Anda di halaman 1dari 21

RUMAH SEHAT

Pengertian Rumah Sehat


1. APHA (American Public Health Association)
Rumah yang dapat memenuhi kebutuhan jasmani (fisik) dan rohani (psikis). Atau Rumah
yang dapat digunakan sebagai tempat berlindung terhadap penularan penyakit & gangguan /
kecelakaan.
2. Menurut Depkes RI, 2003
Rumah sehat merupakan bangunan tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan
yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah,
sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan
lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.
Jadi dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan
beristirahat yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehingga
seluruh anggota keluarga dapat memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

Faktor Yang Mempengaruhi Keadaan Lingkungan Sekitar Rumah (Azwar, 1996):
1. Faktor lingkungan Baik lingkungan fisik,lingkungan biologis maupun lingkungan sosial
2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat Rumah dibangun berdasarkan kemampuan
penghuninya.
3. Teknologi yang dimiliki oleh masyarakat Rakyat pedesaan bagaimana sederhanya sudah
mempunyai teknologi perumahan sendiri yang dipunya turun temurun.sehingga dlm rangka
penerapan teknologi tepat guna dimodifikasi
4. Kebijaksanaan (peraturan-peraturan) pemerintah yg menyakut tata guna tanah

Parameter dan Indikator Penilaian Rumah Sehat
Parameter yang dipergunakan untuk menentukan rumah sehat adalah sebagaimana yang
tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan
kesehatan perumahan. meliputi 3 lingkup kelompok komponen penilaian, yaitu :
1) Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit, dinding, lantai, ventilasi, sarana
pembuangan asap dapur dan pencahayaan.
2) Kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, pembuangan kotoran, pembuangan air
limbah, sarana tempat pembuangan sampah.
3) Kelompok perilaku penghuni, meliputi membuka jendela ruangan dirumah, membersihkan
rumah dan halaman, membuang tinja ke jamban, membuang sampah pada tempat sampah.
SYARAT FISIK RUMAH SEHAT
1. Ventilasi baik. ukuran 5 -20% luas lantai.
Di pegunungan, minimal 5% luas lantai,
Di dataran rendah, min. 10%
Di daerah pantai, min. 20% luas lantai
2. Penerangan cukup. Ukuran penerangan alami sama dengan ukuran pada ventilasi antara 5-
20% luas lantai tergantung daerah dimana lokasi tersebut beradaTidak bising.
3. Kebisingan di rumah maksimal 50dB; di kamar tidur maksimal 30 Db
4. Jumlah kamar tersedia cukup besar
5. Tata leta ruangan baik terdapat tempat bermain anak, kamar tidur, kamar makan dan lain-
lain Konstruksi baik, atap, lantai dan bangunan
6. Terdapat tempat pembuangan untu air hujan, air kotor dan sampah

SYARAT PSIKIS RUMAH SEHAT
1. Terdapat ketenangan & rasa aman di rumah
2. Anak laki-laki dan perempuan berumur di atas 10 tahun harus tidur terpisah
3. Ada kemungkinan hidup bermasyarakat
4. Ada kemungkinan bagi masing-masing anggota keluarga mengembangkan sifat & kepribadian
yang kuat

STANDARD RUMAH SEHAT
NO PARAMETER STANDARD
1 Air bersih 30-60;60-120;135 lt/or/hr
2 Pembuangan feces 235 gr,25 lt, 15 or, 1.125
m
3

3 Pembuangan sampah 350 gr 1000gr, 4 or, 4 kg
4 Pembuangan air kotor Saluran & sumur
peresapan
5 Vektor penyakit, lalat Ada, minimal
6 Nyamuk Ada, minim, jentik
(<5cont/100 rmh)
7 Kecoa Telur, ada, minimal
8 Tikus Feces, kencing, ada,
minimal
9 Ventilasi 5%, 10%, 20% L.lantai
10 Penerangan 100, 200 lux, 5-20%
L.lantai
11 Suhu udara ruangan, luar 18-20
0
c, 20-25
0
C
12 Luas kamar tidur/orang 4,5 m
2

13 Luas rumah/orang 10 m
2

14 Kelembaban 40-50%
15 Konstruksi Kuat dan tidak bocor

RUMAH SEHAT DAN DAMPAKNYA
NO PARAMETER DAMPAK
1 Air bersih Water born disease, kanker , kulit, ginjal
2 Pembuangan feces Typus, kolera, disentri, cacing
3 Pembuangan sampah Sarang nyamuk, lalat, tikus
4 Pembuangan air kotor Sarang nyamuk, sumur gali cemar
5 Lalat Typus, kolera, disentri
6 Nyamuk DB, malaria, filiriasis, dll
7 Kecoa
8 Tikus Pes
9 Ventilasi Bronchitis, asma, headstrees
10 Penerangan, suhu Lelah mata, kecelakaan kerja, mudah lelah
11 Suhu udara ruangan, luar Penyakit pernafasan : TB, ISPA
12 Luas kamar tidur/orang Gangguan psikologis
13 Luas rumah/orang Kurangi privacy
14 Konstruksi Bahaya kecelakaan

STANDARD RUMAH SEHAT DAN PENCEGAHAN DAMPAKNYA
NO PARAMETER STANDARD DAMPAK PENCEGAHAN

1 Air bersih 30-60;60-
120;135 lt/or/hr
- Angka
kesakitan
- Angha
kematian
- Sesuaikan
standar
- Kerja bakti 2 Pembuangan
feces
235 gr,25 lt, 15
or, 1.125 m3
3 Pembuangan
sampah
350 gr 1000gr,
4 or, 4 kg
- Epidemi
penyakit
menular
TINGGI
4 Pembuangan
air kotor
Saluran &
peresapan
- 3M, mengubur,
menguras, menyikat
5 Vektor
penyakit

6 Lalat Terbang
7 Nyamuk Terbang, jentik
(<5cont/100
rmh)
PSN
Pemberantasan
Sarang Nyamuk
8 Kecoa Telur, ada
9 Tikus Feces, kencing,
ada
10 n Ventilasi 5%, 10%, 20%
L.lantai
PENGHIJAUAN
11 Peneranga 100, 200 lux, 5-
20% L.lantai
12 Suhu udara
ruangan
18-20
0
c, 20-25
0
C
13 Luas kamar
tidur/orang
4,5 m2 BAHAN BANGUNAN
YANG KUAT DAN
BAIK
14 Luas
rumah/orang
10 m2
15 Konstruksi Kuat & tidak
bocor



Lingkungan pemukiman
Pemukiman merupakan bagian dari lingkungan hidup yang digunakan sebagai
tempat tinggal dari sekelompok manusia yang saling berinter - aksi serta berhubungan
setiap hari dalam rangka untuk mewujudkan masyarakat yang tenteram, aman dan damai.
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung baik yang berupa
kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai hunian dan tempat kegiatan
yang mendukung peri kehidupan dan penghidupan.
Pemukiman adalah suatu struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat
berlindung, termasuk juga semua fasilitas dan pelayanan yang diperlukan, perlengkapan yang
berguna untuk kesehatan jasmani dan rokhani serta keadaan sosialnya, baik untuk keluarga
maupun individu.
Pemukiman atau perumahan sangat berhubungan dengan kondisi ekonomi sosial,
pendidikan, tradisi atau kebiasaan, suku, geografi dan kondisi lokal. Selain itu lingkungan
perumahan atau pemukiman dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menentukan
kualitas lingkungan perumahan tersebut antara lain fasilitas pelayanan, perlengkapan,
peralatan yang dapat menunjang terselenggaranya kesehatan fisik, kesehatan mental,
kesehatan sosial bagi individu dan keluarganya.

Hubungan Pemukiman dan Kesehatan
Kondisi- kondisi ekonomi, sosial, pendidikan, tradisi/kebiasaan, suku, geografi dan
kondisi lokal sangat terkait dengan pemukiman/perumahan. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi atau yang dapat menentukan kualitas lingkungan perumahan /
pemukiman antara lain fasilitas pelayanan, perlengkapan, peralatan yang dapat menunjang
terselenggaranya keadaan fisik, kesehatan mental, kesejahteraan sosial bagi individu dan
keluarganya (dr. H. Haryoto Kusnoputranto, SKM).
Penyehatan lingkungan tempat pemukiman adalah segala upaya untuk meningkatkan
dan memelihara kesehatan tempat pemukiman beserta lingkungannya dan pengaruhnya
terhadap manusia.

Tujuan dilaksanakan Kesehatan Lingkungan di Tempat Permukiman
1. Penataan dan pemukiman yang memenuhi syarat kesehatan.
2. Terwujudnya suatu kondisi perumahan yang layak huni dalam lingkungan yang sehat.
3. Mengurangi resiko kebakaran, kecelakaan, penularan penyakit.

Dasar hukum penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Tempat Permukiman
1. Undang - undang Pokok Agraria nomor 5 tahun 1960
2. Undang -undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
3. Undang -undang nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang
4. Undang -undang nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman
5. Undang -undang nomor tahun tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 829/MenKes/SK/VII/1989 tanggal 20 Juli 1989 Tentang
Persyaratan Kesehatan Perumahan
7. Undang undang dan keputusan yang lain

Ruang lingkup penyelenggaraan kesehatan lingkungan pada Pemukiman
Kesehatan lingkungan tempat permukiman menyelenggarakan upaya pada beberapa
aspek perlindungan dan penyehatan di tempat permukiman agar para penghuni dan orang yang
beraktifitas di tempa penukiman mendapatkan jaminan keamanan. Upaya tersebut meliputi
1. Mengendalikan dan memberantas penyakit menular dan penyakit parasit dan beban
kesehatan yang memberati penduduk dalam kawasan itu
2. Mengurangi bahaya kimiawi dan fisik di tempat tinggal, tempat kerja dan wilayah kota
yang lebih besar
3. Menciptakan kualitas lingkungan dan kualitas penduduk dalam kawasan
4. Meminimalkan transfer biaya lingkungan ke wilayah dan masyarakat serta system
lingkungan di sekitar wilayah dan di luar
5. Menjamin adanya konsumsi yang berkelanjutan tanpa merusak lingkungan
Sasaran Upaya Kesehatan Lingkungan di Tempat Pemukiman
Aspek kesehatan lingkungan pemukiman
Suatu permukiman dikatakan telah memenuhi syarat kesehatan jika telah dipenuhi hal - hal
berikut :
1. Menjamin ketenangan hidup, yakni
o Lokasi mempunyai assebilitas ke transportasi umum, di daerah yang dapat
memberikan keseimbangan social, memberikan kesempatan untuk dapat
membina individu dan keluarga serta terjamin aman dari timbulnya bahaya
o Kondisi geologis diantaranya kemiringan tanah maksimal 15 %, memungkinkan
untuk dibuat drainase, kondisi tanah memugkinkan untuk dibuat bangunan
sederhana
o Status hukum jelas

2. Tersedia fasilitas umum dan fasilitas sanitasi, sesuai ketentuan yakni
o Jalan local yang terdiri dari jalan penghubung lingkungan perumahan, jalan
poros lingkungan perumahan, jalan lingkungan perumahan atau gang -gang
o Air minum dengan ketentuan bahwa sistem penyediaan air minum kota : 100
liter / orang / perhari, system penyediaan air minum lingkungan 60%, system
penyediaan air minum ke rumah rumah 60 %, sambungan air minum ke fasilitas
umum 30 %
o Pembuangan air limbah dan tinja : pembuangan air limbah kota sambungan ke
system yang tersedia, pembuangan air limbah lingkungan, tangki septic tank,
bidang peresapan sesuai daya serap tanah
o Pembuangan air hujan dengan ketentuan tersedia saluran pembuangan air
hujan, tersedia badan penerima
o Tersedia pembuangan sampah dengan ketentuan pengumpulan sampah,
pengangkutan sampah, pembuangan sampah
o Jaringan listrik dan sarana komunikasi

3. Tersedia fasilitas kesehatan
o Jarak antara pemukiman ke puskesmas pembantu atau praktek dokter 1,5 km,
o Jarak ke puskesmas 3 km, terdapat rumah bersalin, apotik

4. Tersedia fasilitas perbelanjaan dan niaga
o Tersedia fasilitas belanja yag memeuhi syarat
o Jarak fasilitas perbelanjaan dan niaga mudah dicapai oleh pemnghuni
pemukiman

5. Tersedia fasilitas layanan pemerintah dan pelayanan umum
o Tersedia fasilitas pemerintah seperti kesehatan, pendidikan
o Jarak terjangkau dengan kendaraan pribadi

6. Tersedia fasilitas peribadatan
o Masjid atau musola sesuai jumlah penghuni dan
o Jarak fasilitas peribadan dekat dengan rumah penduduk dengan fasilitas umum
masyarakat

7. Fasilitas rekreasi dan kebudayaan yang dapat melayani 6000 keluarga ada gedung serba
guna
8. Fasilitas Pendidikan sesuai dengan luas pemukiman dan jumlah penduduk yang menjadi
penghuni di dalamnya
9. Fasilitas Olah raga dan lapangan terbuka 50 keluarga ada taman / tempat bermain
10. Untuk menjamin kesehatan penghuni, rumah - rumah harus memenuhi persyaratan

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Perumahan
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 829/Menkes/SK/VII/1999 :
1. Lokasi
Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar,
gelombang tsunami, longsor dan sebagainya.
Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir sampah dan bekas lokasi
pertambangan.
Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti jalur pendaratan
penerbangan.
Kualitas Udara, Kebisingan dan Getaran
Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas beracun baik
oleh alam atau aktivitas manusia, dan memenuhi persyaratan baku mutu udara yang berlaku
dengan perhatian khusus terhadap parameter-parameter sebagai berikut :
1. Tingkat kebisingan di lokasi tidak melebihi 45-55 dBA.
2. Gas berbau (H
2
S dan NH
3
) secara biologis tidak terdeteksi.
3. Partikel debu diameter < 10 mg tidak melebihi 150 mg/m
3
.
4. Gas SO
2
tidak melebihi 0,10 ppm.
5. Debu terhadap tidak melebihi 350 mm
3
/m
2
/hari.
6. Kualitas Tanah
Kualitas tanah pada daerah perumahan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Timah hitam (Pb) maksimal 300 mg/kg.
2. Arsenik total maksimal 100 mg/kg.
3. Cadmium (Cd) maksimal 20 mg/kg.
4. Benzo (a) pyrene maksimal 1 mg/kg.
5. Kualitas Air Tanah
Kualitas air tanah pada daerah perumahan minimal harus memenuhi persyaratan air baku, air
minum (golongan B), sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku.
1. Sarana dan Prasarana Lingkungan
Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang aman
dari kecelakaan.
Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit dan
memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Konstruksi jalan tidak membahayakan kesehatan.
b) Konstruksi trotoar jalan tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang
cacat.
c) Bila ada jembatan harus diberi pagar pengaman.
d) Lampu penerangan jalan tidak menyilaukan.
e) Tersedia sumber air bersih yang menghasilkan air secara cukup sepanjang
waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan kesehatan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
f) Pengelolaan pembuangan kotoran manusia dan limbah rumah tangga harus
memenuhi persyaratan kesehatan, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
g) Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi
persyaratan kesehatan, sesuai dengan peraturan.
h) Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
i) Memiliki akses terhadap sarana pelayanan umum dan sosial seperti
keamanan, kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat hiburan, tempat
pendidikan, kesenian dan sebagainya.
j) Tempat pengolahan makanan harus menjamin tidak terjadi kontaminasi
yang dapat menimbulkan keracunan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
k) Binatang Penular Penyakit
l) Indek lalat di lingkungan perumahan harus memenuhi persyaratan.
m) Indeks jentik nyamuk (Angka Bebas Jentik) di perumahan tidak melebihi 5%.

2. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan di lingkungan perumahan merupakan pelindung dan juga
berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam. Masyarakat harus terlibat aktif
dalam upaya menyelenggarakan penghijauan terutama disekitar rumah yang dihuninya

Sanitasi Lingkungan Pemukiman
Kesehatan perumahan dan lingkungan permukiman adalah kondisi fisik, kimia, dan biologi di
dalam rumah, di lingkungan rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni mendapatkan
derajat kesehatan yang optimal.Persyaratan kesehatan perumahan dan permukiman adalah ketentuan
teknis kesehatan yang wajib di penuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang
bermukim di perumahan atau masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan (Soedjadi,
2005).Persyaratan kesehatan lingkungan perumahan dan permukiman sangat di perlukan karena
pembangunan perumahan berpengaruh sangat besar terhadap peningkatan derajat kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat.Sanitasi lingkungan pemukiman meliputi: pengelolaan sampah, air bersih,
sarana pembuangan air limbah, dan jamban.

Pembuangan Sampah
Sampah adalah semua benda atau produk sisa dalam bentuk padat sebagai akibat aktivitas
manusia yang dianggap tidak bermanfaat dan tidak dikehendaki oleh pemiliknya atau dibuang sebagai
barang tidak berguna.
1. Gangguan yang ditimbulkan oleh sampah
a. Pencemaran lingkungan:Sampah yang dibuang sembarangan dalam kurun waktu tertentu akan
membusuk. Hasil penguraian sampah organik berupa cairan dan gas akan mencemari tanah, air
dan udara.Gas yang dihasilkan berbau busuk menyengat akan mencemari udara.
b. Sampah merupakan sumber penyakit
Dengan timbulnya bau busuk akan mengundang lalat berkembang biak sehingga populasi lalat
meningkat. Populasi lalat yang meningkat akan memudahkan membantu penularan penyakit seperti
Diare. Typhus, Cholera, Disentri dll. Selain lalat, binatang penular penyakit lainnya seperti kecoa,
nyamuk, tikus dll akan berkembang biak pada sampah yang tentunya akan menularkan penyakit
kepada kita yang tinggal disekitar sampah.


c. Menimbulkan kecelakaan
Sampah berupa pecahan kaca, paku, duri dll dapat menyebabkan kecelakaan.Sampah yang dibakar
tanpa pengawasan tidak jarang menimbulkan kebakaran.
d. Menimbulkan bencana
Sampah yang dibuang di parit, kali dan sungai lama kelamaan bertumpuk dan menghambat aliran
air pada waktu musim hujan, akibatnya air meluap dan terjadi banjir yang dapat merusak sarana
infra struktur seperti jalan, jembatan ,parit draainase dll.Sampah yang dibiarkan menggunung dapat
menimbulkan longsor atau ledakan seperti yang terjadi di tempat pembuangan akhir Leuwi Gajah
Bandung
e. Mengganggu pemandangan
Sampah menimbulkan pemandangan yang tak sedap, jorok dll.

2. Pengelolaan sampah
Sampah sebaiknya dibuang di tempat pembuangan akhir untuk dikelola lebih lanjut. Untuk
sampai ke tempat pembuangan akhir tentunya perlu mekanisme penanganan yang terpadu. Bermula
dari sampah yang dikumpulkan di rumah kemudian dibuang di tempat pembuangan sementara yang
selanjutnya di angkut ke tempat pembuangan akhir untuk dikelola lebih lanjut. Bagi permukiman yang
dapat dijangkau pelayanan Dinas Kebersihan setempat tidak menjadi masalah yang berarti, cukup
membayar retribusi sampah dan kumpulkan sampah di TPS, maka sampah akan sampai di tempat
pembuangan akhir untuk dikelola lebih lanjut
Bagi permukiman yang belum dapat dijangkau oleh pelayanan Dinas Kebersihan, sebaiknya agar
pemukiman terhindar dari hal hal yang tak diharapkan akibat dampak sampah, maka sudah saatnya
memiliki layanan pembuangan sampah sendiri. Hal ini tentunya dapat diusulkan ke Pemerintahan
Desa/Kelurahan, yang penting adanya potensi yang mendukung untuk lancarnya pengelolaan sampah
yang baik memenuhi syarat kesehatan. Dimulai dengan skala kecil, misalnya melayani hanya beberapa
wilayah RT atau RW yang penting ada komitmen antara warga dan Pemerintahan setempat. Adapun
potensi tersebut adalah :
1. Adanya petugas pelaksana
2. Sarana pengangkut : gerobak sampah atau mobil sampah.
3. Jalan yang memadai untuk angkutan gerobak sampah/mobil sampah.
4. Adanya komitmen antara warga dan pemerintahan setempat.
5. Sumber dana untuk operasional : Bisa dihimpun melalui iuran sampah.
6. Adanya lahan untuk Tempat Pembuangan Akhir
7.Bila perlu lahan untuk Tempat Pengumpul Sementara
Pemusnahan sampah di tempat pembuangan akhir terdiri dari beberapa jenis kegiatan :
1. Daur ulang : sampah yang masih bisa dimanfaatkan akan didaur ulang, biasanya bahan plastik,
botol, besi tua, kayu dll
2. Komposting : pembuatan kompos diperuntukkan bagi sampah organik dengan metode penguraian
secara alami akan menghasilkan kompos yang berguna untuk pertanian.
3. Dibakar : bagi sampah yang kering bisa dibakar
4. Dikubur dengan metode sanitary landfil (Kusnoputranto, 2005).
Jenis-jenis sampah terdiri dari beberapa macam yaitu: sampah kering, sampah basah, sampah
berbahaya beracun ( Pansimas, 2011).
a. Sampah kering
Sampah kering yaitu: sampah yang tidak mudah membusuk atau terurai seperti. Gelas, besih
plastik.
b. Sampah basah
Sampah basah yaitu: sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun, ranting,
dan bangkai binatang
c. Sampah berbahaya beracun
Sampah berbahaya beracun yaitu: sampah yang karena sifatnya dapat membahayakan manusia
seperti sampah yang berasal dari rumah sakit, sampah nuklir, batu baterai bekas.

2.1.3 Sarana Air Bersih
Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan; juga manusia selama hidupnya selalu
memerlukan air. Dengan demikian semakin naik jumlah penduduk serta laju pertumbuhannya semakin
naik pula laju pemanfaatan sumber-sumber air. Beban pengotoran air juga bertambah cepat sesuai
dengan cepatnya pertumbuhan.Sebagai akibatnya saat ini, sumber air tawar dan bersih menjadi
semangkin langka.Laporan keadaan lingkungan di dunia tahun 1992 menyatakan bahwa air sudah
saatnya dianggap sebagai benda ekonomi.Karena itu pengelolaan sumber daya air menjadi sangat
penting pengelolaannya sumber daya air ini sebaiknya dilakukan secara terpadu, baik dalam
pemanfaatannya maupun dalam pengelolaan kualitas (Slamet, 2002).
Air adalah zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara.Sekitar tiga perempat bagian dari
tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum
air. Selain itu, air juga digunakan untuk memasak, mencuci, mandi dan membersihkan kotoran yang ada
disekitar rumah.Ditinjau dari sudut kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya
penyakit di masyarakat.Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu perhari sekitar antara 150-200
liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar
kehidupan dan kebiasaan masyarakat (Chandra, 2007).
1. Sumber Air
Untuk kebutuhan sehari hari, air dapat diperoleh dari beberapa sumber diantaranya
a. Air Hujan
b. Air Permukaan
c. Air Tanah
Air hujan merupakan penyubliman awan atau uap air menjadi air murni yang ketika turun melalui
udara akan melarutkan benda- benda yang terdapat didalam. Diantaranya bendabenda yang larut
diudara itu seperti gas, oksigen, karbondioksida, nitrogen, jasad-jasad renik dan debu. Kelarutan gas
karbondioksida didalam air hujan akan membentuk asam karbonat yang menjadi air hujan menjadi
asam. Beberapa macam gas oksida dapat berada pula diudara, diantaranya yang penting ialah belerang
dan oksida nitrogen. Kedua oksida ini bersama- sama dengan air hujan akan membentuk larutan asam
nitrat dan asam sulfat. Setelah mencapai permukaaan bumi, air hujan bukan merupakan air murni lagi.
Air permukaan merupakan salah satu sumber yang bisa dipakai untuk bahan baku air bersih.
Dalam penyediaan air bersih terutama untuk air minum dalam sumbernya diperhatikan 3 (tiga) hal
penting yaitu mutu air baku, dan kontiunitas air baku. Di bandingkan dengan sumber lain, air permukaan
merupakan sumber air yang paling tercemar. Hal ini terutama berlaku bagi tempat yang dekat dengan
tinggalpenduduk karena hamper semua buangan dan sisa kegiatan manusia ditumpahkan kepada air
atau dicuci kepada air yang pada waktunya akan dibuang pada badan air. Agar air bersih tidak
menyebabkan penyakit bagi manusia maka air tersebut hendaknya diusahakan mendekati persyaratan
persyaratan kesehatan, sekurang-kurangnya diusahakan mendekati persyaratan yang telah ditentukan.
Menurut Key (1978), dalam pendapatnya menyebutkan bahwa air tersebut tercemar apabila air
itu berubah komposisinya atau keadaannya, secara langsung ataupun tidak langsung sebagai akibat
kegiatan manusia. Sehingga air itu menjadi kurang berguna bagi kehidupan atau kebutuhan tertentu
maupun semua kebutuhan dibandingkan apabila air berada dalam keadaan alamiahnya semula (Slamet,
2002).
Selanjutnya menurut Pickford (1978), dalam pendapatnya menekankan bahwa pencemaran air
semata-mata disebabkan oleh kegiatan manusia sendiri saja sedangkan tanah, tumbuh-tumbuhan,
ganggang dan pengotor-pengotor alamiah lain yang turut mengotor air hanya digolongkan kedalam
kotoran (impurity). Air tanah bisa dimanfaatkan untuk kepentingan manusia dengan cara membuat
sumber atau pompa air (Slamet, 2002).
A. Tempat penampungan air
Tempat penampungan air adalah: tempat-tempat penampungan air di dalam dan di luar rumah
sekitar rumah. Nyamuk Ae. aegyptytidak berkembang biak di genangan air yang langsung berhubungan
dengan tanah. Jenis-jenis tempat perindukan nyamuk Ae.aegyptdapat di kelompokan sebagai berikut:
a. Tempat penampungan air (TPA), untuk keperluan sehari-hari seperti drum, tangki reservoir,
tempayan, bak mandi, WC, ember dan lain-lain
b. Tempat penampungan bukan keperluan sehari-hari seperti tempat minum burung, vas bunga,
perangkap semut, barang-barang bekas (ban, kaleng, botol, plastik dan lain-lain).
1). Tempat minum hewan peliharaan
Tempat minum hewan piaraan yang dimaksud adalah tempat-tempat minum hewan piaraan yang
dimiliki oleh responden yang berada di lingkungan sekitar rumah baik di dalam rumah maupun di
luar rumah, misalnya: tempat minum burung, tempat minum ayam, dan hewan piaraan yang lain.
2).Barang-barang bekas
Barang-barang bekas yang dimaksud adalah barang-barang yang sudah tidak terpakai yang dapat
menampung air, yang berada di dalam maupun di luar rumah responden. Barang-barang
tersebut antara lain: kaleng, ban bekas, botol, pecahan gelas, dll
a). Vas bunga
Vas bunga yang dimaksud adalah vas bunga yang berisi air yang terletak di dalam rumah
responden yang memungkinkan nyamuk Ae.aegyptiberkembang biak di dalam vas bunga
tersebut.
1. Perangkap semut
Perangkap semut yang di maksud adalah tempat perangkap semut yang berisi air yang biasanya
diletakkan dibawah kaki meja untuk mencegah semut-semut naik keatas meja yang berisi
makanan yang terletak di dalam rumah responden


2. Penampung air dispenser
Penampungan air dispenser yang dimaksud adalah tempat penampungan air yang menyatu
dengan dispenser yang terletak di bawah alat yang digunakan untuk mengalirkan air di dalam
wadah/galon dispenser, letaknya di dalam rumah responden.
3. Pot tanaman air
Pot tanaman air yang dimaksud adalah pot-pot berisi air yang digunakan sebagai media
tanaman air untuk hidup, yang terletak di dalam maupun di luar rumah responden.
c. Tempat penampungan air alamiah seperti lubang pohon, pelepah daun, tempurung kelapa, talang
penampung air hujan (Surono, 2009 dan Soedarmo, 1998).
B. Peranan Air Dalam Penularan Penyakit
Air mempunyai hubungan yang erat dengan kesehatan. Ada 4 macam klasifikasi penyakit yang
berhubungan dengan air sebagai media penularan penyakit yaitu :
a. Water borne diseaseyaitu penyakit penularan melalui air yang terkontaminasi oleh bakteri dan
patogen dari penderita atau carier. Bila air yang mengandung kuman patogen terminum maka
dapat terjadi penjangkitan penyakit orang yang bersangkutan.
b. Water based diseaseyaitu penyakit yang ditularkan air pada orang lain melalui persediaan air
sebagai pejamu (host) perantara. Pejamu perantara ini hidup dalam misalnya schistosomiasis.
c. Water washed desease yaitu penyakit yang ditularkan air pada orang lain melalui persedian air
sebagai pencuci atau pembersih.
d. Vektor insektisida yang berhubungan dengan air yaitu penyakit vektornya berkembang baik dalam
air. Misalnya malaria, demam berdarah dan trypanosomiasis (Entjang, 2000).
1. Masalah yang berkaitan dengan air
Berdasarkan masalah yang berkaitan dengan air (Pansimas, 2011).
a. Sarana air bersih yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menyebabkan sumber penularan
penyakit
b. Masih ada masyarakat yang mengambil air untuk keperluan rumah tangga berasal dari air sungai
atau mata air yang tidak di lindungi
c. Sarana penampungan air hujan yang sudah retak, yang tidak dapat melindungi air hujan yang
disimpan di dalamnya agar tetap bersih, karena dinding yang retak menjadi tempat
perkembangbiakan lumut yang dapat mengotori air
d. Sumur pompa tangan yang tidak dilengkapi lantai kedap air menjadi sumur tersebut tidak sehat,
karena air bekas pakai dapat meresap air dalam sumur.


2.1.4 Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Sarana pembuangan air limbah yang sehat yaitu yang dapat mengalirkan air limbah dari
sumbernya (dapur, kamar mandi) ke tempat penampungan air limbah dengan lancar tampa mencemari
lingkungan dan tidak dapat dijangkau serangga dan tikus (Pamsimas, 2011)
Rumah yang membuang air limbahnya di atas tanah terbuka tanpa adanya saluran pembuangan
limbah akan membuat kondisi lingkungan sekitar rumah menjadi tidak sehat. Akibatnya menjadi kotor,
becek, menyebabkan bau tidak sedap da dapat menjadi tempat berkembang biak serangga terutama
nyamuk (Pamsimas, 2011).
Air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, industri atau tempat-tempat
umum lainya dan biasanya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan
kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan hidup. Limbah adalah buangan yang
dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana
masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus
(black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya Beberapa sumber air
buangan :
a Air buang rumah tangga (domesrik waste water)
Air buang dari pemukiman ini umumnya mempunyai komposisi yang terdiri dari ekskreta ( tinja dan
urin), air bekas cucian, dapur dan kamar mandi, dimana sebagian merupakan bahan bahan organik.
b. Air buangan kotapraja (municipal waste water)
Air buang ini umumnya berasal dari daera perkotaan, perdangangan, selokan, tempat ibadah dan
tempat umum lainya.
c. Air buang industri (industrial waste water)
Air buangan yang berasal dari macam industri. Pada umumnya lebih sulit pengelolahannya serta
mempunyai variasi yang luas. Zat-zat yang terkandung didalamnya misalnya logam berat, zat
pelarut, amoniak dan lain-lain.
Pengolahan Air Limbah dalam kehidupan sehari-hari pengolahan air limbah dilakukan dengan
dua cara yaitu :
a. Menyalurkan air limbah tersebut jauh dari tempat tinggal tanpa diolah tanpa diolah sebelumnya
b. Menyalurkan air limbah setelah diolah sebelumnya dan kemudian dibuang ke alam. Pengolahan air
limbah ini dapat dilakukan secara pribadi ataupun terpusat.
Air buangan yang dibuang tidak saniter dapat menjadi media perkembangan mikroorganisme
patogen, larva nyamuk ataupun serangga yang dapat menjadi media transmisi penyakit kolera, typus
abdominalis, disentri baciler dan sebagainya. Bila air limbah itu dibuang begitu saja tanpa diolah
sebelumnya maka beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu :
a. Tidak sampai mengotori sumber air minum
b. Tidak menjadi tempat berkembangbiaknya berbagai bibit penyakit dan vektor
c. Tidak mengganggu estetika, misalnya dari segi pemandangan dan menimbulkan bau.
d. Tidak mencemarkan alam sekitarnya, misalnya merusak tempat untuk rekreasi berenang dan
sebagainya (Notoadmodjo, 2007).
Saluran limbah yang bocor atau pecah menyebabkan air keluar dan tergenang serta meresap ke
tanah. jika jarak terlalu dekat dengan sumber air dapat mencemari sumber air tersebut. Tempat
penampungan air yang terbuka dapat menyebabkan nyamuk bertelur (Pansimas, 2011).

Anda mungkin juga menyukai