Anda di halaman 1dari 4

1.

Definisi Gangguan Somatoform


Gangguan somatoform

(somatoform disorder) adalah suatu

kelompok gangguan yang ditandai dengan keluhan tentang masalah atau


simptom fisik yang tidak dapat dijelaskan soleh penyebab gangguan fisik
secara medis (misalnya nyeri, mual, dan sakit kepala). Berbagai simptom
dan keluhan somatik tersebut serius sehingga menyebabkan stres emosional
dan gangguan untuk dapat menjalankan fungsi dalam kehidupan sosial
(Davison dan Neale, 2006).
2.

Klasifikasi Gangguan Somatoform


a. Gangguan somatisasi (somatization disorder)
Gangguan somatisasi merupakan salah satu bentuk

gangguan

somatoform, yang sumber gangguannya adalah kecemasan yang


dimanifestasikan dalam keluhan fisik, sehingga orang lain tidak akan
mengerti jika individu tidak mengeluh. Somatisasi juga merupakan
seuatu bentuk gangguan yang ditunjukkan dengan satu atau beberapa
macam keluhan fisik akan tetapi secara medis tidak mempunyai dasar
yang jelas. Gangguan somatisasi ini juga disebut sebagai briquets
syndrome, setalah Paul Briquet mengidentifikasi pasien-pasiennya
mengeluh gejala medis pada tubuhnya namun tidak ada bukti medis
(Davison dan Neale, 2006).
Keluhan gejala fisik yang muncul dapat bermacam-macam
(multipel), berulang, dan sering berubah-ubah. Biasanya sudah
berlangsung bertahun-tahun (sekurang-kurangnya dua tahun), disertai
riwayat pengobatan yang panjang dan sangat kompleks, baik ke
pelayanan kesehatan primer maupun spesialistik, dengan hasil
pemeriksaann atau bahkan operasi yang negatif hasilnya (istilah doctor
shopping). Keluhan dapat mengenai setiap sistem atau bagian tubuh
manapun (Depkes RI, 2001)
b. Gangguan somatoform tak terinci (undifferentiated somatoform
disorder)
Gangguan somatoform tak terinci berupa keluhan-keluhan fisik
yang sifatnya multipel, bervariasi dan menetap, akan tetapi gambaran

klinis yang khas dan lengkap dari gangguan somatisasi tidak terpenuhi.
Belum jelas adanya kemungkinan atau tidak faktor penyebab
psikologik, akan tetapi tidak boleh ada penyebab fisik dari keluhankeluhannya (Maslum, 2001).

c. Gangguan hipokondrik (hypochondriasis)


Gangguan hipokondrik adalah preokupasi yangg menetap akan
kemungkinan menderita satu atau lebih gangguan fisik yang serius dan
progresif. Pasien menunjukkan keluhan somatik yang menetap atau
preokupasi terhadap adanya deformitas atau perubahan bentuk atau
penampakan fisiknya (tidak sampai waham). Perhatian biasanya hanya
terfokus pada satu atau dua organ atau sistem tubuh. Serta tidak mau
menerima nasihat atau dukungan penjelasan dari beberapa dokter
bahwa tidak ditemukan penyakit atau abnormalitas fisik yang melandasi
keluhan-keluhan (Maslum, 2001).
d. Disfungsi Otonomik Somatoform
Keluhan fisik yang ditampilkan pasien pada disfungsi otonomik
somatoform seakan-akan merupakan gejala dari sistem saraf otonom,
misalnya kardiovaskular (cardiac neurosis), gastrointestinal (gastric
neurosis dan nervus diarrhoea), atau pernapasan (hiperventilasi
psikogenik dan cegukan). Gejala yang nampak dapat berupa tanda
objektif rangsangan otonom, seperti palpitasi berkeringat, muka
panas/merah (flushing), dan tremor. Selain itu dapat pula berupa tanda
subjektif dan tidak khas, seperti perasaan sakit, nyeri, rasa terbakar, rasa
berat, rasa kencang, atau perasaan badan seperti mengembang. Tidak
terbukti adanya gangguan yang bermakna pada struktur atau fungsi dari
sistem atau organ yang dimaksud (Maslum, 2001).
e. Gangguan Nyeri Somatoform Menetap
Keluhan yang menonjol dari gangguan ini adalah nyeri berat,
menyiksa, dan menetap, yang tidak dapat dijelaskan sepenuhnya atas
dasar proses fisiologis maupun adanya gangguan fisik, nyeri timbul
berkaitan dengan adanya konflik yang berdampak emosional atau

problem psikososial yang cukup jelas, yang berdampak meningkatnya


perhatian dan dukungan, baik personal maupun medis untuk
bersangkutan (Maslum, 2001).
f. Gangguan Somatosom Lainnya
Pada gangguan ini keluhan-keluhan yang muncul tidak melalui
sistem saraf otonom dan terbatas secara spesifik pada bagian tubuh atau
sistem tertentu. Ini sangat berbeda dengan gangguan somatisasi dan
gangguan somatoform tak terinci yang menunjukkan keluhan banyak
dan berganti-ganti. Dan gangguan ini tidak berkaitan dengan adanya
kerusakan jaringan (Maslum, 2001).
Gangguan-gangguan berikut juga dimasukkan dalam kelompok ini:
1) globus hystericus (perasaan

ada benjolan di kerongkongan yang

menyebabkan disfagia)
2) tortikolis psikogenik dan gangguan gerakan spasmodik lainnya
(kecuali sindrom Tourette)
3) pruritus psikogenik
4) dismenore psikogenik
5) teeth grinding
g. Gangguan Somatorform Yang Tidak Tergolongkan (somatoform
disorder not otherwise-specified-NOS)
Kategori ini adalah suatu kategori untuk pasien yang memiliki
gejala yang diperkirakan sebagai gangguan somatoform tetapi tidak
memenuhi kriteria untuk salah satu jenis gangguan somatoform. Biasa
jadi pasien tersebut memiliki gejala yang tidak ada pada kategori lain
seperti pseudocyesis atau tidak memenuhi kriteria waktu enam bulan
(Davison dan Neale, 2006).

Daftar Pustaka
Davison, GC., Neale, J.M. 2006. Psikologi Abnormal. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Depkes RI. 2001. Pedoman Kesehatan Jiwa (Pegangan Bagi Dokter Puskesmas.
Jakarta.
Maslum, Rusdi. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas
dari PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika
Atmajaya.

Anda mungkin juga menyukai