DISFAGIA
DISFAGIA
PENDAHULUAN
Disfagia berasal dari kata Yunani yang berarti gangguan makan. Disfagia
biasanya mengacu pada kesulitan dalam makan sebagai akibat dari gangguan
dalam proses menelan. Disfagia dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan
seseorang karena risiko pneumonia aspirasi, malnutrisi, dehidrasi, penurunan berat
badan, dan obstruksi jalan napas. Sejumlah etiologi telah dikaitkan dengan
disfagia pada populasi dengan kondisi neurologis dan nonneurologic.
Gangguan yang dapat menyebabkan disfagia dapat mempengaruhi proses
menelan pada fase oral, faring, atau esofagus. Anamnesis secara menyeluruh dan
pemeriksaan fisik dengan teliti sangat penting dalam diagnosis dan pengobatan
disfagia. Pemeriksaan fisik harus mencakup pemeriksaan leher, mulut, orofaring,
dan laring. Pemeriksaan neurologis juga harus dilakukan.
Pemeriksaan endoskopi serat optik pada proses menelan mungkin
diperlukan. Gangguan menelan mulut dan faring biasanya memerlukan
rehabilitasi, termasuk modifikasi diet dan pelatihan teknik dan manuver menelan.
Pembedahan jarang diindikasikan untuk pasien dengan gangguan menelan. Pada
pasien dengan gangguan berat, makanan sulit melewati rongga mulut dan faring
secara keseluruhan dan pemberian nutrisi enteral mungkin diperlukan. Pilihan
meliputi
gastrostomy
endoskopi
perkutan
dan
kateterisasi
intermiten
oroesophageal.1
BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI
QuickTime and a
decompressor
are needed to see this picture.
pangkal lidah dan epiglotis, membentuk perbatasan inferior dari orofaring. Ini
biasanya setara dengan tulang hyoid. 2
Pada dinding-dinding lateral orofaring terdapat sepasang tonsil palatina di
fosa anterior yang dipisahkan oleh lipatan palatoglossal dan posterior oleh lipatan
palatopharyngeal. Tonsil adalah massa jaringan limfoid yang terlibat dalam respon
imun lokal untuk patogen oral. 2
Otot-otot yang membentuk dinding posterior orofaring adalah otot
konstriktor faring superior dan menengah dan membran mukosa diatasnya yang
saling tumpang tindih. Saraf glossopharingeus dan otot faring stylopharyngeus
memasuki faring pada perbatasan antara konstriktor superior dan tengah. 2
II.1.2 Anatomi Hipofaring
Perbatasan hipofaring adalah di bagian superior terdapat tulang hyoid dan
sfingter esofagus atas (Upper Esophagus Sphincter/UES), dan otot krikofaringeus
di bagian inferior. 2
Batas anterior hipofaring sebagian besar terdiri dari inlet laring, yang
meliputi epiglotis dan kedua lipatan aryepiglottic dan tulang rawan arytenoid.
Permukaan posterior dari kartilago arytenoid dan pelat posterior kartilago krikoid
merupakan perbatasan anteroinferior dari hipofaring. Lateral kartilago arytenoid,
hipofaring terdiri dari kedua sinus Piriformis, yang dibatasi oleh tulang rawan
lateral tiroid. 2
Dinding posterior faring terdiri dari otot konstriktor tengah dan inferior
dan selaput lendir diatasnya. Di bawahnya, sejajar dengan kartilago krikoid, otot
cricopharyngeus membentuk UES. Otot ini kontraksi tonik selama istirahat dan
relaksasi saat menelan untuk memungkinkan bolus makanan masuk ke esofagus. 2
II.1.3 Anatomi Esofagus
Esofagus adalah tabung muskular yang menghubungkan faring dengan
lambung. Esophagus berukuran panjang sekitar 8 inci dan dilapisi oleh jaringan
merah muda yang lembab disebut mukosa. Esophagus berjalan di belakang trakea
dan jantung, dan di depan tulang belakang. Tepat sebelum memasuki lambung,
esofagus melewati diafragma. 3
QuickTime and a
decompressor
are needed to see this picture.
QuickTime and a
decompressor
are needed to see this picture.
Darah mengalir dari faring melalui pleksus submukosa interna dan pleksus
faring eksterna yang terkandung dalam fasia buccopharyngeal terluar. Pleksus
mengalir ke vena jugularis interna dan, sesekali, vena fasialis anterior. Hubungan
yang luas terjadi antara vena yang terdapat di tenggorokan dan vena-vena pada
lidah, esofagus, dan laring. 2
B. Esofagus
Esofagus mendapat perdarahan dari arteri secara segmental. Cabangcabang dari arteri tiroid inferior memberikan pasokan darah ke sfingter esofagus
atas dan esofagus servikal. Kedua arteri aorta esofagus atau cabang-cabang
terminal dari arteri bronkial memperdarahi esofagus bagian toraks. Arteri gaster
sinistra dan cabang dari arteri frenikus sinistra memperdarahi sfingter esophagus
bagian bawah dan segmen yang paling distal dari esofagus. Arteri yang
memperdarahi akhir esofagus dalam jaringan sangat luas dan padat di submukosa
tersebut. Suplai darah berlebihan dan jaringan pembuluh darah yang berpotensi
membentuk anastomosis dapat menjelaskan kelangkaan dari infark esofagus. 4
QuickTime and a
decompressor
are needed to see this picture.
QuickTime and a
decompressor
are needed to see this picture.
Gambar 4. Vaskularisasi esofagus. Aliran darah arteri (kiri) dan aliran darah vena (kanan).
Diunduh dari http://www.nature.com/gimo/contents/pt1/full/gimo6.html. Pada tanggal 27 Juli
2011, pukul 16.00 WIB
faring
menerima
cabang-cabang
nervus
vagus
dan
QuickTime and a
decompressor
are needed to see this picture.
sfingter esofagus, relaksasi dinding otot, dan meningkatkan aktivitas kelenjar dan
peristaltik.4
Pleksus Auerbach, yaitu ganglia yang terletak antara lapisan longitudinal
dan melingkar dari tunika muskularis myenteric bekerja mengatur kontraksi
lapisan otot luar. Pleksus Meissner, yaitu ganglia yang terletak dalam submukosa
bekerja mengatur sekresi dan kontraksi peristaltik dari mukosa muskularis.4
II.1.6 Aliran Limfatik Faring dan Esofagus
A. Faring
Gambar
QuickTime and a
decompressor
are needed to see this picture.
6. Aliran
limfatik
kepala
dan
leher.
Diunduh
QuickTime and a
decompressor
are needed to see this picture.
QuickTime and a
decompressor
are needed to see this picture.
Gambar 8. Proses menelan. (A, B, C) Fase oral, (D, E) Fase faringeal, dan (F) Fase esofagal.
Diunduh dari http://americandysphagianetwork.org/physician_education_course.
Pada tanggal 27 juli 2011, pukul 18.00 WIB
Fase oral
Fase oral terjadi secara sadar. Makanan yang telah dikunyah dan
bercampur dengan liur akan membentuk bolus makanan. Bolus ini bergerak
dari rongga mulut melalui dorsum lidah, terletak di tengah lidah akibat
kontraksi otot intrinsik lidah.5
Kontraksi m. levator veli palatini mengakibatkan rongga pada lekukan
dorsum lidah diperluas, palatum mole terangkat dan bagian atas dinding
posterior faring akan terangkat pula. Bolus terdorong ke posterior karena lidah
terangkat ke atas. Bersamaan dengan ini terjadi penutupan nasofaring sebagai
akibat kontaksi m. levator veli palatini. Selanjutnya terjadi kontraksi m.
palatoglosus yang menyebabkan ismus fausium tertutup, diikuti oleh kontraksi
m. palatofaring, sehingga bolus makanan tidak akan berbalik ke rongga
mulut.5
Fase faringeal
Fase faringeal terjadi secara refleks pada akhir fase oral, yaitu perpindahan
bolus makanan dari faring ke esofagus. Faring dan laring bergerak keatas oleh
kontraksi m. stilofaring, m. salpingofaring, m. tirohioid dan m. palatofaring.
Aditus laring tertutup oleh epiglotis, sedangakan ketiga sfingter laring, yaitu
plika ariepiglotika, plika ventrikularis dan plika vokalis tertutup oleh kontraksi
m. ariepiglotika dan m. aritenoid obligus.5
Bersamaan dengan ini terjadi juga penghentin udara ke laring karena
refleks yang menghambat menghambat pernapasan, sehingga bolus makanan
tidak akan masuk ke dalam saluran nafas. Selanjutnya bolus makanan akan
meluncur kearah esofagus, karena valekula dan sinus piriformis sudah dalam
keadaan lurus.5
Fase esofagal
Fase esofagal ialah fase perpindahan bolus makanan dari esofagus ke
10
11
BAB III
KESULITAN MENELAN
III.1 Definisi
Keluhan kesulitan menelan (disfagia) merupakan salah satu gejala
kelainan atau penyakit di orofaring dan esophagus. Keluhan ini timbul bila
terdapat gangguan gerakan otot-otot menelan dan gangguan transportasi makanan
dari rongga mulut ke lambung.5
III.2 Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, disfagia dibagi atas:
Disfagia mekanik
Disfagia mekanik timbul bila terjadi penyempitan lumen esophagus.
Penyebab utama disfagia mekanik adalah sumbatan lumen esophagus oleh
massa tumor dan benda asing. Penyebab lain adalah akibar peradangan
mukosa esophagus, striktur lumen esophagus, serta akibat penekanan
lumen esophagus dari luar, misalnya pembesaran kelenjar timus, kelenjar
tiroid, kelemjar getah bening di mediastinum, pembesaran jantung, dan
elongasi aorta.5
Disfagia motorik
Keluhan disfagia motorik disebabkan oleh kelainan neuromuscular
yang berperan dalam proses menelan. Lesi di pusat menelan di batang
otak, kelainan saraf otak n. V, n. VII, n. IX, n. X dan n. XII, kelumpuhan
otot faring dan lidah serta gangguan peristaltic esophagus dapat
menyebabkan disfagia. Penyebab utama dari disfagia motorik adalah
akalasia, spasme difus esophagus, kelumpuhan otot faring dan
skleroderma esophagus.5
12
Disfagia orofaringeal
Disfagia orofaringeal adalah kesulitan mengosongkan bahan dari
orofaring ke dalam kerongkongan, hal ini diakibatkan oleh fungsi
abnormal dari proksimal ke kerongkongan. Pasien mengeluh kesulitan
memulai menelan, regurgitasi nasal, dan aspirasi trakea diikuti oleh batuk.6
Disfagia esophageal
Disfagia esophagus adalah kesulitan transportasi makanan ke
kerongkongan. Hal ini diakibatkan oleh gangguan motilitas baik atau
obstruksi mekanis.6
III.3 Patogenesis
Proses menelan merupakan proses yang kompleks. Setiap unsur yang
berperan dalam proses menelan harus bekerja secara terintegrasi dan
berkesinambungan. Keberhasilan mekanisme menelan ini tergantung dari
beberapa faktor, yaitu: 5
1. Ukuran bolus makanan
2. Diameter lumen esophagus yang dilalui bolus
3. Kontraksi peristaltik esophagus
4. Fungsi sfingter esophagus bagian atas dan bagian bawah
5. Kerja otot-otot rongga mulut dan lidah
Integrasi
fungsional
yang
sempurna
akan
terjadi
bila
system
neuromuscular mulai dari susunan saraf pusat, batang otak, persarafan sensorik
dinding faring dan uvula, persarafan ekstrinsik esophagus serta persarafan
intrinsic otot-otot esophagus bekerja dengan baik, sehingga aktivitas motorik
berjalan lancar. Kerusakan pusat menelan dapat menyebabkan kegagalan aktivitas
13
komponen orofaring, otot lurik esophagus dan sfingter esophagus bagian atas.
Oleh karna otot lurik esophagus dan sfingter esophagus bagian atas juga mendapat
persarafan dari inti motor n. vagus, maka aktivitas peristaltic esophagus masih
tampak pada kelainan di otak. Relaksasi sfingter esophagus bagian bawah terjadi
akibat perenggangan langsung dinding esophagus.5
III.4 Diagnosis
Pasien yang memiliki disfagia dapat datang dengan berbagai tanda dan
gejala. Mereka biasanya mengeluhkan batuk atau tersedak atau sensasi abnormal
menempel makanan di belakang tenggorokan atau dada bagian atas ketika mereka
mencoba menelan, namun, beberapa kasus bisa dengan keluhan yang sangat
minimal atau bahkan tidak ada keluhan (misalnya, pada mereka dengan aspirasi
diam).7
Pemeriksaan fisik untuk disfagia meliputi:7
Periksa rongga mulut dan faring untuk integritas mukosa dan gigi.
14
15
16
17
Akalasia. Hal ini terjadi ketika otot esophagus bawah (sfingter) tidak
benar-benar rileks untuk membiarkan makanan masuk ke lambung. Otototot di dinding esofagus sering lemah juga. Hal ini dapat menyebabkan
regurgitasi makanan belum tercampur dengan isi perut, kadang-kadang
menyebabkan untuk membawa makanan kembali ke dalam tenggorokan.
18
19
20
BAB IV
KESIMPULAN
Keluhan ini timbul bila terdapat gangguan gerakan otot-otot menelan dan
gangguan transportasi makanan dari rongga mulut ke lambung.
Keluhan disfagia dapat juga timbul bila terdapat gangguan emosi atau
tekanan jiwa yang berat yang dikenal sebagai globus histerikus.
disfagia esophageal.
Disfagia orofaringeal adalah kesulitan mengosongkan bahan dari orofaring
ke dalam kerongkongan, hal ini diakibatkan oleh fungsi abnormal dari
proksimal ke kerongkongan.
Disfagia esophagus adalah
kesulitan
transportasi
makanan
ke
obstruksi mekanis.
Untuk diagnosis selain anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dapat
dilakukan pemeriksaan penunjang untuk diagnosis kelainan disfagia fase
oral dan fase faring adalah Videofluoroskopi Swallow Assesment (VFSS)
dan Flexible Endoscopy Evaluation of Swallowing ( FEES).
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Dysphagia. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/324096overview#showall. Pada tanggal 25 Juli 2011, pukul 17.45 WIB
2. Throat
anatomy.
Diunduh
dari
http://emedicine.medscape.com/article/1899345-overview#showall. Pada
tanggal 24 juli 2011, pukul 20.30 WIB
3. Digestive Disorders Health Center: Human Anatomy. Diunduh dari
http://www.webmd.com/digestive-disorders/picture-of-the-esophagus.
Pada tanggal 27 juli 2011, pukul 14.00 WIB
4. Esophagus
anatomy
and
development.
Diunduh
dari
2000.
Diunduh
dari
http://www.sld.cu/galerias/pdf/sitios/rehabilitacionlogo/disfagia_orofaringea.pdf.
22
10. Difficulty
swallowing.
Diunduh
dari
23