Anda di halaman 1dari 63

SYOK

Definisi
Syok ketidakcukupan aliran darah di seluruh tubuh
sehingga jaringan tubuh mengalami kerusakan akibat
terlalu sedikitnya aliran, terutama karena terlampau
sedikitnya oksigen dan zat makanan lainnya yang
dikirimkan ke sel-sel jaringan.
Jenis-Jenis Syok berdasarkan Penyebab
Syok hipovolemik
penurunan volume darah
Syok kardiogenik
kegagalan jantung untuk memompa darah secara adekuat.
Syok vasogenik
vasodilatasi luas akibat adanya zat-zat vasodilator.
syok septik dan syok anafilaktik
Syok neurogenik
vasodilatasi luas
gangguan tonus vaskuler simpatis vasodilatasi umum
Syok hipovolemik
penurunan volume darah
Syok kardiogenik
kegagalan jantung untuk memompa darah secara adekuat.
Syok vasogenik
vasodilatasi luas akibat adanya zat-zat vasodilator.
syok septik dan syok anafilaktik
Syok neurogenik
vasodilatasi luas
gangguan tonus vaskuler simpatis vasodilatasi umum
Tahap-Tahap Syok
Tahap Nonprogresif (Tahap Kompensasi)
Tahap Progresif
Tahap Ireversibel
Tahap Kompensasi
Fungsi organ vital dipertahankan melalui mekanisme
kompensasi fisiologis tubuh dengan cara meningkatkan
refleks simpatis
Refleks merangsang sistem vasokonstriktor simpatis di
seluruh tubuh tiga pengaruh penting :
konstriksi arteriol di sebagian besar sirkulasi sistemik
konstriksi vena dan saluran penampungan darah vena
aktivitas jantung meningkat
Sekresi vasopressin, rennin-angiotensin-aldosteron juga
meningkat.
Manifestasi klinis :
berupa takikardia, gelisah, kulit pucat dan dingin, pengisian
kapiler lambat ( lebih dari 2 menit)
Fungsi organ vital dipertahankan melalui mekanisme
kompensasi fisiologis tubuh dengan cara meningkatkan
refleks simpatis
Refleks merangsang sistem vasokonstriktor simpatis di
seluruh tubuh tiga pengaruh penting :
konstriksi arteriol di sebagian besar sirkulasi sistemik
konstriksi vena dan saluran penampungan darah vena
aktivitas jantung meningkat
Sekresi vasopressin, rennin-angiotensin-aldosteron juga
meningkat.
Manifestasi klinis :
berupa takikardia, gelisah, kulit pucat dan dingin, pengisian
kapiler lambat ( lebih dari 2 menit)
Konsekuensi Kompensasi
Perdarahan
Volume darah
Aliran balik
vena
volume sekucup
Curah jantung
Tekanan arteri
Rasa haus
Vasopressin dan
rennin- angiotensin-
aldosteron
Pembentukan potensial
aksi di baroreseptor
Melalui pusat kardiovaskuler
Tekanan
darah ke
kapiler
Aktivitas
parasimpatis
ke jantung
Aktivitas
simpatis ke
jantung
Aktivitas
simpatis ke
vena
Aktivitas
simpatis ke
arteriol
Sel darah
merah
Pengeluaran
hormon
merangsang
pembentukan
sel darah
merah
filtrasi dan
reabsorpsi
Kecepatan
jantung
Vasokonstriksi
vena
Vasokonstriksi
arteriol (kecuali
otak)
Aliran darah
ginjal
Sintesis
protein
plasma
darah oleh
hati
Pergeseran
cairan dari cairan
interstisium ke
dalam plasma
Volume
sekucup
Aliran
balik vena
Kontraktilitas
jantung
Curah
jantung
Volume
plasma
Tekanan
arteri
Resistensi
perifer total
Pengeluaran
urin
Menahan
volume plasma
Konsekuensi Kompensasi
Perdarahan
Volume darah
Aliran balik
vena
volume sekucup
Curah jantung
Tekanan arteri
Rasa haus
Vasopressin dan
rennin- angiotensin-
aldosteron
Pembentukan potensial
aksi di baroreseptor
Melalui pusat kardiovaskuler
Tekanan
darah ke
kapiler
Aktivitas
parasimpatis
ke jantung
Aktivitas
simpatis ke
jantung
Aktivitas
simpatis ke
vena
Aktivitas
simpatis ke
arteriol
Sel darah
merah
Pengeluaran
hormon
merangsang
pembentukan
sel darah
merah
filtrasi dan
reabsorpsi
Kecepatan
jantung
Vasokonstriksi
vena
Vasokonstriksi
arteriol (kecuali
otak)
Aliran darah
ginjal
Sintesis
protein
plasma
darah oleh
hati
Pergeseran
cairan dari cairan
interstisium ke
dalam plasma
Volume
sekucup
Aliran
balik vena
Kontraktilitas
jantung
Curah
jantung
Volume
plasma
Tekanan
arteri
Resistensi
perifer total
Pengeluaran
urin
Menahan
volume plasma
Tahap Progresif (Dekompensasi)
Mekanisme kompensasi mulai gagal
Terjadi umpan balik positif yang selanjutnya menekan
curah jantung pada syok
Manifestasi klinis : takikardia, tekanan darah sangat turun,
perfusi perifer buruk, asidosis, oliguria, dan kesadaran
menurun.
Mekanisme kompensasi mulai gagal
Terjadi umpan balik positif yang selanjutnya menekan
curah jantung pada syok
Manifestasi klinis : takikardia, tekanan darah sangat turun,
perfusi perifer buruk, asidosis, oliguria, dan kesadaran
menurun.
Syok Irreversibel
Kondisi dimana syok berlanjut hingga mencapai suatu
tahap tertentu
Transfusi atau bentuk terapi lain tidak akan mampu lagi
untuk menolong hidup orang tersebut
Manifestasi klinis :
tekanan darah tidak terukur, nadi tak teraba, penurunan
kesadaran semakin dalam (sopor-koma), anuria dan tanda-tanda
kegagalan system organ lain.
Kondisi dimana syok berlanjut hingga mencapai suatu
tahap tertentu
Transfusi atau bentuk terapi lain tidak akan mampu lagi
untuk menolong hidup orang tersebut
Manifestasi klinis :
tekanan darah tidak terukur, nadi tak teraba, penurunan
kesadaran semakin dalam (sopor-koma), anuria dan tanda-tanda
kegagalan system organ lain.
Tanda-Tanda Klinis Syok
Tanda Kardinal
Hipotensi
Oliguria
Kulit yang pucat dan dingin
Perubahan status mental
Asidosis metabolik
Tanda Kardinal
Hipotensi
Oliguria
Kulit yang pucat dan dingin
Perubahan status mental
Asidosis metabolik
Tanda-Tanda Klinis Syok
Tanda Syok Berdasarkan Jenisnya
Infromasi
Diagnostik
Hipovolemik Kardiogenik Neurogenik
Septik
(Hyperdynamic
State)
Gejala dan
tanda
Pucat; kulit dingin,
Basah; takikardi;
Oliguri, hipotensi;
peningkatan
resistensi perifer
Kulit basah, dingin;
taki- dan
bradiaritmia; oliguri;
hipotensi;
peningkatan
resistensi perifer
Kulit hangat, denyut
jantung normal/rendah,
normo/oliguri,
hipotensi, penurunan
resistensi perifer
Demam, kulit teraba
hangat, takikardi, oliguri,
hipotensi, penurunan
resistensi perifer.
Pucat; kulit dingin,
Basah; takikardi;
Oliguri, hipotensi;
peningkatan
resistensi perifer
Kulit basah, dingin;
taki- dan
bradiaritmia; oliguri;
hipotensi;
peningkatan
resistensi perifer
Kulit hangat, denyut
jantung normal/rendah,
normo/oliguri,
hipotensi, penurunan
resistensi perifer
Demam, kulit teraba
hangat, takikardi, oliguri,
hipotensi, penurunan
resistensi perifer.
Data
laboratorium
Hematokrit rendah (
fase akhir)
Enzim jantung, EKG Normal Hitung neutrofil,
pengecatan gram, kultur
Komplikasi Akibat Kondisi Syok
SIRS
Gagal ginjal akut (ATN)
Gagal hati
Ulserasi akibat stress
Penatalaksanaan
Airway dan Breathing
Bebaskan jalan napas. Lakukan penghisapan, bila ada sekresi
atau muntah.
Tengadah kepala-topang dagu, kalau perlu pasang alat bantu
jalan nafas (Gudel/oropharingeal airway).
Berikan oksigen minimal 6 liter/menit
Bila pernapasan/ventilasi tidak adekuat, berikan oksigen
dengan pompa sungkup (Ambu bag) atau ETT.
Airway dan Breathing
Bebaskan jalan napas. Lakukan penghisapan, bila ada sekresi
atau muntah.
Tengadah kepala-topang dagu, kalau perlu pasang alat bantu
jalan nafas (Gudel/oropharingeal airway).
Berikan oksigen minimal 6 liter/menit
Bila pernapasan/ventilasi tidak adekuat, berikan oksigen
dengan pompa sungkup (Ambu bag) atau ETT.
Penatalaksanaan
Pertahankan Sirkulasi
Segera pasang infus intravena. Pantau nadi, tekanan darah, warna
kulit, isi vena, dan produksi urin
Cari dan Atasi Penyebab :
Jaga pasien agar tetap merasa hangat dan kaki sedikit dinaikkan untuk
mempermudah kembalinya darah ke jantung
Hentikan perdarahan dan periksa pernafasan penderita
Jika muntah, kepala dimiringkan ke satu sisi untuk mencegah
terhirupnya muntahan. Jangan diberikan apapun melalui mulut.
Tenaga kesehatan bisa memberikan bantuan pernafasan mekanis.
Obat-obatan diberikan secara intravena.
Cairan diberikan melalui infus. Bila perlu, diberikan transfusi darah.
Jika penyebabnya adalah aksi pompa jantung yang tidak memadai,
dilakukan usaha untuk memperbaiki kinerja jantung.
Pertahankan Sirkulasi
Segera pasang infus intravena. Pantau nadi, tekanan darah, warna
kulit, isi vena, dan produksi urin
Cari dan Atasi Penyebab :
Jaga pasien agar tetap merasa hangat dan kaki sedikit dinaikkan untuk
mempermudah kembalinya darah ke jantung
Hentikan perdarahan dan periksa pernafasan penderita
Jika muntah, kepala dimiringkan ke satu sisi untuk mencegah
terhirupnya muntahan. Jangan diberikan apapun melalui mulut.
Tenaga kesehatan bisa memberikan bantuan pernafasan mekanis.
Obat-obatan diberikan secara intravena.
Cairan diberikan melalui infus. Bila perlu, diberikan transfusi darah.
Jika penyebabnya adalah aksi pompa jantung yang tidak memadai,
dilakukan usaha untuk memperbaiki kinerja jantung.
Penatalaksanaan
Pemberian Cairan
Jangan berikan minum kepada penderita yang tidak sadar, mual-
mual, muntah, kejang, akan dioperasi/dibius dan yang akan
mendapat trauma pada perut serta kepala (otak) karena bahaya
terjadinya aspirasi cairan ke dalam paru.
Pilihan pertama untuk terapi cairan adalah larutan kristaloid
Pada syok hipovolemik, jumlah cairan yang diberikan harus
seimbang dengan jumlah cairan yang hilang.
Sedapat mungkin diberikan jenis cairan yang sama dengan
cairan yang hilang, darah pada perdarahan, plasma pada luka
bakar. Penggantian volume intra vaskuler dengan cairan
kristaloid memerlukan volume 3-4 kali volume perdarahan yang
hilang, sedang bila menggunakan larutan koloid memerlukan
jumlah yang sama dengan jumlah perdarahan yang hilang.
Pemberian Cairan
Jangan berikan minum kepada penderita yang tidak sadar, mual-
mual, muntah, kejang, akan dioperasi/dibius dan yang akan
mendapat trauma pada perut serta kepala (otak) karena bahaya
terjadinya aspirasi cairan ke dalam paru.
Pilihan pertama untuk terapi cairan adalah larutan kristaloid
Pada syok hipovolemik, jumlah cairan yang diberikan harus
seimbang dengan jumlah cairan yang hilang.
Sedapat mungkin diberikan jenis cairan yang sama dengan
cairan yang hilang, darah pada perdarahan, plasma pada luka
bakar. Penggantian volume intra vaskuler dengan cairan
kristaloid memerlukan volume 3-4 kali volume perdarahan yang
hilang, sedang bila menggunakan larutan koloid memerlukan
jumlah yang sama dengan jumlah perdarahan yang hilang.
Penatalaksanaan
Pemberian Cairan
Pantau tekanan vena sentral
Pada syok kardiogenik, cegah pemberian cairan berlebihan yang
akan membebani jantung. Harus diperhatikan oksigenasi darah
dan tindakan untuk menghilangkan nyeri.
Pemberian cairan pada syok septik harus dalam pemantauan
ketat, mengingat pada syok septik biasanya terdapat gangguan
organ majemuk (Multiple Organ Disfunction). Diperlukan
pemantauan alat canggih berupa pemasangan CVP, "Swan Ganz"
kateter, dan pemeriksaan analisa gas darah
Pemberian Cairan
Pantau tekanan vena sentral
Pada syok kardiogenik, cegah pemberian cairan berlebihan yang
akan membebani jantung. Harus diperhatikan oksigenasi darah
dan tindakan untuk menghilangkan nyeri.
Pemberian cairan pada syok septik harus dalam pemantauan
ketat, mengingat pada syok septik biasanya terdapat gangguan
organ majemuk (Multiple Organ Disfunction). Diperlukan
pemantauan alat canggih berupa pemasangan CVP, "Swan Ganz"
kateter, dan pemeriksaan analisa gas darah
SYOK HIPOVOLEMIK
Definisi
Syok hipovolemik adalah terganggunya sistem sirkulasi
akibat dari volume darah dalam pembuluh darah yang
berkurang
Etiologi
Penyebab Syok Hipovolemik
Perdarahan
Hematom subkapsular hati
Aneurisma aorta pecah
Perdarahan gastrointestinal
Perlukaan berganda
Kehilangan plasma Kehilangan plasma
Luka bakar luas
Pankreatitis
Deskuamasi kulit
Sindrom Dumping
Kehilangan Cairan Ekstraseluler
Muntah
Dehidrasi
Diare
Terapi diuretik yang sangat agresif
Diabetes insipidus
Insufisiensi adrenal
Gejala Klinis Syok Hipovolemik
Ringan
(<20% volume darah)
Sedang
(20-40% volume darah)
Berat
(> 40% volume darah)
Ekstremitas dingin
Waktu pengisian kapiler
meningkat
Diaporesis
Vena kolaps
Cemas
Ekstremitas dingin
Waktu pengisian kapiler
meningkat
Diaporesis
Vena kolaps
Cemas
Takikardi
Takipnea
Oliguria
Hipotensi ortostatik
Ekstremitas dingin
Waktu pengisian kapiler
meningkat
Diaporesis
Vena kolaps
Cemas
Takikardi
Takipnea
Oliguria
Hipotensi ortostatik
Hemodinamik tak stabil
Takikardia bergejala
Hipotensi
Perubahan kesadaran
Ekstremitas dingin
Waktu pengisian kapiler
meningkat
Diaporesis
Vena kolaps
Cemas
Ekstremitas dingin
Waktu pengisian kapiler
meningkat
Diaporesis
Vena kolaps
Cemas
Takikardi
Takipnea
Oliguria
Hipotensi ortostatik
Ekstremitas dingin
Waktu pengisian kapiler
meningkat
Diaporesis
Vena kolaps
Cemas
Takikardi
Takipnea
Oliguria
Hipotensi ortostatik
Hemodinamik tak stabil
Takikardia bergejala
Hipotensi
Perubahan kesadaran
Diagnosis
Ditemukan tanda : ketidakstabilan hemodinamik dan
adanya sumber perdarahan.
Hemokonsentrasi kehilangan cairan plasma
Hipernatremia kehilangan cairan bebas
Tatalaksana
Tempatkan pasien dalam posisi kaki lebih tinggi
Jaga jalur pernapasan
Berikan resusitasi cairan : lewat akses intravena atau cara
lain yang memungkinkan seperti pemasangan kateter CVP
(central venous pressure) atau jalur intraarterial.
Cairan garam isotonus atau dengan cairan garam
seimbang seperti Ringer's laktat (RL)
Pemberian 2 - 4 L dalam 20 - 30 menit diharapkan dapat
mengembalikan keadaan hemodinamik.
Tempatkan pasien dalam posisi kaki lebih tinggi
Jaga jalur pernapasan
Berikan resusitasi cairan : lewat akses intravena atau cara
lain yang memungkinkan seperti pemasangan kateter CVP
(central venous pressure) atau jalur intraarterial.
Cairan garam isotonus atau dengan cairan garam
seimbang seperti Ringer's laktat (RL)
Pemberian 2 - 4 L dalam 20 - 30 menit diharapkan dapat
mengembalikan keadaan hemodinamik.
Tatalaksana
Hemodinamik tetap tak stabil berarti perdarahan atau
kehilangan cairan belum teratasi.
Kehilangan darah yang berlanjut dengan kadar hemoglobin <10
g/dL perlu penggantian darah dengan transfusi.
Jenis darah : Packed red cell tipe darah yang sesuai atau O-
negatif.
Keadaaan yang berat atau hipovolemia yang berkepanjangan
inotropik dengan dopamin, vasopressin atau dobutamin
mendapatkan kekuatan ventrikel yang cukup setelah volume
darah dicukupi dahulu.
Pemberian nalokson bolus 30 mcg/kg dalam 3-5 menit
dilanjutkan 60 mcg/kg dalam 1 jam dalam dekstros 5% dapat
membantu meningkatkan MAP.
Hemodinamik tetap tak stabil berarti perdarahan atau
kehilangan cairan belum teratasi.
Kehilangan darah yang berlanjut dengan kadar hemoglobin <10
g/dL perlu penggantian darah dengan transfusi.
Jenis darah : Packed red cell tipe darah yang sesuai atau O-
negatif.
Keadaaan yang berat atau hipovolemia yang berkepanjangan
inotropik dengan dopamin, vasopressin atau dobutamin
mendapatkan kekuatan ventrikel yang cukup setelah volume
darah dicukupi dahulu.
Pemberian nalokson bolus 30 mcg/kg dalam 3-5 menit
dilanjutkan 60 mcg/kg dalam 1 jam dalam dekstros 5% dapat
membantu meningkatkan MAP.
Tatalaksana
Selain resusitasi cairan, saluran pernapasan harus dijaga.
Lakukan intubasi jika dibutuhkan.
Kerusakan organ akhir jarang terjadi dibandingkan dengan
syok septik atau traumatik.
Kerusakan organ susunan saraf pusat, hati dan ginjal
dan gagal ginjal
Selain resusitasi cairan, saluran pernapasan harus dijaga.
Lakukan intubasi jika dibutuhkan.
Kerusakan organ akhir jarang terjadi dibandingkan dengan
syok septik atau traumatik.
Kerusakan organ susunan saraf pusat, hati dan ginjal
dan gagal ginjal
SYOK KARDIOGENIK
Definisi
Syok kardiogenik disebabkan oleh penurunan curah jantung
sistemik pada keadaan volume intravaskular yang cukup dan
dapat mengakibatkan hipoksia jaringan.
Syok kardiogenik tekanan darah sistolik < 90 mmHg selama
> 1 jam di mana :
Tak responsif dengan pemberian cairan saja,
Sekunder terhadap disfungsi jantung, atau,
Berkaitan dengan tanda-tanda hipoperfusi atau indeks kardiak < 2,2
l/menit per m
2
dan tekanan baji kapiler paru >18 mmHg.
Termasuk dipertimbangkan dalam definisi ini adalah :
Pasien dengan tekanan darah sistolik meningkat > 90 mmHg dalam 1
jam setelah pemberian obat inotropik, dan
Pasien yang meninggal dalam 1 jam hipotensi, tetapi memenuhi
kriteria lain syok kardiogenik.
Syok kardiogenik disebabkan oleh penurunan curah jantung
sistemik pada keadaan volume intravaskular yang cukup dan
dapat mengakibatkan hipoksia jaringan.
Syok kardiogenik tekanan darah sistolik < 90 mmHg selama
> 1 jam di mana :
Tak responsif dengan pemberian cairan saja,
Sekunder terhadap disfungsi jantung, atau,
Berkaitan dengan tanda-tanda hipoperfusi atau indeks kardiak < 2,2
l/menit per m
2
dan tekanan baji kapiler paru >18 mmHg.
Termasuk dipertimbangkan dalam definisi ini adalah :
Pasien dengan tekanan darah sistolik meningkat > 90 mmHg dalam 1
jam setelah pemberian obat inotropik, dan
Pasien yang meninggal dalam 1 jam hipotensi, tetapi memenuhi
kriteria lain syok kardiogenik.
Etiologi
Infark miokard akut tanpa atau disertai dengan disfungsi
ventrikel kiri
Disfungsi miokard progresif, termasuk akibat penyakit
jantung iskemia, kardiomiopati hipertrofik dan restriktif.
Infark miokard akut tanpa atau disertai dengan disfungsi
ventrikel kiri
Disfungsi miokard progresif, termasuk akibat penyakit
jantung iskemia, kardiomiopati hipertrofik dan restriktif.
Manifestasi Klinis
Keluhan yang timbul etiologi syok kardiogenik
tersebut.
Pasien IMA nyeri dada yang akut, edema paru akut atau
henti jantung. riwayat PJK sebelumnya, terjadi beberapa
hari sampai seminggu setelah onset infark tersebut.
Pasien aritmiapalpitasi, presinkop, sinkop atau
merasakan irama jantung yang berhenti sejenak. Kemudian
pasien akan merasakan letargi akibat berkurangnya perfusi
ke sistem saraf pusat.
Keluhan yang timbul etiologi syok kardiogenik
tersebut.
Pasien IMA nyeri dada yang akut, edema paru akut atau
henti jantung. riwayat PJK sebelumnya, terjadi beberapa
hari sampai seminggu setelah onset infark tersebut.
Pasien aritmiapalpitasi, presinkop, sinkop atau
merasakan irama jantung yang berhenti sejenak. Kemudian
pasien akan merasakan letargi akibat berkurangnya perfusi
ke sistem saraf pusat.
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan awal hemodinamik TD sistolik menurun < 90 mmHg atau <
80 mmHg pada pasien yang tidak memperoleh pengobatan adekuat.
Denyut jantung meningkat sebagai akibat stimulasi simpatis
Frekuensi pernapasan akibat kongesti di paru.
Pemeriksaan dada ronki
Peningkatan distensi vena leher
Letak impuls apikal dapat bergeser pada pasien dengan kardiomiopati
dilatasi, dan intensitas bunyi jantung akan jauh menurun pada efusi
perikardial ataupun tamponade.
Irama gallop adanya disfungsi ventrikel kiri yang bermakna.
bunyi bising atau murmur regurgitasi mitral atau defek septal ventrikel
Pasien dengan gagal jantung kanan :
Pembesaran hati, pulsasi di liver akibat regurgitasi trikuspid , asites
Pulsasi arteri di ekstremitas perifer akan menurun intensitasnya
Ekstremitas : edema perifer, sianosis, ekstremitas yang teraba dingin, menunjukkan
terjadinya penurunan perfusi ke jaringan.
Pemeriksaan awal hemodinamik TD sistolik menurun < 90 mmHg atau <
80 mmHg pada pasien yang tidak memperoleh pengobatan adekuat.
Denyut jantung meningkat sebagai akibat stimulasi simpatis
Frekuensi pernapasan akibat kongesti di paru.
Pemeriksaan dada ronki
Peningkatan distensi vena leher
Letak impuls apikal dapat bergeser pada pasien dengan kardiomiopati
dilatasi, dan intensitas bunyi jantung akan jauh menurun pada efusi
perikardial ataupun tamponade.
Irama gallop adanya disfungsi ventrikel kiri yang bermakna.
bunyi bising atau murmur regurgitasi mitral atau defek septal ventrikel
Pasien dengan gagal jantung kanan :
Pembesaran hati, pulsasi di liver akibat regurgitasi trikuspid , asites
Pulsasi arteri di ekstremitas perifer akan menurun intensitasnya
Ekstremitas : edema perifer, sianosis, ekstremitas yang teraba dingin, menunjukkan
terjadinya penurunan perfusi ke jaringan.
Pemeriksaan Penunjang
Elektrokardiografi (EKG)
Foto Roentgen Dada
Ekokardiografi
Pemantauan Hemodinamik
Saturasi Oksigen
Elektrokardiografi (EKG)
Foto Roentgen Dada
Ekokardiografi
Pemantauan Hemodinamik
Saturasi Oksigen
SYOK SEPTIK
Definisi
Sindrom Respons Inflamasi Sistemik
(SIRS: systemic inflammatory response syndrome) respon tubuh
terhadap inflamasi sistemik mencakup 2 atau lebih keadaan
berikut:
suhu > 38 C 36 C
frekuensi jantung > 90 kali menit
frekuensi napas >20 kali menit atau PaCO
2
<32 mmHg
leukosit darah >12.000 /mm
3
atau < 4.000/mm
3
atau batang >10%
Sindrom Respons Inflamasi Sistemik
(SIRS: systemic inflammatory response syndrome) respon tubuh
terhadap inflamasi sistemik mencakup 2 atau lebih keadaan
berikut:
suhu > 38 C 36 C
frekuensi jantung > 90 kali menit
frekuensi napas >20 kali menit atau PaCO
2
<32 mmHg
leukosit darah >12.000 /mm
3
atau < 4.000/mm
3
atau batang >10%
Definisi
Sepsis merupakan respons sistemik pejamu terhadap infeksi dimana
patogen atau toksin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi
aktivasi proses inflamasi.
Sepsis Keadaan klinis berkaitan dengan infeksi dengan manifestasi SIRS
Sepsis berat
Sepsis yang disertai dengan disfungsi organ, hipoperfusi atau hipotensi
termasuk asidosis laktat, oliguria dan penurunan kesadaran.
Sepsis dengan hipotensi
Sepsis dengan tekanan darah sistolik <90 mmHg atau penurunan tekanan
darah sistolik > 40 mmHg dan tidak ditemukan penyebab hipotensi lainnya.
Syok sepsis sepsis dengan hipotensi (tekanan darah sistolik kurang dari
90 mmHg atau penurunan tekanan darah sistolik lebih dari 40 mmHg)
meskipun telah diberikan resusitasi cairan secara adekuat atau memerlukan
vasopresor untuk mempertahankan tekanan darah dan perfusi organ.
Sepsis merupakan respons sistemik pejamu terhadap infeksi dimana
patogen atau toksin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi
aktivasi proses inflamasi.
Sepsis Keadaan klinis berkaitan dengan infeksi dengan manifestasi SIRS
Sepsis berat
Sepsis yang disertai dengan disfungsi organ, hipoperfusi atau hipotensi
termasuk asidosis laktat, oliguria dan penurunan kesadaran.
Sepsis dengan hipotensi
Sepsis dengan tekanan darah sistolik <90 mmHg atau penurunan tekanan
darah sistolik > 40 mmHg dan tidak ditemukan penyebab hipotensi lainnya.
Syok sepsis sepsis dengan hipotensi (tekanan darah sistolik kurang dari
90 mmHg atau penurunan tekanan darah sistolik lebih dari 40 mmHg)
meskipun telah diberikan resusitasi cairan secara adekuat atau memerlukan
vasopresor untuk mempertahankan tekanan darah dan perfusi organ.
Patofisiologi
Endotoksin (lipopolisakarida) mikroba proses inflamasi mediator inflamasi
yaitu: sitokin, neutrofil, komplemen, NO dan berbagai mediator lain.
Proses inflamasi proses homeostatis keseimbangan antara proses inflamasi dan
antiinflamasi
Proses inflamasi melebihi kemampuan homeostatisproses inflamasi yang
maladaptif dan bersifat destruktif gangguan pada tingkat selular pada berbagai
organ.
Gangguan pada tingkat sel disfungsi endotel, vasodilatasi akibat pengaruh NO
maldistribusi volume darah hipoperfusi jaringan dan syok.
Faktor lain disfungsi miokard akibat pengaruh berbagai mediator sehingga terjadi
penurunan curah jantung
Berlanjutnya proses inflamasi disfungsi/gagal organ multipel (MODS/MOF)
Proses MOF kerusakan (injury) pada tingkat selular (termasuk disfungsi endotel),
gangguan perfusi ke organ/jaringan sebagai akibat hipoperfusi, iskemia reperfusi dan
mikrotrombus.
Berbagai faktor lain yang diperkirakan turut berperan adalah terdapatnya faktor
humoral dalam sirkulasi (myocardial depressant substance), malnutrisi kalori-protein,
translokasi toksin bakteri, gangguan pada eritrosit dan efek samping dari terapi yang
diberikan.
Endotoksin (lipopolisakarida) mikroba proses inflamasi mediator inflamasi
yaitu: sitokin, neutrofil, komplemen, NO dan berbagai mediator lain.
Proses inflamasi proses homeostatis keseimbangan antara proses inflamasi dan
antiinflamasi
Proses inflamasi melebihi kemampuan homeostatisproses inflamasi yang
maladaptif dan bersifat destruktif gangguan pada tingkat selular pada berbagai
organ.
Gangguan pada tingkat sel disfungsi endotel, vasodilatasi akibat pengaruh NO
maldistribusi volume darah hipoperfusi jaringan dan syok.
Faktor lain disfungsi miokard akibat pengaruh berbagai mediator sehingga terjadi
penurunan curah jantung
Berlanjutnya proses inflamasi disfungsi/gagal organ multipel (MODS/MOF)
Proses MOF kerusakan (injury) pada tingkat selular (termasuk disfungsi endotel),
gangguan perfusi ke organ/jaringan sebagai akibat hipoperfusi, iskemia reperfusi dan
mikrotrombus.
Berbagai faktor lain yang diperkirakan turut berperan adalah terdapatnya faktor
humoral dalam sirkulasi (myocardial depressant substance), malnutrisi kalori-protein,
translokasi toksin bakteri, gangguan pada eritrosit dan efek samping dari terapi yang
diberikan.
Patofisiologi
Penatalaksanaan
Resusitasi dilakukan secara intensif dalam 6 jam pertama,
dimulai sejak pasien tiba di unit gawat darurat.
Tindakan mencakup airway; a), breathing; b). circulation; c).
oksigenisasi, terapi cairan (kristaloid dan/atau koloid),
vasopresor/ inotropik dan transfusi bila diperlukan.
Pemantauan dengan kateter vena sentral sebaiknya
dilakukan untuk mencapai tekanan vena sentral (CVP) 8-
12 mmHg, tekanan arteri rata-rata (MAP)>65 mmHg dan
produksi urin >0,5 ml/kg/jam.
Resusitasi dilakukan secara intensif dalam 6 jam pertama,
dimulai sejak pasien tiba di unit gawat darurat.
Tindakan mencakup airway; a), breathing; b). circulation; c).
oksigenisasi, terapi cairan (kristaloid dan/atau koloid),
vasopresor/ inotropik dan transfusi bila diperlukan.
Pemantauan dengan kateter vena sentral sebaiknya
dilakukan untuk mencapai tekanan vena sentral (CVP) 8-
12 mmHg, tekanan arteri rata-rata (MAP)>65 mmHg dan
produksi urin >0,5 ml/kg/jam.
SYOK ANAFILAKTIK
Definisi
Gejala disebut sebagai reaksi anafilaktik
Syok anafilaktik merupakan salah satu manifestasi klinik
dari anafilaksis yang timbul melalui reaksi alergen dan
antibodi, ditandai dengan adanya hipotensi yang nyata dan
kolaps sirkulasi darah.
Ciri khas anafilaksis :
gejala yang timbul beberapa detik sampai beberapa menit
setelah pasien terpajan oleh alergen atau faktor pencetus
nonalergen seperti zat kimia, obat atau kegiatan jasmani.
anafilaksis merupakan reaksi sistemik, sehingga melibatkan
banyak organ yang gejalanya timbul serentak atau hampir
serentak.
Gejala disebut sebagai reaksi anafilaktik
Syok anafilaktik merupakan salah satu manifestasi klinik
dari anafilaksis yang timbul melalui reaksi alergen dan
antibodi, ditandai dengan adanya hipotensi yang nyata dan
kolaps sirkulasi darah.
Ciri khas anafilaksis :
gejala yang timbul beberapa detik sampai beberapa menit
setelah pasien terpajan oleh alergen atau faktor pencetus
nonalergen seperti zat kimia, obat atau kegiatan jasmani.
anafilaksis merupakan reaksi sistemik, sehingga melibatkan
banyak organ yang gejalanya timbul serentak atau hampir
serentak.
Mekanisme dan Obat Pencetus Anafilaksis
Anafilaksis (melalui IgE)
Antibiotik (penisilin, sefalosporin)
Ekstrak alergen (bisa tawon, polen)
Obat (glukokortikoid, thiopental, suksinilkolin)
Enzim (kemopapain, tripsin)
Serum heterolog (antitoksin tetanus, globulin antilimfosit)
Protein manusia (insulin, vasopresin, serum)
Anafilaktoid (tidak melalui lgE)
Zat penglepas histamin secara langsung :
Obat (opiat,vankomisin, kurare)
Cairan hipertonik (media radiokontras, manitol)
Obat lain (dekstran, fluoresens)
Aktivasi komplemen
Protein manusia (imunoglobulin, dan produk darah lainnya)
Bahan dialisis
Modulasi metabolisme asam arakidonat
Asam asetilisalisilat
Antiinfiamasi nonsteroid
Anafilaksis (melalui IgE)
Antibiotik (penisilin, sefalosporin)
Ekstrak alergen (bisa tawon, polen)
Obat (glukokortikoid, thiopental, suksinilkolin)
Enzim (kemopapain, tripsin)
Serum heterolog (antitoksin tetanus, globulin antilimfosit)
Protein manusia (insulin, vasopresin, serum)
Anafilaktoid (tidak melalui lgE)
Zat penglepas histamin secara langsung :
Obat (opiat,vankomisin, kurare)
Cairan hipertonik (media radiokontras, manitol)
Obat lain (dekstran, fluoresens)
Aktivasi komplemen
Protein manusia (imunoglobulin, dan produk darah lainnya)
Bahan dialisis
Modulasi metabolisme asam arakidonat
Asam asetilisalisilat
Antiinfiamasi nonsteroid
Manifestasi Klinis
Airway :
Pembengkakan jalan napas
(edema laring, edema faring)
Suara serak
Stridor
Masalah Breathing :
Sesak ( RR meningkat)
Wheezing
Pasien merasa kelelahan
Konfusi akibat hipoksia
Sianosis
Henti napas
Masalah Circulations
Tanda syok pucat dan
clammy
Denyut nadi meningkat
TD menurun (hipotensi)
Penurunan kesadaran
Iskemik miokard dan
perubahan EKG
Henti jantung
Airway :
Pembengkakan jalan napas
(edema laring, edema faring)
Suara serak
Stridor
Masalah Breathing :
Sesak ( RR meningkat)
Wheezing
Pasien merasa kelelahan
Konfusi akibat hipoksia
Sianosis
Henti napas
Masalah Circulations
Tanda syok pucat dan
clammy
Denyut nadi meningkat
TD menurun (hipotensi)
Penurunan kesadaran
Iskemik miokard dan
perubahan EKG
Henti jantung
Emergency Treatment for Anaphylactic Reaction
Manifestasi Klinis
Gejala GI :
Nyeri abdomen, inkontinensia, dan muntah
Perubahan kulit dan mukosa
Kelainan berupa : urtikaria. Urtikaria berwarna pucat, pink atau
merah. Bentuk bermacam2 dikelilingi eritema. Biasanya gatal
Angioedema, sama dgn urtikaria, melibatkan pembengkakan
jaringan yg lebih dalam, terutama di mata, bibir, mulut, dan
tenggorokan.
Gejala GI :
Nyeri abdomen, inkontinensia, dan muntah
Perubahan kulit dan mukosa
Kelainan berupa : urtikaria. Urtikaria berwarna pucat, pink atau
merah. Bentuk bermacam2 dikelilingi eritema. Biasanya gatal
Angioedema, sama dgn urtikaria, melibatkan pembengkakan
jaringan yg lebih dalam, terutama di mata, bibir, mulut, dan
tenggorokan.
Emergency Treatment for Anaphylactic Reaction
Diagnosis
Ditegakkan apabila mencakup minimal 3 kriteria berikut:
Onset mendadak, gejala meningkat secara progresif
Mengancam nyawa karena menimbulkan masalah pada airway,
breathing dan circulation
Terdapat perubahan pada kulit/mukosa (urtikaria, angioedema,
flushing)
Pendukung diagnosis :
Riwayat pajanan terhadap alergen
Ditegakkan apabila mencakup minimal 3 kriteria berikut:
Onset mendadak, gejala meningkat secara progresif
Mengancam nyawa karena menimbulkan masalah pada airway,
breathing dan circulation
Terdapat perubahan pada kulit/mukosa (urtikaria, angioedema,
flushing)
Pendukung diagnosis :
Riwayat pajanan terhadap alergen
Emergency Treatment for Anaphylactic Reaction
Tatalaksana
Epinefrin 1: 1000 0,01 ml/kgBB sampai mencapai maksimal I
0,3 ml subkutan (SK) dan dapat diberikan setiap 15-20 menit
sampai 3- 4 kali seandainya gejala penyakit bertambah buruk
atau dari awalnya kondisi penyakitnya sudah berat, dosis
epinefrin dapat : dinaikkan sampai 0,5 ml sepanjang pasien tidak
mengidap kelainan, jantung.
Bila pencetusnya adalah alergen seperti pada suntikan
imunoterapi, penisilin, atau sengatan serangga, segera diberikan
suntikan infiltrasi epinefrin 1:1000 0,1 -0,3 ml di bekas tempat
suntikan untuk mengurangi absorpsi alergen tadi.
Bila mungkin dipasang torniket proksimal dari tempat suntikan
dan kendurkan setiap 10 menit.Torniket tersebut dapat dilepas
bila keadaan sudah terkendali.
Epinefrin 1: 1000 0,01 ml/kgBB sampai mencapai maksimal I
0,3 ml subkutan (SK) dan dapat diberikan setiap 15-20 menit
sampai 3- 4 kali seandainya gejala penyakit bertambah buruk
atau dari awalnya kondisi penyakitnya sudah berat, dosis
epinefrin dapat : dinaikkan sampai 0,5 ml sepanjang pasien tidak
mengidap kelainan, jantung.
Bila pencetusnya adalah alergen seperti pada suntikan
imunoterapi, penisilin, atau sengatan serangga, segera diberikan
suntikan infiltrasi epinefrin 1:1000 0,1 -0,3 ml di bekas tempat
suntikan untuk mengurangi absorpsi alergen tadi.
Bila mungkin dipasang torniket proksimal dari tempat suntikan
dan kendurkan setiap 10 menit.Torniket tersebut dapat dilepas
bila keadaan sudah terkendali.
Tatalaksana
Dua hal penting yang harus segera diperhatikan
Sistem pernapasan yang lancar, sehingga oksigenasi berjalan
baik;
Sistem kardiovaskular yang juga harus berfungsi baik sehingga
perfusi jaringan memadai.
Dua hal penting yang harus segera diperhatikan
Sistem pernapasan yang lancar, sehingga oksigenasi berjalan
baik;
Sistem kardiovaskular yang juga harus berfungsi baik sehingga
perfusi jaringan memadai.
Tatalaksana sistem pernapasan
Memelihara saluran napas yang memadai
Pada edema larings tindakan trakeostomi.
Pemberian oksigen 4-6 1/menit
Bronkodilator bila obstruksi saluran napas bagian
bawah seperti pada gejala asma atau status asmatikus.
Dapat diberikan larutan salbutamol atau agonis beta-2
lainnya 0,25 cc - 0,5 cc dalam 2-4 ml NaCl 0,9% diberikan
melalui nebulisasi atau aminofilin 5-6 mg / kgBB yang
diencerkan dalam 20 cc dekstrosa 5% atau NaCl 0,9% dan
diberikan perlahan-lahan sekitar 15 menit.
Memelihara saluran napas yang memadai
Pada edema larings tindakan trakeostomi.
Pemberian oksigen 4-6 1/menit
Bronkodilator bila obstruksi saluran napas bagian
bawah seperti pada gejala asma atau status asmatikus.
Dapat diberikan larutan salbutamol atau agonis beta-2
lainnya 0,25 cc - 0,5 cc dalam 2-4 ml NaCl 0,9% diberikan
melalui nebulisasi atau aminofilin 5-6 mg / kgBB yang
diencerkan dalam 20 cc dekstrosa 5% atau NaCl 0,9% dan
diberikan perlahan-lahan sekitar 15 menit.
Tatalaksana sistem kardiovaskular
Gejala hipotensi atau syok yang tidak berhasil dengan
pemberian epinefrin menandakan bahwa telah terjadi
kekurangan cairan intravaskular.
Berikan cairan intravena secara cepat baik dengan cairan
kristaloid (NaCl 0,9%) atau koloid (plasma, dextran):
Dianjurkan untuk memberikan cairan koloid 0,5-1 L dan
sisanya dalam bentuk cairan kristaloid.
Oksigen mutlak harus diberikan di samping pemantauan
sistem kardiovaskular dan pemberian natrium bikarbonat
bila terjadi asidosis metabolik.
Gejala hipotensi atau syok yang tidak berhasil dengan
pemberian epinefrin menandakan bahwa telah terjadi
kekurangan cairan intravaskular.
Berikan cairan intravena secara cepat baik dengan cairan
kristaloid (NaCl 0,9%) atau koloid (plasma, dextran):
Dianjurkan untuk memberikan cairan koloid 0,5-1 L dan
sisanya dalam bentuk cairan kristaloid.
Oksigen mutlak harus diberikan di samping pemantauan
sistem kardiovaskular dan pemberian natrium bikarbonat
bila terjadi asidosis metabolik.
Tatalaksana
Bila TD belum teratasi dengan pemberian cairanvasopresor
melalui cairan infus intra vena.
Larutkan 1 ml epineprin 1 : 1000 dalam 250 ml dektrosa
(konsentrasi 4 mg/ml) diberikan dengan infus 1 - 4 mg/menit
atau 15-60 mikrodrip/menit (dengan infus mikrodrip bila
diperlukan dosis dapat dinaikkan sampai maksimum 10 mg/ml
Bila sarana pembuluh darah tidak tersedia pemberian
epinefrin secara endotrakeal dengan dosis 10 ml epinefrin 1 :
10.000 diberikan melalui jarum panjang atau kateter melalui
pipa endotrakeal (dosis anak 5 ml epinefrin 1:10.000).
Tindakan di atas kemudian diikuti pemapasan hiperventilasi
untuk menjamin absorpsi obat yang cepat
Bila TD belum teratasi dengan pemberian cairanvasopresor
melalui cairan infus intra vena.
Larutkan 1 ml epineprin 1 : 1000 dalam 250 ml dektrosa
(konsentrasi 4 mg/ml) diberikan dengan infus 1 - 4 mg/menit
atau 15-60 mikrodrip/menit (dengan infus mikrodrip bila
diperlukan dosis dapat dinaikkan sampai maksimum 10 mg/ml
Bila sarana pembuluh darah tidak tersedia pemberian
epinefrin secara endotrakeal dengan dosis 10 ml epinefrin 1 :
10.000 diberikan melalui jarum panjang atau kateter melalui
pipa endotrakeal (dosis anak 5 ml epinefrin 1:10.000).
Tindakan di atas kemudian diikuti pemapasan hiperventilasi
untuk menjamin absorpsi obat yang cepat
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik
SYOK NEUROGENIK
Definisi
Syok neurogenik merupakan kegagalan pusat vasomotor
sehingga terjadi hipotensi dan penimbunan darah pada
pembuluh tampung (capacitance vessels).
Syok neurogenik terjadi karena hilangnya tonus pembuluh
darah secara mendadak di seluruh tubuh.
Dikenal sebagai syok spinal
Syok neurogenik merupakan kegagalan pusat vasomotor
sehingga terjadi hipotensi dan penimbunan darah pada
pembuluh tampung (capacitance vessels).
Syok neurogenik terjadi karena hilangnya tonus pembuluh
darah secara mendadak di seluruh tubuh.
Dikenal sebagai syok spinal
Etiologi
Trauma medula spinalis dengan quadriplegia atau paraplegia
(syok spinal).
Rangsangan hebat yang kurang menyenangkan seperti rasa
nyeri hebat pada fraktur tulang.
Rangsangan pada medula spinalis seperti penggunaan obat
anestesi spinal/lumbal.
Trauma kepala (terdapat gangguan pada pusat otonom).
Suhu lingkungan yang panas, terkejut, takut.
Trauma medula spinalis dengan quadriplegia atau paraplegia
(syok spinal).
Rangsangan hebat yang kurang menyenangkan seperti rasa
nyeri hebat pada fraktur tulang.
Rangsangan pada medula spinalis seperti penggunaan obat
anestesi spinal/lumbal.
Trauma kepala (terdapat gangguan pada pusat otonom).
Suhu lingkungan yang panas, terkejut, takut.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Tanda tekanan darah turun, nadi tidak bertambah cepat,
bahkan dapat lebih lambat (bradikardi) kadang disertai
dengan adanya defisit neurologis berupa quadriplegia atau
paraplegia .
Pada keadaan lanjut, sesudah pasien menjadi tidak sadar,
nadi bertambah cepat.
Karena terjadinya pengumpulan darah di dalam arteriol,
kapiler dan vena, maka kulit terasa agak hangat dan cepat
berwarna kemerahan.
Tanda tekanan darah turun, nadi tidak bertambah cepat,
bahkan dapat lebih lambat (bradikardi) kadang disertai
dengan adanya defisit neurologis berupa quadriplegia atau
paraplegia .
Pada keadaan lanjut, sesudah pasien menjadi tidak sadar,
nadi bertambah cepat.
Karena terjadinya pengumpulan darah di dalam arteriol,
kapiler dan vena, maka kulit terasa agak hangat dan cepat
berwarna kemerahan.
Penatalaksanaan
Mengatasi kondisi hipovolemia relatif dan meningkatkan tonus
vasomotor.
Terapi cairan mungkin dibutuhkan untuk mengembalikan
kondisi hemodinamik.
Setelah menyingkirkan kemungkinan terjadi perdarahan,
norepinefrin atau agonis -adrenergik murni (phenylephrine)
mungkin dibutuhkan untuk meningkatkan resistensi pembuluh
darah dan memelihara tekanan darah arteri rata-rata (MAP).
Konsep dasar untuk syok distributif adalah dengan pemberian
vasoaktif seperti fenilefrin dan efedrin, untuk mengurangi
daerah vaskuler dengan penyempitan sfingter prekapiler dan
vena kapasitan untuk mendorong keluar darah yang berkumpul
ditempat tersebut.
Mengatasi kondisi hipovolemia relatif dan meningkatkan tonus
vasomotor.
Terapi cairan mungkin dibutuhkan untuk mengembalikan
kondisi hemodinamik.
Setelah menyingkirkan kemungkinan terjadi perdarahan,
norepinefrin atau agonis -adrenergik murni (phenylephrine)
mungkin dibutuhkan untuk meningkatkan resistensi pembuluh
darah dan memelihara tekanan darah arteri rata-rata (MAP).
Konsep dasar untuk syok distributif adalah dengan pemberian
vasoaktif seperti fenilefrin dan efedrin, untuk mengurangi
daerah vaskuler dengan penyempitan sfingter prekapiler dan
vena kapasitan untuk mendorong keluar darah yang berkumpul
ditempat tersebut.
Baringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari
kaki (posisi Trendelenburg).
Pertahankan jalan nafas dengan memberikan oksigen
Untuk keseimbangan hemodinamik, sebaiknya ditunjang
dengan resusitasi cairan. Cairan kristaloid seperti NaCl
0,9% atau Ringer Laktat sebaiknya diberikan per infus
secara cepat 250-500 cc bolus dengan pengawasan yang
cermat terhadap tekanan darah, akral, turgor kulit, dan
urin output untuk menilai respon terhadap terapi.
Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak segera pulih,
berikan obat-obat vasoaktif
Baringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari
kaki (posisi Trendelenburg).
Pertahankan jalan nafas dengan memberikan oksigen
Untuk keseimbangan hemodinamik, sebaiknya ditunjang
dengan resusitasi cairan. Cairan kristaloid seperti NaCl
0,9% atau Ringer Laktat sebaiknya diberikan per infus
secara cepat 250-500 cc bolus dengan pengawasan yang
cermat terhadap tekanan darah, akral, turgor kulit, dan
urin output untuk menilai respon terhadap terapi.
Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak segera pulih,
berikan obat-obat vasoaktif
Pemberian obat-obatan
Dopamin: Merupakan obat pilihan pertama. Pada dosis > 10
mcg/kg/menit, berefek serupa dengan norepinefrin. Jarang terjadi
takikardi. Dosis dopamine yang diberikan 2,5-20 mcg/kg/menit
Norepinefrin: Efektif jika dopamin tidak adekuat dalam menaikkan
tekanan darah. Monitor terjadinya hipovolemi atau cardiac output
yang rendah jika norepinefrin gagal dalam menaikkan tekanan darah
secara adekuat. Pada pemberian subkutan, diserap tidak sempurna
jadi sebaiknya diberikan per infus. Obat ini merupakan obat yang
terbaik karena pengaruh vasokonstriksi perifernya lebih besar dari
pengaruh terhadap jantung (palpitasi). Pemberian obat ini dihentikan
bila tekanan darah sudah normal kembali. Dosis pemberian
Norepinefrin 0,05-2 mcg/kg/menit.
Pemberian obat-obatan
Dopamin: Merupakan obat pilihan pertama. Pada dosis > 10
mcg/kg/menit, berefek serupa dengan norepinefrin. Jarang terjadi
takikardi. Dosis dopamine yang diberikan 2,5-20 mcg/kg/menit
Norepinefrin: Efektif jika dopamin tidak adekuat dalam menaikkan
tekanan darah. Monitor terjadinya hipovolemi atau cardiac output
yang rendah jika norepinefrin gagal dalam menaikkan tekanan darah
secara adekuat. Pada pemberian subkutan, diserap tidak sempurna
jadi sebaiknya diberikan per infus. Obat ini merupakan obat yang
terbaik karena pengaruh vasokonstriksi perifernya lebih besar dari
pengaruh terhadap jantung (palpitasi). Pemberian obat ini dihentikan
bila tekanan darah sudah normal kembali. Dosis pemberian
Norepinefrin 0,05-2 mcg/kg/menit.
Epinefrin : Pada pemberian subkutan atau im, diserap dengan
sempurna dan dimetabolisme cepat dalam badan. Efek
vasokonstriksi perifer sama kuat dengan pengaruhnya terhadap
jantung Sebelum pemberian obat ini harus diperhatikan dulu
bahwa pasien tidak mengalami syok hipovolemik. Perlu diingat
obat yang dapat menyebabkan vasodilatasi perifer tidak boleh
diberikan pada pasien syok neurogenik. Dosis pemberian
Epinefrin 0,05-2 mcg/kg/menit.
Dobutamin : Berguna jika tekanan darah rendah yang
diakibatkan oleh menurunnya cardiac output. Dobutamin dapat
menurunkan tekanan darah melalui vasodilatasi perifer. Dosis
pemberian dobutamin 2,5-10 mcg/kg/menit.
Epinefrin : Pada pemberian subkutan atau im, diserap dengan
sempurna dan dimetabolisme cepat dalam badan. Efek
vasokonstriksi perifer sama kuat dengan pengaruhnya terhadap
jantung Sebelum pemberian obat ini harus diperhatikan dulu
bahwa pasien tidak mengalami syok hipovolemik. Perlu diingat
obat yang dapat menyebabkan vasodilatasi perifer tidak boleh
diberikan pada pasien syok neurogenik. Dosis pemberian
Epinefrin 0,05-2 mcg/kg/menit.
Dobutamin : Berguna jika tekanan darah rendah yang
diakibatkan oleh menurunnya cardiac output. Dobutamin dapat
menurunkan tekanan darah melalui vasodilatasi perifer. Dosis
pemberian dobutamin 2,5-10 mcg/kg/menit.

Anda mungkin juga menyukai