Anda di halaman 1dari 3

Analisa Percobaan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, yaitu water treatment yang


merupakan proses pengolahan air baku menjadi air bersih dengan menggunakan
proses pengolahan secara fisik yaitu flokulasi, koagulasi, dan sedimentasi. Pada
percobaan mnggu pertama, yaitu penentuan dosis optimum koagulan, dosis optimum
ini berarti bahwa dosis koagulan tersebut dapat mengolah air secara optimal sehingga
karakteristik air hasil olahan tersebut sesuai dengan standar baku mutu air bersih.
Pada

penentuan

dosis

optimum

koagulan,

dilakukan

dengan

cara

memvariasikan dosis koagulan secara berurutan dari 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, dan
200 ppm. Setelah dilakukan percobaan tersebut dapat dianalisa bahwa pada dosis 50
ppm, saat flokulasi sedikit terbentuk flok-flok yang akan menggumpal dan pH dari
larutan yaitu 6,69 sementara pH air baku 6,11. Seharusnya secara teori ketika air baku
diberi tawas/Al2(SO4)3 maka larutan akan semakin asam, hal ini dikarenakan semakin
banyak ion H+ yang terlepas, seperti reaksi:
Al2(SO4)3

bH2O

2Al(OH)3 + 6H+ + SO42-.

Tetapi secara praktek nilai pH larutan malah semakin tinggi, dimana hal ini
disebabkan dosis koagulan yang terlalu rendah sehingga nilai pH tinggi. Selain itu
pada percobaan ini diamati bahwa pada dosis koagulan 50 ppm, 100 ppm, dan 150
ppm, diaman setelah proses flokulasi, koagulasi, dan sedimentasi larutan berubah
menjadi lebih jernih awalnya tetapi setelah itu akan mengeruh lagi secara perlahan.
Hal tersebut terjadi karena menurunnya efektivitas tawas seiring dengan lamanya
penyimpanan sebelum digunakan. Pada dosis koagulan 200 ppm, larutan berwarna
jernih dan semakin lama semakin jernih karena partikulat-partikulat kecilnya semakin
lama semakin turun mengendap. Selain itu nilai keasamannya naik seiring dengan
banyaknya tawas yang digunakan. Pada dosis 200 ppm dinyatakan optimum karena
nilai kekeruhannya sangat kecil dan nilai pHnya masih batas toleransi standar baku
mutu air bersih oleh PERMENKES 1990.
Proses yang terjadi selama proses pengolahan air secara fisika, yaitu flokulasi,
koagulasi, dan sedimentasi. Proses flokulasi terjadi ketika larutan diaduk dengan
kecepatan 100 rpm dalam waktu 5 menit. Dalam proses tersebut terjadi tumbukan
antara ion negatif berupa partikulay dan ion positif dari koagulan dan saling berikatan
membentuk flok-flok. Proses koagulasi yaitu ketika flok-flok hasil proses flokulasi
saliong berikatan sehingga membentuk ikatan flok yang lebih besar. Kemudian proses

sedimentasi terjadi dimana secara gravitasi partikel-partikel yang memiliki berat akan
mengendap dengan cepat dan air terlihat menjadi lebih jernih.
Berdasarkan hasil pengukuran pengolahan air menggunakan tawas relatif
mudah dan murah, tetapi dari segi waktu penggunaan tawas sebagai koagulan kurang
efektif karena proses flokulasi dan sedimentasi-nya berjalan lambat.
Kemudian setelah dilakukan pengolahan air menggunakan tawas dengan
volume air baku dalam skala besar, dan setelah dilakukan analisa perhitungan
diperoleh keuntungan yang sangat besar. Hal tersebut dikarenakan biaya modal
pengolahan air hanyalah biaya listrik penggunaan pompa dan jumlah tawas yang
digunakan. Sementara air bersih yang dihasilkan memiliki volume yang banyak. Dari
analisa ekonomi ini dapat dianalisa bahwa peluang usaha pengolahan air, baik untuk
kegiatan rumah tangga, pertanian, perikanan, perkotaan, dan lain-lain. Pengolahan air
pun terbilang mudah dilakukan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan anlisa praktikum dapat disimpulkan bahwa:


1. Tiga variasi koagulan, yaitu 50 ppm, 100 ppm, dan 150 ppm tidak optimum
digunakan karena lambat dalam flokulasi dan sedimentasi, sehingga air masih
memiliki nilai kekeruhan yang cukup besar, serta setelah pengendapan air
mengalami pengeruhan kembali.
2. Dosis koagulan 200 ppm merupan dosis optimum di dalam proses koagulasi
karena pada dosis ini air semakin lama semakin jernih dan tidak kembali menjadi
keruh, nilai Turbidity air setelah diberi 200 ppm koagulan, yaitu 5,90 NTU,
dimana nilai tersebut masuk sesuai standar baku mutu air bersih PERMENKES
1990.
3. Proses pengolahan air baku menjadi air bersih pada praktikum ini menggunakan
proses pengolahan secara fisika dengan Flokulasi, Koagulasi, dan Sedimentasi.
4. Jumlah keuntungan yang diperoleh dari proses penglahan air bersih ini, yaitu
sebesar Rp. 2.067.732.

Daftar Pustaka

Bustomi, Ahmad. 2014. Penuntun Praktikum Utilitas. Palembang: Politeknik


Negeri Sriwijaya.

Anda mungkin juga menyukai