0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1K tayangan9 halaman
1. Spektrofotometri Serapan Atom (AAS) adalah metode analisis kuantitatif logam yang didasarkan pada hukum Lambert-Beer dimana intensitas sinar yang diserap berbanding lurus dengan konsentrasi logam.
2. AAS menggunakan sumber sinar khas dari lampu katoda dan nyala untuk menghasilkan uap atom logam bebas yang siap diserap.
3. Terdapat beberapa metode atomisasi seperti menggunakan nyala, tanpa ny
1. Spektrofotometri Serapan Atom (AAS) adalah metode analisis kuantitatif logam yang didasarkan pada hukum Lambert-Beer dimana intensitas sinar yang diserap berbanding lurus dengan konsentrasi logam.
2. AAS menggunakan sumber sinar khas dari lampu katoda dan nyala untuk menghasilkan uap atom logam bebas yang siap diserap.
3. Terdapat beberapa metode atomisasi seperti menggunakan nyala, tanpa ny
1. Spektrofotometri Serapan Atom (AAS) adalah metode analisis kuantitatif logam yang didasarkan pada hukum Lambert-Beer dimana intensitas sinar yang diserap berbanding lurus dengan konsentrasi logam.
2. AAS menggunakan sumber sinar khas dari lampu katoda dan nyala untuk menghasilkan uap atom logam bebas yang siap diserap.
3. Terdapat beberapa metode atomisasi seperti menggunakan nyala, tanpa ny
Spektrofotometri Serapan Atom (AAS) adalah suatu metode analisis yang
didasarkan pada proses penyerapan energi radiasi oleh atom-atom yang berada pada tingkat energi dasar (ground state). Penyerapan tersebut menyebabkan tereksitasinya elektron dalam kulit atom ke tingkat energi yang lebih tinggi. Keadaan ini bersifat labil, elektron akan kembali ke tingkat energi dasar sambil mengeluarkan energi yang berbentuk radiasi. Dalam AAS, atom bebas berinteraksi dengan berbagai bentuk energi seperti energi panas, energi elektromagnetik, energi kimia dan energi listrik. nteraksi ini menimbulkan proses-proses dalam atom bebas yang menghasilkan absorpsi dan emisi (pan!aran) radiasi dan panas. "adiasi yang dipan!arkan bersifat khas karena mempunyai pan#ang gelombang yang karakteristik untuk setiap atom bebas ($asset, %&&'). Spektrrofotometer serapan atom (AAS) merupakan teknik analisis kuantitatif dari unsur-unsur yang pemakaiannya sangat luas, diberbagai bidang karena prosedurnya selektif, spesifik, biaya analisa relatif murah, sensitif tinggi (ppm-ppb), dapat dengan mudah membuat matriks yang sesuai dengan standar, (aktu analisa sangat !epat dan mudah dilakukan. Analisis AAS pada umumnya digunakan untuk analisa unsur, teknik AAS men#adi alat yang !anggih dalam analisis.ini disebabkan karena sebelum pengukuran tidak selalu memerluka pemisahan unsur yang ditetukan karena kemungkinan penentuan satu logam unsur dengan kehadiran unsur lain dapat dilakukan, asalkan katoda berongga yang diperlukan tersedia. AAS dapat digunakan untuk mengukur logam sebanyak )% logam. Sember !ahaya pada AAS adalah sumber !ahaya dari lampu katoda yang berasal dari elemen yang sedang diukur kemudian dile(atkan ke dalam nyala api yang berisi sampel yang telah terakomisasi, kemudian radiasi tersebut diteruskan ke detektor melalui monokromator. *hopper digunakan untuk membedakan radiasi yang berasal dari nyala api. Detektor akan menolak arah searah arus ( D* ) dari emisi nyala dan hanya mnegukur arus bolak-balik dari sumber radiasi atau sampel. Atom dari suatu unsur padakeadaan dasar akan dikenai radiasi maka atom tersebut akan menyerap energi dan mengakibatkan elektron pada kulit terluar naik ke tingkat energi yang lebih tingi atau tereksitasi. Atom-atom dari sampel akan menyerpa sebagian sinar yang dipan!arkan oleh sumber !ahaya. Penyerapan energi !ahaya ter#adi pada pan#ang gelombang tertentu sesuai dengan energi yang dibutuhkan oleh atom tersebut ($asset, %&&'). +ubungan kuantitatif antara intensitas radiasi yang diserap dan konsentrasi unsur yang ada dalam larutan !uplikan men#adi dasar pemakaian SSA untuk analisis unsur-unsur logam. ,ntuk membentuk uap atom netral dalam keadaan-tingkat energi dasar yang siap menyerap radiasi dibutuhkan se#umlah energi. .nergi ini biasanya berasal dari nyala hasil pembakaran !ampuran gas asetilen-udara atau asetilen-/ 0 1, tergantung suhu yang dibutuhkan untuk membuat unsur analit men#adi uap atom bebas pada tingkat energi dasar (ground state). Disini berlaku hubungan yang dikenal dengan hukum 2ambert-$eer yang men#adi dasar dalam analisis kuantitatif se!ara SSA. +ubungan tersebut dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut ("istina, 033)). 4 o . a.b.! Atau, 2og -o 4 a.b.! A 4 a.b.! dengan, A 4 absorbansi, tanpa dimensi a 4 koefisien serapan, 20-5 b 4 pan#ang #e#ak sinar dalam medium berisi atom penyerap, 2 ! 4 konsentrasi, 5-26 o 4 intensitas sinar mula-mula 4 intensitas sinar yang diteruskan Pada persamaan diatas ditun#ukkan bah(a besarnya absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi atom-atom pada tingkat tenaga dasar dalam medium nyala. $anyaknya konsentrasi atom-atom dalam nyala tersebut sebanding dengan konsentrasi unsur dalam larutan !uplikan. Dengan demikian, dari pemplotan serapan dan konsentrasi unsur dalam larutan standar diperoleh kur7a kalibrasi. Dengan menempatkan absorbansi dari suatu !uplikan pada kur7a standar akan diperoleh konsentrasi dalam larutan !uplikan. $agian-bagian AAS adalah sebgai berikut (Day, %&8)). AAS menganut hukum lambert beer sama seperti spektrofotometer ,9-9is. *ara perhitungannya pun sama, yaitu dengan membuat deret standar dan setelah ditetapkan harga absorbansi atau : transmisinya, kemudian dibuat grafik. Pada AAS umumnya pen!atatan hasil analisis memakai sistem digital atau dapat dipakai rekorder atau komputer. $ila dipakai rekorder dengan memprogramkan tinggi pun!ak salah satu deret standar, maka untuk mengetahui kepekatan (ppm) !ontoh yaitu dengan membandingkan tinggi pun!ak dari !ontoh dan deret standar. Proses Emisi Proses yang ter#adi karena atom menerima energi pengeksitasi dalam bentuk energi panas dinyala, sebagaian dari energi tersebut digunakan untuk mengeksitasi atom. Dalam eksitasi, atom mengalami perpindahan ke tingkat yang lebih tinggi lalu pada saat atom tersebut kembali ke keadaan dasar ter#adi pelepasan energi yang berbentuk gelombang elektromagnetik berupa sinar emisi yang akan dipan!arkan ke segala arah sehingga intensitas sinar yang sampai ke detektor hanya sebagian ke!il sa#a. Proses Absorpsi Proses absorpsi ter#adi karena seberkas sinar dengan pan#ang gelombang tertentu mele(ati media pengabsorpsi yang terdiri dari atom. Atom yang mengabsorpsi energi !ahaya tersebut akan mengubah atom men#adi atom yang tereksitasi, sedangkan energi yang tidak diserap akan ditransmisikan. Atomisasi Ada tiga !ara atomisasi (pembentukan atom) dalam AAS ; %. Atomisasi dengan nyala Suatu senya(a logam yang dipanaskan akan membentuk atom logam pada suhu < %=33 >* atau lebih. Sampel yang berbentuk !airan akan dilakukan atomisasi dengan !ara memasukan !airan tersebut ke dalam nyala !ampuran gas bakar. Tingginya suhu nyala yang diperlukan untuk atomisasi setiap unsur berbeda. $eberapa unsur dapat ditentukan dengan nyala dari !ampuran gas yang berbeda tetapi penggunaan bahan bakar dan oksidan yang berbeda akan memberikan sensiti7itas yang berbeda pula. Syarat-syarat gas yang dapat digunakan dalam atomisasi dengan nyala; ? *ampuran gas memberikan suhu nyala yang sesuai untuk atomisasi unsur yang akan dianalisa ? Tidak berbahaya misalnya tidak mudah menimbulkan ledakan. ? @as !ukup aman, tidak bera!un dan mudah dikendalikan ? @as !ukup murni dan bersih (,+P) *ampuran gas yang paling umum digunakan adalah ,dara ; *0+0 (suhu nyala %&33 A 0333 >*), /01 ; *0+0 (suhu nyala 0=33 A 6333 >*), ,dara ; propana (suhu nyala %=33 A %&33 >*) $anyaknya atom dalam nyala tergantung pada suhu nyala. Suhu nyala tergantung perbandingan gas bahan bakar dan oksidan. +al-hal yang harus diperhatikan pada atomisasi dengan nyala; %. Standar dan sampel harus dipersiapkan dalam bentuk larutan dan !ukup stabil. Dian#urkan dalam larutan dengan keasaman yang rendah untuk men!egah korosi. 0. Atomisasi dilakukan dengan nyala dari !ampuran gas yang sesuai dengan unsur yang dianalisa. 6. Persyaratan bila menggunakan pelarut organik ; ? Tidak mudah meledak bila kena panas ? 5empunyai berat #enis B 3,= g-5o ? 5empunyai titik didih B %33 >* ? 5empunyai titik nyala yang tinggi ? Tidak menggunakan pelarut hidrokarbon Pemilihan Nyala: Dalam analisis aas biasanya ada empat #enis nyala yang didasarkan pada sifat-sifat unsur karena dari keempat #enis nyala tersebut sealin berbeda dalam suhu nyala #uga berbeda dalam daya perduksi, transmitans, dsb. Keempat nyala terebut yaitu ; a. /yala ,dara-Asetilen. ,ntuk analisis aas yang paling sesuai dan paling umum digunakan adalah nyala udara asitilen. Akan tetapi unsur-unsur yang oksidanya mempunyai energi disosiasi tinggi tidak mungkin dianalisis dengan nyala ini karena pada suhu rendah akan menghasilkan sensiti7itas yang rendah. /yala udaraa-asitilen mempunyai transmitan rendah pada daerah pan#ang gelombang yang pendek ( ultra7iolet). b. /yala /01-Asitilen. Suhu nyala ini sangat tinggi akrena dinitrogen oksida mempunyai daya pereduksi yang kuat sehingga /0o asiltilen dapat digunakan untuk analisis yang unsur-unsurnya sulit diuraikan atau sulit dianalisis dengan nyala lain. Cika unsur-unsur yang seuai dengan nyala udara- sitilen dilakukan analisis dengan nyala ini maka asensiti7itasnya akan menurun, hal ini disebabkan oleh #umlah atom dalam keadaan terekitasi bertambah sedangkan atom-atom dalam keadaan dasar menurun dan #umlah atom-atom yang terurai akan terionisasi lebih lan#ut oleh kenaikan suhu !. /yala ,dara-+idrogen. Dibandingkan dengan nyala udara asitilen nyala ini mempunyai transmitan yang baik pada daerah pan#ang gelombang pendek yaitu unuk analisis spektrum pada daerah 063 nm. /yala udara ini efektif untuk analisis unsur Pb, *d, Sn, dan Dn selain sesuai nyala ini mempunyai sensiti7itas yang tinggi dengan unsur diatas. Tetapi nyala ini lebih rendah sedikit daripada nyala udara-asitilen sehingga !endrung lebih banyak mengakibatkan interfernsi. d. /yala Argon-+idrogen /yala ini mempunyai transmitan yang lebih baik daripada nyala udara- hidrgen pada daerah pan#ang gelombang pendek, nyala ini sesuai untuk analisis unsur As (%&0,= nm) dan Se (%&) nm). Akan tetapi karena suhu nyala yang sangat rendah memungkinkan adanya interferensi yang besar. 0. Atomisasi tanpa nyala Atomisasi tanpa nyala dilakukan dengan mengalirkan energi listrik pada batang karbon (*"A A *arbon "od AtomiEer) atau tabung karbon (@TA A @raphite Tube AtomiEer) yang mempunyai 0 elektroda. Sampel dimasukan ke dalam *"A atau @TA. Arus listrik dialirkan sehingga batang atau tabung men#adi panas (suhu naik men#adi tinggi) dan unsur yang dianalisa akan teratomisasi. Suhu dapat diatur hingga 6333 >*. pemanasan larutan sampel melalui tiga tahapan yaitu ; ? Tahap pengeringan (drying) untuk menguapkan pelarut ? Pengabuan (ashing), suhu furna!e dinaikkan bertahap sampai ter#adi dekomposisi dan penguapan senya(a organik yang ada dalam sampel sehingga diperoleh garam atau oksida logam ? Pengatoman (atomiEation) 6. Atomisasi dengan pembentukan senya(a hibrida Atomisasi dengan pembentukan senya(a hidrida dilakukan untuk unsur As, Se, Sb yang mudah terurai apabila dipanaskan pada suhu lebih dari 833 >* sehingga atomisasi dilakukan dengan membentuk senya(a hibrida berbentuk gas atau yang lebih terurai men#adi atom- atomnya melalui reaksi reduksi oleh Sn*l0 atau /a$+', !ontohnya merkuri (+g). Pengertian AAS Spektrofotometri Serapan atom (AAS) adalah suatu metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada penyerapan (absorpsi) radiasi oleh atom-atom bebas unsur tersebut. Sekitar )= unsur telah dapat ditentukan dengan !ara AAS. Keuntungan metoda AAS adalah; ? Spesifik ? $atas (limit) deteksi rendah ? Dari satu larutan yang sama, beberapa unsur berlainan dapat diukur ? Pengukuran dapat langsung dilakukan terhadap larutan !ontoh (preparasi !ontoh sebelum pengukuran lebih sederhana, ke!uali bila ada Eat pengganggu) ? Dapat diaplikasikan kepada banyak #enis unsur dalam banyak #enis !ontoh. ? $atas kadar-kadar yang dapat ditentukan adalah amat luas (mg-2 hingga persen) Komponen AAS a. Sumber radiasi resonansi Sumber radiasi resonansi yang digunakan adalah lampu katoda berongga (+ollo( *athode 2amp) atau .le!trodeless Dis!harge Tube (.DT). .lektroda lampu katoda berongga biasanya terdiri dari (olfram dan katoda berongga dilapisi dengan unsur murni atau !ampuran dari unsur murni yang dikehendaki. Tanung lampu dan #endela ((indo() terbuat dari silika atau kuarsa, diisi dengan gas pengisi yang dapat menghasilkan proses ionisasi. @as pengisi yang biasanya digunakan ialah /e, Ar atau +e. Peman!aran radiasi resonansi ter#adi bila kedua elektroda diberi tegangan, arus listrik yang ter#adi menimbulkan ionisasi gas- gas pengisi. on-ion gas yang bermuatan positif ini menembaki atom-atom yang terdapat pada katoda yang menyebabkan tereksitasinya atom-atom tersebut. Atom-atom yang tereksitasi ini bersifat tidak stabil dan akan kembali ke tingkat dasar dengan melepaskan energi eksitasinya dalam bentuk radiasi. "adiasi ini yang dile(atkan melalui atom yang berada dalam nyala. b. Tabung @as Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas yang berisi gas asetilen. @as asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu < 03333K, dan ada #uga tabung gas yang berisi gas /01 yang lebih panas dari gas asetilen, dengan kisaran suhu < 63333K. regulator pada tabung gas asetilen berfungsi untuk pengaturan banyaknya gas yang akan dikeluarkan, dan gas yang berada di dalam tabung. Spedometer pada bagian kanan regulator. 5erupakan pengatur tekanan yang berada di dalam tabung. Pengu#ian untuk pendeteksian bo!or atau tidaknya tabung gas tersebut, yaitu dengan mendekatkan telinga ke dekat regulator gas dan diberi sedikit air, untuk penge!ekkan. $ila terdengar suara atau udara, maka menendakan bah(a tabung gas bo!or, dan ada gas yang keluar. +al lainnya yang bisa dilakukan yaitu dengan memberikan sedikit air sabun pada bagian atas regulator dan dilihat apakah ada gelembung udara yang terbentuk. $ila ada, maka tabung gas tersebut positif bo!or. Sebaiknya penge!ekkan kebo!oran, #angan menggunakan minyak, karena minyak akan dapat menyebabkan saluran gas tersumbat. @as didalam tabung dapat keluar karena disebabkan di dalam tabung pada bagian dasar tabung berisi aseton yang dapat membuat gas akan mudah keluar, selain gas #uga memiliki tekanan. !. Du!ting Du!ting merupakan bagian !erobong asap untuk menyedot asap atau sisa pembakaran pada AAS, yang langsung dihubungkan pada !erobong asap bagian luar pada atap bangunan, agar asap yang dihasilkan oleh AAS, tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar. Asap yang dihasilkan dari pembakaran pada AAS, diolah sedemikian rupa di dalam du!ting, agar ppolusi yang dihasilkan tidak berbahaya. *ara pemeliharaan du!ting, yaitu dengan menutup bagian du!ting se!ara horiEontal, agar bagian atas dapat tertutup rapat, sehingga tidak akan ada serangga atau binatang lainnya yang dapat masuk ke dalam du!ting. Karena bila ada serangga atau binatang lainnya yang masuk ke dalam du!ting , maka dapat menyebabkan du!ting tersumbat. Penggunaan du!ting yaitu, menekan bagian ke!il pada du!ting kearah miring, karena bila lurus se!ara horiEontal, menandakan du!ting tertutup. Du!ting berfungsi untuk menghisap hasil pembakara yang ter#adi pada AAS, dan mengeluarkannya melalui !erobong asap yang terhubung dengan du!ting d. Kompresor Kompresor merupakan alat yang terpisah dengan main unit, karena alat iniberfungsi untuk mensuplai kebutuhan udara yang akan digunakan oleh AAS, pada (aktu pembakaran atom. Kompresor memiliki 6 tombol pengatur tekanan, dimana pada bagian yang kotak hitam merupakan tombol 1/-1FF, spedo pada bagian tengah merupakan besar ke!ilnya udara yang akan dikeluarkan, atau berfungsi sebagai pengatur tekanan, sedangkan tombol yang kanan merupakantombol pengaturan untuk mengatur banyak-sedikitnya udara yang akan disemprotkan ke burner. $agian pada belakang kompresor digunakan sebagai tempat penyimpanan udara setelah usai penggunaan AAS. Alat ini berfungsi untuk menyaring udara dari luar, agar bersih.posisi ke kanan, merupakan posisi terbuka, dan posisi ke kiri meerupakan posisi tertutup. ,ap air yang dikeluarkan, akan memer!ik ken!ang dan dapat mengakibatkan lantai sekitar men#adi basah, oleh karena itu sebaiknya pada saat menekan ke kanan bagian ini, sebaiknya ditampung dengan lap, agar lantai tidak men#adi basah., dan uap air akan terserap ke lap. e. AtomiEer AtomiEer terdiri atas /ebuliEer (sistem pengabut), spray !hamber dan burner (sistem pembakar). /ebuliEer berfungsi untuk mengubah larutan men#adi aerosol (butir-butir kabut dengan ukuran partikel %G A 03 Hm) dengan !ara menarik larutan melalui kapiler (akibat efek dari aliran udara) dengan pengisapan gas bahan bakar dan oksidan, disemprotkan ke ruang pengabut. Partikel- partikel kabut yang halus kemudian bersama-sama aliran !ampuran gas bahan bakar, masuk ke dalam nyala, sedangkan titik kabut yang besar dialirkan melalui saluran pembuangan. Spray !hamber berfungsi untuk membuat !ampuran yang homogen antara gas oksidan, bahan bakar dan aerosol yang mengandung !ontoh sebelum memasuki burner. $urner merupakan sistem tepat ter#adi atomisasi yaitu pengubahan kabut-uap garam unsur yang akan dianalisis men#adi atom-atom normal dalam nyala. . *hopper digunakan untuk membedakan radiasi yang berasal dari sumber radiasi, dan radiasi yang berasal dari nyala api. f. 5onokromator Setelah radiasi resonansi dari lampu katoda berongga melalui populasi atom di dalam nyala, energi radiasi ini sebagian diserap dan sebagian lagi diteruskan. Fraksi radiasi yang diteruskan dipisahkan dari radiasi lainnya. Pemilihan atau pemisahan radiasi tersebut dilakukan oleh monokromator. 5onokromator berfungsi untuk memisahkan radiasi resonansi yang telah mengalami absorpsi tersebut dari radiasi- radiasi lainnya. "adiasi lainnya berasal dari lampu katoda berongga, gas pengisi lampu katoda berongga atau logam pengotor dalam lampu katoda berongga. 5onokromator terdiri atas sistem optik yaitu !elah, !ermin dan kisi. g. Detektor Detektor berfungsi mengukur radiasi yang ditransmisikan oleh sampel dan mengukur intensitas radiasi tersebut dalam bentuk energi listrik. h. "ekorder Sinyal listrik yang keluar dari detektor diterima oleh piranti yang dapat menggambarkan se!ara otomatis kur7a absorpsi. @angguan yang dapat ter#adi pada AAS diantaranya ; Gangguan kimia @angguan kimia ter#adi apabila unsur yang dianalisis mengalami reaksi kimia dengan anion atau ketion tertentu dengan senya(a yang refraktori, sehingga tidak semua analit dapat teratomisasi. ,ntuk mengatasi gangguan ini dapat dilakukan dengan dua !ara yaitu; %) penggunaan suhu nyala yang lebih tinggi, 0) penambahan Eat kimia lain yang dapat melepaskan kation atau anion pengganggu dari ikatannya dengan analit. Dat kimia lain yang ditambahkan disebut Eat pembebas (Releasing Agent) atau Eat pelindung (Protective Agent). Gangguan Matrik @angguan ini ter#adi bila sampel mengandung banyak garam ayau asam, atau bila pelarut yang digunakan tidak menggunakan pelarut Eat standar, atau bila suhu nyala untuk larutan sampel dan standar berbeda. @angguan ini dalam analisis kualitatif tidak terlalu bermasalah, tetapi sangat mengganggu dalam analisis kuantitatif. ,ntuk mengatasi gangguan ini dalam analisis kuantitatif dapat digunakan !ara analisis penambahan satandar (Standar Adisi). Gangguan Ionisasi @angguan ionisasi ter#adi bila suhu nyala api !ukup tinggi sehingga mampu melepaskan elektron dari atom netral dan membentuk ion positif. Pembentukan ion ini mengurangi #umlah atom netral, sehingga isyarat absorpsi akan berkurang #uga. ,ntuk mengatasi masalah ini dapat dilakukan dengan penambahan larutan unsur yang mudah diionkan atau atom yang lebih elektropositif dari atom yang dianalisis, misalnya *s, "b, K dan /a. Penambahan ini dapat men!apai %33-0333 ppm. Absorpsi Latar Belakang Ba!k Groun"# Absorpsi 2atar $elakang ($a!k @round) merupakan istilah yang digunakan untuk menun#ukkan adanya berbagai pengaruh, yaitu dari absorpsi oleh nyala api, absorpsi molekular, dan penghamburan !ahaya. *ara Ker#a AAS ; %. Pertama-tama gas di buka terlebih dahulu, kemudian kompresor, lalu du!ting, main unit, dan komputer se!ara berurutan. 0. Di buka program saa (spe!trum analyse spe!ialist), kemudian mun!ul perintah Iapakah ingin mengganti lampu katoda, #ika ingin mengganti klik yes dan #ika tidak no. 6. Dipilih yes untuk masuk ke menu indi7idual !ommand, dimasukkan nomor lampu katoda yang dipasang ke dalam kotak dialog, kemudian diklik setup, kemudian soket lampu katoda akan berputar menu#u posisi paling atas supaya lampu katoda yang baru dapat diganti atau ditambahkan dengan mudah. '. Dipilih no #ika tidak ingin mengganti lampu katoda yang baru. G. Pada program sas 6.3, dipilih menu sele!t element and (orking mode.dipilih unsur yang akan dianalisis dengan mengklik langsung pada symbol unsur yang diinginkan ). Cika telah selesai klik ok, kemudian mun!ul tampilan !ondition settings. Diatur parameter yang dianalisis dengan mensetting fuel flo( ;%,0 J measurementJ !on!entration J number of sample; 0 J unit !on!entration ; ppm J number of standard ; 6 J standard list ; % ppm, 6 ppm, & ppm. =. Diklik ok and setup, ditunggu hingga selesai (arming up. 8. Diklik i!on bergambar burner- pembakar, setelah pembakar dan lampu menyala alat siap digunakan untuk mengukur logam. &. Pada menu measurements pilih measure sample. %3. Dimasukkan blanko, didiamkan hingga garis lurus terbentuk, kemudian dipindahkan ke standar % ppm hingga data keluar. %%. Dimasukkan blanko untuk meluruskan kur7a, diukur dengan tahapan yang sama untuk standar 6 ppm dan & ppm. %0. Cika data kurang baik akan ada perintah untuk pengukuran ulang, dilakukan pengukuran blanko, hingga kur7a yang dihasilkan turun dan lurus. %6. Dimasukkan ke sampel % hingga kur7a naik dan belok baru dilakukan pengukuran. %'. Dimasukkan blanko kembali dan dilakukan pengukuran sampel ke 0. %G. Setelah pengukuran selesai, data dapat diperoleh dengan mengklik i!on print atau pada baris menu dengan mengklik file lalu print. %). Apabila pengukuran telah selesai, aspirasikan air deionisasi untuk membilas burner selama %3 menit, api dan lampu burner dimatikan, program pada komputer dimatikan, lalu main unit aas, kemudian kompresor, setelah itu du!ting dan terakhir gas.