Anda di halaman 1dari 51

ANESTESI UMUM

DAN TEKNIK
INTUBASI
ANESTESI

Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an- "tidak, tanpa" dan
aesthtos, "persepsi, kemampuan untuk merasa"), suatu tindakan
menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai
prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh

Anestesi Umum adalah tindakan meniadakan nyeri secara sentral disertai


hilangnya kesadaran dan bersifat reversible
KOMPONEN ANESTESI (TRIAS
ANESTESI)
Hipnotik, Hipnotik didapat dari sedatif, anestesi inhalasi (halotan, enfluran,
isofluran, sevofluran).

Analgesia, didapat dari N2O, analgetika narkotik. Sedangkan relaksasi otot


didapatkan dari obat pelemas otot (muscle relaxant).

Relaksasi otot, Relaksasi otot diperlukan untuk mengurangi tegangnya


tonus otot sehingga akan mempermudah tindakan pembedahan.
STADIUM ANESTESI
Guedel (1920) membagi anestesi umum dengan eter kedalam 4 stadium yaitu:
1. Stadium I (analgesia)
2. Stadium II (delirium/eksitasi, hiperrefleksi)
3. Stadium III (pembedahan)
.Plana I
.Plana II
.Plana III
.Plana IV
4. Stadium IV (paralisis medulla oblongata)
Source: European Journal of Anaesthesiology. Volume
31.2014
TAHAPAN TINDAKAN ANESTESI UMUM
Penilaian dan Persiapan Pra-Anestesi

Penilaian pra-bedah
Anamnesis

Pemeriksaan
fisik

Pemeriksaan
Laboratorium

Keadaan status
fisik

Instruksi pra- Induksi


Pre-medikasi
bedah anestesi
Keadaan Status Fisik
KLASIFIKAS PENGERTIAN CONTOH
I PS ASA
ASA I Pasien Sehat tidak mempunyai
masalah medik
ASA II Pasien dengan penyakit sistemik Diabetes melitus yang terkontrol
ringan atau hipertensi ringan, pasien batu
ureter dengan hipertensi sedang
terkontrol, atau pasien apendisitis
akut dengan lekositosis
ASA III Pasien dengan peny.sisteemik berat, Diabetes mellitus yang tak
tetapi tidak membuat pasien tidak terkontrol, hipertensi yang tak
mampu berakivitas terkontrol, pasien apendisitis
perforasi dengan septisemia, atau
pasien ileus obstruksi dengan
iskemia miokardium
ASAIV Pasien dengan penyakit sistemik Asma bronkial yang berat, gagal
berat yang selalu mengancam jantung kongestif.
jiawa.
ASA V Pasien sekarat ( Moribund), yg tidak operasi pada pasien koma berat.
ada harapn untuk hidup tanpa pasien tua dengan perdarahan
operasi. basis krani dan syok hemoragik
karena ruptura hepatik
ASA VI Pasien yang dinyatakan mati otak
dengan organ yang diangkat untuk
tujuan donor.
PERSIAPAN INDUKSI ANESTESI

S Scope Stetoscope, untuk endengarkan suara paru dan


jantung. Laringo-Scope. Pilihan bilah atau daun
(blade) yag sesuai denga usia pasien. Lampu harus
cukup terang.
T Tube Pipa trakea. Pilih sesuai usia. Usia < 5 tahun tanpa balon
(cuffed) dan > 5 tahun dengan balon (cuffed).
A Airway Pipa mulut-faring (Guedel, orotracheal airway) atau pipa
hidung-faring (naso-tracheal airway). Pipa ini untuk
menahan lidah saat pasien tidak sadar untuk menjaga
supaya lidah tidak menyumbat jalan napas.
T Tape Plester untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorong atau
tercabut.
I Introducer Mandarin atau stilet dari kawat dibungkus plastic (kabel)
yang mudah dibengkokan untuk pemandu supaya pipa
trakea mudah dimasukan.
C Connector Penyambung antara pipa dan peralatan anesthesia
S Suction Penyedot lender, ludah dan lain-lainnya
BLADE TIPE MILLER BLADE TIPE MACINTOSH
Endotracheal Tube
Orotracheal Airway /
Guedel

N A S O T R A C H E A L A I R W AY
PENYULIT INTUBASI

Kesulitan memasukkan pipa trakea berhubungan dengan variasi anatomi


yang dijumpai.
Klasifikasi tampakan faring pada saat mulut terbuka masimal dan lidah
dijulurkan maksimal menurut Mallampati dibagi menjadi empat kelas.
Sedangkan menurut Cormack dan Lehanne kesulitan intubasi juga dibagi
menjadi 4 gradasi.
Klasifikasi Mellampati
1. Keseluruhan palatum mole,
arcus palatoglosus dan
faringeus, ismus faucium dan
uvula
2. Palatum mole, ismus dan uvula
3. Palatum mole
Klasifikasi Cormack dan Lehane
4. Palatum durum 1. Tampak glotis, plica vocalis
2. Hanya sebagian plica vocalis
3. Hanya tampak epiglotis, Plica Vocalis tidak terlihat
4. Tampak palatum mole tidak tampak epiglotis
8T

T1 : Teeth (gigi)
T2 : Tongue (lidah)
T3 : Temporomandibular joint
T4 : Tonsil
T5 : Torticolis
T6 : Thyroid Notch
T7 : Trakea
T8 : Tumor
KESULITAN VENTILASI

Kriteria ventilasi sulit (Langeron et al) 2 dari:


Obese
Bearded
Elderly (>55 thn)
Snorers
edentulous
POSISI KEPALA
sniffing position
Anesthesia
Umum
Inhalation Intraveno
us
Volatile
Gas liquids Slower Inducing
acting agents
Ether
Nitrous oxide Dissociative opiod Benzodiazepi Thiopentone
halothane analgesia ne
anesthesia sod.
Zenon enflurane methohexitone
isoflurane sod.
ketamine diazepam
desflurane fentanyl propofol
Sevoflurane lorazepam Etomidate
midazolam droperidol
methoxyflurane
ANESTESIA INHALASI

Suatu teknik anestesi umum yang dilakukan dengan jalan memberikan


kombinasi obat anestesi inhalasi yang berupa gas dan atau cairan yang
mudah menguap melalui alat atau mesin anestesi langsung ke udara inspirasi
Anestesi inhalasi yang sempurna adalah yang:
Masa induksi dan masa pemulihannya singkat dan nyaman
Peralihan stadium anestesinya terjadi cepat
Relaksasi ototnya sempurna
Berlangsung cukup aman
Tidak menimbulkan efek toksik atau efek samping berat dalam dosis anestetik
yang lazim
MAC (MINUMUM ALVEOLAR ANESTHETIC
CONCENTRATION)

Kadar anestetik yang dinyatakan dalam persen tekanan parsial terhadap


tekanan 760 mmHg, yang membuat 50% orang tidak bereaksi ketika diberi
suatu rangsang nyeri 1 KAM
Umumnya orang memerlukan 0,5-1,5 KAM untuk anestesi
SIFAT SIFAT ANESTETIK INHALASI
Koefisien Koefisien Konsentras Metabolis Sifat lain
partisi partisi i Alveolar me
darah/gas otak/ Minimum
darah (%)
N2O 0.47 1.1 >100 Tidak ada Tidak kuat, induksi cepat
Halotan 2.30 2.9 0.75 > 40% Mula kerja dan pemulihan
sedang
Isofluran 1.40 2.6 1.4 < 2% Mula kerja dan pemulihan
sedang
Enfluran 1.80 1.4 1.7 8% Mula kerja dan pemulihan
sedang
Metoksiflura 12.00 2.0 0.16 >70% Induksi dan pemulihan
n sangat lambat
Desfluran 0.42 1.3 6-7 <0.05% Induksi lemah dan bersifat
iritatif
Sevofluran 0.69 1.7 2.0 2-5% Induksi dan pemulihan
cepat
OBAT ANESTESIA INHALASI

No2
N2O (gas diperoleh dari memanaskan ammonium nitrat sampai 240oC.
Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan lebih berat daripada
udara.
Mepunyai efek analgesik yang baik

Dosis
Induks i: 60-80%
Pemeliharaan : 30-50%
EFEK SAMPING
SSP KV Pernapas Neurom Ginjal GI Hepar
an uskular

Analgetik TB Vol tidal: Muscle GFR mual aliran


baik, Laju relaxant muntah darah hepar
hipnotik napas : rendah post
kurang. operativ
Hampir e
tidak
punya
efek
relaksasi
HALOTAN
Anestesi yang kuat dengan efek analgesik yang lemah
Berbentuk cair, tidak berwarna, berbau enak, tidak mudah
terbakar. dan tidak mudah meledak

KV Pernapa Neurom Ginjal GI Hepar


san uskular
TD Vol tidal : Muscle GFR Depresi aliran
relaxant motalitas darah
Laju saluran hepar
napas ceran
:

Dosis
Induksi : 2-4 vol%
Pemeliharaan : 0,52
vol%
ISOFLURAN
Eter berhalogen yang tidak mudah terbakar.
Tidak berwarna, berbentuk cair, berbau tajam

Respirasi SSP Neuromuskular Ginjal Hepar GI

Takipnea Tidak timbul Muscle relaxant GFR aliran mual


volume tidal gambaran darah muntah
EEG sperti post
Epileptiform hepar operative

Cairan 100mL untuk


inhalasi
SEVOFLURAN
Anestetik inhalasi yang memberikan induksi dan
pemulihan lebih cepat dibanding halotan
Tidak stabil secara kimia nefrotoksik
Mempunyai bau yang manis
Bermanfaat untuk induksi inhalasi terutama untuk anak-
anak
Respirasi KV Otak Neuromuskul Ginjal GI Hepar
ar

Takipnea cukup CBF Muscle relaxant GFR mual aliran


volume stabil TIK muntah darah
tidal post
operativ hepar
e
DESFLURAN
Cairan yang mudah terbakar, tetapi tidak mudah meledak
Lebih sukar untuk menguap.
Induksi dan pemulihan sangat cepat

Respirasi Otak Neuromuskul Ginjal GI Hepar


ar

Takipnea CBF Muscle relaxant GFR mual aliran


volume TIK muntah darah
tidal post
operati hepar
ve

alat penguap (vaporiser) khusus yang dikalibrasi,


induksi, 4-11%.
Pemeliharaan, 2-6% dalam dinitrogen monoksida;
2,5-8,5% dalam oksigen atau udara kaya
oksigen; maksimum 17%.
ENFLURAN
Enfluran (ertan, aliran) merupakan anestetik eter
berhalogen yang tidak mudah terbakar
Induksi dan pulih dari anastesia lebih cepat dibanding
halotan.
Respirasi KV Otak Neuromuskul Ginjal Hepar
ar

TD
volume NADI
TIK Muscle relaxant GFR aliran
tidal curah Seizure darah
laju jantung
hepar
napas

Induksi : 0,40-45%
Pemeliharaan: 0,5-3% dlm
N20
ETER
Zat cair yang tidak bewarna, mudah menguap, mudah terbakar serta
berbau khas
Mempunyai sifat anastetik dan analgesik yang sangat kuat

Respirasi KV Sis. saraf Neuromuskular GI

TD
Merangsang jalan
NADI
Induksi, Muscle relaxant Dapat
napas, pemeliharaan
menyebabka
menyebabkan dan pulih dari
batuk, anestesia n mual
hipersalivasi, umum eter muntah.
hipersekresi dan lambat
kejang laring

Dosis:
Induksi: 10-30 vol%
Pemeliharaan: 5-15
vol%
ANESTESI INTRAVENA
1. Barbiturat Pentothal, methohexital, thiamylal
dll
2. Imidazole Etomidata
3. Benzodiazepine Diazepam, midazole
4. Arycylohexylamine Ketamin
5. Alkylphenol Propofol

Kerja Cepat/Rapidly action Kerja Lambat/slow acting


Tiopental Ketamin
Propofol Opioid
Etomidate Benzodiazepin
THIOPENTAL
Jenis barbiturat kerja ultra pendek
Induksi dan pemulihan cepat dengan suntikan bolus

SSP KV Pernapasan Neuromusk


ular

Depresi Depresi Memicu Muscle


susunan saraf miokard Asma relaxant
pusat (15-20 Vasodilatasi rendah
mnt.inj.IV) perifer
hipotensi

Sediaan: 2,5% (25 mg/mL)


Dosis : 4-5 mg/kg .IV
PROPOFOL

Induksi dan pemulihan cepat


Sangat larut dalam lemak

SSP KV Pernapasan
Depresi sistem Tekanan Apneu (sering
saraf pusat (20- arterial terjadi)
40mnt.inj.IV) Depresi
ventilator

Dosis : 2-2,5 mg/kg.


IV
ETOMIDATE

Obat anestesi IV kerja cepat


Induksi cepat, pemulihan sedang
Obat yg sangat kardio-stabil untuk menginduksi anestesi pd pasien jantung
ES:
Fenomena Eksitasi : gerakan Involunter, Batuk
Nyeri pada saat injeksi dan trombosis vena
Nausea dan muntah

Dosis :
0,2-0,3 mg/kg IV.
KETAMIN
Larutan tidak berwarna, stabil pada suhu kamar dan relatif aman
Derifat sikloheksan berupa lipofilik 5-10 kali lebih tinggi dari
pada thiophental.

SSP KV Pernapa Neuromu GI


san skular
laju aliran kec. Apneu tonus
darah dan Denyut (jarang) otot salivas
tekanan jantung, gerakan i
intrakrania tek.darah, involunter
l curah dan
jantung spontan
Dosis :
1-2 mg/kg IV
4-5 mg/kg IM
KETAMIN

Stadium depresi dicapai dalam 5-10 menit. Untuk

memppertahankan anestesi dapat diberikan dosis 25-

100mg/kgBB/menit

Stadium operasi terjadi dalam 12-25 menit


OBAT PELUMPUH OTOT ( MUSCLE
RELA X ANT)

Obat pelumpuh otot adalah obat yang dapat


digunakan selama intubasi dan pembedahan
untuk memudahkan pelaksanaananestesi
dan memfasilitas intubasi.
NEUROMUSCULAR JUNCTION

Source: Morgan GE, Mikhail MS , Murray MJ: Clinical


Anesthesiology, 4th
Edition:http://www.accesmedicine.com
Source: Morgan GE, Mikhail MS , Murray MJ:
Clinical Anesthesiology, 4th
Edition:http://www.accesmedicine.com
MUSCEL RELAXANT

Muscle Relaxant Golongan Depolarizing


Bekerja seperti asetilkolin, tetap di celah saraf otot tak
dirusak oleh kolinesterase, sehingga cukup lama berada di
celah sinaptik, sehingga terjadilah depolarisasi ditandai oleh
fasikulasi yang disusul relaksasi otot rangka.

Termasuk golongan ini adalah suksinilkolin (diasetil-kolin) dan


dekametonium
Dosis
Intubasi dewasa: 1-2 mg/kg
IV
Muscle Relaxant Golongan Non Depolarizing.

Berikatan dengan reseptor nikotinik-kolinergik, tetapi tak


menyebabkan depolarisasi, hanya menghalangi asetil-kolin
menempatinya.
Berdasarkan susunan molekul, maka pelumpuh otot
non depolarisasi digolongkan menjadi:
Bensiliso-kuinolinum : d-tubokurarin, metokurium,
atrakurium, doksakurium, mivakurium.

Steroid: pankuronium, vekuronium, pipekuronium,


ropakuronium, rokuronium.

Eter-fenolik : gallamin.

Nortoksiferin : alkuronium.
Source: Anestesiologi FK UI Edisi ke 2.
Source: Anestesiologi FK UI Edisi ke 2.
PENAWAR PELUMPUH OTOT
Penawar pelumpuh otot atau antikolinesterase bekerja pada sambungan
saraf-otot mencegah asetilkolin-esterase bekerja, sehingga asetilkolin
dapat bekerja. Antikolinesterase yang paling sering digunakan ialah
neostigmin (prostigmin), piridostigmin dan edroponium. Physostigmine
(eserin) hanya untuk penggunaanpra-oral.
Obat Dosis
Neostigmin 0,04-0,08 mg/kg
Piridostigmin 0.1-0.4 mg/kg
Edrophonium 0,5-1,0 mg/kg
Fisostigmin 0.01-.,03 mg/kg

Penawar pelumpuh otot bersifat muskarinik menyebabkan


hipersalivasi, keringatan, bradikardia, kejang bronkus,
hipermotilitas usus dan pandangan kabur, sehingga pemberiannya
harus disertai oleh obat vagolitikk seperti atropin dosis 0,01-0,02
mg/kg atau glikopirolat 0,005-0,01 mg/kg sampai 0,2-0,3 mg pada
dewasa.
TERIMA KASIH
ANTIKOAGULAN
Natrium Citrat
ACD (Acid Citrat Dextrose)
CPD dan CPDA-1
Heparin
ANTIKOAGULAN
A C D (A C I D C I T R AT
N AT R I U M C I T R AT DEXTROSE)

Bersifat isotonik terhadap eritrosit


Campuran glukosa, trisodium citrat, asam citrat
Tidak toksik diencerkan dengan aquades
Darah dapat disimpan 2-3 hari pada suhu 4OC Darah dapat disimpan sampai 21 hari pada temperatur
4OC
ANTIKOAGULAN
CPD DAN CPDA-1

H E PAR I N

Antikoagulan untuk darah donor yang bisa bertahan 21-


28 hari pada suhu 1-6oC
Berisi trisodium sitrat, asam sitrat, dekstrosa,
monosodium fosfat
Pada CPDA ditambah adenin
Hanya digunakan kalau dalam waktu singkat harus
Citrat berfungsi untuk antikoagulan, phosphat berfungsi diberikan sejumlah besar darah.
untuk metabolisme sel darah merah dextrose sebagai
makanan untuk sel darah merah dan adenin sebagai
pelindung membran sel darah merah agar tidak mudah
lisis
HIPERTERMIA MALIGNA

Kondisi yang mengacam jiwa langka yang biasanya dipicu oleh paparan obat tertentu yang
digunakan untuk anestesi umum
Keadaan berat disertai dengan peningkatan konsumsi dari energi tubuh setelah paparan obat
dari obat anestesi
Manifestasi klinis
Rigiditas otot
CO2 meningkat cepat dan progresif
Suhu yang meningkat cepat dan progresif
Myoglobinuria
Takikardi dan aritmia
Takipneu
Hipertensi
Hiperkalemia
koagulopati
HIPERTERMIA MALIGNA
Diagnosis secara pasti ditegakkan dengan pemeriksaan kromosom
Gold standar in vitro contracture test (IVCT)
Penatalaksanaan
Hentikan zat anestesi inhalasi
Naikkan ventilasi untuk menurunkan CO2
Berikan dantrolen sodium dengan dosis inisial 2,5 mg/kgBB
Mulai dinginkan pasien
Atasi aritmia dengan menggunakan algoritma jangan gunakan Ca channel
blocker
Periksa gula darah elektrolit, darah dan urin
Periksa koagullasi lengkap setiap 6-12 jam. DIC dapat terjadi

Anda mungkin juga menyukai