DAN TEKNIK
INTUBASI
ANESTESI
Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an- "tidak, tanpa" dan
aesthtos, "persepsi, kemampuan untuk merasa"), suatu tindakan
menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai
prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh
Penilaian pra-bedah
Anamnesis
Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan
Laboratorium
Keadaan status
fisik
N A S O T R A C H E A L A I R W AY
PENYULIT INTUBASI
T1 : Teeth (gigi)
T2 : Tongue (lidah)
T3 : Temporomandibular joint
T4 : Tonsil
T5 : Torticolis
T6 : Thyroid Notch
T7 : Trakea
T8 : Tumor
KESULITAN VENTILASI
No2
N2O (gas diperoleh dari memanaskan ammonium nitrat sampai 240oC.
Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan lebih berat daripada
udara.
Mepunyai efek analgesik yang baik
Dosis
Induks i: 60-80%
Pemeliharaan : 30-50%
EFEK SAMPING
SSP KV Pernapas Neurom Ginjal GI Hepar
an uskular
Dosis
Induksi : 2-4 vol%
Pemeliharaan : 0,52
vol%
ISOFLURAN
Eter berhalogen yang tidak mudah terbakar.
Tidak berwarna, berbentuk cair, berbau tajam
TD
volume NADI
TIK Muscle relaxant GFR aliran
tidal curah Seizure darah
laju jantung
hepar
napas
Induksi : 0,40-45%
Pemeliharaan: 0,5-3% dlm
N20
ETER
Zat cair yang tidak bewarna, mudah menguap, mudah terbakar serta
berbau khas
Mempunyai sifat anastetik dan analgesik yang sangat kuat
TD
Merangsang jalan
NADI
Induksi, Muscle relaxant Dapat
napas, pemeliharaan
menyebabka
menyebabkan dan pulih dari
batuk, anestesia n mual
hipersalivasi, umum eter muntah.
hipersekresi dan lambat
kejang laring
Dosis:
Induksi: 10-30 vol%
Pemeliharaan: 5-15
vol%
ANESTESI INTRAVENA
1. Barbiturat Pentothal, methohexital, thiamylal
dll
2. Imidazole Etomidata
3. Benzodiazepine Diazepam, midazole
4. Arycylohexylamine Ketamin
5. Alkylphenol Propofol
SSP KV Pernapasan
Depresi sistem Tekanan Apneu (sering
saraf pusat (20- arterial terjadi)
40mnt.inj.IV) Depresi
ventilator
Dosis :
0,2-0,3 mg/kg IV.
KETAMIN
Larutan tidak berwarna, stabil pada suhu kamar dan relatif aman
Derifat sikloheksan berupa lipofilik 5-10 kali lebih tinggi dari
pada thiophental.
100mg/kgBB/menit
Eter-fenolik : gallamin.
Nortoksiferin : alkuronium.
Source: Anestesiologi FK UI Edisi ke 2.
Source: Anestesiologi FK UI Edisi ke 2.
PENAWAR PELUMPUH OTOT
Penawar pelumpuh otot atau antikolinesterase bekerja pada sambungan
saraf-otot mencegah asetilkolin-esterase bekerja, sehingga asetilkolin
dapat bekerja. Antikolinesterase yang paling sering digunakan ialah
neostigmin (prostigmin), piridostigmin dan edroponium. Physostigmine
(eserin) hanya untuk penggunaanpra-oral.
Obat Dosis
Neostigmin 0,04-0,08 mg/kg
Piridostigmin 0.1-0.4 mg/kg
Edrophonium 0,5-1,0 mg/kg
Fisostigmin 0.01-.,03 mg/kg
H E PAR I N
Kondisi yang mengacam jiwa langka yang biasanya dipicu oleh paparan obat tertentu yang
digunakan untuk anestesi umum
Keadaan berat disertai dengan peningkatan konsumsi dari energi tubuh setelah paparan obat
dari obat anestesi
Manifestasi klinis
Rigiditas otot
CO2 meningkat cepat dan progresif
Suhu yang meningkat cepat dan progresif
Myoglobinuria
Takikardi dan aritmia
Takipneu
Hipertensi
Hiperkalemia
koagulopati
HIPERTERMIA MALIGNA
Diagnosis secara pasti ditegakkan dengan pemeriksaan kromosom
Gold standar in vitro contracture test (IVCT)
Penatalaksanaan
Hentikan zat anestesi inhalasi
Naikkan ventilasi untuk menurunkan CO2
Berikan dantrolen sodium dengan dosis inisial 2,5 mg/kgBB
Mulai dinginkan pasien
Atasi aritmia dengan menggunakan algoritma jangan gunakan Ca channel
blocker
Periksa gula darah elektrolit, darah dan urin
Periksa koagullasi lengkap setiap 6-12 jam. DIC dapat terjadi