Anda di halaman 1dari 262

FAAL RESPIRASI

Paulus Liben
Bambang Purwanto

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

VISI dan MISI


Setelah mengikuti mata kuliah ini
mahasiswa diharapkan:
Dapat mengerti dan dapat menjelaskan
berbagai mekanisme kerja faal respirasi

P.Liben Faal FK Unair

Apa itu ?

Anatomi fisiologi sistem respirasi


Fungsi sistem respirasi
Mekanik pernapasan
Volume paru
Difusi dan transpor gas
Pusat dan pengendalian pernapasan
Faal penerbangan dan penyelaman
P.Liben Faal FK Unair

Buku Pustaka
Boron WF,Boulpaep E, 2005. Medical
physiology. A cellular and molecular approach.
Updated ed. Elsevier Saunders, Philadelphia.
Ganong WF, 2005. Review of medical
physiology. 22nd ed. McGraw Hill, New York.
Guyton AC, Hall JE, 2006. Textbook of medical
physiology. 11th ed. WB Saunders Co,
Philadelphia.
Silverthorn DU, Ober WC, Garrison CW,
Silverthorn AC, 2001. Human physiology, 2nd
ed. Prentice Hall, New Yersey.
P.Liben Faal FK Unair

Fungsi utama sistem respirasi:


1. Pertukaran gas antara atmosfir dan
darah Sel ATP
2. Regulasi pH: melalui CO2.
3. Proteksi terhadap bahan patogen dan
iritan.
4. Vokalisasi: Pembentukan suara.
Untuk fungsi ini tubuh ikut kehilangan air
dan panas.
P.Liben Faal FK Unair

RESPIRASI EKSTERNAL DAN SELULER

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

RESPIRASI EKSTERNAL DAN SELULER

Respirasi dapat berarti:


Resp. eksternal: Tukar gas: Atmosfir - sel tubuh
Resp. seluler : Oksigen intraseluler ATP

P.Liben Faal FK Unair

Respirasi eksternal
1. Ventilasi: Tukar udara: Atmosfir-paru
Inspirasi dan ekspirasi.
2. Pertukaran O2 dan CO2 antara paru dan
darah
3. Transport O2 dan CO2 dalam sirkulasi.
4. Pertukaran gas antara darah dan sel.
Butuh koordinasi: Sistem respirasi dan
CVS
P.Liben Faal FK Unair

ANATOMI
Rongga thoraks
Samping dan atas :
Costae (12 pasang) &
vertebrae
Bawah
:
Diafragma berbentuk
kubah (dome shaped)

P.Liben Faal FK Unair

OTOT PADA SISTEM RESPIRASI

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

Otot untuk ventilasi:


Otot inspirasi:
* Otot utama : Diafragma, m.interc. externa
* Otot Bantu : m. sternocleidomastoideus,
m. scalenus, m. pectoralis
Otot ekspirasi: m. intercostalis interna, otot
abdomen (m. rectus abdominis, m. obliqus
abdominis).
P.Liben Faal FK Unair

JALAN NAPAS

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

DIAFRAGMA
Luas 270 cm2
Dome (puncak) naik turun 1,5-2 cm
pada pernapasan biasa dan bisa
mencapai 10 cm pada pernapasan dalam.
Volume yang dipindahkan 500 ml
Volume Tidal

P.Liben Faal FK Unair

Hubungan udara luar ke paru:


Hidung/mulut
Pharynx (persimpangan system saluran cerna dan
respirasi)
Larynx: Pita suara bicara, mengejan, batuk
Trachea: 15-20 cincin kartilago bentuk C.
Bronchi (Tunggal: bronchus): tube semirigid yang
diperkuat tulang rawan, tak dapat kolaps tapi dapat
mengecil sedikit
Bronchioli: Dapat kolaps + otot polos
*Bronchioli terminalis: Masih bertulang rawan
*Bronchioli respiratorik: Tanpa tulang rawan,

transisi antara saluran dan epitel pertukaran gas.


Alveoli
P.Liben Faal FK Unair

Ruang rugi = dead space: Hidung s/d


bronchioli terminalis: Tak ada fungsi difusi.
Unit respiratorik: Bronchioli respiratorik
s/d alveoli ada proses difusi gas.

P.Liben Faal FK Unair

VENTILASI (Pertukaran udara)


Bernapas Ventilasi Pergerakan udara antara
lingkungan (atmosfir) dan alveoli.
Fungsi saluran napas bagian atas bukan hanya sekedar
sebagai saluran, tapi juga air conditioning:
Warming. Menghangatkan udara ke 37o C hingga
temperatur tubuh tak berubah dan alveoli tak rusak oleh
udara dingin.
Humidifying. Melembabkan udara hingga 100% hingga
epitel alveoli tak kering.
Normalnya, udara yang mencapai trachea sudah 37o C
dan kelembaban 100%.
Tak efektif bila bernapas via mulut, misalnya saat
berolah raga pada udara sangat dingin, bisa timbul rasa
sakit di dada.
Filtering. Menyaring udara dari bahan asing: Virus,
bakteria, partikel inorganik.
P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

Filtrasi terjadi mulai dari hidung hingga trachea


dan bronchi. Pada saluran ini terdapat epitel
bersilia yang menghasilkan mukus (sel goblet).
Mukus menangkap partikel dan Ig membunuh
mikroorganisme.
Gerakan silia menggerakkan mukus ke arah
pharynx (mucus escalator), ditelan dan oleh
asam lambung serta enzim, mikroorganisme
yang tersisa dirusak.
Perokok melumpuhkan gerakan silia, mukus
menumpuk dan batuk.
P.Liben Faal FK Unair

MUKUS & SILIA

P.Liben Faal FK Unair

Nasal Cavity and Pharynx

P.Liben Faal FK Unair

HIDUNG
Rambut hidung, mukus nasal & epitel
bersilia
Concha & septum perluas permukaan +
aliran turbulensi udara
Aliran darah dan limfe yang luas

P.Liben Faal FK Unair

Fungsi hidung air conditioning:


1. Penghangatan/pendinginan: Suhu udara
tubuh.
2. Pelembaban: Mendekati 100%
3. Purifikasi udara (filtering) terhadap
partikel (> 5 mikron) dan kuman
4. Berperan pada resonansi pada
pembentukan suara tertentu misalnya
m, n dan ing.
P.Liben Faal FK Unair

Rongga sinus Sinusitis

P.Liben Faal FK Unair

Rongga sinus Sinusitis

P.Liben Faal FK Unair

Tonsilitis

P.Liben Faal FK Unair

RONGGA PLEURA

Rongga pleura terisi beberapa ml (3 ml)


cairan pleura yang berfungsi:
Licin, mengurangi gesekan antar pleura.
Mempertahankan paru tetap rapat pada
dinding thoraks
Bayangkan dua lembar kaca dengan
cairan diantaranya: Dapat bergeser tapi
sulit dipisahkan.
P.Liben Faal FK Unair

ALVEOLI : TEMPAT PERTUKARAN GAS

Alveus = Saluran konkaf. Tunggal:


alveolus.
Bentuk alveoli anggur.
Fungsi utama: Pertukaran gas pada
alveoli darah.

P.Liben Faal FK Unair

ALVEOLI: Tempat pertukaran gas

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

Setiap alveolus dilapisi oleh 1 lapis epitel


tipis yang t.d. 2 macam tipe sel (jumlahnya
kurang lebih sama);
Sel alveolar tipe I : Agak lebar, amat
tipis, gas mudah berdifusi di sini.
Sel alveolar tipe II: Lebih kecil , agak
tebal. Menghasilkan surfactant yang
bercampur dengan cairan tipis yang
menyelubungi alveoli untuk
mempermudah ekspansi paru saat
bernapas.
P.Liben Faal FK Unair

Dinding alveoli:

Otot (-)
Jaringan ikat elastik (+) , berguna saat
jaringan paru teregang.
Jaringan kapiler meliputi 80-90%
permukaan alveoli

P.Liben Faal FK Unair

SIRKULASI PARU

A.pulmonalis: darah kotor dan v.


pulmonalis darah bersih
Volume darah ke paru = CO = 5 l/menit.
Tekanan a. pulmonalis 25/8 mm Hg
Tekanan darah sistemik 120/80 mm Hg
Masalah terjadi bila terjadi gagal ventrikel
kiri tapi fungsi ventrikel kanan normal.
Terjadi oedema paru.
P.Liben Faal FK Unair

ARTERIA & VENA PULMONALIS

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

HUKUM GAS
Hukum Dalton
Patm = PN2 +PO2 + PCO2 + Puap air

P.Liben Faal FK Unair

Tekanan parsial gas di atmosfir pada 25oC dan 760 mm Hg


Tek.parsial O2 = 21% x 760 mmHg = 160 mmHg

N2

Atmosfir kering Atmosfir jenuh uap


mmHg
mmHg
593
575

O2

160

152

CO2

0,25

0,24

Lain

2,75

8,96

Gas

Uap air 0

23,8
P.Liben Faal FK Unair

HUKUM GAS
Gas bergerak dari daerah tekanan tinggi
ke tekanan yang lebih rendah.
Hukum Boyle: P1V1 = P2V2.
Hukum Henry: Jumlah gas yang dapat
larut tergantung dari tekanan partial gas
tersebut dan daya larutnya dalam cairan.
Terpengaruh oleh temperatur.
P.Liben Faal FK Unair

VENTILASI (bernapas): Pergerakan udara


antara lingkungan (atmosfir) dan alveoli.
PADA VENTILASI: ALIRAN UDARA
AKIBAT DARI GRADIEN TEKANAN
Sebagai pompa: Otot pada dinding thorax
dan diafragma.
Bernapas: Proses aktif Kontraksi otot
gradien tekanan.
Pada pernapasan biasa (breathing at
rest): Otot diafragma, interkostalis dan
scalenus.
P.Liben Faal FK Unair

Gerakan diafragma

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

INSPIRASI
INSPIRASI TERJADI SAAT TEKANAN
ALVEOLAR MENURUN
Pada pernapasan biasa, diafragma turun sekitar
1,5 cm perubahan volume inspirasi 60-75%
M. intercostalis externa + m. scalenus + m.
sternocleidomastoideus Gerakan costa
perubahan volume 25-40%
Pada inspirasi kontraksi diafragma berperan,
tapi juga menarik kosta ke dalam dan
memperkecil volume paru.
P.Liben Faal FK Unair

EKSPIRASI

Proses pasif (passive elastic recoil)


Pada latihan fisik dan voluntary exhalation
terjadi ekspirasi aktif: 30-40 kali/menit
(Pada pernapasan biasa: 12-20
kali/menit).
Otot ekspirasi: m.intercostalis interna dan
otot abdomen. Diafragma relaksasi. Isi
abdomen menekan diafragma ke atas.
P.Liben Faal FK Unair

Gangguan kontraksi otot Gangguan


ventilasi:

Myasthenia gravis (reseptor


acetylcholine berkurang), polio.
Emphysema: Berkurangnya elastin,
serabut elastik yang membantu proses
recoil alveoli pada saat ekspirasi.

P.Liben Faal FK Unair

Nasal Cavity and Pharynx

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

The Heimlich maneuver

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

Flow udara
F = P/R
F = Flow
P = Presssure gradient
R = Resistance
Tekanan dalam sistem respirasi dapat diukur:
Alveolar pressure: tekanan dalam paru
Intrapleural pressure
Satu siklus respirasi: Inspirasi Ekspirasi
P.Liben Faal FK Unair

RONGGA PLEURA

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

Perubahan tekanan intrapleura

P.Liben Faal FK Unair

PERUBAHAN TEKANAN INTRAPLEURAL


PADA VENTILASI

Kebocoran pada membran pleura


pneumothorax
Hiccups: kontraksi spastik periodik
diafragma.

P.Liben Faal FK Unair

Pneumothorax

P.Liben Faal FK Unair

Akhir kul 1 (2jam)

P.Liben Faal FK Unair

Kita jalan terus, ya

P.Liben Faal FK Unair

ENERSI UNTUK BERNAPAS

Pernapasan biasa: 3-5% dari enersi total


tubuh.
Latihan
Faktor jumlah enersi untuk bernapas:
* Stretchability (compliance) paru.
* Tahanan saluran napas.
P.Liben Faal FK Unair

COMPLIANCE DAN ELASTANCE PARU

Compliance (stretchability) = Kemampuan paru


untuk teregang.
= Daya kembang.
Menunjukkan hubungan perubahan volume paru
dan tekanan yang menyebabkan perubahan
V
C = ------P
P.Liben Faal FK Unair

Terdapat 3 macam compliance:


Compliance paru saja.
Compliance dinding thorax saja
Compliance paru-thorax = Compliance
sistem pernapasan = 0,13 liter/Cm air

P.Liben Faal FK Unair

COMPLIANCE

P.Liben Faal FK Unair

COMPLIANCE

P.Liben Faal FK Unair

Compliance berpengaruh pada Vital


Capacity. Makin besar C VC >
Compliance paru yang tinggi lebih
mudah teregang
Compliance paru yang rendah otot
pernapasan butuh lebih banyak enersi
untuk meregangkannya.

P.Liben Faal FK Unair

Compliance yang ,OK:


Inelastic scar tissue pada fibrotic lung
disease (fibrosis).
Udara + partikel inorganik (debu asbes,
batubara, silicon dll) fagosistosis oleh
makrofag sekresi growth factor
rangsang fibroblast hasilkan kolagen yang
tak elastis.
Produksi surfactant pada alveoli
P.Liben Faal FK Unair

Elastance (Elasticity): kemampuan untuk


kembali ke keadaan semula
Contoh:
Elastic waistband: baru & lama.
Balon karet ditiup lalu dikempiskan.

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

Emphysema: serat elastin pd jaringan paru rusak

Compliance (mudah teregang saat inspirasi),


Elastance (sukar balik asal pada ekspirasi).
Restrictive lung disease:
Paru kaku. Compliance .
Butuh enersi >.
P.Liben Faal FK Unair

Chronic bronchitis & Emphysema

P.Liben Faal FK Unair

TEGANGAN PERMUKAAN
Fakta: Paru berisi udara > sulit mengembang dari paru
berisi cairan fisiologis.
OK tegangan permukaan (surface tension) oleh lapisan
cairan tipis antara udara dan sel alveolus.
Tegangan permukaan ini timbul karena adanya ikatan
hydrogen antar molekul air.
Permukaan molekul tertarik pada molekul air lainnya di
samping dan di bawahnya, tapi tidak pada udara.
Tetes air bulat. Bila air dalam bentuk gelembung
melapisi alveoli, ada tegangan permukaan yang menuju
ke pusat gelembung.
Tegangan permukaan persulit alveoli teregang.
P.Liben Faal FK Unair

SURFAKTAN
Surfaktan:
bahan yang dihasilkan paru (sel alveolar tipe II)
yang mengurangi daya tarik antar molekul air
tegangan permukaan pada alveoli
cegah alveoli kolaps.
Surfaktan mengandung lipoprotein seperti
dipalmitoylphosphatidylcholine.
Konsentrasinya pada alveoli kecil > alveoli
besar tegangan permukaan > kecil
Surfaktan tenaga untuk pernapasan .
P.Liben Faal FK Unair

Hukum LaPlace:

P = 2 x T/r
P = tekanan dalam alveolus
T = Tegangan permukaan cairan yang
melapisi alveolus
R = Radius alveolus

P.Liben Faal FK Unair

Surfaktan mencegah kolaps alveoli

P.Liben Faal FK Unair

Surfaktan mencegah kolaps alveoli


Bila 2 alveoli mempunyai tegangan
permukaan yang sama, tekanan pada
alveolus kecil > dan udara akan mengalir
alveolus yang besar. Alveoli kecil akan
kolaps.
Surfaktan tegangan permukaan . Alveoli
kecil mengandung surfaktan > hingga
tegangan permukaan <. Tekanan
disamakan pada alveoli kecil dan besar.
P.Liben Faal FK Unair

Diproduksi minggu ke 25 fetus,


normal pada minggu ke 32 ( 8 minggu
sebelum lahir).
Bayi premature newborn respiratory
distress syndrome (NRDS). Alveoli
cenderung kolaps, sukar
dikembangkan (compliance ).

P.Liben Faal FK Unair

TAHANAN JALAN NAPAS


R = L/r4
L = Length
= Viskositas
r = radius

P.Liben Faal FK Unair

Tahanan jalan napas


Viskositas udara biasanya konstan. Pada sauna yang
penuh uap viskositas udara R napas lebih
berat.
Hampir 90% tahanan jalan napas ada pada trachea &
bronchi. Tahanannya konstan karena kaku (ada
kartilago). Penumpukan mucus (lendir) akibat alergi dan
infeksi berpengaruh.
Bronchioli pada keadaan normal tak pengaruhi tahanan
jalan napas karena total penampangnya (total crosssectional area) 2000 x trachea.
Karena merupakan saluran yang dapat kolaps bisa
bronchokonstriksi R .
P.Liben Faal FK Unair

Bronchioli dikontrol oleh system saraf dan hormon:


CO2 sebagai parakrin. CO2 yang pada udara
ekspirasi bronchodilatasi.
Histamin bronchokonstriksi. Kerusakan
jaringan/alergi histamin (oleh sel mast).
Iritan Rangs. Parasimp. bronchokonstriksi.
Simpatis epinefrin ada reseptor 2
bronchodilatasi. Exercise epinefrin . Tx
asma.
P.Liben Faal FK Unair

TES FUNGSI PARU & VOLUME PARU

P.Liben Faal FK Unair

Spirometer: Volume Paru + BMR

P.Liben Faal FK Unair

Spirometer Benedict Roth

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

TES FUNGSI PARU & VOLUME PARU


Spirometer: Mengukur volume paru dan kecepatan aliran
napas.
ATPS (Ambient temperature pressure saturated):
Volume paru yang diukur dengan spirometer (pada
temperatur ruangan dengan uap air jenuh pada
temperatur tersebut).
BTPS (Body temperature pressure saturated):
Volume paru pada kondisi tubuh (37oC dan tekanan uap
air jenuh pada 37oC).
Volume paru harus dinyatakan dalam BTPS.
P.Liben Faal FK Unair

ATPS BTPS dengan Rumus Boyle-Gay


Lussac:
P1V1 P2V2
------- = -----T1
T2
Chronic obstructive pulmonary disease (COPD):
Emphysema dan bronchitis chronis.
P.Liben Faal FK Unair

Volume paru harus dinyatakan dalam BTPS.


ATPS BTPS dengan Rumus Boyle-Gay Lussac:
ATPS (Spirometer)
BTPS (Body)
P1V1 P2V2
------- = -----T1
T2
P1= PBar-PH20 jenuh pada t spiro
P2= PBar-PH20 jenuh pd 37oC
V1= Vol Spiro
V2= Volume paru
T1= 273 + t spiro
T2= 273 + 37
P.Liben Faal FK Unair

VOLUME PARU & KAPASITAS PARU

P.Liben Faal FK Unair

Volume Statik

P.Liben Faal FK Unair

VC dapat diukur: One stage Two stage

P.Liben Faal FK Unair

VOLUME PARU
Volume paru:
1. Tidal volume (TV). Volume pasang surut.
2. Inspiratory reserve volume (IRV). Volume
cadangan inspirasi.
3. Expiratory reserve volume (ERV). Volume
cadangan ekspirasi.
4. Residual volume (RV). Volume residu.
Dead space (ruang mati): Bagian yang tak ikut
pertukaran gas: 150 ml
Volume paru perempuan 20-25% lebih rendah.
P.Liben Faal FK Unair

Kapasitas paru: Jumlah dari 2 atau lebih volume


paru
Total lung capacity (TLC, kapasitas paru total) =
IRV + TV + ERV + RV = Semua volume
Vital capacity (VC, kapasitas vital) = IRV + TV +
ERV .
VC two stage VC one stage
Inspiratory capacity (IC, kapasitas inspirasi) =
IRV+ TV
Functional residual capacity (FRC, kapasitas
residu fungsinal) = ERV + RV
Yang tak dapat diukur dengan spirometer saja: RV
P.Liben Faal FK Unair

Catatan:
Tidal volume (TV): Merupakan gambaran
sekilas kondisi sesorang.

P.Liben Faal FK Unair

Catatan:
Vital capacity (VC): Menunjukkan ada tidaknya gangguan
restriksi pada fungsi ventilasi paru.
Dipengaruhi oleh:
seks (Laki > perempuan)
Tinggi badan: Makin tinggi VC
Umur: Sampai 21 th: Umur VC

Setelah 21 th: Umur VC


Posisi pengukuran (Berdiri > duduk > tidur)
Kekuatan otot pernapasan
Compliance: Compliance VC
Penumpukan darah di paru (decompensatio cordis)
P.Liben Faal FK Unair

Harga normal VC (Indonesia)


Laki:
VC = -5,44 + 0,611 x Umur + 0,0485
x TB + 1,639 x C 0,0777 x C x Umur
Perempuan: VC = -3,3707 + 0,0282 x Umur +
0,0358 x TB + 1,00 x C 0,0455 x C x Umur
Keterangan:
C = 0 bila umur < 21 th
C = 1 bila umur 21 th
TB tinggi badan dalam cm
Umur dalam tahun.
Berat Badan tidak mempengaruhi VC
P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

FRC: Merupakan buffer (penyangga) untuk


perubahan tekanan oksigen dalam alveoli
(PAO2)
Kecil: Berbahaya karena terjadi fluktuasi
PAO2 yang tinggi.
Besar: Hiperinflasi:
*Perubahan struktur
*Obstruksi parsial
*Kompensasi
P.Liben Faal FK Unair

Pengukuran RV dapat dilakukan dengan


analisis:

1. gas helium (metode helium dilution)


2. nitrogen (metode nitrogen washout).

Helium dan nitrogen dipilih oleh


karena kedua gas tersebut tidak
mengalami pertukaran dan perubahan
di dalam paru
P.Liben Faal FK Unair

PENGUKURAN RESIDUAL VOLUME DAN SEMUA KAPASITAS


PARU YANG MENGANDUNG RV

(RV, FRC dan TLC)


Ada 2 cara pengukuran: Cara terbuka dan cara tertutup.
CARA TERBUKA:
Prinsip: Hisap O2 murni dan keluarkan hawa napas ke
spirometer selama sekitar 7 menit ( Agar N2 dari paru
pindah semua ke spirometer). Yang dikeluarkan adalah
sisa O2, CO2 dan N2. Yang diukur adalah N2.
CARA TERTUTUP:
Prinsip: Hisap dan keluarkan hawa napas dari dan ke
suatu alat penampung melalui alat ukur (Kantong
Douglas) dan diukur kadar N2.
P.Liben Faal FK Unair

Hasil kedua cara tersebut dapat


mengukur RV atau FRC:
Bila dimulai pada akhir ekspirasi biasa
ukur FRC
Bila dimulai pada akhir ekspirasi
maksimal ukur RV
P.Liben Faal FK Unair

VOLUME PAKSA
Diukur dengan kekuatan maksimal
(pernapasan paksa).
Yang diukur:
FVC (Forced vital capacity) = Kapasitas vital paksa.
FEV1 (Forced expiratory volume at 1st second) = VEP1
(Volume ekspirasi paksa detik pertama)
MVV (Maximal voluntary ventilation) = MBC (Maximal
breathing capacity) = KPM (Kapasitas pernapasan
maksimal): Jumlah udara yang keluar masuk paru
secara paksa selama satu menit.
MEFR (Maximal expiratory flow rate) = Kecepatan alir
udara paksa
MMF (Maximal mid-expiratory flow rate)
PEFR (Peak expiratory flow rate)
P.Liben Faal FK Unair

FVC dapat untuk menentukan adanya


restrictive disease
FEV1, MVV dan MEFR dapat digunakan untuk
menentukan adanya peningkatan tahanan
jalan napas (airway resistance) yang
menunjukan adanya obstructive disease.
MMF dan PEFR digunakan untuk
menentukan adanya obstruksi jalan napas
kecil.
P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

Maximum expiratory flow


A. Saluran napas kolaps pada ekspirasi paksa hingga expiratory
flow menurun.
B. Maximum expiratory air flow makin kecil saat volume paru
berkurang.

P.Liben Faal FK Unair

KAPASITAS PERNAPASAN MAKSIMAL (KPM,


MBC, MVV )
KPM adalah jumlah udara yang keluar masuk
paru secara paksa selama 1 menit
Pada pelaksanaannya frekuensi napas
terserah orang coba dan volume sekali
masuknya (fluktuasinya) harus lebih besar
dari dua kali TV atau mendekati harga FEV1.
Tujuannya untuk mengetahui adanya
penyakit obstruksi.
Hambatannya: Pemeriksaan ini berat bagi
pasien
P.Liben Faal FK Unair

HARGA STANDARD KPM:


LAKI-LAKI : KPM = (86,5 0,52 x Umur) x Luas Badan
PEREMPUAN: KPM = (71.3 0,74 x Umur )x Luas Badan

Untuk kepentingan diagnosa, setiap pengukuran VOLUME


PAKSA, harus diketahui harga standard atau harga
prediksinya. Bila harga hitung < dari 75% harga
prediksinya, berarti menderita penyakit restriksi/obstruksi
dengan ketentuan:
> 75 % Prediksi
NORMAL
60 % - 75 % Prediksi RESTRIKSI RINGAN
50 % - 60 % Prediksi RESTRIKSI SEDANG
40 % - 50 % Prediksi RESTRIKSI BERAT
0 % - 40 % Prediksi RESTRIKSI SANGAT BERAT
P.Liben Faal FK Unair

RUANG RUGI / MATI (DEAD SPACE)


= Ruang (saluran) dalam paru yang di dalamnya tak
terjadi proses difusi.
1. RUANG RUGI ANATOMI
Jalan napas dari hidung sampai bronchioli terminalis
2. RUANG RUGI FAAL (FUNCTIONAL DEAD SPACE), t.d.:
Ruang rugi anatomi
Alveoli tanpa kapiler
Alveoli dengan kapiler tertutup
Alveoli dengan kapiler yang alirannya kurang
Pengukuran Ruang rugi biasanya dengan NITROGEN WASH OUT
METHOD

P.Liben Faal FK Unair

Hubungan udara luar ke paru:


Hidung/mulut
Pharynx (persimpangan system saluran cerna dan
respirasi)
Larynx: Pita suara bicara, mengejan, batuk
Trachea: 15-20 cincin kartilago bentuk C.
Bronchi (Tunggal: bronchus): tube semirigid yang
diperkuat tulang rawan, tak dapat kolaps tapi dapat
mengecil sedikit
Bronchioli: Dapat kolaps + otot polos
*Bronchioli terminalis: Masih bertulang rawan
*Bronchioli respiratorik: Tanpa tulang rawan,

transisi antara saluran dan epitel pertukaran gas.


Alveoli ada alveolar dead space
P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

FREKUENSI DAN DALAMNYA PERNAPASAN


MENENTUKAN EFISIENSI PERNAPASAN
Total pulmonary ventilation (minute volume) =
Frek. napas x TV = 12 x 500 ml = 6000 ml/menit.
Merupakan indikator banyaknya udara segar
yang mencapai alveoli.
Tidak semua udara inhalasi yang mencapai
permukaan alveoli karena ada trachea dan
bronchi yang tak berfungsi untuk pertukaran gas
dead space 150 ml.
Dari 500 ml udara yang masuk, hanya 350 ml
yang merupakan udara segar.
P.Liben Faal FK Unair

Dead space: 150 ml

P.Liben Faal FK Unair

Dead space: 150 ml

P.Liben Faal FK Unair

Dead space besar

P.Liben Faal FK Unair

Alveolar ventilation:
Jumlah udara segar yang mencapai
alveoli per menit.
= Frekuensi napas x (TV Dead space)
= 12 x (500 150) = 4200 ml/menit
Maximum voluntary ventilation (MVV):
Bernapas sedalam dan secepat
mungkin bisa 170 l/menit.
P.Liben Faal FK Unair

Pengaruh alveolar ventilation PO2 & PCO2 alveoli

P.Liben Faal FK Unair

KOMPOSISI GAS TAK BANYAK BERUBAH


PADA PERNAPASAN BIASA

Pada pernapasan biasa: di alveoli PO2


100 mm Hg, PCO2 40 mm Hg.
Pada hiperventilasi di alveoli PO2
(120 mm Hg), PCO2 (20 mm Hg).
Pada hipoventilasi udara segar masuk
paru di alveoli PO2 , PCO2
Hiperventilasi Kuat tahan napas
P.Liben Faal FK Unair

Tekanan parsial gas di atmosfir pada 25oC dan 760 mm Hg


Tek.parsial O2 = 21% x 760 mmHg = 160 mmHg

N2

Atmosfir kering Atmosfir jenuh uap


mmHg
mmHg
593
575

O2

160

152

CO2

0,25

0,24

Lain

2,75

8,96

Gas

Uap air 0

23,8
P.Liben Faal FK Unair

VENTILASI DAN ALIRAN DARAH ALVEOLAR


DALAM KESEIMBANGAN
Kapiler pada paru tak lazim karena dapat kolaps.
Bila tekanan darah yang melalui kapiler lebih rendah
dari tekanan tertentu, kapiler menutup, aliran darah
diarahkan pada kapiler lain yang tekanannya lebih
besar.
Pada saat istirahat, kapiler di apex paru menutup
akibat tekanan hidrostatik yang rendah tapi kapiler di
basis paru tetap terbuka.TBC?
Pada saat latihan, tekanan darah meningkat, semua
kapiler membuka. P.Liben Faal FK Unair

UNEVEN VENTILATION (NON UNIFORM VENTILATION)

Ventilasi alveoli tergantung dari aliran darah


Pada keadaan berdiri ventilasi lebih banyak
di daerah basis paru dari pada apex.
Pada saat berbaring terlentang, ventilasi
terdistribusi ke dorsal dari pada ventral.
Ada alveoli yang masih tertutup pada
inspirasi normal.

P.Liben Faal FK Unair

JENIS VENTILASI: Beberapa istilah

Eupnea
Hyperpnea
Hypercapnea
Tachypnea
Dyspnea
Apnea

: Pernapasan biasa normal


: Pernapasan cepat dan dalam
: Konsentrasi CO2 dalam darah
: Napas pendek dan cepat (panting)
: Sesak/ sulit bernapas
: Napas berhenti

Hyperventilation: Keadaan ventilasi alveolar


Hypoventilation : Ventilasi alveolar

P.Liben Faal FK Unair

Apa kuliah masih diteruskan ???

P.Liben Faal FK Unair

Akhir KULIAH KE 3

P.Liben Faal FK Unair

PERTUKARAN GAS DI PARU


Tingkat difusi gas antara alveoli dan darah
mengikuti hukum difusi biasa:
1. Gradien tekanan.
2. Luas permukaan membran difusi.
3. Berbanding terbalik dengan tebal
membran.
4. Cepat pada jarak pendek.
P.Liben Faal FK Unair

Gangguan paru

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

Kontrol lokal ventilasi & perfusi

P.Liben Faal FK Unair

Bila difusi oksigen dari alveoli ke darah


terganggu, terjadi:
Hypoxia: Kurang oksigen dalam sel
Hypercapnea: Konsentrasi CO2

P.Liben Faal FK Unair

HYPOXIA
Penyebab hypoxia:
Hypoxic hypoxia: PO2 arteri
Fisiologis: Ketinggian
Alveolar hypoventilation
Kapasitas difusi paru
Rasio ventilasi perfusi abnormal
Anemic hypoxia: O2 yang terikat Hb
Perdarahan /anemia
CO yang menghambat ikatan O2
Ischemic hypoxia: Aliran darah jaringan
Histotoxic hypoxia: Keracunan (mis: Cyanide) Sel
gagal pakai O2
P.Liben Faal FK Unair

TRANSPORT OKSIGEN DALAM DARAH

Transport O2 dalam darah 200 ml O2/l


darah:
Terlarut dalam plasma:
3 ml O2/l darah
Terikat pada Hb
: 197 ml O2/l darah
CO = 5 l/menit 1000 ml/menit O2
diangkut ke jaringan (4 x kebutuhan O2
istirahat).
P.Liben Faal FK Unair

Jumlah O2 yang terikat pada hemoglobin


tergantung dari:
1. PO2 plasma sekeliling eritrosit:
1. Komposisi udara yang dihirup
2. Ventilasi alveolar
3. Efisiensi pertukaran gas antara udara dan
darah.

2. Kadar Hb darah
P.Liben Faal FK Unair

HEMOGLOBIN DAN O2
Satu molekul Hb dapat mengikat 4 molekul O2.
Hb + O2 HbO2
O2 pada plasma berdifusi ke dalam eritrosit dan
terikat pada Hb.
Persen saturasi Hb = (Jumlah O2 yang
terikat/Maksimum O2 yang dapat diikat) x 100%
PO2 sel menentukan banyaknya O2 yang dilepas
dari Hb. Bila aktivitas metabolisme sel PO2
Pelepasan O2 dari Hb
P.Liben Faal FK Unair

ALVEOLI: Tempat pertukaran gas

P.Liben Faal FK Unair

OXYGEN-HEMOGLOBIN DISSOCIATION CURVE


Pada PO2 normal pada arteria dan alveolar (100 mm
Hg) 98% Hb terikat pada O2.
Di atas 100 mmHg perubahan saturasi Hb hanya
sedikit.
Pada PO2 650 mm Hg (tak terjadi pada kehidupan
normal) saturasi Hb 100%.
Bila PO2 > 60 mm Hg saturasi Hb > 90% (transport
O2 hampir normal.
Bila PO2 < 60 mm Hg kurva curam PO2 sedikit
pelepasan O2 banyak.
P.Liben Faal FK Unair

Oxygen-Hb Dissociation Curve

P.Liben Faal FK Unair

Pada PO2 40 mm Hg (resting cell):


Saturasi Hb 75% , telah melepaskan O2
nya.
Saat metabolisme jaringan PO2
O2 dilepaskan lagi oleh Hb.
Pada PO2 20 mm Hg(nilai rata-rata pada
otot yang exercice) saturasi Hb 35%.
Turunnya PO2 20mm Hg ( dari 40 20
mm Hg) Hb lepaskan 40% lagi O2
P.Liben Faal FK Unair

pH O2-Hb Dissociation curve

P.Liben Faal FK Unair

Temp. O2-Hb Dissociation curve

P.Liben Faal FK Unair

pCO2 O2-Hb Dissociation curve

P.Liben Faal FK Unair

PENGARUH TEMPERATUR, pH DAN METABOLIT


PADA IKATAN O2-Hb
Perubahan terutama pada bagian kurva yang curam
pengikatan O2 di paru tak banyak berubah, tapi ada
perubahan besar pada penghantaran O2 pada jaringan.
Pada kurva pH: pH normal 7,4 ( 7,38-7,42)
Pada pH 7,2 dan PO2 40 mm Hg Hb melepaskan
15% O2 > dari pH 7,4.
Latihan anaerobik asam laktat pH kurva
bergeser ke kanan afinitas Hb O2 yang dilepas
.
Pergeseran kurva Hb akibat perubahan ph disebut EFEK
BOHR.
P.Liben Faal FK Unair

PADA HIPOKSIA KHRONIS


(Pada ketinggian dan anemia)

Pada hipoksia khronis (ketinggian dan


anemia) eritrosit meningkatkan sekresi
enzim 2,3-diphosphoglycerate (2,3-DPG,
disebut juga 2,3-bisphosphoglycerate atau
2,3-BPG) kurva saturasi Hb bergeser
ke kanan

P.Liben Faal FK Unair

DPG O2-Hb Dissociation curve

P.Liben Faal FK Unair

Fetal Hb O2-Hb Dissociation curve

P.Liben Faal FK Unair

FETAL HEMOGLOBIN
Fetal Hb memiliki rantai protein yang unik
meningkatkan kemampuan Hb mengikat
O2 pada PO2 yang rendah pada plasenta.

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

TRANSPORT CO2 DENGAN 3 CARA


Pengeluaran CO2 penting. Bila PCO2 (hypercapnia)
asidosis
menekan SSP confusion, koma, kematian.
CO2 diproduksi pada pernapasan sel (cellular respiration).
Daya larut CO2 dalam cair tubuh > O2.
Hanya 7% CO2 yang diangkut darah vena dalam bentuk
terlarut.
93% berdifusi ke dalam eritrosit:
70% ion bikarbonat (HCO3-) di eritrosit ke plasma
terlarut.
23% terikat pada Hb Hb-CO2 (carbaminohemoglobin)
P.Liben Faal FK Unair

TRANSPORT CO2 DENGAN 3 CARA

P.Liben Faal FK Unair

Tujuan perubahan CO2 bikarbonat:


1. Sebagai cara pengangkutan CO2 dari
sel ke paru.
2. Sebagai penyangga (buffer) untuk
menstabilkan pH tubuh.
c.a.
CO2 + H2O <------> H2CO3 <------> H+ + HCO3c.a.= Carbonic anhydrase. Banyak pd eritrosit.

P.Liben Faal FK Unair

HCO3- keluar dari eritrosit, dipertukarkan


dengan ion Cl- (antiport). pertahankan muatan
listrik sehingga tak mengganggu potensial
membran.
HCO3- merupakan buffer utama ekstraseluler.
Hb + H+ Hb-H. Disini Hb sebagai buffer pH
pula. Bila PCO2 darah amat tinggi, buffer Hb tak
memadai H+ Respiratory acidosis.
H+ dan HCO3- keluar dari eritrosit CO2 baru
dari plasma masuk ke eritrosit. Bila PCO2
plasma turun CO2 keluar dari sel.
Ikatan Hb dengan H+ dan CO2 akan
mengurangi kemampuan Hb mengikat O2 (Lihat
kurva saturasi Hb).
P.Liben Faal FK Unair

PENGELUARAN CO2 PADA PARU


PCO2 alveoli lebih rendah dari plasma di
kapiler paru CO2 difusi dari plasma ke
alveoli PCO2 plasma CO2 keluar
dari eritrosit Reaksi berbalik.

P.Liben Faal FK Unair

Summary of gas transport

P.Liben Faal FK Unair

Kita jalan terus, ya

P.Liben Faal FK Unair

REGULASI VENTILASI

P.Liben Faal FK Unair

Selamat pagi, teman-teman

P.Liben Faal FK Unair

Resume Transport Gas

P.Liben Faal FK Unair

Summary of gas transport

P.Liben Faal FK Unair

Saatnya kul dilanjutkan ..

P.Liben Faal FK Unair

REGULASI VENTILASI
Pernapasan : Proses ritmik.
Jantung juga ritmik tapi bersifat autoritmik.

SSP somatic motor neuron kontraksi otot


pernapasan.
Pada sistem pernapasan kontraksi diafragma
dan intercostalis diawali dari neuron pada
medulla oblongata (central pattern generator)
yang memiliki aktivitas ritmik intrinsik.
Diduga berasal dari neuron pacemaker (belum
teridentifikasi), suatu neuron dengan potensial
membran yang tak stabil yang secara periodik
mencapai nilai ambang (threshold).
P.Liben Faal FK Unair

Prinsip regulasi pernapasan


Medulla: Kontrol inspirasi dan ekspirasi
Ritme
Pons : Atur frekuensi dan dalamnya
ventilasi.

P.Liben Faal FK Unair

Brain stem

P.Liben Faal FK Unair

REGULASI VENTILASI

P.Liben Faal FK Unair

REGULASI VENTILASI

P.Liben Faal FK Unair

Ritmis respirasi dari network rangsang neuron.


Ventilasi dimodulasi oleh
faktor kimiawi
pusat-pusat otak yang lebih tinggi.
Central pattern generator sifatnya unik:
Otomatis sepanjang hidup
dapat dipengaruhi kemauan sampai batas
tertentu.
Ritmis respir input sensoris dari resptr CO2, O2
dan H+.
P.Liben Faal FK Unair

Ada 2 nukleus di medulla oblongata:


Dorsal respiratory group (DRG):
Inspir. neuron Diafrag + m.interc externa.
Ventral respiratory group (VRG):
E neuron (untuk ekspirasi aktif)
aktifkan m.interc interna + otot abdomen.
I+ neuron (utk inspirasi yang > dari normal).
* Inaktif pada respirasi biasa.
* Berfungsi pada forced breathing dan
ekspirasi aktif.

* I+ neuron rangsang otot resp aksesori


seperti m.sternocleidomastoideus.
P.Liben Faal FK Unair

Rhytmic breathing

P.Liben Faal FK Unair

Insp 2 detik otot relaks eksp pasif


(elastis) 3 det
Pada ekspirasi ada motor neuron yang
aktif kontraksi otot pada saluran napas
atas perlambat aliran udara keluar.

P.Liben Faal FK Unair

CO2, O2 DAN pH PENGARUHI VENTILASI

CO2 perangsang utama ventilasi.


O2 dan pH berperan lebih kecil.

P.Liben Faal FK Unair

Chemoreceptor:
Peripheral chemoreceptor: pada carotid
dan aortic bodies pantau konsentrasi O2,
pH dan PCO2 plasma.
Central chemoreceptor di SSP bagian
ventral permukaan medulla: Pantau CO2
cairan serebrospinal.

P.Liben Faal FK Unair

Aortic & Carotid bodies

P.Liben Faal FK Unair

Carotid dan aortic bodies


Sensitif pada PO2 , pH dan PCO2 .
Potensial aksi pada neuron ke batang
otak ventilasi .
Pada kead normal O2 tak begitu penting.
Ventilasi baru terangsang bila PO2 < 60
mm Hg (ketinggian 3000 m atau pada
COPD).
> responsif pada pH dan PCO2
P.Liben Faal FK Unair

Carotid body oxygen sensor

P.Liben Faal FK Unair

Sel Glomus, sel pada carotid bodies


Sebagai chemoreceptor, memiliki K-channels
(KO2 channels) sebagai sensor O2.
Sensor + O2 channel tetap terbuka ion K
keluar sel hiperpolarisasi.
Bila tanpa/kurang O2 di plasma channel
tertutup permeabilitas ion K depolarisasi
sel ion Ca masuk sel eksositosis vesikel
berisi dopamin potensial aksi pada neuron
sensoris pusat respirasi ventilasi .
P.Liben Faal FK Unair

Central chemoreceptor monitors CO2 in CSF

P.Liben Faal FK Unair

Central chemoreceptor

Memonitor CO2 pada cairan cerebrospinal


(via pH)
CO2 + H2O <-----> H+ + HCO3 PCO2 H+ rangsang refleks
chemoreceptor ventilasi .

P.Liben Faal FK Unair

pH plasma tak dapat mempengaruhi central


chemoreceptor secara langsung karena H+
bebas tak dapat tembus blood-brain barrier
Bila PCO2 beb hari ventilasi (adaptasi).
Mekanismenya belum jelas, mungkin karena
blood-brain barrier mulai meng-transport ion
bikarbonat ke cairan serebrospinal sebagai
buffer H+ .
P.Liben Faal FK Unair

Kadar CO2 darah mempengaruhi pH darah


melalui bicarbonate buffer
Henderson-Hasselbach equation

HCO3 pH = 6,1 + log -------


CO2
CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3 pH darah normal = 7,4
Bila CO2 pH Respiratory acidosis.
P.Liben Faal FK Unair

Chemoreceptor reflex

P.Liben Faal FK Unair

MECHANORECEPTOR REFLEX
Ada refleks protektif trhdp kerusakan fisik atau iritasi
saluran napas dan inflasi berlebihan paru:
Hirupan partikel atau gas yang merusak

Rangsang irritant receptor pada mukosa jalan napas via


neuron sensoris ke SSP neuron parasimpatik yang
meng-inervasi otot polos bronchioli

bronchokonstriksi.

Batuk dan bersin.

P.Liben Faal FK Unair

HeringBreuer inflation reflex

Cegah over-ekspansi paru yang


berlebihan saat latihan berat.
Bila TV > 1 liter stretch receptor
sinyal ke batang otak inspirasi diakhiri.

P.Liben Faal FK Unair

PENGARUH HIGHER BRAIN CENTERS PADA


POLA VENTILASI
Hipotalamus dan cerebrum dapat mengubah:
Aktivitas central pattern generator
Frekuensi dan dalamnya ventilasi.
Pusat otak yang lebih tinggi:
Tak diperlukan untuk ventilasi.
Biarpun batang otak di atas pons rusak
respirasi normal.
P.Liben Faal FK Unair

REGULASI VENTILASI

P.Liben Faal FK Unair

The Limbic System

P.Liben Faal FK Unair

Pengaruh Sistem Limbik


Stimulasi sistem limbik dapat mempengaruhi respirasi.
Emosi, rasa takut dan excitement pengaruhi frekuensi
dan dalamnya pernapasan.
Ini rangsangan langsung pada somatic motor neuron,
tanpa melalui central pattern generator di batang otak.
Kita dapat mengubah pola respirasi sementara
Tak dapat lawan chemoreceptor refleks.
Contoh: tahan napas PCO2 di darah dan cairan
serebrospinal aktifkan chemoreceptor reflex
terpaksa bernapas.

P.Liben Faal FK Unair

Supaya tubuh aman, ada yang mengatur

P.Liben Faal FK Unair

Prinsip artificial respiration

P.Liben Faal FK Unair

Gagal napas artificial respiration

P.Liben Faal FK Unair

Kalau sudah begini. Korban masih bisa


tertolong ?

P.Liben Faal FK Unair

FISIOLOGI PENERBANGAN
DAN KETINGGIAN
Paulus Liben
Departemen Ilmu Faal
Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

DI KETINGGIAN
Udara tipis di ketinggian hypoxia
homeostatis hiperventilasi.
ventilasi alveolar :
PO2 atmosfir PO2 arteri tak
signifikan
Hiperventilasi PCO2 plasma pH
(alkalosis) kurva saturasi Hb
bergeser ke kiri ikatan HbO2
P.Liben Faal FK Unair

pCO2 O2-Hb Dissociation curve

P.Liben Faal FK Unair

Setelah beberapa jam/hari


aklimatisasi
sekresi 2,3-DPG oleh eritrosit
kurva saturasi Hb geser ke kanan lagi
offsetting the effects of the
respiratory alkalosis

P.Liben Faal FK Unair

DPG O2-Hb Dissociation curve

P.Liben Faal FK Unair

Hingga ketinggian 6300 m kurva saturasi Hb bisa


normal.
Hypoxia pada ketinggian ginjal dan hati sekresi
erythropoietin produksi eritrosit (hemtokrit ,
polycythemia)

Kemampuan pengangkutan O2 .
Hematokrit yang > 45% viskositas darah

aliran darah ke otak dan perifer


chronic mountain sickness
sakit kepala, lelah, gangguan mental, tak tahan
aktvitas fisik.
Tx: phlebotomy (donor darah).
P.Liben Faal FK Unair

Effect of acute exposure to low


atmospheric pressure

P.Liben Faal FK Unair

1 inch = 2,54 cm
1 foot = 12 inches = 30,48 cm
Gampangnya: 1 foot = 1/3 m

P.Liben Faal FK Unair

EFEK TEKANAN O2 YANG RENDAH


Pada ketinggian:

Semua parameter
Barometer
PO2 di udara & alveoli
PCO2
Saturasi O2 di darah arteri

P.Liben Faal FK Unair

Pengaruh tekanan udara terhadap telinga

P.Liben Faal FK Unair

PO2 alveolar pada ketinggian:


* Pada ketinggian yang rendah: PO2 tak
terlalu : Dikompensasi oleh ventilasi
pulmoner.
* Pada ketinggian yang >> PO2 <<
karena:
Tekanan uap air jenuh tetap 47 mm Hg,
selama temperatur tubuh tetap normal.
PCO2 tak banyak karena respirasi .
P.Liben Faal FK Unair

Tekanan parsial gas di atmosfir pada 25oC dan 760 mm Hg


Tek.parsial O2 = 21% x 760 mmHg = 160 mmHg

N2

Atmosfir kering Atmosfir jenuh uap


mmHg
mmHg
593
575

O2

160

152

CO2

0,25

0,24

Lain

2,75

8,96

Gas

Uap air 0

23,8
P.Liben Faal FK Unair

SATURASI Hb-O2

P.Liben Faal FK Unair

SATURASI Hb-O2
Umumnya seseorang tetap sadar hingga
saturasi O2 turun hingga 50%.
Ini
* 23.000 kaki bila napas dengan udara.
47.000 kaki bila napas dengan O2 murni
Rawan penerbangan dengan
unpressurized airplane.
P.Liben Faal FK Unair

EFEK HYPOXIA AKUT

Efek hypoxia akut mulai pada ketinggian


12.000 kaki: Pusing, lemah, lelah otot dan
mental, sakit kepala, kadang-kadang mual
dan euphoria.
18.000 kaki: Kejang
23.000 kaki: coma, meninggal.

P.Liben Faal FK Unair

AKLIMATISASI PADA PO2 YANG


RENDAH

Ventilasi pulmoner
Eritrosit
Kapasitas difusi paru
Vaskularisasi jaringan
Kemampuan jaringan memakai O2

P.Liben Faal FK Unair

AKLIMATISASI ALAM

P.Liben Faal FK Unair

AKLIMATISASI ALAM
Penduduk asli di Himalaya (13.000 kaki)
dan Andes (17.500 kaki).
Pada penduduk asli di ketinggian:
PO2 arteri hanya 40 mm Hg, tapi Hb tinggi
Kandungan O2 darah > dataran
rendah.
PO2 vena 15 mg lebih rendah dari
penduduk dataran rendah: Akibat
efektivitas transport O2 ke jaringan .
P.Liben Faal FK Unair

CHRONIC MOUNTAIN SICKNESS


Manusia yang tinggal lama pada ketinggian dapat
menderita chronic mountain sickness:
Jumlah eritrosit/hematokrit Viskositas
darah Aliran darah Transport O2
Hypoxia Vasokonstriksi arteriole paru
Tekanan a. pulmonalis . Vasokonstriksi ini
akibat usaha tubuh untuk mengalihkan aliran
darah dari alveoli dengan PO2 yang rendah ke
alveoli dengan PO2 yang tinggi. Tapi PO2
semua alveoli semua arteriole paru
vasokonstriksi.
Ventrikel kanan hipertrofi
Tekanan darah
Kematian
P.Liben Faal FK Unair

Kontrol lokal ventilasi & perfusi

P.Liben Faal FK Unair

Umumnya akan pulih dalam beberapa hari


atau minggu setelah dipindahkan pada
ketinggian yang lebih rendah.

P.Liben Faal FK Unair

ACUTE MOUNTAIN SICKNESS


Terjadi beberapa jam hingga 2 hari setelah
pendakian:
Acute cerebral edema. Hypoxia
vasodilatasi pembuluh darah otak
tekanan kapiler kebocoran cairan ke
jaringan otak disfungsi otak.
Acute pulmonary edema. Penyebabnya
belum jelas. Hypoxia vasokonstriksi
arteriole paru tekanan kapiler
oedema paru.
P.Liben Faal FK Unair

Pengaruh tenaga G (gravitasi) pada sirkulasi

Pada keadaan normal tubuh mendapat


tenaga gravitasi sebesar 1 G.
Dalam penerbangan, akselerasi arah ke
atas meningkatkan tenaga G (positif).
Bila menukik, terjadi tubuh mendapat
tenaga G negatif.
P.Liben Faal FK Unair

Perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik yang


terjadi pada akselerasi dalam penerbangan
dari 1 menjadi 3,3 G.

P.Liben Faal FK Unair

Tekanan sistolik akan turun menjadi 22 mmHg pada


beberapa detik pertama dan naik lagi menjadi 55
mmHg setelah 10-15 detik kemudian. Pemulihan ini
akibat aktivasi baroreceptor reflex.
Bila akselerasi lebih dari 4-6 G terjadi black-out
(pandangan menjadi gelap). Bila akselerasi
ditingkatkan, bisa fatal.
Hal sebaliknya yang terjadi pada tenaga G negatif.
Bisa terjadi edema otak, perdarahan otak serta redout (pandangan menjadi merah).

P.Liben Faal FK Unair

KETIADAAN BERAT (WEIGHTLESSNESS) =


Zero gravity

Pada penerbangan luar angkasa gravitas


ketiadaan berat (weightlessness):
Motion sickness pada beberapa hari
pertama.
Translokasi cairan tubuh, akibat ketiadaan
tekanan hidrostatik.
Kontraksi otot untuk melawan gravitas (-)
aktivitas fisik .
P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

Efek tinggal lama di angkasa luar

Volume darah
Eritrosit
Kekuatan otot dan kapasitas kerja
Cardiac output
Massa tulang ostoporosis

P.Liben Faal FK Unair

Operasi pada zero gravity (Sept 2006)

P.Liben Faal FK Unair

Operasi pada zero gravity (Sept 2006)

P.Liben Faal FK Unair

Superman

P.Liben Faal FK Unair

FAAL PENYELAMAN &


HIPERBARIK

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

FAAL PENYELAMAN & HIPERBARIK


Penyelaman tek. sekeliling
Agar paru tak kolaps tek gas alveoli
juga (hyperbarism)

P.Liben Faal FK Unair

Hubungan kedalaman air volume gas


Setiap kedalam 33 kaki tek 1 Atm. Vol x

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

EFEK TEK PARSIAL GAS YANG TINGGI

Udara mengandung terutama


N2 78-80%
O2 21%
CO2 0,03%
Pada tek tinggi efek fisiologis yang nyata.
TOKSISITAS: N2, O2, CO2

P.Liben Faal FK Unair

1. NARKOSIS NITROGEN pd tek N2 tinggi

N2: 80% dari udara.


Pada tek 1 atm (permukaan laut) taa

P.Liben Faal FK Unair

N2 pada penyelaman:
120 kaki: 1 jam Nark. ringan: Riang &
tak peduli.
150-200 kaki: Pusing.
200-250 kaki: Kekuatan dan mulai kaku
> 250 kaki (8,5 atm): Tak dapat berbuat
apa-apa.

P.Liben Faal FK Unair

Narkosis nitrogen intoksikasi alkohol.


Mekanisme efek narkotik:
N2 larut dlm lemak (juga bag lemak
membran neuron) perubahan konduksi
ion eksitabilitas neuron .

P.Liben Faal FK Unair

2. TOKSISITAS OKSIGEN PADA TEKANAN


TINGGI

Selam PO2 di paru O2 di darah


kons O2 di jaringan > Normal.
PO2 jar. yang normal & aman 40 mmHg
(20-60)
PO2 jar. jaringan rusak, jelas pada
otak.
Tek 4 atm O2 (PO2 = 3040 mmHg)
dalam 30-60 menit kejang dan koma
tanpa tanda-tanda awal.
P.Liben Faal FK Unair

Gejala lain: mual, pusing, gangguan visus,


iritabel dan disorientasi.
Akivitas fisik gejala muncul lebih dini
(lebih peka akan toksisitas).

P.Liben Faal FK Unair

Penyebab toksisitas O2
Oksidasi intraseluler >> O2 bentuk aktif
(oxygen free radicals) enzim yang
menetralkan radikal bebas tak cukup
kerusakan jaringan:
Oksidasi polyunsaturated fatty acid yang
merupakan komponen penting membran sel
Oksidasi enzim sel, metabolisme sel
terganggu
P.Liben Faal FK Unair

Toksisitas O2 akut: Jaringan saraf amat peka


atas kerusakan ini karena kandungan lipidnya
yang tinggi, gangguan fungsi otak
Toksisitas O2 khronis: Kerusakan epitel bronchi
dan alveoli akibat kerusakan akibat kontak
langsung dengan O2 tinggi:
Kongesti jalan napas
Oedema paru
Atelektasis
Jaringan lain tak apa-apa karena PO2 jaringan
hampir normal karena sistem buffer Hb-O2.
P.Liben Faal FK Unair

3. TOKSISITAS CO2 PADA KEDALAMAN


Bila perlengkapan penyelaman baik, tak ada
masalah dengan toksisitas CO2:
Kedalaman sendiri tak meningkatkan
tekanan parsial CO2 di alveoli.
Kedalaman tak meningkatkan produksi
CO2, selama bernapas dengan volume
tidal.

P.Liben Faal FK Unair

PCO2 dapat meningkat pada perlengkapan


penyelaman dengan helmet dan jenis
rebreathing yang dapat meningkatkan
dead space:
Bila PCO2 alveolar hingga 80 mm Hg (2x
normal): Dapat ditolerir dengan
meningkatkan minute respiratory volume.
Bila > 80 mm Hg, pusat pernapasan
tertekan, terjadi asidosis, lemah, narkosis
hingga anestesia.
P.Liben Faal FK Unair

SCUBA Apparatus
Self-contained underwater breathing apparatus

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

DECOMPRESION SICKNESS
(CAISSON DISEASE)
Penyelaman dengan tekanan tinggi
banyak gas terlarut.
Bila muncul ke atas permukaan secara
mendadak gelembung N2 dapat timbul
pada cairan tubuh (intra & ekstraseluler)
terjadi kerusakan sel dan jaringan
(decompression sickness).
P.Liben Faal FK Unair

Dekompresi cepat Timbul gelembung di jaringan

P.Liben Faal FK Unair

Keterangan:
Tekanan yang tinggi di luar tubuh pada
penyelaman 5000 mmHg (A), akan
mendadak turun menjadi 760 mmHg
(B) bila penyelam mendadak muncul ke
permukaan air. Tekanan gas yang
tinggi terutama nitrogen dalam tubuh
(97%) menyebabkan keluarnya
gelembung dalam jaringan.
P.Liben Faal FK Unair

Cegah decompression sickness


Menuju kepermukaan air harus bertahap
dengan jadwal tertentu.
Pengobatan: Masukkan ke dalam
decompression chamber, beri tekanan
tinggi lalu tekanan diturunkan bertahap.

P.Liben Faal FK Unair

HYPERBARIC OXYGEN THERAPY


Penderita dimasukkan dalam ruang
bertekanan tinggi:
O2 diberikan dengan tekanan 2-3 atmosfir
melalui mask atau tracheal tube
Gas sekeliling badan adalah udara biasa
dengan tekanan yang sama.
P.Liben Faal FK Unair

HYPERBARIC OXYGEN THERAPY


Radikal bebas pada toksisitas O2
dimanfaatkan untuk pengobatan:
Gas gangrene & tetanus (infeksi
clostridium yang tumbuh subur pada
keadaan anaerob).
Lepra
Dapat berguna untuk decompression
sickness, emboli gas, keracunan CO,
osteomyelitis, infark myocard
P.Liben Faal FK Unair

HYPERBARIC OXYGEN THERAPY (RSAL Surabaya)

P.Liben Faal FK Unair

HYPERBARIC OXYGEN THERAPY (RSAL Sby)

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

Kita pul?

P.Liben Faal FK Unair

SAMPAI JUMPA
TERIMA KASIH
THANK YOU
SAKALANGKONG
MATUR NUHUN
P.Liben Faal FK Unair

P.Liben Faal FK Unair

Anda mungkin juga menyukai