BAB III Distilasi Fraksionasi
BAB III Distilasi Fraksionasi
=>'5
1?6
<9?
=5?
333
51<
1'?
?'966
1'?
?'>1?
1'1<
1'16
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
>
11?
116
11?
116'9
1?6?
11??
136?
165?
5>5
691
96?
<9?
?'5><
?'311
?'16<1
?
?'9<5
?'5=1
?'1<=
?
1'1<
1'15
1'?>
1'?1
)B
rata0rata 1'19
3.3 Pey&'angan P#"t$ dar Larutan Ideal (Minimum-boiling Azeotrop)
.ekanan total dari suatu campuran lebih besar dari pada tekanan yang dihitung
secara ideal dikatakan sebagai penyimpangan positif dari hukum #aoults. Demikian
juga dengan tekanan parsial dari tiap0tiap komponen lebih besar dari tekanan parsial
idealnya. /ika penyimpangan positif dari larutan ideal terlalu besar dan tekanan uap
dari kedua komponen tersebut tidak terlalu jauh berbeda' maka kur4a tekanan uap
pada temperatur konstan naik hingga maksimum pada suatu konsentrasi tertentu
(seperti gambar 1.5a). &uran demikian dikatakan membentuk -+eotrop atau
campuran titik didih konstan.
@arutan a+eotrop pada tekanan konstan membentuk kur4a titik didih yang turun
hingga temperatur minimum pada konsentrasi tertentu (seperti pada gambar 1.5.b dan
1.5.c).
@arutan yang membentuk a+eotrop tidak dapat dipisahkan secara sempurna
dengan metoda destilasi biasa' karena pada kondisi a+eotrop tersebut komposisi A B
C dan sama dengan 1'?. &uran a+eotrop jenis ini adalah sangat biasa terjadi.
Salah satu contohnya adalah campuran etanol0air' yang mebentuk a+eotrop pada suhu
<>'1
o
&. omposisi a+eotrop dapat dihilangkan dari sistim ini pada tekanan diba)ah
<? mm:g.
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
=
Gambar 1.5 ur4a a+eotrop minimum pada sistem campuran &S10-seton
(a) pada temperatur konstan D (b) dan (c) pada tekanan konstan
3.4 Peny&'angan P#"t$ dar Larutan Ideal
/ika tekanan total dari suatu campuran pada kesetimbangan lebih kecil dari yang
dihitung secara ideal' dikatakan sebagai penyimpangan negatif dari hukum #aoult.
/ika perbedaan tekanan uap parsial terlalu besar dan penyimpangan negatif dari
larutan ideal terlalu besar' kur4a tekanan total terhadap komposisi akan melalui suatu
tekanan minimum pada temperatur konstan (seperti gambar 1.60a)' dan kur4a titik
didih pada tekanan konstan yang naik hingga harga maksimum pada komposisi
tertentu' seperti pada gambar 1.60b dan 1.60c.
ur4a a+eotrop maksimum jarang terjadi dibandingkan kur4a a+eotrop
minimum. Salah satu sistim yang membentuk a+eotrop maksimum adalah sistim asam
klorida0air (11'1 Emol :&l' pada 11?
o
&' 1 atm)' yang mana dapat dibuat secara
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
1?
mudah dengan pendidihan larutan asam klorida kuat dalam tangki terbuka. &ara ini
adalah salah satu metoda untuk standarisasi larutan asam klorida
Gambar 1.6 ur4a a+eotrop maksimum pada sistim aseton0kloroform
(a) pada temperatur konstan D (b) dan (c) pada tekanan konstan
3.5 Relat$ 6#latlta" (7 )
Diagram kesetimbangan campuran biner - dan " seperti pada gambar 1.3.
Semakin besar jarak antara kur4a kesetimbangan dengan garis diagonal (garis 56
o
)'
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
11
maka semakin besar pula perbedaan komposisi uap' A- dan komposisi cair' C-.
Semakin mudah pula campuran dipisahkan. Secara numerik faktor ini disebut dengan
2#elatif Folatility (
)B
). %arameter ini didefinisikan sebagai perbandingan
konsentrasi - dalam uap dengan konsentrasi - dalam cairan dibagi dengan
perbandingan konsentrasi " dalam uap dengan konsentrasi " dalam cairan. (ntuk
larutan biner' relatif 4olatilitas komponen - (lebih 4olatil) terhadap komponen "
(kurang 4olatil) dan dapat dinyatakan sebagai 7
) B
) )
)B
+ ,
+ ,
,
,
=
(10>)
(ntuk campuran biner D
) B
) B
+ +
, ,
=
=
1
1
Maka persamaan (10>) dapat dituliskan 7
) 1 ( ) 1 (
,
) )
) )
)B
+ ,
+ ,
=
Dimana
)B
adalah #elatif 4olatilitas - yang berkenaan dengan " dalam sistem
biner.
3.8 Penentuan K#&'#"" Ua'.,ar dengan /ra$! K#e$"en D"t%u" (K)
%ameter yang biasa digunakan untuk menyatakan hubungan komposisi phase
uap dan phase cair adalah koefisien distribusi () komponen dalam kesetimbangan.
oefisien distribusi didefinisikan sebagai berikut 7
i i i
+ , K , =
(10=)
!aktor dapat digunakan untuk larutan ideal maupun larutan non0ideal. ;ilai
faktor ini tergantung pada suhu dan tekanan. Seringkali faktor diberikan dalam
grafik nomograf. Gambar 1.9.a dan 1.9.b menunjukkan nilai faktor untuk berbagai
hidrokarbon ringan. Gambar tersebut dibagi menjadi daerah suhu tinggi pada gambar
1.9.a dan daerah suhu rendah pada Gambar1.9.b.
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
11
Gambar 1.9.a ;ilai faktor untuk sistem :idrokarbon #ingan pada kisaran
suhu tinggi (.ekanan 1 atm B1?1'3 k%a B <9? mm:g).
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
13
Gambar 1.9.b ;ilai faktor untuk sistem :idrokarbon #ingan pada kisaran
suhu rendah (.ekanan 1 atm B1?1'3 k%a B <9? mm:g).
-#nt#h S#al 1.2
Ke"et&%angan Ua'.-ar dar /ra$! $a!t#r K
Dengan menggunakan grafik nilai pada Gambar 1.9.a untuk menentukan nilai
data kesetimbangan phase uap (C) dan phase cair (C) untuk sistem biner campuran
%ropona (-) dan n0heksane (") pada tekanan <=1 k%a.
Penyele"aan 2
Menggunakan hubungan
o
B
o
)
o
B
)
* *
* *
+
=
' dan
*
+ *
,
)
o
)
)
.
= dihubungkan dengan
definisi faktor untuk campuran biner ideal diperoleh hubungan 7
B )
B
)
K K
K
+
=
(
) 1 (
' dan juga'
) B
+ + =1 dan
) ) )
+ K , = ' dan
) B
, , =1
1) .itik didih komponen murni pada tekanan <=1 k%a dapat dibaca pada Gambar
1.9. .emukan titik %t B <=1 k%a dengan titik K) B 1 untuk propane' kemudian
tarik garis hingga memotong skala suhu. %erpotongan titik ini memberikan T) B
15'5
o
&. &ara yang sama dilakukan untuk n0heksana dan diperoleh titik didih n0
heksana pada tekanan <=1 k%a adalah 169
o
&. Diagram .0G0y pada %t B <=1 k%a
akan berada pada remntang suhu' 15'5
o
& H . H 169
o
&.
1) Grafik faktor dibaca pada rentang suhu 15'5
o
& I . I 169
o
& untuk
mendapatkan nilai yang akan digunakan dalam persamaan di atas. ;ilai0nilai
yang diperoleh kemudian ditabulasikan.
T
o
# K) KB ( - KB K) -KB +) ,) .)B K)"KB
15'5 1'?? ?'?1> ?'=<1 ?'=<1 1'??? 1'??? 36'<
16'9 1'3? ?'?53 ?'=6< 1'16< ?'<91 ?'==? 3?'?
5> 1'?? ?'?=3 ?'=?1 1'=?1 ?'5<5 ?'=5> 1?'?
<6 3'?? ?'1? ?'>? 1'>?? ?'169 ?'>6< 16'?
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
15
== 5'?? ?'36 ?'96 3'<?? ?'1>= ?'<6< 13'3
11? 6'?? ?'6= ?'51 5'59? ?'1?3 ?'61< ='3
13> 6'>? ?'<< ?'13 6'13? ?'?55 ?'195 <'>
169 9'6? 1'?? ?'?? 6'=?? ?'??? ?'??? 9'=
3) Dengan data0data dari table di atas' diagram .0G0y dan kur4a kesetimbangan
(diagram G0y) dapat dibuat. #elatif 4olatilitas untuk sistem biner propane dan n0
heksana mengalami perubahan yang cukup besar seiring dengan perubahan
suhu. :al ini karena propana dan n0heksana bukan komponen0komponen yang
berurutan dalam seri homolog paraffin.
3.9 Penentuan K#&'#"": ubble Point dan !ew Point untu! -a&'uran Bner
dan +ult K#&'#nen
Suhu De/ point dapat dihitung dengan cara menggunakan hubungan yang sama
dengan komposisi. Dengan mengasumsikan suatu larutan ideal terbentuk saat mulai
terjadi pengembunan' dengan komposisiD
o
B
o
)
o
B
)
* *
* *
+
=
' atau dalam bentuk
hubungan nilai koefisien ditribusi ()'
B )
B
)
K K
K
+
=
(
) 1 (
JJJJJJJ. (10
1?)
omposisi uap' ,) dan tekanan total' *t' digunakan dalam penentuan De/
point. %rosedur trial dan error diperlukan untuk menentukan De/ point' .D%.
%emilihan suhu dalam prosedur trial dan error memanfaatkan kriteria de/ point'
yaitu' 1 = +
) B
+ +
Metode penyelesaian perhitungan de/ point adalah dengan mencoba berbagai nilai .
hingga persamaan (101?) terpenuhi. %erhitungan de) point untuk campuran biner
cukup mudah.
-#nt#h S#al 1.3
Penentuan !ew Point +engguna!an Data Te!anan Ua'
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
16
Data tekanan uap komponen murni dapat digunakan untuk menentukan titik
embun (de) point) campuran. Suatu campuran mengandung >?E n0heksana dan 1?E
oktana pada 6?? k%a. %erkirakan titik embunnyaK
Penyele"aan 2
@angkah pertama adalah titik didih normal' .D% dari n0heksana (-) dan oktana (")'
diperoleh 7 69
o
& I . I 1?1
o
&.
Tral 1 7
-mbil . B >?
o
&' dari data tekanan uap' *)
o
B 11?? k%a dan *B
o
B 1>? k%a' dengan
asumsi larutan ideal.
395 ' ? ) 11?? , 6?? ( > ' ? ) , ( = = =
o
) t ) )
* * , +
395 ' ? ) 1>? , 6?? ( 1 ' ? ) , ( = = =
o
)B t B B
* * , +
=1 ' ? 669 ' ? 395 ' ? = + = +
B )
+ + L 1'??'
;ilai . yang diambil terlalu besar' trial salah.
Tral 2 2
-mbil . B <=
o
&' dari data tekanan uap' *)
o
B 1?6? k%a dan *B
o
B 1<6 k%a' dengan
asumsi larutan ideal.
3>1 ' ? ) 1?6? , 6?? ( > ' ? ) , ( = = =
o
) t ) )
* * , +
6<1 ' ? ) 1<6 , 6?? ( 1 ' ? ) , ( = = =
o
)B t B B
* * , +
=61 ' ? 669 ' ? 395 ' ? = + = +
B )
+ + L 1'??'
;ilai . yang diambil masih terlalu besar' trial salah.
Tral 3 2
-mbil . B <<
o
&' dari data tekanan uap' *)
o
B 1??? k%a dan *B
o
B 196 k%a' dengan
asumsi larutan ideal.
5 ' ? ) 1??? , 6?? ( > ' ? ) , ( = = =
o
) t ) )
* * , +
9?9 ' ? ) 196 , 6?? ( 1 ' ? ) , ( = = =
o
)B t B B
* * , +
??9 ' 1 669 ' ? 395 ' ? = + = +
B )
+ + M 1'??'
;ilai . yang diambil sudah benar' trial dapat diterima.
/adi suhu de) point campuran biner tersebut adalah' .D% B <<
o
&.
-lgoritma perhitungan dapat dilihat pada Gambar 1.< berikut 7
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
19
Gambar 1.< -lgoritma penentuan suhu dan komposisi de/ point
%rosedur yang sama dapat diterapkan untuk menentukan
3.1; Penutu'
Data kesetimbangan uap0cair didasarkan pada data tekanan uap atau grafik
koefisien ditribusi (). .ekanan uap komponen murni dapat dibaca pada tabel
dibuku teks atau diprediksi dengan %ersamaan -ntoine.
Data kesetimbangan uap0cair untuk sistem biner dapat dinyatakan dalam plot .0
G0y maupun plot G0y. Grafik0grafik ini dapat disusun dari data tekanan uap atau
grafik faktor . Grafik ini biasanya dinyatakan dalam tekanan tatap' tetapi
kadang0kadang juga plot isothermal juga digunakan. %ada grafik isothermal
Grafik %0G0y akan menggantikan .0G0y.
@arutan dapat bersifat ideal dan non0ideal . %ada larutan ideal' berlaku :ukum
#oults'
i
o
i i
+ * * . =
#elatif 4olatilitas' didefinisikan sebagai'
B
)
o
B
o
)
)B
K
K
*
*
= =
' merupakan
4ariabel yang berguna. #elatif 4olatilitas digunakan dalam perhitungan bubble
point dan de/ point.
Suhu bubble point adalah suhu dimana uap pertama kali terbentuk' atau dengan
kata lain suhu dimana penguapan dimulai.
Suhu de/ point adalah suhu dimana phase cair pertama kali terbentuk' atau
dengan kata lain suhu dimana pengembunan dimulai. 8stilah tekanan de) point
dikenal juga dalam kesetimbangan uap0cair.
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
1<
ur4a bubble point dan kur4a de) point membatasi daerah dua phase pada
diagram .0G0y dan %0G0y. %hase0phase yang berada dalam kesetimbangan
terhubung oleh suatu garis hori+ontal yang disebut tie line.
%erhitungan suhu bubble point dilakukan secara trial dan error. Suhu bubble
point dipenuhi pada kriteria' 0 ,i 1. Sedangkan suhu de/ point dipenuhi pada
kriteria 0 +i 1.
!aktor adalah konstanta kesetimbangan atau konstanta distribusi antara
komposisi phase cair dan phase uap pada temperatur tertentu. !aktor
didefinisikan sebagai
i i i
+ , K , =
dan ditentukan secara eksperimen.
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
1>
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
1=