)
(
)
Tabel 4.2 Nilai parameter kalibrasi Xp dan Yp pada Australis dan Photomodeller
Australis Photomodeller
Xp 0.02124 mm 11.82124
Yp 0.1957 mm 8.0957
5. Hasil
a. Manual
Tabel 5.1 Hasil Ukuran Metode Manual Lengkung Gigi
Segmen Ukuran (mm)
S1 22.5
S2 16
S3 14
S4 14
S5 16
S6 18
Total 101.5
Tabel 5.2 Hasil Ukuran Metode Manual Lengkung Rahang
Ukuran (mm)
Lengkung rahang 100
Pada pengukuran dengan metode manual ini, bisa dilihat bahwa hasil Lengkung
gigi dan Lengkung rahang yang didapatkan memiliki selisih 1,5 mm. Angka 1,5 mm ini
belum merupakan submilimeter. Kesalahan bisa terjadi pada saat pengukuran bukaan
jangka atau pada saat pengukuran segmen gigi dengan menggunakan jangka. Hal yang
sangat diperlukan dalam pengukuran ini adalah kekonsistenan posisi pengukuran.
b. 2D foto
Tabel 5.3 Hasil Ukuran 2D Foto Lengkung Gigi
Segmen Ukuran (mm)
S1 22.44
S2 15
S3 14.8
S4 14.78
S5 15.90
S6 18.86
Total 101.5
Tabel 5.4 Hasil Ukuran 2D Foto Lengkung Rahang
Ukuran (mm)
Lengkung rahang 101.06
Selisih antara Lengkung gigi dan Lengkung rahang pada metode pengukuran
pada 2D foto ini adalah 0.72 mm. Ukuran ini sudah termasuk submilimeter dan sudah
sangat teliti. Hal ini bisa disebabkan karena pada waktu pengecekan jarak di perangkat
lunak dan di Dental Cast tidak menunjukkan perbedaan yang besar dan bisa diterima
untuk diproses lebih lanjut
c. 3D model
Gambar 5.1 Pemodelan 3D Dental Cast
Gambar 5.2 Hasil Export ke RapidForm
Tabel 5.5 Hasil Pengukuran 3D Model Lengkung gigi
Segmen Ukuran (mm)
S1 21.824
S2 14.773
S3 9.456
S4 10.577
S5 15.626
S6 17.523
Total 89.78
Tabel 5.6 Hasil Pengukuran 3D Model Lengkung rahang
Ukuran (mm)
Lengkung rahang 106.987
Perbedaan antara hasil ukuran Lengkung gigi dan Lengkung rahang yang didapat
memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Terdapat perbedaan 17.207 mm antara dua
hasil ukuran ini.
Pada tabel ini, akurasi diperoleh dengan perbandingan RMS presisi dengan jarak
terjauh yang diukur pada model. Untuk kasus ini, jarak antara ujung kiri bawah coded target
ke ujung kana atas coded target adalah 12.236 cm. Pada hasil tabel menunjukkan bahwa tidak
terjadi perbedaan yang cukup signifikan antara ketiga sumbu X, Y dan Z. Hal ini disebabkan
karena pada saat pengambilan foto objek Dental Cast, sudut pemotretan berubah-ubah dan
orientasi letak sumbu X, Y dan Z juga menjadi bervariasi. Hal ini menyebabkan persebaran
ketelitian masing-masing sumbu merata.
5.7 Tabel Presisi Dan Akurasi
RMS Presisi (mm) Akurasi
X 0.025 1 : 4966.47
Y 0.033 1 : 3606.47
Z 0.035 1 : 4978.13
Dari tiga metode yang digunakan diatas, yang menunjukkan perbedaan yang tidak
signifikan adalah metode 2D foto. Hal ini mendasari kegiatan selanjutnya dalam pengukuran
kembali lengkung gigi dan rahang untuk Dental Cast kondisi sebelum mendapatkan
treatment. Metode 2D dinilai paling efektif dimana tidak memerlukan waktu yang lama dan
dapat menghasilkan ketelitian yang baik.
Tabel 5.8 Selisih lengkung gigi dan rahang
Lengkung Gigi Lengkung Rahang Selisih
Manual 101.5 mm 100 mm 1.5 mm
2D Foto 101.78 mm 101.06 mm 0.72 mm
3D Model 89.78 mm 54.07 mm 17.207 mm
Sumber Referensi
Sheryandani,Anggita.2011. Studi Pemanfaatan Fotogrametri Rentang Dekat Dalam Bidang
Kedokteran Gigi (Studi Kasus: Perkembangan Gigi Dan Rahang).Tugas Akhir
Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika,Fakultas Ilmu dan Teknologi
Kebumian.ITB.Bandung