TINJAUAN PUSTAKA
atau
digunakan
untuk
memprediksikan
kinerja
kemampuan yang berbeda. Kinerja karyawan lebih mengarah pada tingkat prestasi
kerja karyawan.
Menurut Moeheriono (2009:60), pengertian kinerja (performance)
merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program
kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi
organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi.
Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, melainkan selalu
berhubungan dengan kepuasan kerja karyawan dan tingkat besaran imbalan yang
diberikan, serta dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, dan sifat-sifat
individu. Oleh karenanya, menurut mitra- lawyer kinerja individu pada dasarnya
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1. Harapan mengenai imbalan
2. Dorongan
3. Kemampuan
4. Kebutuhan dan sifat
5. Persepsi terhadap tugas
6. Imbalan internal dan eksternal
7. Persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja
Manajemen kinerja adalah suatu cara untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik bagi organisasi, kelompok dan individu dengan memahami dan mengelola
kinerja sesuai dengan target yang telah direncanakan, standar dan persyaratan
kompetensi yang telah ditentukan. Tujuan umum manajemen kinerja adalah untuk
menciptakan budaya para individu dan kelompok untuk memikul tanggung jawab
bagi usaha peningkatan proses kerja dan kemampuan yang berkesinambungan.
manusia
melalui
suatu
cara
yang
dapat
meningkatkan
kemungkinan bahwa sasaran akan dapat dicapai dalam suatu jangka waktu
tertentu baik pendek maupun panjang.
Defenisi diatas mengandung unsur-unsur penting sebagai berikut:
a. Suatu kerangka kerja dari sasaran yang telah direncanakan, standar
dan persyaratan kompetensi yang telah disepakati. Manajemen kinerja
adalah suatu kesepakatan diantara seseorang karyawan dengan
menejernya tentang berbagai harapan. Manajemen kinerja kebanyakan
adalah tenteng pengelolaan harapan dari seorang pegai.
b. Sebuah proses: manajemen kinerja bukan hanya serangkaian sistem
formulir dan prosedur, melainkan serangkaian tindakan yang diambil
untuk mencapai sesuatu hasil dari hari ke hari dan mengelola
peningkatan kinerja diri mereka sendiri maupun orang lain.
c. Pemahaman bersama: untuk memperbaiki kinerja, para individu perlu
memiliki pemahaman bersama tentang bagaimana seharusnya bentuk
tingkat kinerja dan kompetensi yang tinggi itu dan apa pula yang
hendak dicapai.
d. Suatu pendekatan dalam mengelola dan mengembangkan Sumber
Daya Manusia. Manajemen kinerja berfokus dalam tiga hal. Pertama,
bagaimana para manajer dan pemimpin kelompok bekerja secara
efektif dengan orang-orang yang ada disekitar mereka. Kedua,
yang
mempengaruhi
gaji,
promosi,
pemberhentian,
dasar
mengevaluasi
efektivitas
seluruh
kegiatan
dalam
perusahaan.
4. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program pelatihan dan keefektifan
jadwal kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi
kerja dan peralatan kerja.
5. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi
karyawan yang berada dalam organisasi.
dan proses evaluasi kinerja dapat membantu dalam mencapai perubahan kultural
tapi hanya bila perubahan tersebut dikelola dengan baik dari atas.
Dharma (2010:102), mengemukakan bahwa sasaran evaluasi kinerja
adalah:
a. Motivasi: untuk merangsang orang dalam meningkatkan kinerja
dan mengembang keahlian.
b. Pengembangan: untuk memberitakan dasar untuk mengembangkan
dan memperluas atribut dan kompetensi yang relevan atas peran
mereka sekarang maupun peran dimasa depan terutama karyawan
yang memiliki potensi untuk melakukannya. Pengembangan dapat
difokuskan kepada peran yang dipegang saat ini, memungkinkan
orang untuk memperbesar dan memperkaya jangkauan tanggung
jawab mereka dan keahlian yang
kesuksesan suatu organisasi. Menurut para ahli pengertian efektivitas kerja adalah
sebagai berikut:
1. Efektifitas kerja adalah tingkat sejauh mana suatu organisasi yang
merupakan sistem sosial dengan segala sumber daya dan saran tertentu
yang tersedia dalam memenuhi tujuan-tujuannya tanpa pemborosan dan
menghindari ketegangan yang tidak perlu diantara anggota-anggotanya
(Etzioni dalam Tangkilisan, 2005:139).
2. Efektifitas kerja adalah keseimbangan atau pendekatan optimal pada
pencapaian tujuan, kemampuan, dan pemanfaatan tenaga manusia. Jadi
konsep tingkat efektivitas menunjukkan pada tingkat seberapa jauh
organisasi melaksanakan kegiatan atau fungsi-fungsi sehingga tujuan yang
telah ditetapkan dapat tercapai dengan menggunakan secara optimal alatalat dan sumber-sumber yang ada (Argris dalam Tangkilisan, 2005:139)
3. Efektivitas kerja adalah sejauh mana organisasi mencapai berbagai sasaran
(jangka pendek) dan tujuan (jangka panjang) yang telah ditetapkan,
dimana penetapan sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan itu mencerminkan
konstituen strategis, kepentingan subjektif penilai, dan tahap pertumbuhan
organisasi (kusdi, 2009:94).
Penggunaan tenaga kerja yang efektif dan terarah merupakan kunci dari
peningkatan karyawan sehingga dibutuhkan suatu kebijaksanaan perusahaan
untuk menggerakkan tenaga kerja tersebut agar mau bekerja lebih produktif
sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Berdasarkan defenisi yang dikemukakan para ahli dalam uraian terdahulu