Anda di halaman 1dari 19

BAB III

DISTILASI FRAKSIONASI KONTINYU


3.1 Pendahuluan
Distilasi fraksionasi kontinyu biasanya dilakukan dengan rektifikasi. Destilasi
dengan rektifikasi atau destilasi dengan refluks adalah proses pemisahan tahap
kesetimbangan yang dilakukan dalam tahap yang berurutan (multi stage). Metode
destilasi dengan refluks adalah untuk mendapatkan pemisahan yang lebih sempurna.
Suatu tahap (single stage) tunggal hanya dapat memberikan pemisahan terbatas.
Menyusun sejumlah stage secara bertahap akan meningkatkan kemurnian dari
dibandingkan dengan pemisahan flash atau distilasi sederhana.
Gambar 3.1 olom !raksionasi ontinyu dengan "agian #ektifikasi $ %elucutan
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
1
&ontoh umum kolom distilasi kontinyu dengan segala perlengkapannya' seperti
pada gambar 3.1. (mpan pada kolom dimasukkan pada bagian tengah kolom dengan
laju tertentu. %iring (plate) tempat umpan masuk dinamakan piring umpan (feed
plate). "agian atas kolom di atas piring umpan merupakan bagian rektifikasi
(rectification)' sedangkan bagian ba)ahnya' termasuk piring umpan itu sendiri
adalah bagian pelucutan (stripping). (mpan cair mengalir ke ba)ah di dalam bagian
pelucutan ini sampai ke dasar kolom' di mana permukaan cairan dijaga pada tinggi
tertentu. *at cair ini lalu mengalir dengan gaya grafitasi ke dalam #eboiler.
(ap yang mengalir naik melalui bagian rektifikasi' uap di bagian atas
dikondensasikan seluruh atau sebagian oleh kondensor' dan kondensatnya
dikumpulkan di dalam bejana penggumpul (akumulator)' di mana permukaan +at
cairnya juga dijaga pada ketinggian tertentu. *at cair tersebut lalu dipompakan oleh
pompa refluk ke piring teratas dalam kolom,menara. -rus +at cair ini dinamakan
refluk. -rus ini menjadi +at cair yang mengalir ke ba)ah didalam bagian rektifikasi'
yang diperlukan untuk berinteraksi dengan uap yang mengalir ke atas. .anpa refluk
tidak akan ada rektifikasi yang berlangsung pada bagian rektifikasi tersebut' dan
konsentrasi pada bagian atas kolom tidak akan lebih besar dari konsentrasi uap yang
mengalir naik dari piring umpan.
/ika tidak terjadi a+eotrop baik hasil atas (destilat) maupun hasil ba)ah (residu)'
dapat diperoleh sembarang kemurnian yang dikehendaki asal saja terdapat jumlah
tahap yang cukup dan refluks yang memadai.
3.2 Peralatan yang Dguna!an untu! D"tla" K#ntnyu
3.2.1 Tray/Plate D"tla"
Metode ini adalah metode praktis yang termurah untuk memisahkan
komponen0komponen dari suatu campuran fase cair yang homogen. Suatu kolom
yang dirancang dengan baik dapat memisahkan komponen0komponen dengan
perbedaan titik didih sedekat 1
o
&. Gambar 3.1 pengaturan unit0unit dalam distilasi
kontinyu atau fraksionasi. Stage0stage atau plate0plate yang terletak di atas umpan
disebut seksi enriching atau rectifying' sedangkan beberapa stage yang terletak pada
bagian ba)ah umpan disebut sebagai seksi stripping.
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
1
(mpan biasanya berupa cairan. (ap untuk fraksionasi dihasilkan oleh ketel
atau reboiler yang terdapat pada bagian dasar kolom. Sebuah !#nden"er pada bagian
puncak menyediakan fase cair untuk seksi enriching. -rus cairan yang dikembalikan
ke dalam kolom disebut re$lu!". -rus produk yang diambil secara kontinyu dari
kolom disebut d"tlat dan %#tt#&" (residu).
Gambar 3.1 %eralatan Distilasi !raksionasi ontinyu
"eberapa istilah yang biasa ditemukan dalam operasi kolom distilasi seperti'
Tray umpan yaitu tray atau plate di mana umpan dimasukkan. Disitilahkan sebagai
feed plate atau feed stage yang dilambangkan sebagai tray 2f3. %late0plate di atas di
atas tray umpan' yaitu plate pada seksi enriching disimbolkan dengan 2n3 dan plate0
plate di ba)ah tray umpan ditandai dengan simbol 2m3. ondenser pada gambar 3.1
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
3
disebut sebagai !#nden"er t#tal jika seluruh uap V terembunkan. /ika dari kondenser
arus keluar berupa uap dan cairan' kondenser tersebut merupakan !#nden"#r 'ar"al.
#asio arus refluks terhadap produk distilat' R (!R"D) disebut sebagai re$lu!" ra"#.
%ada kolom distilasi tipe tray' fase atau arus cairan mengalir melalui plate
hori+ontal dan uap digelembungkan melalui fase cair. -lat kontak seperti ini
ditunjukkan pada seperti pada gambar 3.1 dikenal sebagai sieve tray. .erdapat
berbagai macam tipe sie4e tray yang digunakan untuk aplikasi yang berbeda0beda.
/enis tray yang mula0mula dikenal adalah bubble cap tray. /enis tray ini
ditunjukkan pada gambar 3.3 . Gambar detail dari bubble cap ditunjukkan pada
Gambar 3.5.
Gambar 3.3 %enampang suatu Bubble #ap Tray
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
5
Gambar 3.5 Detil dari Bubble #up Tray
3.2.2 De"tla" K#l#& I"an ( Packed bed)
Metode kolom pemisah dengan penggunaan bahan isian pada kolom juga
telah dipergunakan secara luas untuk fraksionasi kontinyu. !ungsi dari bahan isian
adalah untuk meningkatkan turbulensi dan kontak fase uap dan cair yang lebih
sempurna. "ahan isian yang digunakan harus tahan terhadap korosi dan memiliki
struktur yang kuat untuk menahan beban tumpukan. "ahan isi tersebut harus
memiliki fraksi ruang kosong yang besar (untuk menjaga agar pressure drop tetap
rendah)' dan memiliki densitas yang rendah serta berharga murah.
Dilihat sekilas' kolom distilasi dengan tray dan kolom bahan isian tidak dapat
dibedakan. %eralatan0peralatan pelengkap untuk keduanya sama. Gambar 3.6
menunjukkan skema pelaratan menara distilasi dengan kolom isian. "eberapa
kelebihan penggunaan kolom pemisah dengan bahan isian adalah 7
a) olom bahan isian biasanya lebih murah
b) Dapat digunakan untuk sistem yang korosif' karena dapat digunakan bahan
isian dengan material keramik.
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
6
c) Memberikan pressure drop yang lebih rendah
d) Memiliki li$uid %oldup yang lebih singkat
e) #elatif terpengaruh oleh terbentuknya busa (foaming)
Gambar 3.6 olom Destilasi dengan "ahan 8sian
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
9
3.3 Perhtungan *u&lah Taha' Ke"et&%angan Te#rt" dengan +et#de
+,-a%e.Thele
Metode secara grafik untuk menghitung jumlah tahap kesetimbangan teoritis
pada distilasi campuran biner - dan " telah dikembangkan oleh Mc&abe0.hiele.
Metode ini dalam perhitungan menggunakan neraca bahan pada bagian tertentu dari
kolom dan kur4a kesetimbangan sistem yang bersangkutan.
-nggapan utama dalam perhitungan menurut metode Mc&abe0.hiele adalah laju
alir molar konstan (constan molar overflow). -rtinya laju alir fase cair dianggap
konstan dari tahap ke tahap pada tiap0tiap bagian dari kolom tersebut antara umpan
masuk dan pengeluaran produk. /ika laju fase cair dianggap kosntan maka laju fase
uap juga konstan. :al ini ditunjukkan pada gambar 3.9' di mana aliran fase cair dan
fase uap yang masuk dan meninggalkan tray pada keadaan setimbang.
Gambar 3.9 -liran uap dan cairan yang masuk dan meninggalkan tray
;eraca massa total adalah 7
n n n n
! V ! V + = +
+ 1 1 (301)
;eraca massa komponen - adalah 7
n n n n n n n n
& ! y V & ! y V + = +
+ + 1 1 1 1 (301)
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
<
Dimana
1 + n
V
laju alir uap dari tray n'('
n
!
laju alir cairan dari tray ke n'
1 + n
y
adalah fraksi mol - pada 1 + n
V
' dan 1 n
&
adalah fraksi mol - dalam 1 n
!
.
omposisi n n
& dan y
dalam data kesetimbangan dan temperatur pada tray n adalah
Tn. /ika Tn diambil sebagai basis (datum)' perbedaan panas sensibel dari keempat
aliran tersebut sangat kecil jika panas pelarutan diabaikan. Sehingga hanya panas
laten
3.3.1 /ar" O'era" Bagan Re!t$!a"
3.3.2 /ar" O'era" Bagan Str''ng
3.0 Prng U&'an (Feed Plate)
-#nt#h S#al 1.1
Penentuan *u&lah Stage yang D%utuh!an untu! +e&"ah!an -a&'uran
1e!"ana.O!tana
:itunglah kesetimbangan uap0cair pada tekanan konstan 1 standar atmosfir
untuk campuran n0heptana dan n0oktana' yang dianggap sebagai larutan ideal.
Penyele"aan 2
.'
o
&
o
)
* 'mm:
g
o
B
* 'mm:
g
+) ,)
)B

=>'5
1?6
<9?
=5?
333
51<
1'?
?'966
1'?
?'>1?
1'1<
1'16
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
>
11?
116
11?
116'9
1?6?
11??
136?
165?
5>5
691
96?
<9?
?'5><
?'311
?'16<1
?
?'9<5
?'5=1
?'1<=
?
1'1<
1'15
1'?>
1'?1

)B
rata0rata 1'19
3.3 Pey&'angan P#"t$ dar Larutan Ideal (Minimum-boiling Azeotrop)
.ekanan total dari suatu campuran lebih besar dari pada tekanan yang dihitung
secara ideal dikatakan sebagai penyimpangan positif dari hukum #aoults. Demikian
juga dengan tekanan parsial dari tiap0tiap komponen lebih besar dari tekanan parsial
idealnya. /ika penyimpangan positif dari larutan ideal terlalu besar dan tekanan uap
dari kedua komponen tersebut tidak terlalu jauh berbeda' maka kur4a tekanan uap
pada temperatur konstan naik hingga maksimum pada suatu konsentrasi tertentu
(seperti gambar 1.5a). &ampuran demikian dikatakan membentuk -+eotrop atau
campuran titik didih konstan.
@arutan a+eotrop pada tekanan konstan membentuk kur4a titik didih yang turun
hingga temperatur minimum pada konsentrasi tertentu (seperti pada gambar 1.5.b dan
1.5.c).
@arutan yang membentuk a+eotrop tidak dapat dipisahkan secara sempurna
dengan metoda destilasi biasa' karena pada kondisi a+eotrop tersebut komposisi A B
C dan sama dengan 1'?. &ampuran a+eotrop jenis ini adalah sangat biasa terjadi.
Salah satu contohnya adalah campuran etanol0air' yang mebentuk a+eotrop pada suhu
<>'1
o
&. omposisi a+eotrop dapat dihilangkan dari sistim ini pada tekanan diba)ah
<? mm:g.
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
=
Gambar 1.5 ur4a a+eotrop minimum pada sistem campuran &S10-seton
(a) pada temperatur konstan D (b) dan (c) pada tekanan konstan
3.4 Peny&'angan P#"t$ dar Larutan Ideal
/ika tekanan total dari suatu campuran pada kesetimbangan lebih kecil dari yang
dihitung secara ideal' dikatakan sebagai penyimpangan negatif dari hukum #aoult.
/ika perbedaan tekanan uap parsial terlalu besar dan penyimpangan negatif dari
larutan ideal terlalu besar' kur4a tekanan total terhadap komposisi akan melalui suatu
tekanan minimum pada temperatur konstan (seperti gambar 1.60a)' dan kur4a titik
didih pada tekanan konstan yang naik hingga harga maksimum pada komposisi
tertentu' seperti pada gambar 1.60b dan 1.60c.
ur4a a+eotrop maksimum jarang terjadi dibandingkan kur4a a+eotrop
minimum. Salah satu sistim yang membentuk a+eotrop maksimum adalah sistim asam
klorida0air (11'1 Emol :&l' pada 11?
o
&' 1 atm)' yang mana dapat dibuat secara
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
1?
mudah dengan pendidihan larutan asam klorida kuat dalam tangki terbuka. &ara ini
adalah salah satu metoda untuk standarisasi larutan asam klorida
Gambar 1.6 ur4a a+eotrop maksimum pada sistim aseton0kloroform
(a) pada temperatur konstan D (b) dan (c) pada tekanan konstan
3.5 Relat$ 6#latlta" (7 )
Diagram kesetimbangan campuran biner - dan " seperti pada gambar 1.3.
Semakin besar jarak antara kur4a kesetimbangan dengan garis diagonal (garis 56
o
)'
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
11
maka semakin besar pula perbedaan komposisi uap' A- dan komposisi cair' C-.
Semakin mudah pula campuran dipisahkan. Secara numerik faktor ini disebut dengan
2#elatif Folatility (
)B
). %arameter ini didefinisikan sebagai perbandingan
konsentrasi - dalam uap dengan konsentrasi - dalam cairan dibagi dengan
perbandingan konsentrasi " dalam uap dengan konsentrasi " dalam cairan. (ntuk
larutan biner' relatif 4olatilitas komponen - (lebih 4olatil) terhadap komponen "
(kurang 4olatil) dan dapat dinyatakan sebagai 7
) B
) )
)B
+ ,
+ ,
,
,
=
(10>)
(ntuk campuran biner D
) B
) B
+ +
, ,
=
=
1
1
Maka persamaan (10>) dapat dituliskan 7
) 1 ( ) 1 (
,
) )
) )
)B
+ ,
+ ,

=
Dimana
)B
adalah #elatif 4olatilitas - yang berkenaan dengan " dalam sistem
biner.
3.8 Penentuan K#&'#"" Ua'.,ar dengan /ra$! K#e$"en D"t%u" (K)
%ameter yang biasa digunakan untuk menyatakan hubungan komposisi phase
uap dan phase cair adalah koefisien distribusi () komponen dalam kesetimbangan.
oefisien distribusi didefinisikan sebagai berikut 7
i i i
+ , K , =
(10=)
!aktor dapat digunakan untuk larutan ideal maupun larutan non0ideal. ;ilai
faktor ini tergantung pada suhu dan tekanan. Seringkali faktor diberikan dalam
grafik nomograf. Gambar 1.9.a dan 1.9.b menunjukkan nilai faktor untuk berbagai
hidrokarbon ringan. Gambar tersebut dibagi menjadi daerah suhu tinggi pada gambar
1.9.a dan daerah suhu rendah pada Gambar1.9.b.
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
11
Gambar 1.9.a ;ilai faktor untuk sistem :idrokarbon #ingan pada kisaran
suhu tinggi (.ekanan 1 atm B1?1'3 k%a B <9? mm:g).
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
13
Gambar 1.9.b ;ilai faktor untuk sistem :idrokarbon #ingan pada kisaran
suhu rendah (.ekanan 1 atm B1?1'3 k%a B <9? mm:g).
-#nt#h S#al 1.2
Ke"et&%angan Ua'.-ar dar /ra$! $a!t#r K
Dengan menggunakan grafik nilai pada Gambar 1.9.a untuk menentukan nilai
data kesetimbangan phase uap (C) dan phase cair (C) untuk sistem biner campuran
%ropona (-) dan n0heksane (") pada tekanan <=1 k%a.
Penyele"aan 2
Menggunakan hubungan
o
B
o
)
o
B
)
* *
* *
+

=
' dan
*
+ *
,
)
o
)
)
.
= dihubungkan dengan
definisi faktor untuk campuran biner ideal diperoleh hubungan 7
B )
B
)
K K
K
+

=
(
) 1 (
' dan juga'
) B
+ + =1 dan
) ) )
+ K , = ' dan
) B
, , =1
1) .itik didih komponen murni pada tekanan <=1 k%a dapat dibaca pada Gambar
1.9. .emukan titik %t B <=1 k%a dengan titik K) B 1 untuk propane' kemudian
tarik garis hingga memotong skala suhu. %erpotongan titik ini memberikan T) B
15'5
o
&. &ara yang sama dilakukan untuk n0heksana dan diperoleh titik didih n0
heksana pada tekanan <=1 k%a adalah 169
o
&. Diagram .0G0y pada %t B <=1 k%a
akan berada pada remntang suhu' 15'5
o
& H . H 169
o
&.
1) Grafik faktor dibaca pada rentang suhu 15'5
o
& I . I 169
o
& untuk
mendapatkan nilai yang akan digunakan dalam persamaan di atas. ;ilai0nilai
yang diperoleh kemudian ditabulasikan.
T
o
# K) KB ( - KB K) -KB +) ,) .)B K)"KB
15'5 1'?? ?'?1> ?'=<1 ?'=<1 1'??? 1'??? 36'<
16'9 1'3? ?'?53 ?'=6< 1'16< ?'<91 ?'==? 3?'?
5> 1'?? ?'?=3 ?'=?1 1'=?1 ?'5<5 ?'=5> 1?'?
<6 3'?? ?'1? ?'>? 1'>?? ?'169 ?'>6< 16'?
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
15
== 5'?? ?'36 ?'96 3'<?? ?'1>= ?'<6< 13'3
11? 6'?? ?'6= ?'51 5'59? ?'1?3 ?'61< ='3
13> 6'>? ?'<< ?'13 6'13? ?'?55 ?'195 <'>
169 9'6? 1'?? ?'?? 6'=?? ?'??? ?'??? 9'=
3) Dengan data0data dari table di atas' diagram .0G0y dan kur4a kesetimbangan
(diagram G0y) dapat dibuat. #elatif 4olatilitas untuk sistem biner propane dan n0
heksana mengalami perubahan yang cukup besar seiring dengan perubahan
suhu. :al ini karena propana dan n0heksana bukan komponen0komponen yang
berurutan dalam seri homolog paraffin.
3.9 Penentuan K#&'#"": ubble Point dan !ew Point untu! -a&'uran Bner
dan +ult K#&'#nen
Suhu De/ point dapat dihitung dengan cara menggunakan hubungan yang sama
dengan komposisi. Dengan mengasumsikan suatu larutan ideal terbentuk saat mulai
terjadi pengembunan' dengan komposisiD
o
B
o
)
o
B
)
* *
* *
+

=
' atau dalam bentuk
hubungan nilai koefisien ditribusi ()'
B )
B
)
K K
K
+

=
(
) 1 (
JJJJJJJ. (10
1?)
omposisi uap' ,) dan tekanan total' *t' digunakan dalam penentuan De/
point. %rosedur trial dan error diperlukan untuk menentukan De/ point' .D%.
%emilihan suhu dalam prosedur trial dan error memanfaatkan kriteria de/ point'
yaitu' 1 = +
) B
+ +
Metode penyelesaian perhitungan de/ point adalah dengan mencoba berbagai nilai .
hingga persamaan (101?) terpenuhi. %erhitungan de) point untuk campuran biner
cukup mudah.
-#nt#h S#al 1.3
Penentuan !ew Point +engguna!an Data Te!anan Ua'
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
16
Data tekanan uap komponen murni dapat digunakan untuk menentukan titik
embun (de) point) campuran. Suatu campuran mengandung >?E n0heksana dan 1?E
oktana pada 6?? k%a. %erkirakan titik embunnyaK
Penyele"aan 2
@angkah pertama adalah titik didih normal' .D% dari n0heksana (-) dan oktana (")'
diperoleh 7 69
o
& I . I 1?1
o
&.
Tral 1 7
-mbil . B >?
o
&' dari data tekanan uap' *)
o
B 11?? k%a dan *B
o
B 1>? k%a' dengan
asumsi larutan ideal.
395 ' ? ) 11?? , 6?? ( > ' ? ) , ( = = =
o
) t ) )
* * , +
395 ' ? ) 1>? , 6?? ( 1 ' ? ) , ( = = =
o
)B t B B
* * , +
=1 ' ? 669 ' ? 395 ' ? = + = +
B )
+ + L 1'??'
;ilai . yang diambil terlalu besar' trial salah.
Tral 2 2
-mbil . B <=
o
&' dari data tekanan uap' *)
o
B 1?6? k%a dan *B
o
B 1<6 k%a' dengan
asumsi larutan ideal.
3>1 ' ? ) 1?6? , 6?? ( > ' ? ) , ( = = =
o
) t ) )
* * , +
6<1 ' ? ) 1<6 , 6?? ( 1 ' ? ) , ( = = =
o
)B t B B
* * , +
=61 ' ? 669 ' ? 395 ' ? = + = +
B )
+ + L 1'??'
;ilai . yang diambil masih terlalu besar' trial salah.
Tral 3 2
-mbil . B <<
o
&' dari data tekanan uap' *)
o
B 1??? k%a dan *B
o
B 196 k%a' dengan
asumsi larutan ideal.
5 ' ? ) 1??? , 6?? ( > ' ? ) , ( = = =
o
) t ) )
* * , +
9?9 ' ? ) 196 , 6?? ( 1 ' ? ) , ( = = =
o
)B t B B
* * , +
??9 ' 1 669 ' ? 395 ' ? = + = +
B )
+ + M 1'??'
;ilai . yang diambil sudah benar' trial dapat diterima.
/adi suhu de) point campuran biner tersebut adalah' .D% B <<
o
&.
-lgoritma perhitungan dapat dilihat pada Gambar 1.< berikut 7
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
19
Gambar 1.< -lgoritma penentuan suhu dan komposisi de/ point
%rosedur yang sama dapat diterapkan untuk menentukan
3.1; Penutu'
Data kesetimbangan uap0cair didasarkan pada data tekanan uap atau grafik
koefisien ditribusi (). .ekanan uap komponen murni dapat dibaca pada tabel
dibuku teks atau diprediksi dengan %ersamaan -ntoine.
Data kesetimbangan uap0cair untuk sistem biner dapat dinyatakan dalam plot .0
G0y maupun plot G0y. Grafik0grafik ini dapat disusun dari data tekanan uap atau
grafik faktor . Grafik ini biasanya dinyatakan dalam tekanan tatap' tetapi
kadang0kadang juga plot isothermal juga digunakan. %ada grafik isothermal
Grafik %0G0y akan menggantikan .0G0y.
@arutan dapat bersifat ideal dan non0ideal . %ada larutan ideal' berlaku :ukum
#oults'
i
o
i i
+ * * . =
#elatif 4olatilitas' didefinisikan sebagai'
B
)
o
B
o
)
)B
K
K
*
*
= =
' merupakan
4ariabel yang berguna. #elatif 4olatilitas digunakan dalam perhitungan bubble
point dan de/ point.
Suhu bubble point adalah suhu dimana uap pertama kali terbentuk' atau dengan
kata lain suhu dimana penguapan dimulai.
Suhu de/ point adalah suhu dimana phase cair pertama kali terbentuk' atau
dengan kata lain suhu dimana pengembunan dimulai. 8stilah tekanan de) point
dikenal juga dalam kesetimbangan uap0cair.
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
1<
ur4a bubble point dan kur4a de) point membatasi daerah dua phase pada
diagram .0G0y dan %0G0y. %hase0phase yang berada dalam kesetimbangan
terhubung oleh suatu garis hori+ontal yang disebut tie line.
%erhitungan suhu bubble point dilakukan secara trial dan error. Suhu bubble
point dipenuhi pada kriteria' 0 ,i 1. Sedangkan suhu de/ point dipenuhi pada
kriteria 0 +i 1.
!aktor adalah konstanta kesetimbangan atau konstanta distribusi antara
komposisi phase cair dan phase uap pada temperatur tertentu. !aktor
didefinisikan sebagai
i i i
+ , K , =
dan ditentukan secara eksperimen.
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
1>
Bab III. Distilasi Fraksionasi Kontinyu
1=

Anda mungkin juga menyukai