Pengawasan Dan Pengendalian
Pengawasan Dan Pengendalian
B. Permasalahan
1. Pengertian Koperasi
2. Laporan Keuangan Koperasi
3. Sistem Pengendalian Intern
4. Keberhasilan Usaha Koperasi
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Koperasi
2. Untuk mengetahui Laporan Keuangan Koperasi
3. Untuk mengetahui Sistem Pengendalian Intern
4. Untuk mengetahui Keberhasilan Usaha Koperasi
D. Fungsi
1. Menambah wawasan penulis tentang pengambilan keputusan
2. Sebagai bahan bacaan bagi pembaca
3. Untuk memenuhi tugas makalah
E. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan adalah study library.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengawasan
a. Pengertian
Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan
organisasi dan manajemen tercapai. Definisi pengawasan yang dikemukanan oleh Robert J.
Mockler berikut ini telah memperjelas unsur-unsur esensial proses pengawasan :
Pengawasan manajemn adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang system informasi umpan balik,
membandingkan, kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan
dan mengukur penimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang perlu untuk
menjamin bahawa sumber daya perusahaan dipergunakan dengan xara paling efektif dan efisien
dalam pencapaian tujuan-tujuan persusahaan.
b. Proses Pengawasan
Pertama kali orang harus menentukan standar-pengawasan pada pusat-pusat yang
strategis, oleh karena itu orang tidak dapat mengecek segalanya. Harus dibedakan hal apa yang
harus diawasi, hal apa yang tak dapat diawasi. Kemudia diadakan pengecekan dan laporan
kegiatan kerja. Dalam beberapa hal manajemen perlu meninjau hasil kerja karyawan. Laporan
tertulis harus dibut untuk pimpinan secara tepat dan teratur, terutama tentang adanya
penyimpangan-penyimpangan.
Manajemen karya T. Hani Handoko dijelaskan lima tahap dalam proses pengawasan.
Tahap 1 : Penetapan Standar
Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukur yang dapat digunakan sebagai
patokan untuk penilaian hasil-hasil. Tiga bentuk standar yang umum adalah:
3
1.
2.
3.
Pengamatan (observasi)
2.
3.
Metoda-metoda otomatis
4.
2.
3.
Mengubah
cara
dalam
menganalisa
dan
menginterpratasikan
penyimpangan-
penyimpangan.
c. Macam-Macam Pengawasan
Pengawasan dapat dipusatkan dapat didesentralisir tergantung pada karyawannya.
Apabila karyawan ahlimaka dapat di desentralisir. Didalam buku Prinsip-Prinsip Manajemen
karangan George R. Terry pengawasan terbagi atas 4, yaitu:
1.
2.
3.
Pengawasan kualita, yaitu menjamin agar kualitas hasil produksi, bahan dan bahan
proses memenuhi ukuran-ukuran standar yang telah ditentukan.
4.
memperbaiki kedudukan perusahaan karena penjualan dapat didorong karena kualita barang
lebih unggul dari saingan, atau harganya bersaing, dan lain-lain. Didalam pengawasan perlu
diperhatikan motivasi. Apabila motivasi kerja tidak cukup percuma saja dilakukan pengawasan,
karena akibatnya pelaksana akan berbuat sekehendak hati.
Sementara itu didalam buku Manajemen karya T. Hani Handoko pengawasan dibagi
dalam tiga tipe dasar, yaitu:
5
1.
Pengawasan pendahuluan.
2.
Pengawasanconcurrent.
3.
masalah-masalah
atau
penyimpangan-penyimpangan
dari
standar
atau
tujuan
dan
memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan. Jadi
pendekatan pengawasan ini lebih aktif dan agresif, dengan mendeteksi masalah-masalah dan
mengambil tindakan yang diperlukan sebelum suatu masalah terjadi.
Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan (concurrent
control). Pengawasan ini sering disebut pengawasan Ya-Tidak, screening control, atau
berhenti-terus. Tipe pengawasan ini merupakan proses dimana aspek tertentu dari suatu
prosedur harus disetujui dulu atau syarat-syarat harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan-kegiatan
bisa dilanjutkan.
Pengawasan umpan balik(feedback control) juga dikenal sebagai past-action controls,
mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan. Sebab-sebab penyimpangan
dari rencana dan penemnuan-penemuan diterapkan untuk kegiatan-kegiatan serupa dimasa yang
akan dating. Pengawasan ini bersifat historis, pengukuran dilakukan setelah kegiatan terjadi.
d. Pentinganya Pengawasan
Faktor-faktor yang menyebabkan pentingnya pengawasan adalah:
1.
2.
3.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
memotifasi pelaksana
tugas, artinya tujuan yang dicapai itu harus dapat tercapai, tidak terlalu
muluk.
10.
Pengawasan perlu dibatasi, yaitu pada tempat dan waktu krisis saja tidak
perlu menyeluruh.
manajemen
ditunjang
oelh
pengawasan
operasional.
Pengawasan
manajenem terdiri dari kegiatan-kegiatan: (a) membuat anggaran, (b) merencanakan arah staff,
(c) menentukan pelaksana, (d) merencanakan modal kerja, (e)membuat program pengiklanan,
(f)menentukan proyrk penelitian, (g)memilih perbaikan produk, (h)memutuskan penyusunan
kembali pabrik, (i)memutuskan investasi rutin, (j) membuat pedoman pengambilan keputusan
pengawasan oprasional, (k)mengukur, menilai dan memperbaikihasil oprasi manajemen.
Sedang pengawasan oprasional tersiri dari:
1.
2.
Pelaksanaan kebijakan.
3.
4.
Mengawasi periklanan.
5.
Menjadwalkan produksi.
6.
Mengawasi persediaan.
7.
B. Pengendalian
Mengendalikan ialah suatu usaha untuk meneliti kegiatan-kegiatan yang telah dan akan
dilaksanakan. Pengendalian berorientasi pada obyek yang dituju dan merupakan alat untuk
menyuruh orang-orang bekerja menuju sasaran yang ingin dicapai.
Pengendalian merupakan suatu proses dasar untuk mendapatkan suatu yang identik dan
apa saja yang dikendalikan. Pengendalian yang baik membantu memperlancar hubungan antar
manusia. Response manusianya terhadap langkah-langkah pengendalian merupakan kunci dari
sebuah pertimbangan. Usaha-usaha pengendalian dapat dan harus digunakan untuk mendorong
8
hubungan yang baik diantara para pegawai. Manajer-manajer yang efektif akan menggunakan
usaha pengendalian untuk menjadi informasi guna memuji pelaksana yang baik dan membantu
mereka memerlukannya dan menentukan jenis kebutuhan mereka.
Pengendalian juga umumnya diberlakukan terhadap berbagai jenis kegiatan seperti
pengendalian jenis produksi, pengendalian penjualan dan pengendalian pembelian. Pendekatan
lain yang mungkin lebih penting lagi diikuti oleh empat factor berikut: (a) kuantitas, (b) kualitas,
(c) waktu yang digunakan, dan (d) biaya.
Dua macam pendekatan tersebut saling berhubungan erat, misalnya pengendalian
produksi menekankan pada pengendalian kuantitas dan waktu yang digunakan. Ada beberapa
karakteristik lagi dari usaha pengendalian tersebut, yakni: Pertama, bahwa jenis pengendalian
yang digunakan harus sesuai dengan yang bersangkutan. Kedua, penyimpangan yang perlu
dikoreksi harus segera di-identifikasikan, bahkan sebelum terjadi, seperti dapat dilakukan
terhadap kualitas dengan mengunakan data-data statistic. Biaya pun harus ringan. Manfaat dari
usaha pengendalian bersifat relative dan tergantung dari urgensi kegiatang yang bersangkutan.
Beberapa jenis pengendalian dibahas dalam materi ini dan dianggap sebagai kunci
pengendalian manajemen. Pertama ialah pengendalian kuantitas yang bertujuan untuk
menertibkan arus barang atau jasa. Pengendalian kuantitas tersebut diperlakukan terhadap
berbagai lingkup operasional.
Tujuan dari pengendalian kuatitas ialah untuk menyediakan item0item barang
secukupnya degan biaya yang memadai dan selalu tersedia untuk memenuhi permintaan. Kita
berusaha menghindari:
1.
Penjualan yang tidak berimbang dengan hanya menjual barang-barang yang mudah
dijual saja.
2.
3.
dalam menetapkan suatu unit kerja yang akan dikendalikan rencana dan hasil operasionalnya.
9
produk-produk bebas cacad, perlu diadakan pengawasan terhadap kualitasnya. Untuk menghidari
kesimpangsiuran dalam menafsirkan arti kata pengawasan kualitas, perlu dikemukakan bahwa
perngertian yang sebernanya ialah mengusahakan supaya kualitasnya memuaskan sesuai dengan
tujuan barangnya. Lebih tepatnya ialah:
a. Supaya harga barang konsisten dengan kualitasnya.
b. Hasilnya memuaskan dan dapat dipercaya.
Untuk maksud tersebut juga dapat dilakukan melalui pengawasan dalam bentuk inspeksi.
Inspeksi dilakukan terhadap bagian-bagian atau satuan produk yang harus memenuhi persyaratan
teknis. Apabila seluruh bagia yang diperiksa, ini disebut inspeksi 100%; apabila hanya sebagian
yang diperiksa, ini disebut inspeksi contoh.[7] Pengawasan kualitas dengan statistic, didasarkan
pada teori-teori stastik dan kemungkinan-kemungkinan yang didapat dari tes hasil contoh,
bersifat preventif dan dapat diperbaiki. Itu berarti pengawasan terhadap kualitas dengan statistic
dapat mencegah timbulnya barang-barang cacad
10
BAB III
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA
KOPERASI PEGAWAI
A. Pengertian Koperasi
Koperasi berasal dari kata co yang berarti bersama dan operation yang mengandung
makna bekerja. Jadi, secara harfiah koperasi bermakna sebagai suatu perkumpulan kerja sama
yang beranggotakan orang-orang maupun badan-badan dimana ia memberikan kebebasan
untuk keluar dan masuk sebagai anggotanya (Anoraga 2002:1).
The International Labour Organization (ILO) mendefinisikan koperasi sebagai suatu
perkumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui
suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing
memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan dan
bersedia
menanggung risiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan
(Sitio 2001:16).
Sedangkan
pengertian
tentang Perkoperasian,
koperasi
menurut
Undang-Undang
No.
25
Tahun 1992
koperasi
sekaligus
sebagai
gerakan
kekeluargaan.
Dari definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Koperasi Pegawai Republik
Indonesia (KPRI) merupakan suatu badan koperasi yang beranggotakan para pegawai negeri
dengan
tujuan
untuk
memenuhi
11
kebutuhan
para
anggotanya.
Kas,
12
3.
meliputi saldo awal kas, sumber penggunaan kas, pengeluaran kas, dan saldo kas akhir
pada periode tertentu.
4.
manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu. Laporan
tersebut mencakup empat unsur, yaitu :
a. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama.
b. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama.
c. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi.
d. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian SHU.
5.
kekayaan,
memelihara
untuk
13
Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuranukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian
dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen (Mulyadi 1997:165)
Sedangkan menurut Dep.Kop dan UKM (2002:162) pengendalian intern dapat
didefinisikan sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komis
koperasi), manajemen (pengurus
(pengawas pada
terkait,
yaitu
keandalan
pelaporan
keuangan,
kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku, serta efektivitas dan efisiensi operasi.
14
tujuan koperasi. Oleh karena itu pada dasarnya semua stakeholders bertanggung
jawab atas implementasi pengendalian intern yang memadai di koperasi. Namun yang
paling bertanggung jawab pihak internal koperasi, yaitu :
1. Pengawas
2. Pengurus, Manajer/Direksi
3. Auditor Intern
4. Personel Koperasi
Sedangkan pihak ekstern yang merupakan bagian dari stockholder yang
terkait langsung dengan fungsi pengendalian intern adalah anggota (rapat anggota) dan
auditor independen. Anggota bertanggung jawab dalam mematuhi ketentuan, sistem
dan prosedur bilamana menemukan praktik- praktik tidak sehat dalam pengelolaan
aktivitas koperasi. Auditor independen bertanggung jawab dalam menentukan
tidakn
15
memadai
manajemen
harus
mempercayai
berbagai
mampu
melindungi
terhadap
kelemahan
manusia
dan mengurangi
16
b. Suatu
fungsi
tidak
boleh
diberi
tanggung
jawab
pencatatan
yang
penuh
untuk
2. Sistem wewenang
dan
prosedur
memberikan
Dan
prosedur pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat
dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan dan biaya suatu organisasi.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan
praktik yang sehat adalah :
a. Penggunaan
formulir
bernomor
urut
yang
pemakaiannya
harus
periodik
diadakan
catatannya.
17
pencocokan
fisik
kekayaan
dengan
calon
karyawan
berdasarkan
persyaratan
yang
dituntut
oleh
pekerjaannya.
b. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan,
sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.
Sedangkan menurut Dep.Kop dan UKM (2002:170) pengendalian intern hanya
dapat diimplementasikan dengan baik, apabila koperasi mampu membangun
elemen-
elemen pengendalian yang memadai. Terdapat lima elemen pokok pengendalian intern,
yaitu : (1) lingkungan pengendalian, (2) penaksiran risiko, (3) informasi dan komunikasi,
(4) aktivitas pengendalian, dan (5) pemantauan.
1. Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan atmosfer yang menciptakan suasana yang
koheren
mengenai
pengendalian
dalam
satu
18
Mengkomunikasikan kepada
seluruh karyawan.
b) Memberi pedoman moral kepada para karyawan yang karena latar belakang
moralnya yang buruk.
c) Mengurangi atau menghilangkan dorongan dan godaan yang tidak jujur,
melanggar hukum dan bertindak tidak etis.
b. Komitmen terhadap kompetensi
Pengurus
harus
pendidikan,
mempunyai
pengalaman,
komitmen
terhadap
kompetensi,
yaitu mencakup
19
d. Filosofi
Filosofi merupakan keyakinan dasar mengenai apa yang seharusnya dilakukan dan
tidak dilakukan dalam membangun organisasi (bisnis koperasi). Dengan menanamkan
filosofi integritas ini para personel dituntut untuk membina hubungan dengan anggota,
para pemasok dan mitra bisnis koperasi atas dasar kejujuran dan saling membutuhkan.
e. Struktur organisasi dan pembagian tanggung jawab
Struktur organisasi merupakan rerangka mengenai jenjang organisasi, tatanan tingkat
wewenang dan pembebanan tanggung jawab dalam mencapai tujuan organisasi pada
setiap tingkat struktur jabatan.
f. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
Pengurus mempunyai tanggung jawab untuk memberikan kompensasi dan penghargaan
yang sebanding dengan prestasi karyawan untuk memunculkan praktik-praktik yang
sehat.
g. Kesadaran pengendalian
Kesadaran
pengendalian
menunjukkan
tingkat
kepekaan
pengurus terhadap
2. Penaksiran risiko
Pengurus harus
menganalisis dan
dapat menaksir
mengelola
risiko,
yang
mencakup: mengidentifikasi,
timbul akibat perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi koperasi, dan akibat
20
lain adalah penambahan bidang usaha baru, atau jenis transaksi baru yang memerlukan
sistem dan prosedur baru.
Sedangkan
perubahan
peraturan
lingkungan
bisnis
perundang-undangan atau
antara
lain
ketentuan
perubahan dalam
pemerintah
mengenai
industri dan perdagangan, yang mengharuskan setiap produsen memiliki standar industri,
perubahan sistem pengolahan data dari manual ke sistem berbasis komputer.
3. Informasi dan komunikasi
Pengendalian intern ditujukan untuk meningkatkan kualitas dari sistem informasi
akuntansi. Kualitas sistem informasi akuntansi yang dihasilkan akan berdampak
terhadap kemampuan pengurus mengambil keputusan yang tepat dalam mengelola
dan mengendalikan sumber- sumber ekonomi (aktiva) koperasi, dan dalam menyusun
dan menyajikan laporan
keuangan
koperasi.
Sedangkan
komunikasi
luar
yang
pemberian
berkepentingan.
pemahaman
yang
Disamping
jelas
tentang
itu
komunikasi
peran
juga
dan tanggung
21
memerlukan
kebijakan
manajemen,
agar
fungsi tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, dan dapat mencapai tujuan koperasi.
b. Pemisahan fungsi
Pengendalian intern yang
memadai
menghendaki pembagian
wewenang
dan
pemisahan fungsi otorisasi dengan fungsi pencatatan dan dengan fungsi pelaksana atau
penyimpanan aktiva.
c. Pengendalian pengolahan informasi
Bagian
akuntansi
yang
menyelenggarakan
fungsi
pengolahan
dan pencatatan
karena
kecurian
oleh
gangguan
alamiah
pertanggungjawaban pengurus.
22
e. Prosedur operasi
Prosedur operasi ini mencerminkan fungsi, penggunaan formulir pembukuan
penggunaan
catatan
akuntansi
yang
dan
seseorang
berjalan
sesuai dengan
yang dikehendaki dan modifikasi yang diperlukan karena adanya perubahanperubahan kondisi telah dilakukan
Pengurus mempunyai tanggung jawab memantau sepanjang waktu atau secara terusmenerus tentang apakah sistem pengendalian intern yang ada masih efektif atau
tidak. Bilamana koperasi diaudit oleh
23
auditor
independen,
pengendalian intern
auditor
tersebut
akan
melakukan
penelahaan mengenai
jawab
yaitu
keandalan
pelaporan
keuangan,
Tercapainya
tujuan
Keberhasilan berasal dari kata dasar hasil yang artinya sesuatu yang diadakan, dibuat
atau dijadikan oleh usaha, dan berhasil artinya mendatangkan hasil tercapainya
maksud (Poerwadarminta 2002:348).
Sedangkan usaha artinya kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau
24
simpan
pinjam,
kekayaan, modal sendiri. Secara umum, variabel kinerja koperasi yang diukur untuk
melihat perkembangan atau pertumbuhan (growth) koperasi di Indonesia sebagai badan
usaha terdiri dari kelembagaan (jumlah koperasi per propinsi, jumlah koperasi per
jenis/kelompok koperasi, jumlah
volume
usaha, permodalan,
koperasi
asset,
dan
aktif
dan
non
Sisa
hasil
Usaha
aktif),
(Sitio
keanggotaan,
2001:137).
25
mempertinggi
tingkat efisiensi koperasi itu sendiri. Koperasi harus mampu menangani bidang-bidang
usahanya dengan biaya atau pengeluaran yang sehemat-hematnya, yaitu dengan cara
harus sanggup menghindarkan pemborosan-pemborosan. Beberapa
pedoman
untuk usaha-usaha
secara terbuka.
yang tepat
dengan
dipertimbangkan
dan
pengurus
yang
memiliki
skill
diperhitungkan.
kepada
dan pengalaman
26
luas
hal
ini
usaha
yang
dijalankan
koperasi
harus
hasil
akan
diperoleh dan hal ini berarti diperolehnya peningkatan pendapatan oleh para anggota.
d. Usaha koperasi dengan gambaran jelas bagi kemudahan pemasaran dan kemantapan
harga
Kegairahan berproduksi sangat
wajar
dan
memuaskan para
harus mempertahankan pula gairah para konsumen untuk membeli poduk- produk
jadi dengan memenuhi kuota yang ditentukan. (Kartasapoetra 2002:7-10).
pemasaran,
27
personalia
dan
administrasi
b. Loyalitas anggota
Loyalitas anggota tercermin pada kesetiaan anggota sebagai pelanggan koperasi,
memenuhi kewajiban dan melaksanakan hak keanggotaannya dalam segala bentuk
kegiatan didalam tata kehidupan koperasi.
c. Penawaran yang cukup
Barang-barang yang dibutuhkan
sesuai dengan
bidang
usaha koperasi
hendaknya
cukup tersedia
di
koperasi,
sehingga mereka tidak perlu mencarinya diluar koperasi. Tersedianya semua barang
barang
kebutuhan
anggota
yang setia.
d. Persaingan
Keberadaan bentuk usaha lain di luar koperasi, memaksa koperasi untuk bersaing. Oleh
karena itu, koperasi harus peka terhadap pengaruh- pengaruh persaingan itu didalam
upaya mengendalikan usahanya.
e. Harga eceran
Perbedaan
salah
satu
harga
eceran
sumber
koperasi
koperasi
untuk
dengan
harga
meningkatkan
eceran
di
pasar merupakan
(Widiyanti 1992:96).
Asrori (1992) dalam penelitian tentang Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Yang
Mempengaruhi Keberhasilan Usaha KUD Sebagai Badan Usaha Ekonomi diperoleh
hasil bahwa keberhasilan usaha KUD yang diukur dari aspek keuangan dipengaruhi
oleh :
28
menjalankan
usahanya
harus
berdasarkan
prinsip
ekonomi,
ekonomi
koperasi
sebagai
badan
usaha
ekonomi
kegiatan
mengembangkan
suatu
koperasi
badan
secara
usaha
komprehensif
ekonomi
dapat
d. Kerangka Berpikir
KPRI adalah koperasi primer yang anggotanya para pegawai negeri di
Indonesia.
berpartisipasi
Dengan
secara
dibentuknya
nyata
dalam
koperasi
ini
pembangunan
diharapkan
sesuai
pegawai
dengan
mampu
kemampuan
30
usaha agar semua kekayaan koperasi aman dari semua tindakan yang dapat
merugikan
dan
penggunaannya
dapat
dilakukan
secara
efektif
dan efisien.
pihak
luar,
dapat
menjadikan
koperasi
memperoleh
berbagai
dukungan dari anggota yang meliputi dukungan modal, dukungan usaha sehingga usahausaha koperasi menjadi lebih berkembang.
Dengan
keamanan
atas
implementasi
kekayaan
pengendalian
koperasi
dan
intern
yang
pengelolaan
memadai
usaha
diharapkan
koperasi
dapat
berkembang dengan baik tanpa adanya kecurangan dari pihak manapun. Dengan tidak
adanya kecurangan berarti jika koperasi memperoleh laba/SHU, maka anggota akan
menerima bagiannya sesuai dengan prinsip yang berlaku (Dep.Kop dan UKM
2002:155). Jadi, dengan mengimplementasikan
yang
31
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Pengwasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan
tujuan
dengan
tujuan-tujuan
balik,membandingkan
kegiatan
perencanaan,merancang
nyata
dengan
standar
system
yang
informasi
telah
umpan
ditetapkan
pengawasan
yaitu
Pengawasan
Pendahuluan
(preliminary
control),Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control), Pengawasan Feed Back
(feed back control). Tahap Proses Pengawasan ; Menetapkan standar pelaksanaan (perencanaan),
Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan, Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan
standard dan penganalisa penyimpangan penyimpangan, Pengambilan tindakan koreksi.
Pengawasan penting disebabkan karena Perubahan lingkungan organisasi, Peningkatan
kompleksitas organisasi, Meminimalisasikan tingginya kesalahan-kesalahan, Kebutuhan
manager untuk mendelegasikan wewenang, Komunikasi dan Menilai informasi dan mengambil
tindakan koreksi.
Perancangan proses pengawasan diantaranya yaitu; Merumuskan hasil yang di inginkan,
Menetapkan penunjuk hasil, Menetapkan standar penunjuk dan hasil, Menetapkan jaringan
informasi dan umpan balik dan Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi. Bidang
strategik dalam pengawasan ialah Transaksi Keuangan, Hubungan Manajer dan Bawahan, dan
Operasi-operasi Produktif. Alat-alat pengawasan yang paling umum ialah Manajemen
Pengecualian (Management by Exception), Management Information System (MIS), Analisa
Rasio dan Penganggaran.
4.2 Saran
Pengawasan dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika tidak ada
pengawasan dalam suatu organisasi akan menimbulkan banyaknya kesalahan-kesalahan yang
terjadi baik yang berasal dari bawahan maupun lingkungan.
32
Pengawasan menjadi sangat dibutuhkan karena dapat membangun suatu komunikasi yang baik
antara pemimpin organisasi dengan anggota organisasi. Serta pengawasan dapat memicu
terjadinya tindak pengoreksian yang tepat dalam merumuskan suatu masalah.
Pengawasan lebih baik dilakukan secara langsung oleh pemimpin organisasi. Disebabkan
perlu adanya hak dan wewenang ketegasan seorang pemimpin dalam suatu organisasi.
Pengawasan disarankan dilakukan secara rutin karena dapat merubah suatu lingkungan
organisasi dari yang baik menjadi lebih baik lagi.
33
Daftar Pustaka
34