Anda di halaman 1dari 26

hanisusanti@yahoo.

com
MODUL SEKSUALITAS
Henny Dwi Susanti, S.Kep.,Ns
Fakultas Ilmu Kesehatan
Unie!sitas Muhamma"iyah Malan#
1
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mengikuti proses pembelajaran selama 2 x 50 menit, mahasiswa dapat:
1. enjelaskan de!inisi kesehatan seksual
2. enjelaskan perbedaan seks dan seksualitas
". enjelaskan dimensi seksualitas
#. enjelaskan identitas seksual
5. enjelaskan orientasi seksual
$. enjelaskan perilaku seksual
%. enjelaskan tahap&tahap perkembangan seksual
'. enjelaskan tahap&tahap respon seksual
(. menjelaskan !aktor&!aktor )ang mempengaruhi seksualitas dan perilaku
seksual
hanisusanti@yahoo.com
A. $en"ahuluan
Sex merupakan hal )ang dianggap tabu untuk diperbin*angkan. +kan tetapi
se*ara bertahap seiring dengan berjalann)a waktu pengetahuan tentang sex dan
pembi*araan mengenai masalah seksualitas dianggap sebagai hal )ang penting dan
perlu bagi perkembangan manusia. +khirn)a pada pertengahan tahun 1($0&an,
tenaga perawatan kesehatan telah mengenali keterkaitan kesehatan seksual
dengan komponen kesejahteraan.
Pemahaman mengenai seksualitas akan membantu perawat dalam mengenali
nilai dan bias seksual serta memperluas pemahaman tentang batas normal perilaku
seksual sehingga mampu memberikan perawatan se*ara lebih e!ekti!.
%. K&nsep Seksualitas
Seksualitas merupakan hal )ang sulit untuk dide!inisikan karena men)angkut
ban)ak aspek kehidupan dan diekspresikan dalam bentuk perilaku )ang beraneka
ragam. Sedangkan kesehatan seksual telah dide!inisikan oleh ,-. /1(%50 sebagai
1pengintegrasian aspek somatik, emosional, intelektual, dengan *ara )ang positi!,
memperka)a dan meningkatkan kepribadian, komunikasi, dan *inta2.
3ebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan
2 orang indi4idu s*r pribadi )g saling menghargai,memperhatikan, dan men)a)angi
shg tjd sebuah hubungan timbal balik antara kedua indi4idu tsb.
+pakah se' dan seksualitas merupakan sesuatu )ang sama 5
Tern)ata keban)akan orang memahami sexualitas sebatas istilas sex, padahal
antara sex dengan sexualitas merupakan hal )ang berbeda. enurut 6awid /1((#0,
kata sex sering digunakan dalam dua hal, )aitu: /a0 akti4itas sexsual genital, dan
/b0 sebagai label jender /jenis kelamin0.
Sedangkan seksualitas memiliki arti )ang lebih luas karena meliputi bagaimana
seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka mengkomunikasikan
perasaan tersebut terhadap orang lain melalui tindakan )ang dilakukann)a seperti,
sentuhan, *iuman, pelukan, senggama, atau melalui perilaku )ang lebih halus
seperti is)arat gerak tubuh, etiket, berpakaian, dan perbendaharaan kata.
2
hanisusanti@yahoo.com
7ebih lanjut enurut 8aharjo )ang dikutip oleh 9urhadmo /1(((0
menjelaskan bahwa seksualitas merupakan suatu konsep, kontruksi sosial terhadap
nilai, orientasi, dan aperilaku )ang berkaitan dengan seks.
(. Dimensi seksualitas
:an)akn)a 4ariasi seksualitas dan perilaku seksual membutuhkan
perspekti! )ang holistik /men)eluruh0. :agaimanapun seksualitas dan kesehatan
seksual memiliki ban)ak dimensi antara lain: dimensi sosiokultural, agama ;
etika, psikologis, dan biologis.
a. <imensi Sosiokultural
erupakan dimensi )ang melihat bagaimana seksualitas mun*ul
dalam relasi antar manusia, bagaimana seseorang men)esuaikan diri
dengan tuntutan peran dari lingkungan sosial, serta bagaimana sosialisasi
peran dan !ungsi seksualitas dalam kehidupan manusia.
<engan kata laian seksualitas dipengaruhi oleh norma dan peraturan
kultural )ang menentukan apakah perilaku tersebut diterima atau tidak
berdasarkan kultur )ang ada. Sehingga keragaman kultural se*ara global
men)ebabkan 4ariabilitas )ang sangat luas dalam norma seksual dan
menghadirkan spektrum tentang ke)akinan dan nilai )ang luas. isaln)a:
perilaku )ang diperbolehkan selama pa*aran, hal&hal )ang dianggap
merangsang, tipe akti4itas seksual, sanksi dan larangan dalam perilaku
seksual, atau menentukan orang )ang boleh dan tidak boleh untuk dinikahi.
=ontoh lain tradisi seksual kultural adalah sirkumsisi. eskipun di
+S masih merupakan masalah kontro4ersial, akan tetapi hampir '0>
neonatus laki&laki disana disirkumsisi dengan alasan higienis atau simbol
keagamaan dan identitas etnik tertentu. <emikian pula pada wanita, dalam
buda)a beberapa negara sirkumsisi pada wanita merupakan tanda !isik
kedewasaan seorang wanita, simbol kontrol sosial terhadap kesenangan
seksual dan reproduksi mereka.
Sur4ei de!initi! dan komprehensi! mengenai ke)akinan dan praktek
seksual di +merika )ang dilakukan oleh para peneliti ?ni4ersitas =hi*ago
3
hanisusanti@yahoo.com
menunjukan bahwa seorang indi4idu dipengaruhi oleh jaringan sosial
mereka dan *enderung untuk melakukan apa )ang digariskan oleh
lingkungan sosial mereka /i*hael et al, 1((#0. -al ini diperkuat dengan
hasil penelitian kualitati! mengenai perilaku seksual anak jalanan di stasiun
kereta api 7empu)angan @ogjakarta. 7ingkungan sosial )ang bersi!at
permisi! membuat mereka dengan usia )ang sangat muda telah akrab
dengan berbagai akti4itas seksual, mulai dari meilhat sampai dengan
melakukan hubungan intim. /Purnawan, 200#0.
Singkatn)a, setiap mas)arakat memainkan peran )ang sangat kuat
dalam membentuk nilai dan sikap seksual, juga dalam membentuk atau
menghambat perkembangan dan ekspresi seksual anggotan)a. isaln)a
bagi bangsa timur, khususn)a Andonesia, melakukan hubungan intim
/senggama0 di luar nikah merupakan sebuah aib walaupun sekarang mulai
memudar, akan tetapi bagi mas)arakat :arat hal tersebut merupakan hal
)ang wajar dan biasa terjadi.
b. <imensi +gama dan Btik
Seksualitas berkaitan dengan standar pelaksanaan agama dan etik
@ika keputusan seksual )ang ia buat melawati batas kode etik indi4idu
maka akan menimbulkan kon!lik internal, seperti perasaan bersalah,
berdosa dan lain&lain. Spektrum sikap mengenai seksualitas memiliki
rentang mulai dari pandangan tradisional /hubungan seks han)a boleh
dalam perkawinan0 sampai dengan sikap )ang memperbolehkan sesuai
dengan ke)akinan indi4idu tentang perbuatann)a.
+kan tetapi meskipun agama memegang peranaan penting, akan
tetapi keputusan seksual pada akhirn)a diserahkan pada indi4idu, sehingga
sering timbul pelanggaran etik atau agama. Seperti )ang dikemukakan
<enne) ; Cuadagno /1((20 bahwa seseorang dapat men)atakan pada
publik bahwa ia me)akini sistem sosial tertentu tetapi berperilaku *ukup
4
hanisusanti@yahoo.com
berbeda se*ara pribadi. isaln)a: Seseorang me)akini kalau hubungan sex
diluar nikah itu tidak diperbolehkan menurut agama atau etika, tapi
karena kurang bisa mengendalikan diri, ia tetap melakukan juga.
i*hael et al /1((#0 membagi sikap dan ke)akinan indi4idu tentang
seksualitas menjadi " kategori:
10 T!a"isi&nal : ke)akinan keagamaan selalu dijadikan
pedoman bagi perilaku seksual mereka. <engan demikian
homoseksual, aborsi, dan hubungan seks pranikah dan diluar
nikah selalu dianggap sebagai sesuatu )ang salah.
20 )elasi&nal : berke)akinan bahwa sex harus menjadi
bagian dari hubungan saling men*intai, tetapi tidak harus
dalam ikatan pernikahan.
"0 )ek!easi&nal : men)atakan bahwa kebutuhan seks tidak
ada kaitann)a dengan *inta.
c. <imensi biologis
erupakan dimensi )ang berkaitan dengan anatomi dan !ungsional
organ reproduksi termasuk didalamn)a bagaimana menjag kesehatan dan
mem!ungsikan se*ara optimal.
d. <imensi psikologis
Seksualitas mengandung perilaku )ang dipelajari sejak dini dalam
kehidupann)a melalui pengamatan terhadap perilaku orang tuan)a. ?ntuk
itulah orang tua memiliki pengaruh se*ara signi!ikan terhadap seksualitas
anak&anakn)a. Seringkali bagimana seseorang memandang diri mereka
sebagai mahluk seksual berhubungan dengan apa )ang telah orang tua
tunjukan tentang tubuh dan tindakan mereka.
enurut <ene) ; Cuadagno hasil penelitian menunjukan
ke*enderungan orang tua memperlakukan anak perempuan dan laki&laki
se*ara berbeda, mendekorasi kamar se*ara berbeda, dan demikian pula
respon terhadap tindakan mereka.
.rang tua juga akan memberikan penghargaan terhadap anak lak&
laki )ang melakukan eksplorasi dan mandiri, sedangjan anak perempuan
5
hanisusanti@yahoo.com
sering didorong untuk menjadi penolong dan meminta bantuan. 7ebih lanjut
orang tua *enderung mempertegas permaian sesuai dengan jenis kelamin
pada anak&anak prasekolah mereka. 3esimpulann)a orang tua
memperlakukan anakn)a sesuai dengan jender.
*. I"entitas seksual
a. Adentitas biologis
Perbedaan biologis antara pria dan wanita ditentukan pada masa
konsepsi. @anin perempuan menerima kromosom D /satu dari setiap orang
tuan)a0, sedangkan janin laki laki menerima satu kromosom D dari ibun)a dan
satu kromosom E dari a)ahn)a.
,alaupun awaln)a genitalia janin belum bisa dibedakan, tetapi pada
saat hormon seks mulai mempengaruhi janin, genitalia membentuk
karakteristik pria atau wanita. Pada saat pubertas wanita mengalami putaran
siklus menstruasi dan karakteristik seks skunder. Sedangkan pada anak laki&
laki mengalami pembentukan sperma dan karakteristik seks skunder pria.
b. Adentitas @ender
@ender adalah suatu *iri )ang melekat pada kaum lelaki maupun
perempuan )ang dikonstruksikan se*ara sosial maupun kultural /FaGih, 1(($0.
Sedangkan Adentitas @ender merupakan rasa menjadi !eminin atau maskulin.
<imana segera setelah ba)i lahir orang tua dan komunitasn)a akan
memberikan label sebagai perempuan atau laki&laki. 3emudian orang dewasa
akan memperlakukan se*ara berbeda antara ba)i laki&laki dengan perempuan.
Pola interaksi )ang berbeda inilah )ang kemudian mempengaruhi ba)i
mengembangkan rasa identitas jendern)a.
Pada usia tiga tahun, anak&anak sudah men)adari bahwa mereka akan
menjadi anak perempuan atau anak&laki&laki. Pengenalan ini merupakan bagian
dari perkembangan konsep diri.
*. Peran @ender
Peran jender merupakan *ara dimana seseorang bertindak sebagai
wanita atau pria. Tern)ata !aktor lingkungan /orang tua, teman seba)a, media
massa dll0 bukan satu&stunn)a !aktor )ang membentuk perbedaan perilaku
6
hanisusanti@yahoo.com
seksual indi4idu, beberapa peneliti berke)akinan hormon seks )ang
mempengaruhi perkembangan otak janin, ikut membentuk terbentukn)a peran
jender tersebut. Sehngga perilaku seksual merupakan hasil kombinasi !akor
lingkungan dan biologis.
Selanjutn)a !aktor kultural juga merupakan elemen penting dalam
menentukan peran seks atau jender. +da kultur )ang se*ara ketat
menggambarkan peranaan sebagai !eminin atau maskulin /misal: pen*ari
na!kah dan koordinator !inansial rumah tangga sebagai peran maskulinH
sedangkan pemberi perawatan anak dan memasak adalah peran !eminin0.
3elompok kultur lain mungkin lebih !leksibel dalam mende!inisikan peran
jender mendorong wanita maupun pria untuk menggali berbagai peran atau
perilaku tanpa memberikan label tertentu )ang berkaitan dengan seks.
+. O!ientasi Seksual
.rientasi seksual merupakan pre!erensi )ang jelas, persisten, dan erotik
seseorang untuk jenis kelaminn)a atau orang lain. <engan kata lain orientasi
seksual adalah keteratarikan emosional, romatik, seksual, atau rasa sa)ang
)ang bertahan lama terhadap orang lain
.rientasi seksual memiliki rentang dari -omoseksual murni sampai
dengan -eteroseksual murni termasuk didalamn)a :iseksual. Sebagian besar
orang termasuk heteroseksual )ang memiliki ketertarikan han)a dengan lawan
jenis. Sedangkan sebagian ke*il termasuk homoseksual atau biseksual.
H&m&seksual merupakan orang )ang mengalami ketertarikan emosional,
romantik, seksual, atau rasa sa)ang pada sejenis, sedangkan ,iseksual merasa
n)aman melakukan hubungan seksual dengan kedua jenis kelamin. 3aum
homoseksual disebut #ay /bila laki&laki0 atau les,ian /perempuan0.
8entang ini memberikan model konseptual tentang orientasi seksual
dalam mas)arakat dan komplesitas perilaku manusia. Sehingga ada
kemungkinan indi4idu mempun)ai perasaan erotik )ang ditujukan pada
seseorang dengan jenis kelamin )ang sama tanpa melakukan aksi terhadap
perasaan itu.
7
hanisusanti@yahoo.com
Ia)a hidup ga) atau lesbian sangat dipengaruhi oleh bagaimana mereka
memutuskan untuk merahasiakan atau terbuka tentang orientasi seksualn)a.
-al ini berkaitan dengan proses penghargaan diri, penerimaan diri, dan
keterbukaan diri. elihat ken)ataan diatas maka bukan sesuatu )ang benar
jika kemudian pria ga) selalu berkelakuan agak !eminin atau memiliki
keinginan menjadi seorang wanita, atau sebalikn)a wanita lesbian tidak mesti
maskulin atau memiliki keinginan untuk jadi pria. Sebagian besar dari mereka
merasa puas dengan jender dan peran sosial mereka, dan han)a memiliki
keinginan untuk bersama dengan anggota jenis kelamin mereka sendiri
-a!iasi "alam e'p!esi seksual
Transeksual adalah orang )ang identitas seksual atau jender n)a
berlawanan dengan sex biologisn)a. Seorang pria mungkin ber!ikir tentang
dirin)a sebagai seorang wanita dalam tubuh pria, atau seorang wanita mungkin
menggambarkan dirin)a sebagai pria )ang terperangkap dalam tubuh wanita.
Perasaan JterperangkapJ ini disebut juga dengan Jdis!oria jenderJ.
Trans4etit biasan)a adalah pria heteroseksual se*ara periodik
berpakaian seperti wanita untuk pemuasan pikologis dan seksual. Sikap ini
bersi!at sangat pribadi bahkan bagi orang )ang terdekat sekalipun.
.. Sistem Nilai Seksual
Sistem nilai seksual merupakan ke)akinan pribadi dan keinginan )ang
berkaitan dengan seksualitas. Sistem seksual ini dibentuk sepanjang perjalanan
hidupn)a. Pengalaman ini dapat membuat klien mudah untuk berhadapan dengan
masalah seksual dalam lingkungan perawatan atau dapat pula menghambat klien
dalam mengekspresikann)a.
<engan demikian perhatian utama perawat terhadap klien adalah apakah
perilaku, sikap, perasaan, sikap seksual spesi!ik itu normal.
8
hanisusanti@yahoo.com
3lien )ang dirawat juga harus diberi pri4asi ketika dikunjungi oleh
pasangan seksualn)a. Pri4asi ini memungkinkan waktu pembi*araan intim,
men)entuh, atau ber*iuman.
3etika orientasi atau nilai seksual perawat berbeda dengan klien maka
sesuatu )ang aneh atau salah menurut perawat mungkin tampak normal dan
dapat diterima oleh klien, maka disinilah timbul bias seksual.
:eberapa hal )ang bisa dilakukan untuk menghadapi bias seksual agar
tidak mengganggu proses perawatan antara lain:
a0 promosi tentang eduaksi seks dan pemeriksaan nilai
dan ke)akinan seksual dengan jujur.
b) Pemberian in!ormasi mengenai e!ek pen)akit pada
seksualitas se*ara jujur dan akurat.
D. $e!ilaku Seksual
enurut ,ah)udi /20000 perilaku seksual merupakan perilaku )ang
mun*ul karena adan)a dorongan seksual atau kegiatan mendapatkan kesenangan
organ seksual melalui berbagai perilaku.
Perilaku seksual )ang sehat dan dianggap normal adalah *ara
heteroseksual, 4aginal, dan dilakukan suka sama suka. Sedangkan )ang tidak
normal /men)impang0 antara lain Sodomi, homoseksual.
Selama ini perilaku seksual sering disederhanakan sebagai hubungan
seksual berupa penetrasi dan ejakulasi. Padahal menurut ,ah)udi /20000,
perilaku seksual se*ara rin*i dapat berupa:
:er!antasi : merupakan perilaku memba)angkan dan mengimajinasikan
akti4itas seksual )ang bertujuan untuk menimbulkan perasaan erotisme.
Pegangan Tangan : +kti4itas ini tidak terlalu menimbulkan rangsangan
seksual )ang kuat namun biasan)a mun*ul keinginan untuk men*oba
akti4itas )ang lain.
=ium 3ering : :erupa sentuhan pipi dengan pipi atau pipi dengan bibir.
=ium :asah : :erupa sentuhan bibir ke bibir
eraba : erupakan kegiatan bagian&bagian sensiti! rangsang seksual,
seperti leher, breast, paha, alat kelamin dan lain&lain.
9
hanisusanti@yahoo.com
:erpelukan : +kti4itas ini menimbulkan perasaan tenang, aman, n)aman
disertai rangsangan seksual /terutama bila mengenai daerah
aerogenKsensiti!0
asturbasi /wanita0 atau .nani /laki&laki0 : perilaku merangsang organ
kelamin untuk mendapatkan kepuasan seksual.
.ral Seks : merupakan akti4itas seksual dengan *ara memasukkan alat
kelamin ke dalam mulut lawan jenis.
Petting : merupakan seluruh akti4itas non inter*ourse /hingga
menempelkan alat kelamin0.
Anter*ourse /senggama0 : merupakan akti4itas seksual dengan
memasukan alat kelamin laki&laki ke dalam alat kelamin wanita.
E. $e!kem,an#an Seksual
=rain /20020 men)atakan bahwa Freud dalam teori ps)*hosexualn)a
membagi perkembangan seksual seseorang dalam beberapa tahap, )aitu:
asa pranatal dan ba)i
a. .ral stage /0&1 tahun0
8angsangan seksual pada masa ini terletak pada mulutn)a. 3egiatan
menghisap puting pa)udara ibun)a atau menghisap jempoln)a merupakan
kesenangan bagi seorang ba)i.
b. +nal stage /1&" tahun0
Pusat rangsangan pada masa ini terletak pada anusn)a. <imana anak
merasakan kesenangan ketika melakukan buang air besar karena telah
mampu mengontrol otot sphin*ter&n)a. ereka kadang&kadang men*oba
memasukan kembali atau menahan !esesn)a dengan *ara menambah tekanan
pada rektum. ereka juga sering tertarik dengan !eses )ang telah
dikeluarkan dengan menjadikann)a sebagai alat mainan.
Masa kanak/kanak
*. Phalli* or .ediphal stage /"&$ tahun0
+nak laki&laki
10
hanisusanti@yahoo.com
<imulai dengan adan)a ketertarikan terhadap penisn)a. -al ini
disebabkan penis merupakan organ )ang mudah dirangsang, mudah
berubah, dan ka)a akan rangsangan. ereka ingin membandingkan
penisn)a dengan laki&laki lain atau dengan binatang, sehingga ia senang
memperlihatkan penisn)a.
<ia mungkin juga men*ium ibun)a se*ara agresi4, ingin tidur malam
bersama ibun)a atau memba)angkan ia menikahin)a. +kan tetapi ia belum
memba)angkan untuk melakukan senggama sehingga merasa bingung apa
)ang akan dilakukan bersama ibun)a.
+nak perempuan
Pada !ase ini ia merasa ke*ewa dan marah besar dengan ibun)a
karena tidak memmpun)uai penis. Aa menganggap ibun)a melahirkan
kedunia dengan keadaan kurang lengkap Aa juga memiliki kedekatan )ang
lebih terhadap a)ahn)a. -al ini mungkin disebabkan a)ahn)a mulai
mengagumi ke*antikann)a, memanggiln)a Llittle prin*essJ serta senang
bermain&main dengann)a.
d. 7aten*) stage /$&11 tahun0
Pada !ase ini, sebagian besar !antasi seksual tersembun)i di alam bawah
sadar mereka.
asa pubertas
e. Pubert) /Ienital Stage0
Pada anak laki&laki dimulai umur 1" tahun sedangkan anak perempuan
dimulai pada usia 11 tahun. Pada saat ini anak ingin melepaskan dirin)a dari
orang tua.
:agi anak laki&laki masa ini adalah saat melepaskan pertalian dengan
ibun)a untuk mendapatkan wanita lain sebagai penggantin)a. <ia juga harus
mengakhiri ri4alitas dengan a)ahn)a dan membebaskan diri dari dominasi
a)ahn)a.
:agi anak perempuan mempun)ai tugas )ang sama, ia harus berpisah
dari orang tuan)a dan menentukan jalan hidupn)a sendiri.
asa dewasa
11
hanisusanti@yahoo.com
!. +doles*en*e
Pada saat ini seseorang mulai merasakan *inta dan kasih sa)ing satu
sama lain. +doles*en*e mempun)ai perhatian )ang lebih mengenai siapa mereka,
bagaimana mereka di mata orang lain, dan akan menjadi apakah mereka. ereka
mulai merasakan ketertarikan se*ara seksual antara satu dengan )ang lain,
sampai dengan jatuh *inta.
Sedangkan dalam buku Fundamental o! 9ursing /Potter ; Perr). 20050,
dijelaskan perkembangan seksual meliputi:
1. asa :a)i /0&1 Tahun0
:a)i perempuan dan laki&laki memiliki kapasitas untuk kesenangan dan
respon seksual, dimana ba)i laki&laki berespon terhadap stimulasi dengan
ereksi sedangkan perempuan dengan lubrikasi 4agina.
:a)i laki&laki mengalami ereksi nokturnal spontan tanpa stimulasi
Perilaku dan respon itu TA<+3 berhubungan dengan kontak
PSA3.7.IA B8.TA3 seperti pada masa pubertas.
.rang tua seharusn)a memahami dan menerima perilaku eksplorasi
ba)i sebagai langkah perkembangan identitas diri )ang positi! dengan
*ara:
2 emberikan stimulasi taktil lainn)a melalui men)usui, memeluk, dan
men)entuh atau membuain)a.2
2. asa ?sia :ermain dan Prasekolah /1& 5K$ Tahun0
Pada masa ini anak mulai menguatkan rasa identitas jender dan
membedakan perilaku sesua dengan jender )ang dide!inisikan se*ara
sosial.
Proses pembelajaran terjadi melalui:
o Anteraksi anak dengan orang dewasa
o :oneka )ang diberikan
o Pakaian )ang dikenakan
o Permainan )ang dilakukan
o 8espon )ang dihargai
12
hanisusanti@yahoo.com
+nak mulai meniru tindakan orang tua )ang berjenis kelamin sama,
mempertahankan dan memodi!ikasi perilaku )ang didasarkan umpan balik
orang tua.
Bkspolorasi seksual meliputi
o engelus diri sendiri
o anipulasi genital
o emeluk boneka,hewan peliharaan, atau orang sekitarn)a
o Per*obaan sensual lainn)a.
+nak sudah bisa diajarkan perbedaan perilaku )ang
bersi!at pribadi atau publik.
Pertan)aan darimana ba)i berasal )ang diamati harus
dijelaskan dengan terbuka, jujur dan sederhana.
". asa ?sia Sekolah / $ M 10 tahun0
Pada masa ini edukasi dan penekanan tentang seksualitas bisa datang
dari orang tua atau gurun)a disekolah, tapi )ang paling signi!ikan berasal
dari teman seba)an)a.
+nak juga akan terus mengajukan pertan)aan tentang seks dan
menunjukan kemandirian mereka dengan menguji perilaku )ang sesuai,
misaln)a menggunakan kata&kata kotor atau men*eritakan gu)onan )ang
berkonotasi seksual sambil mengamati reaksi orang dewasa
+nak&anak mulai mempun)ai keinginan dan kebutuhan pri4asi.
Pada usia 10 tahun, ban)ak anak gadis dan sebagian sudah mulai
mengalami perubahan pubertas, terjadi perubahan pada tubuh mereka.
<engan demikian mereka membutuhkan in!ormasi )ang akurat dari rumah
maupun sekolah mengenai perubahan tubuh )ang dialami. 3arena jika tidak
mungkin anak akan ketakutan dengan menstruasi atau emisi nokturnal )ang
dianggapn)a sebagai suau pen)akit )ang menakutkan.
Pada usia sekolah dini, anak harus diberikan in!ormasi untuk berhati&
hati terhadap potensi adan)a pengania)aan seksual. :eberapa hal )ang
dapat dilakukan untuk men0e#ah pele0ehan seksual terhadap anaka
antara lain:
13
hanisusanti@yahoo.com
+jarkan kepada anak mengenai perbedaan antara sentuhan )ang
baik dengan sentuhan )ang buruk dari orang dewasa.
:eritahu anak mengenai bagian tubuh tertentu )ang tak boleh
disentuh oleh orang dewasa ke*uali saat mandi atau pemeriksaan
!isik oleh dokter.
+jarkan kepada anak untuk mengatakan JtidakJ jika merasa tidak
n)aman dengan perlakuan orang dewasa dan men*eritakan
kejadian itu kepada orang dewasa )ang meraka per*a)a.
+jarkan bahwa orang dewasa tidak selalu JbenarJ, dan semua orang
mempun)ai kontrol terhadap tubuh mereka, sehingga ia dapat
memutuskan siapa )ang boleh atau tidak boleh untuk memelukn)a.
1ika te!2a"i pele0ehan seksual pada anak, beberapa hal
)ang perlu diperhatikan:
=iptakan kondisi sehingga anak merasa leluasa dalam
men*eritakan tentang bagian tubuhn)a dan menggambarkan
kejadian dengan akurat.
Eakinkan anak bahwa orang dewasa )ang
melakukann)a adalah salah, sedangkan anakn)a sendiri adalah
benar.
.rang tua harus bisa mengkontrol ekspresi emosional
didepan anak.
#. Pubertas dan asa 8emaja
a. Perubahan !sik
10 Perempuan
<itandai dengan perkembangan
pa)udara, bisa dimulai paling muda umur ' tahun sampai akhir usia
10 tahun.
eningkatn)a kadar estrogen
mempengaruhi genitalia, antara lain: uterus membesarH 4agina
memanjangH mulai tumbuhn)a rambut pubis dan aksilaH dan
lubrikasi 4agina baik spontan maupun akibat rangsangan.
14
hanisusanti@yahoo.com
enarke sangat ber4ariasi, dapat
terjadi pada usia ' tahun dan tidak sampai usia 1$ tahun. Siklus
menstruasi pada awaln)a tidak teratur dan a4ulasi mungkin tidak
terjadi saat menstruasi pertama.
20 7aki&laki
eningkatn)a kadar testosteron ditandai dengan peningkatan
ukuran penis, testis, prostat, dan 4esikula seminalisH tumbuhn)a
rambut pubis, wajah
,alaupun mengalami orgasme, tetapi mereka tidak akan
mengalami ejakulasi, sebelum organ seksn)a matur )aitu sekitar
usia 12 M 1# tahun.
Bjakulasi terjadi pertama kali mungkin saat tidur /emisi
nokturnal0, dan sering diinterpretasikan sebagai mimpi basah dan
bagi sebagian anak hal tersebut merupakan sesuatu )ang sangat
memalukan.
.leh karena itu anak laki&laki harus mengetahui bahwa meski
ejakulasi pertama tidak menghasilkan sperma, akan tetapi mereka
akan segera menjadi subur.
b. Perubahan psikologisKemosi
Periode ini ditandai oleh mulain)a tanggungjawab dan asimilasi
pengharapan mas)arakat
8emaja dihadapkan pada pengambilam sebuah keputusan seksual,
dengan demikian mereka membutuhkan in!ormasi )ang akurat tentang
perubahan tubuh, hubungan dan akti4itas seksual, dan pen)akit )ang
ditularkan melalui akti4itas seksual.
Eang perlu diperhatikan terkadang pengetahuan )ang diadapatkan
tidak diintegrasikan dengan ga)a hidupn)a, hal ini men)ebabkan
mereka per*a)a kalau pen)akit kelamin maupun kehmilan tidak akan
terjadi padan)a sehingga ia *enderung melakukan akti4itas seks
tanpa kehati&hatian.
15
hanisusanti@yahoo.com
asa ini juga merupakan usia dalam mengidenti!ikasi orientasi
seksual, ban)ak dari mereka )ang mengalami setidakn)a satu
pengalaman homoseksual. 8emaja mungkin takut jika pengalaman itu
merupakan gambaran seksualitas total mereka, walaupun sebenarn)a
anggapan ini tidak benar karena ban)ak indi4idu terus berorientasi
heteroseksual se*ara ketat setelah pengalaman demikian.
8emaja )ang kemudian mengenali pre!erensi mereka sebagai
homoseksual )ang jelas akan merasa dan kebingungan sehingga
membutuhkan ban)ak dukungan dari berbagai sumber /:imbingan
3onselor, penasihet spiritual, keluarga, maupun pro!esional kesehatan
mental0.
-ubungan dengan perawatan kesehatan:
Pada masa ini remaja mungkin pertama kali men*ari perawatan
kesehatan tanpa didampingi orangtua. +gar inter4ensi pada kelompok
usia ini bisa e!ekti! harus diperhatikan beberapa hal antara lain:
- =iptakan lingkungan )ang
menunjukan kasih sa)ang, saling per*a)a, serta kesediaan untuk
mendengar
- 3lari!ikasi dan hormati
masalah )ang bersi!at rahasia
- Perawat kesehatan
reprodukti! hendakn)a memiliki pengetahuan )ang mendalam
mengenai perkembangan remaja.
5. asa <ewasa
Pada masa ini telah
men*apai maturasi akan tetapi terus mengeksplorasi untuk menemukan
maturasi emosional dalam hubungan.
Sambil
mengembangkan hubungan )ang intim, semua orang dewasa )ang se*ara
seksual akti! harus belajar teknik stimulasi dan respon seksual )ang
16
hanisusanti@yahoo.com
memuaskan bagi pasangann)a. engapa 5 karena pengenalan se*ara
mutual tentang keinginan dan pre!erensi serta negosiasi praktek seksual
men*etuskan ekspresi seksual )ang positi!.
Teknik stimulasi
hendakn)a memperhatikan agama, nilai dan sikap keluarga tentang
seksualitas karena kalau tidak menimbulkan e!ek emosional residual
seperti rasa bersalah, *emas, atau perasaan berdosa.
Pada akhir masa
dewasa diperlukan pembaruan kembali keintiman diantara pasangan.,
namun demikian jika salah satu atau keduan)a mengalami an*aman
gambaran diri karena tubuh )ang menua, dan mungkin men*oba
menemukan JkemudaanJn)a dengan melakukan hubungan seksual dengan
pasangan )ang jauh lebih muda.
?ntuk me*egah hal
tersebut, jika diinginkan pasangan dapat dibantu untuk menemukan hal
atau kegairahan baru dalam hubungan mereka, baik dengan posisi, teknik
seksual, maupun !antasi.
$. asa 7anjut ?sia
Seksualitas pada masa ini beralih dari penekanan prokreasi menjadi
lebih kerah pertemanan , kedekatan !isik, komunikasi intim, dan
hubungan !isik men*ari kesenangan. ,alaupun demikian mereka juga bisa
tetap akti!.melakukan akti4itas seks jika memang menginginkan.
Perubahan !isik )ang dialami men)ebabkan perubahan perilaku
seksual, sehingga perlu dijelaskan perubahan )ang terjadi bersama
dengan proses penuaan.
<emikian pula lansi dengan kekuatiran masalah kesehatan )ang
mengganggu akti4itas seksual, dianjurkan untuk men)esuaikan tindakan
seksual dengan kondisin)a tersebut.
F. )esp&n Seksual
enurut asters dan @ohnson /1($$0 siklus respon seksual terdiri dari
!ase ex*itement, plateu, orgasmus, dan, resolusi. Pada dasarn)a !ase&!ase
17
hanisusanti@yahoo.com
tersebut diakibatkan oleh 4asokonstriksi dan miotania, )ang merupakan
respons !isiologis dasar dari rangsangan seksual.
Perbandingan siklus respon pada wanita dan pria dapat dilihat pada tabel
berikut ini
3ANITA $)IA
I. E4I.ETEMENT : peningkatan bertahap dalam rangsangan seksual
7ubrikasi 4aginal: dinding
4aginal berkeringat
Bkspansi 2K" bagian dalam
lorong 4agina.
Peningkatan sensiti4itas dan
pembesaran klitoris serta labia
Breksi puting dan
peningkatan ukuran pa)udara
Breksi penis
Penebalan dan ele4asi skrotum
Ble4asi dan perbesaran moderat
testis
Breksi puting dan tumes*en*e
/pembengkakan0
II. $LATEU : penguatan respons !ase Bxitement
8etraksi klitoris di bawah
topi klitoral
Pembentukan plat!orm
orgasmus: pembengkakan 1K" luar
4agina dan labisa minora
Ble4asi ser4iks dan uterus:
e!ek LtentingJ
Perubahan warna kulit )ang
tampak hidup pada labia minora:
13ulit Seks2
Pembesaran areola dan
pa)udara
Peningkatan tegangan otot
dan perna!asan
Peningkatan !rekuensi den)ut
jantung, tekanan darah, dan
!rekuensi perna!asan
Peningkatan ukuran glans /ujung0
penis
Peningkatan intensitas warna
glans
Ble4asi dan peningkatan 50>
ukuran testis.
Bmisi mukoid kelenjar *owper,
kemungkinan oleh sperma
Peningkatan tegangan otot dan
perna!asan
Peningkatan !rekuensi den)ut
jantung, tekanan darah, dan
!rekuensi perna!asan
III. O)5ASME: pen)aluran kumpulan darah dan tegangan otot
3ontraksi in4olunter
plat!orm orgasmik, uterus, rektal
dan spingter uretral, dan
kelompok otot lain
-iper4entilasi dan
peningkatan !rekuensi jantung
emun*akn)a !rekuensi
jantung, tekanan darah, dan
!rekuensi perna!asan
Penutupan s!ingter urinarius
internal
Sensasi ejakulasi )ang tidak
tertahankan
3ontraksi duktus de!erens
4esikel seminalis prostat dan duktud
ejakulatorius
8elaksasi s!ingter kandung
kemih eksternal
emun*akn)a !rekuensi jantung,
tekanan darah, dan !rekuensi
18
hanisusanti@yahoo.com
perna!asan
Bjakulasi
I-. )ESOLUSI: !isiologis dan psikologis kembali kedalam keadaan tidak
terangsang.
8elaksasi bertahap dinding
4agina
Perubahan warna )ang *epat
pada labia minora
:erkeringat
Se*ara bertahap !rekuensi
jantung, tekanan darah, dan
!rekuensi perna!asan kembali
normal
,anita mampu kembali
mengalami orgasme karena tidak
mengalami periode re!raktori
seperti )ang terjadi pada pria.
3ehilangan ereksi penis
Periode re!raktori ketika
dilanjutkan stimulasi menjadi tidak
enak
8eaksi berkeringat
Penurunan testis
Se*ara bertahap !rekuensi
jantung, tekanan darah, dan
!rekuensi perna!asan kembali normal
5. Fakt&!/6akt&! 7an# Mempen#a!uhi Seksualitas "an $e!ilaku Seksual
Faktor&!aktor )ang mempengaruhi seksualitas antara lain:
1. Faktor Fisik
3lien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan !isik,
karena bagamanapun akti4itas seks bisa menimbulkan n)eri dan
ketidakn)amanan. 3ondisi !isik dapat berupa pen)akit ringanKberat,
keletihan, medikasi maupun *itra tubuh. .it!a tu,uh yan# ,u!uk, terutama
disertai penolakan atau pembedahan )ang mengubah bentuk tubuh
men)ebabkan seseorang kehilangan gairah.
2. Faktor -ubungan
asalah dalam berhubungan /kemesraan, kedekatan0 dapat mempengaruhi
hubungan seseorang untuk melakukan akti4itas seksual.
-al ini sebenarn)a tergantung dari bagimana kemampuan mereka dalam
berkompromi dan bernegosiasi mengenai perilaku seksual )ang dapat diterima
dan men)enangkan
". Faktor Ia)a -idup
19
hanisusanti@yahoo.com
Ia)a hidup disini meliputi pen)alahgunaan alkohol dalam akti4itas seks,
ketersediaan waktu untuk men*urahkan perasaan dalam berhubungan, dan
penentuan waktu )ang tepat untuk akti4itas seks.
Penggunaan alkohol dapat men)ebabkan rasa sejahtera atau gairah palsu
dalam tahap awal seks dengan e!ek negati! )ang jauh lebih besar dibanding
perasaan e!oria palsu tersebut.
Sebagian klien mungkin tidak mengetahui bagaiman mengatur waktu antara
bekerja dengan akti4itas seksual, sehingga pasangan )ang sudah merasa lelah
bekerja merasa kalau akti4itas seks merupakan beban bagin)a.
#. Faktor -arga <iri
@ika harga&diri seksual tidak dipelihara dengan mengembangkan perasaan
)ang kuat tentang seksual&diri dan dengan mempelajari ketrampilan seksual,
akti4itas seksual mungkin men)ebabkan perasaan negati! atau tekanan
perasaan seksual.
-arga diri seksual dapat terganggu oleh beberapa hal antara lain: perkosaan,
inses, pengania)aan !isikKemosi, ketidakadekuatan pendidikan seks,
pengaharapan pribadi atau kultural )ang tidak realistik.
Sedangkan !aktor&!aktor )ang mempengaruhi perilaku seksual, menurut
Purnawan /200#0 )ang dikutip dari berbagai sumber antara lain:
a. Faktor Anternal
10 Tingkat perkembangan seksual
/!isikKpsikologis0
Perbedaan kematangan seksual akan menghasilkan perilaku seksual
)ang berbeda pula. isaln)a anak )ang berusia #&$ tahun berbeda
dengan anak 1" tahun.
20 Pengetahuan mengenai
kesehatan reproduksi
+nak )ang memiliki pemahaman se*ara benar dan proporsional tentang
kesehatan reproduksi *enderung memahami resiko perilaku serta
alternati! *ara )ang dapat digunakan untuk men)alurkan dorongan
seksualn)a
20
hanisusanti@yahoo.com
"0 oti4asi
Perilaku manusia pada dasarn)a berorientasi pada tujuan atau
termoti4asi untuk memperoleh tujuan tertentu. -erse) ; :lan*hard
*it 8usmiati /20010 perilaku seksual seseorang memiliki tujuan untuk
memperoleh kesenangan, mendapatkan perasaan aman dan
perlindungan, atau untuk memperoleh uang /pada gigoloK,TS0
b. Faktor Bksternal
10 3eluarga
enurut ,ah)udi /20000 kurangn)a komunikasi se*ara terbuka antara
orang tua dengan remaja dapat memperkuat mun*uln)a perilaku )ang
men)impang
20 Pergaulan
enurut -urlo*k perilaku seksual sangat dipengaruhi oleh lingkungan
pergaulann)a, terutama pada masa pubertasKremaja dimana pengaruh
teman seba)a lebih besar dibandingkan orangtuan)a atau anggota
keluarga lain.
"0 edia massa
Penelitian )ang dilakukan * =arthi et al /1(%50, menunjukan bahwa
!rekuensi menonton !ilm kekerasan )ang disertai adegan&adegan
merangsang berkolerasi positi! dengan indikator agresi seperti kon!lik
dengan orang tua, berkelahi , dan perilaku lain sebagi mani!estasi dari
dorongan seksual )ang dirasakann)a.
-. Pen)impangan seksual pada orang dewasa
:eberapa bentuk pen)impangan seksual atau de4iasi seksual )ang dapat dijumpai
dimas)arakat antara lain :
1. $e"&philia
Seorang dewasa )ang mendapat kepuasan sex dari hubungan dengan anak M
anak
2. E'hi,iti&nisme
21
hanisusanti@yahoo.com
Seseorang )ang mendapat kepuasan sex dengan memperlihatkan
genitalian)a pada orang lain, )ang tidak ingin melihatn)a
Pria N wanita
". Fetitisme
3epuasan seksual di*apai dgn menggunakan benda seks seperti sepatu
tinggi, pakaian dalam, sto*king, atau lainn)a. <is!ungsi ini dpt disebabkan
antara lain krn eksperimen seksual )ang normal dan bedah pergantian
kelamin
#. T!ansestisme
endapatkan kepuasan sex dengan memakai pakaian dari sex )ang
berlawanan
<imulai pada waktu anak M anak
3etidakpuasan orang tua dengan jenis kelamin anak
5. T!anseksualisme
:entuk pen)impangan seksual ditandai dgn perasaan tidak senang thp alat
kelaminn)a, adan)a keinginan untuk berganti kelamin
$. -&ye!isme8sk&p&6ilia
endapat kepuasan sex dengan melihat orang telanjang /$eppin# T&m9
%. Mas&kisme
3ebalikan dari sadisme : Seseorang )ang mendapat kepuasan sex dengan
siksaan !isik K mental
'. Sa"isme
endapat kepuasan sex dengan men)iksa partnern)a se*ara !isik K
psikologis.krn perkosaan atau pendidikan )ang salah
(. h&m&seksual "an les,ianisme
Tertarik pada sex )ang sama atau melakukan hubungan sex dengan )ang
sejenis
7aki M laki : Ia)
,anita : 7esbian
10. :&&6ilia
22
hanisusanti@yahoo.com
3epuasan seksual di*apai dgn menggunakan abjek binatang
11. S&"&mi
3epuasan seksual di*apai dgn hubungan melalui anus
12. Nek!&pilia
3epuasan seksual di*apai dgn menggunakan objek ma)at
1". K&p!&6ilia
3epuasan seksual di*apai dgn menggunakan objek !eses
1#. U!&la#nia
3epuasan seksual di*apai dgn menggunakan objek urine )ang diminum
15. O!al Seks8kunilin#us
3epuasan seksual di*apai dgn menggunakan mulut pada alat kelamin wanita
1$. 6elaksi&
3epuasan seksual di*apai dgn menggunakan mulut pada alat kelamin laki2
1%. F!&te!isme8F!iksi&nisme
kepuasan seksual di*apai dgn *ara menggosokkan penis pada pantat wanita
atau badan )ang berpakaian di tempat )g penuh sesak manusia
1'. 5&!&nt&
3epuasan seksual di*apai melalui hubungan dgn lansia
Pertimbangan ekonomis
+ parent subtitute
1(. F!&tta#e
endapat kepuasan sex dengan meraba orang )ang disenangi, biasan)a
tanpa diketahui oleh korbann)a
20.$&!n&#!a6i
Tulisan atau gambar )ang khusus dibuat untuk memberi rangsangan seksual
21. In0est
-ubungan sex antara 2 orang didalam atau diluar perkawinan )ang
merupakan hubungan keluarga dekat, )ang se*ara legal tidak diinginkan
melakukan pernikahan
1. Father M Sister
2. :rother & Sister
23
hanisusanti@yahoo.com
". other & Son
%entuk a,n&!malitas seksual aki,at "&!&n#an seksual a,n&!mal
(. $!&stitusi
:entuk pen)impangan seksual dgn pola dorongan seks )g tdk wajar dan tdk
terintegrasi dlm kepribadian, shg relasi seks bersi!at impersonal, tanpa
adan)a a!eksi dan emosi )g berlangsung *epat, dan tanpa adan)a orgasme
pd wanita. Pada laki2, prostitusi disebabkan krn keinginan men*ari 4ariasi
dlm seks, iseng, dan ingin men)alurkan kebutuhan seksual. Pada wanita,
kejadian ini dpt disebabkan oleh !a*tor ekonomis, adan)a disorganisasi
kehidupan keluarga, dan adan)a na!su seks )g abnormal
*. $e!:inahan
:entuk relasi seksual antara laki2 dan wanita )g bukan suami atau istri.
PerOinahan pada wanita baru mengarah ke hubungan seksual dgn laki2 lain
setelah adan)a relasi emosionalKa!eksional )g sgt kuat. Pada pria,
perOinahan biasan)a disebabkan oleh rasa iseng atau dorongan untuk
memuaskan seks se*ara sesaat
+. F!i#i"itas
erupakan ketidakmampuan wanita mengalami hasrat seksual atau orgasme
slm senggama. Frigiditas ditandai dgn berkurangn)a atau ketidaktertarikan
sama sekali pd hubungan seksual atau tdk mampu mengha)ati orgasme dlm
koitus /hubungan intim0. :eberapa !a*tor )g men)ebabkan !rigiditas adalah
kelainan dlm rahim atau 4agina, adan)a hubungan )g tdk baik dgn suami, rasa
*emas, bersalah, atau takut
;. Imp&tensi
3etidakmampuan pria untuk melakukan relasi seks atau senggama atau
ketidakmampuan pria dalam men*apai atau mempertahankan ereksi.
Iangguan ini ban)ak disebabkan oleh !a*tor psikologis, seperti ke*emasan
atau ketakutan, pengalaman buruk masa lalu, dan persepsi seks )g salah
<. E2akulasi $!ematu!
24
hanisusanti@yahoo.com
rp kondisi dimana terjadin)a pembuangan sperma )g terlalu dini sblm
Oakar melakukan penetrasi dalam liang senggama atau berlangsung ejakulasi
beberapa detik sesudah penetrasi.disebabkan kurang P< dan kegagalan hub
suami istri
=. -a#inismus
Peristiwa )ang ditandai dengan kejang )g berupa penegangan atau
pengerasan )g sangat men)akitkan pada 4agina atau kontraksi )g sangat
kuat shg penis terjepit dan tidak bias keluar. -al ini dpt disebabkan oleh
kelainan organis dan psikologis /ketakutan0
>. Dispa!eunia
3eadaan )ang ditandai dgn timbuln)a kesulitan dalam melakukan senggama
atau perasaan sakit pada saat koitus. 3ejadian ini dpt tjd pd saat sperma
keluar, karena kurangn)a *airan 4agina, dll
?. An&!#asme
3ondisi kegagalan dlm men*apai klimaks slm bersenggama, biasan)a bersi!at
psikis, ditandai dgn pengeluaran sperma tanpa mengalami pun*ak kepuasan.
-al ini dapat disebabkan oleh !a*tor psikis atau adan)a !a*tor organi*
seperti ketidakmampuan penetrasi untuk memberi rangsangan atau 4agina
)g longgar
@. kesuka!an k&itus pe!tama
3eadaan dimana terjadi kesulitan dalam melakukan koitus pertama dpt
disebabkan oleh kurangn)a pengetahuan diantara pasangan, adan)a
ketakutan atau rasa *emas dlm berhubungan seks, dll
Dia#n&sin#
+nxiet) r.t !ear o! pregnan*), loss o! sexual !un*tioning
+lteration in *om!ort /pain0 r.t sexual position, penile penetration, la*k o!
4aginal lubri*ation
Ane!e*ti4e indi4idual *oping r.t e!!e*ts o! bod) image on sexual expresion
Fear r.t pain during sexual inter*ourse, histor) o! sexual abuse
Perubhan dis!ungsi seksual dan pola seksual bKd stress
25
hanisusanti@yahoo.com
)e6e!ensi
1. =rain, ,. 1((2Theorist o! <e4elopment =on*ept and +ppli*ations. "th ed.
9ew Eork: Bngle ,ood =li!!s
2. Potter ; Perr). 2005 .:uku +jar Fundamental 3eperawatan: 3onsep, Proses,
dan Praktek. +lih :ahasa, Easmin +sih. Bd. #. @akrta: BI=
3. Purnawan, A. 200#. Faktor&Faktor Eang empengaruhi Perilaku Seksual
Pada +nak @alanan di Stasiun 3ereta +pi 7empu)angan @ogjakarta. Program
Studi Almu 3eperawatan, Fakultas 3edokteran ?I.
4. inangsari,2005, erespons +nak )ang engalami Pele*ehan SeksualP,
down load !rom: kompas online, ( Februari 200%.
5. ,ah)udi,3.2000.3esehatan 8eproduksi 8emaja. 7ab Almu 3edokteran @iwa
F3 ?I @ogjakarta.
26

Anda mungkin juga menyukai