Anda di halaman 1dari 58

I.

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Perusahaan - perusahaan yang berkembang di Indonesia, terdiri dari perusahaan jasa dan
perusahaan dagang. Agar perusahaan dapat bertahan atau bahkan berkembang dan aktivitas
penjualan berjalan dengan baik dimasa yang akan datang, maka perusahaan harus meningkatkan
volume penjualan atau secara jelas dapat dikatakan bahwa akhir dari perputaran modal adalah
penjualan yang mampu menghasilkan laba yang optimal.
Penyerahan Barang
Pengiriman Faktur
Pembayaran Jatuh Tempo

Gambar 1.1 Skema Penjualan

Untuk mencapai tujuan itu perusahaan harus bersaing dengan ketat merebut konsumen dari
perusahaan - perusahaan sejenis lainnya. Berbagai macam strategi pemasaran harus ditempuh
manajemen untuk meningkatkan volume penjualan. Mulai dari variasi produk, promosi melalui
media cetak dan media elektronik,pemberian hadiah atau diskon, sampai dengan penjualan
secara kredit.
Ketatnya kompetitor khususnya dalam keragaman cara meningkatkan volume penjualan telah
dilakukan, semisal kompetitor untuk produk aspal konvensional sendiri dari Bintang Djaya
(Jawa Tengah), Bitumen Djaya (Ciwandan), Sinar Mutiara, Sarana Raya Cipta, Baria Bulk
Terminal,dan lain-lain yang masih banyak Agen dealer Aspal Pertamina, dimana mereka
memiliki strategi yang memudahkan para pihak kontraktor dengan mudah bertransaksi. Untuk
aspal Esso semisal dari PT Stolt (Nielsen Group) yang berani memberikan supply aspal besar-
besaran ke pihak kontraktor dengan mudahnya, dan lain masih banyak lagi.
Piutang usaha yang muncul apabila tidak dapat dibayarkan atau kemungkinan debitur bangkrut
atau menghilang, maka akan mengakibatkan munculnya piutang tak tertagih. Oleh karena itu,
diperlukan pengawasan yang ketat oleh manajemen perusahaan terhadap pengendalian piutang
guna menghindari kerugian yang cukup besar. Dengan keadaan demikian itu perlu antisipasi dari
PT Jaya Trade Indonesia ataupun PT Global Bitumen Utama untuk menerapkan sistem yang
mampu menekan kredit bermasalah dengan kualitas report Non Permance Loan (NPL) yang
baik dan perjanjian kredit yang sehat.

Supplier
(Penjual)
Nasabah
(Pembeli)
1.2 Perumusan Masalah
Penulis mencoba merumuskan masalah penelitian yaitu mengidentifikasi pengendalian piutang
usaha yang diterapkan oleh PT Jaya Trade Indonesia dan PT Global Bitumen Utama dengan
menganalisa awal list customer yang ada dan mencoba memberikan langkah langkah atau
sistematisnya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi kredit macet pada perusahaan tersebut
?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi awal dari tiap customer yang pernah ada kontrak di PT Jaya Trade Indonesia dan
PT Global Bitumen Utama
2. Membuat sistematis pemberian kredit untuk meminimalisir kredit bermasalah dengan metode
sistem audit (Analyst)
3. Membantu mendata customer dengan rating customer dari segi resiko pembayaran.

1.4 Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan ini diharapkan :
1. Bagi Perusahaan
Dapat memberikan informasi kepada pimpinan atau kepala bagian dari laporan analisa piutang
di tahun 2012 2013 dan bisa lebih mengenal perusahaan yang akan diberikan piutang dengan
sistem Report dari Analyst tiap customer baru dan customer existing guna mengetahui
perkembangan customer tiap tahun.
2. Bagi Penulis
Dapat menambah ilmu pengetahuan tentang sistem pengendalian kredit bermasalah perusahaan
dagang.
3. Bagi Pihak Lain
Hasil penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis lain sebagai dasar untuk
penyempurnaan penulisan ini.





II. Tinjauan Pustaka
2.1 Penggolongan Kontraktor
Industri jasa konstruksi adalah industri yang mencakup semua pihak yang terkait dengan proses
konstruksi termasuk tenaga profesi, pelaksana konstruksi dan juga para pemasok yang bersama-
sama memenuhi kebutuhan pelaku dalam industri. Jasa konstruksi adalah jasa yang
menghasilkan prasarana dan sarana fisik. Jasa tersebut meliputi kegiatan studi, penyusunan
rencana teknis/rancang bangun, pelaksanaan dan pengawasan serta pemeliharaannya. Mengingat
bahwa prasarana dan sarana fisik merupakan landasan pertumbuhan sektor-sektor dalam
pembangunan nasional serta kenyataan bahwa jasa konstruksi berperan pula sebagai penyedia
lapangan kerja, maka jasa konstruksi penting dalam pembangunan nasional. (Trinela Fibrian,
2009 : 2)
Di dalam peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Kontruksi nomor : 11 tahun 2006 tentang
regitrasi usaha jasa pelaksanaan kontruksi menjelaskan bahwa klasifikasi adalah bagian kegiatan
registrasi untuk menetapkan penggolongan usaha di bidang jasa kontruksi menurut bidang dan
sub bidang pekerjaan, sedangkan kualifikasi adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan
penggolongan usaha di bidang jasa kontruksi menurut tingkat atau kedalaman kompensasi dan
kemampuan usaha. Di dalam penggolongan berdasarkan klasifikasi dan kualifikasi kontraktor
terdiri dari golongan kecil, golongan menengah dan golongan besar. Penggolongan adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.1. Penggolongan Klasifikasi dan Kualifikasi kontraktor

Sumber : peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Kontruksi (LPJK) No 11 tahun 2006
Keterangan :
Gred 2 : Mampu mengerjakan proyek dengan resiko kecil, teknologi sederhana dan biaya s.d.
Rp. 300 juta.
Gred 3 : Mampu mengerjakan proyek dengan resiko kecil, teknologi sederhana dan biaya s.d.
Rp. 600 juta.
Gred 4 : Mampu mengerjakan proyek dengan resiko sedang, teknologi madya dan biaya s.d Rp.
1 millyar.
Gred 5 : Mampu mengerjakan proyek dengan resiko tinggi, teknologi tinggi dan biaya di atas
Rp. 1 millyar s.d Rp. 10 millyar.
Gred 6 : Mampu mengerjakan proyek dengan resiko tinggi, teknologi tinggi dan biaya diatas Rp.
1 millyar s.d Rp. 25 millyar.
Gerd 7 : Mampu mengerjakan proyek dengan resiko tinggi, teknologi tinggi dan biaya di atas
Rp. 1 millyar s.d tidak terbatas.
Keppres No. 80 Tahun 2003 telah mengatur pelaksanaan pengadaan barang/jasa. Tujuan
diberlakukannya Kepres ini adalah agar pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang sebagian atau
seluruhnya dibiayai APBN/APBD dilakukan secara efisien, efektif, terbuka dan bersaing,
transparan, adil/tidak diskriminatif, dan akuntabel. Dalam keputusan Presiden Nomor 80 Tahun
2003 Pasal 46 menjelaskan bahwa Nilai paket pekerjaan pengadaan barang/jasa
pemborongan/jasa lainnya sampai dengan Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
diperuntukkan bagi usaha kecil/ termasuk koperasi kecil, kecuali untuk paket pekerjaan yang
menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh usaha kecil termasuk koperasi kecil.
Pengadaan dengan nilai di atas Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai dengan
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) diperuntukkan bagi usaha menengah jasa pelaksanaan
konstruksi, kecuali untuk paket pekerjaan yang menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat
dipenuhi oleh usaha menengah Pengadaan dengan nilai sampai dengan Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah) diperuntukkan bagi usaha kecil jasa perencanaan dan pengawasan konstruksi,
kecuali untuk paket pekerjaan yang menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh
usaha kecil.

2.2 Tinjauan tentang perjanjian kredit
2.2.1 Pengertian Perjanjian Kredit
Sutan Remy Sjahdeini menyatakan bahwa sifatnya yang konsensual dari suatu perjanjian kredit
bank itulah yang merupakan ciri pertama yang membedakan dari perjanjian peminjaman uang
yang bersifat riil. Perjanjian kredit adalah perjanjian loan of money menurut hukum Inggris yang
dapat bersifat riil maupun konsensual tetapi bukan perjanjian peminjaman uang menurut hukum
Indonesia yang bersifat riil. (Sutan Remy Sjahdeini, 1993: 158)
Perjanjian kredit yang jelas-jelas mencantumkan syarat tangguh tidak dapat dibantah lagi bahwa
perjanjian kredit merupakan perjanjian yang konsensuil sifatnya, setelah perjanjian kredit
ditandatangani oleh bank maupun oleh nasabah, nasabah belum berhak menggunakan atau
melakukan penarikan kredit atau sebaliknya, setelah ditandatanganinya kredit oleh kedua belah
pihak, belumlah menimbulkan kewajiban bagi bank untuk menyediakan kredit, masih tergantung
kepada telah terpenuhinya seluruh syarat yang ditentukan di dalam perjanjian kredit.


2.2.2 Bentuk Perjanjian Kredit
Undang-Undang Perbankan yang telah diubah tidak menentukan bentuk perjanjian kredit, berarti
bahwa pemberian kredit bank dapat dilakukan secara tertulis maupun lisan. Secara umum dalam
praktek perbankan, perjanjian kredit dituangkan dalam bentuk tertulis dan dalam perjanjian
baku. Perjanjian kredit banknya bisa dibuat di bawah tangan dan bisa secara notarial. Praktek
perbankan yang demikian ini berdasarkan pada ketentuan sebagai berikut :
1) Instruksi Presiden Nomor 15/IN/10/66 tentang Pedoman Kebijakan di Bidang Perkreditan
SE Bank Negara Indonesia Unit I Nomor 2/539/UPK/Pemb., SE. Bank Negara Indonesia Unit I
Nomor 2/649/UPK/Pemb dan Instruksi Presidium Kabinet Nomor 10/EK/2/1967 yang
menyatakan bahwa bank dilarang melakukan pemberian kredit dalam berbagai bentuk tanpa
adanya perjanjian kredit yang jelas antara bank dan nasabah.
2) Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 27/162/KEP/DIR dan Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 27/7/UPPB tentang Kewajiban Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijakan
Perkreditan Bank bagi Bank Umum yang menyatakan bahwa setiap kredit yang telah disetujui
dan disepakati pemohon kredit dituangkan dalam perjanjian kredit secara tertulis. (Rachmadi
Usman, 2001:263-264)
Menurut Ch. Gatot Wardoyo dalam tulisannya berjudul Sekitar klausula-klausula Perjanjian
Kredit Bank, bahwa perjanjian kredit mempunyai beberapa fungsi diantaranya :
1) Perjanjian kredit berfungsi sebagai perjanjian pokok, artinya perjanjian kredit merupakan
sesuatu yang menentukan batal atau tidaknya perjanjian lain yang mengikutinya.
2) Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat bukti mengenai batasan-batasan hak dan kewajiban
diantara debitor dan kreditor
3) Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat monitoring kredit.(Muhammad Djumhana. 1993 :
228)

2.2.3 Asas-asas Hukum Perjanjian
Dalam hukum perjanjian, terdapat asas-asas yang perlu diketahui, antara lain sebagai berikut
(Endang Mintorowati, 1996:6)
1) Asas Kebebasan Berkontrak
Asas kebebasan berkontrak dapat dianalisis dari ketentuan Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata
yang berbunyi : Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya.
2) Asas Konsensualisme
Asas konsensualisme dapat disimpulkan dalam Pasal 1320 ayat (1) KUH Perdata yang berbunyi:
Salah satu syarat sahnya perjanjian adalah kesepakatan kedua belah pihak. Hal ini
mengandung makna bahwa perjanjian pada umumnya cukup dengan kesepakatan kedua belah
pihak.
3) Asas Pacta Sunt Servanda / Kekuatan Mengikat
Asas ini menjelaskan bahwa perjanjian dibuat oleh para pihak secara mengikat atau berlaku
sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Asas ini memberikan kepastian hukum
bagi para pihak yang membuatnya.
4) Asas kepribadian
Dalam asas ini, seseorang hanya diperbolehkan mengikatkan diri untuk kepentingannya sendiri
dalam suatu perjanjian. Asas ini disimpulkan dalam Pasal 1315 KUH Perdata bahwa dalam
suatu perjanjian pada umumnya hanya mengikat para pihak yang mengadakan perjanjian
tersebut.
5) Asas Kebiasaan
Suatu perjanjian tidak hanya mengikat apa saja yang secara tegas diatur, tetapi juga hal-hal yang
menurut kebiasaan lazim diikuti.
6) Asas Moral
Asas moral ini terlibat dalam perikatan wajar, yaitu suatu perbuatan sukarela dari seseorang
tidak dapat menuntut hak baginya untuk menggugat kontraprestasi dari pihak debitur
7) Asas Itikad Baik
Dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata menyatakan bahwa :tiap orang dalam membuat suatu
perjanjian harus dilakukan dengan itikad baik.
8) Asas Kepercayaan
Asas kepercayaan mengandung pengertian bahwa setiap orang yang akan mengadakan
perjanjian akan memenuhi prestasinya yang diadakan diantara mereka dibelakang hari. Tanpa
adanya kepercayaan, maka perjanjian itu tidak mungkin diadakan oleh para pihak.

2.3 Tujuan Penjualan Kredit
Tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam menerapkan sistem penjualan kredit
yaitu
1. Meningkatkan volume penjualan
Meningkatnya volume penjualan kepada pelanggan juga berpengaruh terhadap peningkatan
pendapatanya (omzet) yang akan di terima. Dalam hal lain, pelanggan juga akan lebih tertarik
untuk membeli barang dagang dari perusahaan yang memberikan kelonggaran dalam hal
pembayarannya (kredit), apalagi jika kondisi sedang masa sulit.
2. Memberikan kemudahan pembayaran kepada pelanggan
Pelanggan mendapatkan kemudahan dalam membayar, karena diberi waktu atau jatuh tempo
pembyaran. Diharapkan dengan adanya kelonggaran ini, pelanggan dapat melunasi
pembayarannya dengan lancar.
3. Piutang dapat digunakan sebagai modal kerja
2.4 Prinsip Pemberian Kredit
Untuk mengatasi masalah resiko dalam pengambilan kredit tersebut, maka pihak perusahaan
perlu menggunakan prinsip lima C sebelum memutuskan untuk memberikan kredit kepada
customer, yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition of Economy. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan Riyanto (2001) bahwa untuk menilai resiko kredit secara
umum memperhatikan lima C, yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition
of Economy.
Character yaitu informasi kreditur terhadap calon debitur mengenai watak yang bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas serta tekat baik yaitu kemauan untuk
memenuhi kewajibannya sebagai debitur. Apabila debitur dinilai kredibilitasnya positif, maka
tingkat terjadinya resiko tak tertagihnya hutang semakin kecil sehingga kreditur dalam
memutuskan pemberian kredit semakin besar. Untuk memperoleh gambaran tentang karakter
dari calon konsumen tersebut yaitu :
1. Update riwayat hidup calon konsumen maupun perjalanan perusahaan baik dilingkungan
sekitar atau informasi dari asosiasi-asosiasi usaha bahkan dari Website.
2. Mencari informasi dari Bank (Sistem informasi calon customer).
3. Analisa Record Payment customer di PT Jaya Trade Indonesia dan PT Global Bitumen
Utama, apakah customer tersebut komitmen atau tidak dalam segi pembayarannya.
Ada 4 Karakter dasar konsumen :
Kemauan

Tidak Mau Tetapi
Mampu Membayar
Mau dan Mampu
Membayar Tagihan
Tidak Mampu dan Tidak Mau Mau tetapi Tidak Mampu
Kapasitas
Membayar tagihan Membayar

Gambar 2.1 Karakter Dasar Konsumen
Capacity atau kemampuan adalah kemampuan debitur dalam mengelola usahanya yang akan
dibiayai dengan kredit. Apabila capacity yang dimiliki debitur tinggi, maka risiko hutang tak
tertagih akan semakin kecil sehingga kreditur dalam memberikan keputusan kreditnya akan
besar. Pengkuruan kapasitas tersebut dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan berikut :
a. Pendekatan Historis
Yaitu menilai past performance, apakah menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu
b. Pendekatan Finansial
Yaitu menilai latar belakang pendidikan para pengurus perusahaan.
c. Pendekatan yuridis
Yaitu apakah calon konsumen mempunyai kapasitas untuk mewakilinya untuk mengadakan
perjanjian kredit dengan bank.
d. Pendekatan manajerial,
Yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan ketrampilan konsumen melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen dalam perusahaan.
e. Pendekatan teknis,
Yaitu menilai sejauh mana kemampuan calon konsumen mengelola factor-faktor produksi,
seperti tenaga kerja, sumber bahan baku, peralatan-peralatan administrasi dan keungan,
industrial relation sampai kemampuan dalam berkompetisi.
Capital menggambarkan sejumlah dana (modal) yang dimiliki calon debitur. Tentunya hal ini
tidak terlepas dari fungsi laporan keuangan sebagai pemberi. Apabila capital yang dimiliki
debitur besar maka kemungkinan risiko hutang tak tertagih akan semakin kecil sehingga kreditur
tidak segansegan akan mengabulkan pemberian kredit. Modal customer dapat bersumber dari
sendiri, patungan dalam satu group usaha, pinjaman bank, penjualan saham. Capital ini
berkaitan dengan karakter konsumen juga dimana kita harus mencari informasi tentang asset
ataupun proyek yang dijalankan itu milik sendiri atau pinjaman juga.
Collateral atau jaminan menggambarkan alat pengamanan apabila usaha yang dibiayai
mengalami kegagalan atau karena sesuatu hal dimana debitur tidak mampu lagi untuk melunasi
kreditnya. Semakin terjaminnya jaminan dari calon debitur maka risiko tak tertagihnya hutang
menjadi rendah, sehingga pihak kredit kemungkinan besar akan mengabulkan permintaan
kreditnya. Namun jaminan tidak hanya dari bentuk kebendaan saja bisa juga dari pembatasan
atau pemberhentian stok aspal, jaminan nama baik perusahaan, dan lain-lain.
Condition of Economic menggambarkan situasi dan kondisi ekonomi, politik dan lain lain
yang mempengaruhi keadaan perekonomian yang kemungkinan akan mempengaruhi kelancaran
kegiatan usaha debitur. Jadi semakin baiknya kondisi ekonomi suatu debitur maka risiko
kemungkinan tak tertagihnya hutang akan kecil sehingga pihak kreditur kemungkinan besar akan
mengabulkan permintaan kreditnya.
Dan pertimbangan lain yaitu Batasan dan Hambatan (Constraint) menggambarkan batasan dan
hambatan yang tidak memungkinkan suatu bisnis untuk dilaksankan pada tempat tertentu.
Proses pemberian dan pengelolaan kredit yang baik diharapkan dapat menekan NPL sekecil
mungkin. Dengan kata lain, tingginya NPL sangat dipengaruhi oleh kemampuan suatu
perusahaan dalam menjalankan proses pemberian kredit dengan baik maupun dalam hal
pengelolaan kredit, termasuk tindakan pemantauan (monitoring) setelah kredit disalurkan dan
tindakan pengendalian bila terdapat indikasi penyimpangan kredit maupun indikasi gagal bayar.

2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan Kredit (piutang) aspal curah
2.5.1 Volume dan Jenis Aspal
Makin besar proporsi penjualan kredit dari total penjualan maka jumlah investasi dalam piutang
juga semakin besar. Artinya, perusahaan harus menyediakan investasi yang lebih besar dalam
piutang, walaupun beresiko semakin besar. Hal ini tentu melihat juga dari aspek record payment
si customer sebelumnya, bila dalam tiap tahun ada komitmen untuk janji bayar tepat waktu maka
plafond bisa disesuaikan, dan sebaliknya bila record payment tidak komitmen maka plafond
dibatasi atau bayar cash. Untuk new customer, wajib dilihat dari segala aspek sesuai sistem
audit.
Volume penjualan aspal curah ditentukan dalam kapasitas ton, dan harga aspal curah untuk
masing-masing jenis berbeda berdasar tingkat penetrasi aspal curah tersebut (Pen-Grade).
2.5.2 Angkutan dari aspal curah
Aspal curah (Bulk Asphalt) yang dijual ke customer/pelanggan adalah aspal curah yang diambil
dari terminal aspal curah (TAC) dari wilayah yang berdekatan dengan proyek yang sedang
dijalankan oleh customer, dan membutuhkan angkutan untuk proses pengirimannya. Sehingga
besar piutang ini dipengaruhi pula oleh jarak tempuh pengiriman dan ongkos angkutan dari TAC
ke Job Site pelanggan.
2.5.3 Pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10%
Pajak pertmabahan nilai (PPN) dibebankan kepada pembeli namun pihak PT Jaya Trade
Indonesia yang melaporkan ke kantor pajak. Beban PPN 10% disini dihitung bisa dari jumlah
Harga Aspal setelah ditambah angkutan, atau bisa juga dari jumlah Harga aspal sebelum
ditambah angkutan, tergantung negosiasi.
2.5.4 Perubahan Kurs Dollar Yang Telah Disepakati Dengan Jangka Waktu Tertentu
(US$)
PT Jaya Trade Indonesia harus melakukan kesepakatan terlebih dahulu dengan customer
sebelum menentukan harga negosiasi aspal curah. Hal ini dimaksudkan agar jika terjadi
perubahan kurs yang berpengaruh pada harga dasar aspal pertamina dan tarif angkutan
darat/penyebrangan dari pemerintah, maka harga jual dari PT Jaya Trade Indonesia dapat di
negosiasi sebesar perubahannya.
2.5.5 Jaminan Pembayaran
Customer aspal wajib menyerahkan jaminan kepada PT Jaya Trade Indonesia, untuk
meyakinkan bahwa customer dapat melunasi piutangnya. Untuk jaminan ini lebih concern ke
new customer, jika sewaktu-waktu keadaan ekonomi dari pelanggan dalam keadaaan tidak sehat
(bangkrut).
Contoh jaminan : penerbitan Giro, Bank Garansi, dan SKBDN (Surat Kredit Berharga Dalam
Negeri).
Jaminan ini harus segera diserahkan ke PT JTI setelah surat Perjanjian Jual Beli (Kontrak)
ditanda tangani kedua belah pihak atau sebelum dilakukan pengiriman aspal ke Job site
customer.
2.5.6 Sistem Pembayaran
- Customer harus membayar DP (Down Payment) sebesar 20% dari jumlah transaksi
pembelian aspal dengan PT Jaya Trade Indonesia, dan sisa pembayaran paling lambat 45 hari
setelah aspal curah diterima di job site pelanggan.
- PT Jaya Trade Indonesia akan membukakan kwitansi pembayaran (penagihan) kepada
pelanggan sesuai dengan jumlah pengiriman yang telah dilakukan oleh PT Jaya Trade Indonesia
selama 1 (satu) minggu.
- Pembayaran harus sudah dilunasi oleh pelanggan paling lambat 45 hari sejak tanggal
kwitansi tagihan diterbitkan oleh PT Jaya Trade Indonesia.
- Jika menggunakan fasilitas LC Lokal (SKBDN), invoice harus sudah diterima bagian
keuangan paling lambat 60 hari - 90 hari (3 bulan).
2.5.7 Penagihan
- Kwitansi asli pembayaran (penagihan) diserahkan ke pelanggan dengan melengkapi
rekapitulasi pengiriman surat penyerahan barang (SPB) dan faktur pajak.
- Pembayaran harus segera dilakukan sebelum jatuh tempo, jika melewati jatuh tempo
pembayaran maka pelanggan dikenakan denda yang telah diberitahukan sebelum tanda tangan
kontrak piutang.
2.5.8 Denda dan Sanksi
Denda yang harus dibayarkan bila pelanggan belum melakukan pembayaran dari jatuh tempo
pembayaran, maka customer wajib membayar denda keterlambatan atas pembayaran sebesar
1 (satu permil) per hari, yang diperhitungkan dari sisa jumlah tagihan yang belum dibayar,
dimana keterlambatan tidak boleh lebih dari 15 (lima belas ) hari kalender.
2.5.9 Timbangan
- Aspal curah yang dijual dan yang dikirim ke customer harus telah diperiksa baik mutu dan
jumlahnya, serta disegel terhadap main hole dan kran pembuang pada truk tanki pengangkut.
- Customer wajib memeriksa segel main hole dan kran pembuangan truk kembali saat
penyerahan di lokasi Job site.
- Jika segel tanki rusak dan jumlah aspal curah yang tertera di Surat Penyerahan Barang
(SPB) tidak sesuai dengan penimbangan ulang,customer berhak menolak penerimaan barang
tersebut.
- Jumlah batas kelebihan atau kekurangan (0.5 % - 0.75% ) timbangan yang ditolerir, harus
disepakati bersama antara customer dengan PT Jaya Trade Indonesia.

2.6 Kualitas Kredit
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/147/KEP/DIR tanggal 12
November 1998 memberikan penggolongan mengenai kualitas kredit yang diberikan oleh bank,
terdiri dari:
2.6.1 Kredit lancar
Kredit digolongkan lancar apabila memenuhi kriteria di bawah ini:
a. tidak terdapat tunggakan angsuran pokok, tunggakan bunga, atau cerukan karena penarikan;
atau
b. terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga tetapi tidak lebih dari 1 (satu) bulan dan
kredit belum jatuh tempo.
2.6.2 Kredit Dalam Perhatian Khusus
Kredit digolongkan dalam perhatian khusus jika terdapat tunggakan pembayaran pokok dan/atau
bunga sampai dengan 90 hari (3 bulan).
2.6.3 Kredit kurang lancar
Kredit digolongkan kurang lancar apabila memenuhi kriteria di bawah ini:
a. terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga melampaui 90 hari sampai dengan 180
hari (6 bulan); dan/atau
b. kredit telah jatuh tempo tidak lebih dari 1 (satu) bulan.
2.6.4 Kredit diragukan
Kredit digolongkan diragukan apabila kredit yang bersangkutan tidak memenuhi kriteria lancar
dan kurang lancar, yaitu memenuhi kriteria:
a. terdapat tunggakan angsuran pokok yang telah melampaui 180 hari sampai dengan 270 hari (9
bulan); atau
b. kredit masih dapat diselamatkan dan agunannya bernilai sekurang-kurangnya 75% dari hutang
peminjam, termasuk bunganya: atau
c. kredit tidak dapat diselamatkan tetapi agunannya masih bernilai sekurang-kurangnya 100%
dari hutang peminjam.
2.6.5 Kredit macet
Kredit digolongkan macet apabila:
a. terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 270 hari (9 bulan
lebih); atau
b. memenuhi kriteria diragukan seperti tersebut di atas, tetapi dalam jangka waktu 21 bulan sejak
digolongkan diragukan belum ada pelunasan atau usaha penyelamatan kredit; atau
c. kredit tersebut penyelesaiannya telah diserahkan kepada Pengadilan Negeri atau Kantor
Pelayanan Pengurusan Piutang dan Lelang Negara atau diajukan penggantian ganti rugi kepada
perusahaan asuransi kredit.
Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah merupakan salah satu indikator kunci untuk
menilai kinerja fungsi bank atau perusahaan pemberi fasilitas kredit. Salah satu fungsi bank
adalah sebagai lembaga intermediary atau penghubung antara pihak yang memiliki kelebihan
dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Bank
Indonesia (PBI) menetapkan bahwa rasio kredit bermasalah (NPL) adalah sebesar 5%. Rumus
perhitungan NPL adalah sebagai berikut:

( ) () ()


Keberadaan kredit macet yang tinggi itu mampu memengaruhi kinerja perusahan kredit secara
umum. Tingginya NPL pada sejumlah perusahaan kredit merupakan imbas dari tahun-tahun
sebelumnya, yakni sejak terdapat kenaikan harga BBM tahun 2005. Faktor penyebab terjadinya
kredit macet antara lain menurunnya aktivitas perekonomian yang kemudian memengaruhi
bisnis para pengusaha. Daya beli mereka semakin rendah sehingga kesulitan untuk melakukan
pembayaran angsuran. Selain itu ada pula bank yang mengejar target pengucuran kredit
sehingga melakukan ekspansi berlebihan dalam menyalurkankan dananya ke nasabah. Bisa juga
disebabkan kurangnya pengawasan bank terhadap perkembangan kinerja debitur. Oleh karena
itu para pengelola perusahaan kredit diminta untuk membuat action plan yang bisa menahan
pembengkakan kredit macet (Batubara, 2000).
Efektivitas strategi pemberian kredit erat kaitannya dengan tujuan kredit yaitu profitability dan
safety. Profitability menyangkut keuntungan dari bunga kredit, sedangkan safety menyangkut
kelancaran dari pengembalian kredit. Di samping itu apabila kita perhatikan unsur-unsur yang
menyebabkan kegagalan kredit pada dasarnya merupakan kegagalan daripada strategi yang
digunakan. Kegagalan kredit juga merupakan kegagalan penerapan strategi pemberian kredit
yang efektif dan efisien, ini akan tercermin dalam tingkat kolektibilitas yang dicapai (Arens dan
Loebbecke ,2000).
Dengan tercapainya tujuan dari strategi pemberian kredit, hal itu akan mendukung terciptanya
prinsip-prinsip keputusan pemberian kredit yang sehat yang meliputi berbagai aspek mengenai
peminjam, untuk memutuskan apakah layak diberikan kredit atau tidak. Strategi yang berjalan
baik dapat menunjang performa kredit bank tersebut. Selanjutnya prinsip-prinsip keputusan
kredit yang sesuai akan mendukung tercapainya pelaksanaan dan penerapan prinsip 6C yang
meliputi karakter, kemampuan, modal, jaminan, kondisi ekonomi demi terwujudnya pemberian
kredit yang efektif dan efisien. Selain terpenuhinya prinsip dan prosedur pemberian kredit, suatu
strategi pemberian kredit dapat dikatakan efektif dan efisien apabila kredit tersebut dapat
kembali sesuai waktu yang ditetapkan dengan sejumlah bunga yang telah ditentukan. Prioritas
pemberian kredit pun menentukan keefektifan dan keefisienan pemberian kredit, jika kredit yang
diberikan betul-betul tepat sasaran dan tepat guna, maka efektivitas dan efisiensi strategi
pemberian kredit akan tercapai dengan kata lain NPL yang dicapai akan rendah yaitu dibawah
standar maksimal, yaitu 5% (Kasmir, 2003).












III. Metodologi Penelitian
3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian
3.1.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Jaya Trade Indonesia yang beralamat di Jalan Kramat Raya No
44, Jakarta Pusat.
3.1.2. Waktu Penelitian
Penulisan penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu 2 (dua) bulan terhitung mulai bulan Juni
2014 sampai dengan bulan Juli 2014.

3.2. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.2.1. Sumber Data
Sumber data dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data primer
Data primer dalam penelitian ini adalah jawaban dari hasil wawancara berupa tanya jawab
langsung dengan pihak terkait PT. Jaya Trade Indonesia dan PT Global Bitumen Utama.
2. Data Sekunder
- Laporan piutang akhir tahun Desember 2012, Desember 2013 dan Juni 2014.
- Sitem pemberian kredit yang telah diterapkan sesuai SOP di PT Jaya Trade Indonesia.
3.2.2. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipergunakan oleh peneliti adalah :
a. Studi Dokumen
Yaitu dengan mengumpulkan dokumen berupa bukti-bukti informasi yang tersedia di PT. Jaya
Trade Indonesia dan PT Global Bitumen Utama.
b. Pengamatan (observasi)
Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung kepada objek penelitian dengan mencatat semua
data dan informasi yang berhubungan dengan penelitian ini.
c. Wawancara
Yaitu dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak tertentu dalam
perusahaan.

3.3. Populasi, Sampel, dan Sampling
3.3.1. Populasi
Populasi yang diambil dalam penelitian ini yaitu seluruh laporan piutang tak tertagih yang ada
pada PT. Jaya Trade Indonesia.
3.3.2. Sampel
Berdasarkan pada populasi, maka sampel dalam penelitian ini adalah laporan piutang tahun
2012, 2013, dan 2014 pada PT. Jaya Trade Indonesia.
3.3.3. Sampling
Dalam penelitian ini, metode sampling yang digunakan oleh penulis adalah metode penarikan
secara acak sesuai kasus (Sampling Insidental), yaitu teknik pengambilan sample secara
kebetulan atau insidental.

3.4. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode ini memfokuskan pada sifat objek yang diteliti
dengan cara mengadakan perbandingan antara teori dengan permasalahan yang ada pada PT.
Jaya Trade Indonesia.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional
Tabel 3.1
Variabel dan Operasional
No. Variabel Definisi Indikator
1. Piutang Usaha Piutang adalah klaim uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya
(Kieso, Weygant, & Warfield, 2002:386).

- Piutang Tertagih
- Piutang Tak
Tertagih

2. Kredit Macet Kredit macet adalah kredit yang tidak menepati jadwal angsuran yang mengakibatkan
terjadi tunggakan atau kredit yang tidak lancar, sehingga debiturnya tidak memenuhi
persyaratan yang dijanjikan (Ikatan Akutan Indonesia, 2007:31).
Penilaian Kredit
- Character
- Capacity
- Capital
- Ccollateral
- Condition
Economy




3.6. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen penelitian berupa dokumen dan catatan
yang berhubungan dengan perumusan masalah, serta melakukan tanya jawab langsung dengan
pihak-pihak terkait PT. Jaya Trade Indonesia dan Survey customer untuk melihat karakter tiap
customer.

3.7. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan penulis dalam pembahasan masalah ini adalah teknik analisis
dengan metode kualitatif dilakukan dengan cara menyajikan uraian penjelasan yang berkaitan
permasalahan dalam penelitian dan teknik analisis dengan metode kuantitatif dilakukan dengan
cara menyajikan angka, tabel, dan uraian penjelasan.





























IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Analisa Customer PT Jaya Trade Indonesia
Laporan perhitungan resiko dari setiap customer di PT Jaya Trade Indonesia dilihat dari
kemampuan dalam menekan atau meminimalisir jumlah tunggakan merah atau kredit non lancar.
Sehingga sampling perhitungan NPL (Non Performance Loan) untuk beberapa customer tiap
periode di Desember 2011-2013 yaitu :
Untuk Tahun 2011
PT Sumber Batu
NPL =



Untuk tahun 2012
PT Sumber Batu
NPL =



PT Mega Sukma
NPL =



Untuk tahun 2013
PT Sumber Batu
NPL =



PT Mega Sukma
NPL =




Dari contoh perhitungan sampel perusahaan diatas dapat diperoleh dengan table berikut :

UNIT ASPAL CURAH Desember 2011 by Wilayah
WILAYAH prosentase NPL (%)
1-3 bln
prosentase NPL (%)
3-6 bln
Prosentase NPL (%)
6-12 bln
prosentase NPL (%)
>12 bln
JABOTABEK 25.448 11.549 1.357 -
JABAR 13.074 30.472 4.150 8.809
JATENG 12.950 - - 16.289
TOTAL 18.156 17.718 2.324 6.392





UNIT ASPAL CURAH Desember 2012 by Wilayah
WILAYAH prosentase NPL (%)
1-3 bln
prosentase NPL (%)
3-6 bln
Prosentase NPL (%)
6-12 bln
prosentase NPL (%)
>12 bln
JABOTABEK 19.512 0.416 1.360 -
JABAR 10.678 4.017 0.052 1.227
JATENG 3.484 0.258 0.318 2.269
TOTAL 33.675 4.664 1.726 3.477

UNIT ASPAL CURAH Desember 2013 by Wilayah
WILAYAH
prosentase NPL (%)
1-3 bln
prosentase NPL (%)
3-6 bln
Prosentase NPL (%)
6-12 bln
prosentase NPL (%)
>12 bln
JABOTABEK 27.222 1.455 3.418 0.960
JABAR 9.591 0.174 1.507 0.809
JATENG 4.980 1.664 0.037 1.208
TOTAL 41.796 3.270 4.942 2.966

UNIT ASPAL CURAH Desember 2011 by Customer

Customer
prosentase NPL (%)
1-3 bln
prosentase NPL (%)
3-6 bln
Prosentase NPL (%)
6-12 bln
prosentase NPL (%)
>12 bln
PT SUMBER BATU 5.797 - - -
PT SUBUR BROTHERS - CAKUNG - - - -
PT BUANA TUNGGAL PERKASA /
KAMAJAYA - - - -
PT HUTAMA KARYA - - - -
PT PERKASA ADIGUNA - - - -
PT INTAN SARI MANIK 1.407 3.544 - -
PT MARGA SARANA RAYA - - - -
PT SEKISO INDUSTRI - - - -
PT ROADMIXINDO RAYA - - - -
PT PYRAMIDA RAYA - - - -
PT TUNAS SENTOSA 0.709 8.005 - -
PT MAKRO TAR DELI - - - -
PT NINDYA KARYA - - - -
PT JAYA KONSTRUKSI MANGGALA
PRATAMA, TBK - - - -
PT LAMPIRI JAYA - - - -
PT. BAWON MULIA - - - -
PT. BUDI MULYA - - - -
PT HUTAMA PRIMA - BOGOR 17.535 - - -
PT MULTI KARYA CEMERLANG - - - -
PT GODHAR UTAMA KHARISMA - - - -
PT HAKAASTON - CIKUNIR - - 1.357 -
JABAR
PT. CIPADANG JAYABAYA - - - 8.809
PT. TRIE MUKTY PERTAMA PUTRA 1.425 - - -
PT HAKAASTON WILAYAH JABAR - - - -
PT. HUTAMA KARYA WILAYAH JABAR - 7.578 3.029 -
PT. HAKA ENDAH - - - -
PT. DIRGANTARA - - - -
CV ADI PERKASA/FAUZAN - - - -
PT. DELTAMARGA - CIPERNA - - - -
PT. DELTAMARGA - ARJAWINAGUN 2.311 - - -
PT. PERWITA KARYA ARJAWINANGUN - - - -
PT. JO ADHI KARYA - KADI - - - -
BIRO ASRI - BANJARAN - - - -
PT. KADI INTERNATIONAL 6.352 2.039 - -
PT. CONBLOC INFRATECNO 2.985 19.275 1.122 -
PT. TINDODI - - - -
PT BUMI DUTA PERSADA - - - -
PT MARGA MAJU MAPAN - - - -
PT SUBUR BROTHERS - CIASEM - - - -
PU AMP SEWO - - - -
PT RAMA ABDI PRATAMA - 1.458 - -
PT UTAMA KARYA JAYA - - - -
PT DIRGANTARA YUDHA ARTHA - - - -
PT BALIPACIFIC PRAGAMA - - - -
PT VITA SAMUDERA - - - -
PT SARANA NIAGA ASPHALTINDO - - - -
PT PERKASA ADIGUNA - - - -
PT WASKITA KARYA - 0.122 - -
PT EKA RATU - - - -
PT SINAR SIDUA RUPA - - - -
PT MEGA SUKMA - - - -
CV ANGKASA TEKNIK RAYA - - - -
CV. NS - - - -
JATENG
PT AGUNG DARMA INTRA / PANCA
DHARMA - - - -
PT. KUWAKA PARAMA KARYA - - - -
CV PRIMA JAYA - - - -
PT. DELTAMARGA - KUDUS & SEMBUNG - - - -
PT. DELTAMARGA - JOGJA - - - -
PT. MARGA KARYA - - - -
PT. TIRTA YASA - - - 8.032
PT JAYA KONSTRUKSI - DUTA GRAHA JO - - - -
PT. HUTAMA PRIMA - CILACAP 5.903 - - -
PT KAMAJATI - - - -
PT BINTANG DJAYA - - - -
PT SAMBAS WIJAYA 0.001 - - -
PT KARISMA CIPTATUNGGAL - - - 8.257
PT KUNTJUP - - - -
PT JAYA KONSTRUKSI - - - -
CV PERDANA / HJ MARYAM - - - -
PT MARGA KARYA - ADITAMA
MANUNGGAL, KSO - - - -
PT WIDJOJO KOESOEMO BAROE - - - -
PT ARMADA HADA GRAHA 7.047 - - -
KSU SAMUDRA PERDANA - - - -
PT SURADI SEJAHTERA RAYA - - - -
CV. GRAHA SETA - - - -
CV. PAMUJI - - - -
PT KADI INTERNATIONAL - SEMARANG - - - -
PT SEJAHTERA DWI MANUNGGAL QQ KARYA
UTAMA BUMI - - - -


UNIT ASPAL CURAH Desember 2012
WILAYAH
prosentase NPL (%)
1-3 bln
prosentase NPL (%)
3-6 bln
Prosentase NPL (%)
6-12 bln
prosentase NPL (%)
>12 bln
WILAYAH JABOTABEK


PT SUMBER BATU 10.134 - - -
PT BUDI MULYA JAYA
2.301 - - -
PT BAWON MULYA
-
- - -
PT ROADMIXINDO RAYA
-
- - -
PT PIRAMIDA RAYA PERSADA
-
- - -
PT JAYA KONSTRUKSI
-
- - -
PT HUTAMA KARYA AMP CIK
-
- - -
PT HAKAASTON AMP CIK 0.336 - - -
PT HUTAMA PRIMA 1.938 - - -
PT SUBUR BROTHERS - CAKUNG - - - -
PT INTAN SARI MANIK - - - -
PT TUNAS KARYA SENTOSA 2.545 0.418 0.271 -
PT GODHAR UTAMA KHARISMA -
- - -
PT SEKISO INDUSTRIES 0.732
- - -
PT MAKRO TAR DELI
- - - -
NN
- - - -
PT PERKASA ADIGUNA
- - - -
PT WIDYA SAPTA COLAS
- - - -
PT LAMPIRI DJAYA ABADI 1.550 1.097 1.093 -
WILAYAH JABAR


PT CIPADANG JAYABAYA
- - -
1.223
PT TRIE MUKTY PERTAMA PUTRA
- - - -
PT HAKAASTON AMP JABAR 4.102
- - -
PT HUTAMA KARYA AMP JABAR
- - - -
PT HAKA ENDAH
- - -
-
PT SINAR CIOMAS RAYA UTAMA
- - - -
PT SENECA INDONESIA
- - - -
CV FAUZAN PRATAMA
- - - -
PT DELTAMARGA AMP CIP 1.585
- - -
PT DELTAMARGA AMP AJW 0.326 0.618
- -
PT KADI INTERNATIONAL - 3.400
- -
PT CONBLOC INFRATECNO - -
- -
PT SUBUR BROTHERS AMP CIASEM 0.480 -
- -
PT RAMA ABDI
-
-
- -
PT EKA RATU
-
0.002
- -
PT BALIPACIFIC PRAGAMA
- - - -
PT BERKAH BUMI CIHERANG
- - - -
PT VITA SAMUDERA
- - - -
PT MEGA SUKMA 4.187
- - -
WASKITA KARYA - INDAH KARYA KSO
-
0.055
-
PT BINTANG KALONG 0.006
- - -
CV GANS
- - - -
PT PROMIXINDO PRIMA KARYA
- - - -
PT TRISAKTI MANUNGGAL PERKASA
INTERNASIONAL
-

- -
WILAYAH JATENG


PT PANCADHARMA
- - -
-
PT KUWAKA PARAMA KARYA
- - -
-
CV PRIMA JAYA
- - -
1.016
PT DELTAMARGA AMP KUD & SEM
- -
0.315 -
PT DELTAMARGA AMP JOGJA - 0.253 - -
PT TIRTAYASA - - - 1.252
PT HUTAMA PRIMA AMP CILACAP 2.412
- - -
PT SAMBAS WIJAYA
- - - -
PT WIDJOJO KOESOEMO BAROE
- - - -
PT ARMADA HADA
- - - -
PT SURADI SEJAHTERA RAYA
- - - -
PT CITRANUSA GRAHA PERSADAJAYA
- - - -
PT KADI INTERNATIONAL AMP SMRG
- - - -
PT KHARISMA CIPTATUNGGAL 1.085
- - -


UNIT ASPAL CURAH Desember 2013
WILAYAH
prosentase NPL (%)
1-3 bln
prosentase NPL (%)
3-6 bln
Prosentase NPL (%)
6-12 bln
prosentase NPL (%)
>12 bln
WILAYAH JABOTABEK


PT SUMBER BATU 4.793
- - -
PT BUDI MULYA JAYA
4.082
- - -
PT BAWON MULYA 2.281
- - -
PT ROADMIXINDO RAYA
- - - -
PT PIRAMIDA RAYA PERSADA
- - - -
PT JAYA KONSTRUKSI
1.428
- - -
PT HUTAMA KARYA AMP CIK
- - - -
PT HAKAASTON AMP CIK
- - - -
PT HUTAMA PRIMA 3.615
- - -
PT SUBUR BROTHERS - CAKUNG -
- - -
PT INTAN SARI MANIK 1.354 1.455 0.944 -
PT TUNAS KARYA SENTOSA - - 2.348 0.931
PT GODHAR UTAMA KHARISMA
- - -
-
PT SEKISO INDUSTRIES 1.585 0.136 0.132 0.037
PT MARGA SARANA RAYA
- - - -
NN
- - - -
PT PERKASA ADIGUNA
- - - -
PT WIDYA SAPTA COLAS 7.526 -
- -
PT LAMPIRI DJAYA ABADI
- - - -
WILAYAH JABAR


PT CIPADANG JAYABAYA
- - -
0.211
PT TRIE MUKTY PERTAMA PUTRA
- - -
-
PT HAKAASTON AMP JABAR 0.621 - - -
PT HUTAMA KARYA AMP JABAR
- -
0.488 0.582
PT HAKA ENDAH
- -
0.015 -
PT SINAR CIOMAS RAYA UTAMA
- - - -
PT MEKARJAYA ABADIPRATAMA 0.243
- - -
CV FAUZAN PRATAMA -
- - -
PT DELTAMARGA AMP CIP 2.278 0.008 0.001
-
PT DELTAMARGA AMP AJW 1.679
- - -
PT KADI INTERNATIONAL 1.487
- -
0.008
PT CONBLOC INFRATECNO
-
0.179 0.722
PT SUBUR BROTHERS AMP CIASEM
- - - -
CV TEGAR MANDIRI 0.179
- - -
PT EKA RATU
- - -
0.004
PT BALIPACIFIC PRAGAMA
- - - -
PT TERATAI INTAN SARI
- - - -
PT VITA SAMUDERA
- - - -
PT MEGA SUKMA 3.145
- - -
PT SELO SAKTI PERKASA
- - -
-
PT BINTANG KALONG
- - -
0.00
PT ANGKASA TEKNIK RAYA
- - - -
PT PROMIX PRIMA KARYA
- -
0.288
-
PT TRISAKTI MANUNGGAL PERKASA
INTERNASIONAL
- - - -
PT DUTA RAMA
- - - -
PT SEMPALAN TEKNOLOGI NASIONAL
- - - -
PT SENECA INDONESIA
- - - -
WILAYAH JATENG


PT PANCADHARMA
- - - -
PT KUWAKA PARAMA KARYA
- - - -
CV PRIMA JAYA
- - -
0.276
PT DELTAMARGA AMP KUD & SEM
- - - -
PT DELTAMARGA AMP JOGJA
- - - -
PT TIRTAYASA
- - -
0.506
PT HUTAMA PRIMA AMP CILACAP 1.965 - 0.032 -
PT SAMBAS WIJAYA 1.024 1.188
- -
PT WIDJOJO KOESOEMO BAROE -
- - -
PT ARMADA HADA 2.008
- - -
PT SURADI SEJAHTERA RAYA
- - - -
PT CITRANUSA GRAHA PERSADAJAYA
- - - -
PT KADI INTERNATIONAL AMP SMRG - 0.489
- -
PT KHARISMA CIPTATUNGGAL
- - -
0.435
CV PAMUJI
- - -
-
Tabel 4.1 Daftar Non Permormance Loan (NPL) dari seluruh nasabah Periode Desember 2011 - 2013

Jika di Plot dalam Grafik terlihat customer mana yang memiliki NPL terbesar tiap akhir tahun, dan
ditampilkan dalam grafik berikut :

Gambar 4.1 Grafik Non Permonce Loan (NPL) seluruh nasabah tahun 2011



Gambar 4.2 Grafik Non Permonce Loan (NPL) seluruh nasabah tahun 2012
0
5
10
15
20
25
P
T

S
U
B
U
R

B
R
O
T
H
E
R
S

-

P
T

H
U
T
A
M
A

K
A
R
Y
A
P
T

I
N
T
A
N

S
A
R
I

M
A
N
I
K
P
T

S
E
K
I
S
O

I
N
D
U
S
T
R
I
P
T

P
Y
R
A
M
I
D
A

R
A
Y
A
P
T

M
A
K
R
O

T
A
R

D
E
L
I
P
T

J
A
Y
A

K
O
N
S
T
R
U
K
S
I

P
T
.

B
A
W
O
N

M
U
L
I
A
P
T

H
U
T
A
M
A

P
R
I
M
A

-

P
T

G
O
D
H
A
R

U
T
A
M
A

J
A
B
A
R
P
T
.

T
R
I
E

M
U
K
T
Y

P
T
.

H
U
T
A
M
A

K
A
R
Y
A

P
T
.

D
I
R
G
A
N
T
A
R
A
P
T
.

D
E
L
T
A
M
A
R
G
A

-

P
T
.

P
E
R
W
I
T
A

K
A
R
Y
A

B
I
R
O

A
S
R
I

-

B
A
N
J
A
R
A
N
P
T
.

C
O
N
B
L
O
C

P
T

B
U
M
I

D
U
T
A

P
E
R
S
A
D
A
P
T

S
U
B
U
R

B
R
O
T
H
E
R
S

-

P
T

R
A
M
A

A
B
D
I

P
R
A
T
A
M
A
P
T

D
I
R
G
A
N
T
A
R
A

Y
U
D
H
A

P
T

V
I
T
A

S
A
M
U
D
E
R
A
P
T

P
E
R
K
A
S
A

A
D
I
G
U
N
A
P
T

E
K
A

R
A
T
U
P
T

M
E
G
A

S
U
K
M
A
C
V
.

N
S
P
T

A
G
U
N
G

D
A
R
M
A

C
V

P
R
I
M
A

J
A
Y
A
P
T
.

D
E
L
T
A
M
A
R
G
A

-

J
O
G
J
A
P
T
.

T
I
R
T
A

Y
A
S
A
P
T
.

H
U
T
A
M
A

P
R
I
M
A

-

P
T

B
I
N
T
A
N
G

D
J
A
Y
A
P
T

K
A
R
I
S
M
A

P
T

J
A
Y
A

K
O
N
S
T
R
U
K
S
I
P
T

M
A
R
G
A

K
A
R
Y
A

-

P
T

A
R
M
A
D
A

H
A
D
A

P
T

S
U
R
A
D
I

S
E
J
A
H
T
E
R
A

C
V
.

P
A
M
U
J
I
P
T

S
E
J
A
H
T
E
R
A

D
W
I

N
P
L

(
%
)

Customer
Aspal Curah Desember 2011 by Customer
prosentase NPL (%) 1-3 bln prosentase NPL (%) 3-6 bln
Prosentase NPL (%) 6-12 bln prosentase NPL (%) >12 bln
0
2
4
6
8
10
12
N
P
L

(
%
)

Customer
Aspal Curah By Customer Desember 2012
prosentase NPL (%) 1-3 bln prosentase NPL (%) 3-6 bln
Prosentase NPL (%) 6-12 bln prosentase NPL (%) >12 bln


Gambar 4.3 Grafik Non Permonce Loan (NPL) seluruh nasabah tahun 2013

Pada tabel 4.1. diatas dapat dijelaskan bahwa apabila dilihat kredit non lancar atau Non
Performing Loand (NPL) di PT Jaya Trade Indonesia di periode akhir tahun 2011 2013 terlihat
ada beberapa customer yang menopang besarnya total NPL dari keseluruhan customer. Pada
Desember 2012 PT Sumber Batu mengalami kenaikan NPL bila dilihat dari tiap customer untuk
bulan 1-3 dimana kriteria customer ini dalam perhatian khusus sebesar 10.13%, kedua PT Mega
Sukma dengan nilai NPL sebesar 4.18%, dan ketiga yaitu PT Hakaaston AMP wilayah Jabar
dengan nilai NPL 4.10% melihat PT Hakaaston (HK Group) adalah perusahaan BUMN yang
dinilai masih cukup aman untuk diberikan Kredit kembali dan tentu juga pertimbangan dari
komitmen janji bayar dari tahun ke tahun dan tentu dilihat juga profil terupdate perusahaan yang
dilihat dari analisa kredit kembali sesuai system analisa 6C karena analisa 6C ini yang
meberikan tingakat minimalisir NPL suatu perusahaan bisa ditekan paling tidak prosentase
dibawah 1%. Sedangkan di tahun 2013 PT Sumber Batu kembali masuk daftar penyumbang
nilai NPL terbesar yaitu 4.79% jika dilihat dari konsistensi bayar PT Sumber Batu, PT Sumber
Batu mengalami penurunan dalam konsitensi atau prosentase bayar dari tahun 2011-2013.
Besarnya NPL untuk prosentase 3-12 bulan dimana masuk kategori konsumen Kredit Kurang
Lancar dan diragukan dimana PT Kadi International memiliki nilai NPL 3.40% namun
0
1
2
3
4
5
6
7
8
P
T

S
U
M
B
E
R

B
A
T
U
P
T

B
A
W
O
N

M
U
L
Y
A
P
T

P
I
R
A
M
I
D
A

R
A
Y
A

P
T

H
U
T
A
M
A

K
A
R
Y
A

P
T

H
U
T
A
M
A

P
R
I
M
A
P
T

I
N
T
A
N

S
A
R
I

M
A
N
I
K
P
T

G
O
D
H
A
R

U
T
A
M
A

P
T

M
A
R
G
A

S
A
R
A
N
A

P
T

P
E
R
K
A
S
A

A
D
I
G
U
N
A
P
T

L
A
M
P
I
R
I

D
J
A
Y
A

P
T

C
I
P
A
D
A
N
G

J
A
Y
A
B
A
Y
A
P
T

H
A
K
A
A
S
T
O
N

A
M
P

P
T

H
A
K
A

E
N
D
A
H
P
T

M
E
K
A
R
J
A
Y
A

P
T

D
E
L
T
A
M
A
R
G
A

A
M
P

P
T

K
A
D
I

I
N
T
E
R
N
A
T
I
O
N
A
L
P
T

S
U
B
U
R

B
R
O
T
H
E
R
S

P
T

E
K
A

R
A
T
U
P
T

T
E
R
A
T
A
I

I
N
T
A
N

S
A
R
I
P
T

M
E
G
A

S
U
K
M
A
P
T

B
I
N
T
A
N
G

K
A
L
O
N
G
P
T

P
R
O
M
I
X

P
R
I
M
A

P
T

D
U
T
A

R
A
M
A
P
T

S
E
N
E
C
A

I
N
D
O
N
E
S
I
A
P
T

P
A
N
C
A
D
H
A
R
M
A
C
V

P
R
I
M
A

J
A
Y
A
P
T

D
E
L
T
A
M
A
R
G
A

A
M
P

P
T

H
U
T
A
M
A

P
R
I
M
A

P
T

W
I
D
J
O
J
O

P
T

S
U
R
A
D
I

S
E
J
A
H
T
E
R
A

P
T

K
A
D
I

C
V

P
A
M
U
J
I
P
T

A
G
U
N
G

D
A
R
M
A

N
P
L

(
%
)

Customer
Aspal Curah By Customer Desember 2013
prosentase NPL (%) 1-3 bln prosentase NPL (%) 3-6 bln
Prosentase NPL (%) 6-12 bln prosentase NPL (%) >12 bln
konsistensi untuk membayar di tahun berikutnya PT Kadi International Current, berbeda halnya
dengan PT Tunas Karya Sentosa Prosentase NPL di bulan 3-12 di tahun 2012 nilai NPL sebsar
2.15% namun di tahun 2013 NPL nya naik menjadi 2.34% dan hal ini menjadi Warning untuk
perusahaan menjadi lebih hati-hati memberi besarnya nilai kredit pada customer tersebut. Nilai
NPL di tahun 2012 prosentase yang nilai NPL masuk >12 bulan terbesar yaitu PT Tirtayasa
dimana nilai NPL 1.25% dan kemudian PT Cipadang Jayabaya memiliki nilai NPL 1.22%.
customer yang nilai NPL tinggi di >12 bulan mengindikasikan kemungkinan customer hilang
besar. Dan itu terbukti di tahun berikutnya yaitu di tahun 2013 yang masih menyisakan nilai
NPL untuk tiap customer diatas yang teradapat nilai NPL di >12 bulan. Dan menurut informasi
Direktur adalah Binsar Pakpahan dengan usaha lainnya yaitu PT Bayasakti Hasbi Utama, PT
Hasbi Nabil Amal dan wahyu Mulyana Jaya, dan satu Group dengan Jaya Baya Group, dengan
lokasi kantor di Lebak, Banten. Dimana sang komisaris adalah Mulyadi Jayabaya yang
merupakan Bupati Lebak dan tersandung kasus Ijazah palsu April 2014 dan merupakan Bupati 2
periode di Lebak dari tahun 2000 an dan sebenarnya dari tahun 2012 Mulyadi Jayabaya
tersangkut kasus Korupsi.
Untuk meminimalisir kredit salah satunya di berikan platfond untuk tiap Customer sehingga
tidak timbul Over platfond sehingga PT JTI bisa menilai dari segi pembayaran kedepannya. Dari
analisa dilihat dari segi pembayaran dari umur piutang dan jumlah pembayaran piutang tiap
tahun bisa disimpulkan bahwa platfond kredit sendiri ditentukan dari persentase bayar konsumen
tiap tahun yang dilihat dari jumlah nominal pembayaran, yaitu :



Bila nilai kredit lebih besar dari limit kredit kemungkinan yang ditimbulkan yaitu jumlah
piutang yang semakin membesar. Semakin besarnya piutang akan menimbulkan gagal bayar
yang tinggi. Dari data dapat di analisa semisal :
1. PT Sumber Batu tahun 2013, memiliki persentase rata-rata pembayaran yaitu 30.67% dan
jumlah piutang terakhir Rp 8.810.498.640, maka Limit Kredit yang diperbolehkan MaxRp
2.702.179.933
2. PT Hutama Prima tahun 2013, memiliki persentase rata-rata pembayaran yaitu 32.21% dan
jumlah piutang terakhir Rp 8.592.365.900, maka limit kredit yang diperbolehkan Max Rp
2.767.601.056

Estimasi Plafond tahun 2011 untuk tahun 2012

JABOTABEK
No Customer
RATA2


1 PT SUMBER BATU 53.629
2 PT SUBUR BROTHERS 0
3 PT BUANA TUNGGAL PERKASA / KAMAJAYA 0
4 PT HUTAMA KARYA 6.925
5 PT PERKASA ADIGUNA 0
6 PT INTAN SARI MANIK 32.938
7 PT MARGA SARANA RAYA 0
8 PT SEKISO INDUSTRI 89.084
9 PT ROADMIXINDO RAYA 53.270
10 PT PYRAMIDA RAYA 89.838
11 PT TUNAS SENTOSA 8.075
12 PT MAKRO TAR DELI 23.261
13 PT NINDYA KARYA 78.187
14 PT JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA, TBK 145.322
15 PT LAMPIRI JAYA 46.618
16 PT. BAWON MULIA 50.558
17 PT. BUDI MULYA 71.524


Estimasi Plafond tahun 2012 untuk tahun 2013
JABOTABEK
No Customer RATA2
1 PT SUMBER BATU 40.223
2 PT BUDI MULYA JAYA 27.284
3 PT BAWON MULYA 18.681
4 PT ROADMIXINDO RAYA 22.119
5 PT PIRAMIDA RAYA PERSADA 12.475
6 PT JAYA KONSTRUKSI 127.592
7 PT HUTAMA KARYA AMP CIK 0
8 PT HAKAASTON AMP CIK 49.327
9 PT HUTAMA PRIMA 81.186
10 PT SUBUR BROTHERS 0
11 PT INTAN SARI MANIK 20.075
12 PT TUNAS KARYA SENTOSA 13.413
13 PT GODHAR UTAMA KHARISMA 0
14 PT SEKISO INDUSTRIES 101.041
15 PT MAKRO TAR DELI 0
16 PT MULTI KARYA CEMERLANG 0
17 PT PERKASA ADIGUNA 0
18 PT WIDYA SAPTA COLAS 18.734
19 PT LAMPIRI DJAYA ABADI 22.821

Estimasi Plafond tahun 2013 untuk tahun 2014
JABOTABEK
No Customer RATA2
1 PT SUMBER BATU 30.672
2 PT BUDI MULYA JAYA 25.912
3 PT BAWON MULYA 13.366
4 PT ROADMIXINDO RAYA 0
5 PT PIRAMIDA RAYA PERSADA 0
6 PT JAYA KONSTRUKSI 93.775
7 PT HUTAMA KARYA AMP CIK 0
8 PT HAKAASTON AMP CIK 0
9 PT HUTAMA PRIMA 32.208
10 PT SUBUR BROTHERS - CAKUNG 0
11 PT INTAN SARI MANIK 20.338
12 PT TUNAS KARYA SENTOSA 0.915
13 PT GODHAR UTAMA KHARISMA 0
14 PT SEKISO INDUSTRIES 35.870
15 PT MARGA SARANA RAYA 19.203
17 PT PERKASA ADIGUNA 0
18 PT WIDYA SAPTA COLAS 1.338
19 PT LAMPIRI DJAYA ABADI 21.950

Tabel 4.2 Estimasi persentase rata-rata pembayaran

Dari tabel dapat dilihat ada beberapa rata-rata kemampuan tiap konsumen.bila melebihi platfond
yang di ditentukan akan berdamapak semakin besarnya nilai piutang dari tahun ke tahun. Hal ini
dilihat dari segi karakter pembayaran dari tahun ke tahun tiap customer. Semisal kecenderungan
PT Sumber Batu Group record bayar semakin turun dan jika diberikan kredit kembali melebihi
jumlah maskimal platfon kemungkinan gagal bayar semakin besar.
Penyebab kredit macet selain dilihat dari history payment yang memberi plafond pemberian
kredit ketika customer pernah lewat dari 3-6 bulan dan history terupdate profil perusahaan yang
akan di berikan fasilitas kredit, masalah umumnya yaitu menurunnya kondisi usaha bisnis
perusahaan, yang disebabkan merosotnya kondisi ekonomi umum dan/atau bidang usaha dimana
mereka beroperasi;
1. Adanya salah urus dalam pengelolaan usaha bisnis perusahaan, atau karena kurang
berpengalaman dalam bidang usaha yang mereka tangani;
2. Problem internal perusahaan maupun masalah direksi, misalnya perceraian,
kematian, sakit yang berkepanjangan, atau pemborosan dana oleh salah satu atau beberapa orang
anggota keluarga debitur;
3. Kegagalan debitur pada bidang usaha atau perusahaan mereka yang lain;
4. Kesulitan likuiditas keuangan yang serius;
5. Munculnya kejadian di luar kekuasaan debitur, misalnya perang dan bencana alam;
6. Watak buruk debitur (yang dari semula memang telah merencanakan tidak akan
mengembalikan kredit).
Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.31/50/Kep/DIR tanggal 12
Nopember 1998, sebelum melakukan restrukturisasi kredit, suatu perusahan dagang maupun
Bank harus dan diwajibkan untuk melakukan analisis atau review baik terhadap aspek hukum
debitur dan atau pemberi jaminan, agunan kredit dan pengikatannya serta proyek yang akan
diberi fasilitas kredit yang akan direstrukturisasi secara menyeluruh seperti halnya review aspek
hukum calon debitur yang akan diberi fasilitas kredit. Alternatif akhir yang sekarang sedang
ditempuh dan atau dijalankan oleh pemerintah Indonesia dalam hal ini sebagai the last action
dalam rangka pelaksanaan restrukturisasi kredit macet adalah dengan menggunakan instrument
haircut baik atas tunggakan pokok, tunggakan bunga maupun tunggakan denda sehingga debitur
hanya diwajibkan untuk membayar kewajiban pokok atas hutang debitur kepada bank.








4.2 Sistem Audit (Analyst)

Filter Pengawasan

Supplier
PT Jaya Trade
PT Global Bitumen Utama

Audit (Analyst) 1

Audit (Analyst) 2



Gambar 4.3 Sistem Audit (Analyst)

Dalam meminimalisir kredit macet memang harus dilakukan pengawasan total terhadap seluruh
customer yang pernah ada kontrak piutang dengan PT Jaya Trade Indonesia atau PT Global
Bitumen Utama serta melakukan penyaringan terhadap nasabah baru. Dalam melakukan
kerjanya audit 1 dan 2 yang independen ini memiliki sistem kerja terupdate untuk konsumen
repeat order atau new customer dengan melakukan credit review tiap profil perusahaan
kontraktor atau profil redaksi perusahaan kontraktor dengan total melakukan prinsip 6Cs yang
kemudian disampaikan ke pimpinan perusahaan.


Customer (Nasabah)

JT



Sistem penilaian audit ini tentu berdasarkan :
4.2.1 Membuat daftar Profil Perusahaan
Tiap customer terdiri dari jajaran direksi dan pemilik. Di sini kita bisa mendata seluruh jajaran
pemegang saham. Hal ini untuk mengetahui dari tahap analisa character.
1. Buat data para pemegang saham dari pemilik sampai wakil
2. Buat daftar asset yang di miliki
3. Buat daftar proyek yang telah dilakukan dan akan dilakukan

4.2.2 Mencari informasi tentang mental/kepribadian (Character)
Sangat penting untuk mengetahui karakter, reputasi, pengalaman dan kemampuan dari calon
customer, terutama yang baru ikat kontrak di PT Jaya Trade Indonesia maupun Global Bitumen
Utama. Calon customer dilihat dari beberapa penilaian, namun critical point dari terkait karakter
ini adalah profesi pemilik (pengusaha local/nasional,pejabat,politikus,maupun pemerintah).
Penilaian juga diperoleh berdasarkan pandangan masyarakat, survey lapangan, serta pengalaman
yang ada. Disini menyangkut seluruh jajaran direksi sampai ke pemilik dan jika yang akan
dibiayai adalah exisiting, maka sejarah pembayaran (payment record) dari konsumen tersebut
merupakan salah satu bahan pertimbangan yang penting bagi perusahaan pensupply dari rating
customer yang bisa dibagi menjadi :
- Rating Excellent untuk nasabah dengan kontrak jatuh tempo 0-1 Bulan
- Rating Good untuk nasabah dengan kontrak jatuh tempo 1-3 bulan
- Rating Normal untuk nasabah dengan kontrak jatuh tempo 3-6 bulan
- Rating Warning untuk nasabah dengan kontrak jatuh tempo 6-12 bulan
- Rating Bad untuk nasabah dengan kontrak jatuh tempo >12 bulan
Informasi lain yang dipertimbangkan untuk mencari karakter konsumen yaitu:
1. Lakukan kliring informasi bank (melaui fasilitas SID yang akses ke BI maupun informasi
antar bank secara tertulis) maupun kita bisa peroleh dari asosiasi pengusaha ataupun kontraktor,
dalam rangka memperoleh informasi tentang calon debitur apakah sedang menikmati fasilitas
kredit pada bank atau pihak lain bila dimungkinkan, karena pihak bank sendiri akan
merahasiakan profil customer mereka.
2. Meneliti calon customer, baik dari profil perusahaan maupun jajaran direksi yang di update
minimal 6 bulan sekali. Informasi ini bisa didapat dari website maupun credit checking ke
lingkungan perusahaan atau tempat tinggal jajaran masing-masing direksi,
3. Meneliti reputasi perusahaan maupun direksi dilingkungan usahanya maupun dengan
kompetitornya.

3.2.3 Mencari informasi tentang kemampuan keuangan (Capacity)
Untuk memperoleh informasi keuangan ini kita bisa menghitung dari segi besarnya nilai proyek
dengan sistem pengerjaannya. Semisal contoh membuat laporan keuangan dari besar nilai
proyek yang dijalankan saat itu, yaitu
Terlampir proyek pembangunan jalan PT XYZ di wilayah Cirebon dengan detail kontrak :
- Pemberi kerja : Dinas PU
- Nilai kontrak : Rp 4.000.000.000 (Include PPN 10%)
- Periode Kontrak : 1 Juli s/d 31 Des 2013
- Term Of Payment : per 3 bulan
- Alat yang dibutuhkan : 1 excavator,1 buldozer, 1 tandem roller, 1 asphalt finisher, 1
pneumatic roller, 3 Dump Truck.
Contoh Analisa estimasi kapasitas berdasarkan nilai Proyek :
Nilai Kontrak Gross 4.000.000.000
Nilai Kontrak Exclude PPN 3.636.363.636
Profit margin 5% 10% 15%
Gross Profit 181.818.182 363.636.364 545.454.545
Biaya Operasional (50%) 90.909.091 181.818.182 272.727.273
Maintence and Sparepart (20%) 40.000.000 40.000.000 40.000.000
Driver and Operator 20.000.000 20.000.000 20.000.000
Others (10%) 18.181.818 36.363.636 54.545.455
Kredit di PT Jaya Trade 24.500.000 24.500.000 24.500.000
Surplus (Defisit) 11.772.727 60.954.545 133.681.818
Tabel 4.2 Estimasi Kapasitas Nilai Proyek PT XYZ
Minimal margin 10% dibutuhkan untuk tetap pada posisi cash flow surplus. Sehingga dari
analisa ini kita bisa menentukan plafond yang dimungkinkan untuk memberikan piutang.
Pengukuran kapasitas tersebut dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan berikut :
1. Pendekatan historis,
Yaitu menilai past performance, apakah menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu
2. Pendekatan finansial,
Yaitu menilai latar belakang pendidikan para pengurus.
3. Pendekatan yuridis,
Yaitu apakah customer mempunyai kapasitas untuk mewakilinya untuk mengadakan perjanjian
kredit dengan Bank.
4. Pendekatan manajerial
Yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan keterampilan customer melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen dalam memimpin perusahaan.
5. Pendekatan teknis,
Yaitu untuk menilai sejauh mana kemamapuan calon customer mengelola faktor-faktor produksi
seperti tenaga kerja, sumber bahan baku, peralatan-peralatan administrasi dan keuangan, dan
kemampuan berkompetisi.

3.2.4 Mencari informasi tentang jalanya perusahaan
Dari sini audit masuk untuk menyaring customer, jika data merupakan customer lama dapat
dilihat dari credit review yang telah dibuat sebelumnya saat audit 2 melakukan pengawasan, dan
bila nasabah baru perlu dilakukan survey keseluruhan. Hal ini menyangkut dari karakter dan
posisi keuangan konsumen bila saat diberikan piutang pada masa sekarang dan yang akan
datang. Data ini bisa diperoleh dari :
a. Survey dari Dinas PU
b. Cari data via profil perusahaan atau via Website atau LPJK
c. Survey dari asosiasi kontraktor dan internal perusahaan

3.2.5 Permohonan barang jaminan atau agunan
Dalam piutang dagang memang barang jaminan bersifat fleksibel, jaminan ada bila antara
customer dan perusahaan memiliki relasi yang baik dan berkomitmen dalam record payment
yang baik. Namun bila dimungkinkan dari awal perjanjian jual-beli diberikan adanya jaminan
piutang hal ini untuk meminimalisir kredit bermasalah untuk kedepannya baik untuk Repeat
Order maupun new customer atau sebenarnya jaminan ini sebagai tanda komitmen bayar
customer ke perusahaan pensupply. Dari awal perjanjian harus disosialisasikan abhwa jaminan
ini bukan semata-mata serupa dengan jaminan di Bank atau perusahaan pembiayaan, namun
untuk ikut menjaga fasilitas customer dengan baik. Barang jaminan bisa berupa Bank Garansi
atau barang sesuai dengan jumlah piutang yang dibebankan.



3.2.6 Laporan Credit Review
Laporan ini dibuat untuk menyalin keseluruhan dari analisa awal sampai akhir sehingga ada
alasan report kita, apabila kita merekomendasi atau tidak yaitu dengan report credit review ini.
Report ini dibuat minimal 3 bulan sekali tiap data customer yang ada atau sesuai kebutuhan.
Namun bila ada yang perlu dirubah segera dirubah, semisal perubahan direksi atau kepemilkan
saham yang diperoleh dari info lingkungan ataupun internal perusahaan. Hal ini akan
berpengaruh dalam memberikan keamanan dalam pemberian kredit yang akan datang, bila
customer mengajukan repeat order.
Sistematis credit review :
a. Background & Operation Of the Company
Yaitu berisi tentang profil perusahaan dan struktur operasi manajemennya.
b. Operation & project
Yaitu tentang pengalaman proyek perusahaan itu dari tahun ke tahun dan bagaimana penanganan
dari segi operasi termasuk pendataan asset yang dimiliki dari survey credit checking lapangan.
c. Estimasi Kapasitas
Yaitu menganalisa dari survey lapangan dan estimasi nilai proyek. Dilihat dari segi kredit Bank
maupun perusahaan lain dan termasuk kredit di PT Jaya Trade Indonesia yang perlu di kalkulasi.
d. Conclusion
Berisi point strength and weakness kita dalam merekomendasi suatu customer yang disertakan
T/C (term and condition).

Dari Sistem Analisa (audit) di atas bisa disimulasikan, seperti dibawah
TOOLS PANDUAN ANALISA 6C Klik disini lalu tekan Delete untuk memulai penilaian
Nama Badan Usaha PT Sumber Batu
Alamat Jl. Genteng No. 44 Kayu Putih, Pulomas, Jaktim
DIRUT/WAKIL DIRUT Budi Parlindungan Sinambela, BBA
NEGATIVE LIST TIDAK
ANALISA - 6C
CHARACTER :
Status Konsumen RO
Rating Excellent
Max pastdue No Pastdue
Persentase Pembayaran Tahun Ini 30.8
Persentase Pembayaran Tahun Sebelunya 40.2
Selisih Tahun ini dan Sebelumnya Turun -9.4%
Piutang terakhir Sebelumnya Rp 7,934,908,180
Piutang Terakhir Sekarang Rp 8,810,498,640
CAPACITY :
Jumlah Proyek >5
Average Education Administrators Bachelors
Capacity-1
Nilai Kontrak Exlude PPN Rp 12,658,798,280
Profit Margin 5% 10% 15%
Gross Profit Rp 632,939,914 Rp 1,265,879,828 Rp 1,898,819,742
Biaya Operasional Rp 316,469,957 Rp 632,939,914 Rp 949,409,871
Maintence and Spareparts Rp 63,293,991 Rp 126,587,983 Rp 189,881,974
Driver and Operator
Others Rp 31,646,996 Rp 63,293,991 Rp 94,940,987
Keterangan
Surplus (Defisit) Rp 221,528,970 Rp 443,057,940 Rp 664,586,910
Capacity-2
Nilai Kontrak Exlude PPN Rp 9,832,679,523
Profit Margin 5% 10% 15%
Gross Profit Rp 491,633,976 Rp 983,267,952 Rp 1,474,901,928
Biaya Operasional Rp 245,816,988 Rp 491,633,976 Rp 737,450,964
Maintence and Spareparts Rp 49,163,398 Rp 98,326,795 Rp 147,490,193
Driver and Operator
Others Rp 24,581,699 Rp 49,163,398 Rp 73,745,096
Keterangan
Surplus (Defisit) Rp 172,071,892 Rp 344,143,783 Rp 516,215,675
Total Capacity : Persentase Capacity 1119.22%
Income Rp 787,201,723
Obligasi di Tempat Lain
Installment Ratio 111922%
CAPITAL :
Status Tempat Usaha Perusahaan
Tempat Usaha Atas Nama Sendiri
Lama Usaha >15 Tahun
Apakah Punya Unit Lain di Luar JTI Punya Unit Lain
Ada Berap Unit Lain Konsumen 15 Unit
Status Kepemilikan Masih Credit Semua
COLLATERAL :
Jaminan Pembayaran Ada
Jenis SKBDN
CONDITION :
Kasus Tidak Ada
Keterangan Dari Hasil browsing dan Checking tidak ditemukan kasus atas nama komisaris maupun direktur
Usaha/Proyek Konsumen
CONSTRAINT :
Batasan atau Hambatan Tidak Ada
Keterangan
CREDIT CHECKING :
Credit Checking Lokasi Usaha
Credit Checking Kepemilikan Aset
Credit Checking Konsumen & Kredibilitas
Perusahaan

58.10
Warning
Plafond Kredit
Rp
2,713,633,581

Made In Zam Zami Tirta Aji

Dengan Point Concern dari Tools diatas


3.3 Kebijakan Pengendalian Piutang
Lukman Syamsudin (2007:272) mengemukakan:Kebijakan pengumpulan piutang
suatau perusahaan adalah merupakan prosedur yang harus diikuti dalam mengumpulkan piutang-
piutangnya bilamana sudah jatuh tempo.
Sebagian dari keefektifan perusahaan dalam menerapkan kebijakasanaan pengumpulan
piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugiaan piutang, karena jumlah piutang yang dianggap
sebagai kerugian tersebut tidak hanya tergantung pada kebijakasanaan pengumpulan piutang
tetapi juga kepada kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan. Apabila
diasumsikan jumlah kerugian piutang tetap konstan, maka hubungan dengan kebijaksanaam
kredit yang diberikan, maka semakin besar jumlah pengeluaran-pengeluaran maka pengumpulan
piutang akan dapat mengurangi kerugian piutang yang diderita perusahaan.
Perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang secara aktif atau
pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan secara aktif dalam pengumpulan piutang
akan mempunyai pengeluaran uang yang lebih besar untuk membiayai aktivitas pengumpulan
piutang dibanding dengan perusahaan yang melakukan pengumpulan piutang secar pasif.
Perusahaan yang menjalankan aktif kemungkinan akan mempunyai investasi dalam piutang
yang lebih kecil dibandingkan dengan perusaan lainnya.
Perusahaan haruslah berhati-hati untuk tidak terlalu agresif dalam usaha-usaha untuk
mengumpulkan piutang dari para langganan. Bilamana langganan tidak dapat membayar tepat
waktunya maka sebaiknya perusahaan menunggu sampai suatu jangka waktu tertentu yang
dianggap wajar sebelum menerapkan prosedur-prosedur pegumpulan piutang.

3.3.1 Pemberian kredit kepada Pelanggan
a. Saldo piutang dari customer yang bersangkutan pada tenggat waktu perjanjian pembayaran
telah bernilai nol.
b. Karakter customer yang komitmen dalam waktu pembayaran, cepat dan tidak mundur.
c. Customer memiliki modal yang dapat dijadikan pegangan dalam melakukan pembayaran
hutangnya.
d. Customer memiliki jaminan yang dapat dipegang untuk melakukan pelunasan seperti :
SKBDN (Surat Kredit Berharga Dalam Negeri), Bank Garansi. Jika tidak ada jaminan customer
wajib membayar Cash (tunai).
e. Mengikuti surat perjanjian jual beli (kontrak) yang dibuat oleh PT Jaya Trade Indonesia.

3.3.2 Penagihan piutang
1. Fungsi terkait dalam penagihan piutang
a. Fungsi Administratif
bertanggung jawab dalam membuat daftar surat pemberitahuan atau remittance advice melalui
pos/fax dari para customer.
b. fungsi penagihan / kolektor
bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada para customer sesuai daftar piutang yang
dibuat oleh bagian keuangan dan telah direkonsiliasi dengan bagian akunting.
c. Fungsi Kas (Kasir Besar)
bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi penagihan/kolektor dan menyetorkan ke
kasir besar untuk segera dicairkan masuk ke rekening PT Jaya Trade Indonesia dan di
informasikan ke pihak Marketing bila customer telah Current.
d. Fungsi Akuntansi
bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas dari piutang ke jurnal penerimaan kas dan
berkurang piutang ke dalam kartu piutang.
e. Fungsi Pemeriksaan Intern
bertanggung jawab dalam melaksanakan perhitungan yang ada ditangan fungsi penagihan
dan fungsi kas secara periodik dan melakukan rekonsiliasi bank, untuk mengecek ketelitian
catatan kas yang dibuat oleh akutansi.

2. Dokumen yang digunakan dalam penagihan Piutang
- kwitansi Asli, bermaterai cukup
- Surat jalan Asli yang telah ditanda tangani oleh customer
- Faktur Pajak Asli
- Berita Acara Serah terima barang atau Surat Penyerahan Barang (SPB) yang telah di
tandatangani customer.
- Foto Copy surat perjanjian jual beli aspal curah (kontrak).

3. Prosedur Penagihan Piutang
a. Tukar Faktur
1. Bagian pengihan (kolektor) memerpsiapkan dokumen yang diperlukan terlebih dahulu yaitu
Kwitansi asli, faktur pajak, Surat penyerahan barang (SPB).
2. bagian penagihan (kolektor) sebelum berangkat menagih, harus mencatat dokumen yang akan
dibawa dalam buku penagihan tersebut yang harus ditanda tangani oleh administrasi dan
Manager Marketing.
3. Kolektor menyerahkan dokumen (Kwitansi Asli, Faktur Pajak, Surat Penyerahan Barang) ke
kasir pelanggan.
4. Kasir akan membuat Tanda Terima Kwitansi (TTK) dan kasir melampirkan copy kwitansi
yang di Cap perusahaan pada TTK tersebut. Kolektor JTI menandatangani TTK tersebut di
kolom diterima oleh dan dicatat dalam Buku Tukar Faktur, lalu disimpan/arsip. TTK dan
lampirannya (copy kwitansi)yang telah ditanda tangani kasir, diserahkan kolektor
5. Kolektor menyerahkan TTK dan copy kwitansi ke bagian administrasi JTI dan dicatat dalam
Buku Penagihan lalu di Arsip sementara dan diurutkan sesuai tanggal jatuh temponya.
b. Penagihan
1. Bagian penagihan (kolektor) memeriksa tiap hari, TTK mana yang telah jatuh tempo. Bila
ada TTK yang telah jatuh tempo lalu dicatat ke dalam buku Penagihan dan harus ditanda tangani
oleh administrasi dan Manager marketing.
2. Dokumen TTK tersebut diserahkan kembali ke bagian kasir Customer dan memprosesnya.

3.3.3 Prosedur Pembayaran
Pembayaran / pelunasan tagihan berdasarkan kwitansi yang diterbitkan oleh PT JTI dengan cara
transfer ke rekening PT JTI (yang ditunjuk & telah disetujui dalam surat perjanjian jual beli
aspal curah (kontrak), pembayaran harus sudah dilunasi paling lambat 3 minggu sejak tanggal
kwitansi diterbitkan oleh PT Jaya Trade Indoneisa.
Sejumlah teknik pengumpulan piutang yang biasanya dilakukan oleh perusahaan bilamana
langgananya atau pembeli belum membayar sampai dengan waktu yang ditentukan . menurut
Lukman Syamsudin adalah sebagai berikut :
1. Melalui Surat
Bilamana waktu pembayaran utang dari langganan sudah lewat beberapa hari tetapi belum saja
dilakukan pembayaran maka perusahaan mengirimkan surat dengan isi mengingatkan atau
menegur langganan yang belum membayar tersebut bahwa utangnya sudah jatuh tempo. Apabila
utang tersebut belum juga dibayar juga setelah beberapa hari surat dikirimkan maka dapat
mengirimkan kembali surat kedua yang isinya lebih keras.
2. Melalui Telepon
Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata utang-utang tersebut belum juga dibayar, maka
bagian kredit dapat menelepon langganan dan secara pribadi memintanya untuk segera
melakukan pembayaran.. kalau dari hasil pembicaraan tersebut ternyata langganan mempunyai
alasan yang dapat diterima maka mungkin perusahaan dapat memberikan perpanjangan waktu
sampai suatu jangka waktu tertentu.
3. Kunjungan Personal
Teknik pengumpulan piutang dengan jalan melakukan kunjungan personal atau pribadi
ketempat seringkali digunakan karena dirasakan sangat efektif dalam usaha-usaha pengumpulan
piutang.
4. Tindakan Yuridis
Bilamana ternyata langganan tidak mau membayar utang-utangnya maka perusahaan dapat
menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan mengajukan gugatan perdata melalui
pengadilan.
3.3.4 Piutang Tak Tertagih
Pembatasan terhadap jumlah penjualan kredit bergantung pada bonafiditas pembeli/pelanggan.
Plafon untuk customer dilihat dari analisa yang telah dilakukan tim penilaian (Analyst).
Berikut ini pedoman untuk menentukan bahwa piutang benar-benar tidak dapat tertagih :
a. Bila tidak ada lagi bagian harta yang diterima untuk pelunasan piutang / dijadikan
inventory.
b. Bila usaha pelanggan terhenti, pelanggan meninggal dunia tanpa meninggalkan harta,
kecuali pelanggan hilang harus proses hukum dengan menyebar daftar black list customer.
c. Bila saldo piutang sudah lama terbuka dan surat tagihan tidak pernah dibalas
d. Bila penagih tidak mampu lagi menagihnya.
Piutang yang kurang meyakinkan untuk dapat ditagih harus dicadangkan penghapusannya,
sedangkan piutang yang sudah dianggap tidak dapat tertagih sama sekali akan dihapuskan
seluruhnya sebagai beban biaya penghapusan piutang ragu-ragu atau membebani penghapusan
piutang.
Unit aspal curah membuat surat permohonan penghapusan piutang, yang telah ditandatangani
oleh Ka Unit Aspal Curah, Direktur yang membawahi Aspal Curah serta persetujuan dari
Direktur Utama dan harus dilampiri dengan laporan rekonsiliasi piutang dagang antara pihak
operasional unit aspal curah dengan bagian keuangan pusat (bagian piutang).













V. Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada asasnya kasus kredit bermasalah ini adalah persoalan perdata yang menurut terminologi
hukum perdata, hubungan antara debitor dengan kreditor selaku pemberi kredit merupakan
hubungan utang piutang. Hubungan yang bersangkutan lahir dari perjanjian, setelah perusahaan
melakukan usaha melalui upaya prefentif namun kredit yang telah dikeluarkannya menjadi
kredit yang bermasalah, maka perusahaan piutang akan menggunakan upaya represif sampai
dengan menempuh upaya penagihan kredit.
a. Di tahun 2012 2013 Sumber Batu Group memiliki nilai piutang terbanyak. Meski di
semester pertama tahun 2014 Sumber Batu Current., PT JTI harus memberi batas plafond dari
prosentase kenaikan jumlah pertambahan piutang serta batas tahun untuk terus menambah
jumlah piutang.
b. CV Prima Jaya, PT Cipadang Jayabaya, dan PT Tirtayasa merupakan customer rating Bad dan
sudah tidak bisa diberikan piutang kembali dan harus pelunasan atau caash bila ingin melakukan
pembelian aspal kembali di PT JTI.
c. Nilai NPL dari tahun 2012 2013 mengalami kenaikan karena banyak customer existing RO
kembali dan banyak pembayarannya yang lewat jatuh tempo dari 33.67% ke 41.79%.
2. Bahwa dalam pemberian kredit harus benar-benar diteliti faktor yang dikenal dengan 6 Cs
Terupdate sehingga karakter, Collateral, Capital, Constraint, kapasitas, dan kondisi ekonomi
serta riwayat hidup dari calon debitur benar-benar diketahui oleh kreditur sehingga apabila
terjadi wanprestasi kredit tidak mengalami kesulitan dalam melakukan eksekusi terhadap barang
jaminan sehingga apabila kreditur mengeksekusi barang jaminan tidak ada hambatan dari pihak
manapun termasuk dari pihak debitor sendiri. Dalam model sistem pemberian kredit ini kita bisa
tahu profil perusahaan yang telah ada, dan lebih bisa di manfaatkan untuk mendata untuk
customer yang new customer (pembayaran wajib tunai/cash) dan bisa kredit bila ada jaminan,
sehingga kita bisa mengenal customer tersebut bila kedepannya customer yang new customer
tersebut mengajukan kredit.
3. sistem analisa kredit yang terfokus dan terarah diharapkan dapat meminimalisir kredit
bermasalah baik customer RO maupun new customer. Sejarah pembayaran (payment record)
dari konsumen tersebut merupakan salah satu bahan pertimbangan yang penting bagi perusahaan
pensupply dari rating customer yang bisa dibagi menjadi :
- Rating Excellent untuk nasabah dengan kontrak jatuh tempo 0-1 Bulan
- Rating Good untuk nasabah dengan kontrak jatuh tempo 1-3 bulan
- Rating Normal untuk nasabah dengan kontrak jatuh tempo 3-6 bulan
- Rating Warning untuk nasabah dengan kontrak jatuh tempo 6-12 bulan
- Rating Bad untuk nasabah dengan kontrak jatuh tempo >12 bulan
Rating Customer
Excellent -
Good PT Sumber Batu, Budi Mulya Jaya, Bawon Mulya, PT Jaya Konstruksi, PT
Hutama Prima, PT Hakaaston AMP CIK, PT Marga Sarana Raya, PT
WASCO, PT Sekiso Industries, PT Hakaston AMP Jabar & CIP, PT
Deltamarga AMP Ciasem, PT Mega Sukma, PT Bintang Kalong, PT
HUtama Prima AMP Cilacap, PT Kadi International AMP SMRG
Normal PT Delta Marga AMP AJW, PT Kadi International, PT Eka Ratu, PT
Deltamarga AMP Jogja, PT Subur Brothers
Warning PT Tunas Karya Sentosa, PT Lampiri Djaya Abadi, PT Waskita Karya -
Indah Karya KSO, PT Delta Marga AMP Kud & Sem, PT Delta Marga
Adyatama - AMP Sembung
Bad PT Cipadang Jayabaya, CV Prima Jaya, PT Tirtayasa
Tabel 5.1 list Customer berdasar History Payment



































VI. LAMPIRAN

PT JAYA TRADE INDONESIA & PT GLOBAL BITUMEN UTAMA
DOKUMEN CHECK LIST PERSETUJUAN

NAMA BADAN USAHA : BUDI MULYA JAYA, PT SURVEYOR/MARKETING:
TELEPON/HP : 021-4701724/ (021) 4703045
ALAMAT : Jl. Genteng No. 44 Kayu Putih, Pulomas, Jaktim
KEY PERSON : Budi Parlindungan Sinambela, BBA
CEK NEGATIVE LIST YA TIDAK
NO Data Dokumen (Scan) Marketing Analyst Direktur Keterangan

A Persyaratan Wajib
1 FC Akte Pendirian Perusahaan (LPJK) Terbaru BIsa di lihat di LPJK atau Tanya langsung ke Direksi customer
2 Report Estimasi Kapasitas Proyek Sekarang OK Berada di Kesimpulan.
3 Persetujuan Mendapatkan Kredit Jajaran
Direksi (Kontraktor tersebut)
OK
4 FC NPWP/Izin Tempat Usaha Sesuai Lelang No NPWP 01.301.706.6-003.000.
5 FC Surat Bukti Kepemilkan lahan Kantor atau
Operasional (Milik Sendiri/Sewa)
OK Bisa dibuktikan melalui Checking ke customer atau Checking ke
RT/pengelola/lingkungan setempat
6 Laporan (Credit Review):
1. Profil Perusahaan (Backgroud Company)
2. Struktur Organisasi pengurus dan
pengelola
OK Berada di Kesimpulan.
7 Jaminan Pembayaran (Cek,SKBDN,Bank
Garansi)
OK Disesuaikan dengan besarnya nominal piutang.
8 Analisa Karakter dan Manajemen Jajaran
Direksi/Perusahaan
OK 1. Secara karakter konsumen masih kooperatif
2.
3.
9 Foto perusahaan (kantor) + tempat Produksi OK Guna mendapatkan update informasi kondisi.

Kesimpulan :
PT Budi Mulya Jaya, PT Bawon Mulya dan PT Sumber Batu merupakan anak usaha dari
Sumber Batu Group, sebuah kelompok usaha jasa konstruksi yang sejak awal pendirian tahun
1970 dikenal berkiprah banyak di lingkungan proyek-proyek pembangunan fisik, terutama jalan
dan jembatan. Dia juga mendirikan dan memimpin lembaga pendidikan, mulai tingkat dasar
sampai tingkat tinggi, di bawah bendera Yayasan Budi Murni. Dengan nama pemilik an Prof.
DR. Kanjeng Raden Hario Tumenggung (KRHT) Tarnama Sinambela Kusumonagoro yang
merupakan anggota Dewan Pertimbangan Partai Nasdem dan pemilik Yayasan Pendidikan Budi
Murni, dan Pemilik Universitas Mpu Tantular.
CV Budi Mulya, berdiri tahun 1970, berkantor di Inter Hotel, Jalan Gunung Sahari Raya, Jakarta
Pusat. Kehadiran CV Budi Mulya, yang belakangan berubah nama menjadi PT Budi Mulya Jaya
dibawah kendali Budi Parlindungan Sinambela yang merupakan anak pertama dari Dr Tarnama
S Kusumonagoro. Adik Budi P Sinambela an Santo Mulya Parulian Sinambela (Manager PT
Sumber Batu) pernah caleg 2014 partai Nasdem Dapil Purwakarta tapi tidak Lolos, cikal
bakalnya dimulai sejak tahun 1969 saat dia memulai usaha kecil-kecilan leveransir bahan
bangunan. CV Budi Mulya dia serahkan sepenuhnya kepada istri Damaris br. Tampubolon dan
Menantu anak kedua an Juniety Dame Purba sbg Komisaris dan Dirut Budi Parlindungan
Sinambela. Tingkat Gred untuk nilai proyek PT Budi Mulya Jaya yaitu sudah capai Gred-7.
Peralatan berdasar Laporan di LPJK tahun 2011 yaitu :
No Jenis Kapasitas Merk Tahun Kondisi Lokasi Jumlah Harga (Rp.)
1 Dump Truck/Engkel 10 Ton Nissan/CK-10 1996 80% DKI Jakarta 1 197.000.000
2 Dump Truck/Engkel 10 Ton Nissan/CK-10 1996 Baik DKI Jakarta 1 197.000.000
3 Mobil Sedan 1 Ton Galant 1996 Baik DKI Jakarta 1 25.000.000
4 Dump Truck 10 Ton Nissan/CK-10 1996 Baik DKI Jakarta 1 175.000.000
5 Dump Truck 10 Ton Nissan/CK-10 1996 80% DKI Jakarta 1 175.000.000
6 AMP II 30 Ton /Jam Sakai/TSAP-500 1996 80% DKI Jakarta 1 1.700.000.000
7 Genset 1500 V Cummins/NTC-743 1996 Baik DKI Jakarta 1 125.000.000
8 Genset 1500 V Komatsu//SA6D110 1996 Baik DKI Jakarta 1 125.000.000
9 Wheel Loader 1.2 M3 Komatsu/180-1 1997 Baik DKI Jakarta 1 385.000.000
10 Asphalt Finsher102 2.80 M Nigata/NF-130 1997 Baik DKI Jakarta 1 300.000.000
11 Tire Roller 102 16 Ton Sakai/TS-7409 1997 Baik DKI Jakarta 1 300.000.000
12 Tandem Roller 103 10 - 12 Ton Sakai/WR 7708 1996 Baik DKI Jakarta 1 310.000.000
13 Tandem Roller 105 10 - 12 Ton Sakai/7708 1996 Baik DKI Jakarta 1 280.000.000
14 Three Wheel 102 10 - 12 Ton Sanghai 1996 Baik DKI Jakarta 1 280.000.000
15 Asphalt Sprayer 102 600 Liter Sakai/SA-1000 1996 Baik DKI Jakarta 1 250.000.000
16 Compressor 4000 - 6000 l/m Airman/PDS 175 1996 Baik DKI Jakarta 1 30.000.000
17 Dump Truck/Engkel 10 Ton Nissan/CK-10 1996 Baik DKI Jakarta 1 75.000.000
18 Breaker 102 1-2 Ton Furukawa 1996 Baik DKI Jakarta 1 0


Terlampir proyek pembangunan jalan BUDI MULYA JAYA, PT di Pelebaran Jl. Panjang
dengan detail kontrak :
- Pemberi kerja : Dinas PU Prov Jakarta
- Nilai kontrak : Rp 8.435.435.000 (Include PPN 10%)
- Periode Kontrak : 27 Oktober 2012 s/d 15 Desember 2012
- Term Of Payment : per 1 bulan
- Alat yang dibutuhkan : Excavator tipe PC 300-7, PC 100 F6, Dump Truck 23 ton, Motor
Grader tipe GD-200-A1, Compactor tipe JV 100 A1, Water Tank Truck kapasitas 5000 liter,
Asphalt Emultion Patcher : digunakan untuk membuat campuran aspal dingin dengan kapasitas
150 kg/ batch, Asphalt Sprayer Model ( BAS)- Sakai/SA-1000, Asphalt Patch Mix ( BAPM-3), Asphalt
Finsher102
Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas dari masing -masing jenis alat berat
diklasifikasikan menurut kondisinya, seperti di bawah ini:
Faktor gabungan cuaca dan operator (E
co
)
Faktor gabungan kondisi alat dan medan lapangan (E
am
)
Faktor manajemen (E
M
)
Faktor material (E
m
)
Analisa Produksi Alat Berat Pada Pelaksanaan Pekerjaan
Proses analisa perhitungan kapasitas alat berat pada proyek peningkatan jalan, meliputi:
Pekerjaan Perkerasan Jalan
Pengembalian Fungsi Ruas Jalan
Perhitungan estimasi alat berat di Biaya Operasional, semisal Drum Truck :
Spesifikasi alat :
Mesin diesel 250 HP, Kapasitas Karter 53 liter, Faktor operasi 0.6, pelumas lain yang diapakai
per jam 0.23 kg, harga solar $ 0.54 per liter, harga Olie $ 0.74 per liter, harga gemuk pelumas $
1.3 per kg, harga alat netto $ 80.490, harga ban $ 12.133







Biaya operasi (tidak termasuk upah operator) = $ 14.41 per jam
Sewa Excavator Standar kelas 200 atau Bucket Capacity 0.8 0.9 m3 yaitu Rp 120.000
Rp 140.000 / Jam.
Sewa Motor Grader tipe GD-200-A1 yaitu Rp Rp 208.000 / Jam
Perhitungan Tandem Roller 8 Ton

Perhitungan Efisiensi
Et = E
co
x E
am
x E
M
x E
m
= 0.478
Kapasitas Produksi per Jam



Koefisiensi Alat
1 1
=
Kapasitas
=
17,204
= 0,058



Perhitungan Pneumatic Roller 8 ton

Perhitungan Efisiensi
Et = E
co
x E
am
x E
M
x E
m
= 0.599
Kapasitas Produksi per Jam



Koefisiensi Alat
1 1
=
Kapasitas
=
19,100
= 0,052


52

Perhitungan Asphalt Finisher 60 T

Perhitungan Efisiensi
Et = E
co
x E
am
x E
M
x E
m
= 0,694
Kapasitas Produksi per Jam
Q =V E = 41,629 ton / jam

Koefisiensi Alat
1 1
=
Kapasitas
=
41,629
= 0,024



Perhitungan Asphalt Sprayer 350

Perhitungan Efisiensi
Et = E
co
x E
am
x E
M
x E
m
= 0,694
Kapasitas Produksi per Jam



Koefisiensi Alat
1 1
=
Kapasitas
=
421,346
= 0,0023



Perhitungan Three Wheel Roller 6 ton

Perhitungan Efisiensi
Et = E
co
x E
am
x E
M
x E
m
= 0,478
Kapasitas Produksi per Jam



Koefisiensi Alat
1 1
=
Kapasitas
=
86,04
= 0,012



Contoh Analisa estimasi kapasitas berdasarkan nilai Proyek :
Nilai Kontrak Gross 8.435.435.000
Nilai Kontrak Exclude PPN 7.891.891.500
Profit margin 5% 10% 15%
Gross Profit 394.594.575 789.189.150 1.183.783.725
Biaya Operasional (50%) (197.297.287) (394.594.575) (591.891.862)
Maintence and Sparepart (10%) (25.147.147) (25.147.147) (25.147.147)
Driver and Operator (25.000.000) (25.000.000) (35.000.000)
Others (5%) (19.729.728) (39.459.457) (59.189.186)
Kredit di PT Jaya Trade (385.887.795) (385.887.795) (385.887.795)
Surplus (Defisit) (258.467.382) (80.899.824) 96.667.728
53

Tabel 2. Estimasi Kapasitas Nilai Proyek PT Budi Mulya Jaya (Binamarga,2012)
Foto Kantor PT Sumber Batu :


Dibuat Oleh, Direkomendasikan



Nama Jabatan: Kepala Unit
Paraf dan beri keterangan (bila diperlukan)





54








Data Relasi
No Kontrak :

Nama lengkap (Sesuai KTP):Budi P Sinambela No KTP: 09.5002.080564.0125
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Tempat tanggal lahir : Budi Parlindungan Sinambela, BBA, Jakarta, 1964-05-08
Alamat sesuai KTP : Pondok kelapa arista BL.10/16, Rt. 001/06, Duren Sawit Telp:
Alamat Domisili : : Pondok kelapa arista BL.10/16, Rt. 001/06, Duren Sawit Telp:
Profesi Lain: Pengacara/Politikus PNS Pejabat Wiraswasta/Developer


Nama Perusahaan : Budi Mulya Jaya,PT NPWP : 01.301.706.6-003.000
Alamat kantor : Jl. Genteng No. 44 Kayu Putih, Pulomas, Jaktim. Telp: (021) 4703045
Status tempat perusahaan : Sewa Milik Sendiri
Bentuk Badan Usaha : Lokal Nasional BUMN
Jumlah Karyawan : < 50 Orang 50 Orang < X < 200 Orang > 200 Orang
Jumlah Peralatan : < 10 Unit 10 Unit < x < 25 Unit
25 Unit < X < 50 Unit > 50 Unit
AMP (Asphalt Mixing Plant) : Ada, Berapa : 1 Unit. Tidak.
Jumlah Cabang Produksi : 3 Cabang.
Data Perusahaan/Badan Usaha
Data Pribadi (Penanggung Jawab)
55

Jumlah Proyek/tahun : 7 Proyek.

Alamat : Telepon :
Penerima Barang :


Estimasi Keuntungan Total (Gross Profit) Perusahaan/tahun : Rp. 10.000.000.000




Jumlah Pinjaman : Rp 385.887.795
Jangka Waktu : 1 Bulan
Suku Bunga : - %/tahun
Jumlah DP : -

Permohonan pengajuan kredit ini diajukan Debitur dengan didasarkan atas pernyataan-pernyataan berikut ini :
1. Segala data, informasi, dokumen, identitas diri, keterangan atau uraian sehubungan dengan aplikasi ini adalah benar,
valid, dan menerangkan dan menyatakan keadaan serta identitas diri debitur yang sebenarnya dan akan dijamin
kerahasiaanya.
No Nama Barang Penetrasi (Pen Grade) Volume Harga Harga + PPN 10%
1 Aspal Curah Esso 60/70 50 Ton
Rp 347.299.016 Rp 385.887.795


Alamat Pengiriman Aspal
Data Keuangan
Data Pinjaman (Diisi Oleh Marketing)
Data Pinjaman (Diisi Oleh Marketing)
56

2. Segala pembayaran yang dilakukan debitur tidak bersumber dari kegiatan-kegiatan yang dilarang berdasarkan
peraturan perundang-undangan tentang tindak pidana pencucian uang.
3. Dengan ditandatanganinya aplikasi pengajuan kredit ini dan diterimanya barang oleh debitur , maka debitur sepakat
dan mengikatkan diri dalam syarat dan ketentuan pembiayaan konsumen sebagaimana terlampir SURAT PERJANJIAN
JUAL BELI ASPALCURAH.
4.



Checklist Laporan
Checklist Laporan
Nama Badan Usaha :Budi Mulya Jaya,PT
Alamat : Jl. Genteng No. 44 Kayu Putih, Pulomas, Jaktim Telp : (021) 4703045
Nama Penanggung Jawab : Budi Parlindungan Sinambela, BBA
Hasil Analisa Analyst/Marketing YA TIDAK Keterangan
Konsumen baru X
History Payment Baik (Untuk RO) X
Karakter Baik (Seluruh Jajaran Direksi) X
Karakter Terbuka X
Ada Jaminan X
Orang politisi/pengacara X
Customer yang beresiko tinggi X
Daftar Temuan KPK X
Pejabat tertinggi pemerintahan X
Jumlah Proyek dan Manajemen Seimbang X
Info Negative (Browsing&On the Spot) X
Past Performance Baik X
Capital (Modal)/Asset Besar X
Kesimpulan :
Debitur (Penanggung Jawab)


(.)
Tanggal : / /
Marketing (Pemasaran)


(.)
Tanggal : / /
Approval


(.)
Tanggal : / /
Tanda Tangan
57

PT Budi Mulya Jaya adalah customer RO dengan Record Good, secara kapasitas ada dan pemilik juga tidak ada info
negative dan bukan anggota partai (hasil cek website), hanya adik dan ayah konsumen yang terjun di dunia politik (Partai
Nasdem). Mulya Jaya merupakan anak Usaha dari Sumber Batu Group. Yang memiliki banyak usaha.secara keseluruhan
PT Budi Mulya jaya masih aman untuk diberikan piutang kembali, selama belum ada kasus untuk Dirut PT Budi mulya
Jaya itu sendiri.
Dibuat Oleh, Direkomendasikan Oleh,

Nama Jabatan: Kepala Unit
Beri tanda tickmark ( v ) sesuai dengan kodisi
58

Anda mungkin juga menyukai