Anda di halaman 1dari 123

REFRESING

KEPANITERAAN KLINIK KULIT KELAMIN


RUMAH SAKIT ISLAM SUKAPURA

PEMBIMBING:
dr. Heryanto Syamsudin, Sp.KK

NUR ANDRIANA
MEDICAL SCHOOL OF MUHAMMADIYAH JAKARTA UNIVERSITY

Pendahuluan
Kulit lansia
sangat
rentan
terhadap
gangguanMobilitas yang menurun ,

gangguan
akibat proses
degenerasi, perubahan
pengobatan
polifarmasi
dan
metabolik
( penuaan
instrinsik berbagai
) , disamping
kenaikan
insiden

pengaruh faktor
ekstrinsik
( polusi, lingkungan,
penyakit
kronis
merupakan
faktor
rokok
) untuk timbulnya penyakit
resiko
kulit pada lansia .

Perubahan
epidermal
melanosit
Kepadatan
sel langerhans
responsibilitas

Perubahan
dermal

serabut
kolagen
densitas
Hilangnya
jaringan elastin

Kulit
kering,
kasar,
bersisik

Perubahan
rambut
dan kuku

karateristik
kulit
menua

Gangguan
pigmentasi
kulit

Kulit
berkerut
dan
kendor

I. Ulkus Dekubitus

Ulkus yang terjadi akibat tekanan yang lama


iskemia kerusakan jaringan
Faktor resiko ( tetraplegia, DM, malnutrisi, kanker
stadium akhir )
Stadium
1. Kemerahan pada kulit yang masih utuh
2. Nekrosis superfisial / setengah ketebalan
dermis dan epidermis
3. Nekrosis lebih dalam
4. Nekrosis meluas sampai otot dan tulang

Pencegahan

Pengobatan

Mengurangi tekanan
Pemeliharaan kulit
Mengurangi gesekan
kulit ke kulit
Mengubah posisi
baring penderita

Bila terdapat jaringan


nekrotik dilakukan
nekrotomi
Kompres atau salap
antibiotika

Eksema nummuler
Dermatitis statis
Dermatitis seboroik
Dermatitis kontak
Liken simpleks kronikus ( neurodermatitis )

Ekzem numular

DEFINISI
Dermatitis berupa lesi berbentuk mata
Sinonim
uang ( coin ) atau agak lonjong, berbatas
Dermatitis numularis, eksem discoid,
tegas
dengan
efloresensi
berupa
neurodermatitis numular
papulovesikel, biasanya mudah pecah
sehingga basah ( oozing ).

Epidemiologi
Dermatitis numularis
pada orang dewasa lebih
sering pada pria,Usia
puncak awitan pada
kedua jenis kelamin
antara 55 dan 65 tahun.

Etiopatogenesis
Diduga stafilokokus dan mikrokokus
berperan
Dermatitis kontak ikut berperan ( alergi
terhadap nikel,krom, konal,wol, sabun )
Trauma fisis dan kimiawi ikut berperan
Stress emosional dan alkohol dapat
menimbulkan eksaserbasi
Lingkungan kelembaban rendah dapat
memicu kekambuhan

Sangat gatal
Lesi : vesikel dan papulovesikel (0,3-1 cm )
Meluas ke samping ( seperti Uang logam /
coin ,eritematosa, edem, berbatas tegas )
Jika vesikel pecah terjadi eksudasi
Lesi lama berupa likenifikasi dan skuama

Lanjutan,,,
Tempat predileksi :
dapat satu, banyak dan
jumlah
tungkai lesi
bawah
tersebar,
Badan bilateral / simetris

miliar
sampai
numular
Lengan termasuk punggung badan

Lesi akut : ditemukan spongiosis, vesikel


intraepidermal,subkutan sel radang
limfosit dan magrofak di sekitar
pembuluh darah
Lesi kronis : ditemukan akantosis teratur,
hipergranulosis dan hiperkeratosis,
spongiosis ringan

Bila kulit kering pelembab atau emolien


Lesi topikal antiinflamasi ( preparat ter,
glukokortikoid, takrolimus / pimekrolimus )
Lesi eksudatif kompres larutan
permanganas kalikus 1:10.000
Antibiotik jika ditemukan infeksi bakterial
antihistamin

prognosis
Dari suatu pengamatan
sejumlah penderita 22%
sembuh, 25% pernah
sembuh untuk beberapa
minggu sampai tahun,53%
tidak bebas dari lesi kecuali
dalam pengobatan

Eksema numularis

DERMATITIS STATIS
Sinonim
DEFINISI
Dermatitis
gravitasional,
Dermatitis
sekunderekzem
akibatstasis,
dermatitis
hipostatik,
ekzem
varikosa,
dermatitis
insufiensi kronik vena ( hipertensi vena)
venosa

pada tungkai bawah atau akibat


bendungan darah vena.

Biasanya pada usia dewasa tua


Insiden pria lebih banyak dibandingkan wanita,
sering pada orang yang banyak berdiri, wanita
hamil, atau adanya thrombus atau emboli atau
tumor yang menekan vena.
Dermatitis stasis mempengaruhi proporsi yang
signifikan dari populasi lanjut usia. Studi telah
memperkirakan prevalensi dermatitis stasis sekitar
6-7% pada pasien yang lebih tua dari 50 tahun.

Meningkatnya tekanan hidrostatik dalam sistem vena

Terjadi kebocoran fibrinogen masuk ke dalam dermis

Selanjutnya fibrinogen di luar pembuluh darah akan berpolimerisasi


membentuk selubung fibrin perikapiler dan interstisium
Sehingga menghalangi difusi oksigen dan makanan yang dibutuhkan
untuk kelangsungan hidup kulit

Akibatnya akan terjadi kematian sel.

Tekanan vena meningkat pada tungkai


Pelebaran vena / varises dan edema kulit merah
kehitaman purpura
Perubahan eksematosa berupa

Eritema
Skuama
Kadang eksudat
Gatal
Jika berlangsung lama akan menebal dan fibrotik
tampak seperti botol terbalik ( lipodermatosklerosis )

DIAGNOSIS BANDING
- Dermatitis kontak alergi
- Ulkus tropikum

Umum
Untuk mengatasi edema, tungkai dinaikan waktu
tidur dan waktu duduk. Bila tidur kaki di angkat
di atas permukaan jantung sela 30 menit,
dilakukan 3-4 kali sehari.
Topikal
Kompres dengan larutan KMnO4 1/5000 atau
larutan asam borat 3 %. Jika sudah kering diberi
salep kortikosteroid seperti hidrokortison 1-2%.

Etiopatogenesis
Status seboroik ( seboroik state )
diturunkan
Pityrosporum ovale ( flora normal
kulit manusia ) reaksi inflamasi
Faktor kelelahan, stres, emosional,
infeksi atau defisiensi imun.

Gejala klinis
Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan
agak kekuningan, batasnya agak kurang tegas.

Ringan
mengenai kulit kepala berupa skuama - skuama yang halus,
mulai sebagai bercak kecil yang kemudian mengenai seluruh
kulit kepala dengan skuama- skuama yang halus dan kasar. (
pitriasis sika,dandruff ), bentuk yang berminyak disebut ( pitriasis
steatoides )
Berat
ditandai dengan adanya bercak- bercak yang berskuama dan
berminyak disertai eksudasi dan krusta tebal

Kandidiasis

Psoriasis

Pitiriasis rosea

otomikosis

Pengobatan
Menghindari faktor resiko
Stress emosional
Kurang tidur

Sistemik
Kortikosteroid : prednison 20-30mg/hari
Isotretinoin dosisnya 0,1 0,3 mg per kg berat badan per hari.

Topikal

Selenium sulfida (selsun)


Emolien, misalnya krim urea 10 %
Ter, misalnya likuor karbonas detergens 2-5 % atau krim pragmatar
Sulfur praesipitatum 4-20 %
Kortikosteroid
Krim ketokonazol 2%

Sebagian kasus yang mempunyai faktor


konstitusi penyakit ini agak sukar
disembuhkan, meskipun terkontrol

Dermatitis kontak
Dermatitis
yang disebabkan oleh bahan /
Jenis :
substansi yang menempel pada kulit
Dermatitis kontak iritan ( DKI )
Dermatitis kontak alergi ( DKA )

Dermatitis kontak iritan dapat diderita


oleh semua orang dari berbagai
golongan umur, ras, dan jenis
kelamin

BAHAN IRITAN

Bahan pelarut
Detergen
Minyak pelumas
Asam alkali
Serbuk kayu

FAKTOR INDIVIDU

Usia ( anak < 8


tahun dan usia
lanjut lebih mudah
teriritasi )
Ras ( kulit hitam
lebih tahan daripada
kulit putih )

Bahan iritan

Merusak sel

Merusak lisosom dan


mitokondria

mengaktifkan
sel mast
melepaskan
histamin

AA diubah menjadi
PG dan LT

lapisan tanduk
denaturasi keratin
mengubah daya ikat
air kulit
Menyingkirkan
lemak lapisan tanduk

mengaktifkan
fosfolipase
Melepaskan ( AA,
DAG, PAF , IP3

Gejala klinis
DKI akut
Luka bakar ( pedih, rasa terbakar, eritema, bulla, nekrosis )

DKI akut lambat


Muncul 8 s/d 24 jam
Eritema, vesikel, necrotik
DKI kumulatif
Iritan lemah seperti gesekan , kelembaban, panas/dingin, detergen,pelarut
Kulit kering, eritema, gatal, fisur
Reaksi iritan
Monomorf,skuama, erirema, vesikel,pustul,erosi, skin herdening
DKI traumatik
Trauma panas atau laserasi
DKI noneritematosa
DKI subyektif

Menghindari bahan iritan


Kortikosteroid topikal seperti
hidrokortison

Terkena pada kulit yang sangat peka (


hipersensitifitas )
Etiologi
Faktor timbulnya DKA ( potensi sensitisasi
alergen, dosis per unit area, luas daerah yang
terkena, lama pajanan, PH )
Faktor individu dan status imunologik

Gejala klinis
Gatal
Bercak eritematosa
Edema
Vesikel
Skuama
Papul likenifikasi

tangan
lengan

Genitalia

Lokasi
DKA

Badan

Leher

wajah

Telinga

DIAGNOSIS BANDING

Dermatitis atopik
Dermatitis
numularis
Dermatitis seboroik

PENGOBATAN

Prednison 30
mg/hari

Neurodermatitis sirkumskripta
Definisi :
Peradangan kulit kronis,
Sinonim
gatal,sirkumskrip,ditandai dengan kulit tebal
liken simpleks kronikus
dan garis kulit tampak lebih menonjol
(likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu,
akibat garukan atau gosokan yang berulangulang karena berbagai rangsangan
pruritogenik

Tidak biasa terjadi pada anakanak, tetapi pada usia dewasa ke


atas,puncak insiden pada usia
antara 30-50 tahun

Pruritus ( timbulkan likenifikasi dan prurigo


nodularis ) oleh karena penyakit yang
medasarinya seperti GGK,DKA,hipertiroid,dll)
Prurigo nodularis menimbulkan degranulasi
sel mas meningkatnya eosinofil dan
melepaskan histamin .

Sangat gatal
Terutama malam hari
Merasa enak digaruk ,
setelah luka baru
hilang rasa gatalnya
untuk sementara (
karena diganti rasa
nyeri

Eritemaosa
Edematosa
Lama kelamaan ada
skuama dan menebal
Likenifikasi
Ekskoriasi
hiperpigmentasi

Letak lesi

Skalp
tengkuk
Samping leher
Lengan bagian ekstensor
Pubis
Vulva
Skrotum
Perianal
Paha bagian medial
lutut,
Tungkai bawah
Pergelangan dan punggung kaki

Diagnosis
Histopatologi
berupa
ortokeratosis,
Diagnosis
banding
hipergranulosis,akantosis
dengan rete ridges
liken planus
memanjang
teratur, berserbukan sel radang
Liken amiloidosis
limfosit
dan histosit, fibroblas menambah,
Psoriasis
kolagen
menebal
Dermatitis
atopik

Antihistamin ( hidroksizin, difenhidramin,


prometazin )
Kortikosteroid topikal atau intralesi
Produk ter

Prognosis bergantung pada penyebab


pruritus ( penyakit yang mendasari
), dan status psikologik penderita.

Bakteri
Virus
Infeksi jamur
Kelainan kulit akibat defisiensi nutrisi
Penyakit parasit

DEFINISI
Pioderma superfisialis ( terbatas
pada epidermis )
Terdapat dua jenis impetigo yaitu
krustosa dan bulosa

IMPETIGO BULOSA

Impetigo vesikobulosa,
cacar monyet

IMPETIGO KRUSTOSA

Impetigo kontagiosa
Impetigo vulgaris
Impetigo Tillbury
Fox

IMPETIGO BULOSA

Staphylococcus aureus
Eritema, bula
Predileksi di ketiak ,
dada, punggung

IMPETIGO KRUSTOSA

Streptococcus B
hemolyticus
Eritema
Vesikel,jika pecah
terlihat krusta menebal
seperti madu
Predileksi di
muka,sekitar lubang
hidung dan mulut

Diagnosis banding

Impetigo bulosa : matofitosis


Pengobatan
Impetigo krustosa : ektima
diberikan salap antibiotik atau cairan
antiseptik

HERPES ZOSTER

Penyakit
yang disebabkan oleh infeksi virus
sinonim
varisela-zoster
Menyerang kulit dan mukosa
Merupakan
reaktivasi virus yang terjadi
Dampa
setelah infeksi primer

Cacar ular

Epidemiologi
Reaktivasi virus yang terjadi
Kadang-kadang varisela berlangsung
setelah
penderita
mendapat
Tranmisi
virus
secara
aerogen dari
subklinis
varisela
pasien varisela

Virus ini terdapat di ganglion posterior


susunan saraf tepi dan ganglion kranialis
Kelainan Setingkat dengan daerah
persarafan ganglion
Kadang menyerang ganglion anterior
gangguan motorik

PredileksiTorakal (sering)daerah lain bisa


terkena
Frekuensipria=wanita
UmurDewasa (sering)
Gejala prodromal
1. Sistemik : demam, pusing, malaise
2. Lokal
: Nyeri otot-tulang, gatal, pegal

Gejala kulit
1.
2.
3.
4.
5.

Eritem cepat menjadi vesikel berkelompok,


Pembesaran
Kelenjar Getah
Bening
dasar kulit eritematosa
dan edema,Vesikel
Lokalisasi
Unilateral
(berisi cairan
jernih) Keruh Pustul
Hiperestesi
pada daerah yang terkena
Krusta
Neuralgia
pasca herpetik : Nyeri timbul pada
Infeksi sekunderulkuspenyembuhan
daerah
penyembuhan bisa berbulan2
denganbekas
sikatriks
atau bertahun2

1. Herpes zoster oftalmikus


Infeksi
cabang
N.Trigeminus
Sindrom
Ramsay
Hunt pertama
gangguan
N.Facialis,
pada
mata otot muka (paralisis Bell)
N.Otikus
gejala
paralisis
2. Kelainan
Herpes
zoster
abortif
Kelainan
kulit sesuai tingkat
persarafan,
tinitus, vertigo,
Infeksicabang
dua
dan
tiga
timbul
Berlangsung
singkat,
hanya nausea,
berupagangguan
vesikel
gangguan
perdengaran,
nistagmus,
kelainan
pada
daerah
saraf
yang
terkena.
dan eritem
pengecapan

3 Herpes zoster generalisata


Kelainan kulit unilateral dan segmental +
kelainan kulit generalisata : vesikel soliter dan
umbilikasi
Pada orang dengan kondisi fisik lemah

1.

2.
3.
4.
5.
6.

Neuralgia pasca herpetik (umur > 40 thn)


Ptosis paralitik
Keratitis
Skleritis
Uveitis
Neuritis optik

DIAGNOSIS :
DIAGNOSIS BANDING :

1.
1.
2.
2.
3.

Anamnesa
Herpes
simpleks
Pemeriksaan
dermatologis
Nyeri
penyakit
reumatik,
angina
pectoris
Pemeriksaan
penunjang
Tzanck
Test Sel
datia berinti banyak positif

Terapi sistemik :
1.
Analgetik
2.
Antibiotik
3.
Antivirus
Acyclovir 5 x 800 mg/hari (7 hari)
Valacyclovir 3 x 1000 mg/hari
4. Imunostimulator Isoprinosin

Terapi topikal :
Vesikel bedak (mencegah infeksi sekunder)
Erosif Kompres terbuka
Ulserasi Salep Antibiotik

Penyakit jamur Candida albican


Menyerang kulit,kuku,mukosa vagina,mulut
,paru.
Menyerang semua umur

Fakror endogen
Perubahan fisiologik ( kehamian,
kegemukan, iatrogenik )
Umur ( tua, anak )
imunologik
Faktor eksogen
Iklim
Kontak dengan penderita
Berendam dalam air
Kebersihan kulit

KANDIDIOSIS SELAPUT
LENDIR

Trush
Perlache
Vulvovaginistis
Balanitis atau
balanopostitis
Kandidosis mukokutan
kronik

KANDIDIOSIS KUTIS

Kandidosis
intertriginosa
Kandidosis perianal
Kandidiosis kutis
generalisata

KANDIDIOSIS
SISTEMIK

Endokarditis
Meningitis

REAKSI ID
kandidid

diagnosis
Pemeriksaan langsung : KOH
10% pewarnaan gram (
ditemukan sel ragi ,
blastospora )

Pemeriksaan biakan
Dextrose glukosa sabouraud

Pengobatan

Menghindari faktor predisposisi


Topikal
Larutan ungu gentian -1% dioleskan 2 x 1 selama 3 hari
Nistatin: berupa krim, salap, emulsi
Amfoterisin B
Grup azol ( mikonazol2% krim atau bedak, klotrimazol
1% berupa larutan bedak atau krim,dll)
Sistemik
Tablet nistatin
Amfeterisin B
Ketokonazol 2 x 200 mg selama 5 hari

KAPITIS

Oleh pediculus humanus


Var
Menular dalam
lingkungan
padat,kondisi higiene
tidak baik

PUBIS

Oleh phthirus pubis


Menular umumnya
dengan kontak
langsung

kelainan kulit yang timbul disebabkan


oleh garukan untuk menghilangkan rasa
gatal.Gatal tersebut timbul karena
pengaruh liur dan ekskreta dari kutu
yang dimasukkan ke dalam kulit waktu
menghisap darah

Gejala klinis
Pedikulosis kapitis
Gatal pada daerah oksiput dan temporal dan dapat meluas
keseluruh kepala
Erosi
Ekskoriasi
Pus / krusta
Pembesaran getah bening
Kepala berbau busuk
Pedikulosis pubis
Gatal daerah pubis dan sekitarnya
Dapat meluas ke abdomen dan dada
Makula serulae
Bercak-bercak hitam pada celana dalam
Pembesaran getah bening

Diagnosis
Diagnosis banding

Menemukan kutu atau telur


Pedikulosis kapitis : tinea kapitis, pioderma (
impetigo krustosa ),dermatitis seboroik
Pedikulosis pubis : dermatitis
seboroik,dermatomikosis

Pengobatan :
Krim gama benzen heksa klorida ( gamexan =
gammexane ) 1%, cara pemakaiannya setelah
dioleskan
lalu didiamkansyarat
12 jam, kemudian
Higiene
merupakan
supayadi cuci
dan disisir
dengankelamin
serit agardicukur
semua kutu
dan telur
Sebaiknya
rambut
.Pakaian
tidak
terjadimasih
residif.
terlepas.Jika
terdapat
telur, seminggu
dalam direbus atau
disetrika.Mitra
seksual
kemudian
diulangi
dengan
sama.
harus pula
diperiksa
dancara
jikayang
perlu
diobati
Emulsi benzil benzoat 25% dipakai dengan cara yang
sama.

Skabies adalah penyakit kulit yang


disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei
varian hominis dan produknya.

Sinonim dari penyakit ini adalah


kudis, the itch, gudig, budukan, dan
gatal agogo.
Penyakit skabies ini merupakan
penyakit menular oleh kutu gatal
Sarcoptes scabiei tersebut,

Tempat yang paling disukai kutu betina adalah


bagian kulit yang tipis dan lembab, yaitu :
Daerah sekitar sela jari kaki dan tangan, siku.
Pergelangan tangan
Bahu
Daerah kemaluan
Pada bayi yang memiliki kulit serba tipis,
telapak tangan, kaki, muka, dan kulit kepala
sering diserang kutu tersebut.

Skabies dapat disebabkan oleh kutu atau


tungau sarcoptes scabei varian hominis. Sarcoptes
scabiei ini termasuk filum Arthopoda, kelas
Arachnida,
ordo
Ackarina,
superfamili
Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes
scabiei varian hominis.
Secara morfologik merupakan tungau kecil,
berbentuk oval, punggungnya cembung dan
bagian perutnya rata. Tungau ini transient,
berwarna putih kotor, dan tidak bermata.

Diagnosis ditegakkan dari anamnesis, manifestasi


klinis, dan pemeriksaan penunjang. Ditemukan 2
dari 4 kriteria berikut:

Gatal malam hari.


Terdapat pada sekelompok orang.
Adanya terowongan pada tempat predileksi.
Menemukan tungau

Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan
tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena
bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang
kuat,menyebabkan lesi timbul pada pergelangan tangan.
Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekreta dan
ekskreta tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah
infestasi.Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan
ditemuannya papul, vesikel, dan urtika.
Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi
sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari
lokasi tungau.
Sarcoptes scabiei
akan memasuki stratum korneum, membentuk
kanalikuli / terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2
centimeter. Akibatnya, penyakit ini menimbulkan rasa gatal yang panas
dan edema yang disebabkan oleh garukan.

Cara menemukan tungau:


1.

Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung dapat


terlihat papul atau vesiel. Congkel dengan jarum dan letakkan
diatas kaca obyek, lalu tutup dengan kaca penutup dan lihat
dengan mikroskop cahaya.

2.

Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung diatas


selembar kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar.

3.

Dengan membuat biopsi irisan, caranya ; jepit lesi dengan 2 jari


kemudian buat irisan tipis dengan pisau dan periksa dengan
miroskop cahaya.

4.

Dengan biopsi eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan


H.E.

Syarat obat yang ideal :

efektif terhadap semua stadium tungau


tidak menimbulkan iritasi dan toksik
tidak berbau atau kotor
tidak merusak atau mewarnai pakaian
mudah diperoleh
harganya murah.

Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam


bentuk salep atau krim. Pada bayi dan orang dewasa
sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat aman dan
efektif. Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh
kurang dari 3 hari karena tidak efektif terhadap
stadium telur, berbau, mengotori pakaian dan dapat
menimbulkan iritasi.

Emulsi benzyl-benzoat 20 - 25% efektif terhadap semua


stadium, diberikan setiap malam selama 3 kali. Obat ini
sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan kadangkadang makin gatal setelah dipakai.

Gama benzena heksa klorida (gameksan) 1% daam


bentuk krim atau losio, termasuk obat pilihan arena
efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan,
dan jarang memberi iritasi. Obat ini tidak dianjurkan
pada anak dibawah umur 6 tahun dan wanita hamil
karena toksi terhadap susunan saraf pusat.
Pemberiannya cukup sekali dalam 8 jam. Jika masih ada
gejala, diulangi seminggu kemudian.

Krokamiton 10% dalam krim atau losio mempunyai


dua efek sebagai antiskabies dan antigatal. Harus
dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra. Krim( eurax)
hanya efetif pada 50-60% pasien. Digunakan selama 2
malam berturut-turut dan dbersihkan setelah 24 jam
pemakaian terakhir.

Krim permetrin 5% merupakan obat yang


paling efektif dan aman karena sangat
mematikan untuk parasit S.scabei dan memiliki
toksisitas rendah pada manusia.
Pemberian antibiotika sistemik dapat digunakan
jika ada infeksi sekunder, misalnya bernanah di
area yang terkena (sela-sela jari, alat kelamin)
akibat garukan.

DEFINISI
Penyakit autoimun kronik yang ditandai oleh
adanya bula subepidermal yang besar dan
berdinding tegang.
Etiologi
autoimunitas

Dapat terkena pada semua


umur, terutama pada orang tua.

Kebanyanyakan muncul pada


dekade 7 dan 8.
60% diatas usia 60 tahun

Terbentuknya bula
akibat komplemen
yang teraktifasi

melalui jalur klasik


dan alternatif

sehingga terjadi
pemisahan
epidermis dan
dermis.

kemudian akan
dikeluarkan enzim
merusak jaringan

Bula dapat bercampur dengan vesikel,


berdinding tegang, sering disertai
eritema. bula- bula pecah terdapat
daerah erosif yang luas.

Tempat predileksi ialah di ketiak,


lengan bagian fleksor, lipatan paha
dan mulut.

Diagnosis
Histopatologi
Terbentuk celah di perbatasan dermalepidermal.
Imunologi Bula terletak di subepidermal, sel
infiltrat
yang
utama ialahimunofluoresensi
eosinofil
Pada
pemeriksaan
terdapat endapan IgG dan C3 tersusun seperti
pita di B.M.Z (basement membrane zone )

Kortokosteroid dosis prednison 40-60 mg sehari


Pemberian sitostatik
Pengobatan kombinasi tetrasiklin (3 x 500 mg)
dengan niasinamid (3 x 500 mg) jika tetrasiklin
merupakan kontraindikasi dapat diberikan
Eritromisin

Diagnosis
:
Prognosisbanding
:
Pemfigus vulgaris
Dermatitis
hipetiformis
Kematian jarang
dibandingkan dengan
pemfigus vulgaris, dapat terjadi remisi
spontan.

KLASIFIKASI
Tumor jinak
Tumor prakanker
Tumor ganas

EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI :
Kelompok umur yang terkena ialah 50-59 tahun
1. Faktor luar
tetap merupakan golongan yang terbanyak
2. Faktor dalam
menanggung risiko tumor ganas kulit, perbedaan
laki- lali dan wanita tidaki bermakna.

Sinonim : basalioma, ulkus rodens.


Gejala klinis :
- Bentuk nodulus (termasuk ulkus rodens)
- Bentuk kistik
- Bentuk superficial
- Bentuk morfea

Bedah : scalpel, listrik, kimiawi, beku


Radiasi
Topical : (kasus- kasus multiple, rekurens, orang
tua) dengan krim 5-fluorourasil (efudex 5%),
selama 4-6 minggu setiap hari ganti
Sistemik : jika cara lain tidak berhasil diberikan
bleomycin sebagai ajuvan.

Prognosisnya cukup baik, bila diobati sesuai


dengan pengobatan yang ada.

Sinonim
Epitelioma sel skuamosa (prickle), karsinoma
epidermoid, spinalioma, karsinoma Bowen,
karsinoma sel prickle

Sinar matahari
Ras / herediter Genetik
Arsen
Radiasi (sinar X tau gamma)
Faktor hidrokarbon

Umur yang paling sering terkena ialah 40-50


tahun dengan lokalisasi tersering di daerah
tungkai bawah dan secara umum ditemukan
lebih banyak pada laki- laki dari pada wanita.

Tumor ini dapat tumbuh cepat, merusak jaringan


disekitarnya dan bermetastasis jauh umumnya
melalui kelenjar getah bening. Bentu
histopatologik ditemukan : bentuk intradermal
dan bentuk invasif.
Bentuk intradermal
Bentuk invasif

Mula- mula tumor ini berupa nodus yang


keras dengan batas- batas yang tidak
tegas. Berkembang menjadi verukosa atau
menjadi papiloma.pada keadaan ini
tampak skuamasi yang menonjol. Ulserasi
dapat terjadi, umumnya mulai ditengah
dan dapat timbul berukuran 1-2 cm.

prognosis :
Penatalaksanaan
Dapat
bermetastasis
jauh. Pada sel
dasarnya
Prognosis
karsinoma
sama
dengan basalioma,
tetapi untuk
skuamosa
sangatakan
bergantung
kasus dengan gambaran undifferential type
kepada
diagnosis
dini
dan
harus dilakukan tindakan yang lebih agresif
caraatau
pengobatannya.
(bedah
radiasi)

DEFINISI
Melanoma adalah keganasan yang dimulai pada
sel-sel kulit yang disebut sel melanosit. Biasanya
melanoma bermula dari tahi lalat yang
kemudian mengalami keganasan dan seringnya
tidak disadari oleh penderitanya.

ETIOPATOGENESIS
EPIDEMIOLOGI
Etiologinya belum diketahui pasti.
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan, selain
Melanoma maligna jarang ditemukan, merupakan
faktor keganasan pada umumnya ialah iritasi yang
(1-3) % seluruh keganasan. Insiden pada wanita
berulang pada tahi lalat.
hamper sma dengan laki- laki dengan frekuensi
yang tinggi ditemukan pada umur 30-60 tahun

Bentuk superfisial
Bentuk nodular
Lentigo maligna melanoma

Umumnya tindakan agresif (bedah)


Sistemik : D.T.I.C (Dimethyl Triazone Imidazole
Carboxamide Decarbazine), Me CCNU (Methyl
Nitrosourea), kombinasi DTIC dan Me CCNU
Ajuvans : imunoterapi dengan BCG atau
kombinasi BCG dengan dekarbazin.18

Batasi paparan sinar


ultraviolet

Identifikasi tahi lalat

Tes dan konseling Genetika

Tumor primer : daerah tertentu (badan lebih


buruk dari pada anggota badan)
Stadium
Organ yang telah di infiltrasi (metastasis tulang
dan hati lebih buruk dari pada kelenjar getah
bening dan kulit)
Jenis kelamin (wanita lebih baik daripada lakilaki)
Jika terdapat melanogen di urin maka
prognosisnya lebih buruk.

Kulit orang tua rentan terhadap sejumlah penyakit


dan gangguan karena elastisitasnya menurun,
ketebalan, dan ketahanannya. Kulit orang dewasa
yang lebih tua dapat menjadi kering, bintik-bintik
mungkin muncul dan keriput mulai berkembang.
Akibatnya, gangguan kulit dapat muncul,
perubahan kulit tertentu yang lebih sering terjadi
pada orang tua dari pada orang lain.
Penanganan yang di berikan sesuai dengan
penyakit yang timbul

Buku ilmu penyakit kulit kelamin edisi kelima,penerbit


fakultas kedokteran Universitas Indonesia,jakarta
2007
Buku ajar Boedi-Darmojo GERIATRI ( ilmu kesehatan
Usia Lanjut ) edisi keempat , penerbit fakultas
kedokteran Universitas Indonesia,jakarta 2010

Anda mungkin juga menyukai