Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Kestabilan suatu obat merupakan faktor yang harus
dipertahankan dalam membuat formulasi suatu sediaan farmasi. Hal ini
penting mengingat suatu sediaan biasanya diproduksi dalam jumlah yang
besar dan memerlukan waktu yang lama untuk sampai ke tangan pasien
yang membutuhkannya. Obat yang disimpan dalam jangka waktu yang
lama dapat mengalami penguraian dan mengakibatkan hasil-hasil uaraian
dari zat tersebut berifat toksik sehingga dapat membahayakan jiwa
pasien. Oleh karena itu perlu diketahui factor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kestabilan suatu zat sehingga dapat dipilih suatu kondisi
dimana kestabilan obat tersebut optimum.
Pada umumnya penetuan ketabilan suatu zat padat dilakukan
dengan cara kinetia kimia. Cara ini tidak memerlukan waktu yang lama.
ehingga praktis digunakan dalam bidang farmasi. Hal-hal yang penting
iperhatikan dalam penentuan kestabilan suatu zat dengan cara kinetika
kimia adalah kecepatan reaksi! faktor-faktor yang mempengaruhi
kecepatan reaksi! serta tingkat reaksi dan cara penentuannya. Proses laju
merupakan hasil dasar yang perlu diperhatkan bagi setiap orang yang
berkaitan dengan bidang kefarmasian.
mulai dari pengusaha obat sampai ke pasien. Pengusaha obat harus
dengan jelas menunjukkan bahwa bentuk obat harus dengan sediaan
yang dihasilkan cukup tabil dalam penyimpanan yang cukup lama dimana
tidak berubah menjadi zat tidak berkhasiat atau racun! ahli farmasi harus
mengetahui ketidakstabilan potensial dari obat yang dibuatnya. "okter
dan penderita harus diyakinkan bahwa obat yang ditulis atau
digunakannya akan sampai pada tempat pengobatan dalam konsentrasi
yang cukup untuk mencapai efek pengobatan yang diinginkan. #eberapa
prinsip dan proses laju yang berkaitan imasukkan dalam rantai peristiwa
ini $
%. Kestabilan dan tak tercampurnya proses laju umumnya adalah sesuatu
yang menyebabkan ketidakaktfan melalui penguraian obat! atau melalui
hilangnya khasiat obat karena perubahan bentuk fisik dan kimia yang
kurang diinginkan dari obat tersebut.
&. "isolusi! disini yang perhatikan terutama kecepatan berubahnya obat
dalam bentuk sediaan padat menjadi bntuk larutan molekul.
'. Proses obsorbsi! distribusi! dan eliminasi beberapa proses ini berkaitan
dengn laju absorbsi obat ke dalam tubuh! laju distribusi obat dalam
tubuh dan laju pengeluaran obat setelah proses distribusi dengan
berbagai factor! seperti metabolisme! penyimpanan dalam organ tubuh
lemak! dan melalui jalur-jalur penglepasan.
I.2 Maksud Percobaan
(ntuk mengetahui dan memahami cara penentuan kestabilan
suatu obat )mpicilin dry sirup.
I.3 Tuuan Percobaan
*ujuan dari percobaan ini adalah untuk $
%. +enentukan tingkat reaksi penguraian suatu zat
&. +engetahui faktor , faktor yang mempengaruhi kestabilan
suatu zat.
'. +enentukan -a .-nergi aktifasi/ dari reaksi penguraian suatu zat.
0. +enentukan waktu paruh suatu zat.
I.! Pr"ns"# #ercobaan
Prinsip dari percobaan ini adalah penentuan stabilitas )mpicilin
dry sirup berdasarkan pengaruh temperatur yang dipanaskan pada
suhu 01
o
C! 21
o
C! dan 31
o
C! yang dipipet % ml dengan 4ariasi waktu 15!
%15! &15! dan '15 menit! lalu dititrasi dengan menggunakan 6a
&

&
O
'
1!1% 6 dengan indikator kanji sampai terjadi perubahan warna biru
menjadi bening yang kemudian dihitung kestabilannya berdasarkan
tujuan prinsip dari kinetika kimia.
BAB II
TIN$AUAN PU%TA&A
II.1 Teor" u'u'
Kestabilan suatu zat merupakan faktor yang harus diperhatikan
dalam membuat formulasi suatu sediaan farmasi. Hal ini penting
mengingat suatu sediaan biasanya diproduksi dalam jumlah yang besar
dan memerlukan waktu yang lama untuk sampai ke tangan pasien yang
membutuhkannya. Obat yang disimpan dalam jangka waktu yang cukup
lama dapat mengalami penguraian dan mengakibatkan hasil urai dari
zat tersebut bersifat toksik sehingga dapat membahayakan jiwa pasien.
Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kestabilan suatu zat sehingga dapat dipilih suatu kondisi
dimana kestabilan obat tersebut optimum. .)nonim $ &117/
tabilitas suatu obat adalah suatu pengertian yang mencakup
masalah kadar obat yang berkhasiat. #ila suau obat stabil artinya dalam
waktu relati4e lama! obat akan berada dalam keadaan semula! tidak
berubah atau bila berubah masuh dalam batas yang diperbolehkan oleh
peryaratan tertentu. #atas kadar obat masih bersisa 819 keatas masih
bias digunakan! tetapi bila kadarny kurang dari 819 tidak dapat
digunakan lagi atau disebut sebagai sub standar waktu diperlukan
sehingga obat tinggal 819 disebut umur obat. .)nonim $ &117/
)pabila bentuk sediaan dari suatu obat diubah! .misalnya dengan
dilarutkan dalam suatu cairan! diserbuk atau pun ditambahkan bahan-
bahan penolong lain/! atau juga dilakukan modifikasi terhadap kondisi
lingkungan dari obat itu sendiri yaitu misalnya dengan mengubah-ubah
kondisi penyimpanannya dan lain sebagainya! maka dengan demikian
stabilitas obat yang bersangkutan mungkijn juga akan terpengaruh.
.Howard $ %838/.
:aktor-faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan suatu zat
antara lain adalah panas! cahaya! kelembaban! oksigen! pH!
mikroorganisme dan lain-lain! digunakan dalam formula sediaan obat
tersebut. ebagai contoh $ senyawa-senyawa ester dan amida seperti
amil ntrat dan kloramfenikol adalah merupakan suatu zat-zat yang
mudah terhidrolisa dengan adanya lembab! sedangkan 4itamin C mudah
sekali mengalami oksidasi. .)nonim $ &117/
Penerapan prinsip fisika kimia tertentu pada pelaksanaan
pengkajian stabilitas telah terbukti sangat mengntungkan
pengambangan sediaan stabil. Hanya pendekatan itu yang
memungkinkan pemamfaatan data yang diperoleh dari penyimpanan
dalam kondisi yang melebihi keadaan normal secara tepat dan
memadai! untuk maksud meramalkan stablitas pada penyimpanan
normal selama jangka waktu yang lama. angat penting bagi produsen
dari produk baru pada penyimpanan normal dari data penyimpanan
dipercepat! dikarenakan keuntungan ekonomis besar yang diperoleh
dari pemasaran produk baru secepat mungkin setelah formulasinya
selesai. .Connors $ %880/
Pada masa lalu banyak perusahaan farmai mengadakan e4aluasi
mengenai kestabilan sediaan farmasi dengan pengamatan selama %
tahun atau lebih! sesuai dengan waktu normal yang diperlukan dalam
penyimpanan dan dalam penggunaan. +etode seperti itu memakan
waktu dan tidak ekonomis. Penelitian yang dipercepat pada temperature
tinggijuga banyak dilakukan oleh banyak perusahaan! tetapi kriterianya
sering merupakan criteria yang tidak didasarkan pada prinsip-prinsip
dasar kinetik. Contohnya beberapa perusahaan menggunakan aturan
bahwa penyimpanan cairan pada ';<C mempercepat penguraian &=
lajunya pada temperature normal! sementara perusahaan lain
menggunakan bahwa kondisi tersebut mempercepat penguraian dengan
&1= laju normal. .)lfred +artin $ %88'/.
*elah dilaporkan hasil pengamatan terhadap ketergantungan
hidrolisis ampisilin terhadap suhu dan terlihat pada pH 0!8' dalam
bentuk plot. )mpisilin juga telah menunjukkan dapat mengalami
hidrolisis terkatalisis asam umum dan basa umum. Pada suhu '7<C dan
pH %!& efek garam atas hidrolisis ampisilin yang diamati adalah >positif?
sedikit lurus. *idak ada >efek garam? yang dapat diamati pada ph 0!08.
pada pH %!& penambahan alkohol pada larutan akan menghasilkan
penurunan laju hidrolisis! kali ini berkaitan dengan pengurangan tetapan
dielektrikum pelarut. )mpisilin dalam larutan alcohol 719 memiliki waktu
paruh & kali disbanding dalam pelarut yang semata-mata air. .@ennaro!
)lfonso $ &111/
(ntuk menghindari terjadinya hidrolisis pada cincin. A-laktan!
keberadaan air harus dihindarkan terutama jangan sampai kontak
dengan bentuk pada padatan ampisilin. uhu juga memainkan peranan
penting dalam laju degradasi padatan dan larutan. Karena terbatasnya
waktu paruh sediaan ampisilin yang berada dalam bentuk larutan dan
suspensi! amka bentuk sediaan padat merupakan satu-satunya
formulasi stabil untuk waktu yang lebih lama. "engan menurunkan
tetapan dielektrikum larutan ampisilin dengan alcohol akan
menghasilkan stabilitas yang lebih baik dibanding bentuk larutan yang
semata-mata air pada pH rendah. Pemakaian larutan dapar paa laju pH
minimum dan penyimpanan pada konsentrasi yang relatif rendah
merupakan salah satu alternatif dalam memperpanjang stabilitas bentuk
cairan. .chunack! Balter $ %881/.
Pada umumnya penentuan kestabilan suatu zat dapat dilakukan
dengan cara kinetika kimia. Cara ini memerlukan waktu yang ama
sehingga praktis digunakan dalam bidang farmasi. Hal-hal yang penting
diperhatikan dalam penentuan kestabilan suatu zat kinetika kimia
adalah$
%. Kecepatan reaksi
Kecepatan atau laju suatu reaksi diberikan sebagai C dCDdt. )rtinya
terjadi penambahan .E/ atau pengurangan .-/ konsentrasi C dalam
selang waktu dt. +enurut hokum aksi massa! laju suatu reaksi kimia
sebanding hasil kali dari konsentrasi molar reaktan yang masing-
masing dipangkatkan dengan angka yang menunjukkan jumlah
molekul dari zat-zatyang ikut serta dalam reaksi. "alam reaksi $
a) E b# E F.. G Produk
laju reaksinya adalah $
Haju G - %Da d.)/Ddt
G -%Db d.#/Ddt G FF G k.)/
a
.#/
b
FF
k adalah konsentrasi laju. Haju berkurang masing-masing komponen
reaksi diberikan dalam bentuk jumlah mol ekui4alen masing-masing
komponen yang ikut serta dalam reaksi.
&. Orde reaksi
"ari hukum aksi massa! suatu garis lurus di dapat bila laju reaksi
diplot sebagai fungsi dari konsentrasi reaktan dipangkatkan dengan
bilangan tertentu. Orde reaksi keseluruhan adalah jumlah pangkat
konsentrasi-konsentrasi yang menghasilkan seluruh garis lurus. Orde
bagi tiap reaktan adalah pangkat dari tiap konsentrasi reaktan.
'. *emperatur
ejumlah faktor lain! selain konsentrasi dapat mempengaruhi
kecepatan reaksi. "iantaranya adalah temperature! pelarut! katalis
dan sinar. Kecepatan berbagai reaksi bertambah kira-kira dua atau
tiga kalinya tiap kenaikan %1<C. Pengaruh temperature terhadap laju
ini diberikan dengan persamaan yang pertama kali dikemukakan
oleh )rrhineus.
k G )e
--aDI*
atau
log k G log ) , -a . %
&!'1' I*
"imana laju spesifik! ) adalah konstanta yang disebut factor
frejuensi! -s asalah energi aktifasi I adalah konstanta gas! %!83;
kaloriDderajat mol! dan * adalah temperature absolute. Konstanta itu
dapat dicari dengan menentukan k pada berbagai temperature dan
memplot %D* terhadap log k.
0. Kekuatan ion
Pengaruh kekuatan ion terhadap kecepatan reaksi dapat dilihat dari
persamaan berikut $
Hog K G log k
o
E %!1& z)z# J
"imana $
K G Konstanta kecepatan penguraian pada kekuatan ion tertentu
k
o
G Konatanta kecepatan penguraian pada kekuatan ion G 1
z G +uatan ion
J G Kekuatan ion
7. Pengaruh pH
Ieaksi penguraian beberapa larutan obat dapat dipercepat dengan
penambahan asam .H
E
/ atau basa .OH
-
/. Katalisator ini disebut
katalisator asam basa khusus. +isalnya pada reaksi hidrolisa ester
./ dalam air .I/.
E I ---------- P
E H
E
---------- H
E
H
E
E I GGGGGG P
kema reaksi umum ini menganggap bahwa hasil reaksi P pada
reaksi hidrolisis ini tidak bergantung kembali membentuk ester.
(ntuk reaksi ini pada umumnya! laju pembentukan hasil reaksi
dinyatakan dengan $
dP G k .H
E
/
dt ./.H
E
/
konsentrasi asam konjugat H
E

merupakan jumlah yang dapat
diukur! karena pra-kesetimbangan membutuhkan $
K G .H
E
/
./.H
E
/
ehingga $
.H
E
/ G K ./.H
E
/
"an $
dP G kK./.H
E
/
dt
. Connors $ %880/.
II.2 Ura"an ba(an
%.. )ir suling .:K KKK! 82/
6ama resmi $ )Lua destillata
6ama lain $ )ir suling
I+D#+ $ H
&
O D %3!1&
Pemerian $ Cairan jernih! tidak berwarna! tidak berbau!
tidak mempunyai rasa
Penyimpanan $ "alam wadah tertutup baik
Kegunaan $ ebagai air pendingin
&. )mpisilin .:Karmakope Kndonesia -disi KKK/
6ama resmi $ )mpicillinum
6ama lain $ )mpisilina
I+D#+ $ C
3
H
%%
6
&
O
0
D '80!0%
Iumus kimia $
Pemerian $ erbuk hablur renik! putih! tidak berbau atau
hamper tidak berbau! rasa pahit.
Kelarutan $ Harut dalam %;1 bagian air! praktis tidak larut
dalam etanol .879/ P! dalam kloroform P!
dalam eter P! dan dalam minyak lemak.
Penyimpanan $ "alam wadah tertutup rapat
Kegunaan $ ebagai sample
O S CH3
R-C-NH-CH-CH C
CH3
O=C - N CH - COOH
'. )sam klorida .:armakope Kndonesia -disis KK/
6ama resmi $ )cidum hydrocloridum
6ama lain $ )sam klorida
I+ D#+ $ HCl D '2!02
Pemerian $ Cairan! tidak berwarna! berasap! bau
merangsang! jika diencerkan dengan & bagian
air! asap dan bau hilang.
Penyimpanan $ "alam wadah tertutup rapat
Kegunaan $ ebagai pemberi suasana rapat.
)ara #e'buatan *
-ncerkan 37 ml asam klorida dengan air sampai mencapai
4olume % liter.
)ara #e'bakuan *
*imbang seksama kurang lebih %!7 gram natrium karbonat
anhidrida baku primer yang telah dipanaskan pada suhu &;1
o
C
selama %7 menit. ."ra. usanti dan "ra. Meanny wunas! hal
&8/
0. Kodine . :K KKK!273/
6ama resmi $ Kodium
6ama lain $ Kodium
I+D#+ $ K
&
D &2%!8%
Pemerian $ Keping atau butiran berat mengikat seperti
logam! hitam kelabu! bau khas
Kelarutan $ Harut dalam C '11 bagiana air! dalam %'
bagian gliserol P dalam 0 b@Kn CO
&
P
Penyimpanan $ "alam wadah tertutup baik
Kegunaan $ Nat tambahan
)ara #e'buatan *
Harutan %0 gram iodium kristal dalam suatu lautan yang
mengandung '2 gram kalium iodide dalam %11 ml air! setelah
semua iodium larut cukupkan 4olume dengan air sampai
diperoleh % liter larutan.
)ara #e'bakuan *
Pembakuan larutan iodine dilakukan dengan arson trioksida!
timbang seksama %71 mg arsen trioksida anhidrida! larutkan
dalam &1 ml natrium hidroksida % 6 dengan sedikit pemanasan!
encerkan dengan 01 ml air! tambahkan & tetes jingga metal dan
tetesi asam klorida encer sampai warna larutan berubah dari
kuning menjadi jingga! kemudian ditambahkan & gram natrium
bikarbonat dan encerkan dengan 71 ml air! tambahkan ' ml
larutan kanji dan titrasi larutan dengan larutan iodine sampai
timbul warna biru yang stabil. ."ra. usanti dan "ra. Meanny
wunas!hal%&'/
7. 6aOH .:K KKK! 0;&/
6ama resmi $ 6atrii hydro=ydum
6ama lain $ 6atrium hidroksida
I+D#+ $ 6aOH D 01!11
Pemerian $ #entuk batang! butiran! rasa halus! tau keping!
kering! keras! rapuh dan menunjukan susunan
hablur putih! mudah meleleh! basah! sangat
alkalis dan korosit segera menyerap
karbondioksida
Penyimpanan $ "alam wadah tertutup baik
Kelarutan $ ngat mudah larut dalam air! dalam etanol
879
Kegunaan $ Nat tambahan .zat pembuat dapar/.
)ara #e'buatan *
Harutan 07 gram natrium hidroksida dalam 871 ml air!
tambahkan larutan jenuh barium hidroksida yang baru dibuat
sampai tidak terbentuk endapan lagi kocok campuran baik-baik
dan biarkan dalam botol tertutup kedap selama % malam !
tuangkan cairan bening lalu saring beningnya.
)ara #e'bakuan *
Keringkan 7 gram kalium biftalat pada %17
1
selama ' jam! dan
timbang seksama. Harutkan dalam ;7 ml air bebas karbon
dioksida. *ambahkan & tetes fenol ftalein dan titrasi dengan
natrium hidrosida sampai terbentuk warna merah yang tetap!
hitung normalitasnya. ."ra. usanti dan "ra. Meanny
wunas!hal &;/
2. 6atrium tiosulfat .:armakope Kndonesia -disi KKK/
6ama resmi $ 6atrii thiosulfas
6ama lain $ Hipo
I+ D #+ $ 6a
&

&
O
'
.7H
&
O D &03!%;
Pemerian $ Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur lasar!
dalam udara lembab melelh basah! dalam
hampa udara pada suhu %'<C merapuh.
Kelarutan $ Harut dalam 1!7 bagian air praktis tidak larut
dalam etanol .879/ P.
Kegunaan $ ebagai larutan titran.
)ara #e'buatan *
Harutkan &!2 gram natrium tiosulfat dan &11 mg natrium
karbonat dalam %111 ml air yang baru didihkan dan didinginkan
kembali.
Pe'bakuan *
Harutan natrium tiosulfat dapat dilakukan dengan kalium jodat!
kalium bromat dan kalium bikromat. ."ra. usanti dan "ra.
Meanny wunas!%&&/
;. Kanji .:K KO! %0/
6ama resmi $ )milum
6ama lain $ Kanji
I+ D #+ $ C2H%1O7
Pemerian $ erbuk tidak berwarna! tidak berbau! serbuk
putih yang terdiri dari sebagian granul yang
berbentuk bola atau tidak mempubyai granul
yang mempunyai bentuk yang berkarakteristik
4ariasi tumbuhan.
Penyimpanan $ "alam wadah tertutup rapat
Kegunaan $ Nat tambahan . Nat pembuat dappar pH 3/
)ara #e'buatan *
Harutan kanji dibuat dengan mengaduk % gram kanji dengan %1
ml air dingin! kemudian ditambahkan &11 ml air panas sambil
diaduk , aduk! didihkan campuran ini selama '1 menit sampai
larutan menjadi jernih. ."ra. usanti dan "ra. Meanny
wunas!hal %&7/
3. pH 0
)ara #e'buatan *
"ibuat dengan mencampurkan 71!1 ml kalium biftalat 1!& 6
dengan % ml HCl 1!& 6 diencerkan dengan air bebas CO& P
secukupnya hingga &11 ml.
8. pH 3
)ara #e'buatan *
"ibuat dengan mencampurkan 71!1 kalium dihidrogen posfat
1!& 6 diencerkan dengan sejumlah % ml 6aOH 1!& 6
diencerkan dengan air bebas CO
&
P secukupnya hingga &11 ml.
II.3 Prosedur kera
%. Pembuatan larutan )mpisilin
&. Harutkan )mpisilin dry sirup dengan 7% ml dapar pH 3!
homogenkan.
'. +asukkan masing-masing &7 ml larutan tersebut dalam ' buah
tabung! letakkan tabung-tabung tersebut dalam penangas air
yang mempunyai suhu 01<C! 21<C! dan 31<C.
0. Pipet % ml tiap selang waktu 1! %1! &1! dan '1 menit! masing-
masing ke dalam -rlenmeyer ) dan -rlenmeyer #.
7. Pada -rlenmeyer )! tambahkan 7 ml dapar pH 0 dan %1 ml K
&
1!1% 6! kocok hingga homogen. impan ditempat gelap selama
%1 menit.
2. Pada -rlenmeyer #! tambahkan 7 ml #aOH % 6 dan simpan di
tempat gelap elma &1 menit! setelah penyimpanan tambahkn
7 ml HCl % 6! 7 ml dapar pH 0 dan %1 ml K
&
1!1% 6. impan
kembali ditempat gelap selama %1 menit.
;. *itrasi larutan ) dan # dengan larutan baku 6a
&

&
O
'
1!1% 6
dengan menggunakan indikator kanji.
3. Catat 4olume titran
(langi perlakuan di atas untuk menit %1! &1! dan '1.
8. *entukan tingkat reaksi penguraian dengan cara grafik dan
perhitungan.
%1. Hitung energi akti4asi .-a/ dengan menggunakan persaman
)rrhineus
%%. Hitung waktu paruh pada suhu kamar.
BAB III
MET+DE &E,$A
III.1 Alat dan Ba(an
III.1.1 Alat
%. #atang pengaduk
&. Corong
'. -rlenmeyer &71 ml
0. @egep kayu
7. @elas kimia 711 ml
2. @elas ukur %1 ml
;. Hampu spritus
3. Penangas air
8. Pipet tetes panjang
%1. Pipet tetes pendek
%%. Pipet 4olum 7 ml
%&. Iak tabung
%'. tatif 71 ml E buret
%0. topwatch
%7. *abung reaksi
%2. *ermometer
III.1.2 Ba(an
%. )Luadest
&. )mpisilin dry sirup
'. "apar pH 0 dan 3
0. Kod 1!1% 6
7. HCl % 6
2. Kndikator kanji
;. 6a
&

&
O
'
1!1% 6
3. 6aOH % 6
8. *issue
III.2 )ara kera
%. "isiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
&. "ilarutkan ampisilin dry sirup %&7D 7ml dengan dapar pH 3! lalu
dipipet 0 ml dicukupkan sampai %11 ml dengan pH 3.
'. "imasukkan masing-masing &7 ml larutan ampisilin ke dalam ' buah
tabung reaksi! diletakkan tabung reaksi di atas penangas air dan
masing-masing dipanaskan pada suhu 01
o
C! 21
o
C! dan 31
o
C.
0. "ipipet %ml tiap selang waktu 1! %1! &1! dan '1 menit! masing-
masing ke dalam -rlenmeyer ) dan #.
7. Pada -rlenmeyer ) di tambahkan 7 ml larutan dapar pH 0 dan %1 ml
iod 1!1% 6! dikocok hingga homogen dan di simpan di tempat yang
gelap selam %1 menit.
2. Pada -rlenmeyer # di tambahkan 7 ml 6aOH 1!% 6! dan disimpan di
tempat yang gelap selama &1 menit. etelah penyimpanan di
tambahkan lagi dngan 7 ml HCl 1!% 6! 7 ml dapar pH 0 dan %1 ml iod
1!1% 6 disimpan di tempat yang gelap selama %1 menit.
;. "i titrasi larutan ) dan # dengan larutan natrium tiosulfat dengan
menggunakan indikator kanji.
3. "i catat 4olume titrannya.
8. "ilakukan hal yang sama pada menit ke %1!&1! dan '1.
BAB I-
HA%IL PEN.AMATAN
I-.1 Data Penga'atan
Baktu
.menit/
uhu
01
o
C 21
o
C 31
o
C
)
.Ool.titranDml/
#
.Ool.titranDml/
)
.Ool.titranDml/
#
.Ool.titranDml/
)
.Ool.titranDml/
#
.Ool.titranDml/
1
%1
&1
'1
3
8
8!&
8!0
0
0!7
7!%
7!'
3!'
8!%
8!0
8!;
0!'
0!;
7!'
7!2
3!2
8!'
8!3
%1
0!2
0!3
7!;
7!8
IV.2 Perhitungan
% Kadar =
Dik : N (Na2S2O3) = 0,0132 N
Be = BM = 349,4 = 43,676
Valeni !
B = 100 "#

% Kadar untuk suhu 40


o
C
$0 =
% 306 , 2 % 100
100
676 , 43 0132 , 0 ) 4 ! ( % 100 ) 2 1 (
=

x
x x
Bs
x Be x N x V V
$10 = % &94 , 2 % 100
100
676 , 43 0132 , 0 ) & , 4 9 (
=

x
x x
' 100 %
$20 = % 364 , 2 % 100
100
676 , 43 0132 , 0 ) 1 , & 2 , 9 (
=

x
x x
$30 = % 364 , 2 % 100
100
676 , 43 0132 , 0 ) 3 , & 4 , 9 (
=

x
x x

% Kadar untuk suhu 60


o
$0 = % 306 , 2 % 100
100
676 , 43 0132 , 0 ) 3 , 4 3 , ! (
=

x
x x
$10 = % &37 , 2 % 100
100
676 , 43 0132 , 0 ) 7 , 4 1 , 9 (
=

x
x x
$20 = % 364 , 2 % 100
100
676 , 43 0132 , 0 ) 3 , & 4 , 9 (
=

x
x x
$30 = % 364 , 2 % 100
100
676 , 43 0132 , 0 ) 6 , & 7 , 9 (
=

x
x x

% Kadar untuk suhu 80


o
$0 = % 306 , 2 % 100
100
676 , 43 0132 , 0 ) 6 , 4 6 , ! (
=

x
x x
$10 = % &94 , 2 % 100
100
676 , 43 0132 , 0 ) ! , 4 3 , 9 (
=

x
x x
$20 = % 364 , 2 % 100
100
676 , 43 0132 , 0 ) 7 , & ! , 9 (
=

x
x x
$30 = % 364 , 2 % 100
100
676 , 43 0132 , 0 ) 9 , & 10 (
=

x
x x
Tabel untuk suhu 40
o
C
No Menit !"
Konsentrasi
% K"
#og % K $" !.%
&
2
1
2
3
4
0
10
20
30
2,306
2,&94
2,364
2,364
0,363
0,414
0,374
0,374
0
4,14
7,4!
11,22
0
100
400
900
' '! ( 60 )*628 '% ( +*,2, '!% ( 22*84 '!
2
( +400
(n)*k nilai a =
2 2 2
2
) 60 ( ) 1400 ( 4
) 60 ( ) !4 , 22 ( ) &2& , 1 ( ) 1400 (
) ( ) (
) ( ) ( ) ( ) (



x x N
x xy y x

3!2 , 0
2000
6 , 764
3600 &600
4 , 1370 213&
= =

=
+ =
2 2 2
) 60 ( ) 1400 ( 4
) &2& , 1 ( ) 60 ( ) !4 , 22 ( 4
) ( ) (
) ( ) ( ) (



x x N
y z x xy N

&
10 , 7 -
2000
14 , 0
3600 &600
& , 91 36 , 91

=

=
(n)*k nilai $ - $ = - + , 2,303
= -(-7 , 10
-&
) , 2,303
= 1,6 , 10
-4
Maka, nilai )
2
1
=
)
2
1
= 0,693 = 0,693 = 4331,2& .e)ik
-1
$ 1,6 , 10
-4


(n)*k .a)a Re#/ei = 0 = a 1 +,
02 = 0,3!2 1 (-7 , 10
-&
) (0) 020 = 0,3!2 1 (-7 , 10
-&
) (20)
= 0,3!2 1 0 = 0,3!2 - 1,4 , 10
-3
= 0,3!2 = 0,3!1
010 = 0,3!21 (-7 , 10
-&
) (10) 030 = 0,3!2 1 (-7 , 10
-&
) (30)
= 0,3!2 - 7 , 10
-4
= 0,3!2 - 2,1 , 10
-3
= 0,3!1 = 0,379
Tabel untuk suhu 60
o
C
No Menit !"
Konsentrasi
% K"
#og % K $" !.%
&
2
1
2
3
4
0
10
20
30
2,306
2,&37
2,364
2,364
0,363
0,404
0,374
0,374
0
4,04
7,4!
11,22
0
100
400
900
' '! ( 60 )*,- '% ( +*,+, '!% ( 22*-4 '!
2
( +400
(n)*k nilai a =
2 2 2
2
) 60 ( ) 1400 ( 4
) 60 ( ) 74 , 22 ( ) &1& , 1 ( ) 1400 (
) ( ) (
) ( ) ( ) ( ) (



x x N
x xy y x

37! , 0
2000
6 , 7&6
3600 &600
4 , 1364 2121
= =

=
(n)*k nilai + =
=



2 2
) ( ) (
) ( ) ( ) (
x x N
y x xy N

&
2
10 3
2000
06 , 0
3600 &600
9 , 90 96 , 90
) 60 ( ) 1400 ( 4
) &1& , 1 ( ) 60 ( ) 74 , 22 ( 4

= =

= x
(n)*k nilai $ - $ = - + , 2,303
= - (3 , 10
-&
) , 2,303
= - 6,9 , 10
-&
Maka, nilai )
2
1
=
)
2
1
= 0,693 = 0,693 = -10043,& .e)ik
-1
$ - 6,9 , 10
-&
.a)a Re#/ei *n)*k *3* 60
2
= 0 = a 1 +,
02 = 0,37! 1 (3 , 10
-&
) (0) 020 = 0,37! 1 (3 , 10
-&
) (20)
= 0,37! 1 0 = 0,36& 1 (6 , 10
-4
)
= 0,37! = 0,366
010 = 0,37! 1 (3 , 10
-&
) (10) 030 = 0,37! 1 (3 , 10
-&
) (30)
= 0,37! 1 (3 , 10
-4
) = 0,37! 1 (9 , 10
-4
)
= 0,37! = 0,379
Tabel untuk suhu 80
o
C
No Menit !"
Konsentrasi
% K"
#og % K $" !.%
&
2
1
2
3
4
0
10
20
30
2,306
2,&94
2,364
2,364
0,363
0,414
0,374
0,374
0
4,14
7,4!
11,22
0
100
400
900
' '! ( 60 )*628 '% ( +*,2, '!% ( 22*84 '!
2
( +400
(n)*k nilai a =
2 2 2
2
) 60 ( ) 1400 ( 4
) 60 ( ) !4 , 22 ( ) &2& , 1 ( ) 1400 (
) ( ) (
) ( ) ( ) ( ) (



x x N
x xy y x

3!2 , 0
2000
6 , 764
3600 &600
4 , 1370 213&
= =

=
(n)*k nilai + =
2 2 2
) 60 ( ) 1400 ( 4
) &2& , 1 ( ) 60 ( ) !4 , 22 ( 4
) ( ) (
) ( ) ( ) (



x x N
y z x xy N

&
10 , 7 -
2000
14 , 0
3600 &600
& , 91 36 , 91

=

=
(n)*k nilai $ - $ = - + , 2,303
= -(-7 , 10
-&
) , 2,303
= 1,6 , 10
-4
Maka, nilai )
2
1
=
)
2
1
= 0,693 = 0,693 = 4331,2& .e)ik
-1
$ 1,6 , 10
-4

.a)a Re#/ei *n)*k *3* !0
2
=4 0 = a 1 +,
02 = 0,3!2 1 (-7 , 10
-&
) (0) 020 = 0,3!2 1 (-7 , 10
-&
) (20)
= 0,3!2 1 0 = 0,3!2 - 1,4 , 10
-3
= 0,3!2 = 0,3!1
010 = 0,3!21 (-7 , 10
-&
) (10) 030 = 0,3!2 1 (-7 , 10
-&
) (30)
= 0,3!2 - 7 , 10
-4
= 0,3!2 - 2,1 , 10
-3
= 0,3!1 = 0,379
Da)a e)ela3 /e#/ei (0)
.aktu
/enit"
0uhu
40
o
C 60
o
C 80
o
C
0
10
20
30
0,3!2
0,3!1
0,3!1
0,379
0,37!
0,37!
0,366
0,379
0,3!2
0,3!1
0,3!1
0,379

1ra2ik & dan $ setelah regresi" untuk suhu 40
o
C
$ setelah regresi"
& .aktu"
1ra2ik & dan $ setelah regresi" untuk suhu 60
o
C
$ setelah regresi"
0,379
0,3!1
0,3!1
0,3!2


0 10 20 30
0,37!
0,37!
0,366
0,379


0 10 20 30
& .aktu"

1ra2ik & dan $ setelah regresi" untuk suhu 80
o
C
$ setelah regresi"
& .aktu"
5e/3i)*n#an 6ne/#i ak)i7ai
No T
o
!" T
o
K + $"
T
!.%
&
2
1
2
3
40
60
!0
313
333
3&3
0,0032
0,0030
0,002!
0,12!
0,1!0
0,224
1600
3600
6400
' '! ( +80 )*338 '% ( 0*00) '!% ( 0*,32 '!
2
( ++600
(n)*k nilai a =
2 2 2
2
) 1!0 ( ) 11600 ( 3
) 1!0 ( ) &32 , 0 ( ) 009 , 0 ( ) 11600 (
) ( ) (
) ( ) ( ) ( ) (



x x N
x xy y x

0036 , 0
2400
64 , !
32400 34!00
76 , 9& 4 , 104
= =

=
0,379
0,3!1
0,3!1
0,3!2


0 10 20 30
(n)*k nilai + =
=



2 2
) ( ) (
) ( ) ( ) (
x x N
y x xy N

4
2
10 1 , 0
2400
024 , 0
32400 34!00
62 , 1 &96 , 1
) 1!0 ( ) 11600 ( 3
) 009 , 0 ( ) 1!0 ( ) &32 , 0 ( 3

=

= x
K =
RT Ea
e A
8
9


LogK
=
T Rx Ea A Log 8 1 303 , 2 8
Y = bx a +
40
Y
= ) 009 , 0 ( 10 1 , 0 0036 , 0
4
+ x
=
6
10 9 , 0 0036 , 0

+ x
=
0036 , 0

40
Y
= ) 009 , 0 ( 10 1 , 0 0036 , 0
4
+ x
=
6
10 9 , 0 0036 , 0

+ x
=
0036 , 0

+ =
R
Ea
303 , 2


Ea =
) 00!3 , 0 303 , 2 ( x b
G 1!% = %1
-0
.1!1%8/
G %!8 = %1
-7
BAB -
PEMBAHA%AN
Kestabilan suatu zat merupakan factor yang harus diperhatikan yaitu
pembuatan sediaan farmasi. Oleh karena itu hasil dari pembuatan sediaan
farmasi itu khususnya obat dapat mengalami penguraian dan mengakibatkan
hasil uaraian itu bersifat toksik sehingga sangat atau dapat membahayakan
pada konsumen. Oleh karena itu kita perlu mengtahui factor-faktor yang
dapat mempengaruhi kestabilan suatu zat atau obat sehingga dapat dipilih
suatu kondisi dimana kestabilan obat optimum. :aktro-faktor yang dapat
mempengaruhi kestabilan suatu obat antara lain yaitu panas! cahaya!
kelembaban! oksigen! pH dan mikroorganisme.
Pada percobaan ini digunakan ampisilin sebagai sample yang simple.
"imana ampisilin merupakan penisilin dari golongan amonipenisilin yang
mekanisme kerjanya menghambat pembentukan mukopeptida yang
diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroorganisme. *erhadap mikroba yang
sensitif! ampisilin akan menghasilkan efek bakterisid pada mikroorganisme
yang sedang aktif membelah! mikroorganisme dalam keadaan metabolik
tidak aktif .tidak membelah/ praktis tidak dipengaruhi oleh ampisilin! kalaupun
ada pengaruhnya hanya bakteriostatik. )mpicilin dry sirup digunakan dalam
percobaan ini karena obat ini merupakan obat yang batas kadaluarsanya
paling cepat atau kestabilannya sangat minim sekali.
)mpisilin merupakan senyawa bentuk ester yang dapat teruarai dalam
suasana asam atau basa. enyawa ini hanya stabil pada ph tertentu. tabil
yang dimaksud adalah terurainya senyawa relatife kecil pada pH tertentu
dibanding dalam suasana pH yang lain. )mpisilin stabil pada pH 0 sampai 2!7
pada pH tersebut harga K-nya besar. Penguraian ampisilin juga dikatalisis
oleh asam dan basa.
)plikasi dari percobaan stabilitas obat didalam bidang farmasi sangat
penting dimana kita dapat mengetahui dan menetapkan massa kadaluarsa
.data e=p/ dari setiap sediaan obat atau makanan yang diproduksi
"alam percobaan ini kita akan menentukan energi akti4asi .-a/
dimana -a yaitu kemampuan suatu sediaan untuk dapat mengalami
penguraian zat. -nergi akti4asi .-a/ harus ditentukkan dengan cara
mengamati perubahan konsentrasi pada suhu tinggi! dengan
membandingkan dua harga konstanta penguraian zat pada temperatur atau
suhu yang berbeda sehingga dapat ditentukkan energi akti4asinya. "engan
demikian batas kadaluarsa suatu sediaan farmasi dapat diketahui dengan
tepat.
"alam percobaan ini ampisilin yang digunakan dalam bentuk dry sirup.
#entuk inilah yang paling sering ditemukan di pasaran! karena ampisilin
mempunyai gugus betalaktam yang mudah teroksidasi jika dalam bentuk
sirup basah. )mpisilin dilarutkan dalam pH 3! setelah itu kemudian diambil
sebanyak &7 ml! lalu dimasukkan ke dalam tabung! pengambilan ini
dilakukan sebanyak ' kali untuk ' buah tabung reaksi. +asing-masing tabung
itu ditempatkan pada suhu 01<C! 21<C dan 31<C.
*iap selang waktu 1! %1! &1 dan '1 menit dipipet sebanyak % ml dari
tiap-tiap tabung reaksi tersebut! kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer
) dan erlenmeyer #. (ntuk erlenmeyer ) ditambahkan dengan larutan dapar
pH 0! lalu ditambahkan lagi dengan larutan iod 1!1% 6 dan disimpan di
tempat gelap selama %1 menit. )lasan ditambahkan pH 0 yaitu karena pH ini
dapat mempercepat penguraian suatu zat dan pada pH ini juga kestabilan
obat paling baik. edangkan alasan ditambahkan larutan iod
edangkan untuk erlenmeyer #! ditetesi dengan 7 ml 6aOH % 6!
kemudian disimpan di tempat gelap! setelah disimpan di tempat gelap selama
&1 menit! ditambahkan dengan larutan HCl 1!% sebanyak 7 ml! kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan dapar pH 0! dan ditetesi dengan larutan iod
1!1% 6 dan disimpan di tempat gelap selama %1 menit.
Harutan dalam erlenmeyer ) dan erlenmeyer # kemudian dititrasi
dengan larutan baku 6a
&

&
O
'
1!1%0;' 6 yang sebelumnya telah ditetesi
dengan indikator kanji. *itrasi dilakukan secara perlahan , lahan dengan
penambahan indikator kanji untuk melihat perubahan warna sehingga dapat
ditentukan titik akhir titrasi yaitu dari kuning menjadi biru karena terbentuknya
ikatan semu antara indikator dan K
&
yang setelah dititrasi ulang berubah warna
menjadi bening kembali.
Oariasi suhu yang digunakan dalam percobaan yaitu 01
o
C! 21
o
C dan
31
o
C! dimana maksud dari dilakukannya 4ariasi suhu tersebut yaitu agar
diketahui pada suhu berapa suatu sediaan secara optimum dapat stabil dan
untuk mengetahui pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi suatu
obat.
Oariasi waktu yang digunakan dalam percobaan yaitu 15! %15! &15 dan
'15 menit! dimana maksud dilakukannya 4ariasi waktu tersebut yaitu untuk
mengetahui dimana pada setiap waktu! kestabilan suatu sediaan atau obat
makin berkurang atau batas kadaluarsa obat semakin cepat.
"dalam percobaan juga Penyimpanan dilakukan pada tempat gelap
yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap kestabilan
ampisilin! disamping ampisilin bertujuan untuk membentuk reaksi sempurna
dari ampisilin.
etalah dilakukan titrasi hasil dari perubahan warna yang terjadi yaitu
setelah penambahan indicator kanji berubah warna dari kuning kebiru karena
terbentuknya ikatan semu karena reaksi antara indikator kanji dan K
&
yang
setelah dititrasi ulang berubah warna menjadi bening kembali.
"ari hasil pengamatan dan perhitungan! pada suhu 01<C diperoleh 9
kadar untuk pengambilan pertama adalah 89! pada pengambilan menit ke-
%1 9 kadarnya adalah 8!'9! dan pada pengambilan menit ke-&1 9 kadar
8!7 9 dan pada pengambilan terakhir yaitu pada pengambilan menit ke-'19
kadar 8!;9. pada suhu 21<C diperoleh 9 kadar untuk pengambilan pertama
adalah 8!&9! pada pengambilan menit ke-%1 9 kadarnya adalah 8!29! dan
pada pengambilan menit ke-&1 9 kadar 8!3 9 dan pada pengambilan
terakhir yaitu pada pengambilan menit ke-'19 kadar 8!;9. pada suhu 31<C
diperoleh 9 kadar untuk pengambilan pertama adalah 8!09! pada
pengambilan menit ke-%1 9 kadarnya adalah 8!;9! dan pada pengambilan
menit ke-&1 9 kadar %1 9 dan pada pengambilan terakhir yaitu pada
pengambilan menit ke-'19 kadar %1!%9. #erdasarkan hasil perhitungan
yang telah dipraktikumkan tidak sesuai dengan yang ada pada literatur! yang
mungkin karena dari faktor kesalahan baik yang dilakukan oleh praktikan
sendiri maupun bahan yang digunakan mungkin sudah rusak.
)dapun faktor yang mempengaruhi kesalahan dalam percobaan ini
yaitu $
%. Kekurang telitian praktikan pada saat mengamati lamanya penyimpanan.
&. Kurang tepat pada saat pembuatan larutan baku
'. Kurang teliti dalam melakukan titrasi.
"alam percobaan ini ampisilin dilarutkan dengan larutan dapar pH 3
supaya lebih mudah diamati kestabilan dari ampisilin tersebut. Penambahan
6aOH dimaksudkan agar ampisilin itu dapat bereaksi meluas! dan setelah
penambahan 6aOH ini bertujuan untuk menetralkan kelebihan 6aOH yang
telah ditambahkan sebelumnya.
Pada percobaan ini juga dilakukan penambahan larutan dapar pH 0 ke
dalam larutan ampisilin yang bertujuan untuk mempertahankan pH asam .0/
dari larutan ampislin tersebut. edangkan penambahan larutan iod bertujuan
agar ampisilin bereaksi sempurna sehingga dapat diketahui kestabilannya.
Penyimpanan pada tempat gelap bertujuan untuk mengetahui
pengaruh cahaya terhadap kestabilan ampisilin! disamping ampisilin
bertujuan untuk membentuk reaksi sempurna dari ampisilin. (ntuk
menentukan 9 kadar dari ampisilin yang terlarut digunakan larutan titran
6a
&

&
O
'
dengan menggunakan indikator kanji yang ditandai dengan adanya
perubahan warna larutan dari biru ke bening.
"ari hasil pengamatan dan perhitungan! pada suhu 01<C diperoleh 9
kadar untuk pengambilan pertama adalah 02!7;29! pada pengambilan menit
ke-%1 9 kadarnya adalah 8'!%79! dan pada pengambilan menit ke-&1 9
kadar G 02!7; 9 dan pada pengambilan terakhir yaitu pada pengambilan
menit ke-'19 kadar %%%!;39. "ari data tersebut diperoleh energia akti4asi
.:a/ dari ampisilin yaitu sebesar ,1!1%! dengan waktu paruh ,28!'. (ntuk
pengaruh suhu! pada suhu 21<C! pada pengambilan pertama diperoleh 9
kadar G %32!0 9! pada pengambilan menit ke-%1 9 kadar G &;!80 9! dan
pada pengambilan menit ke-&1! 9 kadar G %3!2' 9. "an pada pengambilan
terakhir! yaitu pada menit ke-'1 9 kadar G 02!7; 9! dengan energi akti4asi ,
1!1&2; dan waktu paruhnya G -&7!87. (ntuk pengaruh suhu 31<C! 9 kadar
pada pengambilan pertama adalah 02!7;2 9! pada pengambilan menit ke-
%1! 9 kadar G 02!7; 9 dan pada pengambilan menit ke &1! 9 kadar G 8'!%7
9 dan 9 kadar pada pengambilan terakhir adalah 8'!%7 9. "ari data
tersebut di atas diperoleh energi akti4asi .-a/ G 1!%00 dengan waktu paruh G
-&3!17.
:aktor kesalahan dalam percobaan ini adalah $
%. Harutan Mang dipanaskan
melebihi suhu yang telah ditentukan.
&. Penambahan 6aOH! HCl!
larutan dapar pH 0 tidak sesuai dengan yang seharusnya.
'. Penimbangan bahan yang tidak
tepat
0. Harutan baku yang digunakan
tidak tepat normalitasnya.
)plikasi percobaan ini yaitu untuk menentukan atau penetapan massa
kadaluarsa .data e=p/ dari setiap sediaan obat atau makanan yang
diproduksi
BAB -I
PENUTUP
OK.%. Kesimpulan
"ari hasil praktikum yang didapat disimpulkan bahwa $
%. :aktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan obat adalah panas!
cahaya! kelembaban! oksigen! ph dan mikroorganisme.
&. Kestabilan suatu obat berbanding terbalik dengan suhu atau panas
'. Baktu paruh ampisilin yaitu P
- Pada suhu 01
o
C G %'!%
- Pada suhu 21
o
C G &7!%%
- Pada suhu 31
o
C G &!71;&
OK.&. aran
-
DA/TA, PU%TA&A
+artin! ).dkk! %88'. /ar'as" /"s"ka Ed"s" III -olu'e II. "iterjemahkan oleh
yoshito! (K press! Qakarta. %1&8! %1'1!%%0'!%%00.
)nsel! H..C! %838. Pengantar Bentuk %ed"aan /ar'as" I-. "iterjemahkan
oleh :arida ibrahim! (K-press! Qakarta! 88'.
*im Penyusun! &112. Penuntun Prakt"ku' /ar'as" /"s"ka. :akultas
:armasi! (+K! +akassar! &0!&7!&2.
"irjen PO+. %8;8. /ar'ako#e Indones"a Ed"s" III. "epartemen kesehatan
Kndonesia IK! Qakarta.
"irjen PO+. %8;8. /ar'ako#e Indones"a Ed"s" I-. "epartemen kesehatan
Kndonesia IK! Qakarta.
"ra. usanti dan "ra. Meanny wenas. Anal"sa &"'"a /ar'as" &uant"tat"0.
(ni4ersitas Hasanuddin! +akassar.
DA/TA, PU%TA&A
)nsel! H..C! %838. Pengantar Bentuk %ed"aan /ar'as" I-. "iterjemahkan
oleh :arida ibrahim! (K-press! Qakarta! 88'.
+artin! ).dkk! %88'. /ar'as" /"s"ka Ed"s" III -olu'e II. "iterjemahkan oleh
yoshito! (K press! Qakarta. %1&8! %1'1!%%0'!%%00.
"irjen PO+. %8;8. /ar'ako#e Indones"a Ed"s" III. "epartemen kesehatan
Kndonesia IK! Qakarta.
"irjen PO+. %8;8. /ar'ako#e Indones"a Ed"s" I-. "epartemen kesehatan
Kndonesia IK! Qakarta.
"ra. usanti dan "ra. Meanny wenas. Anal"sa &"'"a /ar'as" &uant"tat"0.
(ni4ersitas Hasanuddin! +akassar.
*im Penyusun! &112. Penuntun Prakt"ku' /ar'as" /"s"ka. :akultas
:armasi! (+K! +akassar! &0!&7!&2.

Anda mungkin juga menyukai