Laporan Metode Magnet
Laporan Metode Magnet
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Geofisika merupakan bagian dari ilmu bumi dengan menggunakan prinsip
Rumusan Masalah
rumusan masalah dalam praktikum ini adalah :
1. Bagaimana menganalisa dan interpretasi data metode magnetik.
2. Bagaimana cara mengetahui struktur bawah permukaan bumi dengan
menggunakan metode magnetik.
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya praktikum metode magnet ini adalah untuk :
1. Untuk menganalisa daerah mana yang memiliki intensitas gravitasi
yang kuat dan rendah.
2. Mahasiswa mampu menguasai software tentang ilmu-ilmu geofisika
seperti Surfer dan Mag2dc.
3. Untuk model struktur bawah permukaan daerah penelitian dan
menentukan nilai anomali magnetik daerah tersebut
1.3.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah :
1. Dapat menggunakan alat yang berhubungan dengan metode magnetic.
2. Dapat mengolah data menggunakan software Surfer 9 dan Mag2dc.
3. Dapat menginterpretasikan hasil yang didapat serta menjelaskan proses
pengolahan data secara umum.
4. Dapat mengetahui model struktur bawah permukaan daerah penelitian
dan menentukan nilai anomali magnetik daerah tersebut.
BAB II
DASAR TEORI
2.1
Gaya Magnetik
Dasar dari metode magnetik adalah gaya Coulumb (Telford et al), antara
dua kutub magnetik m1 dan m2 (e.m.u) yang berjarak r (cm) dalam bentuk :
(2.1)
Konstanta 0 adalah permeabilitas medium dalam ruang hampa, tidak
berdimensi dan berharga satu yang besarnya dalam SI adalah 4 x 10-7
newton/ampere2.
2.1.2
dalam ruangan yang timbul sebagai akibat adanya kuat kutub yang berada sejauh r
dari titik m tersebut. Kuat medan magnet (
Intensitas Kemagnetan
Sejumlah benda-benda magnet dapat dipandang sebagai sekumpulan
benda magnetik. Apabila benda magnet tersebut diletakkan dalam medan luar,
benda tersebut menjadi termagnetisasi karena induksi. Dengan demikian,
intensitas
kemagnetan
dapat
didefinisikan
sebagai
tingkat
kemampuan
2.1.4
Suseptibilitas Kemagnetan
Kemudahan suatu benda magnetik untuk dimagnetisasi ditentukan oleh
derajat
kemgntan
suatu
benda. Harga k pada batuan semakin besar apabila dalam batuan semakin banyak
dijumpai
mineral-mineral
suseptibilitas
yang
k, benda- benda
bersifat
magnetik.
magnetik
dapat
Berdasarkan
harga
dikategorikan sebagai
Diamagnetik
mempunyai niai k kecil dan negatif. Paramagnetik adalah benda magnetik yang
mempunyai nilai k kecil dan positif. Sedangkan Ferromagnetik adalah benda
magnetik yang mempunyai nilai k positif dan besar.
2.1.5
berlawanan
arah
dengan
gaya
magnetnya
atau
medan
dimagnetisasi oleh medan magnet dari luar saja, sehingga jika pengaruh
medan magnet dari luarnya dihilangkan, maka pengaruh medannya
menghilang juga. Karena pengaruh termal, maka gerakan elektronnya
pasangan, sehingga sangat mudah ter induksi medan magnet dari luar serta
memiliki sifat suseptibilitas magnetik yang besar. Pada Ferromagnetik ini
apabila ada pengaruh medan magnet dari luar, pengaruh ini juga
dipengaruhi kuat medan magnet dari luar serta lingkungan sekitarnya spin
magnetiknya hasil penyearahan cenderung mengikuti arah medan magnet
pengaruh dari luar, dan arah spin magnet cenderung tidak akan berubah ke
keadaan awal.
Gambar 2.3. Arah Spin Magnet Hasil Penyearahan Pengaruh Medan Luar
Antiferromagnetik
Merupakan jenis
material
yang
tidak
umum
seperti
Ferrimagnetik
Induksi Magnetik
Suatu bahan magnetik yang diletakkan dalam medan luar
menghasilkan medan tersendiri
akan
= 4 , Satuan
Potensial Magnetostatik
Potensial
magnetostatik
didefinisikan
sebagai
tenaga
yang
diperlukan untuk memindahkan satu satuan ktub magnet dari titik tah
terhinga ke suatu titik tertentu dan dapat didefinisikan sebagai :
(2.6a)
Untuk benda tiga dimensi, material didalamnya memberikan
sumbangan momen magnetik per satuan volume
adalah hasil integral sumbangan momen dwi kutub per satuan volume dan
dapat dituliskan sebagai :
(2.6b)
Dan medan magnet benda sebagai penyebab timbulnya anomali
dapat dituliskan sebagai :
(2..6c)
2.1.8
Yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal yang
dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertical kebawah.
2.1.9
terionisasi
oleh
radiasi
matahari
sehingga
2.2
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
magnetik dari data yang diperoleh dari penelitian dilapangan. Hal ini dikarenakan
data awal yang kita peroleh merupakan data mentah yang masih ada pengaruh dari
dalam dan luar bumi.
Proses pengolahan data awal ini dilakukan dengan mengkoreksi data
mentah dan ada 2 koreksi yang diterapkan yaitu Koreksi Harian (Diurnal
Correction) dan Koreksi IGRF. Koreksi harian dilakukan untuk menghilangkan
pengaruh medan magnet yang berasal dari luar bumi seperti pengaruh atmosfir,
benda-benda angkasa dan lainnya. Setelah itu, kita melakukan koreksi IGRF,
koreksi ini bertujuan untuk menghilangkan pengaruh medan magnet dari dalam
bumi yang disebabkan oleh Out Core (medan magnet utama) dan juga medan
magnet dari kerak bumi.
3.1.1
3.2
Dimana :
T
Tobs
Tdv
TIGRF
= Anomali Magnetik
= Harga medan magnet terukur
= Harga variasi harian
= Harga medan magnet utama
Setelah itu, nilai anomali magnetik ini dipetakan agar kita dapat melihat
keadaan anomali seluruh titik lokasi pengukuran. Nilai anomali magnetik ini
adalah campuran antara anomali regional dan residual sehingga informasi
mengenai bagian yang dalam dan dangkal masih tergabung.
Pada daerah penelitian, terdapat daerah yang mempunyai anomali positif
yang bernilai sekitar 1500 dan ada juga daerah yang mempunyai nilai anomali
negative yaitu berkisar -1100, hal ini karena sifat anomali magnetik yang tinggi
dikarenakan ada suatu benda yang sifatnya dangkal dekat dengan permukaan, dan
ada pula daerah yang mempunyai sifat anomali magnetik yang rendah
dikarenakan ada suatu benda yang sifatnya dalam.
Proses pengukuran telah dilakukan dengan benar, data yang diambil
berjarak 30 m, pengukuran diambil sebanyak 3 kali dalam selang jarak 10 m.
Maka dari itu data dianggap valid dan tidak ada gangguan saat pengambilan data.
Kemungkinan anomali magnetik tinggi disebabkan oleh lapisan yang
mempunyai batuan lebih magnetik dan letaknya dengan permukaan. Lapisan
tersebut terdiri dari batuan beku vulkanik, tufa, dan batuan campuran gunung api
dimana lapisan ini menindih lapisan yang lain, atau bisa disebabkan karena batuan
intrusive.
3.3
3.3.1
X Y
Pemodelan
Pada tahap ini, dilakukan analisa pada penampang melintang anomali
tahap
pemodelan,
setelah
dilakukan
penarikan
penampang
3.5
Mul
ai
Akuisis
i
Koreksi
Variasi
Harian
Koreksi
IGRF
Anomali
Magnet Total
ma
Interpretas
i
Kuantitatif
Up ward
continuation
Anomal
i
Region
al
Anoma
li Lokal
Reduce To
Pole
Profil
Kurva
Data
Profil
Kurva
Model
Coc
ok
Pemodela
n
Parameter
Informasi
Geologi
Interpretasi
Kualitatif
Kesimpula
n
Seles
ai