Anda di halaman 1dari 5

Dalam ilmu logam, jenis-jenis logam dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu:

1.
2.
3.
4.

Logam berat (besi, nikel, khrom, tembaga, timah hitam, timah putih, timah, dan seng).
Logam ringan (alumunium, magnesium, titanium, kalsium, kalium, natrium, dan barium).
Logam mulia (emas, perak, dan platina).
Logantahan api (wolfram, titanium, sirkonium, dan molibden).

Sedangkan jenis logam berdasarkan bahan dasar yang membentuknya dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu :
1. Logam besi (ferrous) yaitu suatu logam paduan yang terdiri dari campuran unsur karbon
dengan besi. Jenis-jenis logam ini antara lain yaitu besi tuang, besi tempa, baja lunak,
baja karbon sedang, baja karbon tinggi, serta baja karbon tinggi dan campuran.
2. Logam bukan besi (non ferrous) yaitu logam yang tidak mengandung unsur besi (Fe).
Jenis-jenis logam ini antara lain yaitu tembaga (Cu), alumunium (Al), timbel (Pb), dan
timah (Sn).
Proses pengujian logam adalah proses pemeriksaan bahan-bahan untuk diketahui sifat dan
karakteristiknya yang meliputi sifat mekanik, sifat fisik, bentuk struktur, dan komposisi unsurunsur yang terdapat di dalamnya. Proses pengujian logam dikelompokkan ke dalam tiga
kelompok metoda pengujian, yaitu :
1. Destructive Test (DT), yaitu proses pengujian logam yang bisa menimbulkan kerusakan
logam yang di uji.
2. Non Destructive Test (NDT), yaitu proses pengujian logam yang tidak bisa menimbulkan
kerusakan logam atau benda yang di uji.
3. Metallography, yaitu proses pemeriksaan logam tentang komposisi kimianya, unsurunsur yang terdapat didalamnya, dan bentuk strukturnya.
Uji Kekerasan Rockwell
Uji kekerasan rockwell ini juga didasarkan kepada penekanan sebuah indentor dengan suatu
gaya tekan tertentu kepermukaan yang rata dan bersih dari suatu logam yang diuji kekerasannya.
Setelah gaya tekan dikembalikan ke gaya minor maka yang dijadikan dasar perhitungan nilai
kekerasan rockwell bukanlah hasil pengukuran diameter ataupun diagonal bekas lekukan tetapi
justru dalamnya bekas lekukan yang terjadi itu. Inilah kelainan cara rockwell dibandingkan
dengan cara pengujian kekerasan lainnya.
Pengujian rockwell yang umumnya biasa dipakai ada ke jenis yaitu HRA, HRB,dan HRC. HR itu
sendiri merupakan suatu singkatan dari kekerasan rockwell atau rockwell hardness number dan
kadang-kadang disingkat dengan huruf R saja.
Pengujian kekerasan dengan metode rockwell ini diatur berdasarkan standar DIN 50103. Tingkat
skala kekerasan menurut metode rockwell adalah berdasarkan pada jenis indentor yang
digunakan pada masing-masing skala. Dalam metode rockwell ini terdapat dua
macam indentor yang ukurannya bervariasi, kedua jenis indentor itu adalah :

a. Kerucut intan dengan besar sudut 1200, dikenal pula dengan Rockwell cone.
b. Bola baja dengan berbagai ukuran, dikenal pula dengan Rockwell.
Untuk cara pemakaian skala ini, lebih dahulu ditentukan dan dipilih ketentuan angka kekerasan
meksimum yang boleh digunakan oleh skala tertentu. Jika pada skala tetentu tidak tercapai angka
kekerasan yang akurat, maka kita tentukan skala lain yang dapat menunjukan angka kekerasan
yang jelas. Sebagaimana rumus tertentu, maka skala memiliki standar atau acuan.
Untuk mendapatkan nilai HRB harus menggunakan sebuah indentor berupa bola baja yang
disepuh dengan ukuran 1/16 dan ini digunakan untuk jenis logam yang tidak mendapatkan
perlakuan pengerasan sebelummya (sepuh) dan untuk semua jenis non-ferrous dalam kondisi
padat. Sedangkan untuk mendapatkan nilai HRc digunakan sebuah indentor
kerucut diamond yang memiliki sudut puncak 120o yang ujungnya dibundarkan dengan jari-jari
0,2 mm dan dipakai untuk menentukan kekerasan baja-baja yang telah dikeraskan.
Kerucut diamond biasa disebut juga brale. Bahan-bahan atau perlengkapan yang dipakai untuk
pengujian kekerasan rockwell adalah sebagai berikut :
1. Mesin pengujuian kekerasan rockwell
2. Indentor (penetrator) berupa bola baja yang disepuh dengan ukuran 1/16 dan kerucut
intan dengan besar sudut 1200
3. Mesin gerinda
4. Amplas kasar dan halus
5. Benda uji (test speciment)
Alat Uji Kekerasan Rockwell.
Alat yang dipergunakan untuk melakukan uji kekerasan suatu logam yang dilakukan dengan
menggunakan uji kekerasan rockwell digunakan alat yang bernama Rockwell Hardness Test.
Berikut ini merupakan gambar beserta data dari mesin uji kekerasan rockwell :
Nama alat

: Rockwell Hardness Test

Merk

: AFFRI Seri 206.RT-206.RTS

Loading

: Maximum 150 KP dan Minimum 60 KP

Spesifikasi

: HR C Load : 150 KP

Indentor
HR B Load

: Kerucut Diamond 1200


: 100 KP

Indentor
HR A Load
Indentor

: Steel Ball 1/16


: 60 KP
: Kerucut Diamond 1200

Cara Penggunaan Mesin Uji Kekerasan Rockwell


Mesin uji kekerasan rockwell (rockwell hardness test) harus dipelajari dulu secara seksama.
Mesin yang ada merupakan mesin yang digunakan untuk uji rockwell HRA, HRB, HRC, HRD,
HRF, HRG selanjutnya sebelum dimulai pengujian indetor harus dipasang terlebih dahulu sesuai
dengan jenis pengujian yang diperlukan baik itu indetor bola baja maupun kerucut diamond.
Setelah indetor terpasang, letakan specimen yang akan diuji kekerasannya ditempat yang tersedia
dan menyetel beban yang akan digunakan untuk proses penekanan. Nilai kekerasan dapat dilihat
pada jarum yang terpasang pada alat ukur berupa dial indicator pointer.
Uji Brinell
Uji brinell dilakukan dengan penekanan sebuah bola baja yang terbuat dari baja chrom yang
telah dikeraskan dengan diameter tertentu, oleh gaya tekan secara statis kedalam permukaan
logam yang diuji harus rata dan bersih. Setelah gaya tekan ditiadakan dan bola baja dikeluarkan
dari bekas lekukan, maka diameter paling atas dari lekukan tadi diukur secara teliti untuk
kemudian dipakai untuk penentuan kekerasan logam yang diuji dengan menggunakan rumus:

Dimana : P = Beban yang diberikan (KP atau Kgf).


D = Diameter indentor yang digunakan.
d = Diameter bekas lekukan.
Kekerasan ini disebut kekerasan brinell yang biasa disingkat dengan HB atau BHN
(Brinell Hardness Number). Bertambah keras logam yang diuji bertambah tinggi nilai HB.
Bahan-bahan atau perlengkapan yang digunakan untuk uji kekerasan brinell adalah sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mesin uji kekerasan brinell


Bola baja untuk brinell (brinell ball)
Mikroskop pengukur
Stop watch
Mesin gerinda
Ampelas kasar dan halus
Benda uji (test specimen)

Mesin Percobaan Kekerasan Brinell


Mesin uji kekerasan brinell (Brinell Hardness Test) harus dipelajari dulu dan bila perlu mencatat
hal-hal yang kiranya nanti diperlukan bagi pembuatan laporan, misalnya sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Merek, type, nomor seri, tahun pembuatan, dan kemampuan mesin secara keseluruhan.
Bagian-bagian utama dari mesin.
Gambar sketsa mesin secara keseluruhan.
Cara-cara pemakaian mesin.

Bila memakai bola baja untuk uji brinell, biasanya yang terbuat dari baja chrom yang telah
disepuh atau ada juga cementite carbide, bola brinell ini tidak boleh berdeformasi sama sekali
disaat proses penekanan kepermukaan logam uji. Standar dari bola brinell yaitu mempunyai
10 mm atau 0,3937 in, dengan penyimpangan maksimal 0,005 mm atau 0,0002 in. Selain yang
telah distandarkan seperti diatas terdapat juga bola-bola brinell dengan diameter lebih kecil ( 5
mm, 2,5 mm, 2 mm, 1,25 mm, 1 mm, 0,65 mm) yang juga mempunyai toleransitoleransi tersendiri. Misalnya untuk diameter 1 s/d 3 mm adalah lebih kurang 0,0035 mm, antara
3 s/d 6 adalah 0,004 mm dan antara 6 s/d 10 adalah 0,005 mm. Karena penggunaannya
tergantung pada gaya tekan (P) dan jenis logam yang diuji, maka praktikan harus dapat memilih
diameter bola yang paling sesuai. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melakukan
percobaan yaitu:

Anda mungkin juga menyukai