Laporan Akhir Variasi Kontinu
Laporan Akhir Variasi Kontinu
Disusun Oleh :
Kelompok IV
Choirul Amin
(AIC310003)
Fitriana Rahmatunnisa
(A1C310016)
Khairiatul Muna
(A1C310013)
Muhammad Russadi
(A1C310032)
(A1C310045)
PERCOBAAN III
Judul
: Variasi Kontinu
Tujuan
Hari / Tanggal
Tempat
I.
DASAR TEORI
Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
sains. Kimia adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi dan sifat zat atau
materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta
interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia
juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan
untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik.
Ilmu kimia merupakan pusat dari segala ilmu yang berlandaskan pada
percobaan. Jika dari sejumlah percobaan diperoleh hasil yang sama, maka
keteraturan ini dapat diungkapkan dalam pernyataan yang singkat dan disebut
hukum. Namun, tidak semua hal dapat diamati dengan percobaan, seperti atom,
molekul dan ion yang merupakan dasar kimia bersifat abstrak. Oleh karena itu,
diperlukan hukum dasar kimia yang dapat menjelaskan dasar kimia tersebut.
Suatu zat kimia dapat dikenal dari sifat intensitasnya, misalnya suatu
cairan dapat dipastikan adalah air, bila diperiksa akan mempunyai kerapatan 1,0
Kg-1, titik didih 100oC dan titik beku 0oC. Jika zat lebih rumit, seperti zat organik
dari bahan alam, maka diperlukan pengujian yang lebih banyak untuk mengetahui
rumus senyawa maupun struktur molekulnya, selain itu kuantitas molar, pereaksi
berlainan perubahan harga sifat dari sistem juga dapat digunakan untuk
meramalkan stoikiometri sistem.
Stoikiometri merupakan bidang dalam ilmu kimia yang menyangkut
hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia, baik sebagai
pereaksi
maupun
sebagai
hasil
reaksi.
Stoikiometri
juga
menyangkut
Gelas kimia
: 2 buah
2.
Gelas ukur
: 2 buah
3.
Batang pengaduk
: 1 buah
4.
Pipet tetes
: 2 buah
5.
Termometer
: 1 buah
6.
Baskom
: 1 buah
Larutan NaOH 1 M
2.
3.
Larutan HCl 1 M
4.
Air
T sebagai ordinat.
T sebagai ordinat.
NaOH (ml)
CuSO4 (ml)
Tmula-mula
Takhir
10
29C
28C
-1C
30C
29C
1C
29C
29C
0C
28C
29C
1C
29C
29,5C
0,5C
29C
30C
1C
29C
30,5C
1,5C
29C
30C
1C
10
29C
29C
0C
NaOH (ml)
HCl (ml)
Tmula-mula
Takhir
29C
30C
1C
29,5C
30C
0,5C
29C
30,5C
1,25C
29C
30C
1C
29,5C
30C
0,5C
V. ANALISIS DATA
1. Stoikiometri Sistem CuSO4 -NaOH
Dari hasil pengamatan, bila NaOH direaksikan dengan CuSO4, maka akan
menghasilkan Na2SO4 dan Cu(OH)2 dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
2NaOH (aq) + CuSO4 (aq)
Koefisien dari reaksi setara tersebut menunjukkan jumlah mol yang merupakan
titik stoikiometri pada reaksi tersebut. Karena volume reaktan dari 9 perlakuan
berbeda, maka perubahan volume tersebut dapat digunakan untuk meramal
stoikiometri sistem untuk mendapatkan perbandingan jumlah mol dengan
menggunakan rumus.
Mol = Molaritas x Volume
Diketahui molaritas NaOH adalah 1M dan molaritas CuSO4 adalah 0.1M. Dari
persamaan reaksi didapat perbandingan koefisien NaOH : CuSO4 = 2 : 1, ini
adalah kondisi reaksi stoikiometri, dimana semua reaktan habis bereaksi dan tidak
ada pereaksi pembatas. Jadi, kondisi di saat perbandingan molnya 2 : 1 itulah yang
disebut titik stoikiometri.
Titik stoikiometri bisa dilihat dari grafik, bisa berupa maksimum atau titik
minimum. Dari grafik hasil percobaan, titik maksimum dicapai saat perbandingan
volume NaOH : CuSO4 = 4 : 8, dari perhitungan dengan rumus n = M x V didapat
perbandingan molnya 5 : 1. Ini bukan titik stoikiometri karena tidak sesuai dengan
perbandingan koefisien reaksi setara yaitu 2 : 1.
Dari grafik, didapat dua titik minimum yaitu saat perlakuan 1 dan 2.
Dimana T dari kedua perlakuan ini berharga negatif, yaitu -1 oC. Nilai Tm lebih
tinggi daripada Ta. Kalau misal titik minimum diasumsikan sebagai titik
stoikiometri pada percobaan ini, maka berarti ada dua titik stoikiometri. Padahal
kalau dilihat dari hasil perhitungan, perbandingan mol pada perlakuan 1 adalah 50
: 1 dan pada perlakuan 2 adalah 30 : 1. Ini tidak sesuai dengan perbandingan
koefisien reaksi setara. Maka 2 titik minimum ini bukan titik stoikiometri.
Dalam grafik yang seperti ini, tampak ada penyimpangan. Ini terjadi
karena sewaktu praktikum pada perlakuan 1 dan 2, praktikan melakukan
kesalahan pada cara penggunaan termometer, seharusnya termometer dipegang
pada
tali
diatasnya,
sedangkan
praktikan
memegangnya
pada
batang
termometernya. Ini terjadi pada saat proses penyamaan suhu larutan NaOH dan
CuSO4, akibatnya pada data hasil pengamatan pada perlakuan 1 dan 2, Tm lebih
tinggi daripada Ta. Saat mengukur suhu akhir, praktikan tidak melakukan
kesalahan dalam cara penggunaan termometer, sehingga yang berpengaruh dalam
harga T yang negatif adalah Tm-nya. Kalau praktikan menggunakan termometer
dengan benar maka harga Tm akan lebih rendah atau mungkun sama dengan Ta,
sehingga harga T-nya berharga positif atau nol.
Karena titik maksimum bukan titik stoikiometri dan 2 titik minimum juga
bukan titik stoikiometri, maka berdasarkan perbandingan mol, diketahui bahwa
titik stoikiometri terjadi saat perbandingan volume NaOH : CuSO4 = 2 : 10 yakni
pada perlakuan ke-9, T-nya = 0oC. Kalau diasumsikan ini sebagai titik
minimum, maka berarti ada 2 titik minimum, karena yang harga T = 0oC tidak
hanya pada perlakuan ke-9, tapi juga pada perlakuan ke-3 saat perbandingan
volume NaOH : CuSO4 = 8 : 4. Titik pada perlakuan ke-3 tidak dikatakan sebagai
titik stoikiometri karena perbandingan molnya 20 : 1, ini tidak sesuai dengan
perbandingan pada koefisien reaksi setara. Titik pada perlakuan ke-9 dikatakan
sebagai titik stoikiometri karena perbandingan molnya 2 : 1 dan ini sesuai dengan
perbandingan koefisien pada reaksi setara.
Untuk membuktikan bahwa perlakuan ke-9 adalah kondisi dimana terdapat
titik stoikiometri, dapat diuji dengan menggunakan salah satu hukum stoikiometri,
Hukum Kekekalan Massa, yaitu massa sebelum reaksi = massa sesudah reaksi.
Dengan menggunakan hukum ini, dapat terlihat jelas bahwa titik maksimum (saat
perbandingan volume NaOH : CuSO4 = 4 : 8) dan 2 titik minimum (saat
perbandingan volume NaOH : CuSO4 = 50 :1 dan 30 : 1) pada grafik, bukanlah
titik stoikiometri. Dengan menggunakan perhitungan n = M x V dan massa = n x
Mr, diketahui bahwa pada titik maksimum (perlakuan ke-7), massa sebelum reaksi
= massa sesudah reaksi. Massa sebelum reaksi = massa NaOH + massa CuSO4 =
0,2876 g, sedangkan massa sesudah reaksi = massa Na2SO4 + massa Cu(OH)2 +
massa NaOH berlebih = 0,2876 g. Ini terjadi karena reaksi ini bukan reaksi
stoikiometri karena terdapat pembatas yaitu CuSO4 sehingga ada NaOH yang
berlebih sebanyak 0,288 g.
Walaupun massa sebelum reaksi = massa sesudah reaksi, tetapi reaksi ini
bukan merupakan reaksi stoikiometri, karena tidak semua reaktan habis bereaksi.
Dan juga tidak dapat dikatakan sebagai titik stoikiometri karena perbandingan mol
pada reaksi yang tidak sesuai dengan perbandingan pada koefisien reaksi.
Perlakuan ke-9 sebagai titik stoikiometri menunjukkan hasil perhitungan
massa yang sesuai dengan Hukum Kekekalan Massa. Massa sebelum reaksi =
0,2395 g dan massa sesudah reaksi = 0,2395 g. Ini sesuai karena semua reaktan
habis bereaksi, tidak ada pereaksi pembatas sehingga tidak ada reaktan yang
tersisa pada akhir reaksi.
Koefisien dari reaksi setara tersebut menunjukkan jumlah mol yang merupakan
titik stoikiometri pada reaksi tersebut, karena volume reaktan pada 5 perlakuan
berbeda, maka perubahan volume tersebut dapat digunakan untuk meramalkan
stoikiometri sistem untuk mendapatkan perbandingan jumlah mol dengan
menggunakan rumus mol = Molaritas x Volume. Diketahui titik stoikiometri
terjadi saat perbandingan volume HCl : NaOH = 6 : 6, dan perbandingan molnya
1 : 1, ini sesuai dengan perbandingan koefisien reaksi, yaitu 1 : 1.
Dari grafik hasik pengamatan, titik ini merupakan titik maksimum yang
terjadi pada T = 1,25oC. Titik stoikiometri tidak terdapat pada titik minimum,
karena pada grafik, titik minimum terjadi saat perlakuan 2 dan 5, dimana kedua
perlakuan itu perbandingan volume NaOH : HCl berturut-turut 7 : 5 dan 4 : 8
yang perbandingan molnya berturut-turut 7 : 5 dan 1 : 2. Ini tidak sesuai dengan
koefisian reaksi setara yaitu 1 : 1.
Dengan menggunakan Hukum Kekekalan Massa, diketahui bahwa pada
reaksi yang terjadi saat perlakuan ke-3, massa sebelum reaksi = massa sesudah
reaksi yaitu 0,459 g. Pada reaksi ini semua reaktan habis bereaksi, tidak ada
pereaksi pembatas, ini disebut reaksi stoikiometri.
diimplikasikan
pada
larutan
masing-masing
berkonsentrasi
1M,
perbandingan volume reaksi, didapat pada volume 8 : 4 pada perlakuan ke-1 dari
kegiatan 2. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Pada titik stoikiometri yang sesuai dengan koefisian reaksi, maka reaksi ini
disebut reaksi stoikiometri, dimana semua reaktan habis bereaksi tanpa
adanya reaktan berlebih dan pereaksi pembatas. Sehingga massa sebelum
reaksi = massa sesudah reaksi. Namun, pada titik bukan stoikiometri, ternyata
juga berlaku hukum kekekalan massa. Jadi yang menentukan titik
stoikiometri adalah perbandingan mol dengan perbandingan koefisien reaksi.
6.
Kalau kedua reaktan konsentrasinya sama maka titik stoikiometri adalah titik
saat perbandingan volume = perbandingan koefisien.
7.
8.
9.
10. Suatu reaksi dikatakan sebagai reaksi sistem stoikiometri jika pereaksi
pembatas dalam sistem tersebut habis bereaksi (tidak bersisa), sedangkan jika
pereaksi pembatas tidak habis bereaksi (bersisa) maka disebut dengan reaksi
sistem non-stoikiometri.
LAMPIRAN
1.
Gambar Percobaan
Memasukkan
NaOH
dan
CuSO4 ke dalam masingmasing gelas kimia.
Mencampurkan NaOH
CuSO4 sambil diaduk
dan
Hasil pencampuran
dan
,
berwarna
bening.
2.
Grafik Stoikiometri
2
1.5
1
0.5
0
-0.5
-1
-1.5
2
10
3
9
4
8
5
7
6
6
Volume CuSO4
8
9
10
4
3
2
7
5
Volume NaOH
Perubahan Suhu
Volume HCl
6
5
Volume NaOH
3.
Perhitungan Stoikiometri
NO.
NaOH
CuSO4
Mol
Mol
Perbandingan
()
()
NaOH
CuSO4
Mol
1 0,1
0,01
0,002
0,01
0,0002
50 : 1
1 0,1
0,009
0,003
0,009
0,0003
30 : 1
1 0,1
0,008
0,004
0,008
0,0004
20 : 1
1 0,1
0,007
0,005
0,007
0,0005
14 : 1
1 0,1
0,006
0,006
0,006
0,0006
10 : 1
1 0,1
0,005
0,007
0,005
0,0007
1 : 14
1 0,1
0,004
0,008
0,004
0,0008
5:1
1 0,1
0,003
0,009
0,003
0,0009
10 : 3
1 0,1
0,002
0,01
0,002
0,001
2:1
Persamaan reaksi :
2
Koefisien dari reaksi setara di atas menunjukkan jumlah mol yang
merupakan titik stoikiometri. Dari koefisien tersebut, dapat diketahui bahwa titik
stoikiometri terjadi jika perbandingan volume atau mol
= 2 : 1.
= 40g/mol ;
Mr
= 159,5g/mol ;
Mr
= 142g/mol ;
Mr
= 97,5g/mol
2
: 0,002 mol
0,001 mol
: 0,002 mol
0,001 mol
0,001 mol
0,001 mol
0,001 mol
0,001 mol
Massa
= 0,002 mol
40g/mol
= 0,08g
Massa
=
= 0,001 mol
159,5g/mol
= 0,1595g
Massa
=
= 0,001mol
142g/mol
= 0,142g
Massa
=
= 0,001 mol
97,5g/mol
= 0,0975g
Massa pereaksi
(0,08 0,1595)g
(0,142 0,0975)g
0,2395g
0,2395g
: 0,004 mol
Reaksi
0,0008 mol
0,0008 mol
Setimbang
: 0,0024 mol
0,0008 mol
0,0008 mol
Massa
=
= 0,004 mol
= 0,16 g
Massa
0,0008 mol
40 g.
= 0,0008 mol
159,5 g.
= 0,1276 g
Massa
=
= 0,0008 mol
142 g.
= 0,1136 g
Massa
=
= 0,0008 mol
97,5 g.
= 0,078 g
berlebih =
= 0,0024 mol
40 g.
= 0,096 g
Massa sebelum reaksi
0,16 g
0,1136 g
0,2876 g
0,1276 g
0,2876 g
0,078 g
0,096 g
: 0,01 mol
0,0002 mol
Reaksi
: 0,0004 mol
0,0002 mol
Setimbang
: 0,0096 mol
Massa
=
= 0,01 mol
40 g.
= 0,4 g
Massa
=
= 0,0002 mol
159,5 g.
= 0,0319 g
Massa
=
= 0,0002 mol
= 0,0284 g
Massa
142 g.
= 0,0002 mol
97,5 g.
= 0,0195 g
berlebih =
= 0,0096 mol
40 g.
= 0,384 g
Massa sebelum reaksi
0,4 g
0,028 g
0,4319 g
0,0319 g
0,4319 g
0,0195 g
0,384 g
: 0,009 mol
0,0003 mol
Reaksi
: 0,0006 mol
0,0003 mol
Setimbang
: 0,0084 mol
Massa
=
= 0,009 mol
0,0003 mol
0,0003 mol
0,0003 mol
40 g.
= 0,36 g
Massa
=
= 0,0003 mol
159,5 g.
= 0,04785 g
Massa
=
= 0,0003 mol
142 g.
= 0,0426 g
Massa
=
= 0,0003 mol
97,5 g.
= 0,02925 g
berlebih =
= 0,0084 mol
40 g.
= 0,336 g
Massa sebelum reaksi
0,36 g
0,04785 g
0,4078 g
0,0426 g
0,4078 g
0,02925 g
0,336 g
NO.
NaOH
HCl
Mol
Mol
Perbandingan
()
()
NaOH
HCl
mol
0,008
0,004
0,008
0,004
2:1
0,007
0,005
0,007
0,005
7:5
0,006
0,006
0,006
0,006
1:1
0,005
0,007
0,005
0,007
5:7
0,004
0,008
0,004
0,008
1:2
Persamaan reaksi :
: 0,006 mol
0,006 mol
: 0,006 mol
0,006 mol
0,006 mol
0,006 mol
0,006 mol
0,006 mol
Massa
= 0,006 mol
40g/mol
= 0,24g
Massa
=
= 0,006 mol
36,5g/mol
= 0,219g
Massa
=
= 0,006 mol
58,5g/mol
= 0,351g
Massa
=
= 0,006 mol
18g/mol
= 0,108g
Massa pereaksi
(0,24 0,219)g
(0,351 0,108)g
0,459g
0,459g
NO. M
NaOH
H2SO4
Mol
H2SO4
Perbandingan
()
()
NaOH
Mol
mol
0,008
0,004
0,008
0,004
2:1
0,007
0,005
0,007
0,005
7:5
0,006
0,006
0,006
0,006
1:1
0,005
0,007
0,005
0,007
5:7
0,004
0,008
0,004
0,008
1:2
Persamaan reaksi :
= 2 : 1.
= 98g/mol ;
= 142g/mol ; dan
= 18g/mol
: 0,008 mol
0,004 mol
: 0,008 mol
0,004 mol
0,004 mol
0,008 mol -
0,004 mol
0,008 mol
Massa
= 0,008 mol
40g/mol
= 0,32g
Massa
=
= 0,004 mol
98g/mol
= 0,392g
Massa
=
= 0,004 mol
142g/mol
= 0,568g
Massa
=
= 0,008 mol
18g/mol
= 0,144g
Massa pereaksi
(0,32 0,392)g
(0,568 0,144)g
0,712g
0,712g
4.
Berdasarkan data yang ada pada lampiran 3.1, maka untuk reaksi antara
dan
2
M
: 0,002 mol
0,001 mol
: 0,002 mol
0,001 mol
0,001 mol
0,001 mol
0,001 mol
0,001 mol
Keterangan :
: Mula-mula
: Reaksi
: Setimbang
sebagai reaksi pembatas.
Berdasarkan data yang ada pada lampiran 3.2, maka untuk reaksi antara
dan
: 0,006 mol
0,006 mol
: 0,006 mol
0,006 mol
0,006 mol
0,006 mol
0,006 mol
0,006 mol
Keterangan :
M
: Mula-mula
: Reaksi
: Setimbang
dan
Berdasarkan data yang ada pada lampiran 3.3, maka untuk reaksi antara
dan
: 0,008 mol
0,004 mol
: 0,008 mol
0,004 mol
Keterangan :
M
: Mula-mula
: Reaksi
: Setimbang
sebagai reaksi pembatas.
0,004 mol
0,008 mol -
0,004 mol
0,008 mol
5.
Flow Chart
Gelas Kimia I
10 mL NaOH 1 M
Gelas Kimia 2
2 mL CuSO4 0,1M
larutan
larutan
larutan
Mencatat suhu tertinggi yang dicapai
sebagai temperatur akhir.
larutan
Nb:
-
Gelas Kimia 2
4 mL HCl 1M
larutan
larutan
larutan
Mencatat suhu tertinggi yang dicapai
sebagai temperatur akhir.
larutan
Nb:
-
6.
Hasil Diskusi
netralisasi
eksoterm, dan
BIODATA
Nama
: CHOIRUL AMIN
NIM
: A1C310003
TTL
Alamat
No. Telp.
: -
No. HP
: 087814220173
Nama
: FITRIANA RAHMATUNNISA
NIM
: A1C310016
TTL
Alamat
Kab.
71571.
2. Jl. Cendana 3.
No. Telp.
: (0526) 2021184
No. HP
: 085753575852
Tabalong,
Kal-Sel.
Nama:
: KHAIRIATUL MUNA
NIM
: A1C310013
TTL
Alamat
83
Kel.
Banjarmasin
Pangeran,
Tengah,
Kec.
Kal-Sel.
70124.
No. Telp.
: (0527) 62130
No. HP
: 085285351023
Nama
: MUHAMMAD RUSSADI
NIM
: A1C310032
TTL
Alamat
12
Kel.
Banjarmasin
Pekauman,
Selatan,
Kab.
Kec.
Kota
: -
No. HP
: 08991190885
Nama
NIM
: A1C310045
TTL