Anda di halaman 1dari 8

Nama : Aldila Dewi Pantja Gelora

NIM

: 121411034

Kelas : 3B

Ekstraksi Padat-Cair (Leaching)

Ekstraksi padat cair, yang sering disebut leaching, adalah proses pemisahan zat yang
dapat melarut (solut) dari suatu campurannya dengan padatan yang tidak dapat larut (innert)
dengan menggunakan pelarut cair. Operasi ini sering dijumpai di dalam industry metalurgi
dan farmasi, misalnya pada pemisahan biji emas, tembaga dari biji-bijian logam, produkproduk farmasi dari akar atau daun tumbuhan tertentu.

A. Metoda operasi leaching


Dikenal 4 jenis metoda operasi ekstraksi padat-cair. Berikut ini disajikan uraian
singkat mengenai masing-masing metoda tersebut:

1. Operasi dengan Sistem Bertahap Tunggal


Dengan metoda ini, pengontakan antara padatan dan pelarut dilakukan sekaligus, dan
kemudian disusul dengan pemisahan larutan dari padatan sisa. Cara ini jarang ditemukan
dalam operasi industri karena perolehan solut yang rendah.

2. Operasi dengan sistem bertahap banyak dengan aliran sejajar atau aliran silang
Operasi ini dimulai dengan pencampuran umpan padatan dan pelarut dalam tahap
pertama; kemudian aliran bawah dari tahap ini dikontakkan dengan pelarut baru pada tahap
berikutnya, dan demikian seterusnya. Larutan yang diperoleh sebagai aliran atas dapat

dikumpulkan menjadi satu seperti yang terjadi pada sistem dengan aliran sejajar, atau
ditampung secara terpisah, seperti pada sistem dengan aliran silang.

3. Operasi secara kontinu dengan aliran berlawanan


Dalam sistem ini, aliran bawah dan atas mengalir secara berlawanan. Operasi dimulai
pada tahap pertama dengan mengontakkan larutan pekat yang merupakan aliran atas tahap
kedua, dan padatan baru. Operasi berakhir pada tahap ke-n (tahap terakhir), dimana terjadi
pencampuran antara pelarut baru dan padatan yang berasal dari tahap ke-n (n-1). Dapat
dimengerti bahwa sistem ini memungkinkan didapatkannya perolehan solut yang tinggi,
sehingga banyak digunakan di dalam industri.

4. Operasi secara batch dengan sistem bertahap banyak dengan aliran berlawanan
Sistem ini terdiri dari beberapa unit pengontak batch yang disusun berderet atau
dalam lingkaran yang dikenal sebagai rangkaian ekstraksi (extraction battery). Di dalam
sistem ini, padatan dibiarkan stationer dalam setiap tangki dan dikontakkan dengan beberapa

larutan yang konsentrasinya makin menurun. Padatan yang hampir tidak mengandung solut
meninggalkan rangkaian setelah dikontakkan dengan pelarut baru, sedangkan larutan pekat
sebelum keluar dari rangkaian terlebih dahulu dikontakkan dengan padatan baru di dalam
tangki yang lain.

B. Pelarut (Solvent)
Pelarut sebaiknya membasahi seluruh bagian padatan agar proses perpindahan masa
lebih efektif dan optimal. Adapun syarat-syarat dalam pemilihan pelarut pada umumnya
sebagai berikut:

Dapat memuat solute dalam jumlah yang besar

Sama sekali tidak melarutkan diluen atau hanya sedikit melarutkan diluen

Memiliki kecocokan dengan solute yang akan diekstraksi

Viskositas rendah

Antara solven dengan diluen harus mempunyai perbedaan densitas yang cukup besar

Memiliki tegangan antarmuka yang cukup

Dapat mengurangi potensi terbentuknya fase ketiga

Tidak korosif

Tidak mudah terbakar

Tidak beracun

Tidak berbahaya bagi lingkungan

Murah dan mudah didapat

Daya larut terhadap solute cukup besar

Dapat diregenerasi

Memiliki koefisien distribusi solute yang tinggi

C. Leaching Zat Organik


1. Ekstraksi gula stevia dari tanaman stevia rebaudiana bertoni
Solven:
a. metanol
b. etanol
c. spiritus
d. aquadest
Dimana metanol berfungsi pula untuk mengkristalkan larutan dan aquadest untuk melarutkan
residu.
a. Khloroform,digunakan pada saat ekstraksi yang berfungsi untuk menghilangkan warna
hijau yang dihasilkan oleh Khlorophyl.
b. N-Butanol, digunakan pada ekstraksi setelah ekstraksi dengan menggunakan
khloroform.

2. Ekstraksi kulit manggis

Solven:
a. metanol
b. etanol
c. etil asetat

D. Sifon
Sifon berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon larutannya penuh
kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini dinamakan 1 siklus. Posisi sifon sangat
berpengaruh terhadap efisiensi proses. Posisi sifon yang horizontal mengakibatkan fluida
mengalir lebih cepat sehingga waktu tinggalnya sebentar. Sedangkan posisi sifon yang
vertikal membuat waktu tinggalnya lebih lama.

E. Padatan
Padatan merupakan salah satu unsur utama dalam proses ekstraksi. Adapun dua
macam jenis padatan yaitu padatan porous dan padatan masif. Padatan porous merupakan
padatan yang berongga, sedangkan padatan massif merupakan padatan yang sifat fisiknya
tidak berongga/ pejal. Proses ekstraksi lebih optimal dengan penggunaan padatan porous,
karena solute dalam padatan yang akan diekstrak diserap atau diambil oleh pelarut melalui
pori-pori padatan tersebut. Adapun beberapa sifat padatan yang penting adalah sebagai
berikut:

Densitas

Untuk padatan, dikenal beberapa istilah untuk menyatakan densitas:


1. True density

2. Bulk density

3. Apparent density

Spesific gravity

Porositas
Porositas adalah ukuran dari ruang kosong di antara material, dan merupakan fraksi

dari volume ruang kosong terhadap total volume, yang bernilai antara 0 dan 1, atau sebagai
persentase antara 0-100%.

dengan VV adalah volume dari ruang kosong yang diisi cairan dan udara dan VT adalah total
volume dari bahan.

F. Air
Menurut derajat keterikatannya, air dalam bahan pangan dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu
1. Air bebas (free water)
Air bebas merupakan air yang tidak terikat secara fisik atau kimia dalam bahan pangan.
Air jenis ini mudah diuapkan dan dapat digunakan oleh mikroba untuk pertumbuhannya.
2. Air terikat (bound water)
Air terikat merupakan air yang terikat secara fisik atau kimia dalam bahan pangan. Air
jenis ini tidak dapat digunakan oleh mikroba.

DAFTAR PUSTAKA:
Tom. Tanpa tahun. Ekstraksi_Padat_Cair. www.academia.edu. [07 Oktober 2014].
Aya'snura. 2011. Ekstraksi. http://aya-snura.blogspot.com/2011/12/ekstraksi.html. [07
Oktober 2014].
Majid. 2010.ISI. www.eprints.undip.ac.id. [07 Oktober 2014].
Ratnani dan Anggraeni. 2005. ekstraksi gula stevia dari tanaman stevia rebaudiana bertoni.
www.prtalgaruda.org. [07 Oktober 2014].
Mardawati Efri; Cucu S. Achyar.dan Herlina Marta. 2008. kajian aktivitas antioksidan
ekstrak kulit manggis (garcinia mangostana l) dalam rangka pemanfaatan limbah kulit
manggis di kecamatan puspahiang kabupaten tasikmalaya. www.pustaka.unpad.ac.id.
[07 Oktober 2014].

Anda mungkin juga menyukai