Kolom Stripper
Kolom Stripper
Oleh :
Nama Mahasiswa
NIM
Jurusan
Program Studi
Diploma
:
:
:
:
:
Fadel Muhammad
311260 / A
Proses dan Aplikasi
Refinery
I ( Satu )
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Kertas Kerja Wajib
ini. Penulisan Kertas Kerja Wajib yang berjudul Pengamatan Operasi Pada
KolomStripper 31-C-102 Naphta Hydrotreating Unit PT Pertamina RU VI
Balongan ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan
pendidikan Diploma-I di Akademi Minyak dan Gas Bumi,- Sekolah Tinggi Energi
dan Mineral.
Kertas Kerja Wajib ini dapat diselesaikan berkat bimbingan, dorongan,
dan saran serta bantuan pemikiran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Toegas S.Soegiarto, MT selaku Direktur PTK AKAMIGAS-STEM.
2. Bapak Hendri Agustian selaku Section Head HSC PT Pertamina (Persero) RU
VI Balongan
3. Bapak selaku pembimbing Praktik Kerja Lapangan
4. Bapak Haryono selaku Ketua program studi Refinery
5. Bapak Zami Furqon ST MT selaku pembimbing penyusunan Kertas Kerja
Wajib
6. Para Dosen Pengajar di PTK AKAMIGAS.
7. Kedua Orang Tua yang selama ini memberikan dorogan dan bantuan kepada
penulis.
8. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah
banyak memberikan masukan, dorongan serta motivasi kepada penulis selama
mengikuti pendidikan.
Penyusun,
Fadel Muhammad
NIM. 311260 / A
INTISARI
Naphta Processing Unit adalah kilang baru yang dibangun PT. Pertamina
(Persero) UP VI Balongan yang terdiri dari Naphta Hydrotreating Unit,
Platforming Unit dan Pentan Hexane Unit. Unit ini bertujuan untuk menghasilkan
HOMC (High Octane Mogas Component) dalam kualitas yang cukup serta
penghapusan penggunaan TEL (Tetra Etyl Lead) sebagai Octane Booster di
Gasoline Product. Kapasitas desain Naphta Processing Unit (NPU) adalah 52.000
BPSD dan mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2005.
Naphta Hydrotreating Unit adalah salah satu unit yang berfungsi mengolah
umpan Naphta dan mempersiapkannya menjadi umpan untuk Platforming Unit
dan Pentan Hexane Unit. Pada Naphta Hydrotreating Process Unit ini terdapat 4
seeksi yaitu seksi Oxygen stripper, Seksi Reaktor, Seksi Naphta Stripper, dan
seksi Naphta Splitter.
Kolom Stripper (31-C-102) adalah suatu kolom yang berfungsi untuk
memproduksi sweet naphta dan membuang gas H2S, air, dan juga hidrokarbon
ringan yang terikut, sehingga produk yang dikehendaki berkualitas lebih baik.
Kolom Stripper ini bekerja pada tekanan diatas atmosfir, sehingga distilasi yang
terjadi adalah distilasi bertekanan. Untuk mendukung proses distilasi yang terjadi
pada kolom ini, maka terdapat beberapa peralatan pendukung kolom, antara lain
Naphta Stripper Reboiler, Naphta Stripper Feed-Bottoms Exchanger, Naphta
Stripper Condensor, Naphta Stripper Receiver, dan Naphta Stripper Reflux Pump.
Kolom ini beroperasi pada pada suhu top kolom 117oC, bottom kolom
187oC dan pressure 10 kg/cm2. Produk dari kolom stripper ini nantinya akan
keluar melalui bottom kolom yang akan melalui proses pemisahan lebih lanjut
pada kolom Naphta Splitter (31-C-103). Pada kolom Naphta Splitter, akan
dihasilkan hanya 2 produk, yaitu sweet naphta yang akan menjadi umpan Pentan
Hexane Unit dan heavy naphta yang akan menjadi umpan pada Platforming Unit.
Semua umpan-umpan naphta ini akan diproses hingga mengahasilkan HOMC
(High Octane Mogas Component)
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
INTISARI................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. .v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................vii
I.
PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2
Tujuan Penulisan ...................................................................................... 1
1.3
Batasan Masalah ....................................................................................... 2
1.4
Sistematika Penulisan ............................................................................... 2
4.5.4
Jumlah Aliran .................................................................................. 30
4.6
Prosedur start up dan Shut down ............................................................ 31
4.6.1
Cara Awal Menjalankan Unit (Prosedure Start Up) ....................... 31
4.6.2
Shut Down....................................................................................... 33
4.7
Kondisi Operasi ...................................................................................... 34
4.8
Permasalahan pada Kolom Stripper Serta Cara Mengatasinya .............. 35
4.9
Safety ...................................................................................................... 36
V. PENUTUP..................................................................................................... 40
5.1
Simpulan ................................................................................................. 40
5.2
Saran ....................................................................................................... 40
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Overview RU VI Balongan.................................................................5
Gambar 3.1 Diagram Laten Heat dan Sensible Heat.............................................11
Gambar 3.2 Kesetimbangan Uap dan Cair ............................................................ 12
Gambar 3.3 Distilasi Atmosferik...........................................................................14
Gambar 3.4 Distilasi Bertekanan...........................................................................14
Gambar 3.5 Distilasi Vakum..................................................................................15
Gambar 3.6 Gelas Duga.........................................................................................16
Gambar 3.7 Pressure Indicator...............................................................................16
Gambar 3.8 Safety Valve.......................................................................................16
Gambar 3.9 Man Hole............................................................................................17
Gambar 3.10 Refluk Distributor ...................................................................... .....17
Gambar 3.11Kolom Stripper..................................................................................18
Gambar 4.1 Bagian Dalam Kolom.........................................................................18
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Naphta Hydrotreating Unit merupakan salah satu unit yang ada di
Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan Kertas Kerja Wajib ini adalah:
Sebagai salah satu syarat memenuhi kurikulum,untuk menempuh ujian
akhir.
Batasan Masalah
Pengamatan pada kolom stripper difokuskan pada proses dan kondisi
operasi serta permasalahan apa saja yang sering terjadi pada kolom tersebut serta
penanggulangannya saat praktik kerja lapangan.
1.4
Sistematika Penulisan
Dalam penulisan kertas kerja wajib ini, penulis memberikan gambaran
mengenai isi dari Kertas Kerja Wajib keseluruhan, secara urut-urutan yang
disampaikan dalam 5 (lima) bab bahasan, sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan latar belakang, tujuan penulisan kertas kerja
wajib, batasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II : ORIENTASI UMUM
Meliputi sejarah singkat RU VI Balongan, tugas dan fungsi pokok,
struktur organisasi serta sarana dan fasilitas Naphta Hydrotreating Unit
RU VI Balongan.
Bab III : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisikan teori dasar yang berhubungan dengan Pengertian
distilasi, jenis-jenis distilasi, peralatan utama dan variabel proses
distilasi.
2
BAB IV : PEMBAHASAN
Berisikan tentang spesifikasi umpan dan produk, uraian proses,
peralatan proses fraksinasi, variabel proses, kondisi operasi, kendala
operasi dan penanggulangannya, serta keselamatan kerja.
BAB V : PENUTUP
Simpulan dan saran pada bab-bab yang telah dibahas.
keenam dari tujuh kilang direktorat pengolahan PT. Pertamina (Persero) dengan
kegiatan bisnis utamanya adalah mengolah minyak mentah (crude oil) menjadi
bentuk-bentuk BBM (Bahan Bakar Minyak), Non BBM dan Petrokimia. Refinery
Unit VI Balongan mulai beroperasi sejak tahun 1994. Kilang ini berlokasi di
kabupaten Indramayu, Propinsi Jawa Barat, sekitar 200 KM arah timur Jakarta,
dengan wilayah operasi Balongan, Mundu dan Salam Darma.
Pada saat pembangunan proyek, kilang ini diberi nama EXOR 1 (Export
Oriented Refinery 1) dengan tujuan produk-produk yang dihasilkan difokuskan
untuk kebutuhan ekspor. Namun, dengan semakin pesatnya perkembangan
kebutuhan minyak dalam negeri, maka kilang ini beralih fungsi untuk memenuhi
kebutuhan bahan bakar minyak dalam negeri, terutama wilayah DKI Jakarta dan
Jawa Barat.
Kilang RU VI Balongan mempunyai kapasitas desain 125.000 barel/hari.
Bahan baku kilang RU VI Balongan didatangkan dari Caltex Pasific Indonesia
untuk jenis umpan Duri dan Minas dengan perbandiingan desain awal 80% : 20%
volume. Tetapi seiring dengan perkembangan kondisi crude yang jumlahnya
semakin berkurang dan alasan keekonomian, maka perbandingan presentasenya
sekarang 55% : 45%.
Premium
KeroHTU
DURI
MINAS
Pertamax
15.000
ROPP
UOP
CDU
32.5 TPD
125.000
ARHDM
Foster Wheeler
GOHTU
ABB LUMMUS
Kerosene
32.000
58.000
UOP
PRU
Chevron
7.150
LPG Trt
Gas
Alam
RCC
22.500
83.000
UOP
Pertamax
Plus
Gas Oil +
Pertadex
UOP
Propylene
UOP
CCU
Gasoline Trt
13.000
H2 Plant
47.500
UOP
76 MMSCFD
UOP
LPG
HOMC
Foster Wheeler
DCO
Naphtha
Penex
23.000
NHDT
UOP
Platformer
52.000
29.000
UOP
UOP
Platforming Unit
Naptha, selain itu bahannya sebagian besar didatangkan dari bebarapa kilang
Pertamina dengan menggunakan kapal serta
Distillation Unit (11). Unit NHDT merupakan proses pemurnian katalitik dengan
memakai katalis dan menggunakan aliran gas H2 murni untuk merubah kembali
organic sulfur dan O2 serta N2 yang terdapat dalam fraksi Hydrocarbon. Selain
5
itu berfungsi untuk pemurnian dan penghilangan campuran organik metal dan
campuran olefin jenuh. Oleh karena itu , fungsi utama dari NHDT dapat disebut
juga sebagai operasi pembersihan. Dengan demikian, unit ini sangat kritikal
untuk operasi kilang unit selanjutnya (down stream). Unit NHDT ini sendiri
didesain oleh UOP. Unit ini terdiri dari 4 seksi yaitu Seksi Oxygen Stripper,
Seksi Reaktor, Seksi Naptha Stripper, Seksi Naptha Splitter
2.2.2. Tugas Platforming Unit
Platforming Unit didesain untuk memproses 29.000 BPSD Heavy Naphta
(C7-C11) yang berasal dari Naphta Hydrotreating Unit menjadi Reformat.
Reformat dari unit ini digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor yang
memiliki angka Oktan tinggi (94-98). Katalis yang digunakan adalah R-234
(Platinum Alumina Oxide), disamping Platforming Unit menghasilkan produk
Reformat, juga menghasilkan Unstabilized LPG, dan produk samping Hidrogen
yang sebagian digunakan untuk make up gas Naphta Hydrotreating Unit dan
Pentan Hexane Unit, Booster Gas CCR Unit, selebihnya dikirim ke Fuel Gas
(FG). Platforming Unit ini juga dilengkapi dengan sistem regenerasi katalis secara
berkesinambungan (Continuous Catalyst Regeneration) Unit. Dimana Continuous
Catalyst Regeneration Unit ini berfungsi untuk mengaktifkan kembali katalis
yang telah terdeaktivasi oleh Impurities berupa karbon dan logam.
2.2.3. Tugas Pentan Hexane Unit
Pentan Hexane Unit (Penex Unit) didesain untuk mengolah Light Naphta
(C5-C6) dari Naphta Hydrotreating Unit dengan kapasitas 23.000 BPSD (165,4
m3/jam). Tujuan Penex Unit adalah untuk mengolah Light Naphata menjadi
6
Isomerat (ON : 80-88). Katalis yang digunakan adalah I-8 dan I-8+ (Platinum
Alumina Oxyde). Produk dari Penex Unit adalah Isomerate (ON : 80-86),
Stabilized LPG dan Fuel Gas (FG).
2.3
2.4
Laboratorium
Berfungsi untuk kontrol kualitas, penelitian dari bahan baku sampai
produk kilang. Dari kegiatan Laboratoriun akan didapatkan data bahan baku
produk yang diperlukan untuk menunjang kegiatan proses tersebut.
Utilities
Unit ini menyediakan sarana penunjang untuk lancarnya operasi seperti
menyediakan listrik, Uap air (steam), udara bertekanan (instrument air), udara
pabrik (service air), air pendingin (cooling water), nitrogen murni, Fuel Gas (FG)
dan Fuel Oil (FO).
Maintenance
Maintenance berperan dalam merawat dan perbaikan peralatan di unit
produksi.
Instrument
Instrument berperan dalam menjaga kehandalan kerja dari alat-alat
Logistik
Logistik berperan dalam penyediaan stok material, lube oil, katalis, dan
lain-lain.
8
3.1
Separation
Separation adalah Metode
memurnikan zat atau mengisolasi dari zat lain, baik untuk preparatif atau tujuan
analisis. Dalam aplikasi industri tujuan utamanya adalah isolasi kemurnian produk
yang diberikan, sedangkan untuk analisis tujuan utamanya adalah penentuan
jumlah atau konsentrasi substansi dalam sampel. Ada tiga faktor penting yang
harus dipertimbangkan dalam semua pemisahan: kelengkapan pemulihan bahan
terisolasi, tingkat pemisahan dari bahan yang terkait, dan efisiensi pemisahan.
Aspek umum dari semua metode pemisahan adalah kebutuhan untuk dua
tahap. Substansi yang diinginkan akan partisi atau mendistribusikan antara dua
fase dalam cara tertentu, dan pemisahan selesai secara fisik memisahkan dua fase.
Rasio konsentrasi zat dalam dua tahap ini dinamakan partisi atau koefisien
distribusi. Jika dua zat memiliki koefisien distribusi sangat mirip, maka banyak
langkah yang mungkin diperlukan untuk pemisahan. Proses yang dihasilkan itulah
yang disebut fraksinasi.
3.2
Distilasi
Proses distilasi adalah proses pemisahan
komponen-komponen dalam
Kesetimbangan panas dan massa antara fase uap dan cair masing-masing
komponen yang dipisahkan.
Laten Heat
Panas laten adalah energi yang diserap oleh atau dilepaskan dari substansi
selama fase perubahan dari gas ke cairan atau padat maupun sebaliknya. Jika
10
suatu zat berubah dari padat ke cair, maka substansi perlu menyerap energi dari
lingkungan sekitar untuk menyebar molekul menjadi lebih besar dan volume yang
lebih cair. Jika zat ini berubah dari sesuatu dengan densitas yang lebih rendah
seperti gas menjadi fase dengan kepadatan tinggi seperti cairan maka zat
mengeluarkan energi sebagai molekul akan mendekat bersama-sama dan
kehilangan energi dari gerakan dan getaran.
Sensible Heat
Panas sensible adalah energi yang dibutuhkan untuk mengubah suhu suatu
zat dengan tidak ada perubahan fasa. Perubahan suhu bisa berasal dari penyerapan
cahaya matahari oleh tanah atau udara itu sendiri. Atau bisa datang dari kontak
dengan udara hangat yang disebabkan oleh pelepasan panas laten (dengan
konduksi langsung). Energi bergerak melalui atmosfer menggunakan kedua laten
dan panas sensible bertindak atas atmosfer untuk mendorong pergerakan molekul
udara yang menciptakan gerakan angin dan vertikal.
Fase Gas
Perubahan Fase dari Solid
ke Liquid ;
Menyerap Panas Laten
Fase Cair
Panas Sensibel
Fase Solid
panas dan massa terjadi pada suatu sistem memanfaatkan kesetimbangan fase.
Cairan dan uap yang tidak dalam keadaan setimbang dikontakkan hingga terjadi
perpindahan panas dan massa, sehingga cairan dan uap yang dikontakkan berada
dalam keadaan mendekati kesetimbangan. Dengan demikian, uap yang
meninggalkan suatu sistem akan lebih banyak mengandung volatil dari uap
masuk. Sebaliknya cairan yang meninggalkan sistem tersebut akan mengandung
lebih sedikit komponen volatil daripada cairan masuk. Bila proses ini dilakukan
secara berkelanjutan dalam beberapa sistem, maka pada akhirnya akan diperoleh
derajat pemisahan yang tinggi.
12
Jenis-jenis Distilasi
Berdasarkan tekanan operasinya, proses distilasi dapat dibedakan menjadi
Distilasi Atmosferik
Distilasi atmosferik adalah salah satu proses pemisahan secara fisika dengan
13
Distilasi Bertekanan
Distilasi bertekanan merupakan proses distilasi yang beroperasi pada
14
Distilasi Vakum
Distilasi vakum merupakan distilasi tekanan dibawah 1 atmosfer, secara
15
Pessure Indicator
Alat ini berfungsi untuk menunjukkan tekanan operasi kolom, karena
tekanan merupakan salah satu variabel proses pada kolom fraksinasi.
Safety Valve
Alat ini dapasang pada puncak kolom dan berfungsi untuk membuang
tekanan yang berlebih.
Man Hole
Alat ini digunakan sebagai pintu untuk keluar masuk pekerja atau peralaan
pada saat perbaikan maupun pembersihan. Alat ini hanya difungsikan pada
saat kolom tidak beroperasi.
Refluk Distributor
Alat ini dipasang pada bagian dalam kolom dimana refluk dimasukkan.
Alat ini dibuat berlubang-lubang dengan tujuan menyebarkan cairan refluk
secara merata di seluruh permukaan plate.
3.5
menguap dari umpan liquid dikenal sebagai kolom stripper. Kolom stripper
merupakan salah satu peralatan utama dalam proses distilasi karena kolom ini
berfungsi untuk mempertajam pemisahan komponen komponen, sehingga bisa
memperbaiki mutu suatu produk dengan memisahkan fraksi ringan yang tidak
dikehendaki dalam produk tersebut. Pada dasarnya prinsip kerja kolom stripper
adalah proses penguapan biasa, pada temperatur tertentu fraksi ringan yang titik
didihnya lebih rendah dari temperatur top kolom akan menguap dan keluar
melalui top kolom. Pemisahan fraksi ringan yang masih terkandung di dalam side
stream produk ini dapat dilakukan dengan cara memanaskan kembali dengan
memakai reboiler atau juga dengan menggunakan stripping steam.
partial diatas permukaan cairan, sehingga fraksi ringan yang terikut ke dasar
kolom stripper akan lebih mudah menguap dan kembali ke kolom fraksinasi.
terjadinya penguapan. Uap dalam reboiler mempunyai Specific Gravity (SG) yang
lebih rendah dari pada SG cairan di dasar stripper, cairan di dasar stripper akan
mendorong uap kembali ke stripper dan seterusnya menguap kembali ke kolom
fraksinasi. Stripper dengan reboiler ada dua macam :
-
berfungsi untuk memanaskan fluida cair dari dasar stripper yang masih banyak
mengandung fraksi fraksi ringan yang tidak dikehendaki. Dengan bantuan
pompa cairan dilewatkan melalui dapur dan dipanaskan sampai suhu tertentu,
sehingga fraksi ringan yang tidak dikehendaki didalam produk akan teruapkan
melalui puncak stripper. Dengan menguapkan fraksi ringan maka produk dari
dasar stripper flash pointnya akan naik.
-
shell and tube dan banyak digunakan pada unit yang mempunyai produk dengan
19
Plate Column
Plate column terdiri dari kolom vertikal dengan cairan masuk mengalir
dari bagian atas dan cairan keluar dari bagian bawah. Fasa uap masuk dari bagian
bawah kolom dan keluar dari atas. Di bagian dalam kolom terdapat tray atau
plate. Tray atau plate ini memaksa cairan mengalir bolak-balik horizontal dan
memaksa gelembung uap ke atas melalui lubang di plate. Tujuan dari tray ini
adalah untuk meningkatkan jumlah bidang kontak antara fase cair dan uap.
20
Packed Column
Packed column mirip dengan plate column, cairan mengalir serta uap
masuk dan keluar dengan cara yang sama. Perbedaannya adalah tidak terdapatnya
tray atau plate di dalam kolom. Packed digunakan untuk meningkatkan bidang
kontak antara fase cair dan uap. Ada berbagai jenis kemasan yang digunakan dan
masing-masing keuntungan dan kerugiannya. Kontak gas cair dalam packed bed
column berlangsung secara kontinyu, tidak secara bertahap seperti dalam plate
column.
21
IV. PEMBAHASAN
4.1
memproduksi sweet naphta dan membuang gas H2S, air, dan juga hidrokarbon
ringan yang terikut sehingga produk yang dikehendaki adalah berkualitaas baik.
Kolom Stripper (31-C-102) ini bekerja pada tekanan di atas atmosfir, sehingga
distilasi yang terjadi adalah distilasi bertekanan. Adapun bagian-bagian utama dari
kolom stripper antara lain:
4.1.1
Dinding Kolom
Dinding kolom berfungsi untuk melindungi cairan maupun gas yang
berada didalam kolom serta untuk menahan tekanan dan temperatur. Dinding
kolom terbuat dari material dan carbon steel.
4.1.2
Tray
Tray berfungsi sebagai tempat terjadinya kontak antara uap dan cairan.
Bahan tray terbuat dari bahan carbon steel yang berbentuk plate dengan tipe
bubble cap tray. Adapun jumlah tray yang ada pada kolom stripper ini berjumlah
25 buah dan penomoran dimulai dari puncak kolom.
Bagian-bagian tray diantaranya:
Down Comer
Merupakan bagian plate yang berfungsi untuk mengatur flow liquid
22
Weir
Bagian ini berfungsi untuk mendistribusikan aliran liquid melalui
Riser
Bagian ini berfungsi untuk mengalirkan uap dari satu tray ke tray di
atasnya.
Cup
Alat ini berfungsi untuk mengembalikan atau mengarahkan aliran uap
Slot
Yang dimaksud dengan slot adalah lubang lubang pada cup.
23
Kolom Stripper (31-C-102) ini beroperasi pada suhu dan tekanan desain
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Kondisi Operasi Desain Kolom
KOLOM
URAIAN
TAG NO.
SATUAN
TARGET
Bot Level
LIC009
60
NaphtaStripper
O/H Level
LIC010
60
31-C-102
Top
TI021
117
Bot
TI022
187
Press
PIC016
Kg/Cm2
10
4.2
Jenis Alat
Specifikasi
24
271
18
Naphta
Stripper
Condensor
(31-E-108)
berfungsi
untuk
naphta
dari
Naphta
Receiver
(31-V-102)
yang
Jenis Pompa
: Centrifugal Pumps
Specifikasi
: Rated capacyty
Discharge Press
Rated Power (Kw)
Driver
: Electric Motor
25
(M3/hr)
: 365.3
(kg/Cm2)
: 21.5
: 110
4.3
4.3.1
Persyaratan Umpan
Sebagai bahan baku unit Naphta Hydrotreating feed naphta masuk ke unit
dari tanki intermediated yaitu 42-T-107 ABC atau dari proses lainnya. Naphta
Hydrotreating Unit didesain untuk memproses 2 case yang berbeda dengan
kapasitas desain
adalah.
Tabel 4.2 Persyaratan umpan Naphta Hydrotreating Unit
Items
52,000
52,000
, kg/h
252,112
249,982
500
500
10
10
10
10
Metals, ppbw
40
40
API Gravity
61.8
63.4
IBP
54
54
10%
71
72
30%
84
86
50%
99
102
70%
118
121
90%
147
147
EP
180
180
D-86 Distillation, oC
4.3.2
Persyaratan Produk
Tabel 4.3 Spesifikasi Heavy Naphta ex NHDT
Feed PLF (unit 32)
Total Sulfur, wt ppm
Specification
min 0.25 max 0.5
max 0.5
Fluoride, wt ppm
Chloride, wt ppm
Color
Bromine Index
max 0.5
max 0.5
< + 30
max 10
max 2
Test Method
ASTM D-4045 or
UOP-727
ASTM D-4629 or
UOP-384
UOP-619
UOP-779 or 588
ASTM D-156
UOP-304
UOP-481
UOP-678 ASTM
D-299 OP-624
UOP-144
UOP-296
UOP-350
UOP-787
Max 0.1
Max 0.1
Max 0.5
ASTM D-4045 or
UOP-727
UOP-384/ ASTM
4629
Based on suspected
compounds
UOP 880
UOP-481
Max 0.1
Saturated at
design temp.
Copper, ppbw
Max 6
UOP 144
Lead, ppbw
Max 10
UOP 350
Arsenic, ppbw
Max 1
UOP 269/UOP 387
Fluorides, ppme
Max 0.1
Modified UOP-619
Bromine Index
Max 0.1
UOP-304
HCl, ppmw
Max 0.5
UOP-395
Sumber : Operating Manual Naphta Hydrotreating Unit
27
4.4
Uraian Proses
Cairan Hidrokarbon masuk ke separator (31-V-104) dan ditekan pada level
untuk memberi
kebutuhan panas untuk penguapan. Uap ini membawa H2S, Air, HC ringan dan
O2 terlarut dari feed ke naptha stripper, dimana kemudian melewati overhead ke
naptha stripper condensor (31-E-108) dan menuju ke Naptha Stripper Receiver
(31-V-102).
Reboiler mempunyai 3 phase, setiap phase dicontrol oleh flow controller
(31-FIC-023A/B/C), sementara aliran feed dikontrol oleh temperatur keluar pada
reboiler (31-TIC-024).
Normalnya, tidak ada produksi cairan di over head , dan semua cairan
pada receiver dipompakan kembali ke stripper sebagai refluk. Refluk berbanding
ratio feed kira-kira 0.35-0.37 cukup untuk mengambil fraksi ringan dan air dari
kolom. Refluk ini dipompakan dengan pompa refluk (31-P-104A/B) masuk ke
stripper dan dikontrol pada level control (31-LIC-010). Untuk menaikan jumlah
refluk, panas masuk ke reboiler heater harus ditambah dan untuk off gas yang
meninggalkan receiver di control pada pressure control (31-PIC-016) pada
existing .
28
Variabel Proses
Pengaturan variabel proses sangat penting untuk mendapatkan mutu dan
jumlah produk yang dikehendaki. Variabel proses tersebut antara lain suhu,
tekanan, level, jumlah aliran
4.5.1
Suhu
Suhu sangat berpengaruh pada proses pemisahan antara produk atas dan
produk bawah.
terikutnya fraksi berat ke puncak kolom, akibatnya IBP produk tinggi demikian
juga sebaliknya apabila suhu bawah kolom turun, maka fraksi yang seharusnya
naik ke atas tidak ikut naik sehingga senyawa yang tidak diinginkan seperti H2S,
NH3 dan air masih berada dalam produk stripper ini. Berdasarkan desain,
temperatur puncak kolom adalah 117 oC dan temperatur bawah kolom 187 oC.
4.5.2
Tekanan
Tekanan sangat berpengaruh terhadap naik turunnya fraksi minyak yang
akan dipisahkan. Apabilatekanan pada puncak atau bagian atas kolom naik, akan
29
Level
Level cairan pada dasar kolom dijaga 50%. Apabila level terlalu rendah
akan mengganggu operasi dari pompa. Apabila level terlalu tinggi, maka produk
yang dihasilkan pada kolom bagian atas akan off spec atau rusak mutunya akibat
terikutnya fraksi berat. Level kolom berdasarkan desain adalah 60%.
4.5.4
Jumlah Aliran
Jumlah aliran yang akan mempengaruhi pemanasan dan spesifikasi produk
anatara lain:
Jumlah Aliran Umpan
Apabila jumlah aliran umpan yang masuk ke reboiler terlalu tinggi,
maka beban pemanasan Reboiler akan menjadi berat sehingga suhu keluar
Reboiler kemungkinan tidak tercapai. Hal ini akan menyebabkan penguapan
yang terjadi dalam kolom akan berkurang sehingga mempengaruhi mutu
produk.
Jumlah Aliran Reflux
Apabila jumlah aliran reflux ke puncak kolom terlalu rendah atau
sedikit, maka akan menyebabkan suhu puncak kolom naik, begitu juga
sebaliknya apabila jumlah aliran ke pucak kolom terlalu banyak, maka suhu
puncak kolom akan turun. Adapun jumlah aliran reflux berdasarkan desain
adalah 66 m3/jam.
30
4.6
4.6.1
terpasang dan siap untuk dipakai. Pekerjaan umum awal menjalankan unit
mengarah selesainya konstruksi (pembangunan) dan bagian dari pabrik semuanya
telah memungkinkan.Perhatian untuk selengkapnya pada langkah ini untuk
menyakinkan mulus dan cepatnya start up.
Pembersihan
perpipaan
dan
vessel-vessel
telah
dilakukan
untuk
secara
31
SEKSI REAKTOR
SEKSI FRAKSINASI
Sirkulasi dingin
1) Masukan naptha ke :
Bagian praksinasi
Bagian oxygen
stripper
Bagian naptha
stripper
Bagian Naptha
spilitter
Sirkulasi Panas
1) Panaskan oxygen stripper
dan sirkulasikan.
2) Panaskan naptha stripper
dan sirkulasikan.
3) Panaskan naptha spilinter
dan panaskan.
Panasi Reaktor
Normal Operasi
1) Naikan bahan masuk
2) Naikan temperatur inlete
reactor
3) Naikan tekanan sparator
4) Naikan H2/HC
5) Jalankan injeksi air ke 31E-105
32
4.6.2
Shut Down
Normal Shut Down
Normal Shutdown pada Naphtha Hydrotreating Unit dilakukan ketika
yang terkait
Stop liquid feed naphtha charge ke luar dari unit reaktor dan melanjutkan
untuk sweep the unit dengan gas untuk memindahkan hidrokarbon.
33
Setelah kira-kira satu jam untuk sweeping gas pada suatu temperatur
reaktor minimum kurang 260 C, mulai penurunan temperatur reaktor per
30- 40C per jam ke 65 C ( atau 38 C jika katalisator (diharapkan) untuk
dibuang tidak diperbaharui.
Shut down recycle gas atau once-through gas flow ketika reaktor dingin.
4.7
Kondisi Operasi
Kondisi operasi fraksinasi pada kolom stripper harus dijaga pada keadaan
34
1
2
3
4
5
6
7
4.8
Tanggal
Deskripsi
No. Inst
Temperatur top
kolom (oC)
Temperatur bottom
kolom (oC)
Tekanan Kolom
(Kg/cm2)
Level Hidrokarbon
kolom (%)
Temperatur inlet
31-E-106 (oC)
Flow reflux
(m3/jam)
Temperatur outlet
reboiler (oC)
28 Jan
2013
29 Jan
2013
30 Jan
2013
31-Ti-021
95,6
99,3
107,8
31-Ti-022
190,8
189,5
190,7
31-Pi-013
10,018
10.2
10,587
31-LIC009
31-Ti-205
60,1
60,2
60
49,3
48,6
47,9
31-Fi-025
66,7
70.4
79,8
31-Ti-025
200,5
202,4
202,6
Dumping
Dumping terjadi bila kecepatan aliran dari cairan yang turun
sedemikian tingginya hingga mengalahkan uap yang akan naik ke atas,
kemudian cairan jatuh ke tray di bawahnya melalui riser. Cara mengatasinya
adalah mengurangi jumlah reflux.
Pulsating
Pulsating terjadi bila tekanan uap terlalu rendah, sehingga aliran uap
yang melalui slot slot terputus putus. Akibatnya, saat aliran uap rendah,
cairan masuk melalui slot dan jatuh ke tray dibawahnya. Cara mengatasinya
adalah mengurangi tekanan kolom.
Flooding
Flooding adalah peristiwa melimpahnya cairan dari suatu tray ke tray
di bawahnya melalui riser, sehingga riser tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Flooding dapat terjadi disebabkan oleh kecepatan penguapan atau
beban kolom terlalu tinggi sehingga reflux yang diperlukan terlalu besar
dan melebihi kapasitas
Safety
Dalam melaksanakan kegiatan rutin di kilang Hydrocraking Unibon, para
dengan proses di kilang tersebut. Hal ini bertujuan untuk menjaga keselamatan
pekerja, pekerjaan dan peralatan proses di unit Hydrocracking Unibon.
Keselamatan para pekerja terhadap pekerjaannya meliputi :
Memakai alat keselamatan kerja seperti helm, ear plug, kaca mata. Sarung
tangan, sepatu safety, masker.
37
Keselamatan kerja sistem Light Naphtha Stripper (C-3-23B) bagi para pekerja
meliputi :
Panelman
pengawas jaga serta pekerja lainnya dalam hal pekerjaan, sehingga pekerjaan
dapat terkendali dan mencapai target yang diharapkan.
Jika pekerja kurang memahami proses dan peralatan proses yang sedang
beroperasi, tanyakan ke pekerja yang memiliki pengalaman.
Jika ada permasalahan yang tidak bisa ditangani sendiri, mintalah bantuan
rekan yang lain, karena bekerja di kilang adalah bekerja secara berkelompok.
Siapkan APAR, selang steam atau air siraman jika ada perbaikan peralatan
proses yang dapat menimbulkan api.
38
39
V. PENUTUP
5.1
Simpulan
Dari hasil pengamatan operasi pada kolom Stripper 31-C-102 di Naphta
5.2
= 10 kg/cm2
= 117 oC
= 187 oC
- Level
= 60 %
Saran
Setelah dilakukannya Praktik Kerja Lapangan dalam rangka pengamatan
kolom Stripper 31-C-102 di Naphta Hydrotreating Unit RU VI Balongan,
maka ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dan perbaikan,
antara lain :
40
41
DAFTAR PUSTAKA
42
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4