Beton Ringan
Beton Ringan
Pendahuluan
Beton merupakan salah satu bahan konstruksi sipil yang penggunaannya
sangat luas. Hal ini dikarenakan beton memiliki beberapa kelebihan, diantaranya
merupakan bahan yang dapat mempunyai kuat tekan yang tinggi, serta ketahanan
terhadap cuaca yang baik. Akan tetapi permasalahan yang timbul dengan
penggunaan beton konvensional adalah berat beton yang cukup besar sehingga
menambah beban ke dalam struktur. Untuk mengurangi permasalahn tersebut,
maka dipakai beton ringan.
Beton ringan adalah beton dengan berat volumenya 1400-1850 kg/m3
(ACI 213R-79). Beton ringan memiliki campuran yang hampir sama dengan
beton konvensional, akan tetapi untuk mengurangi berat jenisnya maka agregat
kasar yang digunakan harus diganti dengan agregat yang lebih ringan. Agregat
yang memiliki berat yang lebih ringan diantaranya ALWA dari Cilacap, pecahan
genteng, batu apung.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hartono (2001), beton dengan
komposisi campuran semen tipe-I, agregat kasar ALWA (Artificial Light Weight
coarse Aggregate) , pasir, air, dengan/tanpa bahan tambahan abu terbang dari
PLTU Suralaya dan/tanpa superplasticizer mempunyai berat volume sebesar
1750-1850 kg/m3. Sehingga, beton tersebut termasuk ke dalam beton ringan.
(Widyawati, 2011)
Kekuatan beton sangat ditentukan oleh kekuatan agregat dan kekuatan
matrix pengikatnya, sehingga faktor yang harus dapat dioptimalkan adalah matrix
pengikatnya yang dalam hal ini semen dan bahan tambah berupa abu vulkanik dan
abu batubara. Untuk mengetahui besarnya pengaruh bahan tambah tersebut maka
kami mencoba membuat variasi kadar bahan tambah yaitu 20% dan 30% dari
berat semen.
Rumusan Masalah
Bagaimana sifat fisik dan mekanik beton ringan dengan bahan pengisi;
pecahan genteng,sisa pembakaran batubara, dan abu vulkanik.
Tujuan
Mengevaluasi sifat fisik dan mekanik beton ringan dengan bahan pengisi;
pecahan genteng,sisa pembakaran batubara,dan abu vulkanik.
Luaran yang diharapkan
Prediksi rancang campur beton ringan, yang mempunyai kuat tekan tinggi,
sehingga memenuhi syarat struktural.
SEMAR JAYA
II
Tinjauan Pustaka
Beton Ringan
Beton normal merupakan bahan yang cukup berat, dengan berat 2400 kg/m3 dan menghantarkan panas. Untuk mengurangi beban mati suatu struktur beton
atau mengurangi sifat penghantaran panasya maka telah banyak dipakai beton
ringan. Beton disebut beton ingan jika beratnya kurang dari 1800 kg/m3. Pada
dasarnya, beton ringan diperoleh dengan cara pemberian gelembung udara ke
dalam campuran betonnya dengan menggunakan agregat ringan misalnya tanah
liat bakar, batu apung, atau dengan pembuatan beton dengan tanpa butir-butir
agregat halus. (Kardiono,2007)
Agregat Halus
Menurut SNI 02-6820-2002 , agregat halus adalah agregat dengan besar
butir maksimum 4,75 mm. Agergat dipakai bersama dengan bahan perekat dan
membentuk suatu massa yang keras, padat bersatu yang disebut beton. Agregat
halus berfungsi sebagai material pengisi di antara gregat kasar sehingga ikatan
menjadi lebih kuat. Agergat halus yang digunakan dalam penelitian ini adalah
agregat yang didapat dari sisa pembakaran batubara yang lolos saringan. Hal ini
dilakukan agar menjamin beton tersebut termasuk dalam kategori beton ringan.
Agregat Kasar
Agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari bantuan
atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai
ukuran butir ntara 5-40 mm. Agregat Kasar adalah agregat dengan ukuran butiran
lebih besar dari saringan No.88 (2,36 mm). Agregat kasar dalam campuran beton
sangat mempengaruhi hasil kuat tekannya.
Agregat ringan dapat diperoleh secara alami maupun buatan. Agregat
ringan alami misalnya : diotome, pumice, volcanic cinder. Adapun agregat ringan
buatan misalnya : tanah bakar (bloated clay), abu terbang (sintered flyash), bursa
terak tanur tinggi (foamed blast furnace slag). Pada penelitian ini digunakan
pecahan genteng soka Kebumen.
Air
Air adalah bahan dasar pembuatan beton yang paling murah. Fungsi air
adalah sebagai bahan yang bereaksi dengan semen sehingga terbentuk proses
hidrasi,. Faktor air semen yang digunakan biasanya minimal adalah 0,35. Akan
tetapi pada kenyataannya faktor air semen yang digunakan minimal adalah 0,4.
Karena pada campuran beton air juga berfungsi sebagai pelumas, sehingga dalam
proses pengerjaannya lebih mudah. (Kardiono,2007).
Bahan Tambah
Bahan tambah ialah bahan selain unsur pokok beton (air, semen, dan
agregat) yang ditambahkan pada adukan beton, sebelum, segera, atau selama
pengadukan beton. Tujuannya adalah untuk mengubah satu atau lebih sifat-sifat
beton sewaktu masih dalam keadaan segar atau setelah mengeras, misalnya :
mempercepat pengerasan, menambah encer adukan, menambah kuat tekan,
menambah daktilitas (mengurangi sifat getas), mengurangi retak-retak pengerasan,
SEMAR JAYA
III
dan sebagainya. Bahan tambah yang digunakan berupa pozolan. Pozolan adalah
bahan alam atau buatan yang sebagian besar terdiri dari unsur-unsur silikat atau
aluminat yang reaktif (PUBI-1982). Pozolan tidak mempunyai sifat semen, tetapi
dalam keadaan halus bereaksi dengan air dan kapur padam pada suhu normal (2427)0C menjadi suatu massa padat yang tidak larut dalam air. (Pozolan yang
digunakan pada percobaan kali ini adalah abu vulkanik dan abu batubara.
(Kardiono,2007).
Metode Pelaksanaan
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pada pembuatan campuran beton yang kami rencanakan,kami membuat 2
mix design dengan setiap mix design dibuat 4 sample. Dimana dua buah sampel
dari tiap mix design ini akan ditekan pada umur 7 hari untuk melihat indikasi dari
beton yang telah dibuat dan kuat tekannya. Pembuatan beton dilaksanakan di
Laboratorium Bahan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Instrumen Pelaksanaan
Dalam pembuatan campuran beton yang kami lakukan,kami menggunakan
alat-alat yang secara umumnya dapat memperlancar pengerjaan mix design.
Berikut instrumen yang digunakan :
1). Timbangan
Timbangan merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur beban suatu
muatan. Timbangan dapat bermacam-macam jenisnya, pada umumnya
timbangandiklasifikasikan menjadi timbangan manual dan digital.
Gambar I. Timbangan
2). Universal Testing Machine (UTM)
Universal Testing Machine (UTM), juga dikenal universal tester,materials
testing machine atau materials test frame, yang dapatdigunakan digunakan
untuk menguji tegangan tarik dan kekuatan tekan bahan. Pengujian tegangan
tarik dantekan dapat dilakukan dengan berbagai standar pada berbagai bahan,
komponen, dan struktur.
SEMAR JAYA
IV
SEMAR JAYA
Gambar V. Begisting
6). Gelas Ukur
Alat yang digunakan untuk mengukur kebutuhan viscocrete yang
digunakan dalam olahan beton.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
VI
Spesifikasi
(% lolos)
9.5
0
4.75
90-100
2.36
75-100
1.18
55-90
0.60
35-59
0.30
8-30
0.15
0-10
PAN
Sumber : Teknologi Beton; Kardiyono
Hasil Analisis
Saringan
(% lolos)
100
99,8316
93,2656
77,1043
53,5353
14,8148
5,239
0
*) Jadi, agregat halus tersebut termasuk dalam pasir pada daerah II (pasir agak
kasar)
SEMAR JAYA
VII
2.17
2.28
Pasir ringan
gr/cm3
gr/cm3
2.34
gr/cm3
1.78
Jernih
0%
Kuning Muda
0 - 10%
Kuning Tua
10 - 20%
Kuning Kemerahan
20 - 30%
Coklat Kemerahan
30 - 50%
Coklat Tua
50 - 100%
SEMAR JAYA
VIII
Spesifikasi
(% lolos)
12.5
9.5
4.75
2.36
1.18
0.60
0.30
0.15
PAN
25-50
0-10
-
Hasil Analisis
Saringan
(% lolos)
98,14
30,98
9,72
1,01
0,84
0
0
0
0
Dari hasil pengujian dan analisis data diperoleh besarnya nilai keausan
agregat kasar sebesar 33,0833 %. Berdasarkan PBI 1971 keausan maksimum
agegrat kasar adalah 50%, jadi agegat kasar yang diuji memenuhi syarat sebagai
campuran adukan beton karena keausannya kurang dari 50%.
Tabel V. Hasil Uji agregat kasar
No.
Pemeriksaan
1
a). Berat jenis (bulk)
b). Berat Jenis SSD
c). Berat Jenis Semen
(apparent)
2
Penyerapan
Pasir ringan
1.53
gr/cm3
1.58
gr/cm3
2.89
gr/cm3
SEMAR JAYA
IX
: 1,000
: 2,280
: 1,580
Achsan Nur Cholis
Faisal Kus Hermawan
Hilda Hardianti
: 3,150
: 2,690
Kecil
D < 10 mm
Baik sekali
Baik
Cukup
Sumber : Widi Hartono, 2001
0,45
0,40
0,35
Sedang
10 mm < D < 15
mm
0,40
0,35
0,30
3.
Nilai slump yang diinginkan 100 mm dan rasio semen dengan air diperoleh
nilai 2,63. Menurut Dreux-Corrise, untuk fc > 30 MPa digunakan
kebutuhan semen (C) = 510 kg, sehingga G/W = 2,63 maka W = 194 liter.
XI
Rasio agregat kasar dan agregat halus untuk kadar semen 510 kg/cm3 dan
diameter agregat < 14 mm, diperoleh Agregat kasar/Agregat halus = 2,07
0,83
-
0,80
0,81
-
Agregat Kasar
Air
Abu Batubara
Abu Vulkanik
SP SIKA Visconcrete 10
XII
: 679,7897 kg
: 76,5 kg
: 76,5 kg
: 6,63 kg
SEMAR JAYA
XIII
: Rp.51.000,-/ 50 kg
: Rp.1.222,-/ 1 kg (per @ Rp.2.200,-)
: Rp.0,-/ 1 kg
: Rp.0,-/ 1kg
: Rp.0,-/ 1 kg
: Rp.600.000,-/ 20 lt
SEMAR JAYA
XIV
Harga total untuk 1 m3= harga pecahan genteng + harga pasir ringan + harga
semen + harga abu batubara + harga abu vulkanik +
harga SP viscocrete
= Rp 1.549.803,Tabel XII.I Tabel Harga Mix Design
Bahan
Harga
(Kg/m3)
Semen
Rp1,020.00
Pasir
Rp0.00
ringan
Pecahan
Rp1,222.00
genteng
Abu
Rp0.00
batubara
Abu
Rp0.00
Vulkanik
SP
Rp30,000.00
Air
Rp0.00
TOTAL per m3
TOTAL per Trial
Mix 1 (20%)
Mix 2 (30%)
Rp520,200.00
Rp520,200.00
Rp0.00
Rp0.00
Rp68,608.00
Rp68,608.00
Rp0.00
Rp0.00
Rp0.00
Rp0.00
Rp183,600.00
Rp0.00
Rp772,408.00
Rp4,914.06
Rp198,900.00
Rp0.00
Rp787,708.00
Rp5,011.40
Dapat terlihat pada tabel, untuk Mix design 1 diperoleh harga Rp. 4.914,per sampel silinder, untuk Mix design 2 diperoleh harga Rp. 5.011,- per sampel
silinder.
Pembahasan
Berdasarkan syarat SK-SNI-T-15-1990-03, maka agregat halus berupa
pasir ringan dari sisa pembakaran batubara dan pecahan genteng sebagai
pengganti kerikil tidak memenuhi syarat sebagai material pembuatan beton
normal, namun bahan tersebut bisa digunakan untuk membuat beton ringan.
Persentase 20% dan 30% adalah total abu sisa pembakaran batubara dan abu
vulkanik yang kami gunakan sebagai filler/bahan organiknya.
Berdasarkan hasil mix design yang dibuat, untuk berat volume beton
memenuhi kriteria beton ringan dengan berat volume < 1900 kg/m3 dan
memenuhi persyaratan dalam perlombaan ini.
Berdasarkan hasil mix design, beton ringan yang kami buat memiliki
kekuatan beton struktural dengan konversi kuat tekan beton konvensional.
Apabila konversi kuat tekan umur beton berdasarkan penelitian Widyawati
(2011), kami mendapat kuat tekan beton pada umur 28 hari 24,83 Mpa untuk Mix
1 (20%) dan 39,44 Mpa untuk Mix 2 (30%), dengan nilai konversi 0,38 pada
beton umur 7 hari.
Berdasarkan kajian rincian biaya pembuatan benda uji beton ringan, beton
kami merupakan beton yang ekonomis, dimana harga per 1 m3-nya < Rp.
1200.000,- (harga beton normal per 1 m3)
SEMAR JAYA
XV
Widyawati, Ratna. 2011. Studi Kuat Tekan Beton Ringan Dengan Metoda
Rancang-Campur Dreux-Corrise. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Bressan, J.D dkk. 2012. Fracture Toughness And Strength Of Fly Ash Concrete.
Universidade do Estado de Santa Catarina. Brasil.
SEMAR JAYA