STRATEGI KOGNITIF
DALAM PEMBELAJARAN
KERJASAMA
PUSAT PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN AKTIVITAS
INSTRUKSIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN
(P3AI-UNHAS)
DENGAN
BAGIAN KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS
SUMBER DAYA MANUSIA DIRJEN DIKTI
21 -26 November 2005
STRATEGI KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN
Drs Frans
A.Rumate, Apt *
I.
PENDAHULUAN
Strategi
Kognitif
dapat
dipelajari
mahasiswa
dengan
Satu hal yang penting dalam taksonomi tujuan instruksional ialah adanya
hirarki yang dimulai dari tujuan instruksional pada jenjang terendah sampai
jenjang tertinggi. Dengan kata lain, tujuan pada jenjang yang lebih tinggi
tidak dapat dicapai sebelum tercapai tujuan pada jenjang di bawahnya.
Penting pula diingat bahwa tidak terdapat batas yang jelas antara ranah
yang satu dengan lainnya. Sebagai contoh, misalnya rumusan tujuannya
dalam ranah kognitif Penerapan; tetapi seringkali tujuan kognitif ini disertai
praktek yang memerlukan keterampilan motorik, demikian pula,misalnya
pada rumusan tujuan instruksional dalam ranah kognitif yang perilakunya
memilih, sudah terkait pula ranah afektif (sikap hati). Melakukan perumusan
tujuan berdasarkan ranah, selalu dipilih yang mana yang lebih dominan.
Pertama-tama kita melihat perbandingan Taksonomi Bloom dan Taksonomi
Gagne pada Ranah Kognitif (Cognitive Domain) berikut :
Taksonomi Bloom
Taksonomi Gagne
Knowledge (mengingat,
menghafal)
- Prosedur
Verbal
Information (facts,
ingatan)
Comprehension
(menerjemahkan)
Intellectual Skills
Application (menerapkan)
- discrimination
(membedakan)
- concepts
(mengelompokkan)
Synthesis (menggabungkan
bagian-bagian menjadi suatu
kesatuan)
Evaluation
(membandingkan dengan
standar)
II.
EXECUTIVE CONTROL
E
N
V
I
R
O
N
M
E
N
T
E
F
F
E
RESPONSE
GENERATOR
C
T
O
R
S
R
E
C
E
P
EXPECTANCIES
S
E
N
S
O
R
E
G
I
SHORT
TERM
MEMORY
LONG
TERM
MEMORY
T
O
R
S
R S
Y T
E
R
LATAR BELAKANG
Bragar dan Johnson (1993) mengatakan bahwa seseorang belajar melalui apa
yang dilakukannya dan kemudian mengkaji ulang apa yang telah
dilakukannya tersebut. Perilaku yang direfleksikannya, artinya telah dikaji
ulang dan diatur kembali, akan memberikan suatu pengertian baru yang
akan menjadi petunjuk bagi terjadinya perilaku-perilaku berikutnya. Proses
pembelajaran strategi kognitif merupakan proses reflection in action, yang
didasarkan pada teori Experential Learning Cycle dai David Kolb. Teori
Experential Learning Cycle dari David Kolb dapat digambarkan sebagai
berikut:
Contoh : (Experiental Learning Cycle, David Kolb)
(Pengalaman Konkrit)
Finding Out
(Penemuan)
Refleksi
Implementasi
Talking Action
(Penerapan)
Konseptualisasi
Berdasarkan teori ini proses belajar dimulai dari pengalaman konkret yang
dialami seseorang. Pengalaman tersebut diteflekdikan secara individual.
Dalam proses refleksi, seseorang akan berusaha memahami apa yang terjadi
atau apa yang dialami. Refkesi ini menjadi dasar proses kenseptualisasi atau
proses pemahaman prinsip-prinsip yang mendasari pengalaman yang dialami
serta perkiraan kemungkinan aplikasinya dalam situasi dan konteks yang lain
atau baru. Proses implementasi merupakan situasi dan konteks yang
memungkinkan penerapan konsep yang sudah dikuasai seseorang. Proses
VI.
West, Farmer dan Wolff (1991) menjelaskan adanya 4 keluarga besar strategi
kognitif, yaitu Chnkung, Spatial, Bridging, dan Multipurpose.
melalui
dan
proses
menyusun
mengurutkan
(arrange).
(order),
Chunking
mengklasifikasi
dapat
membantu
seseorang untuk mengolah data yang sangat banyak atau proses yang
sangat kompleks. Melalui chunking, seseorang memilah-milah materi
kuliah atau masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, kemudian
menyusun bagian-bagian tersebut secara berurut.
3. Bridging
merupakan
strategi
untuk
menjembatani
pemahaman
merupakan
kerangka dalam bentuk abstraksi atau ringkasan tentang konsepkonsep dasar materi yang harus dipelajari, hanya dapat dibuat oleh
dosen untuk memudahkan mahasiswa belajar.
merupakan
alat
bantu
untuk
mengingat,
misalnya
Chunking
Spatial
Frames
Bridging
Concepts
Mapping
Multipurpose
Rehearsal
Mneumonic
s
Imagery
Space
and
Time
Classificatio
n
Advencer
Organizer
Metaphor
disebut proposisi. Peta kognitif juga dapat berfungsi sebagai peta visual
Yang menggambarkan berbagai cara untuk mengartikan suatu konsep
berdasarkan proposisinya.
Peta Kognitif biasanya dimulai dengan suatu konsep utama, yang mungkin
merupakan topik penting dalam suatu matakuliah atau suatu masalah.
Menurut
Jonassen
(1987),
peta
kognitif
merupakan
teknik
yang
berbagai
cara
untuk
mengartikan
suatu
konsep
berdasarkan preposisinya.
Jonassen
(1987)
mengartikan
peta
kognitif
sebagai
teknik
untuk
menggambarkan susunan dan hubungan antar ide atau konsep dalam pikiran
seorang individu. Dalam perkuliahan, peta kognitif dapat digunakan untuk
menggambarkan susunan dan hubungan antarkonsep yang sudah dimiliki
mahasiswa dan yang baru dipelajarinya. Peta kognitif merupakan refleksi dari
konsep-konsep dan preposisinya yang sudah dikuasai oleh mahasiswa. Peta
kognitif hanya berlaku pada saat peta tersebut dibuat oleh seorang
mahasiswa,
karena
pada
saat
yang
lain,
ketika
mahasiswa
sudah
Definisi
1.
PERKULIAHAN
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
dapat
berpikir
spatial
(fragmentaris)
di
samping
juga
sesuatu.
Jika
dosen
mengajukan
pertanyaan,
maka
dosen
pengetahuan
mahasiswa
(ingatan
dan
pemahaman)
dan
itu
mahasiswa.
kurang
bermanfaat
bagi
pengembangan
strategi
kognitif
Mahasiswa
memerlukan
berpikirnya.
Mahasiswa
waktu
perlu
untuk
berpikir
merefleksikan
dan
mengatur
berbagai
proses
alternatif
untuk
menganalisis informasi dan untuk mencapai konklusi dari masalah atau kasus
yang dihadapi. Mahasiswa juga perlu mengontrol proses berpikirnya. Proses
tersebut memerlukan waktu yang cukup. Glatthom dan Baron (1985)
mengusulkan agar dosen mau sabar menunggu jawaban mahasiswa
terhadap pertanyaannya sementara memberi kesempatan mahasiswa untuk
berpikir. Dengan demikian, dosen perlu benar-benar memperhitungkan
kecepatan belajar yang efektif bagi mahasiswa untuk dapat menguasai
keterampilan strategi kognitif.
strategi
hasil
kognitif.
belajarnya.
Mahasiswa
Jika
perlu
seorang
diberitahu
mahasiswa
tentang
diharapkan
perkuliahan
melatihkan
merupakan
keterampilan
salah
strategi
satu
kognitif
persyaratan
kepada
untuk
mahasiswa.
dapat
Satu
lebih efektif adalah pemberian umpan balik yang tepat kepada mahasiswa,
sehingga mahasiswa memahami tingkat pencapaiannya.
X.
PENUTUP
Strategi
Kognitif
merupakan
metode
pembelajaran
yang
berdasarkan
TUGAS LATIHAN :
PEMBUATAN PETA KOGNITIF (CONCEPT MAPPING )
Gejala
Kepustakaan
diamati
identifikasi
Sampul
meliputi
Masalah
Ukuran
kertas
dibuatkan
meliputi
Ukuran huruf
ketikan
Urutan
Bab
meliputi
meliputi
dirumuskan
dipecahkan
melalui
Format
Hipotesis
berisi
Metodologi
mempunyai
Daftar
Pustaka
mempunyai
diuji
meliputi
menggunakan
mempunyai
Pendahuluan
meliputi
menggunalan
Bentuk
Eksperimen
Bahasa Indonesia
yang baik dan benar
meliputi
meliputi
Isi
Laporan
meliputi
Wacana
meliputi
meliputi
penggunaan
penulisan
Paragraf
Kesimpulan
merupakan
Istilah
Ragam bahasa
Tatabahasa
menghasilkan
DAFTAR PUSTAKA
Behaviorism and constructivism. [On-line]. Available:
http://hagar.up.ac.za/catts/learner/debbie/CADVANT.HTM
Beyond constructivism - contextualism. [On-line]. Available:
http://tiger.coe.missouri.edu/~t377/cx_intro.html
Constructivist theory (J. Bruner). [On-line]. Available:
http://www.gwu.edu/~tip/bruner.html
Dick, W. (1991). An instructional designer's view of constructivism.
Educational Technology, May, 41-44.
Duffy, T. M., Jonassen, D. H. (1991). Constructivism: New implications for
instructional technolgy? Educational Technology, May, 7-12.