Anda di halaman 1dari 9

Jerat

Esti Kinasih
"Deb, dapet salam dari Rizky."
Debby mendengus. "Iya," jawabnya malas.
"Salam balik, nggak?"
"Kamu aja, deh."
"ku?" !ita mengangkat alis. ""ang dapet kan kamu?"
"#ales, ah."
!ita menatapnya sejenak kemudian menarik kursi ke depan Debby.
"Kayaknya dia marah, lh$. Kamu sih, tiap hari dikirimin salam nggak pernah dibales. %ales,
d$ng. Sekali&sekali, gitu."
"Entar dikiranya aku naksir, lagi."
"S$alnya begini, Deb," !ita memelankan suaranya, tubuhnya beringsut maju sampai menempel
di meja. "Kemarin dia 'egat aku, dikiranya aku nggak pernah sampaikan salam&salamnya itu ke
kamu. ku sampai sumpah kal$ nggak pernah lupa. Dia kayaknya marah. (erus dia bilang
begini) *!it, bilang ya, sama Debby. Suatu saat nanti aku pasti bisa menangkapnya tanpa dia
bisa menghindar, apalagi lari dariku*. %egitu."
"%egitu?+" seru Debby dengan tubuh serentak bangkit. "#enangkap? yam kali+ Sembarangan
aja ng$m$ng+"
!ita tertawa geli.
",$k$knya aku sudah sampaikan ya, ke kamu. -ati&hati, lh$. .agipula, kenapa sih nggak mau?"
"#asa kamu nggak denger st$rinya? /aktu sek$lah kita ngadain kemping bersama bulan
kemaren itu, aku kan pingsan. bis jalannya jauh banget. #ana hujan lagi, be'ek lagi, terus
dingin lagi. /aktu sadar, aku sudah ada di pelukannya. Kamu tau kata pertama yang kudengar
begitu membuka mata? *Debby ternyata kamu lumayan seksi juga*."
"-ah?+" !ita terbelalak.
"Iya. pa itu nggak kurang ajar?"
"Kalian 'uma berdua?"
"Enggaklah. "ang pingsan kan bukan 'uma aku."
"%erarti...."
"0angan mikir ma'am&ma'am+" p$t$ng Debby galak. !ita langsung menutup mulutnya.
Kees$kan harinya, begitu menginjakkan kaki di sek$lah, dengan em$si Debby langsung
berkeliling men'ari Rizky.
"-ai+" 1$w$k itu menyambutnya surprais.
"Kamu ng$m$ng apa ke !ita?" Debby berka'ak pinggang dan menatapnya tajam.
"pa? 2h, itu?" Rizky tertawa lebar. "(ernyata pemberitahuan malah ampuh, ya. Satu pun
salamku nggak ada yang kamu balas. (api ternyata pemberitahuanku malah bisa membawamu
ke depanku."
"Kamu ngan'am?"
"%ukan. ku kan sudah bilang itu pemberitahuan. Suatu saat kau akan jadi pa'arku, Deb,"
Rizky menjawab tenang. Debby ternganga.
"0angan s$k yakin+" semburnya.
"Kita liat aja."
333
Entah karena sugesti atau juga karena salamnya yang terhenti, kalimat Rizky menghantui
pikiran Debby. #ata itu tajam menembusnya waktu mengu'apkan an'aman itu.
"#enurutmu apa yang akan dilakukannya?" Debby berjalan hilir mudik di depan !ita. "tau, apa
dia sungguh&sungguh?"
"Iya." !ita mengangguk, membuat Debby jadi tambah patah semangat.
"Dengan bilang ke $rang&$rang peristiwa waktu aku pingsan itu?"
"%ukan. Dia bukan m$del '$w$k begitu. Dia gentle. Dan aku yakin 'aranya pun, ya 'ara '$w$k
jantanlah. (api yang jelas dia nggak akan bikin malu kamu."
duh, (uhan, syukur+ Debby menghela napas lega.
"Kira&kira apa yang mau dia bikin, ya?"
"Dia menjemputmu tiap pagi?"
"4ggak."
"(erang&terangan merhatiin kamu dengan mata tajamnya itu?"
"4ggak juga," Debby menggeleng. !ita mengerut kening dan men'ubiti bibirnya.
"#aksa ngantar kamu pulang?"
"ku malah nggak pernah ngeliat dia tiap bel pulang berbunyi. ,asti dia langsung sibuk dengan
klub basketnya."
"0adi dengan apa, d$ng?" !ita ikutan bingung.
"0alan halus+" Debby kaget sendiri dengan dugaannya.
",elet?+ 5una&guna?+ #asa, sih? 0angan nga'$, ah+"
"(erus apa, d$ng? Sekarang '$ba kamu pikir...." Debby mel$n'at ke tempat tidur. #ukanya
tegang, "tiap ketemu, dia selalu biasa&biasa aja. (etap ramah, tetap baik, nggak usil, nggak jail.
,$k$knya semua berjalan seperti biasa. /ajar, tenang, aman. (erus apa?"
"#enunggu marahmu hilang mungkin?"
"4ggak mungkin+" desah Debby sambil kembali m$ndar&mandir.
333
Debby bingung memikirkan kemungkinan tindakan yang akan diambil Rizky. Dia sudah tanya
beberapa $rang, begitu siuman dari pingsan itu. 0awabannya, tidak ada hal kurang ajar yang
dilakukan. 1$w$k itu memang yang menggend$ngnya sepanjang jalan. "ang membungkus
tubuhnya dengan tiga lapis jaket tebal. "ang menungguinya sampai sadar. 1uma... waktu
siuman, membuka mata dan hanya menjumpai Rizky se$rang, ditambah kalimat kurang ajar itu,
apa iya....
Dan itu membuatnya jadi kesal terhadap Rizky, sampai sekarang. ,asti ada sesuatu yang sudah
dilakukannya. Karena tiap kali mereka bertemu, sepasang mata itu selalu merangkumnya
hangat. Ditambah senyumnya yang rasanya mengundang suatu makna tersembunyi.
"Deb+" Sebuah tepukan di bahu membuat Debby terl$njak dan seketika sadar dari lamunan.
"Kamu+ ,elan&pelan, d$ng+ ku kaget, tau+" sungutnya sambil menepuk&nepuk dada.
"S$ri, deh. Katanya suruh riset?" Dengan tenang !ita duduk di depannya. (ak merasa bersalah
sudah membuat Debby nyaris semaput. "ku sampai ditanyain ma'em&ma'em gara&gara idemu
itu."
"5imana? 5imana?" Debby bergegas menggeser kursinya.
"#enurut beberapa $rang yang kena pelet, tanda&tandanya begini...." !ita diam sejenak,
men$leh kiri&kanan untuk memastikan keadaan 'ukup aman untuk pembi'araan mereka. "Di
kamarmu nanti akan ter'ium wangi par6umnya Rizky atau bahkan bau badannya selama
seminggu penuh."
"Idiiih+" Debby terngaga.
"Ke mana pun kamu pergi, kamu akan ngeliat wajahnya, walaupun setelah didekati ternyata
bukan. Dan ini yang paling, Deb. Raba hatimu. %iasanya ada perubahan drastis. Kamu jadi
mikirin dia. 0adi gelisah kalau nggak ngeliat dia sebentaaaarr aja. #alah keadaan jadi berbalik.
Kamu yang akan ngejar&ngejar dia+"
Debby ter'engang.
"0alannya gimana? #asa tiba&tiba begitu?"
"1ukup sedikit sentuhan. #isalnya dia negur kamu. Di'$lek sedikit, meskipun 'uma seujung jari,
itu bisa membuatmu tergila&gila sama dia. %anyak jalan, sih. 4amanya juga ilmu begitu. (api
aku nggak mau tanya banyak&banyak. S$alnya semua yang kutanya, mengira aku lagi mau
melet sese$rang."
"Selalu begitu tanda&tandanya?"
"ku kan 'uma tanya tiga $rang. ku rasa sih, tanda&tandanya pasti juga banyak ma'amnya
karena jalannya juga ma'am&ma'am."
Debby mengempaskan punggungnya ke sandaran kursi dan menarik napas panjang.
333
Debby terbangun tergeragap. /angi bunga melati menyentak hidungnya. 0antungnya seketika
berderas keras. ,asti ini kiriman dari Rizky+ %ergegas ditekannya saklar lampu. Sebuah
mangkuk mungil penuh berisi bunga melati segar terletak di mejanya. Diambilnya mangkuk itu
dan diperhatikannya isinya. #asih segar, seperti baru dipetik. Dibawanya mangkuk itu keluar.
Detti, kakaknya, sedang men$nt$n (! sambil memegang sebuah mangkuk juga, penuh berisi
bunga melati segar.
"Ini kerjaanmu, ya?"
"4ggak bisa tidur," jawab Detti tanpa men$leh. "%aunya enak, kan?"
"Kupikir ada hantu," Debby menggerutu membuat Detti terkekeh.
%ikin kaget aja+ Dia melangkah kembali ke kamar. Sampai sempat ketakutan tadi. Ditaruhnya
kembali mangkuk itu ke tempatnya. (api dia jadi tak bisa melanjutkan tidur. Kantuknya lenyap
karena terbangun kaget tadi. Iseng dibukanya album 6$t$ yang sudah diseleksi dengan
tahapan&tahapan yang amat sangat ketat, ternyata masih ada juga 6$t$&6$t$ Rizky yang l$l$s.
4ggak tanggung&tanggung, tiga+ 4ggak mungkin dib$l$ngin karena '$w$k itu ada di tengah,
merangkul Saga dan 7arid.
Dikeluarkannya ketiga 6$t$ itu dan dibariskannya di atas kasur. .alu sambil tengkurap dan
memeluk bantal, dipandangnya satu per satu. /ajah Rizky terekam jelas di salah satunya.
lisnya bagus. (ebal, hitam dan bersambung. #atanya kadang tajam, kadang juga teduh.
Rahangnya k$k$h. Debby tersenyum sendiri, tenggelam dalam khayal.
5anteng juga, desisnya. staga+ Dia langsung tersadar. Serentak bangun sambil menutup
bibirnya yang ternganga. pa yang barusan diu'apkannya? Dia bilang '$w$k ini ganteng+
5anteng?+ "a, ampun+ ku kena pelet+ Debby terduduk mematung.
h, nggak mungkin+ 4ggak mungkin+ Dia menggelengkan kepala berkali&kali. 1$ba diliat lagi.
,asti tadi nggak sadar ng$m$ng begitu. Sekali lagi diperhatikannya ketiga 6$t$ itu. Dan gadis itu
makin ter'engang ketika pandangannya ternyata tidak berubah.
%ener, aku kena pelet, desahnya panik. Dulu&dulu Rizky menurutnya biasa&biasa aja. 4$rak
malah, dengan si6at agresi6nya yang nggak tau malu itu. Kenapa sekarang tiba&tiba jadi
ganteng, ya? Debby menatap 6$t$ itu sambil menelan ludah.
333
"(iba&tiba aja di mataku dia jadi ganteng+ Keren. ku pikir karena baru bangun tidur, masih
setengah ngimpi, jadi keliatan ma'h$. (api tadi pagi waktu mau berangkat, aku liat lagi 6$t$nya.
K$k masih juga keliatan ganteng itu anak, ya?" Debby melap$r dengan perasaan resah. !ita
terbahak&bahak mendengarnnya.
"Semua $rang bilang dia emang 'akep, k$k. Kamu aja yang matanya 'ureng."
Debby mel$t$t.
"Dia kurang ajar, tau nggak? #akanya sekali&sekali kamu pingsan deh, deket dia. %egitu melek,
tau&tau sudah dipeluk, dibilang seksi lagi," sungutnya, membuat !ita tambah tertawa&tawa.
,eristiwa pingsan itu memang sangat membekas dan dia selalu d$ngk$l tiap kali teringat. "ku
pasti udah kena pelet," keluhnya memelas. "(iba&tiba aja aku sering mikirin dia. ,ernah titip
salam lagi, nggak?"
"4gapain? 8dah banyak yang mubazir."
"#arah ya, dia?"
"0elaslah. 1e'il aja patah hatinya sampai begitu. 1inta nggak kesampaian. %elum si Retn$ yang
rajin 'ari perhatian. Kamu yang ditaksir malah kabur&kaburan. Kal$ dia marah, terus kamu
dipelet, ya bisa jadi. Kamu kadang keterlaluan, sih+"
Debby terdiam. ,erlahan dia menjatuhkan diri ke kursi di samping !ita. #ungkin apa yang
dikatakannya itu benar.
0am istirahat tiba&tiba Rizky mun'ul di kelas, membuat Debby kaget setengah mati. Setelah
hampir dua bulan salamnya terhenti dan perjumpaan mereka yang bisa dihitung dengan jari,
Debby langsung menduga yang bukan&bukan. (api ternyata, tanpa men$leh Rizky langsung
menghampiri Iwan, yang memang salah satu angg$ta tim basket sek$lah. #ereka berbi'ara
dengan suara pelan dan selama itu pula mata Debby tak berhenti memandangnya. /as&was.
,embi'araan selesai. Rizky berjalan keluar. Ketika melewati Debby, kedua matanya memandang
tajam namun disertai senyum.
"-al$, Seksi," u'apnya pelan disertai jentikan jari dan kedipan mata. Debby k$ntan terkesima.
#ematung menatap Rizky sampai hilang di balik pintu.
"!ita+ Kamu denger, nggak?+" Dengan panik digun'ang&gun'angkannya lengan !ita yang
sedang serius berat menyalin pe&er.
"da apa, sih?" !ita men$leh kesal.
"Rizky...," lap$r Debby terengah. "Dia negur aku barusan. Dan dia masih manggil aku *Seksi*.
(erus tadi dia ngeliatin aku sambil menjetikkan jari. !it, pasti tadi itu pelet. Iya, kan? %isa pakai
jalan begitu, kan?"
"#ana Rizky?" !ita 'elingukan.
"%arusan dia ke sini. 4g$m$ng sama Iwan. Kamu ini ny$ntek melulu, sih...."
"(erus kamu diapain? 1uma diliatin? Itu kan wajar."
"2h, iya? /ah, bisa jadi. #ungkin bukan pelet, tapi hipn$tis."
""aaah, terus gimana, d$ng?" Debby semakin panik. "Kamu bilangin dia deh, !it. Suruh pergi
jauh&jauh+"
duh, ngerep$tin aja+ !ita menggerutu.
"ku bilang ke dia, tapi kamu selesaikan pe&erku. 5imana? Inggris sama Kimia, lh$."
"Ke'il+ #ana bukumu?"
"4ah, gitu d$ng. 0angan nyuruh $rang kerja gratisan melulu." !ita mengulurkan dua buah buku,
lalu berjalan keluar. Dasar ph$bia Rizky, gerutunya. .ima belas menit kemudian dia kembali.
"pa katanya?" sambut Debby was&was.
"Dia bilang dia nggak akan ganggu kamu. palagi pakai pelet. D$sa, katanya. Dia juga bilang,
nanti kamu sendiri yang akan datang ke dia."
"-ah?+"
333
"-ei+"
"Eh, gimana?" Rizky bertanya tanpa men$leh pada sese$rang yang barusan menepuk bahunya,
lalu berdiri di sampingnya.
"%eres. (api sepi banget di sana."
"0elas aja. #usim ulangan."
""akin bakalan dia yang nemuin?"
""akin+"
Rizky tersenyum tipis tanpa mengalihkan matanya dari s$s$k Debby di kejauhan. Kail sudah
dilemparkan+
333
,ada awalnya, Debby sempat stres dan ketakutan. (api perlahan... perasaan itu menghilang
karena ternyata Rizky tidak melakukan apa pun seperti yang sempat dia bayangkan.
1$w$k itu malah menjaga jarak. (idak memberikan senyum, apalagi menyapa pada saat
mereka terpaksa berpapasan atau berada bersamaan di suatu tempat.
Debby mulai tenang dan hari&harinya kembali n$rmal. Dia bahkan mulai berani lalu&lalang
dengan tenang di depan Rizky. (ak menyadari sepasang mata '$w$k itu menatapnya dengan
kilatan yang mengandung suatu ren'ana tersembunyi.
"Kamu, sih. Rizky itu baik. Kamunya aja yang pikirannya terlalu."
"0aga&jaga b$leh, d$ng?"
"Iya, tapi aku yang jadi malu. Dia...."
"laaaah, udah, deh. S$ri. 4amanya aja $rang lagi panik." Debby meringis. "Eh, aku nemu
undangan, di Sekretariat 2SIS."
"driant$, SE dengan stuti K. Siapa?"
"#ana aku tau. ku temuin menggeletak di ruang 2SIS. 1$m$t aja. Kita bakalan makan enak
dan gratis."
"8ndangannya keren bener." !ita membalik&balik benda di tangannya. "Kita juga mesti dandan
keren, d$ng?"
"Sekali&sekalilah."
333
Sabtu s$re, keduanya yang memang h$bi gerilya 'ari makanan gratis, sudah rapi jali sejak
pukul setengah tujuh.
"Seksi amat?" !ita terbelalak memandang penampilan Debby.
",ingin aja." Debby meringis lu'u. "4ggak ada yang kenal ini."
'ara baru saja dimulai ketika keduanya tiba.
"Salaman dulu, nggak?" tanya !ita dan langsung disambut 'ibiran bibir.
"S$k s$pan+"
!ita terkekeh dan mengikuti Debby menuju stand&stand makanan.
"Kambing guling+" pekik Debby tertahan. "Ini dia+"
"syiiik+" !ita menyambut senang. Detik berikutnya kedua gadis itu benar&benar tenggelam
dalam kesibukan berburu makanan gratis.
(engah asyik&asyiknya mereka menikmati hidangan, tiga $rang '$w$k berbusana 0awa
mendekati mereka.
"-al$, teman #bak s atau #as dri?" salah satu bertanya. Keduanya langsung gelagapan. Dan
itu membuat '$w$k&'$w$k itu jadi 'uriga.
"da tamu nggak diundang." Dia memandang teman di sebelahnya.
"Kata siapa nggak diundang? Sembarangan+" Debby langsung menukas. "8ndangannya di
rumah karena nggak harus dibawa, kan? Kami teman stuti+" jawabnya nekat.
"%egitu?" 1$w$k itu tersenyum. "Kalian belum kasih selamat, kan?" .angsung diraihnya
pergelangan tangan Debby dan menggenggamnya. Se$rang temannya mengikuti, meraih
tangan !ita. (anpa daya, keduanya pasrah digiring ke pelataran berkarpet merah dadu itu. Dan
Debby nyaris saja pingsan begitu melihat pasangan mempelai itu. Keduanya ternyata sudah
'ukup berumur. Entah karena telah kawin, atau mungkin ini bukan lagi perkawinan mereka
yang pertama.
"Rizky?" Debby tertegun ketika mengenali '$w$k yang berdiri tak jauh dari mempelai wanita,
yang rupanya juga kaget melihatnya. "Ky, dia bilang aku nggak diundang." Dipel$t$tinya '$w$k
berbaju 0awa itu tajam&tajam sambil berjalan menghampiri Rizky dan memeluk lengannya.
"2h, pa'armu, Ky? %ilang&bilang, d$ng+ ku pikir penyelundup." 1$w$k itu mengangkat kedua
tangannya dan tersenyum meminta maa6. ",a'arnya Rizky+" teriaknya sambil turun.
Debby tersadar dan seketika men$leh.
"(erlambat+" bisik Rizky demi melihat keterkejutan itu.
Debby berbalik dan memu'at ketika mendapati dirinya sendirian. !ita menghilang entah ke
mana, begitu juga dengan '$w$k&'$w$k berbusana 0awa tadi.
Disibaknya uraian rambutnya dengan panik. (idak mungkin berlari turun dari panggung, akan
mengundang pertanyaan. Sekian puluh mata, bahkan mungkin lebih dari seratus, kini tengah
memandangnya.
Dibaliknya badan. Rizky tengah menunggu dan memandangnya dengan s$r$t mata yang tak
bisa menyembunyikan kekagumannya.
"y$, salami mereka." Diraihnya tangan Debby dan menggenggam lembut jari&jarinya.
"(anteku."
"Eh, se... selamat," gugup Debby mengulurkan tangannya.
(iba&tiba berkumandanglah sebuah pengumuman yang mahadahsyat.
",ara hadirin yang terh$rmat," u'ap #1 ayu berkebaya merah jambu itu lengkap dengan
senyum manisnya. ",ada saat ini, berdiri di sisi kiri mempelai adalah salah se$rang kep$nakan
dari mempelai wanita. Kiranya para hadirin yang terh$rmat sudi memberikan selamat, karena
keduanya akan segera menyusul ke pelaminan dalam waktu dekat."
Debby terhenyak. Suara tepuk tangan bergemuruh dan berebutlah *para hadirin yang
terh$rmat* itu naik panggung dan menyalami mereka.
"(erima kasih... terima kasih...." Rizky menyahut ramah sambil mati&matian menahan tawa.
.engan kirinya menyangga tubuh Debby yang sudah setengah sadar.
Sekian

Anda mungkin juga menyukai