Anda di halaman 1dari 17

nyeri psikogenik, juga disebut psychalgia, adalah sakit fisik yang disebabkan, diperberat , atau bekepanjangan akibat faktor

mental emosional, atau perilaku


Bentuk nyeri psikogenik yang sering terjadi adalah Sakit kepala, sakit punggung, atau sakit perut Nyeri psikogenik lebih sering berkaitan dengan penolakan sosial, patah hati, love sickness, atau peristiwa yang berkaitan dengan problem emosional.

Psikiatri juga merujuk nyeri psikogenik atau psychalgia sebagai bentuk nyeri kronis yang disebut gangguan somatoform persisten. Penyebabnya mungkin berkaitan dengan strs, konflik emosional, yang tidak dapat diekspresikan, masalah psikososial atau berbagai gangguan mental . Beberapa ahli yakin bahwa nyeri kronis psikogenik terjadi untuk menjaga bahaya munculnya emosi yang direpresi, seperti marah marah atau ngamuk

Gejala

Gejala fisik

(1) Rasa nyeri hebat yang berkepanjangan, namun lokasi nyeri dan penyebarannya tidak sesuai dengan anatomi susunan saraf, (2) Patologi organ (-) dan mekanisme patofisiologik (-). (1) muncul nyeri berkaitan dengan masalah psikologis tertentu (konflik), (2) pasien menghindari sesuatu aktivitas yang kurang menyenangkan, (3) pasien mendapat perhatian dan dukungan dari lingkungannya.

Gejala psikis

gangguan nyeri adalah salah satu dari beberapa gangguan somatoform yang dijelaskan di DSM-IV-TR /PPDGJ-III Istilah "somatoform" berarti bahwa ada gejala fisik namun tidak sepenuhnya dipahami sebagai konsekuensi dari kondisi medis umum atau sebagai dampak langsung dari suatu zat tertentu satu atau lebih lokasi anatomis nyeri merupakan keluhan utama dan cukup berat sehingga membutuhkan medis atau terapi intervensi . Gangguan nyeri diklasifikasikan sebagai gangguan mental karena faktor psikologis memainkan peranan penting dalam onset, keparahan, memburuk nya rasa nyeri.

Gangguan somatoform

adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik (sebagai contohnya, nyeri, mual, dan pusing) namun tidak dapat ditemukan penjelasan medis yang adekuat dan untuk terdapat bukti positif atau perkiraan yang kuat bahwa gejala tersebut terkait dengan adanya faktor psikologis atau konflik. Manifestasi klinis gangguan ini adalah adanya keluhan-keluhan gejala fisik yang berulang disertai permintaan pemeriksaan medik, meskipun sudah berkali-kali terbukti hasilnya negatif dan juga telah dijelaskan dokternya bahwa tidak ada kelainan yang mendasari keluhannya.

Gangguan Somatoform
Berdasarkan PPDGJ III : gangguan somatisasi gangguan somatoform tak terperinci gangguan hipokondriasis disfungsi otonomik somatoform gangguan nyeri somatoform menetap gangguan somatoform lainnya dan gangguan somatoform YTT. Berdasarkan DSM-IV: ada tujuh kelompok, lima sama dengan klasifikasi awal dari PPDGJ III ditambah dengan

gangguan konversi gangguan dismorfik tubuh.

CHRONIC PAIN AND THE EFFECT ON PSYCHOSOCIAL FUNCTIONING Toby R O Newton John, 2003

CHRONIC PAIN
Direct effects
- Impaired concentration and memory - Emotional arousal - Sleep disturbance - Mobility restrictions, e.g. limitations in walking, sitting, standing, lying, lifting, carrying, stretching, bending

Modified by MELIALA, 2006

Secondary effects physical


- Disruption to range of activities: occupational functioning, leisure and sporting activities, household chores, provision of childcare and other family activities, selft-care and personal grooming - Disuse syndrome muscle atrophy, loss of strength and tone, joint stiffness

- Side-effects from overuse of analgesic meditations drowsiness, constipation, dependence. - Reduction in social contacts and frequency of pleasurable activities, e.g. work, socializing, family and leisure activities - Inability to plan ahead and set goals - Increased dependence upon partner - Loss of self-esteem and self-confidence - Sexual dysfunction - Increased focus upon pain - Anger towards health care system for failing to resolve the pain problem - Frustration towards self for being unable to carry out previously enjoyed activities - Fear avoidance cycle : fear of increases in pain, leading to worry about possibility of causing further damage, leading to avoidance of movement and further pain.

Secondary / tertiary effects psychosocial

Modified by MELIALA, 2006

FEAR
PAIN-RELATED FEAR

Fear pain itself

Fear not current pain BUT Pain that will be experience at a later time
Fear the impending (re-)injury

Keefe et al, 2005

Modified by MELIALA, 2006

PERSEPSI NYERI

75 % - tergantung faktor psikologik 25 % - tergantung faktor somatik

Modified by MELIALA, 2006

Anger

Anxiety

Fear

Depression
A

NOCICEPTIVE

Noxious Stimuli

F. 45.4 . Gangguan Nyeri Yang Menetap (PPDGJ-III)


Definisi

Gangguan nyeri ditandai oleh gejala nyeri yang sematamata berhubungan dengan faktor psikologis atau secara bermakna dieksaserbasi oleh faktor psikologis. Pasien sering wanita yang merasa mengalami nyeri yang penyebabnya tidak dapat ditemukan. Munculnya secara tiba-tiba, biasanya setelah suatu stres dan dapat hilang dalam beberapa hari atau berlangsung bertahun-tahun. Biasanya disertai penyakit organik yang walaupun demikian tidak dapat menerangkan secara adekuat keparahan nyerinya (Tomb, 2004).

Berbeda dengan nyeri psikogenik, Individu yang merasakan nyeri akibat gangguan fisik, menunjukkan lokasi rasa nyeri yang dialaminya dengan lebih spesifik, lebih detail dalam memberikan gambaran sensoris dari rasa nyeri yang

dialaminya, dan menjelaskan situasi dimana rasa nyeri yang


dirasakan menjadi lebih sakit atau lebih berkurang (Adler et al., dalam Davidson, Neale, Kring, 2004). Sedangkan pada nyeri somatoform, pasien malah bertindak sebaliknya.

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Nyeri (DSM-IV)


A. B. C. D. E.

Nyeri pada satu atau lebih tempat anatomis Nyeri menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain. Faktor psikologis dianggap memiliki peranan penting dalam onset, kemarahan, eksaserbasi atau bertahannnya nyeri. Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti pada gangguan buatan atau berpura-pura). Nyeri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mood, kecemasan, atau gangguan psikotik dan tidak memenuhi kriteria dispareunia.
Akut durasi kurang dari 6 bulan Kronis durasi lebih dari 6 bulan

ETIOLOGI

FAKTOR PSIKODINAMIKA FAKTOR PERILAKU FAKTOR INTEROERSONAL FAKROT BIOLOGIS

Contoh Penulisan Diagnosis Multiaksial


Axis I : gangguan somatoform, nyeri menetap (PPDGJ-III) Axis II : tidak ada diagnosis aksis II Axis III : tidak ada (???) Axis IV : ???? Axis V : 51-60 gejala sedang, disabilitas sedang

Pengobatan :

psikoterapi, antidepresan, analgetik dan lain obat yang digunakan untuk nyeri

KOMPLIKASI

Kurang/tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari(bekerja), bunuh diri[8]

Anda mungkin juga menyukai