Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM KIMIA KLINIK


UJI KETELITIAN PIPETASI

Kelompok 3:
Ibrahim

260110080011(Alat Bahan Prosedur)

Milyadi Sugijanto

260110080015(Data Pengamatan)

Valdis Reinaldo

260110080081(Teori)

Imay Adiyati H.

260110080111(Pembahasan)

Fadhillah Abdullah

260110080112(Pembahasan)

Ronny Tandella

260110080113(Tujuan Prinsip)

Dian C. Sodik

260110080114(Teori)

Indra Anggara A.

260110080115(Teori)

Citra Caesaria F.

260110080116(Editor)

Yanarita Anelindha F.

260110080117(Data Pengamatan)

LABORATORIUM KIMIA KLINIK


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2011

UJI KETELITIAN PIPETASI

I.

TUJUAN
1. Mengetahui cara menggunakan pipet piston ( clinic pipet ), serta
membandingkan ketelitiannya dengan pipet gelas
2. Mengetahui cara mengukur konsentrasi sampel

dengan

menggunakan alat spektrofotometer.

II.

PRINSIP
Hukum Lambert-Beer
Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa konsentrasi suatu zat
berbanding lurus dengan jumlah cahaya yang diabsorbsi, atau
berbanding terbalik dengan logaritma cahaya yang ditransmisikan.
Hubungan antara absorbs energy dan konsentrasi larutan ditunjukkan
oleh Hukum Lambert-Beer sebagai berikut:
A = a b c = log

dimana:

2 log %T

A = absorban
a = absorbptivitas
b = jalannya sinar pada larutan ( tebal kuvet )
c = konsentrasi larutan
%T = persen transmittans

III.

TEORI
Pipet digunakan untuk memindahkan sejumlah larutan secara
akurat dari suatu wadah (biasanya beker) ke dalam tabung reaksi untuk
pengenceran atau penetapan kadar, biasanya bersama-sama dengan pengisi
pipet (pipette fillers). Pipet ini bukanlah sedotan minuman, dan sebaiknya
jangan pernah ditempatkan dalam mulut, atau digunakan untuk larutan
pipet mulut. Praktik ini berbahaya dan tidak higienis. Ada dua jenis pipet
yang utama (Cairns, 2009).
Pipet pindah
Pipet ini hanya memiliki satu penanda volume dan digunakan
untuk memindahkan larutan sebanyak volume tersebut. Ukuran-ukuran
yang biasa digunakan adalah 10, 20, dan 50 ml. Pipet ini diisi hingga
sedikit di atas tanda dengan menggunakan pompa atau bola pipet. Pompa
ini dilepaskan dan larutan dibiarkan terus mengalir keluar hingga
mencapai tanda, dan aliran larutan tersebut dikendalikan dengan
menggunakan jari telunjuk pada bagian ujung pipet. Sebagian besar pipet
pindah dikalibrasi untuk membiarkan sedikit larutan tetap tinggal pada
ujung pipet begitu pipet dikeringkan dan larutan tersebut sebaiknya tidak
ditiup keluar dari ujung pipet. Jenis pipet ini digunakan untuk semua
prosedu kimia analitik (Cairns, 2009).
Pemasukan pipet ke dalam pengisi pipet (pipette filler) harus
dilakukan secara hati-hati. Jika pipet dihubungkan dengan pompa, dan
terdorong ke dalam pengisi pipet, batang pipet dapat pecah dan operator
mungkin terluka. Ketika memasukkan pipet ke dalam pengisi pipet, pipet
harus selalu dipegang pada bagian yang dekat dengan ujungnya untuk
mencegah semua kecelakaan yang sering terjadi ini (Cairns, 2009).
Pipet Ukur
Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan
volume yang diketahui. Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet
ukur, diantaranya pipet berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml. Cara
penggunaanya adalah cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan
filler sampai dengan volume yang diingini. Volume yang dipindahkan

dikeluarkan menikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala harus tepat
sejajar dengan mensikus cekung cairan) dengan cara menyamakan tekanan
filler dengan udara sekitar (Awang, 2010).

Pipet ukur mempunyai fungsi hampir sama dengan pipet tetes biasa,
kecuali :
1. Garis skala volum pada pipet ukur tidak hanya satu tapi ada beberapa
skala, volum pipet seukuran hanya ada satu.
2. Tingkat ketelitian pengukuran pipet ukur lebih kecil dari tingkat ketelitian
pengukuran pipet seukuran (Maya, 2010).
Cara kalibrasi pipet ukur dilakukan terhadap sekelompok volum
tertentu, misalnya untuk pipet ukur dengan kapasitas 25 mL, kalibrasi
dilakukan pada volum 5 mL, 10 mL, 15 mL, 20 mL, dan 25 mL. Kalau
memang diinginkan dan tersedia waktu luang, boleh juga dilakukan
kalibrasi pada volum diluar yang disebut diatas (Maya, 2010).
Pipet ukur dikalibrasi untuk memungkinkan sebuah alat gelas
memindahkan satu interval volume, dan ukurannya yang umum adalah 1
ml dan 10 ml. Pipet ini kurang akurat bila dibandingkan dengan pipet
pindah, dan pipet ini tidak digunakan di dalam laboratorium kimia analitik.
Jika ingin memindahkan suatu larutan dengan volume sangat kecil,
digunakan alat suntik gelas yang akurat (misalnya, alat suntik Hamilton)
atau mikropipet otomatis (Cairns, 2009).
Mikropipet
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume
cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 l. Banyak pilihan kapasitas dalam
mikropipet,

misalnya

mikropipet

yang

dapat

diatur

volume

pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1l sampai 20 l, atau


mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan
volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 l. dalam
penggunaannya, mukropipet memerlukan tip (Awang, 2010).
Mikropipet digunakan untuk memindahkan secara akurat suatu
larutan/cairan dalam volume kecil. Pipet biasa seperti pipet gelas tidak
memiliki keakuratan pada volume kurang dari 1 mililiter (1 ml),
sedangkan mikropipet memiliki keakuratan dan ketepatan pada volume
kurang dari 1 mililiter (1 ml) (Umam, 2010).
Dalam menggunakan mikropipet, yang perlu diperhatikan adalah
volume cairan yang akan dipindahkan. Ada beberapa jenis mikropipet
berdasarkan volumenya, jenis mikropipet yang sering digunakan memiliki
kisaran 10-100 mikro liter (l) dan 100-1000 mikro liter (l). Pada
penggunaanya, biasanya dilakukan kombinasi pemakaian kedua jenis
mikropipet ini, misalnya untuk memindahkan 1030 l cairan, maka
digunakan pipet jenis pertama untuk memindahkan 30 l dan pipet jenis
kedua untuk memindahkan cairan sebanyak 1000 l. Pemilihan jenis pipet
yang tepat ini penting untuk menghemat waktu (Umam, 2010).

Cara Penggunaan :
1. Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk
memastikan lancarnya mikropipet.
2. Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet.
3. Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan
lebih ke dalam lagi.

4. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm.


5. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb
Knob maka cairan akan masuk ke tip.
6. Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan.
7. Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan
semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip.
8. Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan
maka tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat
tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar (Awang, 2010).
Spektrofotometri Ulraviolet-Cahaya Tampak (UV-VIS)
Spektrum elektronik senyawa dalam fase uap kadang-kadang
menunjukkan struktur halus dimana sumbangan vibrasi individu dapat
teramati, namun dalam fase-fase mampat, tingkat energi molekul demikian
terganggu oleh tetangga-tetangga dekatnya, sehingga seringkali hanya
tampak pita lebar. Semua molekul dapat mengabsorbsi radiasi dalam
daerah UV-tampak karena mereka mengandung elektronik sekutu maupun
menyendiri yang dapat dieksitasikan ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Panjang gelombang dimana absorbsi itu terjadi, bergantung pada berapa
kuat elektron itu terikat dalam molekul itu. Elektron dalam suatu ikatan
kovalen tunggal terikat dengan kuat, dan diperlukan radiasi berenergi
tinggi atau panjang gelombang pendek, untuk eksitasinya. Misalnya
alkana, yang mengandung hanya ikatan tunggal C-H dan C-C tak
menunjukkan absorpsi di atas 160 nm. Metana menunjukkan suatu puncak
pada 122 nm. Ini berarti bahwa suatu elektron dalam orbital ikatan
(bonding) sigma dieksitasikan ke orbital anti-ikatan (antibonding) sigma
(Day & Underwood, 2002).
Instrumentasi Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometer yang sesuai untuk pengukuran di daerah
spektrum ultraviolet dan sinar tampak terdiri atas suatu sistem optik

dengan kemampuan menghasilkan sinar monokromatis dalam jangkauan


panjang gelombang 200-800 nm (Sudjadi, 2007).
Suatu diagram sederhana spektrofotometer UV-Vis ditunjukkan
oleh gambar berikut dengan komponen-komponennya meliputi sumbersumber sinar, monokromator, dan sistem optik.

1. Sumber-sumber lampu
Lampu deuterium digunakan untuk daerah UV pada panjang gelombang
dari 190-350 nm, sementara lampu halogen kuarsa atau lampu tungsten
digunakan untuk daerah visibel (pada panjang gelombang antara 350900).
2. Monokromator
Digunakan untuk mendispersikan sinar ke dalam komponen-komponen
panjang gelombangnya yang selanjutnya akan dipilih oleh celah (slit).
Monokromator berputar sedemikian rupa sehingga kisaran panjang
gelombang dilewatkan pada sampel sebagai scan instrumen melewati
spektrum.
3. Optik-optik
Dapat didesain untuk memecah sumber sinar sehingga sumber sinar
melewati 2 kompartemen, dan sebagaimana dalam spektrofotometer
berkas ganda (double beam), suatu larutan blanko dapat digunakan
dalam satu kompartemen untuk mengkoreksi pembacaan atau spektrum
sampel. Yang paling sering digunakan sebagai blanko dalam
spektrofotometri adalah semua pelarut yang digunakan untuk
melarutkan sampel atau pereaksi (Sudjadi, 2007).

Ada tiga macam proses penyerapan energi ultraviolet dan sinar


tampak yaitu:

1. Penyerapan oleh transisi elektron ikatan dan elektron anti ikatan


(elektron sigma, elektron phi, dan elektron yang tidak berikatan
atau non bonding elektron)
2. Penyerapan yang melibatkan elektron d dan f
a. Penyerapan oleh ion-ion golongan lantanida dan aktinida
b. Penyerapan oleh logam-logam golongan transisi pertama dan
kedua
3. Penyerapan karena perpindahan muatan (Sudjadi, 2007).
Transisi-transisi elektronik yang terjadi diantara tingkat-tingkat
energi di dalam suatu molekul ada 4, yaitu transisi sigma-sigma star,
tramsisi n-sigma star, transisi n-phi star, dan transisi phi-phi star. Hal-hal
yang perlu diperhatikan adalah:
1. Efek pelarut pada transisi
Pelarut dapat mempengaruhi transisi n* dan *. Hal ini
berkaitan dengan adanya perbedaan kemampuan pelarut untuk
mensolvasi antara keadaan dasar dengan keadaan tereksitasi.
2. Kromofor-kromofor organik
Kromofor merupakan suatu gugus atau atom dalam senyawa
organik yang mampu menyerap sinar ultraviolet dan sinar tampak.
3. Pengaruh peristiwa konjugasi terhadap puncak serapan
Ikatan terkonjugasi merupakan ikatan rangkap yang berselangseling dengan satu ikatan tunggal. Dalam orbital molekul, elektronelektron phi mengalami delokalisasi lanjut dengan adanya ikatan
terkonjugasi. Adanya efek delokalisasi ini akan menyebabkan
penurunan tingkat energi * dan memberikan pengurangan karakter
anti ikatan. Sebagai konsekuensinya panjang gelombang molekul
yang mempunyai ikatan rangkap terkonjugasi akan mengalami
pergeseran batokromik (Sudjadi, 2007).
Spektroskopi ultraviolet-visible atau spektrofotometri ultravioletvisible (UV-Vis atau UV / Vis) melibatkan spektroskopi dari foton dalam
daerah UV-terlihat. Ini berarti menggunakan cahaya dalam terlihat dan
berdekatan (dekat ultraviolet (UV) dan dekat dengan inframerah (NIR))
kisaran. Penyerapan dalam rentang yang terlihat secara langsung
mempengaruhi warna bahan kimia yang terlibat (Hosniah, 2010).
Untuk mengukur risiko dari usul investasi digunakan standar
deviasi, nilai bobot, dan koefisien variasi. Semakin besar standar deviasi

dibandingkan nilai bobot berarti semakin besar risiko yang terkandung


dalam usul investasi. Semakin tinggi koefisien variasi semakin tinggi
tingkat risiko investasi. Dalam memilih investasi diambil tingkat koefisien
variasi yang rendah atau tingkat risiko investasi yang rendah walaupun
metode nilai sekarang bersih menunjukkan tingkat positif yang tinggi
(Nafarin, 2007).
Hukum Beer-Lambert menyatakan bahwa absorbansi larutan
berbanding lurus dengan konsentrasi spesies menyerap dalam larutan dan
panjang jalan. Jadi, untuk tetap jalan panjang, UV / VIS spektroskopi
dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi dalam larutan penyerap.
Perlu untuk mengetahui seberapa cepat perubahan absorbansi dengan
konsentrasi. Ini dapat diambil dari referensi (tabel koefisien molar
kepunahan), atau lebih tepatnya, ditentukan dari kurva kalibrasi (Hosniah,
2010).
Para instrumen yang digunakan dalam spektroskopi ultravioletvisible disebut UV / vis spektrofotometer. Itu mengukur intensitas cahaya
yang melewati sebuah sampel (I), dan membandingkannya dengan
intensitas cahaya sebelum melewati sampel (I o). Perbandingan I / I o
disebut pengiriman, dan biasanya dinyatakan sebagai persentase (% T).
The Absorbansi, A, didasarkan pada pengiriman:
A = - l o g (% T / 100%)

(Hosniah, 2010).

Bagian dasar dari sebuah Spektrofotometer adalah sumber cahaya,


pemegang sampel, sebuah kisi difraksi atau monochromator untuk
memisahkan berbagai panjang gelombang cahaya, dan sebuah detektor.
Sumber radiasi seringkali merupakan Tungsten filamen (300-2500 nm),
sebuah lampu busur deuterium yang kontinu di atas daerah ultraviolet
(190-400 nm), dan lebih baru-baru ini memancarkan dioda cahaya (LED)
dan Xenon Arc Lamps untuk panjang gelombang yang terlihat. Detektor
biasanya sebuah fotodioda atau CCD. Photodiodes digunakan dengan
monochromators, yang menyaring cahaya sehingga hanya cahaya dari
panjang gelombang tunggal mencapai detektor. Kisi-kisi difraksi
digunakan dengan CCD, yang mengumpulkan cahaya pada berbagai

panjang gelombang yang berbeda piksel. Spektrofotometer dapat berupa


sinar tunggal atau sinar ganda. Dalam berkas satu instrumen (seperti
Spectronic 20), semua cahaya melewati sel sampel. I o harus diukur
dengan membuang sampel. Ini adalah desain awal, tetapi masih umum
digunakan baik dalam pengajaran dan laboratorium industry (Hosniah,
2010).
Dalam berkas ganda instrumen, cahaya dibagi menjadi dua berkas
sebelum mencapai sampel. Satu berkas digunakan sebagai acuan, yang lain
melewati sinar sampel. Beberapa instrumen double-beam memiliki dua
detektor (photodiodes), dan sampel dan berkas referensi diukur pada waktu
yang sama. Dalam instrumen lain, kedua balok melewati sebuah balok
helikopter, yang menghambat satu berkas pada suatu waktu. Detektor-ubah
antara mengukur sampel balok dan balok referensi (Hosniah, 2010).
Sampel untuk UV / Vis spektrofotometri yang paling sering cairan,
meskipun absorbansi gas dan bahkan padatan juga dapat diukur. Sampel
biasanya ditempatkan dalam transparan sel, yang dikenal sebagai cuvette.
Cuvettes biasanya berbentuk persegi panjang, biasanya dengan lebar
internal dari 1 cm. (Ini menjadi jalan lebar panjang, L, dalam hukum BeerLambert.) Uji tabung juga dapat digunakan sebagai cuvettes dalam
beberapa instrumen. Jenis wadah sampel yang digunakan harus
membiarkan radiasi untuk lewat di atas wilayah spektrum kepentingan.
Yang paling banyak diterapkan cuvettes terbuat berkualitas tinggi leburan
silika atau kuarsa kaca karena ini adalah transparan seluruh UV, yang
kelihatan dan inframerah dekat daerah. Cuvettes kaca dan plastik juga
umum, meskipun sebagian besar plastik kaca dan menyerap di UV, yang
membatasi kegunaannya untuk terlihat panjang gelombang. Sebuah
spektrum ultraviolet-pada dasarnya adalah sebuah grafik cahaya versus
absorbansi panjang gelombang dalam berbagai ultraviolet atau terlihat
daerah. Seperti spektrum sering dapat diproduksi langsung oleh
spektrofotometer yang lebih canggih, atau data dapat dikumpulkan satu
panjang gelombang pada suatu saat dengan instrumen sederhana. Panjang
gelombang sering diwakili oleh simbol . Demikian pula, untuk suatu

substansi, grafik standar dari kepunahan koefisien () vs panjang


gelombang () dapat dibuat atau digunakan jika salah satu sudah tersedia.
Seperti grafik standar akan efektif "konsentrasi-dikoreksi" dan dengan
demikian tergantung pada konsentrasi (Hosniah, 2010).
Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Spektrofotometri UV-Vis
Spektra UV-Vis dapat digunakan untuk informasi kualitatif dan
sekaligus dapat digunakan untuk analisis kuantitatif.
1.

Aspek kualitatif
Data spektra UV-Vis secara tersendiri tidak dapat digunakan untuk
identifikasi kualitatif obat atau metabolitnya. Akan tetapi jika
digabung dengan cara lain seperti spektroskopi inframerah, resonansi
magnet inti, dan spektroskopi massa, maka dapat digunakan untuk
maksud identifikasi/analisis kualitatif suatu senyawa tersebut. Data
yang diperoleh dari spektroskopi UV dan Vis adalah panjang
gelombang maksimal, intensitas, efek pH, dan pelarut yang
kesemuanya itu dapat diperbandingkan dengan data yang sudah

2.

dipublikasikan.
Aspek kuantitatif
Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan
(larutan sampel) dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur
besarnya. Radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan dengan
membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas
sinar yang diserap jika tidak ada spesies penyerap lainnya (Sudjadi,
2007).

Aplikasi
UV / Vis spektroskopi secara rutin digunakan dalam kuantitatif
penentuan solusi dari logam transisi ion dan sangat dikonjugasikan
senyawa organik.

Solusi ion logam transisi dapat berwarna (misalnya, menyerap


cahaya) karena d elektron dalam atom logam dapat tertarik dari
satu negara elektronik lainnya. Warna larutan ion logam sangat
dipengaruhi oleh kehadiran spesies lain, seperti anion tertentu atau

ligan. Sebagai contoh, warna larutan encer tembaga sulfat adalah


biru yang sangat terang; menambahkan amonia meningkat dan
perubahan warna panjang gelombang serapan maksimum ( max)
(Hosniah, 2010).

Senyawa organik, terutama mereka yang memiliki tingkat tinggi


konjugasi, juga menyerap cahaya pada daerah UV atau terlihat dari
spektrum elektromagnetik. pelarut untuk penentuan ini sering air
untuk senyawa larut dalam air, atau etanol untuk senyawa organik
yang larut. (Pelarut organik mungkin memiliki penyerapan sinar
UV yang signifikan; tidak semua pelarut yang cocok untuk
digunakan dalam spektroskopi UV. Ethanol menyerap sangat lemah
di paling panjang gelombang.) Solvent polaritas dan pH dapat
mempengaruhi penyerapan spektrum senyawa organik. Tirosin,
misalnya, peningkatan penyerapan maksimum dan koefisien molar
kepunahan ketika pH meningkat 6-13 atau ketika polaritas pelarut
berkurang (Hosniah, 2010).

Sementara kompleks transfer biaya juga menimbulkan warna,


warna sering terlalu kuat untuk digunakan untuk pengukuran
kuantitatif (Hosniah, 2010).

IV.

ALAT DAN BAHAN


Alat:

Kuvet

Labu ukur

Pipet gelas (volume pipette)

Pipet piston (clinipette)

Spektrofotometer

Bahan:

V.

Aquadest

KMnO4

PROSEDUR
Pertama dibuat larutan baku induk KMnO4 dengan konsentrasi
tertentu sehingga diperoleh aborbansi larutan A=0,8-1,0. Setelah itu dibuat
berbagai pengenceran larutan KMnO4 dengan menggunakan pipet gelas
dan pipet piston pada kuvet masing-masing sebanyak 10 kuvet dengan
perbandingan sebagai berikut:
Bahan
Pengenceran 1
Lar Baku induk 100 l

Pengenceran 2
200 l

Pengenceran 3
500 l

KMnO4
Aquadest
1000 l
1000 l
1000 l
Kemudian diukur absorbansi (A) untuk setiap pengenceran pada panjang
gelombang ()=546 nm lalu dibandingkan pengukuran absorbansi (A)
untuk setiap cara pemipetan dengan melihat harga standar deviasi (SD)
atau koefisien variasinya. Dari data yang diperoleh dibuat grafik
pemantapan ketelitian dengan menentukan batas peringatan (x+2SD) dan
batas kontrolnya (x+3SD).
VI.

DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


1. Pengenceran Larutan KMnO4
Kelompok I : Larutan baku KMnO4 : 100 l
Aquadest

: 1000 l

Kelompok II : Larutan baku KMnO4: 200 l


Aquadest

: 1000 l

Kelompok III : Larutan baku KMnO4

: 500 l
: 1000 l

Aquadest

2. Tabel hasil pengukuran dan perhitungan data absorbansi

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
sd
kv

3. Grafik

Pengenceran
1
Piston
0,188
0,186
0,174
0,169
0,164
0,168
0,208
0,158
0,153
0,157
0,1725
0,01706361
9,8919458

Gelas
0,141
0,154
0,15
0,15
0,141
0,185
0,148
0,146
0,139
0,148
0,1502
0,013113
8,730481

2
Piston
0,177
0,145
0,119
0,201
0,17
0,241
0,252
0,161
0,169
0,23
0,1865
0,043411
23,27658

Gelas
0,234
0,258
0,229
0,229
0,225
0,242
0,225
0,269
0,24
0,231
0,2382
0,014703
6,172538

3
Piston
0,614
0,567
0,599
0,594
0,578
0,551
0,593
0,551
0,596
0,465
0,5708
0,042651
7,47206

Gelas
0,473
0,466
0,473
0,526
0,483
0,47
0,444
0,468
0,481
0,471
0,4755
0,020652
4,343192

Perhitungan

Pengenceran 1
o Pipet Piston

o Pipet Gelas

Pengenceran 2
o Pipet Piston

o Pipet Gelas

Pengenceran 3
o Pipet Piston

o Pipet Gelas

VII.

PEMBAHASAN
Pipet digunakan untuk memindahkan sejumlah larutan
secara akurat dari suatu wadah (biasanya beker) ke wadah lain. Dalam
kimia klinik pun, pipet sering digunakan untuk memindahkan larutan
dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam kimia klinik pipet ini

digunakan untuk melakukan penelitian atau analisis yang berkaitan


dengan makhluk hidup. Ketelitian dalam menggunakan pipet sangat
penting dalam bidang kimia klinik karena perbedaan volume yang
sedikit saja dapat memberikan hasil yang berbeda sehingga salah
dalam menginterpretasikan hasil yang diperoleh. Jenis-jenis pipet
beragam dimana setiap masing-masing memiliki ketelitian yang
berbeda. Oleh karana itu, dilakukan percobaan untuk membandingkan
ketelitian dari pipet gelas dan pipet piston. Pipet gelas merupakan
suatu pipet yang memiliki skala lebih besar di bandingkan pipet
piston.
Dalam percobaan ini alat-alat yang memiliki peranan
penting yaitu diantaranya adalah pipet gelas, pipet piston dan
spektrometer. Spektrometer ini digunakan untuk membandingkan
ketelitian dari pipet gelas dan pipet piston. Bahan yang digunakan
adalah Kalium Permanganat (KMnO4). Larutan baku induk kalium
permanganat dibuat dengan konsentrasi tertentu sehingga memiliki
absorbansi pada range 0,8-1,0 nm. Pada range tersebut, menunjukkan
bahwa muncuk absorbansi maksimum. Kemudian dibuat seri dari
larutan baku tersebut dengan pengenceran 1 (100 L), pengenceran 2
(200 L), dan pengenceran 3 (1000 L). Pengenceran ini dibuat
dengan tujuan untuk memaksimalkan suatu proses membandingkan
ketelitian pipet gelas dan pipet piston.
Setelah itu masing-masing dari hasil pengenceran tersebut
dipipet dan dipindahkan ke dalam kuvet sebanyak 10 kuvet setiap
pengenceran. Dibuat 10 kuvet ini bertujuan untuk memperbanyak titik
dalam grafik sehingga lebih memudahkan membentuk garis linear.
Selain itu, dengan dibuatnya 10 kuvet setiap pengenceran, dapat
meningkatkan keakurasian dalam percobaan, karena semakin banyak
percobaan, maka hasilnya akan lebih akurat. Masing-masing
absorbansi larutan pada tiap pengenceran diukur pada panjang
gelombang maksimum 546 nm. Panjang gelombang yang digunakan
dalam percobaan ini berdasarkan atas larutan induk yang digunakan.

Dalam percobaan ini digunakan larutan induk yang memiliki sifat


fisik senyawa berwarna ungu. Oleh karena itu, pengukuran dilakukan
pada panjang gelombang visible tepat pada 546 nm.
Setelah

mendapatkan

nilai

absorbansi

dari

setiap

pengenceran dan setiap pipet, lalu menghitung nilai rata, nilai standar
deviasi, dan nilai koefisien variasi. Nilai rata-rata diperoleh dari
penjumlahan seluruh data setiap pengenceran dan setiap masingmasing pipet. Nilai standar deviasi (SD) didapat dari perhitungan
setiap pengenceran dan setiap pipet dengan menggunakan rumus:

Dan nilai Koefisien variasi (KV) didapat dari perhitungan


setiap data pengenceran dan setiap pipet dengan menggunakan rumus:

Nilai standar deviasi digunakan untuk mengetahui presisi


dan akurasi yang didapatkan. Akurasi adalah ukuran seberapa dekat
suatu angka hasil pengukuran terhadap angka sebenarnya (true value
atau reference value). Presisi adalah ukuran seberapa dekat suatu hasil
pengukuran satu dengan yang lainnya. Makin kecil nilai SD dan KV
yang didapatkan, maka ketelitian makin baik.
Berdasarkan hasil pengamatan, ketelitian pipet gelas lebih
baik dibandingkan dengan pipet piston pada pengenceran 1 (100 L),
pengenceran 2 (500 L) dan pengenceran 3 (1000 L). Hal ini dapat
terlihat dari nilai SD dan KV. Nilai SD dan KV yang didapatkan untuk
pipet gelas, lebih kecil dibandingkan nilai SD dan KV untuk pipet
piston. Hasil pengamatan ini menunjukkan beberapa hal yang tidak
sesuai dengan teori mengenai pipet piston dan pipet gelas. Pada pipet
piston sudah ada pengaturan volume yang akan diambil sehingga

sudah terkalibrasi dengan baik. Sehingga seharusnya pada pipet piston


ketelitiannya lebih baik dibandingkan dengan pipet gelas. Pada pipet
gelas, tergantung pada pembacaan skala. Orang yang menggunakan
pipet (praktikan) sangat berpengaruh dengan hasil yang didapat.
Sehingga ketelitian pipet gelas kurang dibandingkan dengan pipet
piston. Karena kemgungkinan kesalahan lebih mudah terjadi pada
pembacaan pipet gelas.
Berdasarkan hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa
ketelitian pipet piston kurang dibandingkan dengan pipet gelas dimana
seharusnya pipet piston lah yang lebih teliti dibandingkan dengan
pipet gelas. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya
praktikan lebih terbiasa menggunakan pipet gelas dibandingkan
dengan menggunakan pipet piston yang asing bagi praktikan sehingga
penggunaan pipet gelaas lebih optimum. Karena pipet piston yang
asing bagi praktikan sehingga penggunaannya masih salah maka
hasilnya tidak optimal atau volume yang diambil tidak sesuai. Dalam
penggunaan pipet piston ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
agar penggunaan pipet piston ini lebih optimal, yaitu:
Konsisten speed dan kelancaran saat menekan dan melepaskan
tombolnya
Konsisten tekanan pada plunger pada pertama
Konsisten dan cukup saat memasukkan tip ke dalam cairan
Posisi tip pada cairan Posisinya Hampir Vertikal dari pipet
Menghindari semua gelembung udara
Tidak pernah meletakkan pada side pipet atau pipet membalikkan
jika cairan di ujung.
Dalam praktikum ini, didapat hasil yang kuarang sesuai
dengan teori diantaranya disebabkan oleh beberapa faktor yang telah
disebutkan sebelumnya.
Setelah menghitung nilai Standar Deviasi (SD) dan
Koefisien Variasi (KV), praktikan menghitung nilai batas peringatan

dengan menggunakan rumus: X + 2 SD dan menghitung nilai batas


kontrolnya dengan menggunakan rumus X + 3 SD.
Tujuan dari menghitung nilai batas peringatan dan batas
kontrol adalah untuk memantapkan nilai ketelitian dari pipet tersebut.
VIII. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil pengamatan, ketelitian pipet gelas lebih baik
dibandingkan dengan pipet piston. Dapat dilihat dari nilai SD dan
KV pipet gelas lebih kecil dari pipet piston. Nilai SD dan KV untuk
pengen ceran 500 L:
- Pipet piston, SD = 0,0426 ; KV = 7,463
- Pipet gelas, SD = 0,020 ; KV = 4,343
2. Konsentrasi sampel dapat diketahui dengan menggunakan alat
spektrofotometer dengan menggunakan data absorbansi (A).

DAFTAR PUSTAKA
Awang.

2010.

Pengenalan

Alat.

http://ekmon-saurus.com/2008/11/bab-1-

pengenalan-alat.html [diakses pada tanggal 29 september 2011]


Cairns, D. 2009. Intisari Kimia Farmasi. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Day, R. A & A. L, Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam.
Erlangga. Jakarta.
Hosniah.

2010.

Spektroskopi

Ultrviolet-Visibel.

hosh.com/2010/02/spektroskopi-ultraviolet-visible.html

http://hosh[diakses

pada

tanggal 29 september 2011]


Maya,

Novi.

2010.

Kaliberasi

Pipet

Ukur.

http://catatankimia.com/catatan/kalibrasi-pipet-seukuran-dan-pipetukur.html [diakses pada tanggal 29 september 2011]


Nafarin, M. 2007. Penganggaran perusahaan. Edisi Ketiga. Penerbit Salemba
Empat. Jakarta.
Sudjadi. 2007. Kimia Framasi Analisis. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Umam,

Khoirul.

2010.

Penggunaan

Mikropipet.

http://khoirulumam.com/foodtech-othermenu-27/177-penggunaanmikropipet [diakses pada tanggal 29 september 2011]

Anda mungkin juga menyukai