Anda di halaman 1dari 9

ASETON SI ANOHI DRI N

ACETON CYANOHYDRINE

1. N a m a
1.1. Golongan
Nitril, hidroksil, alifatik.
1.2. Sinonim / nama Dagang
Propanenitrile,2hydroxy 2 - methyl - ; 2 Hydroxy2-methylpropanenitrile;
Lactonitrile, 2methyl - ; 2 Methyllactonitrile; Alpha hydroxy isobutyro
nitrile; 2 Hydroxy isobutyronitrile; Isopropylcyanohydrin; 2-Cyano-2-
propanol; 2- Methylacetonitrile.
1.3. Nomor Identifikasi
Nomor OHS : 00150
Nomor CAS : 75 86 5
Nomor EU Index : 608 004 00 X
Nomor EU (EINECS) : 200 909 4
Nomor RTECS : OD9275000
RCRA : PO69
STCC : 4921401
UN : 1541


2. Sifat Fisika Kimia
2.1. Nama bahan
Aseton sianohidrin
2.2. Deskripsi
Berbentuk cairan bening tidak berwarna sampai coklat berbau almond,
Rumus kimia C
4
H
7
NO; Berat molekul 85,11 ; titik beku - 6 s/d - 4
o
F ( - 21 s/d
- 20
o
C); titik urai 203 248
o
F (95 120
o
C ), tekanan uap pada @ 20
o
C
0,1 mmHg, Kerapatan uap ( udara = 1 ), 2,93. Kerapatan relatif ( air = 1 )
pada @ 19
o
C 0,932. Dalam air terurai. Larut dalam aseton, alkohol,
khloroform, eter. Tidak larut dalam karbon disulfida, petroleum eter.
2.3. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya
Bahaya utama terhadap kesehatan : Potensial fatal bila berhubungan /
kontak dengan kulit atau tertelan, iritasi saluran pernafasan, kulit iritasi.
Organ sasaran : tidak tersedia informasi
Peringkat NFPA (Skala 0-4):
Kesehatan 4 = sangat beracun.
Kebakaran 2 = agak mudah terbakar.
Reaktivitas 2 = sedikit reaktif.
T+ = sangat beracun
N = berbahaya bagi lingkungan
R 26/27/28 = sangat beracun bila terhirup, bersinggungan / kontak dengan
kulit dan tertelan
R 50 = sangat beracun bagi organisme perairan
S 45 = jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak sehat, jika
memungkinkan segera bawa ke dokter / rumah sakit /
puskesmas (perlihatkan label kemasan)
S 61 = hindari pencemaran lingkungan. Rujukan pada lembar Data
Keamanan / Instruksi khusus
F
+
, R12 = amat mudah menyala.
S33 = ambil tindakan pencegahan terhadap buangan statis.


3. Penggunaan
Sebagai insektisida, intermediat sintesis organik terutama untuk metil metakrilat,
dalam preparat kimia organik untuk transianohidrinasi.


4. I dentifikasi Bahaya
4.1. Rute paparan
4.1.1. Paparan jangka pendek
Terhirup
Iritasi, mual, muntah, susah bernafas, aritmia ( irregular heartbeat ),
sakit kepala, pusing, kulit berwarna kebiruan, kongesti paru-paru,
kejang, koma .
Kontak dengan kulit
Iritasi ( mungkin berat ), mual, kematian
Kontak dengan mata
Iritasi.
Tertelan
Nyeri tenggorokan, mual, muntah, susah bernafas, sakit kepala,
pusing, kulit berwarna membiru, kerusakan ginjal, kerusakan hati,
kejang, koma, kematian.
4.1.2. Paparan jangka panjang
Terhirup
Tidak tersedia informasi tentang efek merugikan yang bermakna
Kontak dengan kulit
Kerusakan hati.
Kontak dengan mata
Tidak tersedia informasi.
Tertelan
Sama seperti yang dilaporkan pada paparan jangka pendek.
5. Stabilitas dan Reaktivitas.

Reaktivitas : Terurai bila berhubungan atau kontak dengan
udara, cahaya, kelembaban, pemanasan atau
disimpan dan digunakan diatas suhu kamar.
Melepaskan gas beracun, korosif, menyala atau
meledak.
Kondisi yang dihindari : Hindari pemanasan, nyala api, percikan dan
sumber api yang lain. Wadah dapat pecah atau
meledak bila dipanaskan.
Tancampurkan : Dengan asam, logam, basa, bahan yang mudah
terbakar, reduktor, oksidator.
Aseton sianohidrin :
Dengan asam : Bereaksi kuat.
Dengan asam (organik) : Mengalami polimerisasi yang kuat atau terbentuk
campuran yang meledak.
Dengan logam alkali
tanah
: Mengalami polimerisasi yang kuat atau terbentuk
campuran yang meledak.
Dengan alkali (kuat) : Terbentuk hidrogen sianida yang beracun
Dengan senyawa Diazo : Bereaksi
Dengan epoksid : Mengalami polimerisasi yang kuat atau terbentuk
campuran yang meledak.
Dengan Hidrazin : bereaksi
Dengan isosianat : Mengalami polimerisasi yang kuat atau terbentuk
campuran yang meledak
Dengan nitrit : bereaksi
Dengan oksidator (kuat) : Memicu bahaya kebakaran dan ledakan.
Dengan reduktor : Bereaksi.
Dengan asam sulfat : Bereaksi dahsyat dan mungkin meledak pada
tekanan yang rendah
Bahaya peruraian : Produk dekomposisi termal: sianida, karbon
oksida, nitrogen.
Polimerisasi : Tidak terpolimerisasi.

6. Penyimpanan
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
standard yang berlaku.
Peraturan penyimpanan mengikuti pembumian dan pengikatan.
Simpan di tempat yang kering, dan sejuk dengan ventilasi yang baik.
Simpan dalam wadah yang tertutup rapat.
Disimpan terlindung dari kerusakan fisik.
Simpan di luar atau dalam bangunan yang terpisah.
Disimpan terpisah dari bahan-bahan yang tancampurkan.
Simpan dalam tempat terkunci dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.

7. Toksikologi
7.1. Toksisitas
Data pada hewan(LD
50
)
LC
50
oral tikus 18650 !g/kg; LCL
0
inhl tikus 63 bpj/4 jam; LD
50
s.c tikus
8500 !g/kg ; LD
50
oral-mencit 1898

!g/kg ; LC
30
inhl mencit 70 mg/m
3
/2jam; LD
50
intraperitoneal mencit 1 mg/kg; LD
50
oral kelinci

13500

!g/kg;
LD
50
kulit kelinci 17 !l/kg; LD
50
oral marmot 9 mg/kg; LD
50
kulit
marmot 150 mg/kg; TDLo oral tikus, intermittent 3634 mg/kg/35 minggu.
Tambahan data:
- Berdasarkan penelitian hewan percobaan di laboratorium, kontak
langsung dapat fatal.
- Pemberian pada hewan menyebabkan lesi pada ginjal.
- Pemberian pada binatang menimbulkan perlemakan hati, hepatik
nekrosis, dan lesi ginjal.
7.2. Informasi Ekologi.
Data toksisitas ekologi
Toksisitas pada ikan
LD
50
( angka kematian ) inland silverside (Menidia beryllina) = 500 !g/L 96
jam.
Catatan untuk lingkungan : Sangat beracun untuk kehidupan di air

8. Efek Klinis
8.1. Keracunan akut
Terhirup
Dapat menyebabkan iritasi, ulserasi bronkus dan edema paru, nafas
pendek, sianosis, dan koma. Juga menyebabkan, sakit kepala, pusing, mual,
muntah, mental menurun, detak jantung cepat atau tak beraturan, nadi
melemah, kejang, kemungkinan tidak sadar dan kematian. Tanda tanda
anoksia dan hipoxia diperlihatkan oleh hewan percobaan tikus serta tampak
pula respiratory distress, tremor dan atau kejang, mulut berbusa, lemah
(prostrate posuture), dan kematian.
Kontak dengan kulit
Paparan dalam jangka pendek, kulit terasa sakit disertai luka bakar derajat
tingkat pertama. Pekerja yang terpapar mengeluh mual, hilang kesadaran,
dan kematian dalam 6,5 jam,. Juga menimbulkan akibat sama seperti bila
terhirup.

Kontak dengan mata
Menyebabkan iritasi disertai mata merah dan sakit.
Tertelan
Menyebabkan tenggorokan sakit, nafas pendek pada pernafasan, sianosis,
mual, muntah, pusing, lemas, sakit kepala, bingung, kejang, kolaps, koma,
henti nafas, dan kematian. Juga menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.

8.2. Keracunan kronik
Terhirup
Tidak ada data pada manusia.
Kontak dengan kulit
Menyebabkan luka bakar derajat II.
Kontak dengan mata
Tidak tersedia data.
Tertelan
Menyebabkan efek sama seperti pada paparan akut.

9. Pertolongan Pertama
9.1. Terhirup
Bila aman memasuki area, jauhkan korban dari paparan. Jika diperlukan
gunakan kantong masker berkatup atau peralatan serupa untuk melakukan
pernafasan buatan (pernafasan penyelamatan). Segera bawa korban ke
rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
9.2. Kontak dengan kulit
Segera lepaskan pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci
kulit yang terkontaminasi dengan sabun atau detergent ringan dan siram
dengan banyak air hingga tidak ada sisa bahan kimia ( sekurang-kurangnya
15 20 menit ). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat.
9.3. Kontak dengan mata
Segera cuci mata dengan banyak air atau dengan larutan garam dapur
fisiologis (NaCl 0,9% b/v), sekurangnya satu liter untuk tiap mata dan sekali-
sekali buka kelopak mata bagian atas dan bawah hingga tidak ada lagi
bahan kimia yang tersisa. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat.
9.4. Tertelan
Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau fasilitas kesehatan
terdekat. Jangan pernah membuat penderita yang tidak sadar untuk muntah
atau memberi cairan untuk diminum. Bila terjadi muntah, tempatkan posisi
kepala lebih rendah dari pinggul untuk menghindari aspirasi. Bila penderita
tidak sadar, tempatkan posisi kepala menghadap ke samping. Segera bawa
ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

10. Penatalaksanaan
10.1. Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu: membebaskan jalan nafas untuk
menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan: ventilasi dan oksigenasi, yaitu
memperbaiki fungsi ventilasi bila perlu dengan cara memberikan
pernafasan buatan dan oksigenasi untuk menjamin cukupnya
kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi
darah.

10.2. Dekontaminasi
Dekontaminasi yang dilakukan sedini mungkin dapat mencegah bahaya
dan menyelamatkan nyawa.
a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan
miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci
dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9%
perlahan selama 15-20 menit.
- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
- Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
- Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke
rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter
mata.
b. Dekontaminasi kulit ( termasuk rambut dan kuku )
- Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir air
dingin atau hangat dan sabun minimal 10 menit.
- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain
atau kertas secara lembut. Jangan digosok
- Lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi atau
muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan
menggunakan sarung tangan, masker hidung dan apron. Hati-hati
untuk tidak menghirupnya.
- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
c. Dekontaminasi saluran cerna
Jangan merangsang muntah, karena beresiko serangan kejang.
- Bila korban sadar, berikan arang aktif ( bila tersedia ) sebanyak
0,5-1 gram gram/kg bb dilarutkan dalam air sekitar 250 300 ml
dan diminumkan, atau kumbah lambung.
- Bila korban tidak sadar pertimbangkan kumbah lambung, dengan
menggunakan cuffed endotracheal tube untuk mencegah
terjadinya aspirasi. Pilih gastric tube yang sesuai, dan letakkan
korban pada posisi left lateral decubitus, dan masukkan air atau
larutan garam sebanyak 200 300 ml kemudian disedot secara
aktif. Dilakukan berulang-ulang sampai cairan bilasan bersih.
Biasanya diperlukan cairan sampai 2 liter atau lebih. Bila perlu
dikombinasikan dengan arang aktif. Bila perlu dapat dilakukan
dengan memberikan bersama arang aktif ( activated charcoal ).
10.3. Antidotum.
- Amyl Nitrit, ampulnya dipecah dan diletakkan dibawah di bawah
hidung korban, dan disuruh menghisap dalam selama 30 detik.
Kemudian istirahat selama 30 detik, lalu diulang kembali. Tiap ampul
mempunyai masakerja 2-3 menit. Penggunaan amyl nitrit dihentikan
bila menggunakan natrium nitrit intravena.
- Natrium nitrit diberikan 300 mg intravena atau setara dengan 10 ml
larutan 3% (untuk anak 6 mg/kg dan jangan lebih dari 300 mg)
Catatan : Nitrit dapat menginduksi Methemoglobinemia dan dapat
sangat berbahaya bahkan fatal. Karenya jangan diberikan pada
korban yang gejalanya ringan atau yang diagnosanya tidak jelas atau
yang keracunan CO2.
- Sodium thiosulfat diberikan 12,5 g intravena. Thiosulfat relatif aman
dan dapat diberikan secara empirik bahkan bila diagnosa tak jelas,
juga dapat digunakan untuk meringankan keracunan nitroprusid.


11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri
Batas paparan:
Aceton cyanohidrin.
4,7 bpj ( CN ) ( 4 mg/ m
3
) ACGIH tertinggi (kulit)
1 bpj ppm ( 260 mg/m
3
) NIOSH
2 bpj ( 7 mg/m
3
)

AIHA
5 bpj ( 17 mg/ m
3
) AIHA
Ventilasi : Sediakan penghisap udara setempat ( local exhaust ) atau sistem
ventilasi proses tertutup. Bila bahan memiliki konsentrasi untuk meledak
peralatan ventilasi harus tahan ledakan. Pastikan dipatuhinya batas paparan
yang dapat diterapkan.
Proteksi mata : Gunakan kaca mata pengaman dan pelindung wajah tahan
percikan. Sediakan keran pencuci mata untuk keadaan darurat ( emergency eye
wash fountai ) dan semprotan air deras ( quick drench shower ) dekat dengan
area kerja.
Pakaian : Kenakan pakaian yang sesuai tahan bahan kimia.
Sarung tangan : Pakailah sarungtangan yang sesuai tahan bahan kimia.
Respirator : Pada keadaan sering digunakan, atau paparan berat mungkin
diperlukan proteksi pernafasan. Proteksi pernafasan disusun peringkatnya dari
urutan minimum ke maksimum. Pertimbangkan ciri peringatan ( warning
properties ) sebelum digunakan.
Setiap respirator pemasok udara dilengkapi pelindung wajah penuh yang
dioperasikan dalam suatu mode tekanan negatif atau positif yang lain.
Setiap alat pernafasan yang lengkap memiliki pelindung wajah penuh yang
dioperasikan dalam suatu mode tekanan negatif atau positif yang lain.
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan
dan kesehatan: Setiap respirator pemasok udara memiliki pelindung wajah
penuh dan dioperasikan dalam suatu mode tekanan negatif atau tekanan positif
yang dikombinasikan dengan pasokan pelepas terpisah (separate escape
supply).
Setiap alat pernafasan serba lengkap memiliki pelindung wajah penuh.

12. Manajemen Pemadam Kebakaran
Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran sedang. Campuran uap
dalam udara dapat meledak. Uap lebih berat daripada udara. Gas atau uap
dapat terbakar dengan sumber api dari jarak yang jauh dan dapat berbalik
( flash back ).
Media pemadam : Kimia kering biasa, busa biasa, air, busa tahan alkohol.
Api besar: Gunakan busa biasa atau siram dengan semprotan air yang halus.
Pemadaman api : Pindahkan wadah dari daerah api, jika dapat dilakukan tanpa
korban risiko. Padamkan api yang besar dari lokasi yang terlindung atau dari
jarak yang aman. Menjauhlah dari tangki terakhir. Jangan mencoba
memadamkan api sebelum aliran bahan benar benar telah berhenti. Gunakan
media pemadam kebakaran yang tepat di sekeliling api. Siram dengan
semprotan air dengan tekanan normal. Dinginkan wadah dengan semprotan air
hingga tepat setelah api padam. Sediakan air dari lokasi yang terlindung atau
dari jarak yang aman. Hindari terhirupnya bahan atau hasil pembakaran yang
terbentuk. Bertahan di tempat arah angin dan menghindar dari tempat yang
lebih rendah. Pertimbangkan evakuasi arah angin bila ada kebocoran bahan.

13. Manajemen Tumpahan
Pelepasan di tempat kerja:
Jangan menyentuh bahan yang tertumpah. Hentikan kebocoran bila mungkin
tanpa korban risiko. Hilangkan uap dengan semprotan air.
Tumpahan sedikit:
Serap dengan pasir atau bahan lain yang tidak mudah terbakar. Kumpulkan
tumpahan bahan dalam kontainer yang tepat untuk dimusnahkan.
Tumpahan sedikit dan kering :
Pindahkan wadah dari daerah tumpahan ke daerah yang aman.
Tumpahan yang banyak :
Bendung / sekat untuk kemudian dimusnahkan. Orang orang yang tidak
berkepentingan agar menjauh, isolasi daerah bahaya dan dilarang masuk.
Ventilasi tertutup sebelum masuk.

14. Daftar Pustaka
OHS, MDL Information System, Inc., 1997.
U.S. Environmental Protection Agency, Extremely Hazardous Substances,
Vol. I, A.L. Noyes Data Corporation, Park Ridge, New Jersey, USA, Page 41.
Susan Budavari (Ed.), The Merck Index, An Encyclopedia of Chemicals,
Drugs, and Biologicals, Eleventh Edition, Merck & Co, Inc. Rahway N.J.
USA, 2001, p. 14.
Lewis R.J., Sr, Condensed Chemical Dictionary, Twelfth Edition, Van
Nostrad Reinhold Company, New York, 1993, p. 9.
Stuurgroep Chemiekaarten, Handling Chemicals Safety, Second Edition,
Dr P. Bruin, et al, Amsterdam, 1980, p. 103.

Anda mungkin juga menyukai