelah praktek di bengkel "Waspada" kami lebih mengerti dan banyak
mengenal komponen-komponen mesin yang belum kami ketahui sebelumnya
6. Dengan adanya Praktek Industri ini, kami sebagai penulis menjadi berpikir
lebih luas dan lebih maju dan ingin .mendalaminya lagi.

B. Saran - Saran
Dalam kesempatan ini penulis akan mengungkapkan sedikit saran-saran
kalau diterima penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih :
1. Pergunakan waktu yang lowong itu dengan penuh kesibukan, ingat Tuhan
berpesan kepada kita Umat Manusia "Malas adalah Musuhmu",
2. Dalam melakukan pekerjaan kita harus benar-benar mengetahui semua
peraturan, serta berdisiplin tinggi untuk menghindari terjadinya hal-hal yang
tak diinginkan
3. Pertahankan disiplin yang tinggi/baik dan tingkatkanlah kreatif kerja agar
yang lebih sempurna dapat kita peroleh.
4. Bahwa semua peraturan dan tata tertib yang berlaku dibengkel tersebut sangat
besar manfaatnya bagi keselamatan pekerja dan kita Semua.
5. Sewaktu bekerja si pekerja hendaknya menggunakan pakaian kerja agar
keselamatan dan kesehatan dapat terpelihara dengan baik.

21
DAFTAR PUSTAKA


1. Sariono Wiganda BE, 1977, Teknologi Mekanik I , Jakarta : Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan.
2. Sarjono Wiganda BE, 1977, Teknologi Mekanik I I , Jakarta : Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan.
3. Pelajaran Bahasa Indonesia SMA, 1978, Jakarta : Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai