Anda di halaman 1dari 27

Holiday!

Analogers,

Setelah melalui perjalanan yang panjang, akhirnya edisi pertama majalah Analogy kami rilis juga. Semua orang
tentu mengenal fotografi analog, fotografi yang terkesan tua dan ketinggalan jaman. Kami, anak-anak
yang masih muda ini senantiasa menggunakan setiap frame seluloid dengan perlahan dan mendalami apa
yang disebut dengan fotografi itu.
Majalah ini adalah bentuk karya kami, bentuk kecintaan kami terhadap kamera-kamera tua yang kami rawat
baik-baik, yang kami pakai tiap hari.
Tema liburan yang kami angkat ini sangatlah sederhana, setelah tahun ajaran selesai, inilah yang kami
dambakan setiap harinya, liburan. Liburan bukan hanya bermalas-malasan di rumah, tetapi juga
kesempatan untuk berpetualang, mencoba hal-hal baru!

Salam Jepret!

Hak cipta foto dalam majalah ini milik fotografer yang bersangkutan. Dilarang menggunakan foto dalam
majalah ini dalam bentuk / keperluan apapun tanpa izin pemiliknya.
1
Redaksi Analogy
@AlvChrist
@alwanbrilian
@adityahrywn
@itybocahrokok
@ranalyh
@nonakethjil
@analogymagz
Daftar Isi
#1 Editorial
#2 Our Dedication to Analog
Photography
#3 Holiday!
#9 Theme Gallery
#12 Review : LC-A+ Silver Lake
#14 DIY : Camera Strap Case
#16 Profile : Nurrizky Imani
#19 Free Gallery
#22 Neo Pinhole
#24 Thanks & Ads

Berawal dari iseng-iseng, main-
main, dan ngobrol ngalor ngidul, kami
kemudian menyusun majalah ini sebagai
bentuk kecintaan kami terhadap kamera
analog. Semua diawali dengan pertemuan
kecil teman-teman SMP-SMA yang
menggunakan kamera analog, lalu setelah
beberapa kali mengadakan pameran dan
bertambahnya anggota, kami
memutuskan untuk menuangkan karya-
karya kami dalam bentuk majalah.

Menurut kami, menggunakan
kamera analog merupakan sebuah
sensasi sendiri yang tak tertandingi oleh
kamera digital. Kami juga banyak belajar
dari apa yang dinamakan proses,
bersusah-susah dan telaten dalam segala
langkah, sampai akhirnya terpuaskan
oleh hasil yang didapat.

Dengan adanya majalah ini, kami
harap kami bisa merangkul lebih banyak
generasi muda yang mau berepot-repot
ria dengan kamera jadul dan bisa
menyalurkan karya-karya mereka dalam
majalah ini.
2
Selfie Asik Bareng Diana F+
Pada beberapa bulan yang lalu, Saya sempatkan diri saya mengunjungi
pulau yang indah di salah satu pulau di Indonesia, yaitu Pulau Dewata. Disana
terdapat banyak sekali tempat-tempat wisata, meliputi pantai, candi-candi,
hutan, dan bahkan tempat-tempat yang harus diselami untuk mendapatkan
keistimewaanya.
Pada kesempatan ini pula, Saya mencoba membuat project sederhana
Saya yang bertajuk Selfie di beberapa tempat wisata di Pulau Dewata.
Project ini Saya lakukan untuk bersenang-senang, juga sebagai publikasi
tempat wisata di Pulau Dewata, sekaligus ingin mengetahui lebih lanjut
seberapa besar ketertarikan teman-teman Saya untuk melakukan selfie di
tempat-tempat wisata.
Pertanyaan Saya pun terjawab. Saat Saya sampai di Bedugul, itu
adalah moment selfie Saya yang pertama di sana. Ketika teman-teman Saya
yang lain asik berfoto-foto, saya mengeluarkan Diana F+ saya beserta
Fisheye Lensnya. Lalu Saya mengajak teman-teman saya untuk selfie, mereka
pun menjawab dengan tegas dan lantang ayo selfie!.
3
Oleh : Alwan B. D. (@alwanbrilian)
Kamera :Diana F+ Fisheye
Film : Kodak Ektacolor 160
Dengan jawaban seperti itu, saya sudah
mendapatkan jawaban yang cukup bahwa memang
teman-teman Saya menyukai foto bergaya
terutama selfie. Project ini juga sempat saya ulas
di blog Saya, jadi silahkan untuk beberapa project
lain, bisa dicek di blog atau menunggu edisi Analogy
Magz selanjutnya.

4
5
Victoria, Melbourne
STADIUM
Docklands Stadium (740 Bourke St, Victoria, Melbourne) adalah
salah satu tempat multi- purpose yang di desain untuk acara olahraga dan
hiburan, kapasitasnya 55.000 orang. Sebelumnya dikenal sebagai Telstra
Dome. Stadium ini digunakan untuk melaksanakan pertandingan Australian
Football, namun juga difungsikan untuk pertandingan sepak bola, rugby,
cricket, serta konser musik. Atapnya dapat dibuka/ditutup sesuai keadaan;
butuh delapan menit agar atap dapat terbuka/tertutup seluruhnya. Selain
itu, stadium ini juga memiliki tribun yang dapat digeser (movable seating).
Ayo buktikan !
6
Oleh : Amandha M. (@nonakethjil)
Kamera : Nikon FE 10
Film : Ilford HP5 + 400
Penjaga Gate Stadium
RESTAURANT
Chutney Bar, Tandoori Brasserie (16A William St, Victoria,
Melbourne) merupakan restoran favorit saya.
Salah satu hidangan kesukaan saya adalah Saag Paneer, rasanya
pas dan tidak terlalu asin. Gulab Jamun menjadi pilihan tepat untuk
makanan penutup!
7
Hang out sekitar Stadium Chutney Bar
8
SHOP
Ceramic Shop (Victoria,Melbourne) cukup menarik perhatian saya
karena cara penataanya klasik dan berbeda.

Ceramic Shop
Narcist
Theme Gallery : Holiday!
9
Pantai
Berooo..
Faris A. A. F.
(@faafidgaf)
Kamera :
Fujica M1
Film : Fuji
Superia 200
Alwan B. D.
(@alwanbrilian)
Kamera :
Ricoh KR 5
Super
Film : Agfa CT
Precisa Cross
Processed
10
San Diego
Alva Christo
(@AlvChrist)
Kamera : LC-A
Film : Kodak Elitechrome
EB3 100 Cross-
Processed
Hiking
Sandi Kalifadani
(@kalifadani)
Kamera : LC-A +
Film : Kodak Colorplus
200
Festival
Sandi Kalifadani
(@kalifadani)
Kamera : LC-A +
Film : Kodak Colorplus
200
11
Asyiknya...
Faris A. A. F.
(@faafidgaf)
Kamera : Fujica M1
Film : Fuji Superia 200
Alwan Brilian D.
(@alwanbrilian)
Kamera : Ricoh KR 5
Super
Film : Agfa CT Precisa
Cross Processed
Summer Picnic
Sandi Kalifadani
(@kalifadani)
Kamera : LC-A +
Film : Kodak Colorplus
200
LC-A + Silver Lake
Pada edisi Silver Lake ini, kamera dibanderol dengan harga 399
USD atau sekitar Rp 4.600.000. Sekilas dan selayang mata memandang,
kamera ini bentuknya persis LOMO LC-A+ yang edisi lain. Secara fisik
memang tidak ada bedanya, tapi yang membuat kamera ini special adalah
dengan body yang sudah dilapisi Chrome yang membuat kamera ini punya
daya tarik tersendiri. Juga kamera ini hanya diproduksi 1000 buah, yang
dimana menjadi collector item dan special edition. Itulah mengapa LOMO
LC-A+ ini disebut Silver Lake, dan selain itu kamera ini di back filmnya
dilapisi oleh kulit asli yang menambah kesan mewah dan special edition
pada kamera ini. Satu lagi nih guys yang bikin kamera ini special edition
banget, rumornya kamera ini cuma dibuat 1000 unit, beda dari kamera
LOMO LCA+ lain yang jumlah produksinya udah banyak banget guys, yang
dimana LC-A + Silver Lake ini menjadi collector item.

12
Oleh : Aditya Haryawan (@adityahrywn)
13
Selayaknya LOMO LCA+ yang lain, disini shutter speed kita secara
otomatis dikalibrasi oleh kamera kita (tergantung pada setelan ASA yang
digunakan). Oiya guys, tau kan apa itu Multiple Exposure? Bagi yang masih
newbie, Multiple Exposure atau MX adalah menumpuk 2 atau lebih suatu
subjek gambar dalam satu film(kalo belum ngerti bisa googling images
Multiple Exposure). Nah LOMO LCA+ Silver Lake ini hadir dengan fitur
switch MX seperti pada LOMO LCA+ yang lain, tentunya akan memudahkan
kita dalam berkreasi dengan Multiple Exposure.
Camera Strap Case
14
Oleh : Fitrana A. H. (@ranalyh)
Berbicara tentang liburan, kemana saja kaki kita sudah melangkah? Moment apa saja yang
sudah kita abadikan dalam kamera analog kita?
Jangan sampai, keterbatasan kamera analog yang kita miliki menghalangi kita untuk
mengabadikan moment-moment berharga dalam liburan kita ya.
Kali ini Analogy akan memberikan tips unik untuk kamu yang kameranya tidak memiliki
strap, dan tentunya hal ini membuatmu harus memegang kamera setiap saat. Namun jangan
khawatir, Analogy punya solusinya.

Alat dan bahan yang diperlukan:
- Tali strip meteran, sesuai dengan
kebutuhan
- Kain flannel
- Benang
- Jarum
- Gunting
- Spidol
- Kamera
(2) Buat pola 5 sisi kamera menggunakan
spidol diatas kain flannel.
(3) Potong masing-masing pola.
(1) Siapkan kamera yang kamu punya, kali ini Analogy menggunakan Aquapic toycam.
Yuhuu, sekarang kameramu sudah praktis dibawa kemanapun. Gantungkan
dileher atau pundakmu, nikmati liburanmu, dan abadikan moment
berhargamu!
15
(4) Lubangi pola pada bagian
view finder dan lensa
kamera, gunakan spidol
untuk membantu mengukur
lubang.
(5) Satukan bagian alas dengan
bagian depan dan belakang pola
case kamera.
(7) Satukan semua bagian dengan tusuk feston.
(6) Jahit kedua ujung tali strip pada
sisi kanan dan kiri pola case
kamera, pastikan jahitannya kuat
ya, Analogers.
(8) Siapkan satu pola lagi untuk tutupnya,
jahit di bagian bawah case, lalu hias sesuai
selera.
Nurrizky Imani
Q : Boleh dong kenalin diri ke Analogers
A : Namaku Nurrizky Imani bisa dipanggil
Ity / Rizky. Saya bersekolah di SMA
Kolese De Britto, baru masuk tahun ini.
Umur saya 15 tahun.
Q : Sudah berapa lama pakai kamera analog
dan mengapa?
A : Saya sudah memakai kamera analog
sekitar 2 tahunan. Alasan saya pakai
analog itu berawal dari saya tidak ada
uang untuk beli kamera DSLR. Dengan
modal nekat saya membeli kamera
analog merek Sears KS-2 lengkap
dengan flash dan kelengkapan lainya
dengan harga yang bagi saya lumayan
mahal.
16
Oleh : Alva Christo Y.W. (@AlvChrist)
Hi guys! Kali ini kami
berkesempatan mewawancarai seorang
fotografer analog muda yang selalu
semangat membawa kamera analognya
kemana-mana. Simak langsung yuk!

Q :Ada kesan tersendiri ketika menggunakan kamera analog?
A : Awalnya saya tidak paham sama sekali apa itu kamera analog dan cara
pemakaiannya, tapi dari waktu kewaktu akhirnya saya bisa dan tahu cara penggunaanya.
Keuntungan bagi saya dalam menggunakan kamera analog adalah bisa belajar fotografi
lebih dalam dan malah banyak mengerti fotografi itu sendiri dari kamera analog.
Kelemahanya ya jelas saya harus merogoh uang yang lebih banyak tapi dengan passion
serta niat dan jika sudah melihat hasil itu ya merasa sepadan dengan uang yang di
keluarkan. Selamat beranalogy! Salam Jepreettt Skkkoyy!!!!
Berikut daftar bawaan saya saat hunting :
- Kamera Sears ks-2
- Fuji film dl-8 date
- Lensa Helios 44-2
- DIY Half front cap
- Shutter Release
- Film BW Erapan 100
- Film Kodak Colorplus 200
- Film BW Lucky SHD 100
- Film BW Ilford 100

17
18
Kamera : Sears KS-2 + SMC Pentax 50mm f/1,4
Film : Fuji Superia 200
Free Gallery
19
Melaju
Rizki N. W.
(@rizkinur)
Kamera : Ricoh
500GX
Film : Fuji
Superia 200
Alwan B. D.
(@alwanbrilian)
Kamera :
Diana F+
Film : Fuji
Superia 200
20
Use me wisely
Lila Kirana (@lilakrn)
Kamera : Yashica MG-1
Film : Fuji Superia 200
Daffa Dzaky
(@daffadzaky_)
Kamera : Nikon FM2
Film : Fuji Superia 200
Daffa Dzaky
(@daffadzaky_)
Kamera : Nikon FM2
Film : Fuji Superia 200
21
Shoes
Alva Christo
(@AlvChrist)
Kamera : LC-A
Film : Kodak
Elitechrome
EB3 100
Cross-
Processed
Dont swing
your baby
Lila Kirana
(@lilakrn)
Kamera :
Yashica MG-1
Film : Fuji
Superia 200
Neo Pinhole Camera
Q : Gimana sih perjalanan ide pinhole sehingga bisa diproduksi seperti sekarang ini?
A : Ide untuk memproduksi kamera lubang jarum ini sebenarnya sudah ada di benak saya 2
tahun yang lalu, tapi masalah tempat produksi dan orang-orang yang saya percaya untuk
bekerja sama pun belum saya dapatkan. Tapi itu dulu Semua ini berawal ketika saya
mengobrol dengan seorang teman jauh, Armae namanya. Saya bercerita tentang semua
ide dan gagasan untuk project ini dan sekaligus bertanya orang yang ahli di bidang
kerajinan kayu. Dan, Alhamdulillah dia punya jawabannya. Saya dikenalkan dengan
seseorang yang bernama Rifai Achmad, orang Jogjakarta. Maka dari itu pada awal
februari lalu saya pergi kesana untuk membicarakan project ini kepada si Mas Rifai ini
dengan ditemani teman saya Armae. Semuanya berawal di Jogja. Dari mulai membicarakan
konsep sampai pembuatannya pun disana. Berhubung saya bukan orang yang ahli dalam
bidang kerajinan, Tentu saja saya hanya sebagai penggagas dan pemberi konsep, soal
eksekusi pembuatan dikerjakan oleh ahlinya.

22
Oleh : Alva Christo Y.W. (@AlvChrist)
Satu lagi kesempatan langka yang kami bisa nikmati, yaitu menjajal kamera pinhole kayu limited
edition, Neo Pinhole karya KalengHarapan.
Berikut hasil wawancara dan test roll kami dengan Arie Haryana (@arieharyana) sang pembuat
Neo Pinhole!
Focal length :
34mm ;
Diafragma :
0.3mm ;
Film: 35mm
Material: Kayu
Q: Bagaimana proses pembuatan dan pemasaran kamera ini?
A : Proses pembuatan 50 kamera itu tidaklah singkat, karena selain membutuhkan ketelitian
dan detil yang cukup ribet. Dan lagi perlu 2-3x Revisi karena saya merasa masih banyak
yang tidak sesuai dengan apa yang saya inginkan. 50 kamera yang belum sempurna alias
hanya berbentuk kotak kayu itu jadi sekitar 3 bulan dan saya sendiri butuh waktu satu
minggu untuk menyempurnakannya menjadi sebuah kamera lubang jarum yang sekarang
kita sebut dengan NEO Pinhole Camera. Dan pada tanggal 16 Juni lalu, saya mulai
memasarkannya dengan target media sosial seperti Twitter, Facebook dan Path.
Alhamdulillah setelah dibantu teman-teman dalam waktu 24 jam kamera ini habis dipesan
dengan menyisakan beberapa waiting list yang harus rela jika mereka tidak kebagian.
Jadi, di project ini saya tidak sendiri. Ada nama seperti Armae dan Rifai yang membantu
memuluskan project ini.
Q : Terima kasih sharingnya mas! Semoga sukses untuk Pinhole V2 nya!
Support terus kreasi anak muda bangsa! Salam analog! Jangan lupa follow twitternya
@pinholeshop

23
Salah satu kru Analogy,
Alva Christo Y. W.
berkesempatan untuk
menjajalnya dalam
acara Djalan-Djalan
Ketjil di Kotagede 24
Juni lalu. Menggunakan
film Ilford Delta Pro 100
Expired 2005. Didevelop
dengan Pro BW 1 : 10
selama 9 menit di suhu
20 C dan fixer Acifix
selama 7 menit.
o
Thank You Very Much!
Analog Ads
24
Kamera Analog Jogja
@AnalogJogja
Alliance Photographs
https://www.facebook.com/AlliancePhotography
Typhotography
http://suratuntukpantai.blogspot.com/
Ruang Gelap Free Magz
https://www.facebook.com/ruanggelap
KalengHarapan
@pinholeshop
Keep Support Us!

Anda mungkin juga menyukai