Anda di halaman 1dari 6

3. Tuliskan bangunan cranium peka nyeri ?

Bangunan peka nyeri di kepala apabila terangsang akan menimbulkan perasaan nyeri.
Bangunan ini dapat dibedakan menjadi bangunan intrakranial dan ekstrakranial.
Bangunan peka nyeri intrakranial meliputi;
1. Sinus venosus (sinus sagitalis)
2. Arteri duramater (A. Meningea anterior dan media)
3. Duramater dasar tengkorak
4. Nervi kraniales N.V, N.IX, N.X
5. Nukleus sensoris dari thalamus
Bangunan peka nyeri ekstrakranial meliputi;
1. Kulit, scalp, otot, tendon, dan fascia daerah kepala dan leher
2. Periosteum tengkorak terutama supraorbital, temporal, dan oksipital bawah
3. Rongga orbita beserta isinya
4. Sinus paranasalis, oropharynx dan rongga hidung
5. Gigi
6. Telinga luar dan tengah
7. Arteri ekstrakranial
8. Arteri, nervus C2 dan C3

PERDOSSI. Buku ajar neurologi klinis. 2011. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Hal
271-272


6. Differential Diagnosis
a. Arteritis temporalis
Arteritis temporalis bentuk vaskulitis yang paling sering ditemukan ditandai oleh
inflamasi granulomatosa fokal pada pembuluh arteri berukuran sedang dan kecil,
khususnya arteri kranialis dan yang paling sering , arteri temporalis pada manula .
Penyakit ini dapat , meskipun jarang , mengenai arkus aorta ( aortitis sel raksasa ) .
Penyebabnya masih belum diketahui .

Morfologi
Ada tiga tipe histologi umum yang cenderung mencerminkan tahap-tahap arteritis
dalam sebuah kesinambungan ; acap kali , arteritis temporalis berkaitan dengan
thrombosis . Biopsi dapat memberikan hasil yang negatif pada sepertiga pasien dan
keadaan ini mungkin disebabkan oleh sifat lokalitas lesi.
Vaskulitis granulomatosa dengan lamina elastic internal yang mengalami
fragmentasi dan reaksi sel raksasa (dua pertiga kasus)
Infiltrasi leukosit nonspesifik pada dinding pembuluh darah
Fibrosis tunika intima dengan penebalan dinding dan penyempitan lumen



Gambaran klinis
Arteritis temporalis secara khas ditemukan dengan gejala sakit kepala dan nyeri fasial ;
50% pasien memiliki gejala sistemik , yang meliputi sindrom mirip flu dengan
mialgia, atralgia, dan demam ; keadaan ini dinamakan polimialgia reumatika .
Arteritis temporalis dapat menyebabkan gangguan visual , bahkan kebutaan ( suatu
keadaan kedaruratan akut ) . Penyakit ini memberikan respons yang baik terhadap
steroid.

Referensi : Mitchell, Kumar, Abbas dan Fausto . 2005. Dasar Patologis Penyakit edisi
7. Jakarta: EGC .

Penatalaksanaan
Jika terdapat kecurigaan arteritis sel raksasa , pasien harus segera ditangani dengan
hidrokortison intravena segera setelah pemeriksaan LED, jadi sebelum biopsi
(perubahan histologis yang penting untuk diagnostik dapat tetap terlihat pada biopsi
setelah satu minggu atau lebih terapi steroid).
-Kortikosteroid (Prednisolon 40-60 mg per hari)


Pemeriksaan Penunjang
-Laju Endap Darah , seringkali meningkat (lebih dari 100 mm/jam)
-Pemeriksaan darah lainnya , yang dapat menunjukkan gambaran anemia
normokromik normositik dan tes fungsi hati abnormal , terutama peningkatan
fosfatase alkali
-Biopsi arteri temporalis

Referensi : Lionel Ginsberg .2007 .Neurologi edisi ke 8. Jakarta: Erlangga


















7. Jelaskan pencegahan untuk nyeri kepala berulang!
Yoga dan terapi relaksasi pernah dicoba untuk mengatasi serangan berulang ini.
Upaya lainnya antara lain meditasi dan hipnotis. Sayangnya berbagai upaya tersebut
secara metodologik kurang bisa dipegang hasilnya mengingatkan kemungkinan
munculnya bias. Lagi pula upaya tersebut cukup sulit untuk dilakukan oleh setiap orang.
Sebaiknya terapi profilaktik dengan psikoterapi sejak awal sudah dapat dilakukan
bersama dengan terapi medikamentosa. Di lain pihak, terapi tanpa obat ini perlu diteliti
lebih lanjut mengingat biaya yang sangat murah dan tiadanya efek samping sebagaimana
terjadi pada terapi medikamentosa
Sakit kepala lebih mudah dicegah daripada diobati. Jika anda sering mengalami
hal seperti ini maka anda dapat mengatasi dengan cara:
1. Managemen stress, ini adalah hal yang paling utama dalam pencegahan
2. Cukup tidur dan atur jadwal tidur dengan baik
3. Hindari ketegangan mata/kelelahan mata
4. Perbanyak tertawa





Referensi:
PERDOSSI. Buku Ajar Neurologi Klinis. 2005. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hal. 299




4. Jelaskan mengapa timbul nyeri mendadak !
Jawab :
Nyeri kepala yang memberat dan menghebat menunjukkan kemungkinan adanya proses
intracranial yang makin berkembang. Nyeri kepala yang timbul secara mendadak harus dicurigai
sebagai dari akibat pendarahan intracranial spontan, terutama pendarahan subarachnoid atau
intraventrikular. Meningitis, gloukoma dan mastoiditis dapat menimbulkan nyeri kepala yang
mendadak.
Nyeri kepala mendadak/akut :
1. Infeksi intracranial
2. Infeksi sistemik
3. Hipertensi berat
4. Pendarahan otak
5. Keracunan
6. Oftalmoplegia
7. Neurosis
8. Trauma kapitis
9. Gloukoma
10. Hidrosefalus obstruktif
11. Cluster headache
12. Migren klasik.

Nyeri kepala mendadak :
1. Demam
2. Trauma
3. Sangat gelisah/ bingung
4. Mual/muntah
5. Penglihatan kabur
6. Gangguan keseimbangan
7. Kaku kuduk

Beberapa mekanisme umum yang tampaknya bertanggung jawab memicu nyeri kepala
sebagai berikut :
1. Peregangan dan pergeseran pembuluh darah : intrakranium dan ekstrakranium.
2. Traksi pembuluh darah
3. Kontraksi otot kepala dan leher (kerja berlebihan otot)
4. Pergeseran periosteum (nyeri lokal)
5. Degenerasi spina servikal atas disertai kompresi pada leher akan nervus servikalis
(misalnya : artritis vertebra servikalis).
6. Defisiensi ensefalin (peptide otak mirip-opiat, bahan aktif pada endorphin.

Nyeri kepala yang baru muncul pada orang berusia lanjut harus selalu dianggap serius,
nyeri ini mungkin mencerminkan depresi dan gangguan emosi lainnya. Tetapi karena hematom
subdural akut dan massa intrakranium lebih sering terjadi orang berusia lanjut.

Referensi :
PERDOSSI. Buku Ajar Neurologi Klinis. 2005. GAJAH MADA UNIVERSITY PRESS.
Yogyakarta. Hal : 273-5
Patofisiologi. Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. A. Price, Sylvia, dkk. Edisi 6, Volume 2.
Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Hal : 1091-2.



Mengapa nyeri kepala meningkat ?
Memberatnya nyeri kepala pada saat batuk, mengejan atau bersin menggambarkan
kemungkinan adanya proses intracranial. Sementara itu apabila nyeri kepala bertambah berat
pada saat ada gerakan tertentu menunjukkan pengaruh muscular.

Referensi :
PERDOSSI. Buku Ajar Neurologi Klinis. 2005. GAJAH MADA UNIVERSITY PRESS.
Yogyakarta. Hal : 279

Anda mungkin juga menyukai