etanol
= 0,86
aquades
= 0,9967 gr/ml
Titik Dididh etanol = 78
o
C
Titik Didih aquades = 99
o
C
4.1.1. Hubungan % w komposisi dengan indeks bias
% w Volume etanol (ml) Volume aquades (ml) Indeks bias
0 0 12 1,327
10 0,4 10,6 1,329
20 2,8 9,2 1,330
30 4,09 7,91 1,331
40 5,33 6,67 1,332
50 6,56 5,44 1,333
60 7,73 4,27 1,335
70 8,85 3,15 1,337
80 9,94 2,06 1,338
90 10,99 1,01 1,339
96 11,6 0,4 1,340
Tabel 4.1. Hubungan % w Komposisi dengan Indeks Bias
KESETIMBANGAN
FASA
Laboratorium Dasar Teknik Kimia II Universitas Diponegoro 8
1.326
1.328
1.33
1.332
1.334
1.336
1.338
1.34
1.342
0 20 40 60 80 100 120
I
n
d
e
k
s
B
i
a
s
%W etanol
4.1.2. Hubungan penambahan Volume Aquadest Terhadap Titik Didih
Penambahan
Aquadest
Volume
etanol(ml)
n residu n destilat
Titik didih
(
o
C)
25 150 1,330 1,334 85
50 150 1,328 1,339 86
75 150 1,334 1,328 87
100 150 1,332 1,332 88
125 150 1,332 1,328 90
150 150 1,329 1,33 91
Tabel 4.2. Hubungan Penambahan Volume Aquadest terhadap Titik Didih
4.2. Pembahasan
4.2.1. Hubungan % w Komposisi dengan Indeks Bias
Grafik 4.2.1. Hubungan % w Komposisi dengan Indeks Bias
Pada grafik diatas dapat dilihat semakin besar % w etanol, maka indeks
bias yang didapat semakin meningkat. Dari grafik dapat dilihat bahwa indeks bias
aquades adalah 1,327 dan indeks bias etanol 1,34.
Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan
kecepatan cahaya dalam zat tersebut.
Rumus indeks bias :
n =
Dimana : n = indeks bias
C = kecepatan cahaya dalam udara
KESETIMBANGAN
FASA
Laboratorium Dasar Teknik Kimia II Universitas Diponegoro 9
84
85
86
87
88
89
90
91
92
0 20 40 60 80 100
S
u
h
u
(
o
C
)
%W etanol
residu
destilat
V
P
= cepat rambat cahaya dalam medium
Cepat rambat cahaya pada suatu medium dipengaruhi oleh interaksi cahaya
dengan molekul molekul zat. Semakin besar molekul senyawa dan
konsentrasinya (jarak antar molekul semakin rapat), maka kecepatan cahaya
dalam medium semakin berkurang, sehingga nilai indeks biasnya semakin besar.
Etanol (C
2
H
5
OH) BM 46 gr/mol memiliki bobot molekul lebih besar dari
pada air (H
2
O) BM 18 gr/mol. Bobot molekul (BM) merupakan nilai yang
menjelaskan jumlah gram komposisi dalam 1 mol artinya etanol memiliki molekul
yang lebih besar dibanding aquades, sehingga dalam campuran etanol air, jarak
antar molekulnya semakin rapat.
Jika persen komposisi etanol terus bertambah, maka ada lebih banyak
molekul etanol yang menyebabkan jarak antar molekulnya semakin rapat dan
membuat cahaya sulit menembus larutan sehingga kecepatannya berkurang.
Akibatnya sesuai dengan rumus indeks bias, indeks bias akan semakin besar. Oleh
karena itu, hasil percobaan yang kami peroleh menunjukkan bahwa % w dan
indeks bias berbanding lurus.(Ariqi dan Abqoriyat, 2011)
4.2.2. Hubungan % w etanol Vs Suhu
Grafik 4.2.2. Hubungan % w etanol Vs Suhu
Pada grafik diatas dapat dilihat pada penambahan % w etanol pada suhu,
terdapat fenomena fenomena :
1) Fenomena pada destilat
KESETIMBANGAN
FASA
Laboratorium Dasar Teknik Kimia II Universitas Diponegoro 10
Dari grafik dapat dilihat dimana % w etanol meningkat sedangkan
suhunya semakin naik. Seharusnya terjadi penurunan suhu seiring dengan
meningkatnya % w etanol. Perbedaan fenomena pada percobaan disebabkan
oleh tekanan atmosfir pada percobaan tidak dalam keadaan STP (1 atm)
melainkan lebih kecil. Tekanan berpengaruh pada titik didih, apabila tekanan
lebih kecil maka titk didih akan lebih kecil dari seharusnya. Penurunan
tekanan dibuktikan dengan hasil titik didih pada aquades (99
o
C) dan etanol
(78
o
C) lebih kecil daripada seharusnya (aquades = 100
o
C dan etanol 78,4
o
C).
Titik didih praktis lebih kecil daripada titik didih seharusnya mengakibatkan
% w yang ditemukan akan semakin besar. Hal ini dikarenakan % w
berbanding terbalik dengan titik didih.
2) Fenomena pada residu
Dari grafik dapat dilihat dimana % w etanol semakin menurun dan
suhunya semakin naik. Hal ini disebabkan oleh penguapan yang terjadi pada
etanol saat proses destilasi dimana etanol menguap lebih dulu menguap
disebabkan oleh sifatnya yang volatil dengan aquades sehingga tekanan uap
murni etanol (P
O
etanol) lebih besar dibanding dengan tekanan uap murni
aquades (P
O
aquades). Dengan adanya penambahan aquades menyebabkan
fraksi mol etanol semakin kecil sedangkan fraksi mol aquades semakin besar
sesuai dengan persamaan reaksi.
P etanol = P
O
etanol . X etanol
P aquades = P
O
aquades . X aquades
Sehingga didalam residu, pada penambahan aquades, % w etanol
menurun maka akan menyebabkan tekanan uap campuran semakin tinggi
sesuai persamaan.
P = P
O
. X
A
+ P
O
X
B
Sehingga suhunya yang diperlukan semakin tinggi.
(wikipedia.org/wiki/Hukum_Raoult)
(wikipedia.org/wiki/Destilasi)
KESETIMBANGAN
FASA
Laboratorium Dasar Teknik Kimia II Universitas Diponegoro 11
0
20
40
60
80
100
0 50 100 150 200
s
u
h
u
(
o
C
)
penambahan volume aquades (ml)
suhu praktis
suhu teoritis
4.2.3. Hubungan penambahan Aquades Vs Titik Didih
Grafik 4.2.3. Hubungan penambahan Aquades Vs Titik Didih
Grafik diatas dapat diliaht bahwa nilai titik didih teoritis dan
praktis hampir sama. Hal ini dikarenakan terjadi pencampuran antara
etanol dengan aquades pada kondisi tekanan yang lebih tinggi dari tekanan
udara standar sehingga titik didh campuran yang terjadi lebih tinggi.
Dari grafik juga dapat dilihat bahwa semakin banyak volume
aquades yang ditambahkan maka suhu semakin meningkat. Hal ini sesuai
dengan sifat koligatif larutan yaitu sifat larutan yang tidak bergantung
pada pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi
partikel zat terlarutnya. Semakin banyak aquades yang ditambahkan maka
konsentrasi aquades (zat terlarut) dalam larutan semakin besar. Sehingga
semakin besar konsentrasi aquades dalam larutan menyebabkan partikel
partikel aquades yang menghalangi peristiwa penguapan partikel partikel
etanol dimana aquades memiliki titik didih yang lebih tinggi dari etanol
sehingga larutan campuran memerlukan energi yang lebih besar untuk
menguap dan menyebabkan suhu titik didih semakin tinngi.
(wikipedia.org/wiki/sifat_koligatif)
KESETIMBANGAN
FASA
Laboratorium Dasar Teknik Kimia II Universitas Diponegoro 12
4.2.4. Macam macam Destilasi
Destilasi adalah suatu proses penguapan yang diikuti
pengembunan. Destilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari
campurannya apabila komponen lain tidak ikut menguap. Destilasi banyak
sekali macamnya tergantung dari fungsi dan bahan yang akan destilasi.
Berikut adalah jenis jenis destilasi:
1. Destilasi sederhana
Prinsip dari destilasi sederhana yaitu memisahkan dua atau
lebih komponen cairan berdasarkan titik didih jauh berbeda.
2. Destilasi fraksimasi
Prinsip destilasi fraksimasi sama prinsipnya dengan destilasi
sederhana, hanya saja destilasi bertingkat ini memiliki rangkaian alat
kondensor yang lebih baik, sehingga mampu memisahkan dua
komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan.
3. Destilasi azeotrop
Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran azeotrop
(campuran dua atau lebih komponen yang sulit dipisahkan) biasanya
dalam proses digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan
azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
4. Destilasi kering
Prinsipnya yaitu memanaskan material padat untuk
mendapatkan fase uap dan cairnya. Biasanya digunakan untuk
mengambil cairan bahan bakar dari kayu ataubatu bata.
5. Destilasi vakum
Prinsipnya memisahkan dua komponen yang titik didihnya
sangat tinggi metode yang digunakan adalah dengan menurunkan
tekanan permukaan lebih dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga
menjadi rendah dalam proses suhu yang digunakan untuk mendestilasi
tidak perlu terlalu tinggi.
KESETIMBANGAN
FASA
Laboratorium Dasar Teknik Kimia II Universitas Diponegoro 13
(rajinbelajar.net/macam_macam_destilasi.u3ripz.4kso)
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Semakin besar % w etanol maka indeks bias semakin besar.
2. Semakin besar penambahan volume aquades dalam etanol maka titik didih
semakin tinggi.
3. Semakin besar % w etanol maka titik didih destilat semakin turun dan titik
didih residu juga semakin turun.
5.2. Saran
1. Teliti dalam melihat indeks bias dari refraktometer.
2. Teliti dalam mengukur volume untuk campuran etanol air.
3. Letakkan refraktometer pada tempat yang terang agar penerangan
sempurna.
4. Pada penimbangan picnometer pastikan dalam keadaan kering dan kosong.
5. Pada saat destilasi pastikan suhu konstan.
KESETIMBANGAN
FASA
Laboratorium Dasar Teknik Kimia II Universitas Diponegoro 14
DAFTAR PUSTAKA
Abqoriyat dan Atiqi.2011. Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Diester dan
Minyak Jarak Cina (Castor oil) dengan Ahidrida Format. Skripsi, jurusan
kimia FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Alberty, R.A. and Daniels, F., 1983, Kimia Fisika, Edisi lima, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Anonim. Destilasihttp://wikipedia.org/wiki/Destilasi
Anonim. Hukum Raoulthttp://wikipedia.org/wiki/ titik_didih
Anonim. Sifat Koligatifhttp://wikipedia.org/wiki/sifat_koligatif
Anonim. Titik Didihhttp://wikipedia.org/wiki/Titik_Didih
Castelan, G.,W., 1981, Physical Chemistry, 2nd edition, Tokyo.
KESETIMBANGAN
FASA
aboratorium Dasar Teknik Kimia II Universitas Diponegoro A - 1
DATA HASIL PERCOBAAN
LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA II
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
MATERI : KESETIMBANGAN FASA
I. VARIABEL
% W etanol basis 12 ml : 0, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 96
Aquadest/ air demin : @6 x 25 ml
II. BAHAN DAN ALAT
Bahan :
1. Etanol 150 ml
2. Air/Aquadest/Air demin 150 ml
Alat :
1. Labu destilasi
2. Thermometer raksa
3. Pengambil sampel
4. Pendingin Leibig
5. Thermostat
6. Erlenmeyer
7. Pipet
8. Refraktometer
9. Adaptor
10. Statif klem
11. Waterbath
12. Kaki tiga
13. Heater
14. Thermocouple
KESETIMBANGAN
FASA
aboratorium Dasar Teknik Kimia II Universitas Diponegoro A - 2
III. CARA KERJA
1. Membuat kurva standart hubungan komposisi dan indeks bias
a. Diambil sedikit contoh aquadest dan sedikit contoh etanol
kemudian dilihat indeks biasnya masing-masing dengan
menggunakan refraktometer.
b. Densitas etanol dan aquadest masing-masing diukur dengan
piknometer.
c. Dibuat larutan etanol-aquadest pada berbagai komposisi dengan
menghitung komposisi etanol-aquadest sesuai dengan % komposisi
yang ditentukan.
d. Masing- masing larutan pada langkah c dilihat indeks biasnya
dengan refraktometer.
e. Dibuat kurva hubungan antara komposisi versus indeks bias
2. 100ml aquadest/air demin dimasukkan ke dalam beaker glass pirex
250 ml, dipanaskan sampai suhu konstan dan dicatat titik didihnya.
3. Dimasukkan 150 ml etanol ke dalam labu destilasi kosong, dipanaskan
sampai suhu konstan dan dicatat titik didihnya.
4. Labu destilasi tersebut didinginkan, lalu ditambahkan 25 ml
aquadest/air demin ke dalam labu destilasi berisi 150 ml etanol,
kemudian dipanaskan sampai mencapai suhu konstan dan catat titik
didihnya , ambil cuplikan residu dan destilat untuk diperiksa indeks
biasnya masing-masing.
5. Labu didinginkan kemudian di tambah lagi 25 ml aquadest ke dalam
labu destilasi dan dipanaskan sampai diperoleh suhu konstan. Dicatat
titik didihnya lalu diambil cuplikan contoh residu dan destilat untuk
dilihat indeks biasnya. Prosedur yang sama
KESETIMBANGAN
FASA
Laboratorium Dasar Teknik Kimia II Universitas Diponegoro A - 3
6. dilakukan untuk penambahan 25 ml berikutnya sampai seluruh
aquadest/air demin/air habis digunakan.
7. Dibuat kurva hubungan suhu dengan komposisi etanol-aquadest/air
demin/air.
Catatan : Komposisi etanol-air dapat dinyatakan dalam fraksi berat atau fraksi
mol.
IV. HASIL PERCOBAAN
etanol = 0,86
aquades = 0,9967 gr/ml
Titik Dididh etanol = 78
o
C
Titik Didih aquades = 99
o
C
Hubungan % w komposisi dengan indeks bias
% w Volume etanol (ml) Volume aquades (ml) Indeks bias
0 0 12 1,327
10 0,4 10,6 1,329
20 2,8 9,2 1,330
30 4,09 7,91 1,331
40 5,33 6,67 1,332
50 6,56 5,44 1,333
60 7,73 4,27 1,335
70 8,85 3,15 1,337
80 9,94 2,06 1,338
90 10,99 1,01 1,339
96 11,6 0,4 1,340
KESETIMBANGAN
FASA
Laboratorium Dasar Teknik Kimia II Universitas Diponegoro A - 4
Hubungan penambahan Volume Aquadest Terhadap Titik Didih
Penambahan
Aquadest
Volume
etanol(ml)
n residu n destilat
Titik didih
(
o
C)
25 150 1,330 1,334 85
50 150 1,328 1,339 86
75 150 1,334 1,328 87
100 150 1,332 1,332 88
125 150 1,332 1,328 90
150 150 1,329 1,33 91
MENGETAHUI
PRAKTIKAN ASISTEN
Bontor Onikayanti Guntur Takana Yasis
Irfan Suryanto
M.Fauzan Agitama
KESETIMBANGAN
FASA
Laboratorium Dasar Teknik Kimia II Universitas Diponegoro B - 1
LEMBAR PERHITUNGAN REAGEN
T
aquades
= 26,6
o
C
aquades
=996,622 kg/m
3
=0,996gr/cm
3
m
picnometer
= 13,97 gr
m
picnometer
+ aquades = 41,71 gr
m
aquades
= (41,71 13,97 ) gr
= 27,74 gr
Vaq =
= 27,85 cm
3
M
picnometer
+ etanol = 37,92 gr
etanol =
()
=
()
= 0,86 gr/cm
3
Vaq = Vbasis Vetanol
a. 0 % w Vet = 0 ml,Vaq=12 ml
b. 10 % w
%w=
()
=
()
0,1 =
Vet = 1,4 ml
Vaq = 10,06 ml
c. 20 % w
=
Vet = 2,8 ml
Vaq = 9,2 ml
d. 30 % w
=
Vet = 4,09 ml
Vaq = 7,91 ml
e. 40 % w
=
Vet = 5,33 ml
Vaq = 6,67 ml
f. 50% w
=
Vet = 6,56 ml
Vaq = 5,44 ml
g. 60 % w
=
Vet = 7,73 ml
Vaq = 4,27 ml
h. 70 % w
=
Vet = 8,85
Vaq = 3,15 ml
i. 80 % w
=
Vet = 9,94 ml
Vaq = 2,06 ml
KESETIMBANGAN
FASA
Laboratorium Dasar Teknik Kimia II Universitas Diponegoro B - 2
j. 90 % w
=
Vet = 10,99 ml
Vaq = 1,01 ml
k. 96 % w
=
Vet = 11,6 ml
Vaq = 0,4 ml
KESETIMBANGAN
FASA
Laboratorium Dasar Teknik Kimia II Universitas Diponegoro C - 1
LEMBAR PERHITUNGAN
Titik didih teoritis larutan etanol + aquades
- TD etanol = 78
o
C
- TD aq = 99
o
C
a. Vet = 150 ml
Xet =
=
(
)
(
)(
)
=
= 1
Xaq = 0
TD1 = Xet . TDet + Xaq . Tdaq
= (1 . 78) + 0
= 78
o
C
b. Vet = 150 ml, Vaq = 25 ml
Xet =
)(
)
= 0,669
Xaq = 0,331
TD2 = Xet . TDet + Xaq . TDaq
= (0,669. 78) + (0,331 . 99)
= 84,95
o
C
c. Vet = 150 ml, Vaq = 50 ml
Xet =
)(
)
= 0,503
Xaq = 0,497
TD3 = Xet.TDet + Xaq.TDaq
=(0,503.78) +( 0,49 .99)
= 88,437
o
C
d. Vet = 150 ml, Vaq = 75 ml
Xet =
)(
)
= 0,403
Xaq = 0,597
TD4 = Xet.TDet + Xaq.TDaq
= (0,403.78) + (0,59 .99)
= 90,537
o
C
e. Vet = 150 ml, Vaq = 100 ml
Xet =
)(
)
= 0,336
Xaq = 0,664
TD5 = Xet.TDet + Xaq.TDaq
= (0,336.78) + (0,664. 99)
= 91,944
o
C
KESETIMBANGAN
FASA
Laboratorium Dasar Teknik Kimia II Universitas Diponegoro C - 1
KESETIMBANGAN
FASA
Laboratorium Dasar Teknik Kimia II Universitas Diponegoro C - 2
f. Vet = 150 ml, Vaq = 125 ml
Xet =
)(
)
= 0,288
Xaq = 0,712
TD6 = Xet.TDet + Xaq.TDaq
= (0,288.78) +( 0,712.99)
= 92,952
o
C
g. Vet = 150 ml, Vaq = 150 ml
Xet =
)(
)
= 0,252
Xaq = 0,748
TD7 = Xet.TDet + Xaq.TDaq
=( 0,252.78) + (0,748.99)
= 93,708
o
C
KESETIMBANGAN
FASA
Laboratorium Dasar Teknik Kimia II Universitas Diponegoro D - 1
LEMBAR KUANTITAS REAGEN
LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA II
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
PRAKTIMUM KE : 5 (Lima)
MATERI : Kesetimbangan Fasa
HARI/TANGGAL : Senin, 12 Mei 2014
KELOMPOK : 3 / Senin Pagi
NAMA : 1. Bontor Onikayanti Sitorus
2.Irfan Suryanto
3. Muhammad Fauzan
ASISTENSI : Guntur Takana Yasis
KUANTITAS REAGEN
No. JENIS REAGEN KUANTITAS
1.
2.
Kurva standar
(basis = 12 ml)
Destilasi
Etanol
Aquadest
(0, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 96)
% w etanol
150 ml
(@6x25ml)
TUGAS TAMBAHAN :
Cari macam- macam destilasi
Cari sifat fisik dan kimia etanol
Hitung TD kira kira
CATATAN : SEMARANG, 8 MEI 2014
ASISTENSI
Bawa lap, kapas, milimeterblok
Guntur Takana Yasis
NIM. 21030111140172
KESETIMBANGAN
FASA
Laboratorium Dasar Teknik Kimia II Universitas Diponegoro
REFERENSI
ABQORIYAT ATIQI
ABSTRAK
Atiqi, Abqoriyat. 2011. Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Diester dari Minyak
Jarak Cina (Castor oil) dengan Anhidrida Format. Skripsi, Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Drs. H. Parlan, M.Si, (2) Dr. Siti
Marfuah, M.S.
Kata-kata kunci: minyak jarak cina, epoksidasi minyak jarak cina, pembukaan
cincin epoksida minyak jarak cina.
Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan di laboratorium Kimia
Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang. Langkah-langkah dalam penelitian ini
adalah : (1) epoksidasi minyak jarak cina dengan asam peroksi format (asam
peroksi format diperoleh dari reaksi asam format dengan hidrogen peroksida), (2)
pembukaan cincin epoksida menjadi senyawa diester dilakukan dengan
menggunakan ahhidrida format dengan katalis BF3. Analisis senyawa diester
dilakukan dengan kromatografi lapis tipis. Identifikasi dilakukan dengan
spektroskopi Inframerah. Karakterisasi senyawa hasil sintesis dilakukan dengan
mengukur indeks bias dan viskositas.
Hasil penelitian menunjukkan ikatan rangkap dalam minyak jarak cina
dapat diubah menjadi gugus diester. Hal ini dapat dilihat pada hasil spektrum IR
nya. Senyawa ini diperoleh dari reaksi epoksidasi minyak jarak cina dengan
peroksi format pada suhu 4C selama 16 jam dan pembukaan cincin dengan
anhidrida format pada suhu 100C selama 6 jam. Viskositas senyawa hasil sintesis
sebesar 1, 389 Nsm-2, sedangkan konversi ke dalam satuan standar pelumas
sebesar 1468 cSt. Hal ini menunjukkan senyawa diester hasil sintesis sesuai
dengan standar pelumas untuk roda gigi industri (standar AGMA) nomor 9.
Indeks bias senyawa hasil sintesis 1,465 sedangkan indeks bias epoksida 1,471.
Angka ini lebih kecil dari indeks bias minyak jarak yaitu1,477. Hal tersebut
dipengaruhi oleh kerapatan molekulnya, jika kerapatannya tinggi maka indeks
biasnya semakin tinggi juga.
KESETIMBANGAN
FASA
Laboratorium Dasar Teknik Kimia II Universitas Diponegoro
Sifat koligatif larutan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Larutan garam
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat
terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya
[1]
. Sifat
koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan
sifat koligatif larutan nonelektrolit
[1]
Kenaikan Titik Didih
Titik didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair mendidih. Pada suhu ini,
tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara di sekitarnya
[4]
. Hal ini
menyebabkan terjadinya penguapan di seluruh bagian zat cair. Titik didih zat cair
diukur pada tekanan 1 atmosfer
[4]
. Dari hasil penelitian, ternyata titik didih larutan
selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya
[4]
. Hal ini disebabkan adanya
partikel - partikel zat terlarut dalam suatu larutan menghalangi peristiwa
penguapan partikel - partikel pelarut
[4]
. Oleh karena itu, penguapan partikel -
partikel pelarut membutuhkan energi yang lebih besar
[4]
. Perbedaan titik didih
larutan dengan titik didih pelarut murni di sebut kenaikan titik didih yang
dinyatakan dengan ( )
[4]
. Persamaannya dapat ditulis
[4]
:
Tb = kenaikan titik didih (
o
C)
kb = tetapan kenaikan titik didih molal (
o
C kg/mol)
m = molalitas larutan (mol/kg)
Mr = massa molekul relatif
P = jumlah massa zat
KESETIMBANGAN
FASA
Laboratorium Dasar Teknik Kimia II Universitas Diponegoro
LEMBAR ASISTENSI
DIPERIKSA
KETERANGAN
TANDA
TANGAN NO TANGGAL
1.
2.
3.
8 Juni 2014
11 Juni 2014
12 Juni
1. Perbaiki sesuai format yang
benar
2. Footernya dan nomor halaman
1. Perbaiki no halaman intisari dan
summary
1. ACC
KESETIMBANGAN
FASA
Laboratorium Dasar Teknik Kimia II Universitas Diponegoro