Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga
sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian
pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan
adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.
Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi
manusia menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan
pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan
yang ada dalam sistem pendidikan formal ( sekolah ) saja. Manusia selama
hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat
luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan. Dengan
kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang
maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal
dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada
diluar lingkungan formal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1 Apa itu lingkungan pendidikan ?
2 Apa fungsi lingkungan pendidikan ?
3 Apa itu tripusat pendidikan ?
6 Apa pengaruh timbal balik antara tripusat perguruan tinggi terhadap
perkembangan peserta didik ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1 Untuk mengetahui apa itu lingkungan pendidikan.
2 Untuk mengetahui apa fungsi lingkungan pendidikan
3 Untuk mengetahui apa itu tripusat pendidikan
4 Untuk mengetahui jenis jenis dari tripusat pendidikan.

5
6

Untuk mengetahui fungsi dari setiap bagian tripusat pendidikan.


Untuk mengetahui pengaruh timbal balik antara tripusat perguruan tinggi

terhadap perkembangan peserta didik.

BAB 2
PEMBAHASAN

A. Lingkungan Pendidikan
Menurut Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan
meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi
tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes. Meskipun
lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun
merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar
terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal adlam satu lingkungan
yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada dasarnya
lingkungan mencakup lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan
sosial.

Manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan melalui


pengalaman.

Pengalaman

itu

terjadi

karena

interaksi

manusia

dengan

lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial manusia secara


efisien dan efektif itulah yang disebut dengan pendidikan. Dan latar tempat
berlangsungnya pendidikan itu disebut lingkungan pendidikan, khususnya pada
tiga lingkungan utama pendidikan yakni keluarga, sekolah dan masyarakat (Umar
Tirtaraharja et. al., 1990:39-40). Seperti diketahui, lingkungan pendidikan pertama
dan utama adalah keluarga. Makin bertambah usia seseorang , peranan lingkungan
pendidikan lainnya (yakni sekolah dan masyarakat) semakin penting meskipun
pengaruh lingkungan keluarga masih tetap berlanjut.
Lingkungan pendidikan merupakan salah satu unsur di dalam pendidikan
sebagai sebuah sistem (Nurchotimah, 2009). Menurut Kosim (2008), lingkungan
pendidikan adalah suatu institusi atau kelembagaan dimana pendidikan itu
berlangsung. Menurut Mudyahardjo (2008:3), lingkungan pendidikan adalah
pendidikan berlangsung dalam segala lingkungan hidup, baik yang khusus
diciptakan untuk kepentingan pendidikan maupun yang ada dengan sendirinya.
Jadi, lingkungan pendidikan adalah suatu unsur dalam pendidikan berupa tempat,
keadaan, alat, peristiwa, orang, benda yang berhubungan dengan pendidikan dan
menunjang proses belajar mengajar hingga terwujudnya tujuan pendidikan.
Lingkungan pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan, sebab
lingkungan pendidikan tersebut berfungsi menunjang terjadinya proses belajar
mengajar secara aman, nyaman, tertib, dan berkelanjutan (Kosim, 2008).
Tujuan pendidikan menurut UU RI No. 20 tahun 2003 tentang UU
SISDIKNAS Pasal 3 yaitu bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Dalam menunjang tercapainya
tujuan pendidikan, pendidikan formal, nonformal, dan informal sangat
berpengaruh. Ketiga pendidikan tersebut tergolong jalur pendidikan. Jalur
pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan

potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan
(UU RI No. 20 tahun 2003 tentang UU SISDIKNAS Pasal 1 ayat 8). Menurut UU
RI No. 20 tahun 2003 tentang UU SISDIKNAS Pasal 1 ayat 11-13, pendidikan
formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan
nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formalyang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan pendidikan informal
adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
B. Fungsi Lingkungan Pendidikan
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta
didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai
sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan
yang optimal. Penataan lingkungan pendidikan itu terutama dimaksudkan agar
proses pendidikan dapat berkembang secara efisien dan efektif. Seperti diketahui,
proses pertumbuhan dan perkembangan manusia sebagai akibat interaksi dengan
lingkungannya akan berlangsung secara alamiah dengan konsekuensi bahwa
tumbuh kembang itu mungkin berlangsung lambat dan menyimpan dari tujuan
pendidikan.
Oleh karena itu, diperlukan berbagai usaha sadar untuk mengatur dan
mengendalikan lingkungan itu sedemikian rupa agar dapat diperoleh peluang
pencapaian tujuan secara optimal, dan dalam waktu serta dengan daya/dana yang
seminimal mungkin. Dengan demikian diharapkan mutu sumber daya manusia
makin lama semakin meningkat. Hal itu hanya dapat diwujudkan apabila setiap
lingkungan pendidikan tersebut dapat melaksanakan fungsinya sebagaimana
mestinya.
C. Pengertian Tri Pusat Pendidikan
Istilah Tri Pusat Pendidian adalah istilah yang digunakan oleh tokoh
pendidikan Indonesia, yaitu Ki Hajar Dewantara yang menggambarkan lembaga
lingkungan pendidikan yang disekitar manusia yang mempengaruhi perilaku

peserta didik. Dalam kegiatan ini berisikan tiga pokok bahasan, yaitu :
Pendidikan keluarga, Pendidikan dalam sekolah, Pendidikan di dalam masyarakat.
1. Pendidikan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama,
karena

dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan

bimbingan. Juga dikatakan lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari
kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling
banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Hasbullah (2003) menegaskan
bahwa tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak
dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat
anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota
keluarga yang lain.
Pendidikan keluarga atau pendidikan informal adalah jalur pendidikan
keluarga. Pendidikan informal adalah suatu proses pembelajaran yang terjadi
di kehidupan sehari-hari di dalam keluarga terdekat. Sebagai orang tua atau orang
dekat lainnya di dalam keluarga itu mengenalkan nama benda-benda dan cara
mengucapkan yang benar, cara makan minum yang benar, cara menghormati
orang, cara menulis, cara menggambar dan cara beribadah dan sebagainya untuk
dasar anak memasuki dunia formal (sekolah dan

masyarakat) nantinya. Pada

prinsipnya pendidikan dalam keluarga adalah untuk membantu anak bagaimana


belajar.
Pendidikan dalam keluarga lebih menonjolkan bagaimana kita mengajar
diri kita sendiri, dimana kita cenderung untuk berbicara dan bergabung dalam
kegiatan dengan orang lain di sekitar anak, dan ini berlangsung secara tidak
sadar dalam waktu selama pergaulan dengan anak terjadi, mulai dari anak
bangun sampai akan tidur didengarkan cerita dan nyanyian yang mengandung
nilai pendidikan sebagai bekal anak memasuki dunia formal.
Pendidikan keluarga dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Pendidikan Prenatal (pendidikan dalam kandungan)
2. Pendidikan Postnatal (pendidikan setelah lahir)
Dasar tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan meliputi:

1. Motivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan orangtua dengan anaknya.


2. Motivasi kewajiban moral orangtua terhadap anak.
3. Tanggung jawab sosial sebagai bagian dari keluarga.

2. Pendidikan dalam sekolah


Pendidikan formal adalah

jalur pendidikan yang terstruktur dan

berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan


pendidikan

tinggi. Sekolah

adalah

lembaga

yang

dirancang

untuk

mengajarkan siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru.


Menurut status sekolah terbagi dari: sekolah negeri, yaitu sekolah yang
diselenggarakan oleh

pemerintah,

mulai

dari

sekolah

dasar,

sekolah

menengah pertama, sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi. Sekolah


swasta, yaitu sekolah

yang diselenggarakan oleh non pemerintah/swasta,

penyelenggara berupa badan berupa yayasan pendidikan yang sampai saat ini
badan hukum penyelenggara pendidikan masih berupa rancangan peraturan
pemerintah.
Menurut jenis pendidikan pendidikan dibagi tujuh:
a)

Pendidikan umum merupakan pendidikan yang mengutamakan perluasan

pengetahuan dan peningkatan keterampilan peserta didik dengan pengkhususan


yang diwujudkan pada tingkat-tingkat akhir masa pendidikan.
b)

Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta

didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu.


c)

Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan yang khusus diselenggarakan

untuk peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan/atau mental.


d)

Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan yang berusaha meningkatkan

kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinasan untuk pegawai atau calon


pegawai suatu departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.

e)

Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta

didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan


khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan.
f)

Pendidikan akademik merupakan pendidikan yang diarahkan terutama pada

penguasaan ilmu pengetahuan.


g)

Pendidikan profesional merupakan pendidikan yang diarahkan terutama

pada kesiapan penerapan keahlian tertentu.


Pendidikan pra sekolah bertujuan membantu meletakkan dasar-dasar
perkembangan sikap dan kepribadian secara seimbang, pengetahuan keterampilan
dan daya cipta yang di perlukan anak didik dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan sebagai persiapan untuk melanjutkan ke jenjang pendididkan dasar.
(PP No. 27 Tahun 1990 pasal 3).

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang


pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain
yang sederajat. Pendidikan sekolah dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan
dasar kepada siswa dalam pengembangan kehidupan sebagai pribadi, anggota
masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa
untuk melanjutkan pendidikan ke SLTP. (PP No. 28 Tahun 1990 pasal 3)

Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan


menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah
kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA),
Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah
Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah
bertujuan:

1. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada


jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan
perkembangan iptek dan kesenian.
2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam

mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya


dan alam sekitarnya. (PP No.29 Tahun 1990 pasal 2)
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,
spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Pendidikan
tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka. Perguruan tinggi dapat berbentuk
akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas. Perguruan tinggi
berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik,
profesi, dan/atau vokasi.

Pendidikan tinggi bertujuan:


1. Menyiapkan serta membekali peserta didik menjadi anggota masyarakat
yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat
menerapkan mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu penegtahuan
teknologi dan/atau seni. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan

teknologi

serta

mengupayakan

penggunaannya

untuk

meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan


nasional.
2. Penyelenggaraan kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut berpedoman
pada tujuan pendidikan nasional
a. Kaidah, moral dan etika ilmu pengetahuan

b. Kepentingan masyarakat serta memperhatikan minat, kemampuan dan


prakarsa pribadi (PP No.30 Tahun 1990 pasal 2)

3.

Pendidikan dalam masyarakat


Pendididikan

non

formal

adalah

lembaga

pendidikan

tidak

dikesampingkan dari pendidikan keluarga dan sekolah, karena menurut


Ahmadi (1991) kedua lembaga tadi tidak boleh terlepas
kehidupan sosial

dari

tatanan

dan berjenis-jenis kebudayaan yang sedang berkembang di

dalam masyarakat di mana keluarga dan sekolah itu berada. Pelaku pendidikan
tersebut ialah para pemimpin, para tokoh dan orang-orang yang berpengaruh
dalam masyarakat. Materi atau bahan yang diberikan bersifat praktis, siap pakai
dalam kehidupan, misal: membaca, menulis, kesehatan, keagamaan, akhlak,
keluarga berencana, kepemudaan dan kewanitaan.
Lembaga-lembaga
yang
ada
di
dalam

masyarakat

seperti

lembaga/organisasi sosial keagamaan (misal lembaga dakwah), lembaga adat,


lembaga hukum, lembaga bahasa, lembaga profesi, yayasan-yayasan sosial dan
perkumpulan-perkumpulan atas dasar suku dan wilayah dan sejenis tidak bisa
diabaikan peranannnya dalam pelengkap pendidikan anak.
Pendidikan non formal juga mengembangkan

pendidikan

politik,

pendidikan olahraga dan berbagai pengembangan kepribadian lainnya termasuk


dalam penyaluran hobi yang positif, seperti kelompok penggemar membaca,
memanjat tebing, SAR, palang merah, dokter kecil dan sebagainya yang hampir
tidak didapatkan di keluarga dan sekolah secara lengkap.
Di Indonesia pendidikan nonformal meliputi:
(1) pendidikan kecakapan hidup,
(2) pendidikan anak usia dini,
(3) pendidikan kepemudaan,
(4) pendidikan pemberdayaan perempuan,
(5) pendidikan keaksaraan,
(6) pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
(7) pendidikan kesetaraan, serta
(8) pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik.
Satuan pendidikan nonformal terdiri atas:
(1) lembaga kursus,

(2) lembaga pelatihan,


(3) kelompok belajar,
(4) pusat kegiatan belajar masyarakat, dan
(5) majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program
pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga
yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada
standar nasional pendidikan.

Perbedaan Sistem Pendidikan Formal, Informal, dan Non Formal


No
.
1.

2.

Pembeda
Peserta didik

Guru

3.

Kurikulum

4.

Struktur/ jenjang
pendidikan

Pendidikan
Formal
Ada batasan
umur, misalnya
SD 7 12 tahun
Ada guru yang
melaksanakan
proses
pembelajaran

Menggunakan
kurikulum, baik
nasional maupun
yang disusun oleh
sekolah
Struktur jenjang
pendidikan yang
jelas, yakni 1)
pendidikan dasar,
2) pendidikan
menengah, dan 3)
pendidikan tinggi

Pendidikan
Informal

Pendidikan
Nonformal

Tidak ada
batasan umum

Tidak ada
batasan umur

Tidak ada guru,


tetapi ayah dan
ibu bisa
melaksanakan
fungsi sebagai
guru
Tidak ada
kurikulum,
materi
pendidikan
ditentukan oleh
masing-masing
keluarga
Tidak ada
struktur jenjang
pendidikan

Pelatih, yang
dapat
melaksanakan
fungsi sebagai
guru
Disediakan
program dan
kegiatan yang
disusun oleh
lembaga
penyelenggara
kursus
Dapat
dilaksanakan
dengan
struktur dan
jenjang yang
disesuaikan
dengan

5.

6.

Sertifikat/ Ijazah

Sertifikat/ijazah
dikeluarkan oleh
pemerintah

Tempat
berlangsung

Tempat
pembelajaran di
gedung sekolah.
(SD, SMP, SMA,
PT)

kompetensinya
, misalnya 1)
tingkat dasar,
2) tingkat
lanjutan, 3)
dsb.
Sertifikat dapat
dikeluarkan
Tidak ada
oleh lembaga
sertifikat/ijazah
penyelenggara
kursus
Dapat di luar
dan di dalam
Di mana saja
sekolah TPA,
seseorang
kursus musik,
berada (di rumah
bimbingan
oleh orang tua,
belajar, PLPM,
majelis talim)
PKK Remaja

dan sebagainya
7.

Lama pendidikan

8.

Penyelenggaraan

9.

10.

Administrasi

Proses
pendidikannya
memakan waktu
yang lama
Penyelenggara
pendidikan adalah
pemerintah atau
swasta.
Diselenggarakan
dengan
administrasi yang
seragam

Ditinjau sejarah

11.

Syarat untuk
mengikuti

Ada persyaratan
khusus untuk
menjadi peserta
didik

12.

Penilaian

Adanya evaluasi

Sepanjang hidup

Relatif singkat

Tidak ada badan


tertentu

Pemerintah
atau swasta

Tidak ada

Ada walaupun
tidak begitu
uniform

Sejak ada
Lebih tua dari
manusia di dunia pendidikan
ini
formal
Kadangkadang ada
namun tidak
Tidak ada
memegang
peranan yang
penting
Evaluasi tidak
Evaluasi

13.

Metode mengajar

14.

Bahan pelajaran

setiap akhir
penyampaian
materi.
formal
Materi
pembelajaran
bersifat akademis.

sistematis

sistematis

Tidak formal

formal

Tidak ada yang


ditentukan

Praktis dan
khusus

D. Pengaruh timbal balik antara Tripusat Pendidikan terhadap perkembangan


peserta didik
Perkembangan peserta didik, seperti juga tumbuh-kembang anak pada
umumnya, dipengaruhi oleh berbagai faktor yakni hereditas, lingkungan, proses
perkembangan, dan anugerah. Khusus untuk faktor lingkungan, peranan tripusat
pendidikan itulah yang paling menentukan, baik secara sendiri-sendiri ataupun
secara bersama-sama.
Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang
besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:
1. pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya
2. pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan
3. pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.
Kontribusi itu akan berada bukan hanya antar individu, tetapi juga faktor
pusat pendidikan itu sendiri yang bervariasi di seluruh wilayah Nusantara. Namun
kecenderungan umum, utamanya pada masyarakat modern, kontribusi keluarga
pada aspek penguasaan pengetahuan dan pemahiran keterampilan makin mengecil
dibandingkan dengan kontribusi sekolah dan masyarakat.

Gambar 1. Saling Pengaruh antara Tripusat Pendidikan dengan Perkembangan


Peserta Didik
Gambar 1 tersebut melukiskan setiap pusat pendidikan dapat berpeluang
memberikan kontribusi yang besar dalam tiga kegiatan pendididkan yakni:

Pembinaan dalam upaya pematapan pribadi yang berbudaya

Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan

Pengajaran dalam upaya penguasan pengetahuan

Setiap pusat pendidikan perlu ditingkatkan kontribusinya terhadap perkembangan


peserta didik, keserasian antara kotribusi itu, serta kejasama yang erat dan
harmonis antar tripusat tersebut. Dengan kontribusi pusat pendidikan yang saling
memperkuat dan melengkapi itu akan member perluang mewujudkan sumber
manusia terdidik yang bermutu.

BAB 3
PENUTUP
A. Simpulan
Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan
berbagai pihak khususnya keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai lingkungan
pendidikan yang dikenal sebagai tripusat pendidikan. Fungsi dan peranan tripusat
pendidikan itu baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama merupakan faktor
penting dalam mencapai tujuan pendidikan, yakni membangun manusia Indonesia
seutuhnya serta menyiapkan sumber daya manusia pembangunan yang bermutu.
Dengan demikian, pemenuhan fungsi dan peranan itu secara optimal merupakan
salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan nasional.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.pendidikanekonomi.com/2012/12/tripusat-pendidikan-danpengaruhnya.html
http://gumonounib.wordpress.com/2010/06/23/undang-undang-sisdiknas-darimasa-ke-masa/

Anda mungkin juga menyukai