Pada pasien tertentu yang memiliki kepentingan biasanya membutuhkan adanya penggantian gigi tiruan segera setelah pencabutan. Hal ini berarti pada pasien tidak melewati fase edentulous atau tidak adanya gigi. Pembuatan gigi tiruan ini sebaiknya menggunakan gigi tiruan lepasan yang tentunya membutuhkan kontrol lebih pada pasien daripada yang GTSL tidak segera (non-immediately). Pencetakan pada paien bisa dilakukan sebelum dilakukan pencabutan dan melakukan desain pada mmodel kerja yang telah di kikir pada regio gigi yang akan dicabut. Gigi tiruan ini diindikasikan untuk sebagian lepasan.
2. Membutuhkan estetik yang baik Ketika hilangnya gigi pada bagian anterior memang dibutuhkan adanya estetik, walaupun tidak menutup kemungkinan pada gigi poterior juga demikian. Pembuatan gigi tiruan ada dua, cekat atau fixed dan tidak cekat. Biasanya pada gigi tiruan cekat misalkan, gigi tiruan jembatan yang membutuhkan adanya preparasi pada gigi yang dijadikan penyangga untuk gigi yang hilang. Pasien biasanya cenderung menolak karena merasa giginya akan dirusak. Pembuatan gigi tiruan lepasan yang tidak mengganggu gigi lainnya biasanya diindikasikan pada kasus ini. Anasir gigi tiruan bahan akrilik misalnya dapat sesuai dengan warna gigi tertentu yang sesuai dengan gigi asli pada pasien.
3. Tidak adanya gigi penyangga pada posterior atau free end saddle Hilangnya gigi posterior atau free end saddle menjadikan desain sebagian lepasan menjadi pilihan baik untuk pembuatan gigi tiruan. Pada kasus ini pembuatan gigi tiruan cekat sulit dikarenakan tidak adanya gigi penyangga pada bagian posterior.
4. Keinginan pasien Pembuatan gigi tiruan oleh seorang dokter harus memberikan pilihan kepada pasien mengenai pemilihan bahan, harga dan desain. Biasanya ada kriteria tertentu yang diinginkan pasien untuk memilih gigi tiruan sebagian lepasan. Keinginan ini dapat bergantung dari segi sosial-ekonomi pasien seperti murah atau mahalnya pembuatan gig tiruan serta estetik yang nantinya dihubungkan pada kegiatan sosialisasi pasien di masyarakat.
KONTRAINDIKASI 1. Penderita yang non kooperatif Penderita non kooperatif biasanya akan memberikan prognosis buruk pada perawatan sehingga masuk kontraindikasi. Penderita jenis ini cenderung tidak mendukung setiap perawatan yang diberikan bahkan tidak percaya kepada dokter.
2. Penderita penyakit sistemik Penyakit sistemik seperti diabetes melitus menjadi kontraindikasi ketika penyakit tersebut tidak terkontrol. Hal ini memerlukan konsultasi dokter lain yang menangani DM pasien. Adanya kontraindikasi ini menjadi tidak mutlak setelah penyakit terkontrol. Selain itu pada penyakit epilepsi, adanya serangan yang tidak bisa diprediksi menjadi kontraindikasi pemakaian gigi tiruan lepasan. Keadaan pasien ketika kejang dapat menjadikan gigi tiruan itu terlepas dan dapat tertelan. Sebaiknya pada pasien jenis ini dapat diindikasikan pembuatan gigi tiruan cekat.
3. OH buruk Adanya penelitian mengenai hubungan pemakaian gigi tiruan lepasan dengan meningkatnya akumulasi plak dalam segi kualitas dan tentunya kuantitas. Penimbunan plak dapat menyebabkan inflamasi selanjutnya periodontitis dan timbulnya resorpsi tulang alveolar yang berlebih. Akumulasi dapat di sekitar protesa ataupun gigi antagonisnya. Hal ini dapat dihindari pada pasien yang mengikuti instruksi pemeliharaan kebersihan mulut atau oral hygine yng benar. OH buruk menjadikan kontraindikasi, namun dapat diperbaiki dengan memberikan edukasi yang baik selama perawatan.
4. Keinginan pasien Keinginan pasien untuk lebih memilih gigi tiruan cekat.
Daftar Pustaka Haryanto, A. G. 1991. Buku Ajar Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan. Jilid 1. Jakarta: Hipokrates.