Anda di halaman 1dari 9

Dasar Teori

Spektrofotometri Serapan Atom (AAS) adalah suatu metode analisis yang


didasarkan pada proses penyerapan energi radiasi oleh atom-atom yang berada
pada tingkat energi dasar (ground state). Penyerapan tersebut menyebabkan
tereksitasinya elektron dalam kulit atom ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Keadaan ini bersifat labil, elektron akan kembali ke tingkat energi dasar sambil
mengeluarkan energi yang berbentuk radiasi. Dalam AAS, atom bebas
berinteraksi dengan berbagai bentuk energi seperti energi panas, energi
elektromagnetik, energi kimia dan energi listrik. nteraksi ini menimbulkan
proses-proses dalam atom bebas yang menghasilkan absorpsi dan emisi
(pan!aran) radiasi dan panas. "adiasi yang dipan!arkan bersifat khas karena
mempunyai pan#ang gelombang yang karakteristik untuk setiap atom bebas
($asset, %&&').
Spektrrofotometer serapan atom (AAS) merupakan teknik analisis
kuantitatif dari unsur-unsur yang pemakaiannya sangat luas, diberbagai bidang
karena prosedurnya selektif, spesifik, biaya analisa relatif murah, sensitif tinggi
(ppm-ppb), dapat dengan mudah membuat matriks yang sesuai dengan standar,
(aktu analisa sangat !epat dan mudah dilakukan. Analisis AAS pada umumnya
digunakan untuk analisa unsur, teknik AAS men#adi alat yang !anggih dalam
analisis.ini disebabkan karena sebelum pengukuran tidak selalu memerluka
pemisahan unsur yang ditetukan karena kemungkinan penentuan satu logam unsur
dengan kehadiran unsur lain dapat dilakukan, asalkan katoda berongga yang
diperlukan tersedia. AAS dapat digunakan untuk mengukur logam sebanyak )%
logam. Sember !ahaya pada AAS adalah sumber !ahaya dari lampu katoda yang
berasal dari elemen yang sedang diukur kemudian dile(atkan ke dalam nyala api
yang berisi sampel yang telah terakomisasi, kemudian radiasi tersebut diteruskan
ke detektor melalui monokromator. *hopper digunakan untuk membedakan
radiasi yang berasal dari nyala api. Detektor akan menolak arah searah arus ( D* )
dari emisi nyala dan hanya mnegukur arus bolak-balik dari sumber radiasi atau
sampel. Atom dari suatu unsur padakeadaan dasar akan dikenai radiasi maka atom
tersebut akan menyerap energi dan mengakibatkan elektron pada kulit terluar naik
ke tingkat energi yang lebih tingi atau tereksitasi. Atom-atom dari sampel akan
menyerpa sebagian sinar yang dipan!arkan oleh sumber !ahaya. Penyerapan
energi !ahaya ter#adi pada pan#ang gelombang tertentu sesuai dengan energi yang
dibutuhkan oleh atom tersebut ($asset, %&&').
+ubungan kuantitatif antara intensitas radiasi yang diserap dan konsentrasi
unsur yang ada dalam larutan !uplikan men#adi dasar pemakaian SSA untuk
analisis unsur-unsur logam. ,ntuk membentuk uap atom netral dalam
keadaan-tingkat energi dasar yang siap menyerap radiasi dibutuhkan se#umlah
energi. .nergi ini biasanya berasal dari nyala hasil pembakaran !ampuran gas
asetilen-udara atau asetilen-/
0
1, tergantung suhu yang dibutuhkan untuk
membuat unsur analit men#adi uap atom bebas pada tingkat energi dasar (ground
state). Disini berlaku hubungan yang dikenal dengan hukum 2ambert-$eer yang
men#adi dasar dalam analisis kuantitatif se!ara SSA. +ubungan tersebut
dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut ("istina, 033)).
4 o . a.b.!
Atau,
2og -o 4 a.b.!
A 4 a.b.!
dengan,
A 4 absorbansi, tanpa dimensi
a 4 koefisien serapan, 20-5
b 4 pan#ang #e#ak sinar dalam medium berisi atom penyerap, 2
! 4 konsentrasi, 5-26
o 4 intensitas sinar mula-mula
4 intensitas sinar yang diteruskan
Pada persamaan diatas ditun#ukkan bah(a besarnya absorbansi berbanding
lurus dengan konsentrasi atom-atom pada tingkat tenaga dasar dalam medium
nyala. $anyaknya konsentrasi atom-atom dalam nyala tersebut sebanding dengan
konsentrasi unsur dalam larutan !uplikan. Dengan demikian, dari pemplotan
serapan dan konsentrasi unsur dalam larutan standar diperoleh kur7a kalibrasi.
Dengan menempatkan absorbansi dari suatu !uplikan pada kur7a standar akan
diperoleh konsentrasi dalam larutan !uplikan. $agian-bagian AAS adalah sebgai
berikut (Day, %&8)).
AAS menganut hukum lambert beer sama seperti spektrofotometer
,9-9is. *ara perhitungannya pun sama, yaitu dengan membuat deret standar dan
setelah ditetapkan harga absorbansi atau : transmisinya, kemudian dibuat grafik.
Pada AAS umumnya pen!atatan hasil analisis memakai sistem digital atau dapat
dipakai rekorder atau komputer. $ila dipakai rekorder dengan memprogramkan
tinggi pun!ak salah satu deret standar, maka untuk mengetahui kepekatan (ppm)
!ontoh yaitu dengan membandingkan tinggi pun!ak dari !ontoh dan deret standar.
Proses Emisi
Proses yang ter#adi karena atom menerima energi pengeksitasi dalam
bentuk energi panas dinyala, sebagaian dari energi tersebut digunakan untuk
mengeksitasi atom. Dalam eksitasi, atom mengalami perpindahan ke tingkat yang
lebih tinggi lalu pada saat atom tersebut kembali ke keadaan dasar ter#adi
pelepasan energi yang berbentuk gelombang elektromagnetik berupa sinar emisi
yang akan dipan!arkan ke segala arah sehingga intensitas sinar yang sampai ke
detektor hanya sebagian ke!il sa#a.
Proses Absorpsi
Proses absorpsi ter#adi karena seberkas sinar dengan pan#ang gelombang
tertentu mele(ati media pengabsorpsi yang terdiri dari atom. Atom yang
mengabsorpsi energi !ahaya tersebut akan mengubah atom men#adi atom yang
tereksitasi, sedangkan energi yang tidak diserap akan ditransmisikan.
Atomisasi
Ada tiga !ara atomisasi (pembentukan atom) dalam AAS ;
%. Atomisasi dengan nyala Suatu senya(a logam yang dipanaskan akan
membentuk atom logam pada suhu < %=33 >* atau lebih. Sampel yang
berbentuk !airan akan dilakukan atomisasi dengan !ara memasukan
!airan tersebut ke dalam nyala !ampuran gas bakar. Tingginya suhu
nyala yang diperlukan untuk atomisasi setiap unsur berbeda. $eberapa
unsur dapat ditentukan dengan nyala dari !ampuran gas yang berbeda
tetapi penggunaan bahan bakar dan oksidan yang berbeda akan
memberikan sensiti7itas yang berbeda pula. Syarat-syarat gas yang
dapat digunakan dalam atomisasi dengan nyala;
? *ampuran gas memberikan suhu nyala yang sesuai untuk atomisasi
unsur yang akan dianalisa
? Tidak berbahaya misalnya tidak mudah menimbulkan ledakan.
? @as !ukup aman, tidak bera!un dan mudah dikendalikan
? @as !ukup murni dan bersih (,+P) *ampuran gas yang paling umum
digunakan adalah ,dara ; *0+0 (suhu nyala %&33 A 0333 >*), /01 ;
*0+0 (suhu nyala 0=33 A 6333 >*), ,dara ; propana (suhu nyala %=33
A %&33 >*)
$anyaknya atom dalam nyala tergantung pada suhu nyala. Suhu
nyala tergantung perbandingan gas bahan bakar dan oksidan. +al-hal
yang harus diperhatikan pada atomisasi dengan nyala;
%. Standar dan sampel harus dipersiapkan dalam bentuk larutan dan
!ukup stabil. Dian#urkan dalam larutan dengan keasaman yang
rendah untuk men!egah korosi.
0. Atomisasi dilakukan dengan nyala dari !ampuran gas yang sesuai
dengan unsur yang dianalisa.
6. Persyaratan bila menggunakan pelarut organik ;
? Tidak mudah meledak bila kena panas
? 5empunyai berat #enis B 3,= g-5o
? 5empunyai titik didih B %33 >*
? 5empunyai titik nyala yang tinggi
? Tidak menggunakan pelarut hidrokarbon
Pemilihan Nyala:
Dalam analisis aas biasanya ada empat #enis nyala yang didasarkan
pada sifat-sifat unsur karena dari keempat #enis nyala tersebut sealin
berbeda dalam suhu nyala #uga berbeda dalam daya perduksi, transmitans,
dsb. Keempat nyala terebut yaitu ;
a. /yala ,dara-Asetilen.
,ntuk analisis aas yang paling sesuai dan paling umum digunakan
adalah nyala udara asitilen. Akan tetapi unsur-unsur yang oksidanya
mempunyai energi disosiasi tinggi tidak mungkin dianalisis dengan
nyala ini karena pada suhu rendah akan menghasilkan sensiti7itas yang
rendah. /yala udaraa-asitilen mempunyai transmitan rendah pada
daerah pan#ang gelombang yang pendek ( ultra7iolet).
b. /yala /01-Asitilen.
Suhu nyala ini sangat tinggi akrena dinitrogen oksida mempunyai daya
pereduksi yang kuat sehingga /0o asiltilen dapat digunakan untuk
analisis yang unsur-unsurnya sulit diuraikan atau sulit dianalisis
dengan nyala lain. Cika unsur-unsur yang seuai dengan nyala udara-
sitilen dilakukan analisis dengan nyala ini maka asensiti7itasnya akan
menurun, hal ini disebabkan oleh #umlah atom dalam keadaan
terekitasi bertambah sedangkan atom-atom dalam keadaan dasar
menurun dan #umlah atom-atom yang terurai akan terionisasi lebih
lan#ut oleh kenaikan suhu
!. /yala ,dara-+idrogen.
Dibandingkan dengan nyala udara asitilen nyala ini mempunyai
transmitan yang baik pada daerah pan#ang gelombang pendek yaitu
unuk analisis spektrum pada daerah 063 nm. /yala udara ini efektif
untuk analisis unsur Pb, *d, Sn, dan Dn selain sesuai nyala ini
mempunyai sensiti7itas yang tinggi dengan unsur diatas. Tetapi nyala
ini lebih rendah sedikit daripada nyala udara-asitilen sehingga
!endrung lebih banyak mengakibatkan interfernsi.
d. /yala Argon-+idrogen
/yala ini mempunyai transmitan yang lebih baik daripada nyala udara-
hidrgen pada daerah pan#ang gelombang pendek, nyala ini sesuai
untuk analisis unsur As (%&0,= nm) dan Se (%&) nm). Akan tetapi
karena suhu nyala yang sangat rendah memungkinkan adanya
interferensi yang besar.
0. Atomisasi tanpa nyala
Atomisasi tanpa nyala dilakukan dengan mengalirkan energi listrik
pada batang karbon (*"A A *arbon "od AtomiEer) atau tabung karbon
(@TA A @raphite Tube AtomiEer) yang mempunyai 0 elektroda.
Sampel dimasukan ke dalam *"A atau @TA. Arus listrik dialirkan
sehingga batang atau tabung men#adi panas (suhu naik men#adi tinggi)
dan unsur yang dianalisa akan teratomisasi. Suhu dapat diatur hingga
6333 >*. pemanasan larutan sampel melalui tiga tahapan yaitu ;
? Tahap pengeringan (drying) untuk menguapkan pelarut
? Pengabuan (ashing), suhu furna!e dinaikkan bertahap sampai
ter#adi dekomposisi dan penguapan senya(a organik yang ada
dalam sampel sehingga diperoleh garam atau oksida logam
? Pengatoman (atomiEation)
6. Atomisasi dengan pembentukan senya(a hibrida
Atomisasi dengan pembentukan senya(a hidrida dilakukan untuk
unsur As, Se, Sb yang mudah terurai apabila dipanaskan pada suhu
lebih dari 833 >* sehingga atomisasi dilakukan dengan membentuk
senya(a hibrida berbentuk gas atau yang lebih terurai men#adi atom-
atomnya melalui reaksi reduksi oleh Sn*l0 atau /a$+', !ontohnya
merkuri (+g).
Pengertian AAS
Spektrofotometri Serapan atom (AAS) adalah suatu metode
analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang
berdasarkan pada penyerapan (absorpsi) radiasi oleh atom-atom bebas
unsur tersebut. Sekitar )= unsur telah dapat ditentukan dengan !ara
AAS. Keuntungan metoda AAS adalah;
? Spesifik
? $atas (limit) deteksi rendah
? Dari satu larutan yang sama, beberapa unsur berlainan dapat
diukur
? Pengukuran dapat langsung dilakukan terhadap larutan !ontoh
(preparasi !ontoh sebelum pengukuran lebih sederhana, ke!uali
bila ada Eat pengganggu)
? Dapat diaplikasikan kepada banyak #enis unsur dalam banyak
#enis !ontoh.
? $atas kadar-kadar yang dapat ditentukan adalah amat luas (mg-2
hingga persen)
Komponen AAS
a. Sumber radiasi resonansi
Sumber radiasi resonansi yang digunakan adalah lampu
katoda berongga (+ollo( *athode 2amp) atau .le!trodeless
Dis!harge Tube (.DT). .lektroda lampu katoda berongga biasanya
terdiri dari (olfram dan katoda berongga dilapisi dengan unsur
murni atau !ampuran dari unsur murni yang dikehendaki. Tanung
lampu dan #endela ((indo() terbuat dari silika atau kuarsa, diisi
dengan gas pengisi yang dapat menghasilkan proses ionisasi. @as
pengisi yang biasanya digunakan ialah /e, Ar atau +e.
Peman!aran radiasi resonansi ter#adi bila kedua elektroda
diberi tegangan, arus listrik yang ter#adi menimbulkan ionisasi gas-
gas pengisi. on-ion gas yang bermuatan positif ini menembaki
atom-atom yang terdapat pada katoda yang menyebabkan
tereksitasinya atom-atom tersebut. Atom-atom yang tereksitasi ini
bersifat tidak stabil dan akan kembali ke tingkat dasar dengan
melepaskan energi eksitasinya dalam bentuk radiasi. "adiasi ini
yang dile(atkan melalui atom yang berada dalam nyala.
b. Tabung @as
Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung
gas yang berisi gas asetilen. @as asetilen pada AAS memiliki
kisaran suhu < 03333K, dan ada #uga tabung gas yang berisi gas
/01 yang lebih panas dari gas asetilen, dengan kisaran suhu <
63333K. regulator pada tabung gas asetilen berfungsi untuk
pengaturan banyaknya gas yang akan dikeluarkan, dan gas yang
berada di dalam tabung. Spedometer pada bagian kanan regulator.
5erupakan pengatur tekanan yang berada di dalam tabung.
Pengu#ian untuk pendeteksian bo!or atau tidaknya tabung
gas tersebut, yaitu dengan mendekatkan telinga ke dekat regulator
gas dan diberi sedikit air, untuk penge!ekkan. $ila terdengar suara
atau udara, maka menendakan bah(a tabung gas bo!or, dan ada
gas yang keluar. +al lainnya yang bisa dilakukan yaitu dengan
memberikan sedikit air sabun pada bagian atas regulator dan dilihat
apakah ada gelembung udara yang terbentuk. $ila ada, maka
tabung gas tersebut positif bo!or.
Sebaiknya penge!ekkan kebo!oran, #angan menggunakan
minyak, karena minyak akan dapat menyebabkan saluran gas
tersumbat. @as didalam tabung dapat keluar karena disebabkan di
dalam tabung pada bagian dasar tabung berisi aseton yang dapat
membuat gas akan mudah keluar, selain gas #uga memiliki tekanan.
!. Du!ting
Du!ting merupakan bagian !erobong asap untuk menyedot
asap atau sisa pembakaran pada AAS, yang langsung dihubungkan
pada !erobong asap bagian luar pada atap bangunan, agar asap
yang dihasilkan oleh AAS, tidak berbahaya bagi lingkungan
sekitar. Asap yang dihasilkan dari pembakaran pada AAS, diolah
sedemikian rupa di dalam du!ting, agar ppolusi yang dihasilkan
tidak berbahaya.
*ara pemeliharaan du!ting, yaitu dengan menutup bagian
du!ting se!ara horiEontal, agar bagian atas dapat tertutup rapat,
sehingga tidak akan ada serangga atau binatang lainnya yang dapat
masuk ke dalam du!ting. Karena bila ada serangga atau binatang
lainnya yang masuk ke dalam du!ting , maka dapat menyebabkan
du!ting tersumbat.
Penggunaan du!ting yaitu, menekan bagian ke!il pada
du!ting kearah miring, karena bila lurus se!ara horiEontal,
menandakan du!ting tertutup. Du!ting berfungsi untuk menghisap
hasil pembakara yang ter#adi pada AAS, dan mengeluarkannya
melalui !erobong asap yang terhubung dengan du!ting
d. Kompresor
Kompresor merupakan alat yang terpisah dengan main unit,
karena alat iniberfungsi untuk mensuplai kebutuhan udara yang
akan digunakan oleh AAS, pada (aktu pembakaran atom.
Kompresor memiliki 6 tombol pengatur tekanan, dimana pada
bagian yang kotak hitam merupakan tombol 1/-1FF, spedo pada
bagian tengah merupakan besar ke!ilnya udara yang akan
dikeluarkan, atau berfungsi sebagai pengatur tekanan, sedangkan
tombol yang kanan merupakantombol pengaturan untuk mengatur
banyak-sedikitnya udara yang akan disemprotkan ke burner.
$agian pada belakang kompresor digunakan sebagai tempat
penyimpanan udara setelah usai penggunaan AAS. Alat ini
berfungsi untuk menyaring udara dari luar, agar bersih.posisi ke
kanan, merupakan posisi terbuka, dan posisi ke kiri meerupakan
posisi tertutup. ,ap air yang dikeluarkan, akan memer!ik ken!ang
dan dapat mengakibatkan lantai sekitar men#adi basah, oleh karena
itu sebaiknya pada saat menekan ke kanan bagian ini, sebaiknya
ditampung dengan lap, agar lantai tidak men#adi basah., dan uap air
akan terserap ke lap.
e. AtomiEer
AtomiEer terdiri atas /ebuliEer (sistem pengabut), spray
!hamber dan burner (sistem pembakar). /ebuliEer berfungsi untuk
mengubah larutan men#adi aerosol (butir-butir kabut dengan
ukuran partikel %G A 03 Hm) dengan !ara menarik larutan melalui
kapiler (akibat efek dari aliran udara) dengan pengisapan gas bahan
bakar dan oksidan, disemprotkan ke ruang pengabut. Partikel-
partikel kabut yang halus kemudian bersama-sama aliran !ampuran
gas bahan bakar, masuk ke dalam nyala, sedangkan titik kabut yang
besar dialirkan melalui saluran pembuangan. Spray !hamber
berfungsi untuk membuat !ampuran yang homogen antara gas
oksidan, bahan bakar dan aerosol yang mengandung !ontoh
sebelum memasuki burner.
$urner merupakan sistem tepat ter#adi atomisasi yaitu
pengubahan kabut-uap garam unsur yang akan dianalisis men#adi
atom-atom normal dalam nyala. . *hopper digunakan untuk
membedakan radiasi yang berasal dari sumber radiasi, dan radiasi
yang berasal dari nyala api.
f. 5onokromator
Setelah radiasi resonansi dari lampu katoda berongga
melalui populasi atom di dalam nyala, energi radiasi ini sebagian
diserap dan sebagian lagi diteruskan. Fraksi radiasi yang diteruskan
dipisahkan dari radiasi lainnya. Pemilihan atau pemisahan radiasi
tersebut dilakukan oleh monokromator.
5onokromator berfungsi untuk memisahkan radiasi
resonansi yang telah mengalami absorpsi tersebut dari radiasi-
radiasi lainnya. "adiasi lainnya berasal dari lampu katoda
berongga, gas pengisi lampu katoda berongga atau logam pengotor
dalam lampu katoda berongga. 5onokromator terdiri atas sistem
optik yaitu !elah, !ermin dan kisi.
g. Detektor
Detektor berfungsi mengukur radiasi yang ditransmisikan
oleh sampel dan mengukur intensitas radiasi tersebut dalam bentuk
energi listrik.
h. "ekorder
Sinyal listrik yang keluar dari detektor diterima oleh piranti
yang dapat menggambarkan se!ara otomatis kur7a absorpsi.
@angguan yang dapat ter#adi pada AAS diantaranya ;
Gangguan kimia
@angguan kimia ter#adi apabila unsur yang dianalisis mengalami reaksi
kimia dengan anion atau ketion tertentu dengan senya(a yang refraktori,
sehingga tidak semua analit dapat teratomisasi. ,ntuk mengatasi gangguan ini
dapat dilakukan dengan dua !ara yaitu; %) penggunaan suhu nyala yang lebih
tinggi, 0) penambahan Eat kimia lain yang dapat melepaskan kation atau anion
pengganggu dari ikatannya dengan analit. Dat kimia lain yang ditambahkan
disebut Eat pembebas (Releasing Agent) atau Eat pelindung (Protective Agent).
Gangguan Matrik
@angguan ini ter#adi bila sampel mengandung banyak garam ayau asam,
atau bila pelarut yang digunakan tidak menggunakan pelarut Eat standar, atau
bila suhu nyala untuk larutan sampel dan standar berbeda. @angguan ini dalam
analisis kualitatif tidak terlalu bermasalah, tetapi sangat mengganggu dalam
analisis kuantitatif. ,ntuk mengatasi gangguan ini dalam analisis kuantitatif
dapat digunakan !ara analisis penambahan satandar (Standar Adisi).
Gangguan Ionisasi
@angguan ionisasi ter#adi bila suhu nyala api !ukup tinggi sehingga
mampu melepaskan elektron dari atom netral dan membentuk ion positif.
Pembentukan ion ini mengurangi #umlah atom netral, sehingga isyarat
absorpsi akan berkurang #uga. ,ntuk mengatasi masalah ini dapat dilakukan
dengan penambahan larutan unsur yang mudah diionkan atau atom yang lebih
elektropositif dari atom yang dianalisis, misalnya *s, "b, K dan /a.
Penambahan ini dapat men!apai %33-0333 ppm.
Absorpsi Latar Belakang Ba!k Groun"#
Absorpsi 2atar $elakang ($a!k @round) merupakan istilah yang
digunakan untuk menun#ukkan adanya berbagai pengaruh, yaitu dari absorpsi
oleh nyala api, absorpsi molekular, dan penghamburan !ahaya.
*ara Ker#a AAS ;
%. Pertama-tama gas di buka terlebih dahulu, kemudian kompresor, lalu
du!ting, main unit, dan komputer se!ara berurutan.
0. Di buka program saa (spe!trum analyse spe!ialist), kemudian mun!ul
perintah Iapakah ingin mengganti lampu katoda, #ika ingin mengganti klik
yes dan #ika tidak no.
6. Dipilih yes untuk masuk ke menu indi7idual !ommand, dimasukkan
nomor lampu katoda yang dipasang ke dalam kotak dialog, kemudian
diklik setup, kemudian soket lampu katoda akan berputar menu#u posisi
paling atas supaya lampu katoda yang baru dapat diganti atau ditambahkan
dengan mudah.
'. Dipilih no #ika tidak ingin mengganti lampu katoda yang baru.
G. Pada program sas 6.3, dipilih menu sele!t element and (orking
mode.dipilih unsur yang akan dianalisis dengan mengklik langsung pada
symbol unsur yang diinginkan
). Cika telah selesai klik ok, kemudian mun!ul tampilan !ondition settings.
Diatur parameter yang dianalisis dengan mensetting fuel flo( ;%,0 J
measurementJ !on!entration J number of sample; 0 J unit !on!entration ;
ppm J number of standard ; 6 J standard list ; % ppm, 6 ppm, & ppm.
=. Diklik ok and setup, ditunggu hingga selesai (arming up.
8. Diklik i!on bergambar burner- pembakar, setelah pembakar dan lampu
menyala alat siap digunakan untuk mengukur logam.
&. Pada menu measurements pilih measure sample.
%3. Dimasukkan blanko, didiamkan hingga garis lurus terbentuk, kemudian
dipindahkan ke standar % ppm hingga data keluar.
%%. Dimasukkan blanko untuk meluruskan kur7a, diukur dengan tahapan yang
sama untuk standar 6 ppm dan & ppm.
%0. Cika data kurang baik akan ada perintah untuk pengukuran ulang,
dilakukan pengukuran blanko, hingga kur7a yang dihasilkan turun dan
lurus.
%6. Dimasukkan ke sampel % hingga kur7a naik dan belok baru dilakukan
pengukuran.
%'. Dimasukkan blanko kembali dan dilakukan pengukuran sampel ke 0.
%G. Setelah pengukuran selesai, data dapat diperoleh dengan mengklik i!on
print atau pada baris menu dengan mengklik file lalu print.
%). Apabila pengukuran telah selesai, aspirasikan air deionisasi untuk
membilas burner selama %3 menit, api dan lampu burner dimatikan,
program pada komputer dimatikan, lalu main unit aas, kemudian
kompresor, setelah itu du!ting dan terakhir gas.

Anda mungkin juga menyukai