Anda di halaman 1dari 4

D.J.

Grogan

Science and Technology: an Introduction to the literature. 4th ed.

London: Bingley, 1982.

Chapter 1: The Literature (p.13 - 16)

Bahan ini merupakan teJjemahan bebas dari bagian pertama Chapter 1 "The
Literature" dari buku Science and Technology: an Introduction to the Literature,
susunan D. 1. Grogan. TeJjemahan ini dibual untuk membantu mahasiswa mcngatasi
kesulitan membaca bahan bacaan wajib berbahasa Inggris untuk mala kuliah Dasar
Dasar Organisasi Infonnasi. Hendaknya teJjemahan ini tidak digunakan sebagai
sumber rujukan untuk penulisan makalah, skripsi, tesis. dsb. Untuk keperluan Isb.
sebaiknya digunakan sumber/buku aslinya.

Einstein percaya bahwa "Sains tidaklah Iebih dari suatu penyempumaan dari cara berpikir
sehari-hari".

Penyempumaan ini dicapai lewat penemuan dan penyempumaan metode

eks pe rimental.

Metode eksperimental (kadang-kadang juga disebut metode ilmiah) ini

mungkin sumbangan terbesar sains untuk kemajuan umat manusia. Beberapa penulis bahkan
berpendapat bahwa sains tidaklah lebih dari metode ini sendiri.

Karl Pearson,

yang

meletakkan dasar-dasar ilmu statistik abad ke-20, berpendapat bahwa "kesatuan semua sains
hanya terletak dalam metodenya, bukan dalam materinya." Metode ini berIaku untuk semua
sains, dan juga untuk semua teknologi, dan tentu saja juga diterapkan secara luas dalam
disiplin lain.
Implikasi pandangan ini bagi literatur sains dan teknologi begitu luas jangkauannya
hingga calon pustakawan mutIak perlu memahami unsur-unsur dasar metode ilmiah ini.
Langkah pertama yang diambil seorang ilmuwan yang ingin

meme~ suatu

masalah ialah

mengumpulkan semua informasi yang mungkin berhubungan dengan masalah tersebut. Ini
adalah tahap observasi. Ia kemudian merumuskan suatu teori sementara untuk mencoba
menjelaskan fakta-fakta. Ini adalah tahap hipotesis. Kemudian ia mendesain dan melakukan
serangkaian tes terkontrol untuk menguji kebenaran hipotesis kerjanya.
eksperimental.

Ini adalah tahap

]ika hasil eksperimennya membuktikan teorinya benar, ia meru~r1Uskan

jawabannya atas masalah. Ini adalah tahap kesimpulan. Tentu saja sering terjadi bahwa
hipotesis kerja temyata tidak bisa dipertahankan setelah melewati tahap eksperimen. Apabila
ini terjadi, maka ilmuwan tersebut harus mengulangi tahap-tahap ini sampai ia dapat

merumuskan suatu hiptotesis yang tidak saja dapat menjelaskan semua fakta yang diamati,
tetapi juga dapat dibuktikan kebenamya lewat eksperimen terkontroI. Inilah teori induktif
klasik dari metode ilmiah yang hingga kini masih tetap diajarkan pada tiap generasi
mahasiswa baru.
].H. Poincare, jenius Perancis yang pada akhir abad ke-19 mendominasi dunia
matematika, pernah menulis bahwa: "Sains dibangun dari fakta-fakta, seperti sebuah rumah

IVA/DOl/Grogan: Science and Technology: an Introduction to the Literature

dibangun dari batu-batu bata; namun suatu kumpulan fakta bukanlah sains, seperti juga
setumpukan batu bata bukanlah sebuah rumah."

Fakta-fakta ini, yang diperoleh lewat

observasi dan ekspenmen, harus dikomUnikasikan kepada masyarakat ilmuwan (scientific

communitj) lalu diintegrasikan ke dalam struktur ilmu pengetahuan. John Gray dan Brian
Perry baru-baru ini mengingatkan kita bahwa, " Tanpa komunikasi ilmiah sains bukanlah

. "
sams.
Jika muncu1 seorang ilmuwan baru yang ingin mengembangkan ilmu di bidangnya,
jelAslah sangat penting baginya untuk pertama-tama mengetahui apa yang telah dicapai. Ia
sebab itu mempelajari rekaman observasi dan eksperimen yang ditinggalkan oleh pendahulu
pendahulunya, yaitu literatur ilmiah.

Dan ketika dia pada gilirannya menyumbangkan

sesuatu pada khazanah ilmu pengetahuan dalam bentuk buku atau artikel majalah, ia
menyatakan utang budinya pada para pendahulunya dengan rujukan-rujukan ke karya
mereka dalam bibliografinya. Seperti dinyatakan oleh Royal Society di Inggris, "Science rests

on its published record."

Sains bertumpu pada hasil penelitian yang direkam dan

dipublikasikan. Ciri khas sains inilah yang membuat Max Gluckman, seorang antropolog,
mendefinisikan sains sebagai "setiap disiplin yang memungkinkan seorang tolol dari generasi
sekarang untuk melangkah lebih maju melampaui titik yang dicapai jenius generasi yang
lalu." Seabad lebih dulu Ernest Renan, filsuf Perancis, telah mengatakan hal yang kira-kira
sama ketika ia mengemukakan bahwa sekarang anak sekolah paling bodoh pun dengan
gampangnya bisa mengetahui kebenaran-kebenaran yang dulu dicari-cari dengan penuh jerih
payah dan berbagai pengorbanan oleh para cendekiawan.
hebat itu mengaku berutang dengan menyatakan:

Bahkan Sir Isaac Newton yang

"Jika saya melihat lebih jauh dari

kebanyakan orang, itu saya lakukan dengan berdiri di atas bahu para raksasa".
Perlu dikemukakan bahwa deskripsi klasik dari metode ilmiah seperti di atas tidak
ditenma secara wUversal. Meskipun pandangan bahwa sains lahir dari akumulasi fakta yang
telah terbukti masih menjadi pandangan yang paling banyak diterima, pandangan ini
mendapat tantangan dari beberapa filsuf bidang sains, seperti Thomas Kuhn, dan te,rutarna
Karl Popper yang menggunakan analogi dengan lampu sorot (searchlight) untuk menjelaskan
cara kerja otak manusia, dan teorinya rnengenai dugaan-dugaan dan bantahan-bantahan. Kita
juga tidak boleh melupakan peran imajinasi dan bahkan intuisi dalam sains.

J.D. Bernal

berkata bahwa bahwa salah satu ciri sains ialah bahwa inti atau essensi dari

penjelasan

lengkap sering sudah tertangkap oleh ilmuwan yang mempunyai persepsi yang tajarn lama
sebelum hal ini dapat dibuktikan."

Sum ber-sum ber primer


Sebagian besar dari literatur primer (primary Jiterature) berbentuk laporan ash tentang
penelitian ilmiah dan teknis.

Rekaman ini dapat bersifat observasi (misalnya laporan

IVA/DOl/Grogan: Science and Technology: an Introduction to the Literature

ekspedisi ilmiah), deskriptif (misalnya penjelasan teknis mengenai produk-produk industri),


atau teoretis (seperti di bidang matematik atau fisika), tetapi mayoritasnya merupakan laporan
eksperimen dengan hasil temuan dan kesimpulan. Suatu penelitian belum dianggap rampung
apabila hasil-haslnya belum disebarluaskan.

Selain itu salah satu prinsip dasar penelitian

ilmiah ialah bahwa laporan harus cukup rinei agar eksperimen yang dilaporkan dapat diulang
(dan sebab itu diperiksa kembali) oleh peneliti lain yang kompeten.

Sebelum dapat

ditambahkan pada khazanah sains dan pengetahuan semua hasil baru harus dinilai dengan
kritis oleh rekan sejawat si peneliti. Skandal besar yang melibatkan Dr William Summerlin,
seorang ahli imunologi Amerika,

terbongkar pada

tahun 1974 karena

hasil-hasil

eksperimeimya tidak dapat diulang. Ia dituduh membuat bercak-bercak hitam dengan tinta
pada tikus berbulu putih untuk membuktikan keberhasilan transplantasinya.
Sumbangan-sumbangan ini mewakili pengetahuan baru (atau setidak-tidaknya

Le

intfpretasi baru dari pengetahuan lama) dan merupakan informasi mutakhir. Sumbangan ini
diterbitkan dalam berbagai bentuk:
1.

Jurnal atau majalah (banyak yang isinya hanya terdiri atas laporan penelitian)

2.

Laporan penelitian

3. Prosiding konperensi
4.

Laporan ekspedisi ilmiah

5. Paten
6. Standar

7.

Trade Literature

8. Tesis dan disertasi


Semua bentuk literatur ini menjadi arsip atau rekaman permanen dari perkembangan
sains, yang boleh dilihat dan digunakan oleh semua orang.
Banyak rekaman atau catatan yang berkaitan dengan penelitian tidak diterbitkan, dan
sebab itu di luar jalur formal yang menunjukkan kemajuan penelitian, tetapi kadang-kadang di
kemudian hari dapat dilihat oleh masyarakat umum dan dipelajari karena mempunyai nilai
historis. Rekaman ini misalnya berbentuk:
1.

Buku catatan laboratorium, buku catatan harian, memoranda, dsb.

2.

Laporan penelitian intern, notulen rapat, file perusahaan, dsb.

3.

Korespondensi, file pribadi, dsb.


Literatur primer biasanya tersebar,

tidak tercrganisir.

Literatur ini merekam

informasi yang belum terasimilasi dalam khazanah sains dan teknologi.

Meskipun sangat

vital, informasi dalam sumber-sumber primer sulit ditemukan dan diaplikasikan, dan sebab
itu lambat laun telah muncul kelompok literatur yang lebih mudah diakses.

IVA/DOl/Grogan: Science and Technology. an Introduction to the Literature

Sumber-sumber sekunder

Sumber-sumber ini berisi informasi yang berasal dari sumber primer, dan disusun menurut

suatu rencana tertentu. Sumber-sumber ini merupakan pengetahuan yang diolah kembali atau

dikemas ulang dalam bentuk yang lebih mudah diakses dan diserap. Sumber-sumber ini,

yang lebih mudah diperoleh daripada sumber-sumber primer dan lebih mudah digunakan,

adalah:

1.

Jumal atau majalah (banyak yang khusus menginterpretasikan dan mengulas


perkembangan yang dilaporkan dalam literatur primer)

2.

Jasa indeks dan abstrak

3.

Tinjauan perkembangan (reviews ofprogress)

4.

Buku rujukan, misalnya


a)

ensiklopedi

b)

kamus

c)

buku pegangan (handbook)

d)

tabel

e)

kumpulan formula
L A

5.

Treatise ~ ~""'~ I ~

6.

Monograf

7.

Buku teks

t..-,s '- ~ I

,./

aII"'" k.cA..

Selain mengemas ulang informasi dari literatur primer, banyak di antara sumber-sumber ini
juga berfungsi sebagai pemandu ke dokumen asli atau primer.

Dengan perkataan lain,

sumber-sumber ini tidak saja berguna sebagai tempat penyimpanan fakta-fakta yang sudah
diolah, tetapi sebagai kunci bibliografi ke sumber primer.

Sum ber tersier


Keompok ini mempunyai fungsi utama membantu pemakai menggunakan sumber primer dan
sekunder. Ciri khas kelompok ini ialah bahwa sumber-sumber ini tidak mengandung ulasan
mengenai suatu bidang subyek atau disiplin ilmu:
1.

Direktori dan buku tahunan

2.

Bibliografi, misalnya:
a)

daftar buku

b)

daftar terbitan berkala

c)

daftar jasa indeks dan abstrak

3.

Panduan literatur

4.

Daftar penelitian yang sedang berjalan (research in progress)

5.

Panduan ke perpustakaan dan sumber-sumber informasi

6.

Panduan ke organisasi-organisasi

IVA/OOl/Grogan: Science and Technology an Introduction to the Literature

Anda mungkin juga menyukai